PSIKOLOGI PENDIDIKAN

OLEH PROF. DR. I WAYAN KOYAN, M.PD. DOSEN PROGRAM PASCASARJANA UNDIKSHA SINGARAJA

MATERI PERKULIAHAN
I. PENDAHULUAN 1. PENGERTIAN PSIKOLOGI 2. PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN 3. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN II. SIFAT UMUM AKTIVITAS MANUSIA 1. PERHATIAN 2. PENGAMATAN 3. FANTASI 4. INGATAN 5. BERPIKIR 6. PERASAAN 7. MOTIF-MOTIF

III. PERKEMBANGAN INDIVIDU MANUSIA 1. PENGERTIAN PERKEMBANGAN (aliran asosiasi, tipologi gestalt, dan aliran sosiologis) 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN (Nativisme, Empirisme, Konvergensi) 3. SIFAT ANAK PADA MASA PERKEMBANGAN (Dasar Biologis, Dasar Didaktis, Dasar Tipologis) IV. PERUBAHAN INDIVIDU KARENA BELAJAR 1. PENTINGNYA MASALAH BELAJAR 2. BELAJAR MENURUT AHLI PSIKOLOGI 3. PENGERTIAN BELAJAR 4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

V. TEORI-TEORI BELAJAR 1. PEMIKIRAN SPEKULATIF 2. TEORI EBBINGHAUS 3. TEORI THORNDIKE 4. TEORI PAVLOVE (CONDITIONING) 5. BEHAVIORISME 6. TEORI SKINNER (Operant Conditioning) 7. TEORI GESTALT 8. TEORI MEDAN 9. TEORI BELAJAR SOSIAL (MODELLING) 10. TEORI BRUNER (BELAJAR PENEMUAN) 11. TEORI DAVID AUSUBEL (BELAJAR BERMAKNA) 12. TEORI GAGNE 13. TEORI J. PIAGET

I. PENDAHULUAN
1. Pengertian Psikologi

1. 2.

Psikologi berasal dari kata Psyche dan logos Psyche = jiwa Logos = ilmu Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya Macam Psikologi Psikologi Umum Psikologi khusus (Psikologi Sosial, Psikologi Anak, Psikologi Perkembangan, Psikologi Pemuda, Psikologi Massa, Psikologi Pendidikan/Belajar, Psikologi Industri, Psikologi Klinis, dsb)

2. SIFAT UMUM AKTIVITAS MANUSIA

PERHATIAN PENGAMATAN FANTASI INGATAN BERPIKIR PERASAAN MOTIF-MOTIF

6

PERHATIAN

PENGERTIAN: PEMUSATAN TENAGA PSIKHIS TERTUJU KEPADA SESUATU MACAM-MACAM PERHATIAN: 1. PERHATIAN INTENSIF DAN TIDAK INTENSIF 2. PERHATIAN SPONTAN DAN PERHATIAN DISENGAJA 3. PERHATIAN TERPENCAR DAN PERHATIAN TERPUSAT HAL YANG MENARIK PERHATIAN: 1. HAL YANG KELUAR DARI KONTEKSNYA 2. YANG BERKAITAN DENGAN KEBUTUHAN MANFAAT PERHATIAN BAGI PEMBELAJARAN
7

PENGAMATAN

PENGERTIAN: CARA MELIHAT OBJEK MELALUI (MELIHAT, MENDENGAR, MEMBAU => MODALITAS PENGAMATAN) PENGATURAN PENGAMATAN: 1. SUDUT PANDANG RUANG (TINGGI-RENDAH, KANANKIRI, DSB) 2. SUDUT PANDANG WAKTU (LAMPAU, KINI, YAD) 3. SUDUT PANDANG GESTALT (SUATU KEBULATAN) HUKUM GESTALT PENGLIHATAN: (1) HKM KETERDEKATAN, (2) HKM KETERTUTUPAN, (3) HKM KESAMAAN MANFAAT PRAKTIS PENGAMATAN ?

TANGGAPAN

PENGERTIAN: TANGGAPAN ADALAH BAYANGAN YANG TINGGAL DALAM INGATAN TIGA MACAM TANGGAPAN: 1. TANGGAPAN MASA LAMPAU 2. TANGGAPAN MASA DATANG 3. TANGGAPAN MASA KINI

FANTASI

PENGERTIAN: DAYA UNTUK MEMBENTUK TANGGAPANTANGGAPAN BARU DENGAN BANTUAN TANGGAPAN YANG TELAH ADA MACAM-MACAM FANTASI: 1. FANTASI TAK DISADARI 2. FANTASI YANG DISADARI (PASIF DAN AKTIF)
10

INGATAN

PENGERTIAN: PROSES MENCAMKAN, MENYIMPAN KESAN-KESAN, DAN MEMPRODUKSI KESAN-KESAN ADA INGATAN SETIA DAN ADA TIDAK SETIA MENCAMKAN, ADA YANG DISENGAJA = MENGHAFAL, ADA TIDAK DISENGAJA PROSES MENCAMKAN: 1. MENYUARAKAN 2. PEMBAGIAN WAKTU BELAJAR YANG TEPAT 3. PENGGUNAAN METODE BELAJAR YANG TEPAT

