You are on page 1of 7

PEDOMAN PELAKSANAAN JFP DI BAPPENAS

I. PEDOMAN PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONALPERENCANA DI BAPPENAS

Kedudukan JFP Dalam Organisasi A. Kedudukan JFP mempunyai peran dalam mendukung pelaksanaan tugas Unit kerja eselon I dan II JFP mendapat penugasan dari Pejabat Eselon I atau II sesuai dengan bidang keahlian Penempatan Pegawai ke dalam JFP Untuk diangkat menjadi JFP terdapat 2 jalur, yaitu Pengangkatan Pertama Kali dan Pindah Jabatan Penempatan sesuai dengan komposisi formasi yang dibutuhkan setiap UKE II Dimungkinkan adanya pengalihan dari jabatan lain ke dalam JFP dan sebaliknya Karir dalam JFP JFP mengutamakan keahlian dan profesionalisme Karir dalam JFP dicapai sampai pada jenjang pangkat yang paling tinggi melalui perolehan angka kredit Kesempatan untuk peningkatan dan pengembangan diri secara profesional sesuai dengan kompetensi masing-masing JFP.

B.

C.

II. Tugas, Tanggung Jawab, dan Tata Kerja Pembina A. Pembina Teknis Pembinaan teknis JFP adalah Pejabat Eselon I dan secara operasional dikoordinasikan Pejabat Eselon II atau disebut juga sebagai atasan langsung. Pembinaan kepada pemangku JFP meliputi:
KEMENTERIAN NEGARA PPN/BAPPENAS 2006

Pemberian tugas dalam rangka menyelesaikana tupoksi unit kerja Pengembangan kompetensi berupa diklat gelar/nongelar, seminar, lokakarya baik sebagai peserta atau sebagai narasumber Pengembangan karir berupa kesempatan peningkatan pangkat dan jabatan baik dalam lingkup jabatan struktural maupun fungsional Evaluasi dan disiplin

Penyediaan fasilitas kerja B. Penetapan AK 1) Penetapan AK untuk Kenaikan Pangkat bagi pemangku JFP 2) Penetapan AK untuk penyesuaian dengan AK baru bagi Pejabat Struktural (updating data) 3) Pelaksanaan: Pemangku JFP menyampaikan dokumen untuk dinilai kepada Biro Kepegawaian dengan memorandum pengantar dari atasan langsung. Biro Kepegawaian/Sekretariat Tim Penilai memeriksa kelengkapan berkas yang disampaikan Biro Kepegawaian mengatur jadwal penilaian bagi Tim Penilai JFP Bappenas Berkas diserahkan kepada Tim Penilai untuk dinilai Pada akhir penilaian diterbitkan BAPAK dan PAK yang dipergunakan sesuai kebutuhannya. C. Pindah Unit Kerja 1) Perpindahan unit kerja karena pemberlakuan sistem rotasi dan mutasi sesuai dengan kebijakan Pimpinan Bappenas 2) JFP dapat dipindahkan ke unit kerja lain atas usulan dari atasan langsungnya atau atas permintaan pejabat UKE I dan II lain 3) Pelaksanaannya: 1 tahun setelah ditempatkan dalam UKE II JFP dapat dipindahtugaskan ke unit kerja lain Penempatan ke dalam unit kerja lain berdasarkan pertimbangan dan persetujuan Baperjakat

Dalam melaksanakan pembinaan sebagaimana dimaksud di atas, pejabat Eselon I dan II sebagai atasan langsung wajib memahami tatacara pelaksanaan tugas JFP serta hal-hal yang dibutuhkan oleh JFP dalam rangka pengumpulan angka kredit dan pengembangan profesi, antara lain: 1. 2. 3. Memberikan penugasan secara tertulis kepada para JFP, dalam bentuk SK, Lembar Disposisi, Memorandum, dll Memfasilitasi dan memberikan endorsment atas setiap tugas antar/lintas unit kerja, yang dilaksanakan oleh setiap JFP Mengalokasikan dana operasional dalam rangka pelaksanaan kegiatan JFP

B.

