Professional Documents
Culture Documents
2.Penjelasan akibat gangguan pada migrasi dan diferensiasi pada sel neural crest
Sel-sel neural crest yang dapat membelah, memiliki karakteristik regional pada berbagai daerah asal yaitu tetap rostral dan dorsal terhadap forebrain, serta ikut membentuk leptomeninges dan sebagian dari tengkorak. Dalam hubungannya terhadap mesodermal paraaksial kranial, membentuk kodrokranium. Penggabungan dengan epitelium (neural atau epidermal) diperlukan sebelum terjadi kondrogenesis. Sel neural crest bergerak ke ventral dan kaudal, melewati endodermal faringeal yang merangsang pembentukan lengkung brankial. Beberapa derivat brankial , termasuk tulang wajah juga berasal dari neural crest. Sel-sel ini
bergerak dalam mesodermal paraaksial kranial. Perkembangan komplek kraniofasial adalah bagian dari semua populasi sel seperti yang telah dijelaskan di atas. Penyimpangan salah satu populasi ini dari perkembangan normal dan timbulnya rongga akan memberi akibat yang buruk dan dapat menyebabkan kelompok kelainan yang disebut sindrom neurokristopati.
4.Penjelasan akibat gangguan perkembangan pembuluh darah dalam tulang rawan pada tulang rahang
Pada permulaan minggu ketiga, sel-sel mesoderm yang terletak di mesoderm viseral dinding kantung kuning telur berdiferensiasi menjadi sel-sel darah dan pembuluh darah. Sel-sel ini dikenal sebagai angioblas, membentuk kelompok-kelompok dan berkas-berkas terpisah (kelompok sel angiogenik) yang berangsur-angsur menjadi berongga. Sel yang terletak di tepi menipis dan membentuk sel-sel endotel yang membatasi pulau-pulau darah. Pualu-pulau darah segera saling mendekati satu sama lain dengan bertunasnya sel endotel dan setelah bersatu akan membentuk pembuluh-pembuluh darah kecil. Selama minggu ke 7 iu, pertukaran suplai darah dari wajah, dari arteri karotid internal menjadi eksternal terjadi sebagai hasil atropi normal arteri stepedial. Pertukaran ini terjadi pada saat kritis dari perkembangan bagian tengah wajah dan palatum, menyebabakan kurangnya suplai darah dan terbenuknya celah bibir atas serta palatum.
Tidak semua daerah wajah bertumbuh sama cepat, selama awal perkembangan. Dari minggu ke 5 sampai 9, jarak interokular akan berkurang, tapi akan terjadi pembesaran dan konsolidasi dari primordia lain, suatu perubahan yang membentuk karakteristik wajah manusia yang sedang bertumbuh. Proporsi pertumbuhan yang salah pada saat ini, merupakan dasar dari terbentuknya cacat kraniofasial.
DAFTAR PUSTAKA
Sperber, G. H 1991. Embriologi Kraniofasial. Jakarta:Hipokrates. Sadler, T. W. 2000. Emmbriologi Kedokteran Langman. Jakarta:EGC. http://www.bharian.com.my/Sunday/Sihat/20080810102526/Article/index_html http://nurrijal.wordpress.com/2009/01/12/teratogen_polydactyly/