You are on page 1of 9

Paragraph 2 SAAT ini anda sebagai apa dan mau jadi apa ?

Tidak semua profesi memerlukan keterampilan menulis, tapi jika anda memiliki keterampilan menulis maka itu akan menjadi nilai tambah tersendiri bagi profesi yang dijalani. Bagi guru dan dosen, keterampilan menulis bukanlah kebutuhan tapi bisa menjadi tuntutan keahlian untuk berkembang dan mengembangkan diri. Siapa tak ingin mendapatkan predikat Guru yang penulis dan penulis yang guru. Jujur saja, pasti banyak guru menginginkannya, apalagi bagi mereka yang mengejar kredit untuk naik pangkat / golongan. Terlebih lagi bagi seorang dosen. At this time as what you are and want to be? Not all professions require writing skills, but if you have writing skill so it will be added value to the profession who performed. For teachers and lecturers, writing skills is not a requirement but it could be a demand for expertise to grow and develop themselves. Who does not want to get the title of Teacher of the author and the author of the teacher. Honestly, many teachers want it, especially for those who pursue credit for a promotion / group. Moreover for a lecturer. Motivasi menulis setiap orang berbeda beda. Ada yang menulis sebagai salah satu bentuk curhat, penyaluran isi pikiran dan ekspresi jiwa, mengurangi beban pikiran dengan berbagi pengalaman, intinya, ada kepuasan tersendiri ketika semuanya telah tertuliskan. Ada pula yang menulis sebagai bentuk aktualisasi diri, ingin dikenal dan mengenal banyak orang, kesarjanaan dan pendapat keilmuannya lebih bermakna ketika tersalurkan lewat tulisan dan dengan itu pembaca mendapatkan tambahan pengayaan pengetahuan. Suatu motivasi yang tulus untuk berbagi. Namun tak sedikit pula orang yang menulis untuk mendapatkan tambahan pemasukan (keuangan). Hal ini tentu tidak salah dan sah sah saja orang mendapatkan honor dari menulis, terlebih itu termuat di suatu media komersial, baik cetak maupun online. The motivation of writing each person is different . There are written as one form of vent, the distribution of the contents of the mind and soul expression, reducing the burden of thinking by sharing experiences, in essence, there is satisfaction when all is done.And There are writing as a form of self-actualization, wanted to be known and know many people, scholarly and scientific opinion is more meaningful when channeled through the writings and because of that, readers get an additional enrichment of knowledge. A sincere motivation to share. But not a few people who write to earn extra income (financial). This is certainly

not wrong and illegal - only legitimate people get fees from writing, especially that contained in a commercial media, print or online. Apapun motivasi kita menulis, pada dasarnya dengan tulisan itusadar atau tidakitu membuat kita berkembang selangkah lebih maju dibanding orang yang tidak tahu atau belum menulis. Menulis itu merupakan suatu proses pembelajaran. Orang yang menulis adalah orang yang belajar. Sebuah tulisan haruslah sistematis : kata dan kalimat harus terangkai dengan baik, paragraf demi paragraf harus tersusun dengan apik. Karena itu, orang yang menulis adalah orang yang senantiasa melatih dirinya berpikir secara sistematis. Jika anda penulis yang baik, saya yakin anda juga pembicara yang baik. Sebaliknya, pembicara yang baik belum tentu seorang penulis yang hebat.

