You are on page 1of 5

Dahana adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang industri strategis yang menawarkan layanan bahan peledak

yang terpadu untuk sektor Migas, Pertambangan Umum, Kuari dan Konstruksi. Dahana telah

berpengalaman dari 40 tahun dan didukung oleh fasilitas lengkap, teknologi terkini dan SDM yang terbaik. Rindang pohon hijau mengelilingi halaman perusahaan yang bergerak di bidang bahan peledak. Membuat nyaman siapapun yang sedang berada disana. Asrinya udara membuat kita tidak yakin bahwa itu adalah perusahaan bahan peledak. Kesan seram tentu saja wajar terbetik di benak setiap orang.

Jangankan berada dekat dengan pabrik tersebut, membayangkannya saja sudah membuat jantung kita berdegup kencang. Namun berada di pabrik peledak

yang satu ini kita akan merasakan atmosfir yang berbeda dari biasanya. Pabrik dengan luas hampir 600 hektar itu milik PT DAHANA (Persero). Pabrik bahan peledak dengan konsep Green ini adalah salah satu

perusahaan milik negara, yang merupakan satu-satunya pusat pengembangan bahan berenergi tinggi pertama di Indonesia yang biasa dikenal dengan Energetic Material Center (EMC). Hampir seluruh masyarakat Subang saat ini mulai mengenal Dahana. Khususnya warga desa Sadawarna, Desa yang paling dekat lokasinya dengan Dahana. Mereka yang tinggal dekat dengan Dahana tidak merasa takut, mereka meyakini bahwa pabrik bahan peledak tersebut sudah memenuhi standar keamanan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Walaupun rumah saya dekat dengan Dahana, tetapi saya dan warga sekitar tidak pernah merasa takut, karena itu punya pemerintah, tutur Neni salah satu warga Desa Sadawarna. Dahana Icon Kota Subang Subang sepuluh tahun yang lalu adalah kota yang sangat sepi, khususnya untuk warga Desa Sadawarna, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang. Sepuluh tahun yang lalu listrik di desa Sadawarna masih belum

sepenuhnya bisa dinikmati sepanjang hari. Banyak yang takut untuk keluar rumah, terlebih bila maghrib tiba, jalan-jalan jadi seperti tempat yang sangat menakutkan karena memang belum ada lampu disekitar jalan. Namun sekarang Subang berubah. Subang yang dulu dikenal

menakutkan sekarang justru sebaliknya. Subang jadi sering di datangi oleh

masyarakat kota lain. Bukan hanya masyarakat yang datang dari penjuru kota, bahkan banyak pejabat yang datang ke Subang, dan itu tentu saja menjadi kebanggaan masyarakat kota Subang sendiri, khususnya Desa Sadawarna. Dulu di Subang kalau malam sangat gelap, dan itu menjadi perguncingan warga yang merasa Subang menjadi desa yang menyeramkan, tetapi sekarang tidak lagi. Banyak orang-orang yang datang, belum lagi orang bule juga datang ke Subang. Dan bukan hanya itu, yang dulu hampir tidak pernah mendengar pejabat datang ke Subang sekarang banyak pejabat yang datang dan itu kebanggaan buat kami masyarakat Subang, terang Yeni warga Kampung dukuh, Desa Sadawarna. Dahana Salah Satu Pengerak Ekonomi Masyarakat Subang Dengan berdiri nya Dahana di Subang tentu saja menyerap banyak tenaga kerja. Tentu saja ini sangat menguntungkan masyarakat Subang sendiri. Bagaimana tidak, ratusan masyarakat bisa bekerja di Dahana. Bantuan-bantuan terus digulirkan melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) Dahana untuk membantu masyarakat sekitar. Dari mulai kesehatan, sekolah,

pembangunan mesjid, pengobatan gratis, nikah masal, sampai dengan memberikan dana pinjaman kepada masyarakat. Program yang diharapkan bisa membantu dan memberikan banyak manfaat untuk masyarakt sekitar Saya sangat berterimakasih kepada Dahana, karena Dahana sangat membantu warga sekitar, dari yang tidak punya pekerjaan, sekarang jadi bekerja. Dari pengobatan gratis sampai dengan nikah masal, saya sudah merasakan langsung bantuan yang telah diberikan dahana. Dan buat kami Dahana menghebohkan masyarakat Subang dengan semua bantuan yang telah diberikan. Dan kami juga akan ikut menjaga Dahana, ungkap Elis ketua RW di Desa Sadawarna. Bahkan pemilik warung yang tidak jauh dari lokasi Dahana berada, ibu Neni menjelaskan bahwa semenjak adanya Dahana sekarang warung makannya jadi tambah ramai. Ke depan, Subang tidak hanya dikenal dengan nanasnya, namun juga nanas galaknya alias industri bahan peledak.

PT Dahana (Persero) kembali resmi menyandang sebagai bagian dari Objek Vital Nasional untuk sektor industri. Hal ini menyusul keluarnya Surat Keputusan Menteri Perindustrian MS Hidayat melalui Kepmen bernomor: 620/MInd/Kep/12/2012 yang mengatur perusahaan-perusahaan nasional mana saja yang termasuk kategori objek vital. Peraturan menteri tersebut mengatur tanggungjawab masing-masing perusahaan atas penyelenggaraan keamanan pengamanan internalnya. Selain itu, peraturan berdasarkan menteri prinsip

ini mewajibkan

setiap perusahaan yang masuk kategori sebagai objek vital untuk selalu berkoordinasi dengan pihak Kepolisian RI. Ditetapkan pada 26 Desember 2012, peraturan menteri revisi terbaru tentang objek vital ini menggantikan peraturan sebelumnya, yakni peraturan menteri nomor: 03/M-Ind/Per/4/2005 yang dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman ini. Dalam peraturan tersebut, beberapa perusahaan

yang tergolong objek vital meliputi industri semen, baja, pupuk, bahan peledak, telekomunikasi, perkapalan, minyak sawit, tepung, senjata, dan kawasan industri berikat.

