You are on page 1of 68

Konsep Dasar Ekonomi Energi

Ekonomi Energi

Di sampaikan pada diklat teknis Perencanaan Energi Daerah Bengkulu, 04 09 Juli 2011

Presented by Agung Feinnudin Erick Hutrindo

OUT LINE
1. Pengantar Ekonomi 2. Mikro Ekonomi terhadap ekonomi energi 3. Makro Ekonomi terhadap ekonomi energi 4. Perhitungan Carbon Trading

Pengantar Ekonomi

Menurut Bapak Ekonomi yaitu Adam Smith (1723 - 1790) dalam bukunya An Inquiry into

the Nature and Causes of the Wealth of Nation, biasa disingkat The Wealth of Nation,

yang diterbitkan pada tahun 1776 Ilmu ekonomi adalah suatu ilmu atau bahan kajian yang mempelajari upaya manusia memenuhi kebutuhan hidup di masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan. Ekonomi berhubungan erat dengan supply dan demand suatu barang.

Pengantar Ekonomi

Penelitian yang dilakukan oleh Sachs dan Warner (1999) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi negara yang memiliki sumber daya melimpah cenderung lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah. Fenomena ini kemudian melahirkan istilah yang disebut dengan Kutukan Sumber Daya Alam.

Pengantar Ekonomi

Joseph Stiglitz (2005) memiliki sejumlah rekomendasi terhadap negara yang memiliki sumber daya alam yang besar tetapi pertumbuhan ekonomi yang lambat agar dapat terhindar dari Kutukan Sumber Daya Alam :
Penentuan laju ekstraksi Kehati-hatian dalam meminjam dana luar negeri

Pengantar Ekonomi

Masalah ekonomi pokok yang dihadapi setiap masyarakat, yaitu masalah kelangkaan dan kekurangan. Berasarkan uraian mengenai masalah ekonomi pokok tersebut akan dirumuskan definisi ilmu ekonomi. Jenis-jenis ilmu ekonomi, sebagai contoh ekonomi energi, ekonomi fiscal, moneter dan lain sebagainya. Ciri-ciri utama sesuatu teori ekonomi dan kegunaan ilmu ekonomi. Bentuk-bentuk alat analisis yang digunakan oleh ahli-ahli ekonomi dalam menerangkan teori ekonomi dan untuk menganalisis peristiwa-peristiwa yang berlaku dalam perekonomian.

Pengantar Ekonomi

Ekonomi deskriptif. Teori ekonomi Ekonomi terapan (applied economics).

1. Mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat 2. Menciptakan kestabilan harga-harga 3. Mengatasi masalah pengangguran 4. Mewujudkan distribusi pendapatan yang merata

Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah. Contoh hajad hidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak / BBM, pertambangan / hasil bumi, dan lain sebagainya. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua pihak yakni pemerintah dan swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan saling mendukung. Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat. Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas kekeluargaan antar sesama manusia.

Sistem Ekonomi Liberal ??? Sistem Ekonomi Kapitalis?? Sistem Ekonomi Komunis??

Mikro Ekonomi terhadap ekonomi Energi

Mikro ekonomi adalah suatu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari bagian-bagian kecil ekonomi seperti perilaku individu-individu, perilaku konsumen, perilaku produsen, harga, dan lain-lain.
Adanya kelangkaan atau kekurangan suatu barang sebagai contoh Bensin saat ini akibat ketidakseimbangan antara : Kebutuhan masyarakat Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat.

1. 2. 3. 4. 5.