11

METODE BELAJAR YANG TEPAT:

1. METODE KESELURUHAN ATAU G (GANZELRNMETHOD, YAITU METODE MENGHAFAL DENGAN MENGULANG BERKALI-KALI) 2. METODE BAGIAN ATAU T (TEILLERN-METHOD, 3. METODE CAMPURAN ATAU V (VERMITTELLERNMETHOD) MENGINGAT DAN LUPA (RETENSI) PENELITIAN EBBINGHAUS MENYIMPULKAN BAHWA BAHAN YANG INGIN KITA INGAT DENGAN BAIK HARUS TERUS-MENERUS DIULANG DAN MEMBAGI WAKTU BELAJAR DENGAN BAIK

12

INTERFERENSI: YAITU MENJADI LEBIH SUKARNYA BELAJAR DISEBABKAN OLEH HAMBATAN BAHAN-BAHAN YANG TELAH DIPELAJARI LEBIH DULU. INTERFERENSI LEBIH BANYAK TERJADI PADA WAKTU JAGA DARIPADA WAKTU TIDUR PROSES REPRODUKSI: ADALAH PENGAKTIFAN KEMBALI HAL-HAL YANG TELAH DICAMKAN (MENGINGAT KEMBALI = RECALL; MENGENAL KEMBALI = RECOGNATION ASOSIASI: ADALAH HUBUNGAN ANTARA TANGGAPAN YANG SATU DENGAN TANGGAPAN LAINNYA HUKUM ASOSIASI: HKM SAMA SAAT/ SERENTAK, HKM BERTURUTAN, HKM KESAMAAN/KESESUAIAN, HKM BERLAWANAN, DAN HKM SEBAB-AKIBAT.

13

BERPIKIR

PENGERTIAN: BERPIKIR ADALAH PROSES DINAMIS ATAU AKTIVITAS IDEASIONAL LANGKAH PROSES BERPIKIR: 1. PEMBENTUKAN PENGERTIAN 2. PEMBENTUKAN PENDAPAT 3. PENARIKAN KESIMPULAN PEMBENTUKAN PENGERTIAN: 1. MENGANALISIS CIRI-CIRI SEJUMLAH OBJEK YANG SEJENIS 2. MEMBANDINGKAN CIRI-CIRI TERSEBUT 3. MENGABSTRAKSIKAN 14

PEMBENTUKAN PENDAPAT: YAITU MELETAKKAN HUBUNGAN ANTARA DUA BUAH PENGERTIAN ATAU LEBIH JENIS PENDAPAT: 1. PENDAPAT AFIRMATIF ATAU POSITIF, YAITU PENDAPAT YANG MENGIYAKAN 2. PENDAPAT NEGATIF, YAITU PENDAPAT YANG MENIDAKKAN 3. PENDAPAT MODALITAS ATAU KEBARANG KALIAN, YAITU PENDAPAT YANG MENERANGKAN KEBARANGKALIAN, KEMUNGKINAN SUATU HAL PENARIKAN KESIMPULAN ATAU PEMBENTUKAN KEPUTUSAN: YAITU HASIL PERBUATAN AKAL UNTUK MEMBENTUK PENDAPAT BARU BERDASARKAN PENDAPAT YANG TELAH ADA (KEPUTUSAN INDUKTIF, DEDUKTIF, DAN KEPUTUSAN ANALOGIS)
15

PERASAAN

PENGERTIAN: PERASAAN ADALAH GEJALA PSIKIS YANG BERSIFAT SUBJEKTIF, YANG UMUMNYA BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA-GEJALA MENGENAL DAN DIALAMI DALAM KUALITAS SENANG ATAU TIDAK SENANG MACAM-MACAM PERASAAN 1. PERASAAN RENDAH ATAU JASMANIAH: (PERASAAN INDRIYAH DAN PERASAAN VITAL) 2. PERASAAN LUHUR ATAU ROHANIAH: (PERASAAN INTELEKTUAL, KESUSILAAN, KEINDAHAN, SOSIAL, HARGA DIRI, DAN KEAGAMAAN)

16

MOTIF - MOTIF
PENGERTIAN: MOTIF ADALAH KEADAAN DALAM PRIBADI ORANG YANG MENDORONG INDIVIDU UNTUK MELAKUKAN AKTIVITAS-AKTIVITAS TERTENTU GUNA MENCAPAI SUATU TUJUAN MACAM-MACAM MOTIF 1. WOODWORTH & MARQUIS: (1) KEBUTUHAN ORGANIK ( MAKAN, MINUM, SEKS) (2) MOTIF DARURAT (MENYELAMATKAN DIRI) (3) MOTIF-MOTIF OBJEKTIF (KEBUTUHAN MELAKUKAN EKSPLORASI, MANIPULASI, MENARUH MINAT) 2. ATAS DASAR TERBENTUKNYA MOTIF: (BAWAAN, DIPELAJARI) 3. ATAS DASAR SUMBERNYA: (EKSTRINSIK, INTRINSIK) DALAM BELAJAR, MOTIF MANA YANG LEBIH BAIK ?

