You are on page 1of 17

ASKEB DIARE PADA ANAK

BAB I TINJAUAN TEORI


1.1 KONSEP DASAR TEORI A. PENGERTIAN - Diare adalah buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang sebelumnya nampak sehat, dengan frekuensi 3 x atau lebih per hari di sertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir atau darah. ( Markum 1996 ; 448) - Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. - Diare adalah keadaan frekuansi buang besar lebih 4 kali pada bayi 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. (Ngastiyah 1995 : 143) - Menurut hippo Cretes diare adalah sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. B. PATOGENESIS Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah: 1) Gangguan Osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare. 2) Gangguan Sekresi Akibat rangsangan tertentu ( misal oleh toksin ) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus 3) Gangguan Mobilitas Usus Hiper peristatik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristatik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Patogenesis Diare akut : 1) Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung 2) Jasad renik tersebut berkembang biak di dalam usus halus 3) Oleh jasad renik dikeluarkan toksin 4) Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Patogenesis diare kronik 1) Infeksi bakteri 2) Infeksi parasit 3) Infeksi mal absorbsi 4) Malnutrisi C. GAMBARAN KLINIK Mula mula pasien cengeng, gelisah dan suhu badan meningkat, nafsu makan menurun, tinja encer, lendir dan darah (terkadang) warna tinja lama kelamaan berwarna hijau karena bercampur dengan empedu, anus lecet, kelamaan menjadi asam (karena banyaknya asam laktak yang keluar) Akhirnya nampak dehidrasi, berat badan menurun, turgor kulit menurun, mata dan ubun ubun tampak cekung, selaput lendir dan mulut juga kulit kering. Bila dehidarsi berat maka volume darah akan berkurang dengan demikian nadi akan cepat dan kecil denyut jantung menurun yang akhirnya dengan shock.(Pusdiknaskes, 1992: 98) D. PATOFISIOLOGI Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi : 1) Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asm basa (Asidosis metabolik) 2) Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan ( masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah) 3) Hipoglikemia 4) Gangguan sirkulasi darah E. Macam- macam Dehidrasi 1) Dehidrasi ringan atau sedang apabila terdapat dua atau lebih tanda berikut : (a) Gelisah atau rewel (b) Mata cekung (c) Cubitan kulit perut kembalinya lama (d) Dehidrasi ringan ( 5 % BB) Dehidrasi sedang ( 5% - 10 % BB) 2) Dehidrasi berat, apabila : Terdapat 2 atau lebih tanda berikut: (a) Letargis atau tidak sadar (b) Mata cekung (c) Cubitan kulit perut kembalinya lama (d) Dehidrasi Berat ( <> (Depkes RI ,1999) F. KOMPLIKASI AKIBAT DIARE 1) Dehidrasi 2) Rejatan hipovolemik (volume darah menurun, bila 15-25% BB akan menyebabkan TD menurun)

3) Hipo Kalemia 4) Kejang 5) Malnutrisi ( Pusdiknakes, 1992 : 99) G. PENATALAKSANAAN Prinsip perawatan diare adalah : a. Pemberian cairan b. Dietetik (cara pemberian makanan ) c. Obat-obatan Pemberian Cairan a) Cairan per oral Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan yang berisikan Nacl dan NaHCO3 ,KCL, dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur enam bulan kadar natrium 90 m Eq/L Pada anak dibawah umur enam bulan dengan dehidrasi ringan, sedang kadar natrium 50-60 mEq/L. Formula lengkap sering di sebut oralit. Cairan sedaerhana yang dibuat sendiri (Formula tidak lengkap) hanya mengandung garam dan gula (NacL dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula, untuk pengobatan sementara dirumah sebelum dibawa berobat ke rumah sakit / pelayanan kesehatan untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut / lebih jauh. b) Cairan per oral Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pasien, misalnya untuk bayi atau pasien yang MEP (Ngastiyah 1995 : 146) Sistematika Penatalaksanaan Berdasarkan Keadaan Penderita Tanpa dehidrasi sampai Dehidrasi ringan Dehidrasi berat dengan

