You are on page 1of 16

PENDAHULUAN Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.

Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius1. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkan kematian. Wanita lebih beresiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab mempunyai alat reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.2 Gonorhoe adalah salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva)1. Umumnya ditularkan melalui hubungan kelamin yaitu secara genito-genital,orogenital dan anogenital,dan dapat juga kontak secara langsung dengan eksudat yang infektif. Penyakit ini mempunyai insidens yang tinggi dibanding penyakit menular seksual lainnya. Walaupun angka kejadian penyakit ini sudah menurun sejak tahun 1970an, namun hampir 800.000 kasus baru ditemukan tiap tahun di AS. Di dunia diperkirakan terdapat 200 juta kasus baru setiap tahunnya. Penyakit ini lebih sering menyerang remaja dan dewasa muda, serta lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita3

GONORHOE A. Definisi Gonorhoe adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva)3. B. Etiologi Gonorhoe disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat menular ke orang lain melalui hubungan seksual dengan penderita. Penyakit ini juga dapat menular dari ibu ke bayinya saat melahirkan. Kita tidak akan terinfeksi gonore dari pemakaian handuk bersama maupun pemakaian toilet umum.4

C. Proses penyebaran Gonorhoe bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi2 Secara umum, gonorhoe memang bisa ditularkan lewat hubungan seksual. Akan tetapi, karena hubungan seksual ternyata banyak ragamnya dan setiap cara juga bisa saja mengundang resiko penyakit yang tersendiri, maka para medis menguraikan sebab-sebab atau cara-cara yang sering mengakibatkan penularan gonorhoe 2 1. Heteroseksual : hubungan seksual antara pria dan wanita (suami -istri) 2. Homoseksual : hubungan seksual antara pria dengan pria 3. Lesbian 4. Biseksual : hubungan seksual antara wanita dengan wanita : hubungan seksual antara sesama jenis dan juga dengan lain jenis

(baik pria dengan pria, pria dengan wanita atau wanita dengan wanita) Organ yang digunakan : 1. Gento-genital (vagina sex) : antara organ genital (alat kelamin) 2. Oro-genital (oral sex) 3. Ano-genital sodomi : antar-organ genital dengan mulut : antar-organ genital dengan anus

Cara-cara kontak atau hubungan seksual tersebut menetukan masuknya kuman ke dalam tubuh dan juga menentukan kelainan awal pada organ yang sakit, shingga memudahkan di dalam menentukan diagnosis. 1 D. Gejala Klinis Masa inkubasi gonorhea sangat singkat, pada pria umumnya berkisar antara 25 hari, kadang-kadang lebih lama dikarenakan penderita mengobati dirinya sendiri,tetapi dengan dosis yang tidak cukup atau gejala sangat samar sehingga tidak diperhatikan oleh penderita.. Pada wanita masa inkubasi sulit untuk ditentukan karena pada umumnya tidak menimbulkan gejala. Gambaran klinis dan komplikasi pada gonore sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal genetalia3 . 1. Pada pria

Awalnya terdapat rasa gatal dan panas di sekitar uretra, saluran yang menghantarkan urin dari kandung kemih ke luar tubuh. Selanjutnya, terdapat rasa nyeri saat buang air kecil dan keluar sekret kental berwarna keruh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah. Bila infeksi sudah semakin lanjut, nyeri akan semakin bertambah dan sekret semakin kental dan keruh. Selain itu terdapat nyeri pada waktu ereksi dan terkadang terdapat pembesaran kelenjar getah bening di selangkangan.

2. Pada wanita Biasanya pada wanita tanpa gejala, kalaupun ada, dapat sangat ringan sehingga penderita tidak menyadarinya. Sebanyak 30%-60% wanita penderita gonore tidak memberikan gejala.2 Gejala yang timbul dapat berupa nyeri saat buang air kecil, buang air kecil menjadi lebih sering, dan kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada panggul bawah. Selain itu, terdapat sekret kental dan keruh yang keluar dari vagina.3rodek Beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual.1 Pada umumnya wanita untuk berobat jika sudah ada komplikasi,sebagian penderita ditemukan pada sewaktu pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan keluarga berencana. 2ro E. Klasifikasi dan manifestasi klinis berdasarkan lokasi 1. Pada Pria Uretritis Yang paling sering dijumpai adalah uretritis anterior akuta dan dapat manjalar keproksimal dan selanjutnya dapat menyebabkan komplikasi lokal,asendens dan deseminata. Keluhan subjektif berupa rasa gatal dan panas didaerah distal uretra disekitar ofesirium uretra eksternum,kemudian di sertai dengan disuria,keluar duh dari ujung uretra yang kadang kadang disertai darah,dan disertai perasaan nyeri pada waktu ereksi. Pada pemeriksaan tampak orifisium uretra eksternum eritematosa,edematosa dan ektropion, dan dari beberapa kasus terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral dan bilateral.1