17

II. PERKEMBANGAN INDIVIDU

1. 2.

3.

APAKAH PERKEMBANGAN ITU ? FAKTOR-FAKTOR APA YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ? BAGAIMANA SIFAT-SIFAT INDIVIDU PADA MASA PERKEMBANGAN TERTENTU ?

18

A.

ARTI PERKEMBANGAN
(ALIRAN ASOSIASI, GESTALT,

SOSIOLOGIS)
1.

ALIRAN ASOSIASI
PERKEMBANGAN ADALAH PROSES ASOSIASI YANG UTAMA ADALAH BAGIAN-BAGIAN, KEMUDIAN BARU KESELURUHAN BAGIAN-BAGIAN TERIKAT SATU SAMA LAIN MENJADI KESELURUHAN OLEH ASOSIASI TOKOHNYA: J. LOCKE, MENYATAKAN: JIWA ANAK BERSIH SEPERTI KERTAS PUTIHTERISI OLEH PENGALAMAN (LUAR->SENSASI; DALAM-> REFLEKSI), DENGAN ASOSIASI, SENSASI & REFLEKSI MEMBENTUK PENGERTIAN YANG KOMPLEKS
19

2. ALIRAN PSIKOLOGI GESTALT

PERKEMBANGAN = PROSES DIFERENSIASI DALAM PROSES DIFERENSIASI, YANG UTAMA ADALAH KESELURUHAN, KEMUDIAN BARU BAGIAN-BAGIAN BAGIAN-BAGIAN HANYA MEMILIKI ARTI SEBAGAI BAGIAN DARI KESELURUHAN (DALAM HUBUNGAN FUNGSIONAL DENGAN BAGIAN YANG LAIN) OLEH ALIRAN NEO-GESTALT (ALIRAN PSIKOLOGI

MEDAN),PROSES DIFERENSIASI + PROSES STRATIFIKASI

20

3. ALIRAN SOSIOLOGIS

PERKEMBANGAN = PROSES SOSIALIASI (PERKEMBANGAN DARI PRA SOSIAL SOSIAL) TOKOHNYA: JAMES MARK BALDWIN PERKEMBANGAN ADALAH PROSES SOSIALISASI DALAM BENTUK IMITASI (MELALUI ADAPTASI DAN SELEKSI) ATAS DASAR HUKUM EFEK (LAW OF EFFECT)

21

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

1. ALIRAN NATIVISME (TOKOHNYA: SCHOPENHAUER)

PERKEMBANGAN SEMATA-MATA DIPENGARUHI FAKTOR BAWAAN PERKEMBANGAN SEMATA-MATA DIPENGARUHI FAKTOR LINGKUNGAN

2. ALIRAN EMPIRISME (TOKOHNYA: J. LOCKE)

3. ALIRAN KONVERGENSI (TOKOHNYA: W. STERN) KESIMPULAN: P = f (H + L)

22

C. SIFAT-SIFAT ANAK PADA MASA PERKEMBANGAN TERTENTU

1. Periodisasi Perkemb. Berdasar Biologis

Aristoteles

Fase

: 0,0 sampai 7,0 : masa anak kecil, masa bermain Fase II : 7,0 sampai 14,0 : masa anak, masa belajar (sekolah rendah) Fase III : 14,0 sampai 21,0 : masa remaja atau pubertas
23

Kretchmer

Fase

0,0 sampai 3,00: Fiillungs periode I, pendek-gemuk

Fase II

3,0 sampai 7,00: periode sterckung I, langsing

Fase III Fase IV

: :

7,0 sampai 13,0: periode Fullung II 13,0 sampai 20,0 periode sterckung II,

langsing

24

Sigmund Freud
1) 2) 3) Fase Oral Fase anal Fase falis : 0,0 sampai 1,0 : aktivitas mulut : 1,0 sampai 3,0 : dorongan berpusat pada dubur : 3,0 sampai 5,0 : alat kelamin terpenting : 5,0 sampai 12/13,00: impulsimpuls cenderung tertekan. : 12,0/13,0 sampai 20,00: impuls-impuls menonjol kembali : 20,0 ke atas : fase kematangan
25

4)
5)

Fase latent
Fase pubertas

6)

Fase genital

Montessori

Periode I Periode II Periode III Periode IV

: 0;0 sampai 7;0 : periode penerimaan dan pengaturan dunia luar, motoris : 7;0 sampai 12;0 : periode rencana abstrak, memperhatikan kesusilaan (perlu pendidikan) : 12;0 sampai 18;0: penemuan diri, kepekaan rasa sosial. : 18;0 ke atas: periode pendidikan tinggi.

