You are on page 1of 14

MAKALAH SEMINAR HIPNOTERAPI SEBAGAI ALTERNATIF INTERVENSI MENURUNKAN TINGKAT STRESS BAGI TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT JIWA

A PROVINSI JAWA BARAT

Disusun oleh:

PPN XXIV GELOMBANG I

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXIV FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2012

I.

Latar Belakang

Pekerjaan seorang perawat terutama perawat di rumah sakit jiwa yang setiap harinya bergelut dengan pasien gangguan jiwa tidak jarang menimbulkan beban psikologis tersendiri. Kondisi pasien yang fluktuatif meningkatkan risiko perawat mengalami stres. Stres adalah suatu kondisi dimana transaksi antara individu dan lingkungannya mengarahkan individu mempersepsikan adanya kesenjangan antara tuntutan fisik atau psikologi dari suatu situasi tertentu dengan sumber daya biologis, psikologis dan sosial yang dimiliki individu (Lazarus dkk, dalam Sarafino, 2002). Dari hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat pada 25 September 2012, di beberapa ruangan ( Ruang Elang, Ruang Merak, Ruang Gelatik, Ruang Garuda, Ruang Nuri). dengan menggunakan kuisioner Depresi Anxiety Stress Scale (DASS 21) , didapatkan data tingkat stress yang dialami perawat sebagian besar ( 47 %) berada pada tingkatan stres sedang dan sebagian kecil (53%) berada pada tingkatan stres ringan. Berdasarkan data tersebut, perawat perlu mengelola tingkat stress yang dialaminya agar kualitas asuhan keperawatan dapat optimal. Ada beberapa macam metode untuk mengelola stres. Salah satu salah satunya adalah hipnoterapi. Hipnoterapi adalah suatu terapi yang dilakukan dengan bantuan metode hypnosis. Seseorang dibawa kedalam kondisi hipnosis, sehingga sangat sugestif (mudah dipengaruhi), karena alam bawah sadar yang seharusnya menjadi filter logic sudah tidak lagi mengambil peranan. Seorang hypnotist dapat mensugesti seseorang untuk rileks dan menghilangkan beban pikiran. Dari penelitian ditemukan satu fakta menarik. Sekitar 75 % dari semua penyakit fisik diderita banyak orang sebenarnya bersumber dari masalah mental dan emosi. Namun kebanyakan pengobatan atau terapi sulit menjangkau sumber masalah ini, yaitu pikiran atau lebih tepatnya pikiran bawah sadar. Pengaruh pikiran bawah sadar terhadap diri kita adalah 9 kali lebih kuat dibandingkan pikiran sadar. (Prihantanto, 2008). Hipnoterapi merupakan salah satu metode yang terbukti dan sangat efektif untuk mengatasi stres. Memang ada beberapa metode yang selain hipnoterapi yang digunakan untuk mengatasi stres tapi kurang efektif dan butuh waktu yang lama untuk bisa merasakan perubahan yang signifikan. Kurang efektif karena metode

yang lain tidak menyentuh akar permasalahan dan hanya bermain di level pikiran sadar. Padahal sumber stres pada seseorang itu tersimpan di pikiran bawah sadar. Dengan hipnoterapi kita bisa menembus pikiran bawah sadar dan menemukan akar permasalahan yang tersimpan di pikiran bawah sadar. Setelah menemukan akar permasalahannya dengan menggunakan teknik tertentu klien akan dibimbing untuk menyelesaikan akar permasalahannya sehingga nantinya tidak berpengaruh negative terhadap kehidupan mulai saat ini dan seterusnya (Zain, 2011). Berdasarkan penelitian efektifitas hipnoterapi untuk penanganan stres dibandingkan psikoanalisa dan behavior therapy. Psikoanalisa dengan 600 sesi terapi untuk perbaikan 32%, behavior therapy dengan 22 sesi terapi untuk perbaikan 73% dengan Hypnotherapy dan 6 sesi untuk perbaikan 93% (Barrios, 1970).Berdasarkan latar belakang diatas, pada seminar akhir Program Profesi Ners angkatan XXIV akan menyampaikan tentang Hipnoterapi Sebagai Alternatif Intervensi Menurunkan Tingkat Stres Tenaga Kesehatan.

