You are on page 1of 15

TUGAS PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN GLOBALISASI (ARTIKEL 10 DAN 12) KELAS E

KELOMPOK 6 :

Bahtiar A.D Sri Ria Vidia Antika Firdausi Indah l Mauidzotussyarifah Agatha Eritza w

105040203111016 105040213111026 105040213111057 105040213111059 105040213111062

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN AGROEKOTEKNOLOGI 2011

KATA PENGANTAR Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas Globalisasi, Globalisasi adalah proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah globalisasi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat di era sekarang dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah praktikum Sosiologi Pertanian Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,

Malang, 27April 2011

Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias. Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap

perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.

1.2

Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengertian globalisasi 2. Mengetahui dan memahami ciri-ciri globalisasi 3. Mengetahui dan memahami dampak globalisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Globalisasi Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batasbatas negara. Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
y

Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.

Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.

Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.

Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.

Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.

2.2 Ciri-Ciri Globalisasi Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
y

Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme

memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.


y

Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).

Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

2.3 Dampak Globalisasi Dampak positif globalisasi antara lain : 1. Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia. 2. Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya bersifat langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di Indonesia. 3. Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia. 4. Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.

Dampak negatif globalisasi bagi keg.iatan ekonomi di Indonesia Dampak negatifnya sebagai berikut. 1. Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand. 2. Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk batik Cina yang lebih murah bagi industri batik di tanah air. 3. Ancaman dari sektor keuangan dunia yang semakin bebas dan menjadi ajang spekulasi. Investasi yang sudah ditanam di Indonesia bisa dengan mudah ditarik atau dicabut jika dirasa tidak lagi menguntungkan. Hal ini bisa memengaruhi kestabilan ekonomi. 4. Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) di Indonesia yang lebih profesional SDMnya. Lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit jadi semakin sempit. Kesimpulannya, globalisasi bisa berdampak positif atau negatif tergantung kesiapan kita mengadapinya. 2.4 Teori Globalisasi

Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.

Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.

Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).

Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesarbesarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.

Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan. (Cochrane dan Pain)

BAB III PEMBAHASAN Jurnal nomor 12: Globalisasi Pangan : Masih adakah peluang bagi pertanian Indonesia y Pendahuluan Globalisasi sebagai model ekonomi yang mendominasi pengambilan kebijakan global sejak perang dunia kedua telah dianggap gagal oleh banyak pihak. Secara kelembagaan, globalisasi ekonomi diawali dengan adanya Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional serta WTO (World Trade Organization). Mandat dan ideologi utama WTO adalah perdagangan bebas universal yang mengikat negara anggota hukum. WTO memiliki otoritas untuk mengadili dan menghukum negara anggota yang melanggar. Globalisasi mengandalkan kebijakan ekonomi neoliberal dalam bentuk kebijakan perdagangan bebas, liberalisasi pasar uang dan modal, deregulasi dan privatisasi. Globalisasi melanggengkan ketimpangan dan kemiskinan. Globalisasi dapat dimaknai sebagai reduksi hambatan-hambatan bagi pergerakan lintas batas barang, jasa, dan modal, meningkatnya aliran komoditi, teknologi, informasi modal finansial, modal distribusi dan pemasaran, serta migrasi orang dan tenaga kerja. Ciri proses globalisasi adalh penyeragaman berbagai praktik dan proses kelembagaan, legal, ekonomi, sosial dan budaya di berbagai negara yang tidak serempak. y Globalisasi Pangan Globalisasi pangan adalah perpindahan tumbuhan dan hewan sumber pangan sebagai hasil dari pergerakan manusia menembs batas-batas wilayah. Di Indonesia, hadir sejumlah buah dan sayuran segar dan ratusan item pangan olahan impor di hypermarket sampai pasar tradisional sebagai salah satu fenomena globalisasi pangan. Globalisasi pangan mengandalkan dua pedoman yaitu liberalisasi dan harmonisasi. Liberalisasi mewujud dalam keterbukaan pasar. Semua hambatan dalam bentuk tarif dan regulasi dagang harus direduksi dan dieliminasi untuk terbukanya pasar bagi produk impor. Prinsip harmonisasi mewujud dalam penyeragaman standar mutu dan keamanan produk pangan. Penyeragaman proses, produk dan aturan-aturan pertanian sedang berlangsung