26

Ch. Buhler

Fase I

: 0;0 sampai 1;0: fase gerak laku ke dunia luar Fase II : 1;0 sampai 4;0: makin luas hubungan dengan dunia luar Fase III : 4;0 sampai 8;0: fase hubungan pribadi dengan lingkungan sosial, kesadaran akan kerja, tugas. Fase IV : 8;0 sampai 13;0 : fase memuncaknya minat ke dunia objektif, kesadaran akan aku Fase V : 13;0 sampai 19;0: fase penemuan diri dan kematangan
27

2. Periodisasi Berdasar Didaktis

Pendapat Comenius

Scola materna (sekolah ibu) Scola vernacula (sekolah bahasa ibu)

: 0,0 6;00 : 6;0 12;0

Scola latina (sekolah latin)

Academica (akademi)

: 12;0 18;0
: 18;024;0

28

Pendapat J.J. Rousseau

I : 0;0 2;0 : masa asuhan

II :
III: IV :

2;0 12;0

masa pendidikan jasmani dan latihan pancaindra

periode pendidikan akal periode pembentukan watak & pendidikan agama

12;0 15;0 : 15;0 20;0 :

29

3. Periodisasi Berdasar Psikologis

Pendapat Oswald Kroh

dari lahir sampai masa Trotz I : masa anak-anak awal dari masa Trotz I sampai Trotz II : masa keserasian bersekolah dari masa Trotz II sampai remaja : masa kematangan

30

Kohnstamm

0;0 sampai 2;0 2;0 sampai 7;0 7;0 sampai 13;0/ 14;0 13/14;0 sampai 20/21;0

: : : :

masa masa masa masa

vital estetis intelektual sosial

31

III. PERUBAHAN INDIVIDU KARENA BELAJAR

A.

PENTINGNYA MASALAH BELAJAR MASALAH SETIAP ORANG AHLI PSIKOLOGI BANYAK MEMBAHAS MASALAH BELAJAR MASALAH BELAJAR MERUPAKAN HAL SENTRAL DALAM KAJIAN PSIKOLOGI
32

B. PENGERTIAN BELAJAR
1.

2.

3.

BELAJAR = PROSES PERUBAHAN PERILAKU (AKTUAL MAUPUN POTENSIAL) PERUBAHAN ITU PADA DASARNYA DIPEROLEHNYA KECAKAPAN BARU PERUBAHAN TERJADI KARENA USAHA DENGAN SENGAJA

33

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

1.

2.

FAKTOR YANG BERASAL DARI LUAR INDIVIDU (FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DAN NON SOSIAL) FAKTOR YANG BERASAL DARI DALAM INDIVIDU (FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS)

34

ARDEN N. FRANDSEN:

HAL YANG MENDORONG BELAJAR: (1) ADANYA SIFAT INGIN TAHU (2) ADANYA SIFAT KREATIF (3) KEINGINAN UNTUK MENDAPAT SIMPATI (4) KEINGINAN UNTUK MEMPERBAIKI KEGAGALAN (5) KEINGINAN UNTUK MENDAPAT RASA AMAN (6) ADANYA HUKUMAN DAN GANJARAN (REWARD AND FUNISHMENT) PADA AKHIR BELAJAR

35


(1) (2) (3)

MASLOW:
MOTIF-MOTIF UNTUK BELAJAR:
ADANYA KEBUTUHAN FISIK KEBUTUHAN RASA AMAN KEBUTUHAN AKAN KECINTAAN DAN PENERIMAAN DALAM HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN KEBUTUHAN UNTUK MENDAPAT KEHORMATAN KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI

(4) (5)

36

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

BUATLAH URAIAN SINGKAT YANG MENCAKUP HAL-HAL BERIKUT ( 5 10 HALAMAN KERTAS A4, 1,5 SPASI, UKURAN 12, TIME NEW ROMAN):
1. INTI DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN/ BELAJAR ADALAH MENGENAI BAGAIMANA BELAJAR DAPAT BERLANGSUNG. DALAM HUBUNGAN INI, JELASKAN BAGAIMANA BELAJAR Agama Hindu ITU BERLANGSUNG DAN PAPARKAN PERANAN DAYA-DAYA JIWA SEPERTI: PERHATIAN, PENGAMATAN, FANTASI, TANGGAPAN, INGATAN, BERPIKIR, DAN MOTIFMOTIF. 2. JELASKAN TENTANG PENGERTIAN BELAJAR DAN FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA.

Harus dikumpulkan tanggal: 9 Maret 2008.

