Professional Documents
Culture Documents
|ffit0ltr$ll
HCIM0n:ffiTahun h0ffi
TEilTRilG
IrtAH
lilnoffiSlfl
2912
NOMOR: 0l Tahun?Ol?
Tentang
PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI TERHADAP STANDAR OPEMSIONAL PROSEDUR DILINGKUNGAN MAHKAMAH AGUNG DAN BADAN PERADII.AN YANG BERADA DI BAWAHNYA
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan. tata kelola kepemerintahan yang baik, maka diperlukan prosedur'kerfa yang
ditata dengan baik dalam bentuk Standar Opera-ional Prosedur (SOP) yang telah ada pada seluruh unit organlsasl di lingkungan
Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada dlbawahnya;
b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan penerapan Standar Operasional Prosedur, perlu Becara berkala dilakukan Monltoring dan Evaluasl
terhadap Standar Operaslonal Prosedur tersebut;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam, huruf a dan huruf b, dipandang perlu menetapkan Keputusan Sekretaiis Mahkamah Agung tentang Pedoman Monitoring dan
Evaluasi Standar Operasional Prosedur.
2. Undang-Undang Nomor
Keterbukaan
14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4359), dan terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
4.
Undang-Undang Nomor
(Lembaran Negara Repubtlk lndonesla Tahun 1980 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 33271'
sebagalmana telah dlubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik lndonesla Tahun
5. Undang-Undang
6.
Undang-Undang Nomor
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1989 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3400), seQagaimana telah diubah dan ditambah dengan undang-undang
Nomor 3 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
Nbmor 4611), dan terakhir dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 159' Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5078);
Kekuasaan
8.
9. Petaturan
Pemerintah Nomor
Pedoman
Penyusunan Standar Pelayanan Minimal; 10. Keputusan Presiden Republik lndonesla Nomor
21 Tahun
2004
di
lingkungan
Sekretarlat
13. Keputusan Ketua Mahkamah .Agung Nomor 1-144/KMA/S\< 12011 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelayanan lnformasi di Pengadilan; 14. Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.l. Nomor. 026/KMA/SW\V2012
Tentang Standar Pelayanan Peradilan; 15. Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor
Negara
Nomor
Negara
Nomor
tentang
Pedoman Penyusunan'Standar
19.
Agung Nomor
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERATURAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI
DI
Pasal
pedoman Monitoring dan Evaluasi terhadap Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya,
selanjutnya disebut dengan Pedoman Monitoring dan Evaluasi Standar Operasional Prosedur dan merupakan bagian yang tidak'terpisahkan dengan Lampiran Peraturan
ini.
Pasal 2
pedoman Monitoring dan Evaluasi Standar Operasional Prosedur ini menjadi acuan bagi seluruh satuan kerja Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di
"
Pasal 4
Hasil kegiatan monitoring disusun dalam suatu laporan yang terstruktur dan slstematis yang akan dijadikan dasar dalam melakukan evaluasi Standar Operaslonal Prosedur. Pasal 5 Evatuasi Standar Operasional Prosedur dllakukan berdasarkan hasil monltorlng untuk mengetahui sejauhmana Standar Operasional Prosedur dapat memperlancar
Pasal 6
Pasal 7
Peraturan ini mulai berlaku seiak tanggal ditetrapkan, dengan ketentuan apabila di
kemudian hariternyata terdapat kekeliruan, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
l:24
Mei 2012
URHADI
9570619 198703
I 001
Lrmplran
Peraturan Sekretarlg Mahkamah Agung Rl
Trnggal
24 Mel 2012
PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI TERI{ADAP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN MAHKAMAH AGUNG DAN.BADAN PERADILAN YANG BERADA DI BAWAHNYA
I.
PENDAI.IULUAN
A.
Latar Belakang
Agar monitoring dan evaluasi dapat berjalan dengan baik, maka perlu dibentuk
tim monitoring dan evaluasi. Tim yang akan dapat bekerja secara efektif bila dipilih dari anggota tim yang sebelumnya terlibat dalam tim pengembangan
Standar Operasional Prosedur dan tim supervisi. Agar tim monitoring dan
evaluasi dapat bekerja dengan baik, tim ini perlu pula dibantu oleh tim yang
berasal dari masing-masing unit kerja yang secara langsung dapat memantau
proses
B.
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui b.
c. Untuk melakukan
2.
Sasaran
di
Mahkamah Agung
di
c. Perbaikan dan penyempurnaan proses penyelenggaraan kepemerintahan pada setiap Satuan Kerja di Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di
bawahnya,
dl
Mahkamah Agung
di
ll.
