You are on page 1of 77

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matthew Arnlold menggunakan istilah sastra bandingan pertama kali dalam bahasa Inggris, ketika menerjemahkan istilah J.J Ampere Histoire Comparative (1984). Ilmuwan Perancis lebih suka memakai istilah yang dipakai lebih awal oleh A.F. Villemain yang menyebutnya literature compare (1829), yang analogi dengan istilah cuvier anatomi compare (1800). Ilmuwan Jerman mengenal Vergleichende Literaturgesichte. Tapi tak satu pun dari adjektif yang berbeda-beda ini membantu menjelaskan persoalan. Perbandingan adalah metode yang umum dipakai dalam semua kritik sastra dan cabang ilmu pengetahuan, dan sama sekali tidak menggambarkan kekhasan prosedur studi sastra. Sastra bandingan adalah kajian yang menekankan pada relasi diantara karya sastra yang berbeda budaya. Mazhab Perancis menyebutkan bahwa ahli sastra bandingan berusaha meneliti karya sastra dengan membandingkannya dengan karya sastra lain dengan mempertimbangkan aspek linguistik, pertukaran tema, gagasan, dan nasionalisme. Perancis lebih menekankan pada perbandingan sastra dengan sastra nasional yang didasarkan pada aspek intrinsik. Mazhab Amerika berbeda dengan mazhab Perancis. Mazhab Amerika memiliki cakupan yang lebih luas seperti yang dikemukakan oleh Hendry Remarak (1971), bahwa studi karya bandingan merupakan karya sastra antarnegara, bangsa di satu pihak dan studi bandingan antarbidang di pihak lain. Mazhab ini mengkritik tolok ukur sastra nasional, seperti yang dikemukakan mazhab Perancis, bahwa sastra nasional lebih sempit, oleh karena itu mazhab Amerika cenderung melihatnya sebagai tolak ukur yang bersifat kultural. Perbedaan budaya dan bahasa sudah cukup bagi mazhab ini untuk melaksanakan suatu perbandingan. Istilah sastra bandingan dalam prakteknya menyangkut bidang studi dan masalah lain. Pertama, istilah ini dipakai untuk studi sastra lisan. Kedua, istilah sastra bandingan mencakup studi hubungan antara dua kesusastraan atau lebih. Ketiga, istilah sastra bandingan disamakan dengan studi sastra menyeluruh, jadi sama dengan sastra dunia, sastra umum, atau sastra universal. Studi sastra bandingan umumnya berbicara mengenai relasi di antara dua buah karya sastra yang berbeda tetapi memiliki kesejajaran baik dari segi isi maupun bentuk. Pada
1

makalah ini peneliti akan menyajikan perbandingan dari berbaga genre sastra, yaitu sasra nasional maupun sastra dunia. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana unsur-unsur intrinsik pada novel Perang Bubat karya Yoseph Iskandar? 2. Bagaimana unsur-unsur intrinsik pada novel Dyah Pitaloka, Senja di Langit Biru karya Hermawan Laksana? 3. Bagaimana perbandingan pada novel novel Perang Bubat karya Yoseph Iskandar dan novel Dyah Pitaloka, Senja di Langit Biru karya Hermawan Laksana? 4. Bagaimana unsur fisik dan unsur batin pada puisi Gadis Peminta-minta karya Toto S. Sudarto Bachtiar? 5. Bagaimana unsur fisik dan unsur batin pada puisi Kepada Peminta-minta karya Chairil Anwar? 6. Bagaimana perbandingan pada puisi Gadis Peminta-minta karya Toto S. Sudarto Bachtiar dan puisi Kepada Peminta-minta karya Chairil Anwar? 7. Bagaimana unsur-unsur intrinsik pada naskah drama Sangkuriang karya Utuy Sontani? 8. Bagaimana unsur-unsur intrinsik pada naskah drama Sumbi dan Gigi Imitasi karya Benny Yohanes? 9. Bagaimana perbandingan pada naskah drama Sangkuriang karya Utuy Sontani dan naskah drama Sumbi dan Gigi Imitasi karya Benny Yohanes? 10. Bagaimana unsur-unsur intrinsik pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata? 11. Bagaimana unsur-unsur intrinsik pada novel Sang Alkemis karya Paulo Coelho? 12. Bagaimana perbandingan pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan novel Sang Alkemis karya Paulo Coelho? 13. Bagaimana unsur fisik dan unsur batin pada puisi Karawang Bekasi karya Chairil Anwar? 14. Bagaimana unsur fisik dan unsur batin pada puisi The Young Dead Souldiers karya Archibald Macleish? 15. Bagaimana perbandingan pada puisi Karawang Bekasi karya Chairil Anwar dan The Young Dead Souldiers karya Archibald Macleish? 16. Bagaimana unsur-unsur intrinsik pada naskah drama Sampek Engtay karya N. Riantiarno?