37

D. TEORI-TEORI BELAJAR
1. MOLECULAR (BAGIAN-BAGIAN)

KONEKSIONISME PAVLOVISME BEHAVIORISME NEO-BEHAVIORISME TEORI-TEORI STIMULUS - RESPON GESTALT NEO-GESTALT MEDAN ORGANISMIK/ HUMANISTIK
38

2. MOLAR (GESTALT)

TEORI MOLECULAR ENVIRONMENTALIS VERSUS TEORI MOLAR NATIVIST

TEORI MOLECULAR

TEORI MOLAR

ENVIRONMENTALIS BAGIAN-BAGIAN REAKSI (BEHAVIORISME)

NATIVIST KESELURUHAN KOGNISI (FENOMENOLOGIS)

MEKANISME
TINJAUAN HISTORIS

KESEIMBANGAN DINAMIK
KASUS KONTEMPORER
39

BEBERAPA TEORI BEHAVIORISTIK

KONEKSIONISME (THORNDIKE) CLASSICAL CONDITIONING (PAVLOV) OPERANT CONDITIONING (SKINNER)

1.
2. 3.

1. 2.

BEBERAPA TEORI KOGNITIF

TEORI GESTALT TEORI MEDAN

40

E. TEORITEORI BELAJAR
1. KONSEPSI PEMIKIRAN SPEKULATIF BELAJAR MENURUT GOLONGAN SKOLASTIK: BELAJAR ADALAH MENGULANG-ULANG BELAJAR MENURUT GOLONGAN KONTRA REFORMASI: INDUK BELAJAR ADALAH MENGULANGI BELAJAR MENURUT AHLI PSIKOLOGI DAYA: INTI BELAJAR ADALAH ULANGAN DENGAN MENGGUNAKAN DAYA-DAYA JIWA BELAJAR MENURUT HERBART: TEORI TANGGAPAN; BELAJAR ADALAH MEMBERIKAN TANGAPAN SEJELASNYA
41

2. PENDEKATAN EKSPERIMEN EBBINGHAUS

INTI DARI BELAJAR ADALAH ULANGAN

3. TEORI THORNDIKE : KONEKSIONISME (BOND-PSCHOLOGY) SEMULA: INTI BELAJAR ADALAH ASOSIASI ATAU BOND ATAU CONNECTION BENTUK BELAJAR YANG KHAS: TRIAL AND ERROR ATAU LEARNING BY SELECTING AND CONNECTING ADA UNSUR MOTIVASI/DORONGAN, HADIAH DAN HUKUMAN

42

TIGA HUKUM BELAJAR PRIMER (THORNDIKE)

1.

LAW OF READINESS; KESIAPAN UNTUK

BERTINDAK

2.

LAW OF EXERCISE; (1) LAW OF USE > KONEKSI

3.

AKAN KUAT JIKA ADA LATIHAN: (2) LAW OF DISUSE > KONEKSI AKAN LEMAH JIKA LATIHAN DIHENTIKAN LAW OF EFFECT; AKIBAT YANG MENYENANGKAN (HADIAH) CENDERUNG DIULANG; AKIBAT YANG TIDAK MENYENANGKAN (HUKUMAN) CENDERUNG UNTUK DIHINDARI
43

LIMA HUKUM SUBSIDER

1. LAW OF MULTIPLE RESPONSE (MENCOBA BERBAGAI CARA, JIKA BERHASIL-PROSES BELAJAR TERJADI-MENDAPAT HADIAH; DEMIKIAN SEBALIKNYA) 2. LAW OF ATTITUDE: (SIKAP AKAN MENENTUKAN PERILAKU SENANG TIDAK SENANG) 3. LAW OF PARTIAL ACTIVITY: (REAKSI SECARA SELEKTIF THD KEMUNGKINAN TERTENTU-BELAJAR ANALITIS) 4. LAW OF RESPONSE BY ANALOGY: (REAKSI THD SITUASI BARU SEPERTI BEREAKSI THD SITUASI YANG MIRIP DENGANNYA) 5. LAW OF ASSOCIATE SHIFTING: MENGHUBUNGKAN DENGAN SITUASI YANG SENSITIF *TRANSFER OF TRAINING: TEORI UNSUR IDENTIK; TRASFER TERJADI JIKA ADA UNSUR YANG IDENTIK

44

4. CLASSICAL CONDITIONING (PAVLOV)

EKSPERIMEN PAVLOV (1) ANJING DIBIARKAN LAPAR, BEL DIBUNYIKAN, MAKANAN DIBERIKAN, KELUAR AIR LIUR (2) PERCOBAAN DIULANG-ULANG (3) SETELAH DIULANG-ULANG 32 KALI, TERNYATA DENGAN BUNYI BEL SAJA, TIMBUL AIR LIUR

45

= CS (CONDITIONED STIMULUS = PERANGSANG BERSYARAT MAKANAN = US (UNCONDITIONED STIMULUS = PERANGSANG TAK BERSYARAT (2) KELUAR AIR LIUR KARENA BEL = CS MAKANAN = US = REINFORCER (1) BEL
CS1 + US1 ---------- R1 ( = UR) CS2 + US2 ---------- R2 ( = UR) ---------------------------------------------------CSn + USn ---------- Rn (= CR + UR) ---------------------------------------------------CS32 ---------- R32 (= CR)