secara intens. Pada dekade 1990-an adalah periode yang paling berpengaruh terhadap proses globalisasi pangan. Peningkatan keterbukaan pasar, investasi asing dan tersedianya teknologi yang lebih baik dalam merunut stok pengiriman pangan. Perubahan yang terjadi pada sistem pangan mempengaruhi ketersediaan dan akses terhadap pangan melalui modifikasi produksi, sistem pembelanjaan bahan, distribusi dan lingkungan perdagangan pangan. Salah satu industri pangan yang menjadi industri global adalah bisnis buah dan sayur segar. Distribusi buah dan sayur sangat bersifat padat modal dan padat energi, membutuhkan armada pengangkut yang dilengkapi dengan kemampuan pendinginan. y Dampak Globalisasi Pangan 1. Ketahanan Pangan dan Pertanian Lokal Semakin rumitnya penjamin kecukupan pangan, maka semakin terbukanya pasar. Impor menjadi salah satu strategi utama bagi negara manapun dalam memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Terancamnya ketahanan pangan karena ketergantungan terhadap impor bahan pangan merupakan biaya yang harus dipikul oleh negara berkembang. Kehadiran supermarket memberikan kenyamanan belanja dan mendorong pemasaran produk dengan standar mutu dan keamanan pangan yang lebih baik dan harga yang kompetitif. 2. Keragaman Produk Pangan Produk olahan impor secara signifikan menyumbang keragaman pangan di Indonesia. Untuk empat kelompok produk yaitu makanan ringan, bumbu instan, minuman sari buah dan susu pertumbuhan produk impor yang melampaui kontribusi produk domestik. Pengamatan langsung di pasar tradisional, supermarket dan hypermarket menunjukkan sistem pangan kita sudah sangat bergantung pada produk buah impor. 3. Keragaman Hayati Globalisasi pertanian telah berhasil menyebarkan teknik budidaya pertanian dan jenis-jenis tanaman dari negara kaya ke seluruh dunia. Proses yang bertanggung jawab terhadap reduksi keragaman hayati pertanian. Globalisasi berhasil

menyumbang keragaman produk pangan dan telah mengakibatkan erosi keragaman

sumber pangan. Keragaman sumber pangan adalah dasar fundamental produksi dan ketahanan pangan. Pada umumnya, petani di wilayah dengan kekayaan hayati tinggi memiliki pengetahuan lokal yang memadai untuk menjamin ketahanan dan keamanan pangan. Pengetahuan lokal memiliki peran yang sangat krusial dalam pemanfaatan kekayaan hayati untuk penyediaan hayati. 4. Keamanan Pangan dan Lingkungan Dampak dari globalisasi pangan adalah perubahan pola pangan yang terjadi. salah satu faktornya adalah urbanisasi dan gaya hidup. Globalisasi pangan telah mengakibatkan perubahan keseimbangan gizi masyarakat, yang dicirikan oleh peningkatan konsumsi makanan kaya energi, lemak dan pangan hewani. Globalisasi mendorong pengembangan teknologi dan rekayasa produk pangan. Globalisasi pangan mampu meningkatkan jarak tempuh produk pangan. Keberlanjutan produksi pangan dapat dipertahankan dengan penambahan input secara terus-menerus berupa benih, pupuk, dan pestisida. y Peluang Pertanian Indonesia Tidak mudah untuk mengidentifikasi peluang survival pertanian Indonesia di tengah arus kuat globalisasi pangan. Untuk memperbesar peluang survival pertanian Indonesia dalam menghadapi tantangan ditawarkan lima strategi yaitu:  Advokasi perdagangan internasional.  Adaptasi terhadap perkembangan teknologi.  Produksi komoditi bernilai tinggi dan produk alternatif.  Pengembangan pertanian organik.  Peningkatan akses pasar bagi produk lokal.

Perbandingan jurnal nomer 12 dengan literature Pada artikel 12 ini membahas mengenai globalisasi pangan yang merupakan hasil dari globalisasi yang telah terjadi dan lebih spesifik pada bidang pertanian. Pada globalisasi pangan ini pada awalnya bertujuan untuk memperoleh keuntungan bersama pada pihak yang terlibat di dalamnya yakni negara maju dan negara berkembang. Akan tetapi, dampak dari

globalisasi pangan ini semakin banyak dirasakan oleh negara berkembang diantaranya adalah ketahanan pangan dan pertanian lokal, keragaman produk pangan, keragaman hayati, keamanan produk dan lingkungan. Oleh karena itu, supaya mudah dalam mengidentifikasi peluang survival pertanian indonesia maka diperlukan strategi yang baik dan benar yaitu advokasi perdagangan internasional, adaptasi terhadap perkembangan teknologi, produksi komoditi bernilai tinggi dan produk alternatif, pengembangan pertanian organik, dan peningkatan akses pasar bagi produk lokal. Menurut literatur, globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Sehingga globalisasi pangan ini merupakan hasil dari perubahan yang telah lama terjadi dan telah berkembang sesuai pihak yang mampu menjalani dan berbuat lebih banyak untuk dapat melakukan perubahan yang lebih baik, baik negara maju maupun negara berkembang.

