You are on page 1of 41

OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Untuk menjaga keseimbangan prasarana dan sarana drainase perkotaan yang telah ada maka kegiatan operasi dan pemeliharaan merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan, agar prasarana dan sarana drainase dapat terus berfungsi untuk mengalirkan air permukaan dan genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif. 2. RUANG LINGKUP Mencakup prasarana dan sarana drainase perkotaan, operasi, pemeliharaan dan pembiayaan. 3. PENGERTIAN 1) Operasi adalah menjalankan atau memfungsikan prasarana dan sarana drainase perkotaan sesuai dengan maksud dan tujuannya. 2) Pemeliharaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin fungsi prasarana dan sarana drainase bekerja sesuai dengan rencana 3) Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan. 4) Drainase perkotaan adalah sistem pembuangan air yang berfungsi mengeringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik dari hujan lokal dan pasang air laut yang masuk di wilayah kota sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. 5) Sistem Polder adalah sistem penanganan drainase perkotaan dengan cara mengisolasi daerah yang dilayani dari pengaruh limpasan air hujan dan pasang air laut dengan tanggul atau prasarana lain yang dapat difungsikan sebagai tanggul. 6) Kolam Retensi/Tandon adalah kolam/ waduk penampungan air hujan dalam jangka waktu tertentu yang berfungsi untuk memotong puncak banjir dan menyimpan air sementara pada saat air laut pasang. 7) Bangunan pelengkap adalah bangunan yang dibuat dan berfungsi sebagai pelengkap sistem drainase perkotaan, antara lain: bangunan perlintasan, pintu air, stasiun pompa, bak penampung, bak pengontrol, trash rake dan bangunan terjunan. 8) Trash rake adalah bangunan saringan sampah yang dapat dioperasikan secara mekanik atau manual.

9)

Bangunan Perlintasan adalah bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan air dari satu saluran ke saluran yang lain yang melintasi suatu bangunan tertentu. 10) Pompa Banjir adalah pompa yang berfungsi memindahkan air ke badan air penerima. 11) Rumah Pompa adalah bangunan pelengkap untuk melindungi peralatan seperti genset, panel-panel, pompa banjir, ruang operasi dan pemeliharaan. 12) Pompa Lumpur adalah pompa yang berfungsi menyedot air dan lumpur untuk membantu mengoptimalkan fungsi pompa banjir.

BAB II SARANA DAN PRASARANA DRAINASE PERKOTAAN 1. UMUM A. PRINSIP DASAR DRAINASE PERKOTAAN Air hujan yang jatuh di suatu daerah perlu diresapkan, ditampung sementara dan dialirkan. Caranya yaitu dengan pembuatan fasilitas resapan, tampungan dan saluran drainase. Sistem saluran drainase di atas selanjutnya dialirkan ke sistem yang lebih besar yaitu ke badan air penerima. B. FUNGSI DRAINASE PERKOTAAN SECARA UMUM 1) Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah (konservasi air). 2) Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik. 3) Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak menimbulkan gangguan atau kerugian terhadap lingkungan. 4) Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat. 5) Melindungi prasarana dan sarana perkotaan yang sudah terbangun. C. FUNGSI DRAINASE PERKOTAAN BERDASARKAN FUNGSI LAYANAN (1). Sistem drainase lokal Yang termasuk sistem drainase lokal adalah sistem drainase terkecil yang melayani suatu kawasan kota tertentu seperti komplek, areal pasar, perkantoran, areal industri dan komersial. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung jawab masyarakat, pengembang atau instansi terkait. (2). Sistem drainase utama Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase primer, sekunder, tersier beserta bangunan pelengkapnya yang menerima aliran dari sistem drainase lokal. Pengelolaan sistem drainase utama merupakan tanggung jawab pemerintah kota. D. FUNGSI DRAINASE PERKOTAAN BERDASARKAN FISIKNYA (1). Saluran primer Adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran sekunder dan/atau saluran tersier. Saluran primer bermuara di badan penerima air.

(2). Saluran sekunder Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya, dan meneruskan air ke saluran primer. (3). Saluran Tersier Adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran drainase lokal dan meneruskan ke saluran sekunder/primer

Gambar 1. Sistem Drainase Perkotaan

2. PERENCANAAN OPERASI & PEMELIHARAAN Untuk dapat memperoleh hasil seperti yang diharapkan maka sebelum melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan diperlukan perencanaan, pemrograman dan perhitungan biaya untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

Gambar 2. Flowchart Perencanaan O&P Perencanaan dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan drainasenya sama dengan perencanaan yang dilaksanakan dalam kegiatan O & P bidang yang lain. Diperlukan dokumentasi prasarana dan sarana drainase seperti gambar-gambar sistem drainase pada outline plan atau master plan drainase perkotaan.

3. JENIS PEMELIHARAAN Jenis pemeliharaan meliputi : 1) Pemeliharaan rutin adalah pekerjaan yang selalu dilakukan berulang-ulang pada waktu tertentu, misalnya setiap hari, minggu dan bulan. 2) Pemeliharaan berkala merupakan pekerjaan yang dilakukan pada waktu tertentu, misalnya setahun sekali atau setahun dua kali. 3) Pemeliharaan khusus dapat dilakukan apabila prasarana dan sarana mengalami kerusakan yang sifatnya mendadak. 4) Rehabilitasi, dilakukan apabila prasarana dan sarana mengalami kerusakan yang menyebabkan bangunan tidak berfungsi. 4. PRASARANA DAN SARANA DRAINASE PERKOTAAN Prasarana dan sarana drainase perkotaan terdiri dari bangunan-bangunan seperti berikut: 1) Saluran terbuka dan tertutup 2) Bangunan persilangan: gorong-gorong, dan siphon drainase. 3) Bangunan terjun 4) Tanggul 5) Bangunan penangkap pasir 6) Pintu air 7) Kolam retensi/tandon 8) Pompa dan rumah pompa 9) Trash rake 10) Sumur resapan dan kolam resapan 1) SALURAN Saluran drainase berfungsi mengalirkan air dari satu tempat ke tempat lain, mengendalikan banjir atau penggelontoran dengan aliran sistem gravitasi. (1). Saluran terbuka primer dan sekunder Ukuran panjang saluran primer dan sekunder tidak dapat distandarisasi, sebab tergantung dari bentuk dan besar kecilnya daerah pengaliran sungai (DPS). DPS berbentuk daun lonjong akan menyebabkan saluran primer menjadi lebih panjang. DPS berbentuk daun bundar menyebabkan saluran primer menjadi lebih pendek. Ukuran penampang saluran primer dan sekunder tidak dapat distandarisasi, sebab tergantung dari: Luas daerah pengalirannya

Periode ulang (return period) Tata guna lahan Bentuk daerah pengaliran Bentuk penampang saluran primer dan sekunder o Trapesium Bentuk trapesium adalah bentuk penampang saluran yang terbentuk secara alami dimana kemiringan talud mengikuti kemiringan dari jenis tanah asli. a) Saluran trapesium dengan perkuatan talud dari pasangan batu kali. b) Saluran trapesium dengan perkuatan talud dari beton dan balok beton.

