Professional Documents
Culture Documents
I
PENDAHULUAN
Dengan kata lain pelayanan masyarakat perlu ditingkatkan bukan saja melalui
perbaikan sistem prosedur yang digunakan, tetapi juga yang lebih penting lagi
adalah dengan meningkatkan motivasi kerja pegawai instansi pemerintah
kecamatan Sukmajaya kota Depok itu sendiri. Oleh sebab itu setiap pimpinan
harus mampu memanfaatkan sumber daya manusia, dalam hal ini adalah para
pegawai dalam meningkatkan pelayanan masyarakat. Agar supaya pegawai dapat
lebih efektif dalam melakukan tugasnya, maka pimpinan harus memahami situasi
dalam organisasi atau instansi pemerintah kecamatan Sukmajaya kota Depok
khusunya. Dengan demikian setiap pimpinan perlu mengetahui faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja pegawai. Salah satu faktor yang yang
mempengaruhi motivasi kerja pegawai adalah faktor pimpinan yang dalam hal ini
menyangkut gaya kepemimpinan.
1. 2. MASALAH
1. 2. 1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas yaitu penurunan produktifitas
pelayanan masyarakat sebagai akibat cara kerja aparatur atau pegawai pemerintah
Kecamatan Sukmajaya Kota Depok, maka pokok permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini berkaitan dengan motivasi pegawai instansi pemerintah Kecamatan
Sukmajaya Kota Depok yang dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Secara lebih
rinci, pernyataan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja
pegawai pada instansi pemerintah Kecamatan Sukmajaya kota Depok?
2. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja
pegawai pada instansi pemerintah Kecamatan Sukmajaya?
1. 2. 2. Pembatasan Masalah
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seorang pekerja/
pegawai menurut A. Mintorogo dan Sedarmayanti ( 1992 ) faktor tersebut antara
lain: pimpinan, rekan sekerja, sarana fisik, kebijaksanaan dan peraturan
organisasi, kompensasi/ imbalan jasa uang dan atau non uang serta jenis pekerjaan
dan tantangan. Dengan melihat banyaknya faktor yang mempengaruhi motivasi
kerja pegawai sebagaimana tersebut diatas, maka dalam penelitian ini dibatasi
hanya pada faktor pimpinan terutama mengenai gaya kepemimpinan . Untuk itu
penelitian dilakukan di instansi pemerintah Kecamatan Sukmajaya Kota Depok.
1. 2. 3. Perumusan Masalah
Gaya kepemimpinan merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi
motivasi kerja pegawai. Dengan demikian faktor gaya kepemimpinan
berhubungan dengan motivasi kerja pegawai instansi pemerintah Kecamayan
Sukmajaya. Berdasarkan uraian diatas dapatlah dirumuskan masalahnya sebagai
berikut:
1. Bagaimana hubungan antara faktor gaya kepemimpinan dengan motivasi
pegawai pada instansi pemerintah Kecamatan Sukmajaya?
2. Bagaimana hubungan antara situasi kepemimpinan dengan motivasi kerja
pegawai pada instansi pemerintah Kecamatan Sukajaya?
1. 4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah:
1. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk dapat menyangkutkan
motivasi kerja pegawai pada instansi pemerintah Kecamatan Sukmajaya
2. Sebagai bahan masukan atau bahan bagi penelitian yang serupa atau
penelitian yang lebih luas sifatnya
1. 5. Hipotesis
Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Motivasi kerja pegawai instansi pemerintah Kecamatan Sukmajaya Kota
Depok lebih tinggi setelah diberlakukannya kebijakan-kebijakan oleh Kepala
Pemerintah kecamatan dibandingkan dengan sebelumnya.
2. Ada pengaruh signifikan faktor Gaya kepeimipinan terhadap motivasi kerja
pagawai pemerintah Kecamatan Sukmajaya
1. 6. Metodologi Penelitian
1. 6. 1. Variabel variabel Yang di Teliti
Adapun variabel variabel yang diteliti dalam penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1. Variabel Bebas ( Independent Variable )
Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas ( Independent Variable ) adalah gaya
kepemimpinan yang dalam hal ini dilambangkan dengan X1
2. Variabel Terikat ( Dependent Variable )
Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi kerja pegawai
yang dilambangkan dengan variabel Y
Y=a+bX
Dimana:
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = Harga Y bila X= 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.
