You are on page 1of 13

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

(SMP) NEGERI DI KECAMATAN KOTABUMI KOTA KABUPATEN LAMPUNG UTARA

Oleh YUNIAR

Tesis Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2011

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI DI KECAMATAN KOTABUMI KOTA KABUPATEN LAMPUNG UTARA Yuniar (Tesis) Magister Manajemen Pendidikan KIP Universitas Lampung I. PENDAHULUAN Guru merupakan ujung tombak yang berada pada garis terdepan yang langsung berhadapan dengan siswa melalui kegiatan pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas. Para guru jelas dituntut pula dapat melaksanakan seluruh fungsi profesionalnya secara efektif dan efisien. Baik dari kepentingan pendidikan nasional maupun tugas fungsional guru, semuanya menuntut agar pendidikan dan pengajaran dilaksanakan secara profesional artinya dilaksanakan secara sungguhsungguh dan didukung oleh para guru yang mempunyai kinerja yang baik. Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru. Menurut Muhlisin (2008:8), guru pada prinsipnya memiliki potensi yang cukup tinggi untuk berkreasi guna meningkatkan kinerjanya. Namun potensi yang dimiliki guru untuk berkreasi sebagai upaya meningkatkan kinerjanya tidak selalu berkembang secara wajar dan lancar disebabkan adanya pengaruh dari berbagai faktor baik yang muncul dalam pribadi guru itu sendiri maupun yang terdapat diluar pribadi guru. Simanjuntak (2005:30) menyatakan bahwa kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh hubungan industrial, kepemimpinan, motivasi kerja, kemampuan kerja, ketrampilan, fasilitas kerja, etos kerja dan teknologi. Sekolah sebagai organisasi, pada umumnya kinerja guru sangat ditentukan oleh efektivitas kepemimpinan. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka peneliti perlu membatasi masalah guna menghindari salah penafsiran dan menyesuaikan dengan kemampuan peneliti. Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara?

2. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara? 3. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara. 2. Pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara. 3. Pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara. II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Kinerja Guru Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2005:67) bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa kinerja merupakan suatu perbuatan atau perilaku seseorang dalam pelaksanaan tugasnya, yang dapat diamati dan dinilai oleh orang lain. Sulistyorini (2001:62), mendefinisikan kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa kinerja itu bisa berupa hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi tersebut. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai oleh pekerja dalam bidang pekerjaannya, menurut kriteria yang diberlakukan untuk pekerjaan tersebut. Dengan demikian kinerja guru dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik guna mencapai tujuan institusi pendidikan. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku konsisten yang diterapkan pemimpin melalui orang lain yaitu melalui perilaku yang diperlihatkan pemimpin pada saat

mempengaruhi orang lain, seperti dipersepsikan orang lain. Gaya bukanlah soal bagaimana pendapat pimpinan tentang perilaku mereka sendiri dalam memimpin tetapi bagaimana persepsi orang lain terutama bawahannya tentang perilaku pimpinannya. Menurut Hersey dan Blanchard (1992) dalam Dharma dan Husaini (2008:10) ada empat gaya kepemimpinan yang efektif, adalah telling, selling, participating, dan delegating. Ciri-ciri telling (pemberitahuan): tinggi tugas dan rendah hubungan, pemimpin memberikan instruksi atau keterangan bagaimana cara mengerjakan, kapan harus selesai, dimana pekerjaan dilaksanakan dan pengawasan, komunikasi biasanya satu arah. Ciri-ciri selling (penawaran atau penjualan): tinggi tugas dan tinggi hubungan, pemimpin menawarkan gagasannya dan bawahan diberikan kesempatan berkomentar, pemimpin masih banyak melakukan pengarahan, komunikasi sudah dua arah. Ciri-ciri participating (pelibatan bawahan): tinggi hubungan dan rendah tugas, pemimpin dan bawahan saling memberikan gagasan, pemimpin dan bawahan sama-sama membuat keputusan. Ciri-ciri delegating (pendelegasian): rendah hubungan dan rendah tugas, pemimpin melimpahkan wewenangnya kepada bawahan, bawahan mendapat wewenang membuat keputusan sendiri. Motivasi Motivasi menurut Sudrajat, Akhmad (2008), dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Usman, Husaini (2009:250) mendefinisikan motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakantindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alas an seseorang berperilaku. Pandangan-pandangan di atas dapat penulis simpulkan bahwa motivasi erat kaitannya dengan munculnya suatu kecendrungan untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Menurut McClelland dalam Prudjung,Cheng (2009), seseorang dianggap memiliki motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain. Ada tiga jenis kebutuhan manusia menurut McClelland, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan untuk berafiliasi. Kerangka Berpikir Kepala sekolah sebagai pemimpin (leader) pada suatu sekolah harus mengusahakan dengan maksimal agar keefektifan perilaku kepemimpinannya dapat terwujud. Pemimpin yang efektif, dapat menjalankan organisasi sekolah dengan baik, pola komunikasi dapat berlangsung dengan lancar, memiliki metode dan prosedur yang jelas, dan seluruh personalia sekolah dapat diorganisasikan