Gambar 3. Saluran Trapesium o Jenis saluran segi empat Bentuk penampang saluran segi empat adalah bentuk yang dibuat dengan syarat perkuatan talud (kecuali tanah padat). Jenis saluran segi empat: a) Perkuatan dari pasangan batu pecah. b) Perkuatan talud dengan beton bertulang. c) Perkuatan talud dengan site pile beton bertulang. d) Perkuatan dengan tiang pancang.

Gambar 4. Saluran Tipe Segi Empat

Gambar 5. Saluran Tersier Terbuka

o Saluran terbuka tersier Saluran tersier adalah saluran yang menerima aliran dari rumah-rumah sekitar saluran dan mengalirkan air alirannya ke saluran sekunder. Selain itu juga merupakan saluran kiri dan kanan jalan yang biasanya saluran tersebut dapat distandarisasi dengan ukuran tertentu tergantung dari daerah pengaliran saluran/jalan. a) Penampang saluran tersier adalah penampang saluran terkecil dibandingkan dengan saluran lainnya dan berfungsi mengalirkan aliran air hujan dari jalan dan rumah. b) Saluran tersier umumnya dibuat dari pasangan batu bata, batu pecah dan plat beton. c) Bentuk penampang saluran adalah segi empat dengan lantai berbentuk setengah lingkaran atau trapesium.

Gambar 6. Saluran drainase tipe terbuka yang ditutup

Gambar 7. Saluran drainase tipe tertutup

(2). Saluran tertutup Saluran tertutup merupakan bagian dari saluran sistem drainase yang pada tempat tertentu seperti kawasan pasar, perdagangan dan sebagainya yang tanah permukaannya tidak memungkinkan untuk dibuat saluran terbuka. Saluran tertutup dapat dibedakan menjadi dua macam : o Saluran terbuka yang ditutup o Saluran tertutup Keuntungan dan kerugian saluran tertutup : Keuntungan adalah bagian atas dari saluran tertutup dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Kerugian adalah pemeliharaan saluran tertutup jauh lebih sulit, apalagi kesadaran masyarakat Indonesia masih rendah dalam hal pembuangan sampah. Fasilitas penunjang yang ada adalah pada saluran dilengkapi dengan lubang control atau manhole dan juga terdapat saringan sampah dimulut saluran. 2) BANGUNAN PERSILANGAN Bangunan persilangan pada saluran drainase perkotaan terdiri dari: gorong-gorong, jembatan, talang air dan siphon. (1). Gorong-gorong Gorong-gorong adalah saluran yang memotong jalan atau media lain. Bentuk goronggorong terdiri dari bentuk lingkaran yang terbuat dari pipa beton dan bentuk segiempat dari beton bertulang.

Gambar 8. Bangunan gorong-gorong

(2). Siphon Drainase Siphon adalah bangunan air yang berfungsi untuk mengalirkan air dengan menggunakan gravitasi yang melewati bagian bawah jalan, jalan kereta api dan bangunan lainnya.

Gambar 9. Bangunan siphon drainase

Gambar 10. Bangunan terjun

3) BANGUNAN TERJUN Bangunan terjun berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran air dari hulu. Bangunan terjun direncanakan pada jalur saluran dengan kemiringan eksisting yang kritis dan curam, sehingga kriteria batas kecepatan maksimum dapat dipertahankan. 4) TANGGUL Tanggul banjir adalah konstruksi yang berfungsi untuk mencegah terjadinya limpasan air dari sungai/saluran ke wilayah perkotaan. Tanggul banjir dapat terdiri dari tanggul tanah, tanggul pasangan batu kali dan tanggul beton bertulang. 5) BANGUNAN PENANGKAP PASIR Bangunan penangkap pasir berfungsi untuk menangkap sedimen pada daerah tertentu yang alirannya banyak mengandung endapan layang maupun endapan dasar. Bangunan ini direncanakan di lokasi sebagai berikut: Saluran inlet sebelum masuk ke kolam retensi/tendon Inlet di gorong gorong Inlet di siphon

10

Gambar 11. Tanggul dari tanah

Gambar 12. Tanggul dari beton bertulang

Gambar 13. Tanggul dari pasangan batu kali

Gambar 14. Bangunan penangkap pasir

11

6) PINTU AIR Pintu air dipasang pada inlet siphon, inlet dan outlet waduk (kolam retensi), inlet stasiun pompa dan di ujung saluran yang berhubungan dengan badan air. (1). Pintu air menurut jenisnya: o Pintu sorong o Pintu klep otomatis o Pintu katup karet otomatis Bila ada air mengalir dari dalam maka air akan menekan sisi dalam dari duckbill sehingga air dengan mudah keluar melalui celah duckbill. Bila tekanan air diluar lebih besar maka air dari luar tidak bisa masuk ke dalam dan air dari dalam akan tertahan karena tertutupnya celah duckbill karena tekanan dari luar.

Gambar 15. Pintu air sorong

Gambar 16. Pintu air klep otomatis

Gambar 17. Pintu katup karet otomatis

12

(2). Pintu air menurut pengoperasiannya : o Pintu air yang dioperasikan secara manual seperti pada Gambar 15. o Pintu air yang berfungsi terbuka dan menutup secara otomatis seperti pada Gambar 16 dan 17. o Pintu air yang dioperasikan secara mekanik seperti pada Gambar 19. 7) KOLAM RETENSI / KOLAM TANDON Ada dua sistem kolam retensi/kolam tendon yaitu: (1). Kolam retensi di samping badan sungai/ saluran drainase (2). Kolam retensi dalam badan sungai/ saluran drainase