Whatever our motivation to write, basically by writing -consciously or not-it makes us develop one step further than people who do not know or had not yet written. Writing is a learning process. People who write are those who learn. An article should be systematic: the word and sentence should be strung with either, paragraph by paragraph should be arranged with the slick. Therefore, people who write is the one who always train himself to think systematically. If you are a good writer, I am sure you are also a good speaker. Conversely, a good speaker is not necessarily a great writer. Ketika anda akan memulai menulis, sadarilah bahwa menulis itu kebutuhan untuk berkembang. Kesadaran bahwa menulis merupakan salah satu jalan untuk melejitkan kemampuan pikiran dan perasaan, Power of Think and Feeling. Kesadaran ini perlu dijaga supaya anda tidak mudah patah semangat ditengah jalan. Senantiasalah yakinkan diri bahwa, Saya mampu menulis. Kalau orang lain bisa menulis maka sayapun harus bisa. Buat apa anda mengecap banyak teori menulis, tips dan trik dari A sampai Z kalau anda tidak memiliki power untuk menulis ? .Kelolalah dengan baik ide, gagasan, pengalaman anda kemudian mulailah menulis. Percaya dirilah pada setiap kata dan kalimat yang berbicara di tulisan anda, teruslah menulis, tetaplah tuliskan semua yang terlintas di pikiran anda kemudian lihat, periksa dan baca kembali apa yang sudah anda tuliskan. Jika anda tidak percaya diri dalam menulis, pada setiap kalimat yang anda

tuliskan, saya yakin semuanya hanya berakhir di tong sampah dan selamanya tulisan itu unpublished (tidak terpublikasikan). When you will start to write, realize that writing was a need to develop. Awareness that writing is one way to boost the ability of thought and feeling, "Power of Think and Feeling". This awareness should be maintained so that you do not easily discouraged middle of the road,convince yourself that, "I am able to write. If someone else can write I also gained should be ". Make what you are tasting a lot of theoretical writing, tips and tricks from A to Z if you do not have the "power"to write? . Manage with good ideas, ideas, your experiences then start writing. Believe yourself at every word and sentence that 'talk' in your writing, keep writing, it could still write down everything that comes to your mind and see, check and read back what you've written. If you are not confident in writing, at every sentence you write, I'm sure it all just end up in a garbage can and forever writing was unpublished .

Anda tahu, banyak orang yang berasal dari jurusan komunikasi dan sastra tapi setelah lulus tidak mampu menjadi penulis yang baik. Padahal, secara teoritis dia tentu sudah mengecap berbagai teori komunikasi dan sudah lahap pula mengenyam berbagai tips dan trik menulis.Sebaliknya, banyak orang dari jurusan teknik, kesehatan, kedokteran, dan yang lainnya namun mampu menulis dengan baik dan bernas. Ini berarti untuk menulis yang baik, anda tak perlu banyak banyak makan teori, tapi yang perlu dilakukan adalah pembiasaan atau latihan terus menerus. Latihan menulis itu harus dibarengi dengan kesadaran dan kepercayaan diri, artinya dalam menulis anda harus berkembang dengan optimis. Latihannya jangan begitu begitu terus. Kalau hari ini anda hanya bisa menyelesaikan satu halaman, besoknya harus tiga sampai lima halaman, besoknya lagi harus 10 halaman. Begitu seterusnya, berkembang dengan optimis. You know, many people from the department of communication and literature, but after graduation are not capable of being a good writer. In fact, he theoretically would have tasted the various theories of communication and also have devoured various tips and tricks of writing.Conversely, many people from majoring in engineering, health, medicine, and others but able to write well and pithy. It means to write well, you do not need much - a lot of 'eat' theory, but you need to do is habituation or a continuous exercise. Writting exercises that should be coupled with awareness and confidence, it means in your writing should be developed with optimism. Training do so - so hold. If today you could only finish

one page, the next should be three to five pages, the day after should be 10 pages. And so on, to grow with optimism. Setelah anda rajin menulis, latihan terus menerus hingga akhirnya tulisan anda semakin hari semakin baik dan membaik, semakin enak dibaca dan bernas (berisi), teruslah berkembang dengan optimis, maju terus selangkah demi selangkah sampai kemudian anda harus melakukan ini : membaca issue dan perkembangan yang terjadi. Anda jangan jalan di tempat, berkembang dengan optimis itu mengharuskan anda mengikuti issu dan perkembangan yang terjadi. Tantanglah diri anda menulis hal hal yang fenomenal, aneh, unik dan baru. Banyaklah membaca berita dan opini orang lain di banyak media sebagai bahan perbandingan, sambil mempelajari gaya penuturan dan cara menulisnya. Jangan cepat menyerah, pada akhirnya waktu jualah yang menentukan apakah anda orang pesimis atau optimis dalam menggembleng diri menjadi seorang penulis yang baik

