Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing: Dr. Nurjannah, Sp. A (K) Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unsyiah RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru. Pneumonia merupakan proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus yang biasa disebut bronkpneumonia.
BRONKOPNEUMONIA
Berdasarkan klinis dan epidemiologis: Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia). Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomial pneumonia). Pneumonia aspirasi. Pneumonia pada penderita immunocompromised.
Berdasarkan bakteri penyebab: Pneumonia bakteri/tipikal. Pneumonia virus. Pneumonia jamur Berdasarkan predileksi infeksi Pneumonia lobaris, Pneumonia bronkopneumonia
Pneumonia interstisial
Etiologi Bronkopneumonia
a. Pneumonia Akibat Virus - Respiratory Synctitial Virus - Adenovirus - Cytomegalo virus - Virus infuenza b. Pneumonia Akibat Bakteri - Pneumokokus - Streptokkus - Stafilokokus - Hemofilus influenza d. Pneumonia akibat jamur Histoplasmosis, Candida albicans, Aspergillus species c. Penyebab non-infeksi - Aspirasi makanan - Hidrokarbon
Patofisiologi
Bronkpneumonia bersifat sekunder yang diawali oleh infeksi saluran pernasan atas biasanya dimulai dari bronkioli terminalis. Bronkioli terminalis. Lobus bagian bawah paru paling sering terkena karena efek gravitasi Menimulkan reaksi : kongesti, hepatisasi merah, hepatisasi kelabu dan resolusi
Pada pneumonia, ditemukan 4 stadium penyakit, yaitu: a. Kongesti ( 4 sampai 12 jam pertama) Eksudat serosa masuk masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor. b. Hepatisasi merah ( 48 jam berikutnya) Paru tampak merah dan bergranula (hepatisasi = seperti hepar) karena sel-sel darah merah, fibrin, dan leukosit PMN mengisi alveoli c. Hepatisasi kelabu ( 3 sampai 8 hari) Paru tampak kelabu karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi di dalam alveoli yang terserang d. Resolusi ( 7 sampai 11 hari) Eksudat mengalami lisis dan direabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kebali ke bentuk semula
Manifestasi klinik
Batuk
Demam
Takipneu yang disertai dengan retraksi interkostal, subkostal, dan suprasternal, pernapasan cuping hidung
Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan darah tepi dapat terjadi trombositopenia dan leukositosis. Pada foto dada terlihat infiltrate alveolar yang dapat ditemukan diseluruh lapangan paru. Luasnya kelainan pada gambaran radiologis biasanya sebanding dengan derajat klinis penyakitnya. Pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD), kadar pCo2 dapat rendah, normal, ataupun meningkat
Diagnosis Banding
Bronkiolitis Atelektasis Abses paru Aspirasi benda asing Decompensasi cordis Tuberkulosis paru
Diagnosis
Pneumonia ringan Diagnosis pneumonia ringan biasanya dengan batuk atau kesulitan bernafas, hanya terdapat nafas cepat saja. Nafas cepat : Anak umur 2 - 11 bulan : 50 kali/menit Anak umur 1 - 5 tahun : 40 kali/menit Pneumonia Berat Diagnosis pneumonia berat biasanya dengan batuk dan atau kesulitan bernafas ditambah minimal salah satu hal berikut ini: a. Kepala terangguk-angguk b. Pernapasan cuping hidung c. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Foto dada menunjuk gambaran pneumonia (infiltrat luas, konslidasi, dll) Selain itu bisa didapatkan pula tanda berikut ini: Suara merintih (grunting) pada bayi muda Pada Auskultasi terdengar : a. Crackles (ronki) b. Suara pernapasan menurun c. Suara pernapasan bronkial Dalam keadaan yang sangat berat dapat dijumpai: a. Tidak dapat menyusu, minum/makan, atau memuntahkan semua yang dimakan b. Kejang, letargis atau tidak sadar c. Sianosis d. Distress pernapasan berat
Tata laksana
Pemberian oksigen 1-2 liter/menit (Nasal) Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu perinfus). Infus Dextrose 10% : NaCL 0,9% = 3:1 + KCL 10 meq/500 cc cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi. Bila sesak tidak terlalu berat dapat dimulai dengan pemberian makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan -agonis untuk memperbaiki transport mukosiliar
Terapi antibiotik ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), Bila pasien datang dengan keadaan klinis berat, sebagai alternatif, dapat diberikan seftriakson (80-100 mg/kgBB IM atau IV satu kali sehari) Apabila diduga pneumonia stafilokokal, ganti antibiotik dengan gentamisin (7.5 mg/kgBB IM satu kali sehari) dan kloksasilin (50 mg/kgBB IM atau IV setiap 6 jam) atau klindamisin (15 mg/kgBB/hari dalam 3 kali pemberian
PRESENTASI KASUS
Nama No CM Umur Jenis Kelamin Agama Alamat : M.Aisar : 88-72-95 : 50 hari : Laki-laki : Islam : Desa Lam Raya, Montasik, Aceh Besar : 24 Februari 2012 : 3 Maret 2012
IBU Nama : Ny. R Umur : 35 Thn Agama : Islam Pendidikan : SMEA Pekerjaan : IRT Alamat : Desa Lam Raya, Montasik, Aceh Besar
AYAH Nama : Tn. H Umur : 36 Thn Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Desa Lam Raya, Montasik, Aceh Besar
ANAMNESIS
Keluhan Utama : sesak nafas
Sebelumnya os di rawat di RSIA Banda Aceh 2 hari SMRS os demam demam naik turun 1 hari SMRS os batuk berdahak sesak nafas
Menggunakan
dua bantal untuk tidur Sesak tidak berhungan dengan cuaca, makanan, dan aktivitas.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat sepsis umur 12 hari (+) Riwayat Penyakit Keluarga Disangkal
Riwayat Pemakaian Obat Os pernah mendapat obat suntik antibiotik ketika di rawat di NICU RSIA pada umur 12 hari.