Population
2.50E+08 2.00E+08 1.50E+08 1.00E+08 5.00E+07 0.00E+00 1990 1992 1994 1996 1998 Years 2000 2002 2004

GDP growth (annual %)


10.00 5.00 0.00 -5.00 -10.00 -15.00 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004

GDP per capita (constant 2000 US$) Indonesia


1,000.00 900.00 800.00 700.00 600.00 500.00 400.00 300.00 200.00 100.00 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004

Perbandingan GDP per Kapita di beberapa Negara


Singapore $38,972 Japan $38,559 Brunei $37,053 Hong Kong $30,755 South Korea $19,505 Taiwan $17,040 Kazakhstan $8,502 Malaysia $8,141 Azerbaijan $5,349 Thailand $4,115 Turkmenistan $3,863 Maldives $3,649 Armenia $3,361

China $3,315 Georgia $2,925 Indonesia $2,246 Bhutan $2,082 Mongolia $1,981 Sri Lanka $1,972 Philippines $1,866 Pakistan $1,044 Vietnam $1,040 Uzbekistan $1,027 India $1,016 Kyrgyztan $951 Laos $841 Cambodia $818 Tajikistan $795 Bangladesh $506 Timor-Leste $469 Myanmar $462 Nepal $459 Afghanistan $429

Source : http://www.globalpropertyguide.com/Asia/Indonesia/gdp-per-capita

Produksi Minyak Mentah di Indonesia


1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Pelanggan PLN (Sumber : Statistik PLN)


Pelanggan Rumah Tangga
35000000 30000000 25000000 20000000 15000000 10000000 5000000 0 Repelita Repelita II Repelita Repelita Repelita Repelita I(73/74) (78/79) III (83/84) IV (88/89) V (93/94) VI (98) Tahun 2007

Crude Oil Price


80 70 60 50 40 30 20 10 0 2000 2001 2002 2003 Year 2004 2005 2006 2007

US$ per Barel

Urbanisasi ?????? Trend atau Mode????? Gaya Hidup ???? Produk Lokal atau Import??? Teknologi?????

Dasar perilaku konsumen dalam memilih suatu barang konsumsi adalah sebagai berikut : Model utilitas secara ordinal (kepuasan konsumen tidak dapat diukur dalam satuan apapun) Utilitas Konsumen = f (barang X, Y, Z, ) Keseimbangan kepuasan konsumen Maksimisasi kepuasan konsumen dibatasi garis anggaran (budget line)

Qy

Y1

B Y2 IC

X1

X2

Qx

Anggaran merupakan salah satu dasar atau alasan seseorang memilih untuk menggunakan suatu produk atau barang. Dalam hal penggunaan energi, anggaran sangat berperan penting dalam memilih penggunaan energi Pilih Mana Premium atau Pertamax ?????? Pilih Mana Diesel atau Solar ???? Pilih Mana Fosil Atau EBT ????

Px(Qx) + Py(Qy) = M

Y3

Y2
Y1 M = Px.Qx +Py.Qy

A2 A1 0 X

A1

A2

Ketika harga minyak tanah naik maka permintaan akan gas meningkat. Maka hal ini disebut dengan efek substitusi, mengganti penggunaan minyak tanah menjadi gas (Efek Substitusi) Naiknya Harga BBM akan mempengaruhi terhadap penurunan relatif pendapatan seseorang (Efek Pendapatan)


A C B

X1X2 X1X3 X3X2

= Merupakan total efek = Merupakan efek substitusi = Merupakan efek pendapatan

IC2 IC1 0 X1 X3 X2 A1 A2 A2 X

Gambar dibawah ini menunjukkan??


Barang lain

A2

A1

Bensin

ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari keseluruhan perekonomian baik suatu negara / daerah seperti inflasi, kemiskinan, neraca Makroekonomi membahas perilaku secara agregat Fokus pada perilaku dan investasi, factor penentu perubahan, upah dan harga, kebijakan fiskal dan moneter, stok uang beredar, anggaran belanja pemerintah, suku bunga, dan Utang pemerintah Makroekonomi membahas hal-hal pokok pada interaksi antar barang, tenaga kerja, dan pasar modal dari perekonomian.

Dari sisi supply energi yaitu ketika naiknya harga energi sebagai contoh crude oil akan berdampak pada naiknya beban pemerintah dalam membayar impor crude oil, dan subsidi minyak. Sedangkan dari sisi demand naiknya harga energi dapat menurunkan permintaan

Soal : Apabila Harga BBM naik Apakah permintaan akan menurun???....... Apabila Harga Mobil Naik apakah permintaan akan menurun???... Apabila harga Garam 1 juta/ gram apakah tidak akan ada yang membeli garam???

penawara n agregat

P*

permintaan agregat

Y*

Bagaimana Grafik AD - AS Apabila Suatu harga naik?? Bagaimana Grafik AD AS apabila supply Menurun.?? Bagaimana Grafik AD - AS apabila permintaan barang meningkat??? Apabila permintaan meningkat apakah dampaknya terhadap perekonomian???