17. Bagaimana unsur-unsur intrinsik pada naskah drama Romeo and Juliet karya william Shakespeare? 18. Bagaimana perbandingan pada naskah drama Sampek Engtay karya N. Riantiarno dan naskah drama Romeo and Juliet karya william Shakespeare? 1.3 Tujuan 1. Menjelaskan unsur-unsur intrinsik pada novel Perang Bubat karya Yoseph Iskandar. 2. Menjelaskan unsur-unsur intrinsik pada novel Dyah Pitaloka, Senja di Langit Biru karya Hermawan Laksana. 3. Menjelaskan perbandingan pada novel Perang Bubat karya Yoseph Iskandar dan novel Dyah Pitaloka, Senja di Langit Biru karya Hermawan Laksana. 4. Menjelaskan unsur fisik dan unsur batin puisi Gadis Peminta-minta karya Toto S. Sudarto Bachtiar. 5. Menjelaskan unsur fisik dan unsur batin puisi Kepada Peminta-minta karya Chairil Anwar. 6. Menjelaskan perbandingan pada puisi Gadis Peminta-minta karya Toto S. Sudarto Bachtiar dan novel Kepada Peminta-minta karya Chairil Anwar. 7. Menjelaskan unsur-unsur intrinsik naskah drama Sangkuriang karya Utuy Sontani. 8. Menjelaskan unsur-unsur intrinsik naskah drama Sumbi dan Gigi Imitasi karya Benny Yohanes. 9. Menjelaskan perbandingan pada naskah drama Sangkuriang karya Utuy Sontani dan Sumbi dan Gigi Imitasi karya Benny Yohanes. 10. Menjelaskan unsur-unsur intrinsik pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. 11. Menjelaskan unsur-unsur intrinsik pada novel Sang Alkemis karya Paulo Coelho 12. Menjelaskan perbandingan pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan novel Sang Alkemis karya Paulo Coelho. 13. Menjelaskan unsur fisik dan unsur batin puisi Karawang Bekasi karya Chairil Anwar. 14. Menjelaskan unsur fisik dan unsur batin puisi The Young Dead Souldiers karya Archibald Macleish 15. Menjelaskan perbandingan pada puisi Karawang Bekasi karya Chairil Anwar dan puisi The Young Dead Souldiers karya Archibald Macleish. 16. Menjelaskan unsur-unsur intrinsik naskah drama Sampek Engtay karya N. Riantiarno 17. Menjelaskan unsur-unsur intrinsik naskah drama dan naskah drama Romeo and Juliet karya William Shakespeare.

18. Menjelaskan perbandingan naskah drama Sampek Engtay karya N. Riantiarno dan Romeo and Juliet karya William Shakespeare.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 MEMBANDINGKAN KARYA SASTRA INDONESIA YANG BERBEDA ANGKATAN

2.1.1 Prosa 2.1.1.1 Perang Bubat Karya Yoseph Iskandar Unsur Intrinsik A. Tema Bertema : Perang Bubat B. Amanat Amanat yang disampaikan pada novel Perang Bubat ialah hendaknya kita jangan memperlakukan seseorang demi keinginan kita saja. Selain itu pikirkan perasaan sesama, jangan hanya memikirkan kepentingan sendiri. Kemudian berani mengorbankan diri demi kepentingan bersama atau orang banyak. C. Alur/plot Memiliki alur yang lebih sederhana. Dari 134 bagian cerita yang termasuk di dalamnya 2 bagian cerita merupakan sorot balik, 1 bagian cerita kilas balik, 2 bagian cerita bayangan. Dari uraian tersebut, terlihat bahwa pengaluran PB berlanngsung maju. Teknik lamunan dan bayangan sangat sedikit digunakan dalam menjalin cerita. D. Penokohan Protagonis: Prabu Linggabuana Antagonis : Gajah Mada Wirawan : Putri Citraresmi, Prabu Hayam Wuruk Bawahan : Mangkubumi Bunisora, Ki Panghulu Sura, Rakean Senapati Sutrajapati, Mantri Mancanagara, Pandita Muda Nusa Bali, Patih Lembu Peteng Jumlah tokoh yang ada di dala novel Perang Bubat sebanyak 59 tokoh.
5

E. Latar/setting Latar tempat : Negeri Sunda, Negeri Majapahit, dan Palagan Bubat atau Tegal Bubat. Latar waktu : domina pada siang hari. Tahun yang ada di dalam novel adalah 1356 Masehi. (menggunakan kalender Masehi). F. Sudut pandang Kedua pencerita sama-sma menggunakan penceritaan ekstern. Pencerita hadir sebagai pronomina ketiga tunggal yang menyebut dirinay dengan sebutan nama tokoh sediri. Dengan kehadiran pencerita yang seperti ini, pencerita beas keluar masuk tokoh yang menempatkan dirinya di luar cerita.

2.1.1.2 Dyah Pitaloka, Senja di Langit Majapahit karya Hermawan Laksana A. Tema Bertema : Kaum perempuan Sunda sebelum dan ketika Perang Bubat, dan memosisikan Dyah Pitaloka sebagai tokoh protagonis. B. Amanat Amanat yang disampaikan pada novel Dyah Pitaloka, Senja di Langit Majapahit ialah hendaknya kita jangan memperlakukan seseorang demi keinginan kita saja. Selain itu pikirkan perasaan sesama, jangan hanya memikirkan kepentingan sendiri. Kemudian berani mengorbankan diri demi kepentingan bersama atau orang banyak. C. Alur/plot Memiliki alur yang lebih rumit. Dari 250 bagian cerita yeng termasuk di dalamnya 21 bagian cerita sorot balik, 9 bagan kilas balik, 14 bagian bayangan. Dari ke-14 bagian cerita bayangan tersebut, 5 di antaranya terdapat dalam teknik lamunan sorot balik tentu saja, dari jumlah bagian-bagian cerita tersebut menunjukkan pengaluran yang dijalin cukup kompleks. D. Penokohan a. Protagonis : Dyah Pitaloka b. Antagonis : Gajah Mada c. Wirawan : Prabu Linggabuana, Prabu Hayam Wuruk

