You are on page 1of 3

SINOPSIS

CERITA SITTI NURBAYA DIKARANG OLEH MARAH RUSLI


DICERITAKAN OLEH :

Nama : Florensia .J.A Kelas : 8 C No Absen : 13

Selain karena hubungan kedua orang tua mereka amat akrab, Sitti Nurbaya dan samsulbahri adalah kawan sepermainan bertetangga yang bersekolah di sebuah sekolah yang sama. Berangkat dan pulang bersama, mereka selalu diantar oleh kusir Ali, pembantu Nurbaya yang setia dengan sado milik Nurbaya. Ayah Nurbaya adalah saudagar kaya di daerah padang, bernama Baginda Sulaiman. Ayah Samsulbahri adalah seorang bangsawan yang menduduki jabatan sebagai penghulu di daerah padang, bernama Sutan Mahmud Sjah. Di padang, tinggalah seorang saudagar lain bernama Datuk Maringgih. Sifatnya amat licik, kekayaan diperolehnya dengan cara

yang tidak benar. Untuk melanjutkan sekolahnya ke Jakarta, ayah Samsulbahri terpaksa harus meminjam uang sebesar tiga ribu rupiah pada Datuk Maringgih. Tindakan Sutan Mahmud hendak menyekolahkan Samsulbahri ke Jakarta tidak dapat diterima oleh kakak perempuannya bernama Putri Rubiah karena menurut adat Sutan Mahmud justru harus menanggung kehidupan kemenakannya yang bernama Rukiah, dan bukan anaknya sendiri yang bernama Samsulbahri. persahabatan Samsulbahri dengan Sitti Nurbaya kemudian berkembang menjadi hubungan cinta. Sewaktu mereka pergi bertamasya bersama Bachtiar dan Arifin ke gunung padang, Samsulbahri menyatakan perasaannya serta bercerita tentang mimpinya jatuh dari sebuah menara bersama Nurbaya setelah mereka melihat Datuk Maringgih. Tibalah saat perpisahan antara Nurbaya dengan Samsul. Samsul akan melanjutkan sekolah ke sekolah dokter STOVIA di Jakarta bersama Arifin serta Bachtiar akan sekolah di sekolah opseter. Di Jakarta, Samsul tergolong murit yang pandai. Sementara itu sepeninggal Samsul kekasihnya, Nurbaya amat kesepian. Kehidupan Nurbaya berubah pada saat usaha ayahnya mengalami kebangkrutan karena tindakan licik Datuk Maringgih. Datuk Maringgih bersama Pendekar Lima telah membakar gudanggudang, toko-toko serta menenggelamkan perahu-perahu dagang Baginda Sulaiman, bahkan seluruh kebun kelapa milik saudagar saingannya itu. Dengan demikian suatu ketika Baginda Sulaiman membutuhkan pinjaman uang untuk meneruskan usahanya dan berjanji akan mengembalikannya dalam jangka tiga bulan. Karena tidak dapat mengembalikan pada waktu yang telah dijanjikan, Datuk Maringgih menangkap Baginda Sulaiman untuk dipenjara. Ia mau melepaskan Baginda Sulaiman, asal Nurbaya diserahkan padanya untuk di peristeri. Keadaan itulah yang menyebabkan Nurbaya terpaksa menerima syarat yang diajukan Datuk Maringgih untuk memperisterinya. Ia menerima Datuk Maringgih karena perasaan kasihan pada ayahnya. Surat Nurbaya yang diterima Samsulbahri di Jakarta itu amat membuat perasaan Samsulbahri terpukul dan terhina. Pada suatu liburan Lebaran, Samsulbahri pulang ke padang hendak menjenguk orang tuanya kebetulan Nurbaya pun sedang menjenguk ayahnya. Pertemuan itu menyebabkan kedua insan ingat kembali cinta mereka yang masih membara. Ketika mereka sedang bercakapcakap, datanglah Datuk Maringgih ke rumah mertuanya bersama

tukang -tukang pukulnya. Terjadilah perkelahian antara Samsulbahri dan Datuk Maringgih karena Datuk Maringgih mengira Samsul telah berbuat tidak senonoh pada Nurbaya. Ayah Nurbaya yang mendengar keributan itu terkejut dan terguling-guling jatuh dari tangga menemui ajalnya. Peristiwa itu menyebabkan Sutan Mahmud amat marah pada Samsul karena Samsulbahri telah membuat aib orang tuanya serta dianggap telah mengganggu isteri orang. Oleh sebab itulah Sutan Mahmud akhirnya mengusir Samsulbahri dari padang dan tidak mau lagi menganggapnya sabagai anak. Sejak itu pulalah Nurbaya tidak mau lagi tinggal serumah bersama Datuk Maringgih dan menumpang di rumah familinya. Samsulbahri akhirnya melarikan diri ke Jakarta. Suatu ketika dengan sembunyi-sembunyi Nurbaya pergi menyusul ke Jakarta diantar kusir Ali. Karena tipu muslihat Datuk Maringgih, Nurbaya terpaksa kembali ke padang karena dituduh melarikan barangbarang milik Datuk Maringgih. Setelah diadili ternyata Nurbaya tidak terbukti bersalah, sehingga ia bebas dari tuntutan. Namun Datuk Maringgih tidak puas atas keadaaan Nurbaya. Dengan mengupah orang suruhannya ia meracuni Nurbaya dengan kue lemang. Ibu Samsulbahri akhirnya sakit dan meninggal karena kematian Nurbaya. Di Jakarta, Samsulbahri mencoba bunuh diri dengan sepucuk pistol. Karena teriakan Arifin, Samsulbahridapat diselamatkan dari kematian. Sepuluh tahun kemudian Samsulbahri telah menjadi Letnan Mas dan tinggal di Cimahi, Bandung. Ia mendapatkan tugas untuk memadamkan pemberontakan di daerah padangkarena perkara belasting (pajak). Di padang dimulailah perlawanan memadamkan pemberontakan yang diantaranya dipimpin oleh Datuk Meringgih yang membangkan tidak membayar pajak pada Belanda. Dalam pertempuran yang seru akhirnya Samsulbahri dapat membinasakan Datuk meringgih. Akan tetapi ia pun terluka parah dan meninggal di Padang. Begitu sutan Mahmud tahu bahwa letnan mas adalah samsulbahri anaknya, ia pun meninggal dunia.

You might also like