ANAMNESIS
Riwayat Kehamilan dan Persalinan Ibu penderita melahirkan di RSIA Banda Aceh dengan riwayat persalinan sectio caesarea dan ditolong oleh dokter spesialis kandungan, bayi tidak segera menangis, berat bayi lahir 2700 gr Riwayat pemberian makan dan perkembangan Umur makanan 0-sekarang ASI
Riwayat Imunisasi Menurut ibu pasien, pasien belum pernah mendapatkan imunisasi.
PEMERIKSAAN FISIK STATUS PRESENT Keadaan Umum Kesadaran Heart Rate Tek.Darah Pernapasan Suhu Tinggi Badan Berat Badan Sekarang Lingkar Kepala Status gizi
: Lemah : GCS : E4M6V5 : 15 : 142 x/menit :: 56 x/ menit : 36,50C : 48 cm : 2500 gram : 35 cm : Gizi buruk
STATUS GENERALISATA A. KULIT : kuning langsat, Turgor kembali cepat.Parut cacar(-), Purpura(-), Sianosis(-)Ikterus(-),Edema(-) B. KEPALA : Kesan Normocephali, Rambut berwarna hitam, sukar dicabut C. Mata : Cekung (-), pupil isokor Conj.palp.inferior.pucat (-/-), sklera ikterik (-/-) D.Hidung : NCH (-) Sekret (-) E. Mulut : Bibir : Anemi (-), sianosis (-) Gigi geligi: Karies (-) Lidah : Beslag (-), tremor (-)
Mukosa : Basah (+) Tonsil : Hiperemis (-) Faring : Hiperemis (-) : Serumen (-) : Kesan simetris, Tidak ada pembesaran KGB, Kelenjar Tiroid tidak teraba (-/-) Tekanan Vena Jugularis(Dbn)Kaku kuduk(-)
: Kesan simetris, Retraksi(+) Sonor (+/+) Vesikuler (+/+) Rhonki (+/+) I. JANTUNG : Ictus cordis tidak tampak,Ictus cordis teraba di ICR V Batas jantung :- Atas : ICR III - Kiri : linea midclavicularis sinistra - Kanan: Linea parasternal dextra Auskultasi: BJ I > BJ II, reguler, bising (-),142 x/i J.ABDOMEN : Kesan simetris, Distensi (-), nyeri tekan (-) Hepar, Lien dan renal tidak teraba, Timpani (+) Peristaltik Usus(+), kesan normal K. GENETALIA : laki- laki,dbn L. ANUS :+ K. EKSTREMITAS : dbn
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Lab Tanggal 27-2-2012 Hemoglobin : 10,5 gr/dl Hematokrit : 30% Leukosit : 7,4 x 103/l KGDS :95 mg/dl
Planning yang harusnya dilakukan Pemeriksaan sputum ASTRUP AGD LED Diftel PENATALAKSANAAN UMUM :Bedrest/ istirahat KHUSUS O2 1 L/i Kebutuhan cairan 280 cc/hari ASI via NGT 13 cc/2jam IVFD 4:1 (5 gtt/i mikro) Inj.ampicilin 125 mg/12 jamAff H-4 Inj. Ceftriaxone 125 mg/12 jam Ambroksol 2x1,5 mg PROGNOSIS Quo ad Vitam Quo ad Sanactionam Quo ad Functionam