Pembina Profesi Pusat Pembinaan dan Pendidikan dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) merupakan pembina JFP secara nasional dan pembina profesi JFP di Bappenas. Pusbindiklatren akan bekerjasama dengan Biro Kepegawaian dalam rangka pelaksanaan pembinaan yang diperlukan dalam rangka pengembangan JFP di Bappenas. Pembina Administrasi Biro Kepegawaian sebagai pembina Kepegawaian melaksanakan hal yang terkait dengan administrasi JFP. Prosedur Pengelolaan JFP A. Penetapan JFP 1) Pengangkatan Pertama Kali Pengangkatan karena belum pernah menduduki Jabatan Pengangkatan karena Pindah Jabatan 2) Pengangkatan Kembali Ke dalam JFP Pengangkatan Kembali karena selesai melaksanakan tugas di luar JFP Pengangkatan Kembali setelah selesai melaksanakan diklat Pengangkatan Kembali setelah selesai CLTN (Cuti Luar Tanggungan Negara) Pengangkatan Kembali setelah selesai menyelesaikan hukuman Pelaksanaan: Atasan langsung mengusulkan untuk pengangkatan ke dalam JFP Evaluasi Biro Kepegawaian

C.

III.

D. Pembebasan sementara dari JFP 1) Karena hal-hal yang ditetapkan dalam Kepmen No: KEP. 234/M.PPN/04/2002 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengangkatan, Kenaikan pangkat/Jabatan, Pembebasan Sementara, Pengangkatan Kembali dan Pemberhentian dalam dan dari Jabatan Fungsional Perencanaan. 2) Tempat/unit kerja tugas tidak memungkinkan untuk mengumpulkan angka kredit dalam waktu yang telah ditetapkan. 3) Pelaksanaan Biro Kepegawaian meminta pertimbangan kepada Tim Penilai dalam hal pembebasan sementara JFP E. Kenaikan pangkat dalam JFP 1) Dilaksanakan hanya bagi pegawai yang menduduki JFP dan kenaikan pangkat dapat diproses paling cepat dalam waktu 2 tahun sejak menduduki pangkat terakhir.

3)

2)

Pelaksanaan: (sama dengan proses penetapan AK)

3)

Mengikuti diklat penjenjangan maupun pengembangan yang dibutuhkan baik bagi pelaksanaan tugas maupun peningkatan karir.

F.

Perpindahan Jabatan 1) Perpindahan jabatan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan formasi yang tersedia dalam struktur Bappenas. 2) Perpindahan dilaksanakan baik ke dalam jabatan struktural maupun jabatan fungsional lainnya yang sesuai dengan kompetensi JFP. 3) Pelaksanaan: Pengusulan atasan langsung untuk menempatkan JFP ke dalam jabatan struktural atau permintaan JFP untuk menduduki jabatan fungsional lainnya kepada Biro Kepegawaian. Biro Kepegawaian mengevaluasi persyaratan yang diperlukan Biro Kepegawaian mengusulkan kepada Baperjakat untuk mendapatkan pertimbangan dan persetujuan Apabila perpindahan jabatan disetujui, Biro Kepegawaian menerbitkan surat pemberhentian sementara dari JFP. Diklat bagi Pejabat Fungsional Perencana 1) Diklat Penjenjangan JFP 2) Diklat pengembangan JFP

V.

Pengumpulan Bukti Fisik dan Penilaian AK A. Jadwal Penilaian AK 3 bulan sebelum jadwal kenaikan pangkat pada bulan April dan Oktober setiap tahun Dokumen Penilaian AK 1) DUPAK 2) Surat Pernyataan Melaksanakan Perencanaan 3) Surat Pernyataan Melaksanakan Pengembangan Profesi Perencanaan 4) Surat Pernyataan Meklaksanakan Kegiatan Penunjang Profesi Perencanaan 5) Disposisi Pelaksanaan Tugas dari Atasan Langsung 6) Endorsemen atau surat persetujuan atasan langsung dalam hal melaksanakan tugas di luar unit kerja (baik internal Bappenas maupun eksternal) dari atasan langsung (minimal eselon III bagi Perencana Pertama) 7) Bukti fisik berupa dokumen perencanaan, fotokopi ijazah sekolah, sertifikat seminar/lokakarya, undangan sebagai pembicara/pemrasaran/pembahas/narasumber/moderator/pes erta, surat keterangan sebagai pembicara/pemrasaran/pembahas/narasumber/moderator/pes erta, buku, publikasi, artikel yang dihasilkan

B.

G.