Once you are diligent in writing, practice writing continuously until finally you are getting better and better, more readable and pithy (contain), keep growing with the optimistic, forward step by step, until then you have to do this: read the issues and developments occur. You do not roads in place, 'growing optimism' that requires you to follow issues and developments. Challenge yourself to write things phenomenal things, strange, unique and new. Multiply reading the news and opinions of others in many media as comparative material, while learning the narrative style and way of writing it. Do not quickly give up, at the end of time step that determines whether you are a pessimist or optimist in galvanizing themselves into a good writer

Paragraph 3. Meskipun sudah banyak situs, blog, dan media yang memuat tentang menulis, tetapi untuk memperdalam dan menambah wawasan tentang menulis bukanlah suatu kesalahan jika terus untuk menggali ilmunya. Oleh karena itu, kami memuat pembelajaran tentang menulis di postingan kali ini. Semakin banyak membaca maka, akan lebih banyak ilmu, wawasan, kosa kata, dan manfaat lainnya yang kita terima. Jadi, akan mempermudah langkah kita untuk menciptakan sebuah tulisan.

Menulis merupakan kegiatan untuk melatih berpikir, berpikir kritis, memudahkan daya tangkap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman, dan dapat membantu menjelaskan ide, gagasan, atau pikiran dalam bentuk lisan.

Paragraph 3. Although already a lot of sites, blogs, and media containing about writing, but to deepen and broaden the horizon of the writing is not a mistake if it continued to dig their knowledge. Therefore, we include learning about writing in this post. "The more reading then, more knowledge, insight, vocabulary, and other benefits we receive. So, will facilitate our move to create a writing. " Writing is an activity to train thinking, critical thinking, facilitate comprehension or perception, solve problems, make the order for the experience, and may help explain ideas, ideas, or thoughts in oral form.

Kemampuan menulis yang baik dan efektif harus dimiliki oleh setiap orang. Kemampuan menulis yang baik dan efektif tidak hanya digunakan dalam kegiatan pendidikan. Di luar kegiatan pendidikan pun kemampuan menulis, seperti menulis surat, menulis cerita, menulis karya sastra, atau yang lainnya. Adapun pendapat tentang menulis yaitu Secara sederhana menulis dapat diartikan sebagai penggoresan huruf dengan alat tulis di atas kertas. Arti lainnya, membuat suatu catatan untuk merekam hal-hal yang dianggap penting (Naning P., 2006: 9). The ability to write good and effective must be owned by everyone. The ability to write good and effective not only used in educational activities. Outside the educational activity was the ability to write, such as writing letters, write stories, write poetry, or the other. The opinions about the writing that is

Simply write can be interpreted as an etching letters on paper stationery. Another meaning, make a note to record things that are considered important (Naning P., 2006: 9).

Menurut Tarigan (1994: 22) menulis ialah menurunkan atau menukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami gambaran grafik tersebut. Pengertian yang lebih dalam lagi, menulis berarti menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga bisa diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, seperti yang ditegaskan Roland Barthes (1915-1980) dalam buku Creative Writing yaitu untuk mengekspresikan yang tidak terekspresikan. According to Tarik (1994: 22) write is pull out graphic symbols which describe a language that is understood by someone, so that others can read the symbols graph if they understand the picture graph. Deeper insight, write means pouring thoughts into written form or tell something to others through writing. Writing can also be interpreted as an expression or expression of feeling as outlined in written form, as confirmed Roland Barthes (1915-1980) in Creative Writing a book is to express that is unexpressed.