d. Bawahan : Mangkubumi Bunisora, Wirayuda, Patih Madu, Bajang Abang, Larang Agung. Jumlah tokoh yang ada di dalam novel DPSLM sebanyak 55 tokoh. E. Latar/setting Latar tempat : Negeri Sunda, Negeri Majapahit, dan Palagan Bubat atau Tegal Bubat. Latar waktu : domina pada siang hari, sedangkan tahun yang ada di dalam novel adalah tahun 1279 Caka (Aksan, 2005:1) (menggunakan kalender Sunda Caka) F. Sudut pandang Kedua pencerita sama-sma menggunakan penceritaan ekstern. Pencerita hadir sebagai pronomina ketiga tunggal yang menyebut dirinay dengan sebutan nama tokoh sediri. Dengan kehadiran pencerita yang seperti ini, pencerita beas keluar masuk tokoh yang menempatkan dirinya di luar cerita.

2.1.1.3 Analisis Perbandinngan No. Aspek yang dibandingkan 1. Tema Perang Bubat (Yoseph Iskandar) Bertema : Perang Bubat, dan memosisikan tokoh Prabu Linggabuana sebagai tokoh Protagonis. DPSLM (Hermawan Laksana) Bertema : Kaum perempuan Sunda sebelum dan ketika Perang Bubat, dan memosisikan Dyah Pitaloka sebagai tokoh protagonis 2. Alur Memiliki alur yang lebih sederhana. Memiliki alur yang lebih rumit. Dari 250 bagian cerita yeng

Dari 134 bagian cerita yang termasuk di dalamnya 21 bagian termasuk di dalamnya 2 bagian cerita sorot balik, 9 bagan kilas cerita merupakan sorot balik, 1 balik, 14 bagian bayangan. Dari bagian cerita kilas balik, 2 ke-14 bagian cerita bayangan bagian cerita bayangan. Dari tersebut, 5 di antaranya terdapat uraian tersebut, terlihat bahwa dalam teknik lamunan sorot balik pengaluran PB berlanngsung tentu saja, dari jumlah bagian-

maju. Teknik lamunan dan bagian cerita tersebut bayangan digunakan cerita. 3. Tokoh/ Penokohan a. Protagonis: Prabu Linggabuana b. Antagonis : Gajah Mada c. Wirawan : Putri Citraresmi, Prabu Hayam Wuruk d. Bawahan : Mangkubumi Bunisora, Ki Panghulu Sura, Rakean Senapati Sutrajapati, Mantri Mancanagara, Pandita Muda Nusa Bali, Patih Lembu Peteng Jumlah tokoh yang ada di dala novel Perang Bubat sebanyak 59 tokoh. 4. Latar/setting Latar tempat : Negeri Sunda, Negeri Majapahit, dan Palagan Bubat atau Tegal Bubat. Latar waktu : domina pada siang hari. Tahun yang ada di dalam novel adalah 1356 Masehi. (menggunakan kalender Masehi) 5. Sudut Pandang Kedua pencerita sama-sma menggunakan penceritaan Latar tempat : Negeri Sunda, Negeri Majapahit, dan Palagan Bubat atau Tegal Bubat. Latar waktu : domina pada siang hari Tahun yang ada di dalam novel adalah tahun 1279 Caka (Aksan, 2005:1) (menggunakan kalender Sunda Caka) Kedua pencerita sama-sma menggunakan penceritaan e. Protagonis : Dyah Pitaloka f. Antagonis : Gajah Mada g. Wirawan : Prabu Linggabuana, Prabu Hayam Wuruk h. Bawahan : Mangkubumi Bunisora, Wirayuda, Patih Madu, Bajang Abang, Larang Agung. Jumlah tokoh yang ada di dalam novel DPSLM sebanyak 55 tokoh. sangat dalam sedikit menunjukkan pengaluran yang menjalin dijalin cukup kompleks.

ekstern. Pencerita hadir sebagai ekstern. Pencerita hadir sebagai pronomina ketiga tunggal yang pronomina ketiga tunggal yang

menyebut dirinay dengan sebutan nama tokoh sediri. Dengan kehadiran pencerita yang seperti ini, pencerita beas keluar masuk tokoh yang menempatkan dirinya di luar cerita. 6. Gaya bahasa Gaya bahasa Hermawan terpengaruh oleh tuntutan zaman. Pengarang memasukkan kritik sosial mengenai eksistensi kaum perempuan Sunda.

menyebut dirinay dengan sebutan nama tokoh sediri. Dengan kehadiran pencerita yang seperti ini, pencerita beas keluar masuk tokoh yang menempatkan dirinya di luar cerita.