Jurnal nomor 10 Pasca Revolusi Hijau Di Pedesaan Jawa Timur Sejak pembangunan pertanian di gencarkan ke daerah pedesaan pada tahun 1970an terdapat dua pandangan yang bertolak belakang satu sama lain dalam melihat bagaimana peembangunan pertanian mempengaruhi perubahan social di pedesaan jawa. Pandangan pertama meliahat persebaran teknologi pertanian modern ke daerah pedesaan selama ini telah meningkatkan jumlah buruh tani tak bertanah sehingga mendorong terjadinya polarisasi social. Pandangan kedua meliahat persebaran teknologi pertanian modern justru telah menghasilkan pemerataan ekonomi sehingga tidak menimbulkan polarisasi. Teknologi, Surplus Produksi dan Konsolidasi Kekuasaan Memasuki pasca revolusi hijau, desa desa di jawa umumnya telah mengalami perubahan yang semakin mendalam. Perubahan itu terutama di sebabkan oleh semakin merasuknya proses birokratisasi dan kapitalisasi prouksi pertanian ke dalam masyarakat desa.

Program- program pembangunan pertanian selama ini secara penuh di salurkan lewat jalur kelembagaan birokrasi desa dan kapitalisasi produksi pertanian ke ddalam masyarakat desa. Penelitian ini dilakukan di desa Bajangg, kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Dilihat dari kemajuan pertaniannya desa ini boleh dikatakan telah memasuki masa pasca revolusi hijau. Dalam penelitian ini menemukan kenyataan bahwa diatas jalur birokrasi yang efektif ternyata persebaran teknologi pertanian modern lebih bersifat netral skala. Berbagai jenis teknologi dapat diterima dan dipergunakan secara merata oleh petani dan berbagai kategori luas usaha tani. Tapi juga menunjukkan bahwa ketimpangan ekonomi tetap saja terjadi. Ini terbukti bahwa struktur pemilikan dan penguasaan sawah di desa penelitian mengalami polarisasi. Terciptanya surplus dan mucuknya kekuasaan ekonomi telah menciptakan kelas kelas ekonomi baru dalam masyarakat dan mempengaruhi berbagai kawasan atau dimensi kehidupan social. Penelitian ini menemukan bahwa sarana ekonomi seseorang dapat di pergunakan untuk memperoleh kesempatan duduk dalam lembaga birokrasi desa. Berbagai Pergeseran Pekerjaan Bagaimanapun pergeseran pekerjaan keluar pertanian itu sangatlah di tentukan oleh kondisi social ekonomi yang dibawa dari sektor pertanian. Yang terjadi di desa penelitian ini kurang lebih sejalan dengan logika semacam itu, penelitian ini menemukan bahwa di atas kelas kelas tampak perbedaan dalam penguasaan modal usaha luar pertanian. Petani keluar pertanian memang menciptakan kesempatan dan menumbuhkan sumber ekonomi baru. Teeapi perlu didasari ternyata hal itu menciptakan ketimpangan ekonomi baru dalam masyarakat desa.

Perbandingan jurnal nomer 10 dengan literature Pada artikel 10 membahas dampak dari adanya revolusi hijau yang terjadi di pedesaan Jawa Timur. Dalam pembangunan pertanian yang dilakukan terdapat dua pandangan yang bertolak belakang satu sama lain. Dan dengan adanya teknologi, surplus produksi dan konsolidasi kekuasaan yang memberikan banyak pengaruh di pedesaan itu sendiri. Sehingga terjadi banyak pergeseran pekerjaan yang dapat timbul.

Menurut literatur, suatu globalisasi memiliki ciri yaitu akan meningkatnya masalah bersama, hal ini ditunjukkan pada artikel 10 bahwa dengan adanya revolusi hijau atau pembangunan pertanian akan terjadi polarisasi sosial yang mungkin tidak mensejahterakan masyarakat desa di pedesaan itu.

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Ciri-ciri globalisasi antara lain perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO). Globalisasi sebagai model ekonomi yang mendominasi pengambilan kebijakan global sejak perang dunia kedua telah dianggap gagal oleh banyak pihak. Secara kelembagaan, globalisasi ekonomi diawali dengan adanya Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional serta WTO (World Trade Organization). Mandat dan ideologi utama WTO adalah perdagangan bebas universal yang mengikat negara anggota hukum. WTO memiliki otoritas untuk mengadili dan menghukum negara anggota yang melanggar. Pembangunan pertanian terdapat dua pandangan yang bertolak belakang satu sama lain. Pandangan pertama melihat persebaran teknologi pertanian modern ke desa yang telah meningkatkan jumlah buruh tani tak bertanah sehingga mendorong terjadinya polarisasi sosial. Pandangan kedua melihat persebaran teknologi pertanian modern yang menghasilkan pemerataan ekonomi sehingga tidak menimbulkan polarisasi. 4.2 Saran

Dalam menghadapi globalisasi masyarakat harus bisa memilah dan memilih mana yang berdampak positif dan mana yang berdampak negatif.

DAFTAR PUSTAKA Syarbaini, Syahrial. 2009. Dasar-dasar Sosiologi. Jakarta. Graha Ilmu Soekanto. 1990. Suatu Pengantar Sosiologi. Jakarta. Rajawali Press Setiadi, elly, dkk. 2007. Ilmu social dan budaya dasar edisi kedua. Kencana prenada media grup. Bandung. Wahyu. 1986. Wawasan ilmu social dasar. Usaha nasional Surabaya.

You might also like