PT Dahana sendiri sebagai salah satu industri bahan peledak yang masuk kategori objek vital nasional, jauh-jauh hari telah menerapkan standar keamanan dengan standar yang ketat. Energetic Material Center (EMC) yang berlokasi di Subang adalah salah satunya. Sesuai sistem pengendalian internal perusahaan, kawasan EMC seluas hampir 600 hektar ini terbagi dalam tiga ring dengan tingkat pengamanan yang berbeda setiap ringnya. (IDR) BOOSTER DAYAPRIME Persis di sebelah bangunan pertama, terdapat bangunan serupa yang juga di kelilingi tanggul yang lebih rendah dari tanggul bangunan pertama. Bangunan yang kedua ini berukuran jauh lebih luas dari bangunan pabrik yang pertama. Dibangun di sisi dalam dari Geographical Barrier kawasan Energetic Material Center (EMC) Subang, itulah pabrik yang akan memproduksi Booster untuk kebutuhan nasional. Booster yang lebih dikenal dengan Pentolite Cast Booster sendiri merupakan bahan peledak dengan daya ledak paling tinggi di antara semua jenis handak yang dipakai di dunia pertambangan saat ini. Dengan menggandeng DAK Energetics Limited, perusahaan asal Amerika Serikat, PT Dahana (Persero) resmi telah merampungkan pembangunan pabrik Booster skala besar pertama di Indonesia. Diresmikan pada Rabu (05/12), pabrik Booster berlabel Dayaprime ini bakal mengurangi ketergantungan kalo tidak menghapuskan booster impor. Menurut Wildan Widarman, Ketua Tim Pembangunan Pabrik Booster, pabrik booster pertama di Indonesia ini akan mampu berproduksi dalam kapasitas 3 juta pcs Dayagel Prime Cast Booter setiap tahunnya. Bahkan bisa ditingkatkan hingga mampu memproduksi 6 juta pcs/tahun, atau setara 1200 metrik ton high explosives jika diequivalenkan dengan standar ukuran bahan peledak, ujar Wildan. Dari fasilitas pabrik yang ada sekarang, kedua bangunan pabrik tersebut hanya digunakan untuk dua proses tahapan produksi. Yakni proses centrifuge untuk mengurangi kadar air dalam Pantaerytrithol Tetranitrate (PETN),

dan proses melt pour untuk melelehkan dan mencampur TNT dengan PETN yang kadar airnya telah tersisa 5% setelah melalui proses centrifuge. Kadar air dalam PETN terlalu besar karena regulasi selama pengangkutan yang

mengharuskan PETN berkadar air 25%, sehingga harus dikurangi kadar airnya hingga batas 5% sebelum diproses lebih lanjut ungkap Wildan. Pembangunan kedua pabrik tersebut merupakan fase pertama dalam rencana pengembangan Booster di dalam negeri. Setelah semua persiapan dan Sumber Daya Manusia (SDM) telah terpenuhi, rencananya PT Dahana (Persero) siap menyelesaikan fase kedua yaitu membangun fasilitas Pemekat Asam Nitrat Pekat dan Asam Sulfat Pekat (NAC/SAC), yang akan memproduksi Asam Nitrat Pekat sebagai bahan baku pembuatan PETN yang kemudian digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan Booster. Tahapan proses produksi Booster sendiri terbilang sederhana. Proses pertama dalam produksi Booster yakni pemekatan Asam Nitrat dalam fasilitas NAC/SAC yang hasilnya digunakan dalam Nitration Process yang mereaksikan dengan Penta Erytritol dalam suatu Kettle sehingga tercipat PETN. Setelah itu PETN yang terbentuk dikirim ke dalam centrifuge untuk memisahkan PETN dari sejumlah air dan asam nitrat yang berlebih. Dan setelah proses centrifuge selesai PETN siap untuk diolah di tahap berikutnya. Buangan Air dan dan asam nitrat ini kemudian dikirimkan kembali ke NAC/SAC untuk dipekatkan sehingga proses ini, memang ramah lingkungan. Setelah melalui proses pemekatan, Nitration dan Centrifuge, hasil akhir berupa PETN tadi kemudian diproses dalam Melt Pour Process. Di tahapan kedua inilah dilakukan pencampuran antara PETN dan Trinitrotoluena (TNT) dalam Melt Pour Kettle dalam suhu yang telah ditentukan. Setelah tercampur dengan baik, kemudian dituangkan ke dalam canister (paper tube), yang diletakkan pada cooling table. Proses pendinginan ini bertujuan agar kedua campuran tersebut dapat menyatu dengan sempurna dan keras. Tahapan selanjutnya adalah Breakout Press unuk melepaskan canister dari pin bar

cooling table, dan setelah itu dilakukan pengepakan. Investasi pabrik booster baik fase pertama maupun fase kedua ditanggung bersama oleh Dahana dan DAK Energetics Limited. Jika fase

kedua ini terealisasi, bukan hal mustahil PT Dahana (Persero) tidak hanya dapat melakukan pengayaan handak untuk tujuan komersial, namun juga mampu memproduksi propelant dan sebagainya untuk kepentingan pertahanan.

You might also like