Peranan energi dalam konteks makro bersifat cenderung bersifat spesifik dan sesuai dengan kebijakan serta keadaan ekonomi makro suatu negara. Misalnya, karena sistem hak pribadi sangat menonjol di Amerika maka seorang pemilik yang secara kebetulan tanahnya dipakai untuk kegiatan memproduksi minyak berhak memperoleh royalti sebesar 12,5% dari produksi kotor minyak. Produsen minyak juga masih harus membayar pajak sesuai dengan kebijaksanaan fiskal yang berlaku. sistem seperti ini jarang dijumpai di negara-negara produsen minyak contoh Indonesia, atau negara berkembang, yang kebanyakan produksi minyaknya diatur negara lewat perusahaan negara yang ditunjuk.

GDP atau PDB merupakan nilai dari barang akhir atau jasa akhir yang diproduksi dalam ekonomi selama periode waktu tertentu. Barang akhir atau final good merupakan sebuah barang yang dipergunakan pada konsumsi akhir. GDP merupakan penjumlahan dari nilai tambah dalam ekonomi selama pada periode tertentu. Nilai tambah sebanding dengan nilai dari produksi yang dihasilkan oleh perusahaan dikurangi nilai dari barang intermediate yang digunakan dalam produksi. Barang intermediate merupakan barang yang digunakan dalam produksi barang yang lainnya. GDP merupakan penjumlahan dari pendapatan dalam ekonomi selama periode tertentu.

Di Indonesia (Sebelum Otda)


Produksi Kotor

Biaya Produksi

Pendapatan operasi bersih Bagian Pemerintah Bagian PSC Pajak Bagian bersih PSC

Produksi Kotor Royalti


Pendapatan operasi bersih

Pajak Pendapatan Operasi bersih


Bagian bersih produsen

INFORMASI LIFTING DALAM BAGAN ARUS BAGIAN DAERAH DARI SDA MIGAS
SK Daerah Penghasil SDA Migas Depdagri

LIFTING GROSS REVENUE EQUITY TO BE SPLIT

ESDM
DJA-Depkeu
COST RECOVERY

CONTRACTOR ENTITLEMENT X CORPORATE TAX 35% 18,75% BRANCH PROFIT TAX 20%

LIFTING PEMERINTAH Y

Yang terdiri dari : + Lifting Pemerintah - DMO - Fee Hulu Pertamina - Pajak-pajak (PPN, PBB) - Bea masuk - Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

(PENERIMAAN NEGARA NON PAJAK) 30-35% PENERIMAAN APBN

NET CONTRACTOR SHARE 15%

BAG. PUSAT 85%

DJPK-Depkeu

BAG. DAERAH (15%) 6% penghasil, 6% kabupaten kota lain, 3% propinsi

Kondisi apabila tingkat harga-harga dan biaya-biaya

umum naik, harga beras, bahan bakar mobil, tingkat upah, harga tanah, sewa barang-barang modal juga mengalami kenaikan. Kebalikannya adalah deflasi dimana harga-harga dan biaya-biaya secara umum turun. (Samuelson, 1989:196) Suatu keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (excess demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian, secara keseluruhan dan terusmenerus. Kelebihan permintaan tersebut dapat diartikan ganda yaitu, pengeluaran yang diharapkan terlalu banyak dibandingkan dengan barang yang tersedia, atau barang yang tersedia terlalu sedikit bila dibandingkan dengan tingkat pengeluaran yang diharapkan (Lerner)

Demand Pull Inflation : Inflasi yang disebabkan oleh kelebihan permintaan sehingga kurva AD bergeser dan tingkat harga keseimbangan meningkat Cost Push Inflation : Inflasi yang disebabkan oleh peningkatan biaya produksi

Inflasi dapat terjadi karena tarikan permintaan agregat (demand pull inflation) akibat kenaikan pengeluaran agregat konsumsi (C), Investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). Inflasi dapat pula terjadi karena dorongan kenaikan biaya (E) dalam penawaran agregat (cosh push inflation). secara teoritis dampak permintaan (DAO) dan penawaran agregat (SA0) terhadap harga nasional dapat berupa kenaikan harga atau penurunan harga.