II. 1.

Tinjauan Pustaka Konsep Stres a. Definisi Stres Stres dapat diartikan sebagai segala situasi dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seseorang untuk berespon atau melakukan tindakan (Potter, 2005). b. Tahapan Stres Gejala-gejala stres pada diri seseorang, sering kali tidak disadari karena perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat dan baru dirasakan bila tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya seharihari baik di rumah, pekerjaan ataupun di pergaulan lingkungan sosial. Amberg (1979) dalam Yosep (2009) membagi tahapan stres menjadi enam tahapan: - Stres Tahap I : Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan, biasanya ditandai dengan semangat bekerja besar, penglihatan tajam tidak sebagaimana mestinya; merasa mampu menyelesaikan

pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan disertai rasa gugup yang berlebihan pula; dan merasa senang dengan pekerjaannnya itu dan semakin bertambah semangat. - Stres Tahap II : Dalam tahap ini, dampak stres yang semula menyenangkan seperti pada tahap I mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukupi, karena waktu untuk beristirahat tidak mencukupi. Keluhankeluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada tahap ini adalah merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar; merasa mudah lelah setelah makan siang; cepat merasa capai menjelang sore hari; sering mengeluh lambung atau perut merasa tidak nyaman; detak jantung lebih keras dari biasanya; otototot punggung dan tengkuk terasa tegang; dan tidak bisa santai. - Stres Tahap III : Bila seseorang tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana diuraikan pada tahap II, maka ia akan menunjukan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan menganggu. Gangguan gastrointestinal semakin nyata; ketegangan otot-otot semakin terasa; perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat; gangguan pola tidur; dan koordinasi tubuh terganggu. - Stres Tahap IV : Bila seseorang terus memaksakan diri untuk bekerja tanpa istirahat, maka gejala-gejala pada tahap IV akan muncul. Sulit untuk bertahan sepanjang hari, aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit, kehilangan kemampuan untuk merespon situasi secara baik, ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari, gangguan pola tidur disertai mimpi-mimpi yang menegangkan, sering menolak ajakan karena tidak bersemangat, konsentrasi dan daya ingat menurun, serta timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya. - Stres Tahap V : Bila keadaan berlanjut, seseorang akan masuk dalam stres tahap V yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental yang

semakin mendalam, ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana, gangguan sistem pencernaan semakin berat, serta timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik. - Stres Tahap VI : Tahap ini merupakan tahap klimaks, dimana seseorang mengalami serangan panik dan perasaan takut mati. Gambaran stres tahap ini adalah detak jantung sangat keras, susah bernafas, badan gemetar, dingin dan keringat bercucuran, tidak ada tenaga untuk hal yang ringan, dan pingsan atau kolaps. Pada kondisi seperti ini biasanya seseorang dirawat di rumah sakit jiwa (RSJ). c. Tingkatan Stres Kline-Leidy (1990) dalam Kemala (2008) membagi stres menjadi 3 tingkatan yaitu : - Stres Ringan : stresor yang dihadapi setiap orang secara teratur, seperti terlalu banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan. Situasi ini biasanya berlangsung selama beberapa menit atau jam. Bagi mereka sendiri, stresor ini bukan resiko signifikan untuk timbulnya gejala. Namun demikian stresor ringan yang banyak dalam waktu singkat dapat meningkatkan resiko penyakit. - Stres Sedang : berlangsung lebih lama dari beberapa jam sampai beberapa hari. Misalnya perselisihan yang tidak terselesaikan atau ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga merupakan situasi stres sedang. - Stres Berat : situasi kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapa tahun, seperti perselisihan perkawinan yang terus menerus, masalah keuangan yang berkepanjangan, dan penyakit fisik jangka panjang. Makin sering dan makin lama situasi stres makin tinggi resiko kesehatan yang ditimbulkan.

