Professional Documents
Culture Documents
Dinamika Masisir dalam kancah organisasi sangat erat kaitannya dengan persoalan
sekretariat yang pada umumnya juga berlokasi di flat-flat sewaan sebagaimana rumah
tempat tinggal para mahasiswa. Apabila harga sewa semakin naik, maka ada
kecenderungan untuk berpindah-pindah demi mendapatkan flat dengan harga sewa yang
lebih murah.
Pada periode kelima belas kepemimpinan KSW di bawah pimpinan saudara Lutfi
Chakim (2001-2002), masalah mengenai rumah sekretariat menjadi obrolan sehari-hari
dari para penghuni dan pada akhirnya mengarah pada satu titik cita-cta mulia, yaitu
pengadaan sekretariat permanen dengan hak milik organisasi. Berawal dari tekad
tersebut, akhirnya periode ini membuat satu tonggak harapan untuk pengadaan rumah
permanen dan mengumpulkan modal sedikit demi sedikit hingga pada akhir tahun
berhasil mengumpulkan dana abadi sekitar 1000 USD yang berasal dari iuran warga dan
Temus haji.
Pada periode selajutnya, di bawah pimpinan saudara Abdillah As'ad, para
pengurus semakin semangat untuk merealisasikan secretariat permanent. Pada periode
ini pula, datanglah seorang tokoh yang dikenal sangat mudah menerima aspirasi dari
masyarakat, yaitu Prof. Dr. H. Bachtiar Aly MA yang merupakan Duta Besar Republik
Indonesia di Mesir. Pada periode inilah awal mula keberhasilan KSW untuk mempunyai
secretariat permanent. Hal ini tak lepas dari salah satu program beliau, yaitu Program
Pengadaan Rumah Indonesia (PPRI) yang kemudian menjadi Program Pengadaan
Rumah Daerah (PPRD).
KSW sendiri langsung menyambut dengan baik kesempatan emas tersebut dengan
membentuk panitia PPRD KSW yang diketuai oleh Khoirun Niat, Muhammad Azhar
N.T sebagai sekretaris, Nabih Shiddiqi sebagai bendahara serta tiga orang anggota, yaitu
Muhammad Najib, Sukron Makmun dan Fatkhur Rahman.
Panitia kemudian menyusun proposal dan dikirimkan kepada Pemda Jawa Tengah
serta DIY. Pengiriman proposal ini terkadang tidak dialamatkan langsung ke Pemda,
akan tetapi ke tokoh Jawa Tengah waktu itu seperti Bpk. Thoyfoer M C (almarhum)
yang merupakan salah satu wakil DPRD Jateng waktu itu serta Drs. H. Ahmad yang
pernah menjabat menjadi wakil gubernur Jateng. Sementara untuk proposal ke DIY
dikirim melalui Emha Ainun Najib yang waktu itu berkunjung ke Mesir. Namun hingga
masa akhir masa bakti periode ini, proposal-proposal yang telah dikirim dengan
mencantumkan angka sekitar 400 juta itu belum mendapat tanggapan seperti yang
diinginkan.
Periode 2003-2004 di bawah kepemimpinan sdr. Nur Salim menjadi babak baru
dalam perjalanan PPRD karena pada masa inilah untuk kali pertama, proposal yang
diajukan pada periode sebelumnya mendapat tanggapan dari Pemda Jateng atas nama
staf Biro Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Provinsi Jateng. Dari sinilah komunikasi
antara KSW dengan Pemda Jateng semakin berkembang dan intensif.
Setelah mempelajari proposal bberapa waktu, akhirnya Pemda jateng berseia
memberi bantuan berupa dana sekitar 17 juta per tahun untuk dana penyewaan flat.