P SA1 SA0 SA0

P1 P0

P1 P0

DA1 DA0 Q Q0 Q1 Q1 Q0

DA0

Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 = 5,06,0% Tahun 2009 Pertumbuhan Ekonomi tertinggi ketiga di ASIAsetelah China dan India (4.64,8%, sementara itu ekonomi RRT tumbuh 7,5%, dan India 5,5%)

Laju inflasi 2010 diprediksi 4,5-5,5%, Tingkat bunga SBI tiga bulan 6,0-7,0%, Nilai tukar rupiah Rp 9.500-10.500 per dolar AS. Asumsi harga minyak USS 45-60 per barrel,
Produksi minyak (lifting) 0,9500,970 juta barel per hari.

PERKEMBANGAN BPP, TDL dan SUBSIDI


TAHUN BPP rata-rata (Rp/kWh) TDL rata-rata (Rp/kWh) SUBSIDI (Triliun Rp)

2003 2004 2005

618 597 710

561 584 589

3,36 3,31 10,64

2006
2007 2008 2009 2010**)

934
920 1.271 1.009 1.008

622
627 651 662 705

33,90
37,48 78,58 53,72 *) 28,16 ***)

Keterangan: *) Hasil audit BPK RI, Subsidi Listrik 2009 sebesar Rp. 53,72 T, dalam 2009 telah dibayar Rp. 45, 14 T, Kekurangan subsidi 2009 (audited) diluncurkan pada 2010 Rp. 4,0 T, dan 2011 Rp. 4,58 T. **) Alokasi anggaran Subsidi Listrik APBNP 2010 sebesar Rp. 55,1 T, terdiri dari Subsidi 2010 Rp. 51,1 T dan kekurangan Subsidi 2009 Rp. 4,0 T.

***) Realisasi pembayaran Subsidi Listrik 2010 sebesar Rp. 32,16 T terdiri dari Subsidi Januari s.d Juli 2010 sebesar Rp. 28,16 T.dan kekurangan Subsidi 2009 sebesar Rp. 4,00 T.

50

KEBUTUHAN SUBSIDI LISTRIK PT PLN (PERSERO) TAHUN 2010 - 2011


NO ASUMSI SATUAN SUBSIDI LISTRIK TAHUN 2010 SUBSIDI LISTRIK TAHUN 2011 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga Crude Oil (ICP) Nilai Tukar Pertumbuhan Penjualan Listrik Penjualan Tenaga Listrik Susut Jaringan (Losses ) Margin Usaha Alpha Pertamina Alpha Non Pertamina KEBUTUHAN BAHAN BAKAR HSD MFO IDO Batu Bara Gas Panas Bumi Bio Diesel 10 ENERGY MIX - Biofuel - BBM - Batubara - Panas Bumi - Gas Alam - Hidro 11 HARGA BAHAN BAKAR HARGA JUAL BBM KE PLN - HSD - IDO - MFO HARGA BAHAN BAKAR NON BBM - Batu Bara - Gas - Panas Bumi 12 13 14 BPP Rata-rata TDL Rata-rata KEBUTUHAN SUBSIDI : Rp/Ton USD/BBTU Rp/kWh Rp/kWh Rp/kWh Triliun Rp. 625 3,94 517 1.008 703 55,15 630 3,96 520 920 729 40,70 Rp/Liter Rp/Liter Rp/Liter 6.503,52 5.177,14 4.490,04 6.538,97 5.205,33 4.514,45 % % % % % % Kiloliter Kiloliter Kiloliter Ton BBTU MWh Kiloliter 30.348.535 320.846 3.123.464 14.479 100 0,04 18,56 45,37 2,46 26,15 7,42 3.936.718 2.483.339 2.813.610 1.622.029 2.594 36.767.097 389.334 3.362.031 29.653 100 0,08 11,77 49,20 2,44 29,77 6,74 USD/Barrel Rp/USD % TWh % % % % 80 9.200 6,60 143,26 9,41 8,00 5,00 3,50 80 9.250 7,40 153,85 8,55 8,00 5,00 3,50