Gambar 18. Pintu katup karet otomatis

Gambar 19. Pintu air mekanik

Gambar 20. Kolam retensi di samping badan sungai/saluran drainase

13

Waduk/situ/kolam retensi di dalam kota cukup besar manfaatnya bila dipelihara dengan baik, yaitu: 1. dapat mengurangi besarnya debit aliran (run off) di saluran 2. dapat menjadi tempat rekreasi masyarakat jika di sekitarnya ditata menjadi taman Jenis waduk di berbagai kota terdapat berbagai ukuran baik luas maupun kedalamannya. Bila dilihat dari luasnya maka: yang ukurannya luas sekali sampai ratusan hektar diberi nama waduk yang ukurannya lebih kecil dari waduk dinamakan setu yang lebih kecil dari setu dinamakan kolam retensi

Gambar 21. Kolam retensi dalam badan sungai

14

8) POMPA DAN STASIUN POMPA Stasiun pompa terdiri dari pompa, rumah pompa dan panel operasi pompa. Pompa terdiri dari beberapa tipe diantaranya yaitu : Pompa Archemedian screw, Pompa Rotodynamic, Pompa Sentrifugal (aliran radial) dan Pompa Axial (baling-baling) Fungsi pompa banjir dalam sistem drainase perkotaan adalah untuk melayani aliran banjir yang cukup besar. Untuk mengeringkan air hujan dari suatu derah yang luas di daerah perkotaan diperlukan pompa-pompa berdiameter besar guna menanggulangi jumlah air yang banyak. Ada dua jenis dasar pompa yang biasa digunakan untuk sistem drainase, menurut jenis impeller ada dua jenis pompa yaitu yaitu: 1. Archemedian Screw Pompa archemedian screw digunakan untuk kondisi elevasi muka air yang dipompa relatif aman tidak sesuai untuk elevasi muka air yang perubahannya relatif besar. Pompa ini tidak terganggu dengan adanya tumbuhan air dan sampah, oleh sebab itu pompa ini mampu beroperasi tanpa dijaga dalam jangka waktu yang lama. 2. Rotodynamic Pumps Pompa Rotodynamic terdiri atas 3 jenis; a. Pompa Centrifugal (aliran radial); dipergunakan untuk memompa air dengan ketingian yang besar dan aliran sedang. b. Pompa Axial (baling-baling; dipergunakan untuk memompa air dengan ketinggian yang rendah sampai aliran yang besar. c. Pompa Aliran Campuran; digunakan dengan karakteristik tengah-tengah antara Pompa Centrifugal dengan Pompa Axial
Sungai Tandon air

Pintu air Pompa 700 Intake

Gambar 22 Pompa dan rumah pompa

Gambar 23 Pompa archemedian screw

15

Tipe horizontal

Tipe vertikal

Gambar 24. Pompa centrifugal

Gambar 25. Pompa axial

Gambar 26. Pompa aliran campuran


Tabel berikut menunjukkan kelebihan dan kekuangan masing-masing jenis pompa.

16

Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan masing-masing Jenis Pompa Jenis Pompa Kelebihan Kekurangan Pompa Prinsip kerjanya sederhana Tidak bisa diterapkan pada Archemidian daerah yang perubahan alirannya drastis Pompa Radial Prinsip kerjanya sederhana Dalam kondisi normal, (Centrifugal) pompa ini tidak dapat Banyak jenis menghisap sendiri (tidak Konstruksinya kuat dapat memompa udara) Harga yang lebih murah Kurang cocok untuk zat untuk spek yang sejenis cair yang banyak Tidak banyak bagian yang mengandung sedimen bergerak sehingga sehingga harus pemeliharaannya mudah menggunakan trash rake Jumlah putaran tinggi Jalannya tenang sehingga fondasi dapat dibuat ringan Dapat menghasilkan volume tinggi dengan tekanan head yang rendah

Pompa Axial (Baling-baling)

Sedikit sulit pengoperasiannya karena harus menjaga balance flow

9) TRASH RAKE Trash rake atau saringan sampah adalah salah satu sarana drainase untuk tetap menjaga kebersihan saluran. Menurut jenisnya Terdapat dua jenis Trash rake yaitu : (1). Tipe saringan permanen (2). Tipe saringan tidak permanen (dapat diangkat) Menurut pengoperasiannya trash rake dapat dioperasikan secara manual atau mekanik. Penempatan/ pembangunan trash rake manual dan mekanik: 1). Trash rake manual Ditempatkan di hulu bangunan pompa dengan kapasitas kecil Di saluran inlet kolam retensi dengan kapasitas kecil Inlet bangunan siphon Inlet bangunan gorong-gorong

17

2). Trash rake mekanik Di tempatkan di hulu bangunan pompa dengan kapasitas besar Saluran inlet kolam retensi dengan kapasitas besar Di hulu pintu air kapasitas besar

Gambar 27. Trash rake manual

Gambar 28. Trash rake mekanik

Gambar 29. Trash rake otomatis sistem rotary (tampak samping)

Gambar 30. Trash rake otomatis sistem rotary (tampak depan)

18

10) SUMUR DAN KOLAM RESAPAN (1). Sumur Resapan Persyaratan sumur resapan adalah: Sumur resapan air hujan ditempatkan pada lahan yang relatif datar. Air hujan yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan yang tidak tercemar. Penetapan sumur resapan air hujan harus mempertimbangkan keamanan bangunan sekitarnya. Harus memperhatikan peraturan daerah setempat. (2). Kolam Resapan Kolam resapan adalah kolam untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah, fungsinya sama seperti sumur resapan. a) Kolam resapan air hujan dibuat di lahan yang cukup luas b) Direncanakan untuk melayani beberapa rumah, misalnya per blok atau per RT atau kawasan yang lebih luas lagi. c) Pembuatan sumur resapan sebaiknya dibuat di tempat yang paling rendah diantara kawasan yang dilayani dan di daerah yang memiliki muka air tanah dangkal (<5m) d) Pembuatan kolam resapan dapat dipadukan dengan pertamanan dan hutan kota

Gambar 31. Sumur resapan

Gambar 32. kolam resapan

19

5. METODE KERJA Untuk keselamatan pekerja maka diperlukan suatu metode kerja yang baik pada saat pelaksanaan kegiatan pemeliharaan prasarana dan sarana drainase perkotaan. Salah satu contoh metode kerja dalam perbaikan gorong- gorong dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 33 Metode kerja pekerjaan crossing 6. KELENGKAPAN OPERASI & PERENCANAAN Kelengkapan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana drainase perkotaan disajikan dalam gambar berikut :

20

Tabel 2. Peralatan pekerjaan Kelengkapan O & P

21

Tabel 3. Peralatan pekerjaan Pemeliharaan

22

23

24

BAB III KETENTUAN UMUM TENTANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN 1. UMUM Ketentuan umum yang harus dipenuhi meliputi beberapa hal sebagai berikut: 1) Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal sebelum pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan diperlukan kegiatan perencanaan pemrogram dan analisis biaya. 2) Perencanaan merupakan tahap penyusunan konsep awal kerja di bidang operasi dan pemeliharaan. 3) Pemrograman adalah tahap penyusunan rencana kerja rinci berikut kriteria dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan opeasi dan pemeliharaan. 4) Analisis biaya adalah pembuatan perkiraan biaya operasional dari seluruh aspek yang terkait dengan kegiatan operasi dan pemeliharaan. 5) Sebagai pelaksana kegiatan operasi dan pemeliharaan adalah penanggung jawab saluran drainase yang disusun dengan struktur organisasi kerja dan tanggung jawab yang jelas.