dengan baik untuk menjalankan tugasnya masing-masing dalam mewujudkan tujuan organisasi yang telah disepakati bersama. Disamping itu tingkat kinerja seseorang itu dipengaruhi oleh tingkat motivasi seseorang. Semakin tinggi tingkat motivasi seseorang, akan berdampak pada meningkatnya tingkat kinerja seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa hal penting yang harus dilakukan adalah mengusahakan agar tingkat motivasi seseorang itu selalu mengalami peningkatan. Usaha peningkatan motivasi ini penting dilakukan sebagai usaha untuk terus meningkatkan kinerja seseorang. Jika kinerja adalah kuantitas dan mutu pekerjaan yang diselesaikan oleh individu, maka kinerja merupakan output pelaksanaan tugas. Kinerja untuk guru umumnya dapat diukur melalui: (1) kemampuan membuat rencana pembelajaran; (2) kemampuan melaksanakan rencana pembelajaran; dan (3) kemampuan melaksanakan evaluasi. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diduga terdapat ketergantungan yang nyata dari kinerja guru sebagai variabel terikatnya terhadap variabel bebasnya (kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru). Hubungan ketergantungan antara variabel terikat terhadap variabel bebasnya disajikan pada kerangka berpikir di bawah ini. Y : Kinerja Guru Dengan tiga dimensi: 1.Perencanaan program kegiatan pembelajaran 2.Pelaksanaan kegiatan pembelajaran 3.Evaluasi/Penilaian pembelajaran

X1 : Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

X2 : Motivasi Kerja Guru

Gambar 2.1: Model teoritis pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1), dan motivasi kerja guru (X2) terhadap kinerja guru (Y). Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, dan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara. 2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara. 3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan

kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara. III. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di seluruh SMP Negeri yang ada di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2011. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara yang berjumlah 189 orang yang tersebar di 5 (lima) Sekolah Menengah Pertama. Dari populasi tersebut yang akan dijadikan sampel sebanyak 128 orang. Jumlah tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin pada taraf signifikansi 5%. Untuk menentukan jumlah sampel di tiap-tiap sekolah digunakan teknik proportional random sampling. Daftar jumlah guru dan jumlah sampel penelitian pada SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara No Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah Sampel 1 2 3 4 5. SMP Negeri 1 Kotabumi SMP Negeri 2 Kotabumi SMP Negeri 4 Kotabumi SMP Negeri 9 Kotabumi SMP Negeri 12 Kotabumi Jumlah 60 43 41 15 30 189 41 29 28 10 20 128

Sumber: Data diolah dari Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Utara Tahun 2010 Variabel Penelitian Variabel penelitian dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), dan Motivasi Kerja Guru (X2). 2. Variabel Terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat (Y) adalah Kinerja Guru. Variabel Kinerja Guru (Y) Kinerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil kerja/tingkat keberhasilan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik guna mencapai tujuan institusi pendidikan.

Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Gaya kepemimpinan kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi guru terhadap perilaku kepala sekolah dalam usahanya untuk mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan guru dengan melakukan pendekatan sesuai situasi tertentu dan tingkat kematangan (kedewasaan) para bawahan (guru) yang dipimpinnya. Variabel Motivasi Kerja Guru (X2) Motivasi kerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semangat atau dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas kerja guna mencapai suatu tujuan yang dapat berpengaruh positif dalam mencapai kinerja yang lebih baik. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu angket (kuesioner), dan studi dokumentasi. Teknik Analisis Data Analisis data dimaksudkan untuk menguji kebenaran hipotesis. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana dan regresi linear ganda. Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan deskripsi data penelitian yang terdiri dari 2 (dua) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat dalam bentuk tabel data, distribusi frekuensi, dan grafik. Langkah berikutnya adalah melaksanakan uji persyaratan analisis data yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji lineritas dan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Uji Signifikansi Regresi Pengujian tingkat keberartian regresi yang didapat, dilakukan dengan uji t untuk persamaan regresi linear sederhana dan uji F untuk persamaan regresi linear ganda. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data, diperoleh deskripsi data hasil pengukuran variabel kinerja guru yang ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.1 Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru No Statistik Deskriptif 1. Jumlah Butir 2. Skor Ideal 3. Skor Minimal 4. Skor Maksimal 5. Mean 6. Median 7. Modus 8. Standar Deviasi 9. Varians Sumber: Data primer diolah (2011)

Hasil Perhitungan 25 125 43 123 95,844 97 98 16,470 271,267

Dari tabel di atas dapat diketahui skor variabel kinerja guru bervariasi dari skor terendah 43, sampai skor maksimal 123. Berdasarkan perhitungan statistika dasar diperoleh angka sebagai berikut: mean = 95,844, median = 97, modus = 98, dan standar deviasi 16,470. Perhitungan ini menunjukkan mean dan median yang tidak jauh berbeda, berarti mengindikasikan bahwa skor variabel kinerja guru cenderung berdistribusi normal. Perolehan skor penelitian variabel kinerja guru setelah dikelompokkan dalam 3 (tiga) skala (rendah, sedang, dan tinggi) dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2 Distribusi skor variabel kinerja guru No. 1. 2. 3. Tingkat Kinerja Rendah Sedang Tinggi Jumlah Rentang 43 70 71 98 99 126 Frekuensi 11 75 42 128 Prosentase 8,59 58,60 32,81 100,00

Tabel di atas menunjukkan bahwa pengelompokan skor untuk variabel kinerja guru diperoleh 8,59 % atau 11 orang kelompok rendah, 58,60 % atau 75 orang kelompok sedang, dan 32,81 % atau 42 orang kelompok tinggi. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa kinerja guru pada umumnya berada pada kelompok sedang. Artinya, kinerja guru sudah cukup baik tapi belum optimal dan masih perlu ditingkatkan lagi. Berdasarkan analisis data, diperoleh deskripsi data hasil pengukuran variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah yang ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.3 Deskripsi Data Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah No Statistik Deskriptif 1. Jumlah Butir 2. Skor Ideal 3. Skor Minimal 4. Skor Maksimal 5. Mean 6. Median 7. Modus 8. Standar Deviasi 9. Varians Sumber: Data primer diolah (2011) Hasil Perhitungan 12 60 18 59 42,172 44 46 8,534 72,836

Perolehan skor penelitian variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah setelah dikelompokkan dalam 3 (tiga) skala (lemah, sedang, dan kuat) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Distribusi skor variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah No. 1. 2. 3. Tingkat Gaya Kepemimpinan Lemah Sedang Kuat Jumlah Rentang 18 32 33 47 48 62 Frekuensi 20 77 31 128 Prosentase 15,63 60,16 24,22 100,00

Berdasarkan analisis data, diperoleh deskripsi data hasil pengukuran variabel motivasi kerja guru yang ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.6 Deskripsi Data Variabel Motivasi Kerja Guru No Statistik Deskriptif 1. Jumlah Butir 2. Skor Ideal 3. Skor Minimal 4. Skor Maksimal 5. Mean 6. Median 7. Modus 8. Standar Deviasi 9. Varians Sumber: Data primer diolah (2011) Hasil Perhitungan 10 50 21 47 33,398 33 32 4,774 22,793