Bila b(+) maka naik, dan jika (-) maka terjadi penurunan.
Rumus yang digunakan untuk mencari a (nilai konstanta) dan nilai (koefisien
korelasi) adalah sebagai berikut (Supranto, 1987: 219):
n(ΣΧΥ ) − (ΣΧ )(ΣΥ )
b=
( )
n ΣΧ 2) −(ΣΧ )2
a = Y − bx
dimana:
y = ∑Y / n (nilai rata rata variabel Y)
x = ∑X /n (nilai rata rata variabel X)
Secara logika dapat diketahui bahwa makin baik estimasi model dalam
menggambarkan data, maka makin dekat nilai R ke nilai 1 (satu). Nilai R dapat
diperoleh dengan rumus:
R2 = (r)2 X 100%
Dimana:
R2 = Koefisien determinasi
R = Koefisien korelasi
Keterangan:
t = Signifikansi korelasi
ρ = Koefisien korelasi
n = Jumlah Responden
Setelah didapatkan nilai t-hitung melalui rumus diatas, maka untuk
menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. 6. 4. 6. Deskripsi Kuantitatif
Analisa diskriptif kuantitatif yaitu teknis analisis yang pada dasarnya menggunkan
penjelasan-penjelasan serta gambaran umum penjelasan koefisien korelasi yang
bersimbol r mempunyai batasan = - 1 < r < 1. artinya bila r = 1, hubungan X dan
Y sempurna serta positif atau mendekati 1 hubungan X dan Y sangat erat dan
positif. Bila r = - 1 hubungan X dan Y sangat erat dan negetif. Bila r = 0 hubungan
X dan Y tidak ada hubungan.
1. 6. 4. 7. Kerangka Analisis
Penerapan sistem gaya kepemimpinan adalah merupakan suatu kebijakan yang
mempunyai pengaruh terhadap tingkat motivasi kerja pegawai pada instansi
pemerintah Kecamatan Sukmajaya Kota Depok sehingga kinerja dan
produktivitas pegawai juga berpengaruh signifikan.
1. 7. Sistematika Skripsi
Untuk memperhatikan memudahkan pemahaman keseluruhan tulisan, maka dalam
penulisan ini penulis membagi dan menyusun sistematika skripsi sebagai berikut:
BAB. I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang pemilihan judul pokok masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, kegunaan penelitian dan metodologi penelitian. Inti pada bab ini
adalah menguraikan permasalahan dan pokok-pokok pembahasan sehingga dapat
diketahui masalah yang ingin disampaikan dalam tulisan ini.
BAB V. PENUTUP
Bab ini menyimpulkan hasil-hasil dari penelitian maupun pembahasan dari bab
sebelumnya serta saran-saran yang diberikan sehubungan dengan penelitian
terhadap pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada
instansi pemerintah Kecamatan sukmajaya.
BAB. II.
LANDASAN TEORITIS DAN TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan suatu alat untuk mencapai suatu tujuan yang di inginkan
oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Dimana manajemen yang baik akan
memudahkan didalam mewujudkan tujuan yang akan dicapai.
Manajemen merupakan instrumen yang penting, baik itu untuk perusahaan atau
organisasi besar, menengah maupun besar. Manajemen sangat dibutuhkan oleh
setiap organisasi karena hanya dengan manajemen yang baik, organisasi akan
berkembang dan mencapai tujuan.
Adapun beberapa pengertian tentang manajemen menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
Manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang
orang lain untuk bekerja. (Yayat M. Herujito, 2004; 2)
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efesien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. (Malayu S. P. Hasibuan, 2000; 2)
”management is proces undertaken by one more persons to coofidenate the
activities of other persons to actieve resulth not attemante by any one person
activy alone”. (James H. Donelly. Jr dan James C. Gibson, 1998; 5)
Dari definisi definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen adalah
suatu proses untuk mengatur sumber daya manusia dan sumber daya organisasi
atau perusahaan lainnya secara efektif dan efesien guna tercapainya tujuan
organisasi
Pengertian manajemen sumber daya manusia terdiri atas dua kalimat; manajemen
dan sumber daya. Manajemen adalah the art of getting things done trough the
effort of other people. Sumber daya manusia atau personalia adalah tenaga kerja,
buruh atau pegawai yang mengandung arti keseluruhan orang orang yang bekerja
pada suatu organisasi tertentu. (Manullang, 1996; 14).