2. PENGOPERASIAN SISTIM DRAINASE PERKOTAAN Sistim drainase perkotaan akan beroperasi berdasarkan fungsi dan operasional seluruh subsistim yang direncanakan meliputi: A. Saluran yang berfungsi untuk menyalurkan air dari suatu tempat ke tempat lain dengan ketentuan teknis: a. Klasifikasi sistim saluran yang terdiri dari: i. Saluran terbuka, dengan jenis penampang trapesium, bujur sangkar, segitiga, setengah lingkaran dlsb. ii. Saluran tertutup berbentuk bulat (pipa) atau bujur sangkar (box culvert) b. Sistem atau tata saluran direncanakan sebagai satu kesatuan pola penanganan drainase perkotaan yang dimulai dari inlet saluran (drain inlet) hingga ke titik pelepasan (out-fall) c. Saluran direncanakan dengan dimensi tertentu untuk dapat menampung beban drainase permukaan atau kawasan, hingga luas penampang bawah yang diperlukan harus tetap dipertahankan. d. Prinsip utama operasional saluran adalah untuk mengalirkan air permukaan dari suatu kawasan ke titik pelepasan (out-fall) sedapat mungkin ditahan dulu dalam

25

kolam, bangunan resapan alam/buatan agar mengisi air tanah (drainase berwawasan lingkungan) B. Bangunan perlintasan diperlukan pada titik silang pertemuan antara saluran alam atau saluran buatan dengan alingnment jalan yang diklasifikasikan menjadi: a. Gorong-gorong (culvert) atau jembatan kecil dengan ketentuan sebagai berikut: i. Digunakan apabila bentang < 6 m ii. Lubang pemasukan dan pengeluaran gorong-gorong boleh dalam kondisi tenggelam guna menambah kapasitas hidrauliknya iii. Mampu mengalirkan air permukaan melintas/keluar dari daerah kawasan jalan (ROW) dalam hal ini dapat menjamin kelancaran debit rencana iv. Mampu memikul beban pada waktu pelaksanaan proyek yang mencakup beban lalu lintas jalan dan beban tanah b. Jembatan dengan ketentuan: i. Digunakan apabila bentang < 6 m ii. Jembatan tidak boleh berada dalam keadaan tenggelam kecuali hal-hal tertentu C. Pintu air dioperasikan pada kondisi tertentu dengan ketentuan meliputi: a. Pintu ditutup penuh pada saat elevasi muka air disebelah hilir pintu lebih tinggi daripada elevasi muka air di saluran drainase b. Pintu dibuka penuh pada saat elevasi muka air disebelah hilir pintu lebih rendah daripada elevasi muka air di saluran drainase c. Untuk lebih mengoptimalkan fungsi pintu air sebagai banguna pelengkap sistim drainase maka jika memungkinkan pada setiap posisi pintu air dilengkapi dengan pompa. D. Pompa dan rumah pompa merupakan bangunan pelengkap dengan ketentuan operasional meliputi: a. Dioperasionalkan pada kondisi tertentu yang berfungsi untuk mempercepat pengaliran pada: i. Daerah genangan untuk dimasukkan ke dalam jaringan saluran drainase, atau badan air penerima ii. Out-fall drainase, akibat naiknya elevasi permukaan air disebelah hilir karena debit banjir atau pengaruh pasang surut, sehingga sistim gravitasi tidak dapat berfungsi dengan baik iii. Kolam tandon (retensi) untuk dialirkan ke jaringan saluran drainase atau badan air penerima b. Digunakan secara kombinasi dengan pintu air pada titik-titik out-fall saluran drainase, agar sistim yang direncanakan dapat berfungsi optimal

26

E.

F.

G.

H.

I.

c. Sebagai penggerak digunakan tenaga listrik serta disediakan diesel sebagai cadangan apabila listrik padam pada waktu-waktu tertentu yang dibutuhkan. Tanggul banjir, dalam operasionalnya akan berfungsi dengan ketentuan: a. Melindungi suatu wilayah dalam perkotaan dari limpasan air akibat banjir pada sungai atau naiknya permukaan air laut akibat pasang/surut b. Untuk lebih mengoptimalkan fungsi tanggul banjir sebagai salah satu bangunan pelengkap sistim drainase maka pelaksanaan operasionalnya dapat dikombinasikan dengan sistim pompa Alat pembersih saluran, terdiri dari truk dan alat berat lainnya seperti hydraulic excavator dengan ketentuan operasional: a. Membersihkan/mengangkat sampah yang ada dalam saluran dan dilakukan pada lokasi penimbunan seperti pada filter penangkap sampah atau lokasi yang membutuhkan b. Membersihkan/mengangkat endapan lumpur atau pasir yang ada pada dasar saluran, terutama pada lokasi bangunan penangkap pasir c. Mengangkat sampah dan sedimen ke dalam truk pengangkut untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir Bangunan peangkap pasir atau sedimen (sediment trap) dioperasionalkan dengan ketentuan: a. Pengendapan dilakukan dengan melewati aliran pada bangunan tertentu yang mempunyai kemiringan dasar relatif kecil atau datar, sehingga terjadi aliran kecepatan minimum b. Bangunan penangkap pasir atau sedimen digunakan pada daerah tertentu yang alirannya banyak mengandung endapan layang maupun dasar. Bangunan terjun dioperasionalkan dengan ketentuan; a. Ditempatkan pada jalur saluran dengan kemiringan eksisting yang kritis dan curam, sehingga kriteria batas maksimum dapat dipertahankan b. Untuk meredam energi akibat terjadi aliran jatuh bebas, maka dalam struktur bangunan terjun akan dilengkapi dengan kolam olakan c. Operasional bangunan terjun dilakukan dengan sistim gravitasi Kolam tandon merupakan tampungan sementara dengan ketentuan operasional: a. Menampung air permukaan atau aliran dari saluran untuk sementara waktu, sebelum dialirkan ke jaringan saluran drainase atau badan air penerima b. Penampungan sementara dapat dilakukan berkaitan dengan pengaruh naiknya muka air di jaringan saluran atau badan air penerima, akibat banjir atau pasang surut. c. Untuk lebih mengoptimalkan fungsi kolam tandon, dalam pelaksanaan operasionalnya dapat dikombinasikan dengan sistim pompa atau pintu air.

