You are on page 1of 11

askep harga diri rendah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH I. Pengertian 1.

Townsend ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan. 2. Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung. 3. Budi Ana Keliat ( 1999 ), gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. 4. Budi Ana Keliat ( 1998 ), harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia. 5. Stuart dan Sundeen ( 1991), mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauhmana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. 6. Sedangkan menurut Gilmore (dalam Akhmad Sudrajad) mengemukakan bahwa: .self esteem is a personal judgement of worthiness that is a personal that is expressed in attitude the individual holds toward himself. Pendapat ini menerangkan bahwa harga dirimerupakan penilaian individu terhadap kehormatan dirinya, yang diekspresikan melalui sikap terhadap dirinya. 7. Sementara itu, Buss (1973) memberikan pengertian harga diri sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan. Menurut pendapat beberapa ahli tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa harga diri adalah penilaian individu terhadap kehormatan diri, melalui sikap terhadap dirinya sendiri yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan dan menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri

(Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain. Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara social.Orang tua dan guru memiliki tanggung jawab besar untuk dapat memenuhi kebutuhanharga diri anak (siswanya), melalui pemberian kasih sayang yang tulus sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sehat, yang didalamnya terkandung perasaan harga diri yang stabil dan mantap. Disinilah, tampak arti penting peran orang tuadan guru sebagai fasiltator. Akhmad Sudrajad mengatakan bahwa pentingnya pemenuhan kebutuhan harga diriindividu, khususnya pada kalangan remaja, terkait erat dengan dampak negatif jika mereka tidak memiliki harga diri yang mantap. Mereka akan mengalami kesulitan dalam menampilkan perilaku sosialnya, merasa inferior dan canggung. Namun apabila kebutuhan harga diri mereka dapat terpenuhi secara memadai, kemungkinan mereka akan memperoleh sukses dalam menampilkan perilaku sosialnya, tampil dengan kayakinan diri (self-confidence) dan merasa memiliki nilai dalam lingkungan sosialnya (Jordan et. al. 1979) Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung. II. Etiologi Menurut Nita Fitria, 2009. Faktor predisposisi Terjadinya harga diri rendah karena penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis. Factor presipitasi Terjadinya harga diri rendah karena hilangnya sebagian anggota tubuh,berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya produktifitas. Gangguan konsep diri : harga diri rendah ini dpat terjadi secara situasional maupun kronik. III. Penyebab dari harga diri rendah

Salah satu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka disfungsional. Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam menggunakan respon intelektual dan emosional oleh individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi kehilangan. Tanda dan gejala : Rasa bersalah Adanya penolakan Marah, sedih dan menangis Perubahan pola makan, tidur, mimpi, konsentrasi dan aktivitas Mengungkapkan tidak berdaya Akibat dari harga diri rendah

Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993). Tanda dan gejala : Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul Menghindar dari orang lain (menyendiri)

Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas

Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap Tidak/ jarang melakukan kegiatan sehari-hari.(Budi Anna Keliat, 1998) IV. Tanda dan gejala Berikut ini adalah tanda dan gejala klien dengan gangguan harga diri rendah, ( Nita Fitria, 2009 ). mengkritik diri sendiri

perasaan tidak mampu pandangan hidup yang pesimistis tidak menerima pujian penurunan produktifitas penolakan terhadap kemampuan diri kurang memperhatikan perawatan diri selera makan berkurang tidak berani menatap lawan bicara bicara menunduk dengan nada suara lemah

Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi) Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri) Gangguan hubungan sosial (menarik diri) Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.( Budi Anna Keliat, 1999 ). V. Rentang respon a. b. c. d. e. Respon adaptif dan respon maladaptive Aktualisasi diri Konsep diri positif Harga diri rendah kronis Kerancuan identitas Depersonalisasi

VI. Psikopatologi Menurut Stuart (2005, hal. 186), berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang yaitu Faktor predisposisi yang merupakan faktor pendukung harga diri rendah meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang

kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah peran gender, tuuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial. Sedangkan faktor presipitasi munculnya harga diri rendah meliputi trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksika kejadian yang megancam kehidupan dan ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman. Klien semakin tidak dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas daripada mencari penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan. Semakin klien menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain. Tanda dan gejala yang muncul pada gangguan konsep diri harga diri rendah yaitu mengkritik diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan,gangguan dalam berhubungan, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, rasa bersalah, ketegangan peran yang dirasakan, pandangan hidup yang pesimis, adanya keluhan fisik, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung, menarik diri secara realitas,penyalahgunaan zat dan menarik diri secara sosial.(Stuart & Sundeen, 1998, hal. 230).melihat tanda dan gejala diatas apabila tidak ditanggulangi secara intensif akan menimbulkan distress spiritual, perubahan proses pikir (curiga), perubahan interaksi sosial (menarik diri) dan resiko terjadi amuk.