Dehidrasi ringan sampai dengan berat / tanpa komplikasi dengan /tanpa penyakit penyerta

Cairan (LGG, air) Oralit Cairan rehidrasi Tajin, kuah sayur, parenteral / dengan

Teh) RL, glukosa Pengobatan dirumah di Puskesmas Di RS / puskesmas Poliklinik, RS Perawatan 1.2 KONSEP DASAR TEORI ASUHAN KEBIDANAN I. PENGKAJIAN Harus dikaji karena merupakan kunci untuk menentukan status kesehatan anak. ( Pusdiknakes, 1992 : 6) 1. Data Subyektif 1) Identitas, meliputi Nama, nama orang tua, umur, jenis kelamin, Ras / suku bangsa, Agama, pendidikan Ayah / Ibu, pekerjaan. 2) Riwayat Kesehatan Riwayat kesehatan yang lalu, sekarang dan riwayat kesehatan keluarga. Riwayat ibu waktu hamil, kelahiran 3) Alamat Pola kebiasaan sehari-hari a Nutrisi b Eliminasi c Istirahat d Personal Hygiene e Aktifitas 2. DATA OBYEKTIF Pengkajian fisik anak merupakan kunci utama menentukan status kesehatan anak ( Pusdiknakes, 1992 : 6) a Pemeriksaan Fisik 1) Ukuran Pertumbuhan Merupakan kunci utama menentukan status kesehatan anak ( Pusdiknakes, 1992 : 6) Berat Badan (BB) Sebelum anak ditimbang, skala di timbang harus pada angka nol (0)

Tinggi badan (TB) Tinggi badan waktu lahir rata-rata 50 cm, rata-rata kenaikan tinggi badan anak pra sekolah adalah 6-8 cm/thn (Soetjiningsih, 1995:4) 2) Tanda-tanda vital Merupakan kunci untuk mengevaluasi status fisik dan fungsi vital yaitu suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah. Setiap anak pada umur tertentu mempunyai nilai normal yang berbeda ( Pusdiknakes, 1992 : 7) 3) Pemeriksaan Fisik Umum Yang dilihat adalah keadaan umum, kesan subjektif dan penampilan fisik, status nutrisi, tingkah laku, kepribadian, cara interaktif dengan orang tua atau orang lain lain ataupun dengan perawat, postur tubuh ( Pusdiknakes, 1992 : 10) - Keadaan umum baik - Kesadaran composmentis - TTV Nilai normal suhu anak rata-rata sebagai berikut : Usia Nilai suhu derajat 3 bulan 37,5 6 bulan 37,5 1 tahun 37,7 3 tahun 37,2 5 tahun 37 7 tahun 36,8 9 tahun 36,7 11 tahun 36,7 13 tahun 36,6 Keterangan : Frekuensi kenaikan suhu bayi sering berbeda sekitar 0,5 - 1oC masih dalam batas normal Nilai normal suhu anak rata-rata sebagai berikut : Usia Waktu bangun Tidur Demam Bayi baru lahir 100-80 80-160 > 220 1 minggu bln 100-220 80-200 > 220 3 bln 2 tahun 80-150 70-120 > 200 2 10 tahun 70-110 60-90 > 200 10 tahun dewasa 55-90 50-90 > 200 Nilai pernafasan rata-rata setiap menit sesuai umur adalah : Umur Nilai pernafasan / menit Bayi baru lahir 35 1 - 11 bulan 30