Gaya bahasa novel ini terpengaruh oleh teks-teks lain seperti Ramayana dan Mahabarata, bahkan teks-teks Sunda lainnya seperti Lutung Kasarung, legenda Sangkuriang, dan Purba Ayu Wangi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa persamaan dari novel Perang Bubat karya Yoseph Iskandar Dan Dyah Pitaloka, Di Langit Majapahit karya Hermawan Laksana adalah pada tema, alur, tokoh dan penokohan, latar/setting, sudut pandang. Tema yang diusung keduanya sama-sama bertema perang bubat, hanya saja memiliki penemtapan tokoh yang berbeda yaitu pada novel Perang Bubat karya Yoseph Iskandar tokoh Prabu Linggabuana sebagai tokoh Protagonis, sedangkan pada novel Di Langit Majapahit karya Hermawan Laksana memosisikan Dyah Pitaloka sebagai tokoh protagonis. Begitu juga dengan tokoh-tokoh lain. Alur dari kedua novel tersebut berbeda,pada novel Perang Bubat karya Yoseph Iskandar memiliki alur yang lebih sederhana bila dibandingkan dengan novel Di Langit Majapahit karya Hermawan Laksana. Namun pada setting tempat kedua novel tersebut sama, hanya saja latar setting yang berbeda, pada novel Perang Bubat karya Yoseph Iskandar menggunakan kalender Masehi, sedangkan novel Di Langit Majapahit karya Hermawan Laksana menggunakan kalender Sunda Caka. Selain itu juga terdapat kesamaan pada sudut pandangnya, yaitu sudut pandang orang ketiga.

2.1.2 Puisi

2.1.2.1 Kepada Peminta-Minta Karya Chairil Anwar (1943)


9

10

Baiklah, baiklah, aku akan menghadap dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang aku lagi Nanti darahku menjadi beku Jangan lagi kamu bercerita Telah tercacar semua di muka Nanah meleleh dari muka Sambil berjalan kau usap jua Bersuara tiap kau melangkah Mengerang tiap kau memangdang Menetes dari suasana kau datang Sembarang kau merebah Mengganggu dalam tidurku Menghempas diri di bumi keras Di bibirku terasa pedas Mengaum di telingaku Baik, baik aku akan menghadap dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang aku lagi Nanti darahku jadi beku

Makna Pada puisi ini, si aku merasa dikejar-kejar oleh rasa dosa karena ada peminta-minta, yang selalu memandangnya, menatapnya. Si aku sudah sadar terhadap dosanya terhadap Tuhan. Sebab itu, ia merasa sangat tersiksa, bahkan darahnya seakan membeku bila
10

11

dipandang oleh si peminta-minta. Maka si aku meminta jangan ditentang lagi olehnya, supaya ia tidak mati ketakutan. Si aku merasakan dosanya itu mencekam. Maka, si aku meminta kepada pemintaminta itu jangan bercerita tentang dosa-dosa manusia (si aku). Rasanya dosa si aku sudah tercermin di muka si peminta minta itu, yang seperti kena cacar, bernanah, dan selalu meleleh dan selalu diusap-usap oleh si peminta-minta. Rasa dosa itupun begitu hebatnya sehingga menganggunyahingga ke mimpi si aku. Rasanya si aku seperti dihempaskan ke bumi sekeras dosa yang selalu mencengkramnya, selalu mengejar-ngejarnya. Hal itu membuat bibirnya pedas dan mengaum karena sakit. Si aku berjanji akan mengingat Tuhan, menyembah, dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan. Ia sudah merasa sadar dan ia merasa sanagt tersiksa bila ia ditentang lagi. Bila bait pertama diulang kembali itu untuk lebih menekankan masalah dan memberkan intensitas renungan terhadap masalah tersebut, yaitu masalah dosa manusia. Unsur fisik A. Diksi Puisi Kepada Peminta-Minta menggunakan diksi yang cukup beragam, dari yang bersifa lugas sampai prismati. Diksi yang bersifa lugas yaitu ada pada judulnya yaitu Kepada Peminta-Minta diksi itu mempunyai bahwa puisi tersebut ditujukan kepada peminta-minta atau pengemis. Selain itu puisi tersebut menggunakan diksi yang bermajas hiperbola yang bersifat melebih-lebihkan, seperti /Tapi jangan tentang aku lagi Nanti darahku menjadi beku/

/Telah tercacar semua di muka Nanah meleleh dari muka/

/Bersuara tiap kau melangkah Mengerang tiap kau memangdang Menetes dari suasana kau datang
11

12

Sembarang kau merebah Mengganggu dalam tidurku Menghempas diri di bumi keras Di bibirku terasa pedas Mengaum di telingaku/

B. Pencitraan a. citraan perasa /Tapi jangan tentang lagi aku/ /Nanti darahku jadi beku/ b. citraan visual /Baik, baik aku akan menghadap Dia/ /Menyerahkan diri dan segala dosa/ c. citraan gerak /Nanah meleleh dari luka/ /Sambil berjalan kau usap juga/ d. citraan pendengaran /Di bibirku terasa pedas/ /Mengaum di telingaku/

C. Kata konkret

/Telah tercacar semua di muka Nanah meleleh dari muka Sambil berjalan kau usap jua/

12

13

Menggambarkan sosok seorang pengemis yang sedemikina menjijikannya, dan juga ada perasaan iba yang terkandung di dalamnya. D. Gaya bahasa Majas hiperbola: /Nanti darahku menjadi beku/ /Nanah meleleh dari muka/ E. Tipografi Tipografi pada puisi ini adalah tipografi dengan rata kanan, dan menggunakan huruf kapital disetiapp barisnya. F. Enjambemen Contoh pemenggalan pada puisi Kepada Peminta-Minta sebagai berikut. Baiklah, / baiklah, aku akan menghadap dia// Menyerahkan diri /dan segala dosa// Tapi /jangan tentang aku lagi// Nanti darahku menjadi beku// G. Verifikasi (Rima, Ritma dan Metrum)