27

J. Polder dioperasionalkan dengan ketentuan: a. Menggunakan sistim tanggul banjir sehingga aliran dari daerah lain tidak dapat masuk dan begitu juga sebaliknya b. Pada saat permukaan air dibadan air penerima naik akibat banjir atau pasang, pintu air ditutup guna mencegah aliran dari bawah ke dalam saluran atau kawasan polder c. Pada saat permukaan air surut, pintu air akan dibuka dan aliran air dapat dialirkan secara gravitasi d. Sistim pompa digunakan untuk mempercepat proses pengeluaran /pemindahan aliran dari kawasan polder ke badan air penerima, pada saat permukaan air naik akibat banjir atau pasang, genangan air yang terjadi dapat direduksi. K. Drain inlet yang ditempatkan pada titik-titik kawasan tertentu seperti jalan, pemukiman, perkantoran dioperasionalkan dengan ketentuan: a. Sebagai lubang pemasukan awal sistim drainase b. Ditempatkan pada posisi lebih rendah dari kawasan yang akan dilayani c. Dilengkapi dengan kisi penyaring sampah, untuk menyaring sampah masuk ke dalam sistim jaringan d. Tipe drain inlet diklasifikasikan: i. Saluran samping jalan yang menampung beban aliran permukaan jalan serta daerah sekitarnya ii. Bak penangkap air permukaan (catch basin) yang jenisnya terdiri dari: 1) inlet got tepi (gutter inlet) 2) inlet batu tepi (curb inlet), yang biasa digunakan untuk trotoar jalan iii. Pipa samping adalah pipa yang menghubungkan antara catch basin dan pipa riool air hujan yang terletak dibawah jalan L. Out-fall atau titik pelepas merupakan bangunan tempat pelepasan aliran air dari jaringan drainase ke badan air penerima dengan ketentuan: a. Bila elevasi dasar pembuangan berada diatas elevasi muka air di badan air penerima sepanjang tahun, digunakan sistim gravitasi murni. b. Bila elevasi dasar pembuangan berada dibawah elevasi muka air di badan air penerima pada periode-periode tertentu, digunakan kombinasi sistim gravitasi dan pintu air. c. Bila elevasi dasar pembuangan berada dibawah elevasi muka air di badan air penerima sepanjang tahun, digunakan sistim kombinasi antara pintu air dan pompa.

28

3. PEMELIHARAAN SISTIM DRAINASE PERKOTAAN Pemeliharaan sistim drainase perkotaan mencakup bentuk pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan untuk menjaga tetap berfungsinya sistim drainase yang ada. Untuk itu diperlukan kegiatan atau langkah tindak yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada prasarana dan sarana drainase, yang terdiri atas informasi: 1) Pengenalan setiap bagian prasarana dan sarana sistim drainase 2) Inspeksi dan dokumentasi terhadap prasarana dan sarana sebagai masukan dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan dan pemeliharaan yang terdiri informasi atas: a) Panjang dan dimensi saluran b) Potongan melintang saluran c) Kondisi gorong-gorong d) Kondisi drain inlet, pintu air out-fall e) Debit dan kondisi pompa f) Dll 3) Berdasarkan dokumentasi yang dibuat lebih lanjut disusun program pemeliharaan dan perbaikan 4) Untuk mengontrol dan mengendalikan program yang disusun dilakukan supervisi pelaksanaan program sekaligus sebagai wadah memperbaiki dokumentasi prasarana dan sarana yang ada. Pemeliharaan sistim drainase perkotaan dapat dikategorikan menjadi: 1) Pemeliharaan rutin yaitu bentuk kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara terus menerus sepanjang tahun dibawah koordinasi penanggung jawab sistim drainase dengan lingkup pekerjaan : a. Dilaksanakan oleh staf lapangan untuk: i. Penjaga pintu air ii. Penjaga pompa iii. Pekerjaan saluran b. Dilaksanakan swakelola dibawah pengawasan staf yang ditunjuk oleh penanggung jawab drainase 2) Pemeliharaan berkala, mencakup urutan: a. Penaganan pengerukan lumpur/sedimen di saluran, b. Normalisasi penampang saluran, c. Pemeliharaan berkala pintu air dan bangunan d. Perbaikan kantor dan perumahan e. Pergantian peralatan dan suku cadang alat mekanis

29

f. Pekerjaan tertunda tahun sebelumnya 3) Pemeliharaan darurat terbatas pada perbaikan sementara saluran maupun bangunan pelengkap yang mendesak untuk ditangani karena secara fisik dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan berkaitan dengan: a. Tidak berfungsinya sistim secara optimal b. Membahayakan bagi jiwa manusia, harta benda serta prasarana-sarana perkotaan lainnya

30

BAB IV TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN SALURAN DRAINASE

Ada 4 (empat) macam pekerjaan pemeliharaan yaitu: Pemeliharaan rutin adalah pekerjaan yang selalu dilakukan berulang-ulang pada waktu tertentu, misalnya setiap hari. Pemeliharaan berkala merupakan pekerjaan yang dilakukan pada waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, sebulan sekali atau setahun sekali. Pemeliharaan khusus dapat dilakukan apabila saluran mengalami kerusakan yang sifatnya mendadak. Rehabilitasi, dilakukan apabila saluran mengalami kerusakan yang menyebabkan aliran tidak sesuai lagi dengan debit banjir. 1. JENIS PEMELIHARAAN SEKUNDER RUTIN SALURAN TERBUKA PRIMER DAN

a. Jenis pemeliharaan Mengangkut sampah yang hanyut Membuang tumbuh-tumbuhan (gulma) b. Cara pelaksanaan Membersihkan saluran dari sampah dan tumbuh-tumbuhan pada saluran yang berpenampang lebar dan dalam. Persiapan Peralatan yang diperlukan: perahu dengan kapasitas 2 (dua) orang; dayung; serokan; tali; gergaji; karung plastik; gerobak dorong; pikulan dan alat angkut (truck). Sedangkan sumber daya manusia terbagi menjadi regu dengan setiap regu terdiri atas 1 (satu) mandor dan 7 10 pekerja. Pelaksanaan Melakukan penjelasan terhadap para pekerja tata cara maupun segala sesuatu pekerjaan yang akan dikerjakan Angkat sampah dan tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan perahu pada saluran primer yang dalam dan lebar dengan menggunakan jaring kecil oleh dua orang petugas Tarik pohon-pohon yang hanyut dan angkat, apabila kayunya besar sebaiknya dipotong-potong lebih dahulu dengan gergaji