2 tahun 25 4 tahun 23 6 tahun 21 8 tahun 20 10-12 tahun 19 14 tahun 18 16 tahun 17 18 tahun 16-18 Tekanan darah Merupakan pengukuran tanda-tanda vital yang biasanya diukur pada anak 3 tahun ke atas (Pusdiknakes, 1992 : 8 - 9). Ukuran Pertumbuhan Pertambahan Berat Badan dan Tinggi Badan sesuai umur anak Usia Waktu bangun Tidur Bayi lahir 6 bln Bertambah 140-220 gr/mg Bertambah 2,5 cm/bln 6-12 bulan (2x BBL) 1,25 cm/bln Balita 85-140 gr/mg (3 x BL) 2 thn : dewasa Pra sekolah 2-3 kg / thn 4 thn : 2 : PB Usia sekolah 2-3 kg / thn Sesudah 7 thn 5 Pubertas 2-3 kg / thn cm/thn (Pertumbuhan Wanita 7-25 kg (17,5) 5-25 cm/thn cepat) Laki-laki 7-30/thn (23,7) 10-30 / thn (Pusdiknakes, 1992 : 10) Pemeriksaan fisik - Kepala : Rambut : kebersihan, penyebaran, mudah rontok/tidak Mata : kesimetrisan, apakah ada infeksi, bagaimana struktur, ukuran, cornea dan keadaan retina. Hidung : Apakah membengkak, adakah cairan, warna, kemungkinan infeksi pada jalan pernafasan. Mulut/gigi : Kebersihan, stomatitis/tidak, bibir kering/lembab, pertumbuhan gigi, ada caries/tidak - Leher : Ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, ada pembesaran kelenjar limfe/tidak, ada bendungan vena/tidak - Telinga : Kebersihan, kesimetrisan, adakah serumen, bagaimana pendengarannya. - Dada : Kesimetrisan, adakah benjolan, bagaimana keteraturan nafas, adakah wheezing dan ronchi. - Abdomen : Adakah benjolan, adakah nyeri tekan, adakah pembesaran hepar, perut kembung/tidak. - Kulit : Kebersihan, warna, struktur, suhu, kelembaban dan turgor - Kuku : Kebersihan, panjang / pendek

- Ekstremitas : Atas : Kesimetrisan, adakah kelainan bawaan, kelengkapan jari Bawah : Kesimetrisan, adakah kelainan, adakah oedema - Genetalia : Kebersihan, adakah kelainan - Anus : Kebersihan, adakah hemoroid (Pusdiknakes, 1992 : 10 - 13) 3. Data psikososial 4. Data Spiritual 5. Data Penunjang 1) Pemeriksaan DDTK a. BB menurut TB Normal (N) : berat badan anak lebih dari 90% sampai dengan 110% berat standart Kurang (K) : berat badan anak lebih dari 80% sampai dengan 90% berat standart Buruk (B) : berat badan anak 80% berat standart atau kurang (Pusdiknakes, 1992 : 48) b. Pengukuran Lingkar Kepala (LK) Normal : bila ukuran lingkar kepala anak berada di dalam jalur hijau Tidak normal : bila ukuran lingkar kepala anak berada di luar jalur hijau (Depkes RI, 2005 : 45-46). c. Data KPSP Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangannya sesuai umur / normal (S) Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M) Jumlah jawaban tidak perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian) (Depkes RI, 2005 : 49). d. Tes Daya Dengar (TDD) Bila ada satu atau lebih jawaban tidak, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran (Depkes RI, 2005 : 66). e. Deteksi Dini Autis - Risiko tinggi menderita autis : bila jawaban tidak pada pertanyaan A5, A7, B2, B3 dan B4 - Risiko rendah menderita autis : bila jawaban Tidak pertanyaan A7 dan B4 - Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila jawaban Tidak jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4, A6, A8 - A9, B1, B5. - Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2, 3 (Depkes RI, 2005 : 72). 2) Pemeriksaan DDST Normal : bila tidak ada terlambat (OT) dan atau maksimal 1 peringatan (IP)