VII. Pohon masalah

Resiko tinggi perilaku kekerasan

Effect

Perubahan persepsi sensori

Isolasi sosial

Core Problem Harga diri rendah kronis

Causa

Koping individu tidak aktif

Pohon masalah harga diri rendah, menurut Nita Fitria 2009.

Masalah keperawatan yang timbul 1. 2. 3. 4. 5. Harga diri rendah kronis koping individu tidak efektif Isolasi social Perubahan persepsi sensori: halusinasi Resiko tinggi perilaku kekerasan

Masalah dan Data yang Perlu Dikaji

Masalah Keperawatan Gangguan konsep diri : harga diri rendah

DATA SUBYEKTIF Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli Mengungkapkan tidak bisa apa-apa Mengungkapkan dirinya tidak berguna Mengkritik diri sendiri

DATA OBYEKTIF Merusak diri sendiri Merusak orang lain Menarik diri dari hubungan sosial Tampak mudah tersinggung Tidak mau makan dan tidak tidur Perasaan malu Tidak nyaman jika jadi pusat perhatian

VIII. Diagnosa Keperawatan 1. Isolasi social 2. Gangguan konsep diri : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah. : harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional.

IX. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah Tujuan umum : Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga dirinya. Tujuan khusus : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan : 1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan) 2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya 3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien 4. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri 2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Tindakan : 1. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. 2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis. 3. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki 3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. Tindakan : 1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki 2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah 4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Tindakan : 1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan

2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien 3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan 5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan Tindakan : 1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan 2. Beri pujian atas keberhasilan klien 3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah 6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada Tindakan : 1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien. 2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat. 3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. 4. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga. X. Pelaksanaan Pelaksanaan atau implementasi perawatan merupakan tindakan dari rencana keperawatan yang disusun sebelumnya berdasarkan prioritas yang telah dibuat dimana tindakan yang diberikan mencakup tindakan mandiri dan kolaboratif. Pada situasi nyata sering impelmentasi jauh berbeda dengan rencana, hal ini terjadi karena perawat belum terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan tindakan keperawatan yang biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan klien dan perawat jika berakibat fatal dan juga tidak memenuhi aspek legal. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana perawatan masih sesuai dan dibutuhkan klien sesuai kondisi saat ini. Setelah semua tidak ada hambatan maka tindakan keperawatan boleh dilaksanakan. Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan klien dilaksanakan. Dokumentasikan semua tidakan yang telah dilaksanakan beserta respon klien ( Keliat, 2002, hal 15). XI. Evaluasi Menurut Keliat (2005), evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan untuk secara terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua yaitu

evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai melakukan tindakan, evaluasi hasil atau evaluasi sumatif dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan. Adapun hasil tindakan yang ingin dicapai pada pasien dengan harga direndah kronis antara lain : 1). Klien tidak menarik diri dan mau berhubungan dengan orang lain 2). Klien dapat menunjukkan peningkatkan rasa harga diri 3). Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang konstruktif, ( Keliat, 2002, hal. 15)

DAFTAR PUSTAKA www.facebook.com/topic.php?uid=213576770399&topic... digilib.unimus.ac.id/download.php?id=1124 RSJDsemarang.blogspot.com/21 Mei 2008 Dalami Ermawati dan tim, 2009, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa, Jakarta: CV. Trans Info Media, Fitria Nita, 2009, Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Kusumawati Farida dan Yudi Hartono, 2010, BUKU AJAR KEPERAWATAN JIWA. Jakarta: Salemba Medik wadung.wordpress.com/2010/03/.../gangguan-harga-diri-rendah/ www.koranplus.com/forum/medical-info/13862.html -

http://hargadirirendah10.blogspot.com/

You might also like