Tysonitis Kelenjar yson adalah kelenjar yang mengeluarkan smegma,infeksi biasanya terjadi pada penderita dengan preputium yang sangat panjang dan kebersihan yang kiurang baik. Diagnosis dibuat berdasarkan ditemukannya butir pus atau pembengkakan pada daerah frenulum yang nyeri bila di tekan.

Parauretritis Sering terjadi pada orang dengan orifisium uretra eksternum terbuka atau pada ornag dengan hipospadia,infeksi ditandai dengan adanya butir pus pada muara uretra eksterna

Littritis Tidak ada gejala khusus,hanya pada urin ditemukan adanya benang benang atau butir butir bila saluran tersumbat dapat menyebabkan abses folikular.

Cowperitis

Bila hanya duktus yang terkena maka tidak ada gejala klinis, tapi jika infeksi terjadi pada kelenjar cowper dapat terjadi abses.keluhan dapat berupa nyeri dan benjolan pada daerah pirenium disertai rasa penuh dan panas, nyeri pada waktu defekasi dan disuria, jika tidak diobati maka abses akan pecah melalui kulit pirenium atau rektum dan mengakibatkan parokitis.

Prostatiis

Prostatitis akut dapat ditandai dengan perasaan tidak enak didaerah pirenium dan suprapubis,malese dan demam,nyeri kemih dan hematuri,spasme otot uretra sehingga terjadi retensi urin,sulit buang buang air besar dan obstipasi. Pada perabaan teraba pembesaran prosat dengan konsistensi kenyal,nyeri tekan dan

didapatkan

fluktuasi

bila

telah

terjadi

abses.bila

prostatitis

menjadi

konis,gejalanya ringan dan intermiten,tetapi kadang kadang menetap.terasa tidak enak pada pirenium bagian dalam dan terasa tidak enak jika duduk terlalu lama. Pada pemeriksaan terba prostat dengan konsistensi kenyal,nyeritekan dan nodus kenyal. Pemeriksan dengan pengurutan prostat biasanya sulit menemukan kuman diplokok atau gonokok.

Vesikulitis

Vesikulitis adalah radang akut yang mengenai vesikula seminalis dan duktus ejakulatoris. Gejala subyektif sama dengan gejala pada prostaitis akut, berupa demam,hematuria terminal nyeri pada ejakulasi dan ereksi dan spasme mengandung darah. Pada pemeriksaan melalui rektum dapan diraba vesikula seminalis yang bengkak dan keras seperti sosis. Dan memanjang diatas prostat.

Vas deferentitis atau funikulitis

Gejala berupa perasaan nyeri pada daerah abdomen bagian bawah

Epididimitis

Epididimitis akut biasanya unilateral diseratai defentitis , biasanya terjadinya epididimitis disebabkan oleh kesalahan dan kelalaian penderia itu sendiri, bisa karena pengurutan prostat yang berlebihan dan attivitas sex yang berlebihan. Gejalanya berupa rasa panas jika di raba akan teraba hidrokel skunder dan nyeri pada penekanan

Trigonitis

Infeksi asendens dari uretra posterior dapan mengenai trigonum vesika urinaria. Gejalanya berupa poliuria,disuria terminal dan hematuria.1 2. Pada wanita Uretritis Gejala utama adalah disuria kadang kadang poliuria, pada

pemeriksaa,orifisium uretra eksternum tampak kemerahan edematosa dan sekret mukopurulen Parauretritis atau skenitis Kelenjar parauretritis dapat terkena tetapi abses jarang terjadi Servisitis Dapat asimtomatik kadang kadang dapat menimbulkan rasa nyeri pada pungung bawah, pada pemeriksaan serviks tampak merah,erosi dan sekret mukopurulen. Duh tubuh akan terlihat lebih banyak. Bartholinitis Labia mayor pada sisi yang terkena membengkak,merah dan nyeri tekan.kelenjar bartolin membengkak sehingga jika penderita berjalan maka akan terasa angat nyeri dan penderita juga mengeluhkan susah untuk duduk.jika saluran tersumbat dapat menimbulkan abses dan dapat pecah melalui mukosa atau kulit yang jika tidak di obati dapat menjadi rekuren maupun kista.