FINAL ENERGY CONSUMPTION PER SECTOR


700
600

500
Juta SBM

400

300
200

100
0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Industri

Transportasi

Rumah Tangga

Komersial

Lainnya

Growth rate of final energy consumption per sector periode 2000-2008 about 4.1% per year

1200 1000 800


Juta SBM

600

400
200 0

2000

2001
Minyak Bumi

2002

2003

2004
Batubara

2005
Panas Bumi

2006

2007
Tenaga Air

2008

Gas Bumi

Pertumbuhan energy supply periode 2000-2008 sekitar 4.3% per tahun dan didominasi oleh batubara sekitar 16.7% per tahun.

Sumber: Ditjen Migas

DEWAN ENERGI NASIONAL

ARUS GAS BUMI 2008 (MMSCF)


PRODUKSI PEMANFAATAN
Ekspor :329.448 (13,32 %)
Kilang LNG : 1.270.854 (51,37%) Ekspor LNG : 1.067.466 (43,15%)

Produksi Gas Bumi (2.473.485)

Input Kilang: 1.313.776 (53,11%)

Kilang Minyak :29.727(1,20%): 13.196 Kilang LPG

(0,53%)
Industri :372.945 (15,07%)

Suplai Domestik : 746.124 (30,16%) Tidak Tercatat : 46.830 Losses : 37.306 (1,52%) (1,89%)

PLN :181.661 (7,34%) Non Energi : 132.872 (5,37%)

Pupuk (128.642)

Non PLN : 55.236 (2,23%)


Komersial : 1.989 729 Rumah Tangga : (0,00%) (0,00%) Transportasi : (691 (0,00%)

Sumber: Diolah dari Data Pusat Data dan Informasi, KESDM, 2009

55

DEWAN ENERGI NASIONAL

ARUS BATUBARA 2008 (JUTA TON)


PRODUKSI DAN SUPLAI PEMANFAATAN

Produksi Batubara (236,78)

Ekspor : 160,00 (67,54%)


Total Penyediaa n (236,89)
Konsum si Domestik : 76,89 (32,46%)

Industri (40,27) PLN (21,00)


Non-PLN (15,58)
Pengolahan (0,04)
56

Impor (0,11)

Sumber: Diolah dari Data Pusat Data dan Informasi, KESDM, 2009

DEWAN ENERGI NASIONAL

ARUS MINYAK BUMI 2008 (JUTA KL)

Sumber: Diolah dari Data Pusat Data dan Informasi, KESDM, 2009

57

DEWAN ENERGI NASIONAL

ARUS ENERGI TOTAL 2008 (JUTA SBM)

SBM=SETARA BAREL MINYAK

Sumber: Diolah dari Data Pusat Data dan Informasi, KESDM, 2009

home

58

UPAYA EFISIENSI YANG TELAH DILAKUKAN


Rasionalisasi Fuel Mix

Produksi Listrik
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

BBM Bio Diesel Hydro Panas Bumi


Gas

36%
0%

25%
0%

19%
0,04%

13%
0,08%

10%
1%

7%
1%

5%
1%

9% 3% 17% 35%

8% 3% 25% 39%

7% 2% 26% 45%

7% 2% 28% 50%

5% 2% 26% 56%

5% 3% 26% 58%

6% 3% 26% 59%

Batubara
1.

Upaya-upaya Efisiensi tenaga listrik dilakukan melalui program diversifikasi energi primer di pembangkitan tenaga listrik (supply side) dengan pengoptimalan penggunaan gas, penggantian HSD menjadi MFO, peningkatan penggunaan batubara, dan pengembangan pembangkit energi terbarukan. BBM diperuntukkan untuk daerah terisolasi/terpencil dengan lebih memprioritaskan Renewable Energy Resources.