2. Konsep Hipnosis dan Hipnoterapi a. Pengertian Hipnosis Hipnosis adalah penembusan faktor kritis dari pikiran sadar dan diterimanya suatu sugesti atau pemikiran tertentu oleh pikiran sadar (US Department of Education, Human Services Division) Hipnosis berasal dari kata hypnos yang artinya tidur, namun hipnotis itu sendiri bukanlah tidur. Secara sederhana, yaitu fenomena yang mirip tidur, dimana alam bawah sadar lebih mengambil peranan dan alam sadar berkurang peranannya. Pada kondisi ini seseorang menjadi sangat sugestif (mudah dipengaruhi), karena alam bawah sadar yang seharusnya menjadi filter logic sudah tidak lagi mengambil peranan.Seseorang yang terhipnotis sebetulnya pada kondisi sangat terkonsentrasi yang sangat fokus. Jadi proses hipnotis adalah proses membimbing seseorang berpindah fokus dari eksternal ke internal (konsentrasi). Jadi hypnosis hanyalah cara atau metode atau teknik saja. Hipnosis adalah penembusan faktor kritis dari pikiran sadar dan diterimanya suatu sugesti atau pemikiran tertentu oleh pikiran sadar (Gunawan, 2008). Hipnoterapi Hipnoterapi adalah terapi pikiran yang dilakukan dalam kondisi hipnosis. Sedangkan hipnosis adalah kondisi relaksasi pikiran yang biasanya disertai relaksasi tubuh. Dalam kondisi hipnosis, pikiran Anda menjadi lebih terbuka terhadap perubahan (Indra Majid, 2007). Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan, dan perilaku. Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran menggunakan hypnosis (Prihatanto, 2008)

b. Manfaat Hipnotis bisa dimanfaatkan untuk melakukan berbagai kebutuhan : Mental reprogramming buat diri sendiri ataupun orang lain

Terapi untuk berbagai penyimpangan psikologis, seperti trauma, phobia, fear, dan lain-lain Komunikasi persuasif, baik untuk mempengaruhi anak agar lebih menurut ortu, mempengaruhi teman, bawahan, atasan, calon customer agar membeli dan sebagainya.

Hiburan, yakni stage hypnotism. Menggunakan efek post hypnotic untuk memunculkan berbagai situasi lucu, aneh dan tidak masuk akal di dalam panggung pertunjukkan.

Medical treatment, misalnya anestesi, pelancaran kelahiran, dan sebagainya Forensic, misalkan investigasi kejahatan, interview korupsi / penyimpangan di perusahaan, dll.

c. Teori Pikiran- Fungsi Pikiran Sadar Mengidentifikasi pikiran yang masuk Membandingkan Menganalisis Memutuskan Pikiran Bawah Sadar Kebiasaan Emosi Memori jangka panjang Kepribadian Intuisi Kreatifitas Persepsi Belief & Value

d. Hypnotisability Merupakan kemampuan seseorang untuk memasuki hipnosis state Secara umum setiapm orang adalah normal rata, jika ia tidak menolak (secara sadar) , maka pasti dapat memasuki hypnisis state secara mudah kecuali : Tidak memiliki kemampuan untuk berkonsentrasi : stres berat, berkurangnya kemampuan konsentrasi akibat alkohol dan obata- obatan, paranoid akut

Tidak memahami komunikasi : gangguan panca indera, beda bahsa, intelektual rendah

Standford Hypnotic Susceptibility Scale (SHSS) : 5 % : sulit 85 % : moderat 10 % : mudah

e. Faktor yang memengaruhi kedalaman tahap hipnosis - Kondisi Psikologis (kejiwaan) klien - Tingkat Keaktifan berpikir klien - Susana dan kondisi lingkungan - Keterampilan seorang hypnotist - Waktu - Tingkat kepercayaan klien terhadap seorang hypnotist

f. Tahapan Hipnosis Tahap normal proses hypnosis tahap hypnosis proses terminasi tahap normal Struktur dasar hypnosis : Pre-induction (pengenalan, suggestivity test, hypnotic training) Suggestivity Test : merupakan saran untuk mnegetahui tingkat sugestifitas alamiah dari klien Hypnotic Training : merupakan sarana pengenalan bawah sadar klien terhdapa pengertian hypnoterapi dan pengenalan terhadap sang hypnoterapist, meruapakan gabungan dari pemahaman perintah, kepatuhan, kerjasama, dan sensai sugestifitas. Induction ( pendulum, eye gaze method,verbal, rapid) Induksi : sugesti untuk membawab klien dari nromal state ke hypnosis state atau dengan kata lain induksi akan membuat kesadaran dari klien sangat rileks atau bahkan tertidur. Teknik komunikasi hypnosis : Authoritarian : bersifat perintah dan umumnya diterapkan pada klien yang dianggap memiliki kepatuhan tinggi dan sugestif

Permissive : bersifat ajakan atua pemberdayaan dan umumnya diterapkan ketika klien dianggap sama tinggi dnegan seorang hypnotist Suggestion ( hypnotic script) Sugesti merupakan suatru kalimat- kalimat saran yang disampaikan oleh hypnotist ke bawah sadar objek. Sugesti yang diharapkan tetap berlaku atau tetap menjadi nilai baru bagi seorang klien walaupun telah disadarkan dari tidur hypnosis Termination Suatu tahapan untuk mengakhiri proses hypnosis. Konsep dasarnya adalah memberikan sugesti atau perintah agar seorang klien tidak mengalami kejutan psikologis ketika terbangun drai tidur hypnosis Post Hypnotic Normal