Perolehan skor penelitian variabel motivasi kerja guru setelah dikelompokkan dalam 3 (tiga) skala (rendah, sedang, dan tinggi) dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.7 Distribusi skor variabel motivasi kerja guru No. 1. 2. 3. Tingkat Motivasi Rendah Sedang Tinggi Jumlah Rentang 21 30 31 40 41 50 Frekuensi 24 96 8 128 Prosentase 18,75 75,00 6,25 100,00

Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana didapatkan informasi sebagai berikut: diperoleh nilai konstanta a = 67,895 dan koefisien b = 0,663. Dengan demikian dapat dirumuskan persamaan regresi linear sederhana pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru (Y) dengan persamaan: Y = 67,895 + 0,663X1.

Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana didapatkan informasi sebagai berikut: diperoleh nilai konstanta a = 31,901 dan koefisien b = 1,915. Dengan demikian dapat dirumuskan persamaan regresi linear sederhana pengaruh motivasi kerja guru (X2) terhadap kinerja guru (Y) dengan persamaan: Y = 31,901 + 1,915X2. Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda diperoleh nilai konstanta a = 21,228 dan koefisien b1 = 1,721 , b2 = 0,406. Dengan demikian dapat dirumuskan persamaan regresi linier ganda pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1), dan motivasi kerja guru (X2) terhadap kinerja guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di kecamatan Kotabumi Kota kabupaten Lampung Utara (Y) dengan persamaan: Y = 21,228 + 1,721X1 + 0,406X2 Pembahasan Berdasarkan analisis statistik regresi antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru diperoleh koefisien derajat determinasi (r2) = 0,118. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi sebesar 11,8 % terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara. Berdasarkan analisis statistik regresi antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru diperoleh koefisien derajat determinasi (r2) = 0,308. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi kerja memberikan kontribusi sebesar 30,8 % terhadap kinerja guru di SMP Negeri kecamatan Kotabumi Kota kabupaten Lampung Utara. Berdasarkan analisis statistik regresi antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru diperoleh koefisien derajat determinasi (r2) = 0,349. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru memberikan kontribusi secara bersama-sama sebesar 34,9 % terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara, yang ditunjukkan dari dari nilai thitung sebesar 4,104 dengan signifikansi = 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis kerja yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi 11,8 % terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara. Kedua variabel dapat berjalan seiring, artinya makin tinggi persepsi guru atas gaya kepemimpinan kepala sekolah maka makin tinggi kinerja guru. 2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara, yang ditunjukkan dari dari nilai thitung sebesar 7,488 dengan signifikansi = 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

diterima. Variabel motivasi kerja guru memberikan kontribusi 30,8 % terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara. Kedua variabel dapat berjalan seiring, artinya makin tinggi motivasi kerja guru maka makin tinggi kinerja guru. 3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara, yang ditunjukkan dari dari nilai Fhitung sebesar 33,530 dengan signifikansi = 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan motivasi kerja guru memberikan kontribusi 34,9 % terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara, sedangkan sisanya sebesar 65,1 % kinerja guru dipengaruhi variabel lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Kedua variabel X yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru dapat berjalan seiring dengan variabel Y yaitu kinerja guru, artinya makin tinggi persepsi guru atas gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru maka makin tinggi kinerja guru. 4. Berdasarkan hasil penelitian, diantara variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan motivasi kerja guru dapat diketahui bahwa variabel motivasi kerja guru memberikan kontribusi paling besar dalam upaya meningkatkan kinerja guru, yaitu sebesar 30,8 %. 5.2 Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas diketahui bahwa variabel bebas yang diteliti baik secara terpisah atau secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Hal ini mengisyaratkan bahwa untuk meningkatkan kinerja guru dapat dilakukan dengan meningkatkan gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan motivasi kerja guru. 5.3 Saran Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dan implikasinya maka penulis mengajukan saran sebagai berikut: 1. Kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara masih belum memuaskan, karena dari hasil penelitian diketahui bahwa kinerja guru rata-rata dalam kategori sedang. Hal ini mengisyaratkan perlunya diupayakan usaha-usaha guna meningkatkan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara. 2. Kepala sekolah dan guru perlu mengembangkan pengetahuan mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru, serta kinerja guru. Upaya kepala sekolah dan guru untuk mengembangkan pengetahuan bisa dilakukan dengan melanjutkan pendidikan. 3. Kepala sekolah dan guru perlu mengembangkan wawasan mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru, serta kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara. 4. Bagi Dinas Pendidikan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangsih pemikiran dalam upaya mewujudkan pendidikan yang lebih baik. Dinas pendidikan dalam merekrut kepala sekolah kiranya dapat memilih orang-orang