Puisi Kepada Peminta-minta secara keseluruhan didominasi dengan adanya vocal /a/ dan /u/. Sedangkan bunyi konsonan yang dominan yaitu bunyi /t/, /k/ dan /d/. Asonansi a terdapat pada baris puisi yaitu baris 1, 2, 5, 6, 7, 8. 17, dan 18 Misalnya, pada baris pertama yaitu: Baik, baik aku akan menghadap Dia, pada baris ketiga: Menyerahkan diri dan segala dosa. Asonansi u terdapat pada baris genap yaitu baris 3, 4, 13, 16, 19, dan 20. Misalnya, pada baris ketiga yaitu: Tapi jangan lagi tentang aku, pada baris keempat: Nanti darahku jadi beku. Asonansi a pada 2 baris pertama dan asonansi u pada 2 baris berikutnya mengesankan bahwa puisi ini mempunyai irama yang tetap dan teratur yakni irama vokal aauu.

Unsur batin
13

14

A. Tema Tema pada puisi Kepada Peminta-Minta juga sama dengan puisi Gadis Pemintaminta yaitu bertema kemanusiaan. B. Amanat Sedangkan Kepada Peminta-minta beramanat: jangan suka dikasihani, bangkitlah, bebaskan diri dari kemiskinan. Karena penulis merasa sangat berdosa jika melihat seorag pengemis, seperti pada baris berikut. / Tapi jangan tentang aku lagi Nanti darahku jadi beku/ C. Suasana Suasana puisi Kepada Peminta-Minta adalah suasana ketakutan penulis terhadap dosanya apabila membiarkan seorang peminta-minta menderita. D. Nada Nada yang tercipta pada puis tersebut adalah nada ketakutan.

2.1.2.2 Gadis Peminta-Minta Karya Toto S. Bachtiar (1995) Gadis Peminta-Minta Karya Toto S. Bachtiar (1995)

Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka Tengadah padaku, pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan Gembira dari kemayaan riang

14

15

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal Jiwa begitu murni, terlalu murni Untuk bisa membagi dukaku

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil Bulan di atas itu, tak ada yang punya Dan kotaku, ah kotaku Hidupnya tak lagi punya tanda

Makna Menggambarkan tentang kemiskinan, ketragisan hidup, dan pertemuan aku dengan peminta-minta. Dalam puisi pertama (Gadis Peminta) aku merasa iba, kasihan terhadap gadis kecil, karena gadis kecil itu tidak bisa menikmati hari kasih sayang, hanya tidur di bawah jembatan.

Unsur fisik A. Diksi Contoh penggunaan diksi pada puisi Gadis Peminta-minta sebagai berikut. /.. kecil berkaleng kecil/ Diksi tersebut memiliki arti pemngemis yang merupkan seorang anak kecil. /Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral/ Diksi tersebut memiliki arti kehidupan gadis peminta-minta itu sangat berharga seperti kehidupan orang lain. B. Pencitraan a. Citra penglihatan: / Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil/

15

16

/Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka/ /Bulan di atas itu tak ada yang punya/ /Dan kotaku, ah kotaku/ b. Citra pendengaran : /Jiwa begitu murni, terlalu murni/ /Untuk bisa membagi dukaku/ /Hidupnya tak lagi punya tanda/ C. Kata konkret /gadis kecil berkaleng kecil/ memperkonkret kata peminta-minta. /Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok/ memperkonkret keadaan gadis pemintaminta yang memiliki tempat tinggal yang cukup untuk dirinya sendiri. /Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan/ memperkonkret keadaan gadis peminta-minta yang memiliki kebahagiaan yang semu. Sedangkan kalimat yang menunjukkan keempatian penyair terhadap gadis peminta-minta adalah /Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral/. Kalimat ini menunjukkan tingginya martabat gadis peminta-minta yang sama dengan manusia yang lainnya. D. Gaya bahasa a. Majas metafora: /Tengadah padaku, pada bulan merah jambu/ b. Majas personifikasi: /Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa/ E. Tipografi Tata wajah (Tipografi), berikut yang khas dan puisi Pada puisi yang berjudul Gadis Peminta-minta mempunyai, tipografi konvensional. Tipografi konvesional artinya tidak menyimpang dari dari tipografi puisi pada umumnya. Tipografi yang digunakan adalah rata kanan. F. Enjambemen Contoh pemenggalan puisi Gadis Peminta-minta sebagai berikut.
16

17

Kalau kau mati,/ gadis kecil /berkaleng kecil// Bulan di atas itu,/ tak ada yang punya/ Dan kotaku, /ah kotaku/ Hidupnya tak lagi punya tanda//

G. Verifikasi

(Rima, Ritma dan Metrum)