Pada awalnya panitia PPRD merasa hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan, akan tetapi melalui beberapa pertimbangan akhirnya panitia menerima
Rumah Daerah Jawa Tengah (RDJT) yang lazim disebut dengan Griya Jawa
Tengah merupakan bangunan milik Pemda Jateng yang terdiri dari tiga rumah dengan
dua lantai. Lantai dasar saat ini berfugsi sebagai sekretariat dan pusat kegiatan sehari-
hari KSW. Pada awalanya, selain sebagai sekretariat, lantai dasar sendiri akan
digunakan sebagai showroom trade and tourism center Jawa Tengah di Mesir. Namun
karena berbagai faktor dan kendala, hal tersebut belum mampu terealisasikan sampai
saat ini.
Sedangkan di lantai dua, bangunan Griya mempunyai dua aset penting yaitu
berupa hotel dan aula pertemuan. Aula yang berkapasitas 250 orang ini terletak di
bagian depan lantai dua Griya merupakan sentral pertemuan dan acara KSW serta
menjadi tempat yang ikut mewarnai dinamika kehidupan Masisir.
Di bagian belakang lantai dua, terdapat penginapan Griya Jawa Tengah yang
berkonsep rumah hunian keluarga serta menyajikan keramahan khas nusantara
diharapkan membuat para tamu merasa senyaman di rumah sendiri. Susunan
penginapan terdiri dari ruang keluarga, dapur kamar mandi serta enam kamar tidur yang
terbagi menjadi beberapa tipe pilihan, yaitu dua kamar tipe One-Bedroom Queen Size,
dua kamar Two-bedroom Single dan dua kamar One-Bedroom Single dengan harga
yang bervariasi mulai dari 15 sampai 30 dolar. Fasilitas-fasilitas yang disediakan juga
beragam, antara lain internet 24 jam, soft and hot drink, tour and guiding dan lain
sebagainya.
Memiliki sebuah rumah daerah yang baru, KSW belum mampu membentuk
sebuah formulasi manajemen rumah tangga Griya Jateng secara serta merta. Dengan
usaha trial and error, KSW yang mendapatkan amanat untuk mengelola Griya Jateng
dengan perlahan mencoba untuk menyusun mekanisme penyelenggaran rumah tangga
Griya Jateng.
TUGAS UMUM
TUGAS KHUSUS
KAMAR :
- Siapkan kamar sebersih dan serapi mungkin, mulai dari ranjang, seprai, bantal,
handuk dan jangan lupa jendela dan AC.
- Perhatikan kebersihan almari dan tata hanger secantik mungkin.
- Telitilah lampu-lampu yang ada di kamar dan jam dinding jangan sampai ada
yang tidak berfungsi.
- Bersihkan lantai (divacum dan dipel).
- Jika semua sudah selesai barulah di semprot dengan pengharum ruangan.
- Hidupkan AC sebelum tamu datang untuk kenyamanan tamu
DAPUR
- Sajikanlah kepada tamu tatanan dapur yang bersih dan rapi siapkan gelas dan
perangkat minuman dengan indah (rapi dan bersih).
KAMAR MANDI
- Usahakan kamar mandi sudah bersih dan kering sebelum tamu datang, mulai
dari dinding, lantai, kloset dan keset.
- Jangan lupa sabun ,pasta gigi dan tisu selalu siap sedia
- Pastikanlah semua shower dan kran-kran yang ada berfungsi dengan baik.
PENYAMBUTAN TAMU
- Berpakainlah rapi dan bersih sewaktu menyambut tamu.
- Sambutlah tamu dengan senyuman manis, bawakan koper – koper tamu ketika
menuju ke penginapan
- Sesampainya di atas tunjukan kamar - kamar yang ada dan terangkan harga dan
fasilitas yang ada
- Jika tamu pengan ngobrol temanilah dengan senang hati dan berwajah riang
sehingga tamu merasakan kenyaman dan ketenangan.
- Untuk tamu KBRI dipersilahkan untuk melihat kamar dan memilih sesuai
keinginan, kemudian menerangkan fasilitas tanpa menyebutkan harganya jika
tidak di tanya.