46

5. BEHAVIORISME (J.B. WATSON)

OBJEK PSIKOLOGI: TINGKAH LAKU, REAKSI ORGANISME, OBJEK PSIKOLOGI = POSITIVE BEHAVIOR METODE UTAMA: OBSERVASI TEORI WATSON TERPENTING: (1) TEORI SARBON (STIMULUS AND RESPONSE BOND THEORY) (2) PENGAMATAN DAN KESAN (3) PERASAAN: TAKUT, MARAH, DAN CINTA (4) BERPIKIR (5) PENGARUH LINGKUNGAN

47

6. TEORI SKINNER (OPERANT CONDITIONING)

TINGKAH LAKU: HUBUNGAN ANTARA STIMULUS DAN RESPON MEMBEDAKAN DUA RESPON: (1) RESPONDENT RESPONSE (REFLEXIVE RESPONSE): RESPON YANG DITIMBULKAN OLEH STIMULUS TERTENTU- ELICITING STIMULI (2) OPERANT RESPONSE (INSTRUMENTAL RESPONSE):RSPON YANG TIMBUL DAN BERKEMBANG DIIKUTI OLEH PERANGSANG TERTENTU REINFORCING STIMULI (PENGUAT), MISALNYA: ANAK BELAJAR (PERILAKU), MENDAPAT HADIAH, AKAN MENJADI LEBIH GIAT BELAJAR
48

PROSEDUR PEMBENTUKAN TINGKAH LAKU

LAKUKAN IDENTIFIKASI TENTANG HAL YANG MENIMBULKAN REINFORCER (HADIAH) LAKUKAN ANALISIS KOMPONEN-KOMPONEN YANG MEMBENTUK PERILAKU TERSEBUT LAKUKAN SECARA URUT KOMPONEN-KOMPONEN TERSEBUT SEBAGAI TUJUAN SEMENTARA MELAKUKAN PEMBENTUKAN TINGKAH LAKU DENGAN MENGGUNAKAN URUTAN KOMPONEN-KOMPONEN YANG TELAH TERSUSUN TEORI OPERANT CONDITIONING SANGAT BESAR PENGARUHNYA DALAM DUNIA PENDIDIKAN, SEPERTI: PROGRAMMED INSTRUCTION, COMPUTER ASSITED INSTRUCTION, DAN PROGRAM YANG MENGGUNAKAN TEACHING MECHINE
49

1.

2.

3.

4.

7. TEORI GESTALT

DASAR PIKIRAN: (1) GESTALT MEMILIKI SESUATU YANG MELEBIHI UNSUR-UNSUR, (2) GESTALT LEBIH DAHULU MUNCUL DARIPADA BAGIAN-BAGIAN POKOK TEORI BELAJAR MENURUT ALIRAN GESTALT: BERMULA DARI PERSEPSI, TERUTAMA PENGLIHATAN. HASIL PENELITIANNYA DISUSUN DALAM HUKUM GESTALT DALAM PENGAMATAN HUKUM-HUKUM PENGAMATAN: YANG POKOK ADALAH HUKUM PRAGNANZ, yang menyatakan berarahnya semua kejadian, ialah pragnanz = suatu keadaan yang seimbang. Suatu gestalt yang baik ialah menyangkut sifat keteraturan, kesederhanaan, kestabilan, simetri. Medan pengamatan cenderung menuju keadaan pragnanz, keadaan seimbang.

50

HUKUM TAMBAHAN: a. HUKUM KESAMAAN: HAL YANG SAMA CENDERUNG MEMBENTUK GESTALT

CONTOH:

0 0 0 0 0 0

X X X X X X

+ + + + + +

51

b. HUKUM KETERDEKATAN:HAL YANG Berdekatan CENDERUNG MEMBENTUK GESTALT CONTOH:

52

c. HUKUM KETERTUTUPAN: HAL YANG TERTUTUP CENDERUNG MEMBENTUK GESTALT CONTOH:

53

d. HUKUM KONTINUITAS: HAL YANG KONTINU CENDERUNG MEMBENTUK GESTALT CONTOH:

a d

54

Hukum-hukum tersebut berlaku dalam bidang belajar dan berpikir

BELAJAR DAN BERPIKIR PADA HAKIKATNYA ADALAH MELAKUKAN PENGUBAHAN STRUKTUR KOGNITIF DALAM BELAJAR, YANG PENTING ( SEBAGAI INTI BELAJAR) ADALAH PERANAN PENGERTIAN (INSIGHT). BELAJAR = INSIGHTFUL LEARNING YANG PENTING DALAM BELAJAR BUKAN MENGULANGULANG, TETAPI MENGERTINYA

55

6 CIRI BELAJAR INSIGHT, TERGANTUNG PADA:

1.
2. 3. 4. 5. 6.