2.

3.

Gas dan batubara diprioritaskan untuk mengurangi ketergantungan pembangkit listrik pada BBM

59

UPAYA EFISIENSI YANG TELAH DILAKUKAN


Penurunan Losses (Susut Jaringan)
12.00 11.50 11.00 11.07 10.50 10.51 10.00 9.96 9.50 9.00 8.50
Tahun Susut Jaringan (%)
Realisasi Target

11.40

11.20

9.95 9.41

9.35 8.90 8.70 8,55

8.00 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1. Upaya-upaya yang dilakukan dalam penurunan losses: a. Perbaikan dan penguatan jaringan tenaga listrik b. Peningkatan akurasi pengukuran energi dan pembacaan meter c. Pelaksanaan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) secara intensif bekerja sama dengan POLRI 2. Setiap penurunan losses 1%, akan menghemat sekitar Rp 900 miliar.
60

MINYAK BUMI

KEBIJAKA N SEKTOR ESDM

GAS ALAM

Supply BBM
Demand BBM Industri, transportasi

Energy Mix
DMO Gas
Gas unt. PLN Gas unt. Industri

Supply Gas Demand Gas

Penghemata n Subsidi BBM

Gas unt. Pupuk

Ekspor LNG

BLT
Skema Insentif

Biofuel
EBT Lain

Dampak Fiskal

Devisa

Total Supply Listrik (MW)

Total Energi Primer (Rp T)

Supply PLTG

COST PLTG

Supply PLTD

COST PLTD

Supply PLTU

COST PLTU

BPP

TDL

Subsidi

Supply PLTA

COST PLTA

Panas Bumi

Supply PLTP

COST PLTP

LAPANGAN USAHA

2004 14.3 8.9 5.2 2.8 0.9 28.1 4.1 2.6 1.5 24.0 1.0

2005 13.1 11.1 6.4 3.8 1.0 27.4 5.0 3.2 1.8 22.4 1.0

2006 13.0 11.0 6.0 3.9 1.1 27.5 5.2 3.5 1.6 22.4 0.9

2007 13.7 11.2 5.9 4.1 1.2 27.0 4.6 3.1 1.5 22.4 0.9

2008 14.5 10.9 5.7 4.0 1.3 27.9 4.9 3.0 1.9 23.0 0.8

2009 15.3 10.5 4.5 4.5 1.5 26.4 3.8 2.4 1.5 22.6 0.8

1
2

Pertanian
Pertambangan a. Minyak dan gas bumi b. Pertambangan bukan migas c. Penggalian

Industri pengolahan Industri Migas a. Pengilangan minyak bumi b. Gas alam cair c. Industri Non Migas

Listrik, gas dan air bersih a. Listrik b. Gas kota c. Air bersih

0.8
0.1 0.1 6.6 16.1 6.2 8.5 10.3 100.0 13.9 86.1

0.7
0.1 0.1 7.0 15.6 6.5 8.3 10.0 100.0 17.0 83.0

0.6
0.2 0.1 7.5 15.0 6.9 8.1 10.1 100.0 16.9 83.1

0.6
0.2 0.1 7.7 15.0 6.7 7.7 10.1 100.0 16.5 83.5

0.5
0.2 0.1 8.5 14.0 6.3 7.4 9.7 100.0 16.5 83.5

0.5
0.2 0.1 9.9 13.4 6.3 7.2 10.2 100.0 15.1 84.9

5 6 7 8 9

Konstruksi Perdagangan, hotel & rest. Pengangkutan dan kom. Keuangan, real estat Jasa-jasa Produk Domestik Bruto Terkait KESDM Lainnya

RAPBN 2011 DAN KONTRIBUSI ESDM (Rp Triliun)


Nota Keuangan
A

Kontribusi ESDM 1086.37 1082.63 839.54 816.42 23.12 243.09 158.20 26.60 43.40 14.90 3.74 1202.05 823.63 410.41 413.22 378.42 329.10 82.00 221.90 25.20 49.32 0.00 0.73 (115.68) 115.68 118.67 (3.00) 279.39 279.38 102.75 102.75 176.62 159.61 16.96 0.05 0.02 192.29 151.36 15.14 136.212 40.94 40.94 40.79 0.15