Salpingitis Peradangan dapat bersifat akut,sub akut maupun kronis.ada beberapa faktor predisposisi yaitu: a. Masa pueperium (nifas) b. Dilatasi setelah kuretase c. Pemakaian IUD,tindakan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) Cara infeksi langsung dari serviks melalui tuba faloppi sampai pada daerah slping dan ovarium sehingga dapat menimbulkan penyakit radang panggul PRP, PRP ini dapat menimbulkan kehamilan ektopik dan sterilitas.kira kira 10 % wanita dari penderita gonore akan berakhir dengan PRP. Gejala berupa rasa nyeri pada daerah abdomen bawah,duh tubuh vagina,disuria,menstruasi yang tidak teratur atau abnormal Harus dibuat diagnosis banding dengan beberapa penyakit lain yang menimbulkan gejala hampir sama misalnya, pada kehamilan diluar

kandungan,apendisitis akutabortus septik,endometriosis,ileitis regional dan diferkulitis.untuk menegakkan diagnosis dapat dilakukann punksi kavum douglas dan dilanjutkan kulturatau dengan laparoskopi mikroorganisme.1 Selain dapat mengenai alat alat genital gonore dapat juga menyebabkan infeksi nongenital yang akan diuraikan sebagai berikut: Proktitis Paroktitis pada pria maupun wanita pada umumnya simtomatik.pada wanita umumnya terjadi karena kontaminasi dari vagina dan kadang kadang karena hubungan genitoanal seperti pada pria. Keluhan pada wanita biasanya lebih ringan dari pada keluhan pria,terasa seperti terbakar pada daerah anus dan pada

pemeriksaan tampak mukosa eritematosa,edematosa dan tertutup pus mikro purulen. Orofaringitis Cara infeksi melalui kontak secara urogenital. Faringitis dan tonsilitis gonore lebih sering dari pada gingivitis, stomatitis, atau laringitis, keluhan sering bersifat asimtomatik. Bila ada keluhan sangat sukar di bedakan dengan infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh kuman lain. Pada pemeriksaan daerah orofaring tampak eksudat mukopurulen yang ringan atau sedang. Konjungtifitis Penyakit ini dapat terjadi pada bayi yang baru lahir dari ibu yang terinfeksi servisitis gonore. Pada orang dewasa infeksi terjadi karena penularan melalui tangan maupun alat alat yang sering digunakan. Keluhan berupa fotofobia,konjungtifa bengkak merah dan keluar eksudat mukoprulen. Bila tidak diobati maka akan terjadi ulkus kornea,panoftalmitis bahkan sampai menimbulkan kebutaan. Gonore diseminata Kira kira 1 % kasus gonore akan berlanjut menjadi gonore deseminata. Penyakit ini dapat didapat dari penderita gonore asimtomatik

sebelumnya,terutama pada wanita. Gejala yang timbul dapat berupa ; artritis ( terutama monoatritis), miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis dan dermatitis.1

F. DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang terdiri dari 5 tahapan : A. Sediaan langsung Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan gonokokus gram negatife, intraseluler dan extraseluler. Bahan duh tubuh pada pria di ambil dari daerah fossa nafikularis, sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara kelenjar bartholin, seviks dan rektum.3

B. Kultur Untuk identifikasi perlu dilakukan pembiakan (kultur). Dua macam media yang dapat di gunakan3: 1. Media transport 2. Media pertumbuhan Contoh media transport : Media stuart Hanya untuk transport saja sehingga perlu ditanam kembali pada media pertumbuhan. Media transgrow Media ini selektif dan nutritive untuk N.gonorohoe N.meningitidis; dalam perjalanan dapat bertahan hingga 96 jam dan merupakan media gabungan transport dan media pertumbuhan, sehingga tidak perlu ditanam pada media pertumbuhan. Media ini merupakan modifikasi media Thayer martin dengan menambahkan trimetoprin untuk mematikan proteus spp.