terdapat 1 atau terlambat (IT) dan atau 2 / lebih peringatan (2P) Tidak dapat diuji : - Bila terdapat 1 atau lebih skor menolak (1 m) untuk item dari sebelah kiri garis usia atau - 2 / lebih skor menolak (2M) untuk itm yang tembus garis usia pada kotak gelap (75-90%) E. ANALISA DATA Selesai anamnesa dan pemeriksaan. Selanjutnya dilakukan analisa data untuk menentukan diagnosa atau masalah dengan melihat data yang kita peroleh. Masalah yang mungkin timbul pada anak sehat, antara lain : 1. Kurangnya pemenuhan kebutuhan nutrisi karena kurang pengetahuan (Carpenito, 1998 : 255). 2. Keterbatasan bahasa, karena kurangnya stimulasi (Carpenito, 1998 : 159). 3. Resiko terjadinya caries gigi, karena cara menggosok gigi yang salah dan tidak teratur (Depkes RI, 1994 : 29). F. DIAGNOSA KEBIDANAN Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa diagnosa terdiri dari kondisi yang ada, masalah dan penyebabnya, masalah potensial dan prognosa (Depkes RI, 1994 : 29). G. PERENCANAAN Tanggal dan waktu pelaksanaan 1. Kurangnya pemenuhan kebutuhan nutrisi Tujuan : Kebutuhan nutrisi anak terpenuhi, sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dapat optmal. Kriteria hasil : Individu akan meningkatkan masukan nuttrisi sesuai kebutuhan Intervensi : a. Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat R/ agar kebutuhan gizi anak tercukupi sehingga anak tidak kurang gizi b. Untuk anak yang aktif berikan : - Makanan dan minuman tinggi protein, tinggi kalori - Sambil berjalan-jalan boleh diberikan makanan kecil R/ untuk mengjindari anak kekurangan gizi dan agar anak mau makan c. Usahakan anak makan bersama-sama dengan keluarga lain R/ bisa menambah nafsu makan anak dengan adanya teman waktu makan H. PELAKSANAAN Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. Dimana pelaksanaan tindakan kemungkinan bidan melakukan tindakan secara langsung pada kelompok sasaran atau bekerja sama (kolaborasi) dengan tenaga lain. Pelaksanaan tindakan berdasarkan prosedur atau metode yang lazim digunakan atau pedoman-pedoman resmi yang dikeluarkan oleh

Suspek : bila

Depkes. Kegiatan pelaksanaan perlu dikendalikan agar tetap menuju sasaran. Setiap tindakan yang dilakukan memberikan perubahan pada kelompok sasaran I. EVALUASI Tahap ini menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan. Bila tindakan yang dilakukan mencapai tujuan, perlu dipertimbangkan kemungkinan masalah baru yang timbul akibat keberhasilan. Dan sebaliknya bila tindakan tidak mencapai tujuan, maka langkah-langkah sebelumnya perlu diteliti kembali.

BAB II TINJAUAN KASUS


I. PENGKAJIAN Tanggal Pengkajian : 12 juli 2009 Jam : 17.00 WIB Tempat : BPS Ny. Siamik, Amd keb 1. Identitas a Identitas Anak Nama : An S Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 10 Bulan Tanggal Lahir : 26-3-2008 Anak ke : 1 (satu) b Identitas Orang Tua Ayah Ibu Nama : Tn. D Ny. I Umur : 27 tahun 25 tahun Agama : Islam Islam Suku/ bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia Pendidikan : STM SMA Pekerjaan : Wiraswasta IRT Alamat : Madiun 2. Keluhan Utama Ibu pasien mengatakan An. S BAB 2x cair bercampur lendir. 3. Riwayat Kesehatan a Riwayat Penyakit Sekarang Ibu pasien mengatakan An. S di Rumah mengalami BAB cair sebanyak 3x bercampur lendir, muntah (pada tanggal 10-6-2009) lalu oleh keluarga dibawa ke BPS terdekat. b Riwayat Penyakit dahulu 1) Penyakit waktu kecil