3. Mekanisme Kerja Hipnosis dalam Menurunkan Stres a. Gelombang Otak dalam Hipnosis

Ada empat gelombang dari pikiran manusia yaitu: Gelombang Beta : Gelombang beta adalah gelombang pikiran ketika kita sedang bekerja , dalam keadaan ini kita memiliki focus kerja antara 5 9 hal sekaligus. Gelombang Alfa : Gelombang alfa otak adalah gelombang pikiran ketika kita sedang santai / rileks , dalam keadaan ini kita memiliki focus kerja antara 3 -5 hal sekaligus. Contoh kondisi ini kita sudah mulai focus kepada apa yang kita inginkan. Seperti membaca buku, atau pada bandul. Seringkali ketika kita sudah dalam kondisi ini, kepekaan salah satu indra mulai berkurang karena focus kita mulai berkurang. Seperti ketika kita menonton sinetron begitu fokusnya sampai- sampai ada yang memanggil namun kita tidak dengar, itu adalah ciri kita sudah sampai di level alfa. Gelombang Teta : Gelombang otak teta adalah gelombang pikiran ketika kita sudah mulai tertidur , dalam keadaan ini kita memiliki focus kerja antara 1- 3 hal saja. Ini adalah sebuah kondisi mulai tertidur. Fokus Cuma 1-

3 saja,yang mengakibatkan pikiran kita berproses pada satu kejadian. Yang termasuk dalam gelombang ini adalah ketika mengalami Kondisi tidur dengan mimpi. Gelombang Delta : Gelombang otak delta adalah gelombang pikiran ketika kita sudah sangat nyenyak tidurnya , dalam keadaan ini kita memiliki focus kerja adalah 0. Karena dalam kondisi ini sudah 0 fokus, ini berarti kita sudah tidak mempunyai fokus lagi alias benar benar tertidur.. Maka orang yang tidur dalam kondisi ini biasanya tidur tanpa mimpi. Gelombang otak begitu santai. Dan membuat seseorang begitu rileks. Orang yang tidur dalam kondisi seperti ini walau sudah 5 jam, mungkin merasa hanya tidur sekitar 10 menit saja namun merasakan kualitas tidur yang luar biasa. Ada sebuah kaitan yang erat antara gelombang otak dengan proses terbukanya critical area. Semakin gelombang otak seseorang turun menuju ke delta maka critical area semakin terbuka lebar. Dan artinya proses hipnosis biasa terjadi ketika seseorang dalam kondisi pikiran dalam gelombang alfa dan tetha. Karena pada gelombang Betha seseorang sedang sibuk, ketika sibuk maka critical area benar-benar menyaring informasi yang menuju kepada pikiran bawah sadar. Sedangkan ketika gelombang otak menurun ke alfa dan tetha, maka kinerja critical area menjadi lebih santai dan rileks. Sehingga critical area menjadi tidak begitu memperdulikan informasi yang masuk ke dalam pikiran bawah sadar. Dan ketika seseorang telah mencapai gelombang pikiran Delta, maka orang tersebut telah tidur begitu lelap, karena lelapnya maka informasi yang disampaikan kepada mereka tidak akan pernah sampai dan hipnosispun juga tidak bisa terjadi. Kondisi seseorang pada Gelombang Beta yang dominan adalah Pikiran Sadar . Kondisi seseorang pada Gelombang Alfa dan Teta yang dominan adalah Pikiran Bawah Sadar. Kondisi seseorang pada Gelombang Delta yang dominan adalah Pikiran Tidak Sadar. Pikiran tidak sadar adalah pikiran yang uncontrollable. Seperti pikiran yang mengatur denyut jantung dan metabolisme tubuh manusia. Gerbang pikiran , atau critical area atau ada yang menamakan dengan filter adalah suatu pembatas antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar manusia.