Puisi Gadis Peminta-minta merupakan puisi modern yang tidak terikat oleh rima. Unsur Batin A. Tema Tema puisi Gadis Peminta-minta adalah kemanusiaan. Penyair bermaksud menunjukkan betapa tingginya martabat seorang gadis peminta-minta dan meyakinkan pembaca bahwa setiap setiap manusia memiliki martabat yang sama. Bagi penyair perbedaan kedudukan, pangkat, dan kekayaan tidak sepatutnya dijadikan landasan perlakuan pada seseorang. B. Amanat Amanat puisi Gadis Peminta-minta adalah ajakan penyair agar pembaca tidak meremehkan para peminta-minta karena mereka juga manusia. Dalam puisinya ini penyair menyatakan bahwa peminta-minta merupakan identitas kota besar namun juga mengharapkan agar tokoh semacam itu tidak ada lagi. Kalimat /di bawah jembatan yang melulur sosok/ menunjukkan bahwa penyair berharap agar kotanya mempunyai rasa belas kasih kepada gadis peminta-minta sehingga kehidupannya tidak lagi sengsara. C. Suasana Puisi Gadis Peminta-minta bernada kesedihan dan keharuan seperti yang ditunjukkan oleh kalimat /senyummu terlalu kekal untuk kenal duka/. Kesedihan dan keharuan penyair bukan karena keadaan dirinya yang menderita tetapi dia merasakan keharuan dan kesedihan karena keadaan gadis peminta-minta pembawa kaleng kecil. Kesedihan penyair lebih dikarenakan rasa solidaritas kemanusiaan. D. Nada Puisi Gadis Peminta-minta bernada kesedihan dan keharuan seperti yang ditunjukkan oleh kalimat /senyummu terlalu kekal untuk kenal duka/
17

18

2.1.2.3 Analisis Perbandingan

No.

Aspek yang dibandingk an 1. tipografi

Gadis Peminta-minta (Toto S. Sudarto Bachtiar 1943)

Kepada Peminta-minta (Chairil Anwar 1959)

Tata wajah (Tipografi), berikut yang khas dan puisi Pada puisi yang berjudul Gadis Peminta-minta mempunyai, tipografi konvensional. Tipografi konvesional artinya tidak menyimpang dari dari tipografi puisi pada umumnya. Namun gaya penulisannya rata kanan.

Tipografi pada puisi ini adalah tipografi dengan rata kiri, dan menggunakan huruf kapital disetiap barisnya.

2. Makna

Sama-sama menggambarkan tentang kemiskinan, ketragisan hidup, dan pertemuan aku dengan pemintaminta. Dalam puisi pertama (Gadis Peminta) aku merasa iba, kasihan terhadap gadis kecil, karena gadis kecil itu tidak bisa menikmati hari kasih sayang, hanya tidur di bawah jembatan.

Sama-sama menggambarkan tentang kemiskimnan, ketragisan hidup, dan pertemuan aku dengan peminta-minta. Namun dalam puisi kedua (Kepada Peminta-minta) aku merasa berdosa setiap kali bertemu peminta-minta. aku merasa melihat dosa-dosanya jika dipertemukan dengan pemintaminta. Karena takut akan dosanya itulah aku berusaha mendekatkan diri pada Tuhan.

3. Tema

Tema puisi Gadis Peminta-minta adalah kemanusiaan. Penyair bermaksud menunjukkan betapa tingginya martabat seorang gadis peminta-minta dan meyakinkan pembaca bahwa setiap setiap
18

Tema pada puisi Kepada PemintaMinta juga sama dengan puisi Gadis Peminta-minta yaitu

bertema kemanusiaan.

19

manusia memiliki martabat yang sama. Bagi penyair perbedaan kedudukan, pangkat, dan kekayaan tidak sepatutnya dijadikan landasan perlakuan pada seseorang. 4. Amanat Amanat puisi Gadis Peminta-minta Sedangkan Kepada Pemintaadalah ajakan penyair agar pembaca tidak meremehkan para pemintaminta karena mereka juga manusia. Dalam puisinya ini penyair menyatakan bahwa peminta-minta merupakan identitas kota besar namun juga mengharapkan agar tokoh semacam itu tidak ada lagi. Kalimat /di bawah jembatan yang melulur sosok/ menunjukkan bahwa penyair berharap agar kotanya mempunyai rasa belas kasih kepada gadis peminta-minta sehingga kehidupannya tidak lagi sengsara. 5. Suasana Puisi Gadis Peminta-minta bernada Suasana puisi Kepada Pemintakesedihan dan keharuan seperti yang ditunjukkan oleh kalimat /senyummu terlalu kekal untuk kenal duka/. Kesedihan dan keharuan penyair bukan karena keadaan dirinya yang menderita tetapi dia merasakan keharuan dan kesedihan karena keadaan gadis peminta-minta pembawa kaleng kecil. Kesedihan penyair lebih dikarenakan rasa solidaritas kemanusiaan. Minta adalah suasana ketakutan penulis terhadap dosanya apabila membiarkan seorang peminta-minta menderita. minta beramanat: jangan suka dikasihani, bangkitlah, bebaskan diri dari kemiskinan. Karena penulis merasa sangat berdosa jika melihat seorag pengemis, seperti pada baris berikut. / Tapi jangan tentang aku lagi Nanti darahku jadi beku/