KEMAMPUAN DASAR PENGALAMAN MASA LAMPAU YANG RELEVAN PENGATURAN SECARA EKSPERIMENTAL DIDAHULUI OLEH PERIODE MENCOBA-COBA BELAJAR DENGAN INSIGHT DAPAT DIULANGI INSIGHT YANG TELAH DIPEROLEH DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENGHADAPI SITUASISIATUASI BARU (TRANSFER OF TRAINING)

56

8. TEORI MEDAN (KURT LEWIN)

1.

BELAJAR MENURUT TEORI MEDAN: BELAJAR SEBAGAI PERUBAHAN STRUKTUR KOGNITIF

CONTOH:
* * *

* * *

* Hubungkan kesembilan titik itu satu sama sama lain dengan 4 garis tanpa * mengangkat alat tulis ! *

57

Perubahan struktur kognitif terjadi karena ulangan; perubahan struktur kognitif ini sebagian berlangsung dengan prinsip pemolaan (patterning) dalam pengamatan.

2. PERANAN HADIAH DAN HUKUMAN: sebagai situasi yang mengandung konflik 3. MASALAH SUKSES DAN GAGAL (berhasil dan gagal); prinsip ini lebih sesuai dibandingkan dengan istilah hadiah dan hukuman.

58

9. BENTUK BELAJAR MENURUT

GAGNE

(1). BELAJAR RESPONDEN: suatu respon terjadi karena adanya stimulus yang telah dikenal (contoh: hasil belajar berdasarkan penelitian Pavlov); dalam hal ini, perilaku berubah sebagai hasil pengalaman (2). BELAJAR KONTIGUITAS: belajar dengan asosiasi dekat (contiguous) antara stimulus dan respon dapat menghasilkan perubahan perilaku (=belajar); belajar kontiguitas dapat terjadi pada respon seseorang pada pernyataan yang belum lengkap, seperti: 4 x 5 sama dengan .. Contoh lain, adalah belajar secara stereotyping(keyakinan yang terlalu dipermudah)
59

(3). BELAJAR OPERANT: belajar sebagai akibat penguatan (reinforcemen); belajar ini disebut terkondisi operant, sebab perilaku timbul secara spontan. (4). BELAJAR OBSERVASONAL: model-model perilaku, seperti: sopir, pemain volly, dsb adalah belajar yang terjadi karena hasil pengamatan terhadap orang lain. (5). BELAJAR KOGNITIF: belajar dengan insight (belajar dengan menggunakan berpikir secara deduktif-induktif).Tampaknya semua teori belajar perilaku tidak mengindahkan persepsi siswa, insight, dan hubungan-hubungan esensial antara unsurunsur dalam suatu situasi

60

10. TEORI BELAJAR SOSIAL (ALBERT BANDURA)

(1)

(2)

(3)

(4)

TEORI BELAJAR SOSIAL MERUPAKAN PERLUASAN TEORI BELAJAR PERILAKU, TETAPI MEMBERIKAN PENEKANAN LEBIH BANYAK PADA EFEK-EFEK DARI ISYARAT-ISYARAT PADA PERILAKU DAN PADA PROSES-PROSES MENTAL INTERNAL KONSEP UTAMA TEORI BELAJAR SOSIAL ADALAH: PEMODELAN (MODELLING): belajar dengan meniru perilaku orang lain, belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain. FASE BELAJAR: ada 4 fase belajar dari model, yaitu: fase perhatian, fase retensi, fase reproduksi, dan fase motivasi (ini analisis belajar observasional menurut Gagne) BELAJAR VICARIOUS (belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain) PENGATURAN SENDIRI: manusia mengamati perilakunya sendiri, mempertimbangkannya, kemudian memberi penguatan.

61

11. TEORI PEMROSESAN INFORMASI

(TEORI BELAJAR KOGNITIF DARI GAGNE)

MENURUT GAGNE, MODEL PEMROSESAN INFORMASI MENGURAIKAN PERISTIWA-PERISTIWA PSIKOLOGI SEBAGAI

TRANSFORMASI-TRANSFORMASI INFORMASI DARI INPUT KE OUT PUT. INFORMASI MULA-MULA DITERIMA OLEH RESEPTOR, MASUK KE REGISTOR PENGINDERAAN.
SEBAGIAN DARI SELURUH INFORMASI YANG TERDAPAT DALAM REGISTOR PENGINDERAAN DIPINDAHKAN KE MEMORI KERJA, SELEBIHNYA HILANG.INFORMASI YANG TELAH DIBERI KODE, MASUK KE DALAM MEMORI JANGKA PANJANG, YANG MEMILIKI KAPASITAS SANGAT BESAR. INFORMASI YANG TERSIMPAN DAPAT DIKELUARKAN, DAN MENJADI POLA-POLA PERILAKU YANG MENGHASILKAN SERANGKAIAN TINDAKAN.