% 25.7% 25.8% 12.2% 12.6% 72.7% 100.9% 39.1% 0.4% 0.5% 16.0% 18.4% 3.7% 33.0% 10.8% 12.4% 49.7% 0.6%

Pendapatan Negara dan Hibah I Penerimaan Dalam Negeri 1 Penerimaan Perpajakan a Pajak Dalam Negeri b Pajak Perdag. Int'l 2 PNBP a Penerimaan SDA b Bagian Laba BUMN c PNBP lainnya d Pendapatan BLU II Hibah Belanja Negara I Belanja Pemerintah Pusat 1 Kementerian/Lembaga 2 Non Kementerian/Lembaga II Transfer Ke Daerah 1 Dana Perimbangan a Dana Bagi Hasil b Dana Alokasi Umum c Dana Alokasi Khusus 2 Dana Otsus & Penyesuaian III Suspen Keseimbangan Primer Surplus/Defisit Anggaran (A - B) Pembiayaan I Pembiayaan Dalam Negeri II Pembiayaan Luar negeri (neto)

C D E

64

*) PENERIMAAN PAJAK, BUKAN PAJAK DAN HIBAH SEKTOR ESDM (Miliar Rp)
Uraian Nota Keuangan 101.384,55 54.184,55 20.756,06 33.428,49 40.000,00 40.000,00 7.200,00 3.900,00 1.600,00 2.300,00 3.300,00 300,00 3.000,00 172.569,27 155.526,35 145.261,20 104.748,40 40.512,80 9.909,15 163,68 9.745,47 356,00 16.988,32 10.468,28 5.716,39 152,28 15,51 436,48 199,39 54,59 18,53 3,15 10,00 5,38 Status terakhir

A.

PENERIMAAN PERPAJAKAN 1. PPh Minyak Bumi dan Gas Alam a PPh Minyak Bumi b PPh Gas Bumi 2. PPh Non Migas a Pajak Pertambangan Umum 3. Pajak Pertambahan Nilai a PPN Dalam Negeri - Sub Sektor Migas - Sub Sektor Pertambangan Umum b PPN Import - Sub Sektor Migas - Sub Sektor Pertambangan Umum

102.753,61 55.553,61 21.344,89 34.208,72 40.000,00 40.000,00 7.200,00 3.900,00 1.600,00 2.300,00 3.300,00 300,00 3.000,00 176.622,13 159.604,95 149.339,80 107.540,68 41.799,12 9.909,15 163,68 9.745,47 356,00 16.962,58 10.442,54 5.716,39 152,28 15,51 436,48 199,39 54,59 18,53 3,15 10,00 5,38

B.

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 1. Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) a. Migas i. Minyak Bumi ii. Gas Bumi b. Pertambangan Umum i. Pendapatan Iuran Tetap ii. Pendapatan Royalty c. Panas Bumi 2. PNBP Lainnya a. Selisih harga DMO dengan fee kontraktor b. Penjualan Hasil Tambang c. Penerimaan Jasa d. Penerimaan Pendidikan e. Penenerimaan Iuran dan Denda f. Penerimaan Signature Bonus, Bid Info (Ditjen Migas 3. Penerimaan BLU

C.

PENERIMAAN HIBAH a. Labelisasi Peralatan Hemat Energi b. Denmark (Gedung Hemat Energi) c. World Bank (Pengembangan Panas Bumi)

TOTAL

273.972,34

279.394,27

*) Masih dalam pembahasan di Banggar DPR-RI

Anggaran KESDM tahun 2009 = 6,74 Triliun dimana 50,58 % berupa alokasi anggaran sub sektor kelistrikan yang disalurkan melalui PT PLN.

Departemen Agama pada APBN 2009 akan mencapai sekitar Rp. 32 triliun Departemen Keuangan (Depkeu) anggaran untuk tahun 2010 sebesar Rp 15,282 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp 5,428 triliun merupakan anggaran remunerasi dalam bentuk TKPKN (Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara).

You might also like