IV. Tugas, tanggungjawab dan kewenangan Pejabat Fungsional Perencana A. Tugas JFP Bersikap dan bertindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi PNS pada umumnya, termasuk melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan oleh atasan langsungnya. Tanggungjawab JFP Melaksanakan dan menyelesaikan berbagai tugas dan pekejraan yang diserahkan kepadanya dalam rangka mendukung tupoksi unit kerja. Hak dan Kewenangan 1) Mendapatkan penugasan dan dilibatkan dalam pelaksanaan tupoksi unit kerja tempat ybs. maupun tupoksi Bappenas sesuai dengan kompetensinya dan kebutuhan kelembagaan. 2) Menyelesaikan persyaratan yang diperlukan dalam rangka pengumpulan kenaikan pangkat

C.

B.

C.

Tata cara pengumpulan dokumen 1) JFP mengumpulkan dokumen sebagaimana tersebut dalam butir B kepada Sekretariat Tim Penilai Bappenas/Biro Kepegawaian dengan memorandum dari atasan langsung 2) Dokumen yang akan dinilai agar melampirkan rekapitulasi kegiatan yang akan dinilai 3) Seluruh dokumen yang akan dinilai dimasukkan dalam ordner 4) Pengumpulan dokumen paling lambat 3 bulan sebelum jadwal kenaikan pangkat

VI. Ketentuan Lainnya Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur dalam pedoman khusus selanjutnya.

LAMPIRAN: KEPUTUSAN SESMENEG PPN/ SESTAMA BAPPENASNOMOR: KEP. 008/Ses/02/2005 PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: KEP. 050/M.PPN/03/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Sekretaris Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Sekretaris Utama Bappenas dalam hal ini Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana bertugas dalam melaksakan pembinaan dan pengembangan atas Jabatan Fungsional Perencana.

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA

Dalam rangka meningkatkan mutu dan prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil, Pemerintah melalui Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (KEPMENPAN) Nomor 16/KEP/M.PAN/3/2001 telah menetapkan Jabatan Fungsional Perencana dan Angka Kreditnya. Melalui Jabatan Fungsional Perencana ini, diharapkan Pegawai Negeri Sipil dapat mengembangkan profesionalisme dan membina karir serta meningkatkan mutu keahliannya di bidang perencanaan pembangunan. Jabatan Fungsional merupakan salah satu jalur karier yang dapat ditempuh oleh Pegawai Negeri Sipil selain Jabatan Struktural. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri. Untuk kenaikan jenjang jabatan fungsional yang lebih tinggi diwajibkan memenuhi angka kredit sebagaimana telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Angka kredit merupakan satuan nilai dari tiap butir dan/atau akumulasi dari nilai butir kegiatan yang dilakukan oleh pejabat fungsional. Dalam pelaksanaannya, kegiatan fungsional perencanaan dilakukan oleh Unit Perencanaan Instansi Pemerintah. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berdasarkan tugas pokok dan fungsinya merupakan lembaga pemerintah yang menangani perencanaan pembangunan dengan skala nasional. Pegawai Bappenas yang memenuhi ketentuan/persyaratan disebut dengan staf perencana. Pegawai yang ditempatkan dan menangani tugas pokok dan fungsi yang menyangkut perencanaan nasional, memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama sesuai dengan tingkat jabatannya. Oleh karenanya baik Jabatan Fungsional Perencana (JFP) maupun Jabatan Struktural merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen kerja di Bappenas. Masing-masing memiliki tugas, tanggungjawab, dan wewenang melaksanakan kegiatan perencanaan dalam rangka pencapaian visi misi organisasi.

Setiap Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas baik pejabat fungsional perencana maupun pejabat struktural mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak yang sama sesuai dengan peraturan kepegawaian yang berlaku. Yang membedakan adalah bahwa jabatan struktural adalah dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi negara, sedangkan jabatan fungsional adalah dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan/atau ketrampilan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk itu setiap unsur pimpinan selaku pembina pegawai memiliki tugas dan tanggungjawab untuk mengoptimalkan kapasitas dan pengembangan pegawai yang berada di bawah lingkungan unit kerjanya. A. Unsur Pembina Unsur pembinaan dalam Jabatan Fungsional Perencana terdiri atas pembinaan teknis, pembinaan profesi dan pembinaan administrasi, yang dilaksanakan oleh: 1. Pembina Teknis Eselon II, yang membawahi JFP di lingkungan Direktorat dan Pusat 2. Pembina Profesi Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Perencana 3. Pembina Administrasi Biro Kepegawaian dan Hukum

B.

Unsur-unsur Pembinaan 1.