Pengertian Umum
Dalam pedoman inlyang dimaksud dengan
:
i.
Standar Operaslonal Prosedur (SOP) adalah serangkalan instruksl tertulls yang dibakukan dan didokumentasikan dariaktivitas rutin dan berulang yang dilakukan oleh suatu organisasi. Secara singkat pengertian Standar Operasional Prosedur
adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, bagaimana, kapan dan berapa lama waktu yang diperlukan, dimana dan oleh'siapa. Standar
Operasional Prosedur dibuat untuk menghindari terjadinya variasl datam proses pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan menghambat kineria organisasi secara keseluruhan.
2.
3.
Evaluasi adalah. upaya menilai kualitas program dan hasil-hasilnya secara berkala dengan menggunakan pendekatan yang tepat.
lll.
Ruang Lingkup Monitoring dan Evaluasi dilakukan terhadap Standar Operasional Prosedur yang
ada pada seluruh Satuan Kerja di Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di
bawahnya,
1. Monitoring
Sebagai bagian dari proses dalam penerapan Standar Operasional Prosedur, organisasi harus mempersiapkan sebuah mekanisme monitoring kineda dan
memastikan bahwa Standar Operasional Prosedur telah dilaksanakan dengan baik. Proses ini harus diarahkan untuk membandingkan dan memastikan kineria
pelaksana sesuai dengan maksud dan tujuan yang tercantum datam Standar
bagi para petugas yang melaksanakan tugasnya diluar Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan. Penerapan Standar Operasional Prosodur dengan
tekanan lebih pada upaya meningkatkan disiplin hanya akan menimbulkan penolakan-nenolakan dari para pelaksana, Yang justru perlu ditekankan adalah
Seperti semua aspek yang terdapat dalam bagian penerapan ini, monitoring kinerjapun harus,memiliki perencanaan tersendiri dan harus direncanakan di
depan. Hal-halyang perlu diperhatikan ketika menyusun rencana meliputi antara
Metode monitoring berkaitan dengan instrumen yang digunakan. Standar Operasional Prosedur yang baik, sebagai sebuah standar, akan memiliki
perkiraan-perkiraan waktu baku untuk penyelesaian pada setiap prosedur yang dilaksanakan oleh para pelaksana serta output yang dihasilkannya pada waktu melakukan penilaian kebutuhan Standar Operasional Prosedur. lndikator-indikator serta target kinerja pelaksana telah juga diidentiftasi sehingga
peningkatan/penurunan kinerja.
Jlka
pendekatan
ini
dikaitkan dengan
dapat ditentukan instrumen monltoring kineria untuk penerapan Standar Operasional Prosedur baru. Hal yang dilihat adahh sejauhmana Standar
Operasional Prosedur yang baru mampu meningkatkan kineria individual para
pelaksana, kinerja unit kerja dan organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu,
a.
b.
oleh
para
c.
juga
sangat
bermanfaat sebagai bahan masukan monitoring. lnformasi yang diperoleh dari sisi pelanggan berkaitan dengan sisi kualitas pelayanan yang diberikan.
d.
e.
Pengarahan dalam pelaksanaan. Monitoring juga dapat dilakukan melalui pengarahan-pengarahan dalam pelaksanaan, untuk menjamin agar proses berjalan sesuai dengan prosedur yang telah dibakukan.
a.
b. Jika tidak dapat berJalan sebagalmana telah dirumuskan, hal-hal apa yang
menghambat, atau meniadi masalah. Apakah masalah terletak pada rumusan Standar Operasional Prosedur, atiau masalah pada penguasaan
para pelaksana terhadap Standar Operasional Prosedur, atiau masalah terletak pada aspek kondisi yang kurang memenuhi sepetti sarana dan
prasarana yang kurang mendukung, atau masalah lainnya.
c, Jika penerapan Standar Operasional Prosedur dapat bedalan, apakah setiap
d.
e.
berbagai permasalahan yang teriadi agar proees tetap dapat berialan? Sejauhmana tindakan-tindakan tersebut dapat mempercepat proses atrau
justru memperlarnbat proses? Sejauhmana tlndakan-tindakan tbrsebut dapat
Prosedur
2
Paraf Psnllal
2.
Tldak Bortalan dengan ballt Berlalan dsngari balk Tldak Berfalan dengan bailt
BerJalan dengan balk
3,
Cara penglslan
I
2
3
Dllsl dengan nomor urut Dll3l Standar Operaelonal Proaedur yang dlmonltor proce3 penerapannya.
