You are on page 1of 12

Oleh: Joko Mursitho

Dalam lingkaran ini hilangkanlah dahagamu, Dalam lingkaran ini hilangkanlah dukamu, Dalam lingkaran ini raihlah kebanggaanmu, Karena kita telah menjadi rantai dan jeruji satya dan darma,

Kita telah ikatkan tali persaudaraan, kita telah getarkan semangat berkorban, Hilangkan niat buruk kita, yang hanya memikirkan pujian karena pekerjaan yang telah kita lakukan,

Mari kita tarik benang sangkan-paran, Kesuksesan kita, bukan karena kita sendiri, Tetapi karena pekerjaan teman-teman lainnya, Jangan risau ketika bukan engkau yang dihargai, bukan engkau yang dielukan,

Karena Tuhan melihat, tangan kita telah bekerja melalui kebenaran yang difirmankan-Nya, Karena Tuhan melihat tangan dan jiwa kita telah meluruskan langkah-langkah mereka,

Ada yang kecewa, ada yang tidak suka, ketika kita telah mencapainya, Tapi itu hal biasa, karena mereka masih manusia biasa, Terkadang ia iri, dengki, kemudian mengadu yang bukan-bukan kepada atasan kita,... biar dia dianggap yang paling setia, dan paling berjasa.

Teruslah berjalan, karena dia bukan siapasiapa, dan bukan apa-apa. Teruslah berjalan walau kegelapan menghadang,

Karena kita yakin kita telah menuju cahaya-Nya, Waktu dan tempat akan menunjukkan siapa mereka, Karena mereka adalah benalu kehidupan, benalu Gerakan Pramuka, yang mencari hidup dan keuntungan pribadi karenanya.

Tapi kamu adalah ilalang-ilalang yang tidak bisa ditempeli benalu itu, Kamu tetap akan bertahan walau kaderkadermu dicabut, dicampakkan, Walau namamu dibusukkan, kamu akan terus menurunkan generasi ilalang yang punya rasio dan rasa. Generasi ilalang yang punya budi dan nurani.

Biarlah kamu dipandang rendah, Biarlah kamu dipandang kecil, Karena kamu hanyalah ilalang, Kadang kamu dibakar, Kadang kamu dinjak-injak,

Tapi tak ingatkah bahwa kamu lebih sering dijadikan atap untuk berteduh, memayungi mereka?; Tak ingatkah bahwa kamu lebih sering dijadikan alas tidur, ... untuk Pramuka pengembara, Biarlah dalam perkaderan ini engkau tetap menjadi ilalang, yang senantiasa meneruskan generasimu, Biarlah sang bayu bertiup menggontai dahan dan bungamu, Biarlah sang angin sahabatmu itu, menaburkan bungamu ke tempat lain, karena di sana tunasmu akan tumbuh.

Kita tidak malu sebagai ilalang di tempat yang rendah, Karena seharusnya ada orang-orang yang malu menjadi benalu di tempat yang tinggi. Iklas bakti bina bangsa ber budi bawa laksana. Amin.
Nangro Aceh Darussalam, 8 Januari, 2009.

You might also like