A.

Pengangkatan ke dalam JFP

Unsur-unsur pembinaan yang dilakukan oleh para Pembina adalah 1. Pembinaan Teknis a. Pimpinan UKE II harus mengupayakan agar Pejabat Fungsional Perencana dapat mengambil bagian di dalam setiap kegiatan yang dikategorikan sebagai Kegiatan Utama dan Kegiatan Penunjang bagi Pejabat Fungsional Perencana. b. Pimpinan UKE II memantau pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional di bawah tanggungjawabnya dalam rangka pengumpulan angka kredit untuk memenuhi kenaikan pangkat dan atau jabatannya. c. Mengakomodasi dan mengembangkan kemampuan profesionalisme perencana dan memelihara prestasi kerja mereka baik di lingkungan unit kerjanya maupun unit kerja lain dalam mengerjakan kegiatan perencanaan.

2.

Pengangkatan ke dalam JFP dilakukan berdasarkan jumlah formasi JFP yang tersedia, baik melalui pindah jabatan maupun pengangkatan untuk pertama kali. Pengangkatan dan pemindahan kedalam JFP maupun kedalam jabatan struktural merupakan wewenang Pejabat Pembina Kepegawaian Kementerian Negara PPN/Bappenas. B. Tugas Pokok Fungsi

1.

2.

2. Pembinaan Profesi a. Mendorong terwujudnya JFP di lingkungan Kementerian Negara PPN/Bappenas sebagai pelopor dan kiblat pelaksanaan JFP secara nasional. b. Memberikan bimbingan kepada pihak terkait dalam rangka pelaksanaan JFP. c. Memfasilitasi pengembangan kemampuan profesionalisme perencana melalui berbagai sarana. d. Memantau perkembangan dan mendorong para Pejabat Fungsional Perencana di Kementerian Negara PPN/ Bappenas dalam perolehan angka kredit. 3. Pembinaan Administrasi Melaksanakan segala hal yang terkait dengan urusan administrasi kepegawaian para pemegang JFP.

3.

Pejabat Fungsional Perencana memiliki tugas pokok melakukan kegiatan perencanaan sebagaimana yang diatur dalam Kepmenpan No. 16/KEP/M.PAN/3/2001 dan tugas-tugas lain yang diberikan dalam rangka mendukung kegiatan perencanaan di unit kerja yang bersangkutan maupun Bappenas. Fungsi pejabat Fungsional Perencana adalah membantu pimpinan UKE II dimana yang bersangkutan bekerja dan apabila diperlukan UKE II unit kerja lainnya untuk mendukung kegiatan perencanaan nasional. Rincian tugas pokok fungsi serta alur kerja JFP di setiap UKE II akan disusun oleh tim dan menjadi pedoman tersendiri. C. Pendidikan dan Pelatihan

1.

2. 3. 4.

BAB III

TATA LAKSANA JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA

Pejabat Fungsional Perencana diwajibkan untuk mengikuti diklat penjenjangan Fungsional Perencana sebelum menduduki jabatan fungsional perencana atau kenaikan jabatan. Tidak ada kesetaraan antara Diklat Penjenjangan FP dan Diklatpim, dan untuk itu kedua diklat tersebut tidak saling menghilangkan. Peserta diklat penjenjangan FP ditetapkan oleh Pimpinan Bappenas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila dipandang perlu, dalam rangka pembinaan karir pegawai, pimpinan Bappenas dapat menugaskan Pejabat Fungsional Perencana untuk mengikuti diklat penjenjangan struktural (diklatpim) atau sebaliknya bagi Pejabat Sturktural dapat ditugaskan untuk mengikuti diklat Fungsional Perencana.

Setiap Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur aparatur negara yang memiliki hak dan kewajiban yang sama sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setiap unsur kegiatan yang dilakukan oleh pegawai negeri sipil adalah sesuai dengan tugas dan fungsi jabatan yang diembannya pada suatu unit organisasi.

D. 1. 2.

Penilaian AK dan Kenaikan pangkat/jabatan Penilaian AK diperoleh dari pengumpulan AK sesuai dengan unsurunsur kegiatan yang dilakukan oleh pejabat Fungsional Perencana. Kenaikan pangkat/jabatan akan diproses apabila pejabat Fungsional Perencana telah mengumpulkan segala kelengkapan dan persyaratan yang diperlukan untuk kenaikan pangkat/jabatan Pejabat Fungsional Perencana melengkapi persyaratan yang diperlukan sebelum mengajukan permohonan kenaikan pangkat/jabatan. Penilaian AK dilakukan oleh Tim Penilai yang ditetapkan melalui SK Menteri untuk Tim Penilai Pusat dan SK Sesmeneg/Sestama untuk Tim Penilai Bappenas.