31

Angkat sampah dari dalam perahu ke tepi saluran dan masukkan ke dalam karung plastik Pikul karung yang telah diisi sampah/tumbuhan apabila lokasi alat angkut seperti dump truck dan lainnya dekat dengan lokasi pekerjaan atau dengan menggunakan gerobak dorong apabila lokasi tempat bekerja dekat dengan jalan yang dapat dilewati kendaraan Bawa sampah tersebut ke tempat pembuangan yang telah ditentukan 2. JENIS PEMELIHARAAN BERKALA SALURAN TERBUKA PRIMER DAN SEKUNDER a. Jenis Pemeliharaan Mengangkat sedimen yang ada di saluran, umumnya dilakukan satu musim sekali, biasanya pada musim kemarau. b. Cara melaksanakan Pemeliharaan Berkala Membersihkan sedimen dalam saluran primer dan sekunder berpenampang lebar pada saat kering. Persiapan Peralatan yang digunakan adalah cangkul, skop, linggis, kotak kayu bergagang, gerobak dorong roda satu, karung plastik, tali rafia, golok, palu, kendaraan sebagai alat angkut, gergaji mesin, gergaji tangan dan tali tambang sedangkan sumber daya manusia dibutuhkan setiap regu kerja terdiri dari 1 (satu) mandor dengan 10-12 orang pekerja. Cara pelaksanaan Jumlah regu bergantung dengan kebutuhan yang diperlukan dan cara pelaksanaan sebagai berikut: Lakukan penjelasan dan pengarahan sebelum pekerjaan dimulai Cangkul sedimen ke pinggir saluran oleh sebagian pekerja dan bila dalamnya saluran lebih dari 2 (dua) meter gunakan katrol untuk mengangkat sedimen ke atas Masukan sedimen ke dalam karung plastik oleh dua orang pekerja dimana pekerjaan dimulai dari hilir ke arah hulu sekalipun pekerjaan dilaksanakan oleh beberapa regu Pikul sedimen ke dekat dump truck jika dekat saluran atau menggunakan gerobak dorong seperti beroda tinggal jika jauh Naikkan ke atas dump truck dan buang ke tempat pembuangan akhir.

32

3.

PELAKSANAAN TERBUKA

PERBAIKAN

KERUSAKAN

RINGAN

PADA

SALURAN

A. Perbaikan kerusakan ringan pada saluran primer dan sekunder dari pasangan batu. Dasar saluran primer dan sekunder yang lebarnya lebih dari 7 (tujuh) meter, dasar salurannya umumnya adalah dari tanah. Oleh karena itu perbaikan hanya pada dinding saluran yang salah satunya diakibatkan oleh penurunan atau kerusakan pada pondasi. 1. Persiapan Peralatan yang digunakan adalah cangkul, skop, linggis, kotak kayu bergagang, gerobak dorong roda satu, karung plastik, golok, palu, gergaji tangan. Sedangkan bahan adalah semen, pasir, batu belah, kotak adukan, waterpass, sendok tembok. 2. Tahap Pelaksanaan Bersihkan bagian yang rusak Pada tanah dibagian belakang yang akan dibersihkan Siapkan batu belah, pasir, semen, dan kotak kayu sebagai tempat adukan Buat tanggul penahan air di tempat kerja dengan memasang karung-karung pasir dua lapis yang diantaranya di isi dengan tanah liat Buang air di bagian dalam tanggul agar tempat bekerja menjadi kering Buat adukan dengan perbandingan 1 (satu) ember semen dengan 2 (dua) pasir di pinggir saluran Pasang pasangan batu belah dan buat siar timbul dan rapihkan kembali sisa-sisa adukan yang tidak terpakai Bongkar tanggul penahan setelah pasangan selesai dan sudah kering dengan mengangkut karung-karung pasir sebagai tanggul Naikkan benda dan peralatan serta karung-karung pasir yang sudah tidak terpakai lagi. B. Perbaikan Saluran pada Dinding Plat Beton dan Pondasi pada Saluran Primer Dasar saluran primer yang lebar, umumnya adalah tanah tanpa pasangan. Tujuannya agar dapat meresap kedalam tanah. Oleh karena itu perbaikan hanya pada dinding saluran yang rusak atau pecah karena pondasinya rusak.

33

1. Persiapan Peralatan yang digunakan adalah cangkul, skop, linggis, kotak kayu bergagang, gerobak dorong roda satu, karung plastik, golok, palu, gergaji tangan. Sedangkan bahan adalah semen, pasir, batu belah, kerikil/split, kotak adukan, waterpass, sendok tembok. Dan tenaga kerja adalah tukang batu, tukang kayu, pembantu tukang. 2. Tahap pelaksanaan Hancurkan blok plat beton yang rusak, bongkar, dan berihkan dengan palu dan sikat. Buat cetakan sesuai dengan ukuran yang rusak tersebut. Buat tanggul penahan air ditempat kerja dengan memasang karung-karung pasir dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah liat. Buang air di bagian dalam tanggul agar tempat bekerja menjadi kering. Angkut material dan peralatan ke lokasi yang akan diganti plat betonnya. Buat adukan beton tulang 1 semen : 2 pasir : 4 kerikil (split) Cor cetakan plat beton yang telah dipasangi besi beton sesuai dengan ukuran menggunakan campuran 1 semen : 3 pasir : 3 split. Keringkan coran beton minimal 7 hari Angkat plat beton yang sudah kering minimal 7 hari setelah pengecoran ke lokasi yang rusak Letakkan plat beton pengganti pada bagian yang rusak dengan mengisi spesi adukan 1 semen : 3 pasir Bongkar tanggul penahan setelah pasangan selesai dan sudah kering dengan mengangkut karung-karung pasir sebagai tanggul Naikkan benda dan peralatan serta karung-karung pasir yang sudah tidak terpakai lagi 5. PEMELIHARAAN SALURAN TERBUKA TERSIER Ada 2 (dua) cara pemeliharaan saluran tersier yaitu : Gotong royong oleh masyarakat untuk saluran di lingkungan permukiman atau di dalam lingkungan perumahan (drainase lokal) Dilakukan oleh pemerintah daerah kota/kabupaten.