yang tepat, memilih kepala sekolah yang berkualitas (memiliki wawasan yang luas, jujur, amanah, bertanggung jawab , memiliki pandangan ke depan, kreatif dan inovatif, serta memiliki integritas yang baik) DAFTAR PUSTAKA Akib, Haedar. 2008. Reaktualisasi Fungsi dan Peranan Kepala Sekolah. Jurnal Tenaga Kependidikan Vol 3 No.2 Agustus. Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Amirullah, dan Hanafi, Rindyah. 2002. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Darma, Surya dan Usman, Husaini. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah Yang Efektif. Jurnal Tenaga Kependidikan Vol 3 No.2 Agustus. Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta. Hasibuan, S.P. Melayu. 2003. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Makalah. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Jumadi. 2001. Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Komunikasi Terhadap Kinerja Guru. Surakarta: Tesis Program MM-UMS. Junaidi. 2010. Download Tabel t Lengkap. (Online) Diakses tanggal 3 Maret 2011. http://junaidichaniago.wordpress.com/2010/04/21/download-tabelt-untuk-d-f-1-200/ Junaidi. 2010. Download Tabel F Lengkap. (Online) Diakses tanggal 3 Maret 2011. http://junaidichaniago.wordpress.com/2010/04/21/download-tabelf-lengkap/ Kumpulan Makalah. 2010. Gaya Kepemimpinan, tipologi kepemimpinan, modelmodel kepemimpinan, dan teori-teori kepemimpinan (paradigma kepemimpinan). (Online). Diakses tanggal 7 November 2010. http://mgtabersaudara.blogspotcom/2010/07/gaya-kepemimpinan-tipologikepemimpinan.html. Lembaran Negara. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Rosada Karya. Muhlisin. 2008. Profesionalisme Kinerja Guru Menyongsong Masa Depan. (Online). Diakses tanggal 2 Agustus 2010. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:fMZLL8hgEgJ:m uhlis.files.wordpress.com/2008/05/profesionalisme-kinerja-guru-masadepan.doc. Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya. Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Prudjung, Cheng. 2009. Mc Clelland dan Teori Motivasi Berprestasi. (Online). http://www.pmiiumm.com/2009/11/mc-clelland-dan-teori-motivasi.html. Purwanto, et all. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Yogyakarta: Gaya Media. Rivai, Veithzal dan Murni, Sylviana. 2009. Education Management. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Robbins, D. Stephen. 2001. Perilaku Organisasi. Jakarta: Gramedia. Sedarmayanti. 2001. SDM dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju. Simanjuntak Payaman. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan : Dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia. Sudjarwo dan Basrowi. 2009. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: CV. Mandar Maju. Sudrajat, Akhmad. 2008. Teori-teori Motivasi. (Online). Diakses tanggal 2 Agustus 2010. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teoriteori motivasi/ Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sulistyorini, 2001. Hubungan antara Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru. Ilmu Pendidikan: 28 (1) 62-70. Sumanto. 2005. Pengaruh Kemampuan Manajerial, Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di MTs N Plupuh Kabupaten Sragen. Surakarta: Tesis Program MM-UMS. Sunaryo, Agus. 2005. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru (Suatu Studi Berdasarkan Persepsi Guru SMK Negeri Kota Tegal). Surakarta: Tesis Program MMUMS. Suyanto dan Djihad Hisyam. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan Indonesia Memasuki Millenium III. Yogyakarta: Adi Cita. Thoha, Miftah. 2002. Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Uno. B. Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, Husaini. 2009. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Wahjosumidjo. 2003. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar. Bandung:Alfabeta Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

You might also like