Jll<6 temyata
harll penllalan berJalan dengan balk, makr dlborlktn tsnda "x" pada
kotak yang terEedla dcngan labsl "Berialan dcngan balk". Jlka ternyata ha*ll penlla6n mcnunlukkan bahwa pencnprn
$tandrr OporrolOnal PrcSedUf dengan balk, maka dlbsrlkan tinda "x" pada kotlk dongan labol 'Tldak
Kdom
Crbtrn rntrn leln adaleh : elaren mengrpe prcaodur 0dak dapat berJalan dengan belk, hdfiel mane yang dlrnggap tldsk bcrlalen dengrn brlk, rpr kemungklnan ponyebeb.
Kolom
hrru
2. ivaluasi
dalam rangka membangun sebuah oryanisasi menjadi lebih efektif dan kohEsif.
pada Standar Operasional Prosedur yang telah ada, Oleh karena itulah Standar Operasional Prosedur perlu secara terus menerus dievaluasl agar prosedurprosedur dalam organisasi selalu meruJuk pada akuntabilitas dan kineria. yang
baik. Tahapan evaluasi dalam siklus penyusunan Standar Operasional ProEedur
Prosedur
menentukan efektifitas
dapat
mendorong peningkatan kineria individual, unit keria dan organisasi secara keseluruhan? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan inti dari evaluasi, yang
Penllaian
2
(Nomor)
3
I
1. 2, 3.
dlpahaml
foludah dlhkganakan
4.
5,
6. 7.
Kolom
Kolom 3 r/d 8 dan geterusnya llka maslh ada Standar Operaslonal Proaedur yang
dievaluacl Cara pengiolan : Dilsl dengan nomor unlt. Krlterla penllalan evalusl (blsa dltambahkan dan dlrubah sesual kobutuhan evalurl) Setiap Standar Operaalonal Prosodur selalu dlberl nomor kode. Nomor lnl akrn leblh mudah untuk merepnosontasl Standar Operatlonal Prosodur. Setiap Standar Operaelonal Prosedur yang dlevalusl dlcantumkan nomornya pada kolom dl atas nomor kolomnya maclng-rnaslng, Pada setlap eel eesual dengan krlterla penllalannya, Shndar Operaalonal Proredur dlnllal dengan memherlkan tanda "X" flkr harll psnrrapannyr temyata tldak oeeual dengan
pernyataan, dan tanda
"f'llka
Dari sisi proses penerapan, pertanyaqn-pertanyaan yang dapat diaJukan dalam melakukan evaluasi antara lain sebagai berikut
:
a. Sejauhmana'strategi
yang benar, melalui perencanaan yang sistematis, pemberian pelatihanpelatihan, pemberitahuan serta pembukaan akses yang luas, akan
mehingkatkan tingkat keberhasilan penerapan.
Standar
Operasional Prosedur yang telah diterapkan? Sikap ,keengganan terhadap penerapan Standar Operasional Prosedur akan menghambat proses
organisasi secara keseluruhan. Minimnya pemberitahuan, pelatihan dan aksesibilitas terhadap Standar Operasional Prosedur, cenderung akan
menimbulkan sikap penolakan terhadap Standar Operasional Prosedur.
c. Sejauhmana
memegang peranan penting dalam penerapan Standar Operasional Prosedur. Oleh karena itu, mekanisme supervisi yang baik juga akan
mendorong keberhasilai penerapan Standar Operasional Prosedur.
e. Sejauhmana pelatihan-pelatihan diberikan kepada
benar sehingga mampu memperlancar proses penerapan? Evaluasi ini sekaligus pula untuk melihat sejauhmana identifikasi kebutuhan pelatihan
siapa
Sejauhmana resiko-resiko akibat perubahan Standar Operasional Prosedur dapat ditanganisecara baik? Perubahan Standar Operasional Prosedur pada
sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan di atas, namun demikian juga padai siapa yang melakukan evaluaslnya (evaluator). Untuk menghasllkan evaluasl yang baik,
diperlukan
tlm evaluator yang baik pula. Oleh karena ltu, evaluasi Standar Operasional Prosedur setidaknya dilakukan oleh tim yang menyusun Standar Operasional Prosedur tersebut. Tim ini, karena keterlibatannya seiak awal,
dipandang dapat memperhatikan detildetil yang termuat dalam Standar Opqrasional
Prosedur tersebut, sehingga mampu melihat mana detil yang perlu dirubah, disempurnakan ataupun dibuatkan yang baru. Namun demikian, keterlibatan orang
lain diluar tim yang sudah ada yang dianggap memiliki kompetensi untuk melakukan evaluasitersebut akan sangat membantu tim evaluasi. Pelibatan orang semicam ini
akan memberikan pandangan lain yang mungkin dapat memberikan pembaruanpembaruan yang diperlukan dalam evaluasi.