Contoh media pertumbuhan2 : Mc leods chocolate agar Berisi agar coklat, agar serum dan agar hidrokel. Selain kuman gonokok, kuman kuman lain juga dapat tumbuh. Media Thayer martin Media ini selektif untuk mengisolasi gonokok. Mengandung vancomisin untuk menekan gram-positif, kolistimetat untuk menekan gram-negatif, dan nistatin untuk menekan pertumbuhan jamur. Modified Thayer martin agar Isinya ditambah dengan trimetropim untuk mencegah pertumbuhan kuman proteus spp.

C. Tes definitif 1. Tes oksidasi Reagen oksidasi yang megandung larutan tetrametil-p-fenilendiamin hidrokloroda 1% ditambahkan pada koloni gonokokus pasien. Semua Neisseria memberi reaksi positif dengan perubahan warna koloni yang semula bening berubah menjadi merah muda sampai merah lembayung.

2. Tes fermentasi Tes oksidasi positif dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai glukosa, maltose dan sukrosa. Kuman gonokok hanya meragikan glukosa.

D. Tes betalaktamase Pemeriksaan betalaktamase dengan menggunakan cefinase Tm disc. BBL 961192 yang mengandung cromogenic cefalosforin, beta-laktamase4. akan menyebabkan

perubahan warna dari kuning menjadi merah apabila kuman mengandung

E. Tes thomsom Tes thomsom ini berguna untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung. Dahulu pemeriksaan ini perlu dilakukan karena pengobatan pada waktu itu ialah pengobatan setempat. Pada tes ini terdapat syarat yang perlu diperhatikan : Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi Urin dibagi dalam 2 gelas Tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II Syarat mutlak ialah kandung kencing harus mengandung air seni paling sedikit 80 ml - 100 ml, jika air seni kurang dari 80 ml, maka gelas II sukar dinilai karena baru menguras uretra anterior.

Hasil pembacaan Gelas I Jernih Keruh Keruh Jernih Gelas II Jernih Jernih Keruh Keruh Arti Tidak ada infeksi Infeksi uretritis anterior Panuretritis Tidak mungkin

PENATALAKSANAAN Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama satu minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah atau infus)2 Secara epidemiologis obat yang dianjurkan adalah obat dosis tunggal macam macam obat yang dapat di pakai antara lain4: Penisiline Yang efektif adalah peniciline G prokain akua. Dosis 4,8 juta unit + 1 gram probenesid. Pada tahun 1991 tingkat kesembuhan mencapai 91,2%. Kontra indikasi alergi peniciline Ampiciline dan amoxiciline Ampiciline dosisnya ialah 3,5 gram + 1 gram probenesid dan amoxiciline 3 gram + 1 gram probenesid . Angka kesembuhan pada tahun 1987 hanya 61,4 %. Suntikan ampisiline tidak dianjurkan. Kontra indikasi alergi peniciline. Untuk daerah yang NGPP tinggi peniciline,ampiciline dan amoxicilin tdk dianjurkan.

KESIMPULAN Gonorhoe adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva) Klasifikasi dan geljala klinis berdasarkan lokasi: 1. Pada pria Tysonitis Parauretritis Uretritis Littritis Cowperitis Prostatiis Vesikulitis Vas deferentitis atau funikulitis Epididimitis Trigonitis

2. Pada perempuan: Uretritis Parauretritis atau skenitis Bartholinitis . Salpingitis Proktitis Orofaringitis Konjungtifitis Gonore diseminata

Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang terdiri dari 5 tahapan: sediaan langsung, kultur, tes definitif, tes beta laktamase, dan tes Thompson.

DAFTAR PUSTAKA 1. Anonimous. Penyaki Menular Seksual. www.scribd.com. Diakses tanggal 20 november 2010. 2. Anonimous. Penyakit Kelamin Gonore. www.worldpress.com. Diakses tanggal 20 november 2010. 3. Djuanda A. eritroderma, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi Kelima, Penerbit Fakultas Kedokteran FKUI. Hal.369, 2007 4. Imtikhananik . Dermatitis Eksfoliatif. Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Cermin Dunia Kedokteran No. 74 1992 17 5. Tim penyusun bagian SMF Ilmu Kesehatan kulit dan Kelamin. 2008. Atlas penyakit kulit dan kelamin. Surabaya : Airlangga University press. 6. Siregar R.S, eritroderma, Saripati penyakit kulit, edisi kedua, penerbit buku kedokteran EGC. 7. Wolff, Klaus, dkk 2008. Fitzpatrick,s dermatology in general medicine seven edition, United States of America : The mcgrow hill companies, inc.

You might also like