Sumber daya manusia merupakan faktor yang unik baik fisik ataupun psikis.
Dalam keadaan biasa manusia hanya menggunakan sebagian kecil dari
kemampuannya karena sebenarnya kmampuan manusia itu sangat luas. Apabila
sumber daya manusia itu di kembangkan kualitasnya, mereka akan mempunyai
pengaruh pada perubahan pengatahuan, perubahan sikap, perubahan kemampuan,
perubahan tingkah laku individu dan perubahan tingkah laku kelompok. Apabila
hal ini terjadi maka akan sangant mendorong tercapai tujuan organisasi maupun
tujuan individu secara optimal.
2. 3. Pengertian Kepemimpinan
Ada beberapa pendapat pakar tentang pengertian kepemimpinan, antara lain
adalah sebagai berikut: Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam
situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961; 24).
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957; 7).
Dalam setiap kepemimpinan ada dua pola dasar kepemimpinan, yaitu pola dasar
kepemimpinan formal dan pola dasar kepemimpinan informal.
I. Pola Kepemimpinan Formal
Kepemimpinan formal ada secara resmi pada seseorang yang diangkat dalam
jabatan kepemimpinan. Hal ini tampak pada berbagai ketentuan yang mengatur
hierarki organisasi dan dalam bagan organisasi.
Adapun penerimaan atas kepemimpinan formal masih harus diuji dalam praktek
yang hasilnya tampak dalam kehidupan organisasi. Jadi tidak secara otomatis
merupakan jaminan diterima oleh para anggota. Kepemimpinan formal dikenal
juga dengan istilah ”headship”.
(4) Karismatis
Sampai saat ini belum ditemukan sebab sebab mengapa seorang pemimpin
memiliki karisma, yang diketahui ialah bahwa pemimpin yang demikian memiliki
daya tarik yang amat besar. Oleh karena itu, pada umumnya orang yang memiliki
karisma mempunyai pengikut yang sangat besar, meskipun para pengikut sering
kali tidak dapat menjelaskan mengapa mereka jadi pengikut.
(5) Demokratis
Tipe pemimpin seperti inilah yang cocok untuk organisasi modern. Pemimpin
yang demikian memiliki sifat sifat sebagai berikut:
a) Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak pada manusia
sebagai makhluk termulia di dunia
b) Selalu berusaha mensinkronisasikan antara kepentingan tujuan organisasi
dan kepentingan tujuan pribadi bawahannya.
c) Senang menerima saran dan pendapat, bahkan kritik dari bawahannya.
d) Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teman kerja dalam usaha
mencapai tujuan
e) Selalu berusaha agar bawahannya lebih berhasil
f) Berusaha mengembangkan kapasitas dirinya sebagai pemimpin
Terdapat perbedaan pola perilaku yang diterapkan oleh seorang manajer dengan
manajer lain dalam mempengaruhi perilaku anggotanya. Mintogoro mengatakan
bahwa secara umum gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang manajer
adalah gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan otokratis dan, gaya
kepemimpinan laissez faire. Masing-masing gaya kepemimpinan tersebut
mempunyai ciri tertentu.
Ciri gaya kepemimpinan demokratis yaitu: (1) keputusan dibuat bersama antara
manajer dan kelompok; (2) terbuka terhadap kritik; (3) mempunyai rasa tanggung
jawab terhadap perkembangan anggota kelompok; dan (4) menerima saran-saran,
ide yang postitif dari anggota kelompok.
Ciri gaya kepemimpinan otokratis yaitu: (1) memusatkan semua proses
pengambilan keputusan pada manajer; (2) kurang mempercayai anggotanya; (3)
memberikan perintah pada bawahan/anggota tanpa ada penjelasan dan tidak
memberikan kesempatan kepada anggota untuk bertanya.