2.

3.

3.

4.

4.

5.

F.

Anggaran Kegiatan JFP Kegiatan pejabat Fungsional Perencana merupakan bagian dari kegiatan yang dilakukan UKE II dimana yang bersangkutan ditempatkan. Oleh karenanya anggaran kegiatannya merupakan bagian dari anggaran UKE II. 6.

G.

Perpindahan Jabatan 1. Perpindahan atau penempatan antar Jabatan atau ke dalam jabatan (baik Jabatan Struktural, JFP, maupun Jabatan lainnya) merupakan penugasan dari pimpinan Bappenas melalui pertimbangan Bapperjakat. Perpindahan dari JFP ke Jabatan Struktural dapat dilakukan setiap saat sepanjang memenuhi persyaratan untuk menduduki Jabatan Struktural yang tersedia sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Perpindahan dari Jabatan Struktural atau Jabatan lain ke dalam JFP mengikuti ketentuan yang berlaku.

7. 8. 9.

2.

Pejabat Fungsional Perencana melaksanakan tugas pekerjaan berdasarkan penugasan yang diberikan oleh pejabat pimpinan UKE II atasan langsungnya. Kegiatan yang dilakukan oleh pejabat Fungsional Perencana, baik Kegiatan Utama maupun Kegiatan Penunjang akan dihitung sebagai perolehan AK sesuai dengan ketentuan yang berlaku, apabila dapat dibuktikan dengan formulir/surat/disposisi penugasan dari pejabat pimpinan UKE II atasan langsungnya. Pejabat Fungsional Perencana wajib melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan oleh pejabat pimpinan UKE II atasan langsungnya meskipun kegiatan tersebut bukan termasuk kegiatan yang memiliki nilai AK. Pejabat Fungsional Perencana dapat melakukan kegiatan perencanaan yang ditugaskan oleh Pejabat pimpinan UKE II bukan atasan langsung pejabat Fungsional Perencana dan dihitung sebagai perolehan AK sepanjang atasan langsung pejabat Fungsional Perencana memberikan pengesahan. Fomulir/surat/disposisi penugasan sebagai bukti telah melaksanakan kegiatan perencanaan sebagaimana dimaksud pada angka 5 dan 6 di atas dikeluarkan/ditandatangani oleh pejabat pimpinan UKE II yang memanfaatkan keahlian pejabat Fungsional Perencana dimaksud dan pejabat UKE II atasan langsung pejabat Fungsional Perencana memberikan paraf pada formulir/surat/disposisi dimaksud. Pejabat Fungsional Perencana menerima penugasan dari Eselon II atasan langsungnya Pejabat Fungsional Pertama dapat menerima penugasan dari Eselon III untuk kemudian disahkan oleh Eselon II yang bersangkutan. DP3 pejabat Fungsional Perencana sebagai salah satu syarat kenaikan pangkat dan jabatan ditandatangani oleh atasan ybs minimum Eselon II.

3.

BAB V 1. 2.

FORUM KOMUNIKASI JFP Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas output pejabat Fungsional Perencana, dapat dibentuk Forum Komunikasi JFP Bappenas Susunan organisasi dan tata laksana Forum Komunikasi JFP Bappenas diatur dalam AD dan ART FK JFP.

BAB IV

PELAKSANAAN PERENCANA

TUGAS

PEJABAT

FUNGSIONAL

1.

Sesuai ketentuan kepegawaian pada umumnya, pejabat Fungsional Perencana harus hadir dan melaksanakan tugas pekerjaannya di dalam kantor sesuai dengan jadwal kerja Bappenas yang telah ditetapkan.

BAB VI

PENUTUP

Pedoman Teknis Pembinaan Jabatan Fungsional Perencana di Lingkungan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional diharapkan dapat dimanfaatkan bagi para pejabat maupun pemangku jabatan fungsional.

Hal-hal lain yang belum diatur dalam Pedoman ini akan diatur lebih lanjut dan ditetapkan dengan Keputusan Sesmeneg PPN/Sestama Bappenas.

You might also like