RHADI
9570619 198703
t 001
Lamplran
Peratunn Sehrebrts Mahkamah Agung RI Nomor 01 Thhun 2012 Tenbng Pdoman Monltulng dan Eualuasl Terhadap Standar Opendonal Proffiur dl
Llngkmgan Mahkamah Agung dan tudan
frndllan
Yang
&nda
Dl Bawahny
CONTOH KUISIONER
KUESIONER
PENII"AIAN KINER'A DALAM MELAKUIGN PENGUJIAN SURAT PERINTAH PEMBAYARAN (SPP) DAN PENANDA TANGAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR
(sPM)
Penjelasan:
Dalam rangka pengukuran kinerJa baglan perbendaharaan telah ditetapkan standai operasi prosedur (SOP) PenguJian Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dan Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (SPM) dengan normal waktu 4 (jam) Jam dalam 1 (satu) hari kerja setelah surat permintaan pembayaran SPP diterima lengkap.
Tujuannya:
Kuesioner ini dimaKudkan untuk menllal kinerja dan efeKlfitas penerlmaan surat permintaan pembayaran, sejauh mana penyelesalan evaluasl SP dar pembuatan.SPM sampai dengan penandatangan SPM dan dtklrimkan ke KPPN dan harapan anda Baglan kedepan untuk leblh menlngkatkan klnerJa penyelesalan SPM
dl
Perbendaharaan.
Kerahasiaan:
Penilaian anda akan diJaga kerahasiaanya dan.tidak akan mempengaruhl perlakuan terhadap aktifitas anda dalam melakanakan pekerjaan masing-maslng.
Instruksi:
Pada kuesioner lnl terdapat dua Jenls pernyataan yaltu : (1) pernyataan pilihan yang akan anda nilai; dan (2) pernyataan lslan mengenal harapan anda kedepan.
Pada pernyataan pilihan terdapat dua pernyataan dan ditengahnya rcrdapat sebarls angka 1 s.d 10, berilah Enda silang pada salah satu angka sy'a. Lebih dekat angka yang anda silang dengan pernyataan teftentu, akan mengambarkan leblh Jelas penilaian anda terhadap penilaian tersebut.
Contoh
Eselon
III belum
Data Responden :
Beri bnda silang pada kotak dibawah inl :
Jenis kelamin
Usia
u n u
Laki-laki
<20 TH
SMA
n t]
Perempuan
zL s.d 30 D3/sr
rH t]
31
rH
tl
n
Lainnyer...
<5 TH
6s.dlorH
nlorH
Pernyataan anda
1. Pemahaman
2. Akses Kemudahan
Informasi Mengenal Pengujian Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dan Penanda Tangan Surat Ferintah Membayar (SPM)
3.
Prosedur Terhadap Pengujian Surat Perlntah Pembayaran (SPP) Dan Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (SPM)
Prosdur iayanan
Penerimaan Surat sudah dilaksanakAn dgn efektlf dan sudah efrslen
4.
Standar Waktu Pengujian Surat Perlntah Pembayaran (SPP) Dan Penanda Tangan Surat Perlntah Membayar (SPM)
Sudah dicaPl dalam waktu nta-rata 3."t Menlt
5.
Sikap Pegawal Baglan Perbendaharaan Dalam Penerimaan Tamu (Dlslplln, Terampil Dan Profesional)
Pegawai sudAh melal<sanakan tugas dgn baik dan prcfeslonal
6.
Sarana Dan Prasarana Layanan Pengujian Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dan Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (SPM)
Sarana dan fasilitas Yang disediakan sudah memadai
7. Harapan
Anda Kedepan
Catatan
Kuesloner Dlatas Addlah Contoh. Materl Kuesioner, Pertanyaan Yang Dlsampalkan Kepada Responden, Metode Penllalan Dapat Dlkembangkan SesualJenls
Kegiatiin/Layanan.
lria
a
l,
(1) (2)
Jumlah Permohonan (5) Jenis Layanan (4) Diajukan
(3)
Setesai
Dilayani
(4)
Dalam Proses
(5)
Keterangan (8)
(2\
(e)
(10)
lGro Keuangan
u.b. Perbendaharaan