Ibu pasien mengatakan An. S tidak mempunyai penyakit waktu kecil kalaupun sakit hanya pilek biasa dan sembuh setelah berobat ke puskesmas terdekat 2) Pernah MRS Ibu mengatakan pasien belum pernah masuk RS sebelumnya 3) Alergi Ibu mengatakan pasien tidak mempunyai riwayat alergi baik alergi makanan ataupun alergi pada obat-obatan tertentu. 4) Imunisasi 1. Hepatitis BI, PolioI : Hepatitis B I 2 jam setelah lahir 2. DPT Hb Cambo 1 + Polio 2 : 2 bulan 3. DPT Hb Combo2 + Polio 3 : 3 bulan 4. DPT Hb Combo3 + Polio 4 : 4 bulan 5. Campak : 9 bulan c Riwayat Penyakit Keluarga 1) Penyakit Keturunan Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien, dalam keluarga juga tidak ada yang mempunyai / tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti DM dan Asma 2) Penyakit Menular Ibu pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular misal: Hepatitis dan TBC 3) Penyakit Kesehatan Lingkungan Lingkungan tempat tinggal dan sekitar bersih dan sanitasi cukup d Riwayat Antenatal Keluhan selama hamil Ibu pasien mengatakan mual dan muntah sampai usia kehamilan 3 bulan, pada kehamilan 8-9 bulan mengeluh nyeri pinggang Ibu periksa ke bidan mulai usia kehamilan 2 bulan Ibu periksa rutin tiap bulan Ibu dapat vitamin dan tambah darah Ibu mendapat suntik TT 2x e Riwayat Natal Umur Kehamilan : 40 minggu Jenis persalinan : spontan Ditolong oleh : Bidan Keadaan bayi : - Bayi lahir langsung menangis kuat - Kulit kemerahan - Gerak aktif

- Normal - KU : Baik Penyulit saat persalinan Ibu pasien mengatakan tidak ada penyulit saat proses persalinan. f Riwayat Neonatal Kondisi Bayi : baik BB lahir : 3000 gram PB lahir : 49 cm g Riwayat Gizi Pemberian ASI : Diberikan segera setelah lahir sampai usia 6 bulan (ASI Eksklusif) sampai sekarang usia 10 bulan ASI masih diberikan di tambah MP ASI Pemberian MP-ASI : Diberikan berselang-seling dengan ASI berupa bubur bayi (bubur beras merah, variasi buah-buahab, bubur kacang ijo). Makanan Sehari-hari : Diberikan ASI, biskuit bayi, sari buah dan juga diberikan MP ASI dengan Aneka rasa bubur. h Riwayat Psikososial Yang mengasuh An. S Pada saat ini An. S diasuh oleh kedua orang tuanya dan kadang juga olej kakek dan neneknya Hubungan dengan keluarga Keluarga / ibu pasien mengatakan hubungan An. S dengan keluarga baik An. S bisa diajak bercanda dan bermain dengan anggota keluarga Hubungan dengan lingkungan sekitar Saat ini hubungan pasien An. S dengan lingkungan sekitar belum terlibat karena saat ini An. S masih berumur 10 bulan. i Riwayat Tumbuh Kembang Mengangkat Kepala : 4-5 bulan Tengkurap : 4-5 bulan Duduk : 8 bulan Tumbuh gigi pertama : 5-6 bulan Merangkak : 6 bulan Berdiri : 9 bulan Berjalan di tuntun : 10 bulan Berjalan berpegangan : belum bisa Berjalan sendiri : belum bisa Berbicara : baru bisa mengatakan dua suku kata Tidak mengompol : Masih mengompol

4. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN a Motorik Kasar : Merangkak, duduk b Motorik halus : Memindah benda-benda sekitar c Bahasa : Baru bisa berkata dengan dua suku kata Misal : ma, pa, da, da. 5. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI a Nutrisi Sebelum Sakit : Masih minum ASI, ditambah dengan bubur tim / bubur instant beras merah, kacang ijo, sari buah 3x sehari dengan porsi 1 mangkuk, makan habis tidak muntah. Saat Sakit : Masih minum ASI, ditambah makanan menu RS (ML) 3x sehari. Makan habis porsi. Anak tidak muntah. Minum ASI dan ditambah air putih / teh 400 500 cc / hari. b Eliminasi Sebelum sakit : BAB 1 - 2x/hari dengan konsistensi warna lembek, warna kuning, bau khas feses. BAK 4-5x/hari warna kuning, jernih, bau khas. Saat sakit : BAB 4 3 x/hari dengan konsistensi cair dan berlendir warna kuning, bau khas feses. Saat pengkajian An. S BAB 2x/hari cair bercampur lendir BAK baru 4 5 x/hari dengan konsistensi warna kuning, jernih, bau khas urin c Istirahat Sebelum sakit : Anak biasanya tidur setelah makan siang atau menjelang makan siang sekitar pukul 10.00 WIB, tidur malam pukul 20.00 WIB. Namun biasanya anak bangun pada malam hari karena mengompol atau minta minum. Saat sakit : Anak tidur pukul 12.00 WIB dan malam pukul 20.00 WIB sering terbangun karena mengompol dan minta minum. d Personal hygiene Sebelum sakit : Anak biasa mandi 2x sehari, keramas 2x seminggu di bantu ibu pasien dan mengganti pakaian anak jika telah kotor atau saat mandi Saat sakit : Sejak masuk RS, anak diseka 2x pada pagi dan sore hari, ganti baju jika kotor atau saat disibin. e Aktivitas Sebelum sakit : pasien biasanya di gendong oleh anggota keluarga dan diajak jalan-jalan atau main kerumah saudara / tetangga sewaktuwaktu.

Saat sakit : Anak hanya berbaring di tempat tidur kadang di gendong diajak keluar ruangan oleh keluarga untuk jalan-jalan. 6. PEMERIKSAAN FISIK a) Keadaan umum : baik b) Kesadaran : compos mentis c) Tanda- tanda vital Suhu : 360C Nadi : 94x/menit RR : 26x/menit d) BB lahir : 3200 gram TB lahir : 49 cm BB terakhir ditimbang tgl 11-7-2009 : 7,5 Kg BB saat sakit : 7,5 Kg e) Pemeriksaan Fisik 1. Kepala : Rambut bersih, penyebaran merata tidak mudah rontok, kulit kepala bersih tidak ada luka dan benjolan. Ubun ubun belum menutup, ubun ubun tidak cekung 2. Muka : Simetris, tidak pucat, tidak ada oedema 3. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada oedema, mata sedikit cowong 4. Hidung : Simetris, bersih tidak sekret, tidak ada polip 5. Mulut : bibir kering, lidah bersih, tidak terdapat stomatitis, gigi tumbuh 2 buah dibagian bawah, tidak ada caries. 6. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran vena jugularis 7. Dada : Pengembangan dada kanan-kiri sama tidak terdapat hiperretraksi dinding dada, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, detak jantung normal, tidak ada suara tambahan, tidak ada wheezing. 8. Abdomen : Simetris, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada oedema, bising usus 15x/menit. Tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka bekas operasi, hipertympani 9. Genetalia : Bersih, anus tidak kemerahan, tidak lecet, tidak ada kelainan, setiap selesai BAB dan BAK dicebok oleh orang tua 10. Extremitas : kanan atas, kanan kiri bawah: Simetris, pergerakan tangan dan kaki aktif tidak ada kelainan, tidak ada oedema Kiri atas : terpasang infus 11. Integumen : Turgor kulit menurun

