You are on page 1of 7

1.

PROSES TERJADINYA FERTILISASI

Fertilisasi adalah peleburan antara sperma dan sel telur.Fertilisasi terjadi di oviduk bisa juga di uterus, jika oosit sekunder sudah melewati saluran oviduk. Setelah bersatu, ovum menjadi zigot . Zigot berupa sebuah sel diploid (2n) dengan jumlah kromosom 23 pasang. Zigot terus membelah. Tahap ini disebut cleavage. Pada saat embrio mencapai 32 sel disebut sebagai morula. Morula akan berkembang membentuk blastula. Pada perkembangan selanjutnya, sel bagian dalam akan membentuk embrioblas dan bagian luarnya membentuk trofoblas. Trofoblas merupakan dinding yang berfungsi untuk menyerap makanan dan nantinya akan membentuk plasenta. Setelah fertilisasi , blastula bergerak menuju uterus. Selam proses ini korpus luteum menghasilkan hormon progesteron untuk implantasi embrio dengan merangsang pertumbuhan

uterus. Akibatnya dinding uterus menjadi lunak, tebal, dan lembut. Selanjutnya, blastula melakukan implantasi pada dinding uterus dan mengeluarkan hormon korionik gonadotropin. Embrio telah tertanam kuat pada hari ke 12 setelah fertilisasi. Embrioblas membentuk dua lapisan pada hari ke 12 yaitu ektodermis dan endodermis.Ektodermis melakukan invaginasi ke dalam membentuk lapisan mesodermis. Proses ini disebut gastrulasi. Pada perkembangan berikutnya, terjadi fase organogenesis. Lapisan ektodermis terjadi pembentukan susunan saraf, hidung, mata, epidermis, kelenjarkelenjar kulit. Lapisan mesodermis terjadi pembentukan jaringan tulang, otot, jantung, pembuluh darah dan getah bening, ginjal, kelenjar kelamin, dan limpa. Sedangkan lapisan endodermis terjadi pembentukan kelenjar gondok dan anak gondok, hati, pankreas, dan epitel yang membatasi uretra, kandung kemih, saluran pencernaan, dan saluran pernafasan. Setelah periode embriogenesis, dilanjutkan dengan masa janin. Plasenta dibentuk dari jaringan ibu yaitu endometrium uterus dan dari janin yaitu dari korion. Fungsi dari plasenta adalah pada pertukaran gas, memasukkan makanan dan sisa-sisa metabolisme fetus.

2. PROSES TRILAMINARY DISC LAYERS Pada minggu ke 3, membentuk trilaminar. Terjadi penebalan di garis tengah pada ujung caudal yang menghadap amnion (primitive streak). Kemudian primitive streak bermigrasi di sepanjang embrional disc ke arah garis primitif dan berinvaginasi.. Selanjutnya menyebar ke muka dan ke samping diantara lapisan ektoderm dan endoderm yang membentuk lapisan baru yaitu intraembryonic mesoderm (mesoderm).

Keterangan gambar: 1. Primitive Groove 2. Primitive Pit 3. Primitive Node 4. Oropharyngeal membrane 5. Cardial Plate 6. Sectional Edge of Amniotic Membrane 7. Mesoderm 8. Endoderm 9. Future Cloacal Membrane 1+2+3 primitive steak Dari hari ke 17, penebalan embryonic disk mulai mengelilingi garis median sepanjang rostro-caudal axis. Struktur median ini (primitive streak) menjadi panjang sampai menempati setengah dari embrio. Primitive streak timbul

perkembangbiakan dan bermigrasi dari epiblast cell di pusat koordinasi dari garis median embryonic disk. Setelah hari ke 19, primitive streak tumbuh selama penambahan sel hingga berakhirnya caudal. Pada saat yang terlebih dahulu berakhir, primitive groove terbentuk di ectoblast. Daerah cranial diperkuat oleh epiblast cell primitive pit. dan juga dibentuk primitive pit. Kepala embrio akan terbentuk dari embryonic disk dekat

3. PROSES TERJADINYA NEURAL CREST

Keterangan gambar: 1. Lateral plate mesoderm 2. Intermediate mesoderm 3. Paraxial mesoderm 4. Neural groove 5. Coelomic vacuoles 6. Intraembryonic coelom 7. Extraembryonic coelom 8. Extraembryonic mesoblast 9. Notochord 10. Splanchnopleure with endoderm 11. Somatopleure with ectoderm 12. Dorsal aorta (paired) Tahap neurulasi Notochord menginduksi ektodermal yang terletak di atasnya kemudian terjadi Proliferasi menjadi lempeng syaraf (neural plate). Menyebabkan neural plate melipat yang disebut lipatan saraf (neural fold) yang nantinya menjadi alur saraf (neural groove). Neural fold terus menerus berproliferasi, akhirnya tepitepinya menjadi tinggi dan menyatu di sepanjang garis tengah sehingga terbentuk tabung syaraf (neural tube).

Selama proses pembentukan neural tube, terbentuk krista syaraf (neural crest). Sel tersebut berasal dari permukaan ektoderm selama neurulation.

Keterangan Gambar: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Neural tube Neural fold Neural groove Somites Neural crest Protrusion of the pericardium Cranial neuropore Caudal neuropore

Sel-sel neural crest kemudian terpisah dari lipatan saraf pada saat penutupan tabung saraf

4. PROSES NEURAL CREST PADA PEMBENTUKAN JARINGAN YANG SPESIFIK Pada proses pembentukan kraniofasial tergantung dari rangkaian peristiwa yang mengintegrasikan mekanisme dan pola morfologis yaitu pembentukan primary mesenchyme (mesoderm) selama gastrulation. Pada tahap neurulation, terjadi pembentukan neural tube dan pembentukan neural crest. Neural crest tersebut akan mengalami migrasi jauh dari neuroektoderm ke lokasi yang dituju dan berproliferasi yang kemudian akan mengalami diferensiasi menjadi derivate ectomesenchymal yang spesifik. Misalnya sel-sel ganglia spinalis dan otot otonom, sel-sel shcwann, sel pigmen, medulla adrenalis, selaput otak dan mesensim di daerah muka dan leher. Mesensim berasal dari neural crest yang kenudian akan membentuk tulang rawan, lengkung brankial, tulang, jaringan ikat sejati, jaringan gigi (pulpa, dentin, sementum, dan ligament periodontal) Organogenesis terjadi sebagai hasil dari epitel dan mesensim dan perkembangan organ organ yang spesifik. Setelah itu, akan terjadi pergerakan morfogenesis pada perkembangan kraniofasial. Peristiwa ini akan menimbulkan komunikasi sel ke sel pada hubungan membrane yang spesifik. Sumber : www.embyology.ch/anglais/hdisquembryo/tridem10.html

You might also like