Ciri gaya kepemimpinan laissez faire yaitu: (1) menyerahkan proses pengambilan
keputusan kepada setiap individu dalam organisasi; (2) tidak mempunyai rasa
percaya diri sebagai seorang pemimpin; (3) tidak menetapkan tujuan untuk
kelompoknya. (Mintogoro 1997; 118)
Ada tiga penekanan gaya kepemimpinan dalam mengelola organisasi, yaitu : (1)
kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang situasional dalam
menerapkan berbagai macam gaya kepemimpinan seperti gaya otokratik,
paternalistik, laissez faire, demokratik dan kharismatik; (2) gaya
kepemimpinan yang tepat ditentukan oleh tingkat kedewasaan atau kematangan
para anggota organisasi; (3) peranan apa yang diharapkan dapat dimainkan oleh
para pemimpin dalam organisasi. (Siagian, 1995; 24)
Secara rinci Siagian (1994; 27) membagi lima gaya kepemimpinan yang secara
luas dikenal dewasa ini, yaitu :
4. Gaya laissez faire adalah gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin
yang melihat peranannya sebagai “polisi lalu lintas” dengan membiarkan
organisasi berjalan menurut temponya sendiri tanpa banyak mencampuri
bagaimana organisasi harus dijalankan dan digerakkan, sebab sudah
menganggap para anggota organisasi mengetahui dan cukup dewasa untuk taat
kepada peraturan permainan yang berlaku.
2. 5. Pengertian Motivasi
Produktivitas pegawai menjadi pusat perhatian dalam upayanya untuk
meningkatkan kinerja yang mempengaruhi efesiensi sdan efektivitas organisasi.
Analisis yang lebih mengkonsentrasikan pada kinerja akan lebih memberikan
penekanan pada dua factor utama yaitu: 1) motivasi dari pegawai, 2) kemampuan
dari pegawai untuk bekerja.
Agar tujuan motivasi dapat tercapai, maka para manajer selayaknya menerapkan
teori Y dalam perusahannya. Jika teori Y terlaksana dengan baik, maka orang
orang di dalam organisasi akan di dorong untuk berkembang dan orang orang
dapat menggunakan pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan imajinasi
mereka untuk membantu mencapai tujuan organisasi.
Faktor kedua yang dapat menimbulkan rasa tidak puas kepada pegawai (de-
motivasi) ini terdiri atas:
a. kebijaksanaan dan administrasi organisasi atau perusahaan (company
policy and administration)
b. supervisi (technical supervisor)
c. hubungan antar pribadi (interpersonal supervision)
d. kondisi kerja (working condition)
e. gaji (wages)
Motivasi kerja adalah suatu keadaan di mana usaha dan kemauan keras seseorang
diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil tertentu. Motivasi kerja dalam penelitian
ini diukur dari pendapat/persepsi responden tentang hal-hal berikut:
(1) Merasa berguna bekerja di instansi tersebut
(2) Pemberian penghargaan bagi pegawai yang berprestasi akan memberi
motivasi kerja pada pegawai
(3) Situasi lingkungan kerja baik dan menyenangkan
(4) Sarana pendukung dan peralatan kerja sangat memadai
(5) Dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan menantang
(6) Bekerja di instansi membuat pegawai berkembang kemampuannya
(7) Hubungan kerja dengan sesama rekan kerja berjalan dengan baik
(8) Prestasi pegawai selalu dinilai dengan teliti dan benar
(9) Pegawai mendapatkan kesempatan untuk belajar hal hal baru
(10) Pegawai merasa aman bekerja di instansi ini
(11) Berusaha sangat keras untuk memperbaiki kinerja masa lalu pada pekerjaan
(12) Menikmati persaingan dalam bekerja
(13) Menikmati kepuasan dalam menyelesaikan tugas pekerjaan yang sukar
(14) menikmati bekerjasama dengan orang lain dari pada bekerja sendirian
(15) Bila ada tugas kerja lembur, pegawai termotivasi melakukan pekerjaan
tersebut dengan sebaik baiknya
(16) Ingin mencapai kesuksesan dalam bekerja
(17) Merasa nyaman terhadap pengawasan dari atasan
(18) Merasa puas dengan prestasi kerja yang telah dicapai selama ini
(19) Masalah keluarga yang dihadapi tidak berpengaruh terhadap pekerjaan
(20) Keluarga sangat mendukung pekerjaan yang dilakukan saat ini.