34

6. PEMELIHARAAN SALURAN TERTUTUP 1. Persiapan Peralatan yang digunakan adalah cangkul; pompa; tangga; tali; katrol; sepatu boat; topi kerja; linggis; ember; masker. 2. Tahap Pelaksaan Bersihkan bagian yang rusak dengan memeriksa man-hole untuk mengetahui dimana tempat sumbatan, ciri-ciri lokasi lubang yang tersumbat adalah lubang kontrol disebelah hulu penuh dengan air sedangkan lubang kontrol yang hilir keadaan kering. Turunkan tangga pada man-hole yang kering. Sebagian pekerja memompa air di man-hole yang penuh air untuk mendorong sampah yang menyumbat Naikkan ke dalam dump truck karung sampah yang sudah diikat. Buang sampah dari man-hole ke tempat yang sudah ditentukan 7. PERBAIKAN SALURAN TERTUTUP A. Perbaikan/Penggantian Tutup Lubang Manhole Tahap pelaksanaan : a. Ukurlah lubang man-hole baik yang segi empat maupun bundar b. Bahan yang diperlukan semen pc; kerikil/split; papan; kaso; besi beton; cangkul; sendok tembok c. Buat cetakan tutup man-hole d. Pasang besi beton sesuai dengan kebutuhan e. Buat adukan coran beton dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil/split f. Corkan adukan ke dalam cetakan g. Bukalah papan cetakan adukan setelah coran berumur minimal 7 hari h. Pasang tutup man-hole ke tempatnya i. Rapihkan bekas dan peralatan pembuatan tutup man-hole B. Perbaikan/Penggantian Tutup Pada Saluran Terbuka Yang Ditutup Tahap pelaksanaan : a. Ukurlah tutup saluran yang rusak b. Bahan yang diperlukan semen pc; pasir; krikil/split; papan; kaso; besi beton; cangkul; sendok beton

35

c. d. e. f. g. h. i.

Buat cetakan tutup saluran Pasang besi beton sesuai kebutuhan Buat adukan coran beton dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil/split Corkanlah adukan ke dalam cetakan Bukalah papan cetakan adukan setelah coran berumur minimal 7 hari Pasang tutup saluran ketempatnya Rapihkan bekas peralatan pembuatan tutup saluran

8. PEMELIHARAAN KOLAM ATAU WADUK RETENSI A. Mengangkat Sampah dan Kayu-Kayuan Dari Waduk/Setu/Kolam 1) Persiapan Peralatan yang digunakan adalah cangkul; sekop; karung plastik; tali rafia; gerobak dorong satu roda; palu; garpu; jaring; perahu; dayung; baju; pelampung; sepatu boat; topi pengaman; gergaji kayu; alat katrol; alat angkut. 2) Tahap pelaksanaan: Gunakan perahu yang dapat membawa minimal 2 (dua) petugas pendayung dan pengangkat sampah Angkat sampah terapung dan gulma ke dalam perahu dengan serokan Tarik dengan tali kayu-kayu besar ke pinggir kolam yang sulit dimasukan ke perahu Potong dengan gergaji pohon-pohon dan ranting-ranting yang sulit diangkat dari kolam tersebut Ambil sampah yang ada saringan sampah mulut inlet Masukkan sampah kedalam karung plastik dan ikat Angkut sampah tersebut dengan pikul jika lokasi waduk dekat dengan jalan yang dapat dilalui dump truck atau dengan gerobak dorong beroda tunggal bila lokasi waduk jauh dari jalan Angkut sampah ke dalam truck dan buang ke tempat pembuangan akhir B. Mengangkat lumpur sedimen dari kolam retensi 1) Persiapan Peralatan yang digunakan adalah cangkul; skop; linggis; kotak kayu yang bisa digotong 2 (dua) orang; katrol; paku; karung plastik; tali rafia; tangga kayu/bambu; sepatu boat; topi pengaman; gergaji kayu; alat katrol; alat angkut. Sedangkan tenaga disiapkan tiap regu terdiri dari 1 (satu) mandor dan 7 pekerja. 36

2) Tahap pelaksanaan Tutup pintu di mulut pemasukan (inlet) Buak pintu pada pengeluaran (outlet) Siapakan 2-3 regu Gali lumpur pada kolam dimulai dari pinggir kolam masing-masing regu menuju ke tengah kolam Masukkan sedimen yang sudah berada di pinggir kolam ke dalam karung palstik dan ikat Naikkan karung plastik tersebut dengan katrol ke atas Pikul karung tersebut ke dekat alat angkut (dump truck) bila dekat lokasinya atau dengan gerobak bial lokasi kolam jauh dari jalan Naikkan karung plastik sedimen ke dalam dump truck dan buang pada tempat pembuangan yang telah ditentukan C. Perbaikan Dinding Kolam yang Rusak 1) Persiapan Peralatan yang digunakan adalah cangkul; skop; linggis; kotak kayu yang bisa digotong 2 orang; katrol; paku; karung plastik; tali rafia; tangga kayu/bambu; sepatu boat; topi pengaman; gergaji kayu; alat katrol; alat angkut. Sedangkan tenaga disiapkan tiap regu terdiri dari 1 (satu) mandor dan 7 (tujuh) pekerja dan bahan material untuk perbaikan yaitu pasangan batu kali; adukan pasangan dengan perbandingan 1 pasir : 2 semen ; adukan untuk cor beton perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3-4 split. 2) Tahap pelaksanaan : Bersihkan bagian yang rusak Padatkan tanah dasar tempat yang akan diperbaiki Buat tanggul penahan air di tempat kerja dengan memasang karung pasir dua lapis yang diantaranya diisi tanah liat Buang air bagian dalam tanggul agar kering di tempat bekerja Buat adukan di pinggir kolam 1 ember semen : 2 pasir Pasang pasangan batu belah dan buat siar tmbul Rapihkan kembali sisa adukan yang tidak terpakai Bongkar tanggul penahan setelah pasangan selesai dan sudah kering Dengan mengangkat karung pasir sebagai tanggul, naikkan benda dan peralatan serta karung pasir yang sudah tidak terpakai lagi