19

20

Jadi dapat disimpulkan bahwa perbandingan puisi Gadis Peminta-minta karya Toto S. Bachtiar dan Kepada Peminta-minta karya Chairil Anwar terdapat pada tipografi, makna, tema, amanat, suasana. Tipografi pada puisi Gadis Peminta-minta karya Toto S. Bachtiar menggunakan tipografi rata kanan, sedangkan Kepada Peminta-minta karya Chairil Anwar menggunakan tipografi rata kiri. Sedangkan tema pada kedua puisi itu adalah kemanusiaan. Amanat yang disampaikan pada kedua puisi tersebut adalah keibaan melihat pengemis. Sedangkan suasana kedua pusis tersebut adalah kesedihan, dan keharuan. 2.1.3 Drama 2.1.3.1 Sang Kuriang Utuy Tatang Sontani 1953 Unsur intrinsik A. Tema Bertema percintaan. Kisah cinta antara anak dan ibunya. B. Amanat Amanat yang ingin disampaikan pada naskah drama Sang Kuriang adala sebagai berikut. 1. Berpikirlah panjang sebelum berbuat atau mengatakan janji. 2. Jika memiliki janji hendaknya ditepati, jika tidak akan berujung tidak baik 3. Jangan keras kepala untuk tidak percaya apapun, semua hal perlu

dipertimbangkan.

C. Dialog Berikut contoh dialog dalam naskah drama drama Sang Kuriang. Di halaman rumah. Sayup-sayup sampai di kejauhan terdengar suara gemuruh. Dayang Sumbi keluar dari rumah dengan suluh ditangan. DAYANG SUMBI : ( sambil bicara sendiri, dan melihat lihat sekitar ) rasa-rasa dalam mimpi bahwa di malam ini sedang diciptakan telaga beserta perahunya, dimana aku akan berlayaran sebagai istri dan anakku sendiri. Rasa-rasa dalam mimpi bahwa tadi aku dipinang anakku dan nanti akan menjadi ibu dari cucuku sendiri. Ah, satu diantara dua : aku atau anakku,itulah yang sebenarnya bermimpi di malam ini. Dan karena kini asal tadi dan bakal nanti,maka siapa yang bermimpi malam ini, itulah yang besok pagi kesiangan, itulah pemimpi sepanjang jaman. Bujang Muncul

20

21

DAYANG SUMBI : ( dengan agak resah )Bagaimana ? Apa yang nampak di mata ? BUJANG : Bagai tenaga raksasa yang dicurahkan.( sejenak terkagum-kagum ) DAYANG SUMBI : Bagaimana ? BUJANG : ( mejelaskan dengan sangat detail dan penuh perasaan ) Bumi gemuruh, pohonpohon tumbang, batu-batu bergulingan membendung air, dilanda air, dan siapa yang mengerjakan tidak kelihatan, tapi yang tidak bisa dipungkiri lagi telaga luas akan segera terbukti. D. Alur/plot Pada naskah drama Sang Kuriang yaitu dimulai dari kecantikan paras Dayang Sumbi yang tak lain adalah ibunya, tetapi Sangkuriang tdak mempercayai bahwa ia adala ibunya. Oleh karena itu, tumbuhlah cinta di hati Sangkuriang. Kemudian Sangkuring berniat untuk meminang Dayang Sumbi. Namun, Dayang Sumbi tak lasung menerima lamarannya, ia mengajukan persayaratan untuk dapat membendung sungai Ctarum menjadi telaga dan membuatkan perahu di atasnya dalam waktu satu malam. Namun, hal itu mampu digagalkan Dayang Sumbi, selain itu Dayang Sumbi berusaha melarikan diri daarii Sang Kuriang dengan cara bunih diri. Karena kekecewaan Sangkuriang atas kematian Dayang Sumbi maka ia pun turut bunuh diri. E. Penokohan a. Sankuriang terpenuhi. b. Dayang sumbi c. Si tumang d. Arda lega e. Bujang f. Para siluman : ibu Sangkuriang, bersifak baik hati : seekor anjing yang merupakan ayah dari Sangkuriang : pengawal atau bawahan Dayang Sumbi : pengawal atau bawahan Dayang Sumbi :bersifa jahat dan suka menghasu. : anak Dayang Sumbi, menginginkan segala hal yang ia inginkan

F. Latar/setting Latar tempat: a. Rumah dayang sumbi

21

22

b. Hutan Latar waktu: a. b. Siang hari Malam hari

2.1.3.2 Sumbi Dan Gigi Imitasi (Benny Yohanes1992) Unsur intrinsik A. Tema Percintaan anatar ibu dan anak. B. Amanat Amanat yang terkandung dalam naskah drama Sumbi da Gigi Imitasi adalah sebagai berikut: 1. Taatilah atura hukum dan agama yang melarang orang tua untuk menikah dengan anaknya. 2. Hargailah usaha orang lain. 3. Perlakukan semua orang dengan baik, jangan memangdang status sosialnya. C. Dialog SUMBI : Tunggu. Siapa namamu?!

AHMAD SANGKU : Apa pentingnya?!

SUMBI

: Barangkali ada polisi yang ingin berkenalan denganmu. Kau habis berburu dan tanganmu masih bau darah.

AHMAD SANGKU : Nama saya Ahmad, juragan. Ahmad Sangku. Kata orang, saya yatim piatu sejak lahir.

SUMBI

: Kamu suka sekali berburu, Ahmad. Kenapa?! Dapur saya makin penuh dengan kaki binatang.