(21) Dorongan spiritualitas agama selalu memberi motivasi untuk bekerja keras
dengan ikhlas.
BAB. III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
TABEL .1
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KECAMATAN SUKMAJAYA
CAMAT
JABATAN SEKRETARIS
FUNGSIONAL CAMAT
Kedudukan
Kecamatan merupakan perangkat daerah yang mempunyai wilayah kerja tertentu,
dipimpin oleh Camat yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota melalui sekretaris daerah.
Tugas
Kecamatan mempunyai tugas melaksanakan sebagai kewenangan pemerintah
yang dilimpahkan dari Walikota.
Fungsi
Penyelenggaraan pemerintah kecematan dan pemberian perizinan serta pelaksaan
pelayanan umum dibidang kewenangan yang telah dilimpahkan. Pembinaan
terhadap kelurahan yang berada di wilayah kerjanya.
Unsur Organisasi
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dalam pasal 96 dan 97
Peraturan daerah Kota Depok Nomor 16 Tahun 2003, unsure organisasi
Kecamatan terdiri atas:
Pemimpin adalah Camat
Pembantu pimpinan adalah Sekertaris Camat
pelaksanaan adalah Seksi dan Kelompok Kerja Fungsional
C. Seksi Pemerintahan
1. Seksi pemerintahan mempunyai tugas pokok membantu camat dalam
menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi dan pelayanan
bidang pemerintahan umum.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seksi
pemerintahan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program kerja seksi pemerintahan sesuai dengan rencana strategis
kecamatan
b. Pelaksanaan administrasi pertanahan sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku.
c. Pelaksanaan kegiatan administrasi kependudukan
d. Pelaksanaan koordinasi dan pembinaan perlindungan masyarakat (LINMAS)
Kecamatan
e. Pembinaan ketentraman dan ketertiban
f. Pembinaan satuan polisi pamong praja Kecamatan.
g. Fasilitas pelaksanaan tugas Komisi pemilihan Umum Daerah (KPUD) Koda
Depok
h. Fasilitas pelaksanaan pemungutan pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
i. Fasilitas pelaksanaan pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sesuai
dengan bidang tugasnya.
j. Pelaksanaan administrasi pelayanan penerbitan rekomendasi izin keramaian
dan pelayanan sesuai batas kewenangan yang telah mendapat pendelegasian
dari Walikota
k. Pelaksanaan administrasi pelayanan penerbitan rekomendasi/ pengantar surat
keterangan catatan kepolisian
l. Fasilitas piñata kelurahan, penyelenggaraan evaluasi kinerja kelurahan tingkat
kecamatan
m. Penegakan dan pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Depok di Kecamatan
n. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tentang kegiatan seksi pemerintahan
o. Pelaksannan tugas koordinasi lainnya yang diberikan oleh camat.
D. Seksi Pembangunan
1. Seksi Pembangunan mempunyai tugas pokok membantu camat dalam
menyiapkan bahan perumusan kebijakan pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan
bidang pembangunan
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal
ini, seksi pembangunan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program keja seksi pembangunan sesuai dengan rencana strategis
kecamatan
b. Fasilitas dan koordinasi penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana
pemukiman di Kecamatan
c. Pelaksanaan administrasi pelayanan penerbitan rekomendasi izin dan
pelayanan sesuai dengan batas kewenangan yang telah mendapat
pendelegasian dari Walikota
d. Pelaksanaan koordinasi dan pembinaan kebersihan dan keindahan di
Kecamatan
e. Pengkoordinasian, pembinaan dan pengawasan serta pelaporan langkah
langkah penanggulangan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan
f. Pengkoordinasian pelaksanaan pembangunan swadaya masyarakat
g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tentang kegiatan seksi pembangunan
h. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh camat
E. Seksi Perekonomian
1. Seksi Perekonomian mempunyai tugas pokok membantu camat dalam
menyiapkan bahan perumusan kebijakan pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan
bidang perekonomian.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal
ini, Seksi Perekonomian mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program kerja seksi perekonomian sesuai dengan rencana
strategis kecamatan
b. Fasilitas pembangunan perekonomian kecamatan
c. Pelaksanaan administrasi pelayanan penerbitan rekomendasi izin dan
pelayanan sesuai dengan batas kewenangan yang telah mendapat
pendelegasian dari Walikota.
d. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Koperasi dan UKM di Kecamatan
e. Pembinaan dan pengembangan kegiatan pertanian.