62

12. TEORI BELAJAR PENEMUAN

(JEROME BRUNNER; TEORI BELAJAR KOGNITIF)) MENGGUNAKAN PENDEKATAN EKLEKTIK MEMANDANG MANUSIA SEBAGAI PEMROSES, PEMIKIR, DAN PENCIPTA INFORMASI BELAJAR PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING): belajar pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, belajar sendiri untuk mencari pemecahan masalah, dan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. BELAJAR BERMAKNA DAPAT TERJADI MELALUI BELAJAR PENEMUAN, sehingga bertahan lama, dan mempunyai efek transfer lebih baik, serta meningkatkan penalaran siswa

63

TEORI PENGAJARAN (INSTRUKSIONAL) BRUNNER; PENGAJARAN HENDAKNYA MELIPUTI:

(1)

(2)

(3)

(4)

Pengalaman-pengalaman optimal bagi siswa untuk mau dan dapat belajar Penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal Perincian urutan-urutan penyajian materi pelajaran secara optimal Bentuk dan pemberian penguatan (reinforcemen)
64

(1) (2)

(3)

MENURUT BRUNNER, PERKEMBANGAN KOGNITIF SESEORANG TERJADI MELALUI TIGA TAHAP: TAHAP ENATIF (usaha individu memahami lingkungan) TAHAP EKONIK (individu melihat dunia melalui gambargambar dan visualisasi verbal) TAHAP SIMBOLIK (individu mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang dipengaruhi oleh bahasa dan logika) BELAJAR MENURUT BRUNNER ADALAH PEMAHAMAN KONSEP DAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)

65

13. BELAJAR BERMAKNA

( DAVID AUSUBEL)

(1)

(2)

BELAJAR DAPAT DIKLASIFIKASIKAN KE DALAM DUA DIMENSI: BERKAITAN DENGAN CARA MATERI DISAJIKAN, MELALUI PENERIMAAN DAN PENEMUAN CARA BAGAIMANA SISWA DAPAT MENGAITKAN INFORMASI ITU PADA STRUKTUR KOGNITIF YANG TELAH ADA. STRUKTUR KOGNITIF IALAH FAKTA-FAKTA, KONSEPKONSEP, DAN GENERALISASI-GENERALISASI YANG TELAH DIPELAJARI DAN DIINGAT OLEH SISWA. BELAJAR BERMAKNA AKAN TERJADI, JIKA MATERI DISAJIKAN DALAM BENTUK FINAL, KEMUDIAN SISWA MEMASUKKAN KE DALAM STRUKTUR KOGNITIF, SISWA MENEMUKAN SENDIRI, SELANJUTNYA SISWA MEMASUKKAN MATERI KE DALAM STRUKTUR KOGNITIF.
66

BELAJAR BERMAKNA MERUPAKAN SUATU PROSES MENGAITKAN INFORMASI BARU PADA KONSEP-KONSEP RELEVAN YANG TERDAPAT DALAM STRUKTUR KOGNITIF SESEORANG. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR BERMAKNA AUSUBEL DALAM MENGAJAR ADALAH: PENGATUR AWAL (ADVANCE ORGANIZER= apersepsi), DIFERENSIASI PROGRESIF (berpikir deduktif), PENYESUAIAN INTEGRATIF (rekonsiliasi integratif, terjadi jika ada hal yang kontradiktif; penyesuaian akan terjadi jika materi pelajaran disusun secara hierarkhis); dan BELAJAR SUPERORDINAT (konsep yang telah dipelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas, lebih inklusif. PETA KONSEP: Digunakan untuk menyatakan hubunganhubungan yang bermakna dalam konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi (hubungan antara dua konsep atau lebih).

67

14. TEORI BELAJAR KOGNITIF

(MENURUT JEAN PIAGET)

(1)

(2)

(3)

PROSES BELAJAR TERDIRI ATAS TIGA TAHAPAN, YAITU: PROSES ASIMILASI (Proses penyatuan/ pengintegrasian informasi baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa) PROSES AKOMODASI (Penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru) PROSES EQUILIBRASI (PENYEIMBANGAN): Penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
68

(1) (2) (3) (4)

MENURUT PIAGET, PROSES BELAJAR HARUS DISESUAIKAN DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF SISWA ( 4 TAHAP PERKEMBANGAN), YAITU: SENSORI-MOTOR ( 0 - 2 TAHUN) INDERA PRA-0PERASIONAL ( 2 - 7 TAHUN) OPERASIONAL KONKRIT (7 - 11 TAHUN) OPERASIONAL FORMAL (11 TAHUN KE ATAS) SECARA UMUM, MAKIN TINGGI TINGKAT PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK, MAKIN TERATUR/ SEMAKIN ABSTRAK CARA BERPIKIRNYA

69

UJIAN AKHIR SMT

Aplikasikanlah teori-teori belajar yang sesuai/cocok dalam proses pendidikan Agama Hindu di dalam pendidikan formal, non-formal, ataupun informal. Buat Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya (RPP) dan paparkan pelaksanaan pembelajarannya di kelas, sesuai dengan IPKG-1 dan IPKG-2 (seperti contoh terlampir).
70

71