12. Pemeriksaan Penunjang Tidak dilakukan 13. Pemeriksaan Penunjang Parenteral : Infus Tridex 27 B 16 tpm Inj Cefotaxim : 3 x 250 mg II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL Tanggal : 12-6-2009 Jam : 17.00 WIB Diagnosa : An. S umur 10 bulan dengan GEA DS : Ibu pasien mengatakan An. S masih BAB cair 2x bercampur lendir, muntah 1x DO : - KU baik - Kesadaran composmentis - Tanda-tanda vital S : 36oC N : 94 x/mnt Rr : 26 x/mnt - Ubun ubun tidak cekung - Mata sedikit cowong - Bibir kering - Turgor kulit menurun - Terpasang infus Tridex 27B di tangan kiri - Kembung (+) Masalah : Gangguan keseimbangan Cairan dan Elektrolit DS : Ibu pasien mengatakan An. S masih BAB cair 2x bercampur lendir, muntah 1x DO : - KU baik - Kesadaran composmentis - Tanda-tanda vital S : 36oC N : 94 x/mnt Rr : 26 x/mnt - Ubun ubun tidak cekung - Mata sedikit cowong - Bibir kering - Turgor kulit menurun - Terpasang infus Tridex 27B di tangan kiri III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL IV IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA 1. Pemenuhan kebutuhan cairan pada anak (pemberian oralit)

2. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak 3. Mengobservasi TTV 4. Kebutuhan Istirahat V. INTERVENSI Tanggal 12 juni 2009 Jam : 17.00 WIB Diagnosa : An. S umur 10 bulan dengan GEA Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan kebidanan 2 x 24 jam diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit dapat terpenuhi Kriteria Hasil : - Intake dan Ouput Balance - Tidak ada gejala dehidrasi - Tidak diare, tidak muntah - Anak ceria dan aktif Intervensi: 1. Anjurkan pada orang tua agar pasien diberi minum hangat manis R/ Menekan rasa mual dan membuat badan tidak lemes 2. Kaji intake dan ouput cairan R/ Mengetahui tingkat dehidrasi 3. Beri penyuluhan tentang penyebab, pencegahan, perawatan ank dengan diare R/ ibu dan keluarga mengerti, tahu dalam memberikan pertolongan pertama pada anak diare. 4. Anjurkan pada orang untuk memberikan makanan atau minuman dengan porsi kecil tapi sering R/ Makanan mudah di absorbsi, mencegah muntah 5. Observasi TTV tiap 4 jam R/ Mengetahui perkembangan pasien 6. Ganti celana tiap kali BAB R/ Mecegah iritasi 7. Kolaborasi dengan tim medis dalam pembarian terapi R/ Pemberian terapi yang tepat akan mempercepat penyembuhan VI. IMPLEMENTASI Tanggal : 12 juni 2009 Jam : 17.00 WIB 1. Menganjurkan pada orang pasien untuk memberikan pasien minum hangat manis 2. Mengkaji intake dan ouput cairan Intake : - Makan menu sesuai RS (ML) 3x sehari - Makan habis porsi - ASI - Susu Formula (LLM) : 80 cc

- Infus Tridex 16 tpm Output : BAB 2x/hari, cair, muntah 1x 3. Memberi penyuluhan tentang penyebab, pencegahan perawatan anak dengan diare 4. Menganjurkan pada orang tua untuk memberikan makanan atau minuman dengan porsi kecil tetapi sering. 5. Mengobservasi TTV TD : S : 36 8oC N : 92 x/mnt Rr : 28 x/mnt 6. Melaksanakan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi Inj cefotaxim : 250 Mg 7. Membersihkan dan menceboki setiap selesai BAB dan mengganti celana VII. EVALUASI Tanggal : 13 juni 2009 Jamb : 17.30 WIB S : Ibu pasien mengatakan bahwa An. S BAB sudah 1x sehari, tidak cair, tidak ada lendir dan tidak muntah O : KU : baik Kesadaran : composmentis TTV : TD : S : 36 7oC N : 90 x/mnt Rr : 28 x/mnt Ubun ubun rata Mata tidak cowong Bibir lembab Turgor kulit elastis Makan habis 1 porsi, minum susu tidak muntah A : masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi no : 1, 2, 4, 5, 6, 7.

DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta Manuaba, Ida Bagus gde. 1998. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. EGC: Jakarta Pusat Pendidikan Nasional Kesehatan. 1993. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Depkes RI : Jakarta Pusdiknakes. 1995. Manajemen Kebidanan. Depkes RI : Jakarta Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Buku Kedokteran. EGC : Jakarta

You might also like