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (Moeliono dkk., 2005: 1219). Sama halnya menurut Widyamartaya dalam Kartimi (2003: 3) menulis adalah keseluruhan rangkaian seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan pikiran melaui bahasa tulis kepada pembaca untuk dapat dipahami. Writing is a productive language skills. Writing is a labor of mind or feelings (such as writing, making the letter) with the inscription (Moeliono et al., 2005: 1219). Similarly, according to Widyamartaya in Kartimi (2003: 3) writing is a whole series of people express ideas and convey thoughts through the written language to the reader to be understood. Sebagai sebuah kegiatan yang ekspresif, kreatif, dan produktif, menulis selalu menghasilkan sesuatu yang konkret, ada wujudnya yang secara visual dapat

dibaca (Kartimi, 2006: 2). Dalam bentuknya yang lebih berkembang menulis merupakan pernyataan pikiran seseorang secara berurutan sesuai dengan konvensi tanda-tanda tulis yang lebih berlaku dalam satu bahasa (Depdikbud dalam Kartimi, 2006: 2). As an expressive activity, creative, and productive, writing always produce something concrete, there is his form that can be read visually (Kartimi, 2006: 2). In its more developed writing a statement of one's thoughts in sequence in accordance with the convention marks a more valid written in one language (in Kartimi MOEC, 2006: 2).

Kegiatan menulis merupakan sarana komunikasi secara tidak langsung kepada orang lain. Pesan komunikasi yang disampaikan dapat berupa informasi, gagasan, pemikiran, ajakan, dan sebagainya. Dengan demikian, menulis dapat diartikan sebagai proses pemindahan pesan. Seperti yang dinyatakan oleh Tarigan (1982: 3) bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk bekomunikasi secara tidak langsung artinya tidak secara tatap muka. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekpresif. Kemampuan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik secara teratur. Writing activity is an indirect means of communication to others. Communication message conveyed to the form of information, ideas, thoughts, invitations, and so forth. Thus, writing can be interpreted as a message transfer process. As stated by Tarin (1982: 3) that writing is a language skill that is used to indirectly

bekomunikasi means no face-to-face. Writing is a productive activity and expressive. The ability to write will not come automatically, but must go through training and practice on a regular basis .. Menulis identik dengan berpikir. Semakin teratur dan jernih pikiran seseorang, semakin teratur dan jernih pula tulisan yang dihasilkan. Selain dari itu pengertian menulis adalah suatu kegiatan atau aktivitas dari seorang penulis untuk menyampaikan suatu gagasan secara tidak langsung kepada orang lain atau pembaca dengan menggunakan lambang grafik yang dapat dipahami oleh penulis dan pembaca. Untuk dapat berlangsungnya komunikasi antara penulis dan pembaca, maka lambang grafik yang digunakan oleh penulis untuk menuangkan ide atau gagasannya haruslah lambang grafik yang dipahami baik oleh penulis ataupun pembaca (Muchlisoh, 1992: 261). Write synonymous with thinking. The more regular and clear one's mind, the more regular and clear writing also produced. Apart from understanding that writing is an activity or activities of a writer to convey an idea indirectly to others or readers using graphic symbol that can be understood by the writer and reader. To be ongoing communication between writer and reader, the graphic symbol used by the authors for ideas or ideas that are understood to be the symbol of the graph either by author or reader (Muchlisoh, 1992: 261).

Menurut Poerwadarminta (1986: 445), menulis adalah menyusun bahasa untuk mencerminkaan sesuatu. Sedangkan menurut Caraka (1976: 7), menulis merupakan ungkapan sesuatu secara jujur tanpa emosional yang berlebih-lebihan, realistis, dan tidak menghambur-hamburkan kata secara tidak perlu. Setelah menganalisis berbagai pendapat mengenai menulis, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan sarana komunikasi secara tidak langsung yang produktif, kreatif, dan ekpresif sebagai proses pemindahan pesan, dapat berupa informasi, gagasan, pemikiran, ajakan, dan sebagainya. According Poerwadarminta (1986: 445), writing is to construct a language for mencerminkaan something. Meanwhile, according Caraka (1976: 7), writing is

an expression of something honestly without exaggeration emotional, realistic, and not wasting words unnecessarily. After analyzing the various opinions about the writing, it can be concluded that writing is a means of communication are not directly productive, creative, and expressive as the process of moving messages, may include information, ideas, thoughts, invitations, and so forth. moeilijk raden je hart, je houding maakt me verward. als de situatie blijft zoals deze ik ben ziek na verloop van tijd

You might also like