37

9. PEMELIHARAAN PINTU AIR A. Tata Cara Membuka dan Menutup Pintu Air 1) Langkah kerja operasi pintu air Buka kunci (gembok) pada pemutar pintu air Tutup pintu air apabila saluran atau waduk akan dikeringkan Bukalah pintu air apabila tinggi muka air di saluran atau waduk melampaui tinggi jagaan Bila muka air sudah hampir limpas maka pintu air harus dibuka agar air tidak merusak tanggul waduk/saluran 2) Membuka dan menutup pintu air di percabangan saluran Apabila salah satu saluran yang tidak berpintu muka airnya hampir mendekati bibir saluran maka bukalah pintu air agar aliran terbagi lewat pintu percabangan Bukalah pintu air penggelontoran agar kotoran di saluran atau air yang berbau busuk dapat dihanyutkan Tutup kembali pintu setelah penggelontoran selesai B. Pemeliharaan Pintu Air dan Saringan Sampah a. Peralatan dan bahan Peralatan sebagai berikut: kuas cat; pengerok cat; sedangkan bahan yang diperlukan pelumas; ampelas; cat; dempul/plamir. b. Pelaksanaan: Lumuri dengan pelumas (gemuk/stempet) stang ulir, gigi penggerak dan gigi stir Periksa bagian pintu air dan saringan sampah yang berkarat Bersihkan bagian pintu dan saringan sampah Laburkan pelamir agar permukaan plat menjadi rata Lakukan pengecatan dengan cat anti karat C. Pemeliharaan kebersihan pintu air dan kolam penenang Langkah kerja : Gunakan galah yang diujungnya dipasang cangkul garpu Tarik sampah ke atas dengan galah tersebut Masukkan tumpukkan sampah kedalam karung plastik

38

Bawa karung plastik sampah dengan dipikul atau gerobak dorong ke dalam alat angkut (dump truck) Buang sampah pada tempat pembuangan yang sudah ditentukan

D. Perbaikan Ringan Pintu Air dan Saringan Sampah Perbaikan dilakukan pada bagian yang rusak oleh karat maupun oleh benda-benda hanyut lainnya. Langkah kerja: Lakukan perbaikan pada musim kemarau Pasang balok penyekat di sebelah hulu pintu Pasang balok penyekat disebelah hilir Isi diantara tiap-tiap balok penyekat dengan dengan tanah liat hingga kering pada bagian rongga pintu Siapkan bahan sebagai berikut : plat baja; baja kanal/baja U; sedangkan alat sebagai berikut : alat pengelas dan tabung gas karbit Potong bagian yang rusak dengan alat pengelas Potong baja atau balok baja yang akan digunakan untuk mengganti yang rusak dengan alat pengelas Ganti bagian yang rusak tersebut Lakukan proses pengecatan seperti di atas Proses pengecatan kering, bukalah balok-balok penyekat (stop log) Rapihkan semua peralatan dan bahan yang tak terpakai serta bawa ke tempat penyimpanan yang telah ditentukan E. Pemeliharaan Pintu Klep Pintu klep terdiri dari: baja plat dengan rangka baja kanal untuk saluran koker dan baja cor untuk bentuk bundar. Langkah pekerjaan : Siapkan bahan seperti pelumas dan cat anti karat Lumuri poros pintu atau engsel pintu dengan gemuk/stempet Angkatlah dan tutup pintu untuk mengetes macet tidaknya pintu atau engsel Angkat pintu dan beri tunjangan Bersihkan bagian yang berkarat dengan kertas gosok/ampelas Catlah seperti pintu sorong

39

10. PEMELIHARAAN POMPA Institusi pengelola pompa harus jelas organisasinya, sebab sifatnya non komersial sehingga dibutuhkan sumber daya manusia dan dana. Sedangkan instalasi pompa air terdiri dari: rumah pompa dan bangunan penunjang antara lain kolam penenang; saringan sampah; pipa inlet; pipa outlet dan pintu air di inlet dan outlet. Operator pompa bergantung dari jumlah dan sistem pengoperasian, seperti pompa tunggal dibutuhkan operator minimal 2 orang sedangkan dengan 2 pompa tergantung dari sistem yang digunakan yaitu bila kendali terpusat cukup 2-3 orang operator dan kendali terpisah minimal 2 orang operator setiap pompa. Untuk tenaga penggerak dapat berasal dari listrik PLN yang dapat menjain 24 jam dan dari listrik pembangkit lokal (diesel) A. Tata Cara Pengoperasian Pompa Tata cara pengopersian pompa yaitu: Perhatikan ketinggian minimum muka air pada papan duga air di kolam penenang Menghidupkan mesin pompa, apabila ketinggian minimum dilampaui dan hujan masih belum reda maka tekan tombol untuk menghidupkan mesin pompa, masukkan gigi koplingnya secara teratur Pengaturan kapasitas: aturlah besar kecil bukaan katup (klep) penahan air; aturlah kecepatan yang masuk sama dengan yang air yang dipompa keluar Matikan mesin pompa apabila permukaan air dalam inlet telah turun pada ketinggian minimal pemompaan dengan mengurangi kecepatan mesin Tutup klep secara perlahan sampai pada tidak tidak terdengar bunyi benturan air Matikan mesin pompa dengan menekan tombol listrik B. Pemeliharaan pompa drainase 1) Pemeriksaan pendahuluan Bersihkan saringan sampah pada saringan sampah inlet Bersihkan lubang isap pompa air pada endapan lumpur Pemeriksaan sistem listrik, sebelum pompa dioperasikan periksalah kabel-kabel listrik jangan sampai ada yang putus Periksalah perlengkapan penunjang seperti lampu-lampu di ruangan tidak ada yang mati

40

Periksa minyak pelumas bantalan dan gemuk (stempet) harus pas ukurannya Periksa putaran poros dan putar dengan tangan harus halus sebagai pertanda belum ada ada yang aus Periksalah kualitas dan kuantitas air pendingin harus sesuai dengan baik dan tidak Periksalah kualitas dan kuantitas air pendingin harus sesuai dengan persyaratan Periksa katup sorong pada pipa isap, pastikan keadaan terbuka penuh Karena pompa drainase secara umum adalah pompa aksial maka katup keluar harus dalam keadaan terbuka penuh

2) Pemeriksaan kondisi operasi Perhatikan tekanan keluar dan tekanan isap harus sesuai atau mendekati harga yang telah ditetapkan dan takkan harus tetap (stabil) Periksalah kebocoran packing pada sambungan pipa Periksalah bantalan poros mesin jangan sampai ada yang bocor Periksalah bantalan poros pompa antara mesin dan pompa (aksial) jangan ada yang bocor Periksalah getaran dan bunyi, getaran harus sehalus mungkin dan tidak menimbulkan bunyi yang aneh Periksalah suhu bantalan dan poros pompa dengan meraba bendanya.

41

You might also like