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tentang kegiatan seksi perekonomian
g. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya diberikan oleh Camat
2. Pelaporan Kerja
a. Camat wajib memberikan laporan yang akurat tentang pelaksanaan tugasnya
secara teratur, jelas dan tepat waktu kepada walikota melalui Sekretaris
Daerah
b. Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkngan kecamatan wajib mengikuti
dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasanya masing
masing dan memberikan laporan yang akurat tepat pada waktunya
c. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan,
wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut serta
untuk memberi petunjuk kepada bawahan
d. Pengaturan mengenai jenis laporan dan cara penyampaiannya berpedoman
kepada paraturang peundang undangan yang berlaku.
4. Administrasi Kepegawaian
Camat wajib dan bertanggung jawab dalam mempersiapkan bahan rancangan
kebijakan Walikota di bidang kepegawaian.
TABEL. 2
Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Prosentase
1 Laki Laki 24 68, 57 %
2 Perempuan 11 31, 43 %
Jumlah 35 100 %
Sumber: Data karakteristik responden
Pada tabel (2) jenis kelamin diatas menunjukkan bahwa rata rata (68, 57 %)
pegawai pada Kecamatan Sukmajaya Depok masuk golongan responden yang
berjenis kelamin laki laki. Sedangkan responden yang berjenis kelamin
perempuan siginifikansinya berada pada nilai rata rata (31, 43 %). Pada penelitian
ini, jenis kelamin responden laki laki jumlahnya lebih signifikan dibandingkan
dengan jenis kelamin perempuan dengan frekuensi masing masing adalah (24 dan
11).
TABEL. 3
Usia Responden
No Usia (Tahun) Frekuensi (f) Prosentase
1 ≤ 30 3 8, 57 %
2 31- 40 13 37, 14 %
3 41- 50 14 40, 00 %
4 ≥ 50 5 14, 29 %
Jumlah 35 100 %
Sumber: Data karateristik responden
Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa usia rata rata responden adalah antara 41 – 50
yakni dengan prosentase (40, 00%). Responden yang berusia antara 31- 40 juga
menempati posisi stabil dan hanya selisih 1 frekuensi dengan usia responden 41-
50. Sedangkan responden yang berusia ≤ 30 memiliki frekuensi sebanyak 3
dengan jumlah prosentase (8, 57 %). Adapaun frekuensi usia responden ≥ 50
memiliki total prosentase (14, 29 %)
TABEL. 5
Lama Bekerja Responden
No Masa (Tahun) Frekuensi (f) Prosentase
1 ≤5 1 2, 86 %
2 6- 10 9 25, 71 %
3 11- 15 8 22, 86 %
4 16- 20 6 17, 14 %
5 ≥ 20 11 31, 43 %
Jumlah 35 100 %
Sumber: Data karakteristik responden
Tabel (5) diatas menunjukkan bahwa lama bekerja rata rata (31, 43 %) pegawai
Kecamatan Sukmajaya masuk pada golongan dengan lama bekerja ≥ 20 (dalam tahun)
dengan 11 frekuensi. Sedangkan prosentasi yang paling rendah (2, 86) pegawai
Kecamatan Sukmajaya masuk pada golongan dengan lama bekerja ≤ 5 (dalam tahun)
dengan 1 frekuensi.
Adapun pegawai yang telah bekerja antara 6- 10 (dalam tahun) pegawai Kecamatan
Sukmajaya masuk pada total prosentasi (25, 71 %) dengan 9 frekuensi dan pegawai
yang telah bekerja antara 11-15 (dalam tahun) pegawai Kecamatan Sukmajaya masuk
pada total prosentasi (22, 86 %) dengan 8 frekuensi. Serta pegawai yang telah bekerja
antara 16- 20 (dalam tahun) pegawai Kecamatan Sukmajaya masuk pada total
prosentasi (17, 14 %) dengan 6 frekuensi.