Fungsi utama gerbang ini adalah menyaring informasi apakah informasi tersebut disimpan sebagai memory abadi di Subconscious Mind ataukah dibiarkan didalam pikiran sadar (conscious mind) saja dan kemudian terlupakan pada akhirnya. Gerbang pikiran ini dapat dianalogikan sebagai penjaga. Cara untuk membuat penjaga (Critical Area) ini terbuka ada beberapa cara, diantaranya Dengan meminta izin kepada penjaga melalui relaksasi. Seperti hal diatas ketika pikiran seseorang sudah semakin santai dan berada di gelombang pikiran alfa atau teta, maka dengan sendirinya penjaga akan merelakan dirinya untuk membuka gerbang pikiran tersebut. b. Fisiologi Hipnosis
Pada kondisi hipnosis seorang berada dalam keadaan sadar namun rileks, tenang, istirahat pikiran, otototot rileks, mata tertutup dan pernapasan dalam yang teratur. Keadaan ini menurunkan rangsangan dari luar. (Khare, 2000; Udjiati, 2002 ). Perangsangan yang diberbagai area dalam hipotalamus dan penurunan tekanan arteri serta peningkatan dan penurunan denyut jantung (Guyton and Hall, 2007).

Secara fisiologis masuk relaksasi hipnosis, gelombang pikiran masuk ke gelombang alfa frekuensinya 7-14 hertz atau lebih dalam lagi ke gelombang theta frekuensinya 4-7 hertz. ketika pikiran masuk ke gelombang ini, manusia menghasilkan zat endorphin alami yang berguna meningkatkan relaksasi. Dan dalam hypnosis state ini, sistem metabolisme tubuh menjadi jauh lebih baik dan tubuh bebas dari ketegangan (Santos, 2008)
Relaksasi pernapasan dalam hipnosis memberi respon melawan mass discharge (pelepasan impuls secara massal). Pada respon stress dari sistem saraf simpatis. Kondisi menurun tahanan perifer total akibat penurunan tonus vasokontriksi arteriol (Arnes, 1999; Udjiati, 2002). Penurunan vasokontriksi arteriol memberi pengaruh pada perlambatan aliran darah yang melewati arteriol dan kapiler, sehingga memberi cukup waktu untuk mendistribusi oksigen dan nutrien ke sel, terutama jaringan otak atau jantung dan menyebabkan metabolisme sel menjadi lebih baik karena produksi energi ATP meningkat. Pernapasan lamban menarik nafas panjang dan membuangnya dengan nafas pelan-pelan juga memicu terjadi sinkronisasi getaran seluruh sel tubuh dan gelombang medan bioelektrik pun menjadi sangat tenang. (Setiawan, 2000).

Penelitian membuktikan bahwa relaksasi dengan hipnoterapi membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lebih baik. Ketika seseorang santai dan positif,

ini akan membuat tingkat hormon yang positif dan enzim yang tinggi dan tekanan darah yang normal. Bahkan relaksasi dapat mengirim impuls di sepanjang jalur tekanan untuk membuat seseorang merasa baik. Banyak studi telah menghubungkan relaksasi dengan umur panjang, dan menunjukkan bahwa ada manfaat kesehatan yang cukup besar dalam relaksasi. Hal ini penting, bukan hanya untuk menemukan ketenangan dalam rutinitas sehari-hari, tapi juga untuk tetap merencanakan kegiatan kegiatan-kegiatan untuk masa depan . Hal ini tidak berarti bahwa seseorang memperlakukan hidup dengan terlalu mudah, tetapi hanya saja banyak dari kita berpikir terlalu serius terhadap kehidupan ini. Relaksasi dapat menghasilkan tingkat stres yang lebih rendah (Rafael, 2006).

III.

Pembahasan

IV.

Simpulan dan Saran

Daftar Pustaka

Gunawan, A.W. 2009. Hypnotherapy, The Art of Subconscious Restructuring. Jakarta: Gramedia. Hunter, R. 2011. Seni Hipnoterapi : Penguasaan Teknik- Teknik Dasar. Jakarta : Indeks Ketan, I. 2010. Fenomena Hipnotis. Available at : http: //ibhcenter.org/id/free-ebook. Potter, and Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Prihantanto, S.R. 2009. Lebih Dekat dan Sehat dengan Hypnotherapy. Available online at http://ibhcenter.org/id/free-e-book. Rafael, R. 2006. Bagaimana Mengatasi Stres. Available online at http://romyrafael.net/download.php?segment=therapist&lang=in&idx=ed9593c 54a359f5f35d4a50642085632 Wong, W dan Hakim, A. 2009. Dahsyatnya Hipnosis : Jakarta : Visimedia.

Lampiran

You might also like