D. Alur/plot
22

23

Alur naskah drama tersebut memiliki alur maju. a. Tahap exposition Pada tahap ini diperkenalkan sosok Sumbi yang merupakan seorang pelukis. Dan Ahmad Sangku yang merupakan seorang pembantu di rumah Sumbi. b. Komplikasi Saat Sumbi merasa bahwa ahmad Sangku adalah sosok yang ada di dalam mimpimimpinya tiap malam. c. Klimaks Pada tahap ini dimulai saat Sumbi mengajak ahmad Sangku untuk menikah dengannya. Dan Ahmad sangku sempat ragu dengan jawabannya karena ia merasa tidaklah pantas seorang ibu menikahi anaknya, itu sama halnya dengan binatang. d. Resolusi/penyelesaian Pada tahap ini Ahmad Sangku melamar Sumbi dengan gigi palsunya, dan seketika Sumbi menjerit terkejut. E. Penokohan 1. Sumbi : merupakan seorang pelukisn dan ibu Ahmad Sangku, tetapi ia

tidak menydarinya. Wataknya yaitu pemarah atau emosional, memaksa Ahmad Sangku untuk menjadi anaknya. 2. Ahmad sangku : merupakan seoran pemburu di hutan dan anak Sumbi.

Watknya pendiam dan penurut.

F. Latar/setting Latar tempat : di rumah Sumb Latar waktu : siang hari, malam hari, dan malam hai.

2.1.3.3 Analsis Perbandingan

No.

Aspek yang

Sang Kuriang

Sumbi Dan Gigi Imitasi

23

24

dibandingkan 1. 2. Tema Alur

(Utuy Tatang Sontani 1953) Percintaan anatar ibu dan anak. Kedua naskah drama ini memiliki alur maju. Dalam drama ini dikisahkan Sangkurianglah yang akanmenikahi Dayang Sumbi.

(Benny Yohanes) Percintaan anatar ibu dan anak. Kedua naskah drama ini memiliki alur maju. Dalam drama ini dikisahkan berbeda, yaitu Sumbilah yang mengajak menikah anaknya yaitu Ahmad Sangku.

3.

Tokoh/ penokohan

g. Sangkuriang h. Dayang sumbi i. Si tumang j. Arda lega k. Bujang l. Para siluman

a. b.

Sumbi Ahmad sangku

4.

Latar/setting

Latar tempat: c. Rumah dayang sumbi d. Hutan Latar waktu: c. d. Siang hari Malam hari

a. Rumah sumbi

Jadi dapat disimpulkan bahwa perbandingan naskah drama Sangkuriang karya Utuy Tatang Sontani dan Sumbi dan Gigi Imitasi karya Benny Yohanes adalah pada tema, alur, tokoh/penokohan. Tema kedua naskah drama atersebut adalah percintaan antara anak dan ibunya, dan memiliki alur maju. Namun ada perbedaan pada tokoh/penokohan penokohan pada naskah drama Sangkuriang karya Utuy Tatang Sontani memiliki tokoh yang lebih banyak. Naskah drama Sumbi dan Gigi Imitasi karya Benny Yohanes berbeda dengan kisah sangkuriang pada umumnya, tokoh pada drama ini yaitu Sumbi sebagai ibu Ahmad Sangku yang mengajak anaknya untuk menikah, berbeda terbalik dengan nasakah drama Sangkuriang karya Utuy Tatang Sontani.

24

25

2.2 MEMBANDINGKAN KARYA SASTRA INDONESIA DAN KARYA SASTRA DUNIA 2.2.1 Prosa

2.2.1.1 Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata Unsur Intrinsik A. Tema. Tema yang tersirat dalam novel Sang Pemimpi ini tak lain adalah persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan. B. Latar Dalam novel ini disebutkan latarmya yaitu di Pulau Magai Balitong, los pasar dan dermaga pelabuhan, di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan malam. Latar nuansanya lebih berbau melayu dan gejolak remaja yang diselimuti impian-impian. C. Penokohan dan Perwatakan Ikal : baik hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka Bang Rhoma Arai : pintar, penuh inspirasi/ide baru, gigih, rajin, pantang menyerah Jimbron : polos, gagap bicara, baik, sangat antusias pada kuda Pak Balia : baik, bijaksana, pintar Pak Mustar : galak, pemarah, berjiwa keras Ibu Ikal : baik, penuh kasih sayang Ayah Ikal : pendiam, sabar, penuh kasih sayang, bijaksana Dan tokoh lain Mahader, A Kiun, Pak Cik Basman, Taikong Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak cik dan Laksmi adalah tokoh pendukung dalam novel ini. D. Alur

25

26

Dalam novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa. E. Gaya Penulisan Gaya penceritaan novel ini sangat sempurna. Yaitu kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur repetitif yang membosankan. Setiap katanya mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik dibalik tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakterkarakter yang ada dalam novel Sang Pemimpi. F. Amanat Amanat yang disampaikan dalam Sang Pemimpi ini adalah jangan berhenti bermimpi. Hal itu sangat jelas pada tiap-tiap sub babnya. Yang pada prinsipnya manusia tidak akan pernah bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya. Hal itu secara jelas digambarkan penulis dalam novel ini dengan maksud memberikan titik terang kepada manusia yang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan. G. Sudut Pandang Sudut pandang novel ini yaitu orang pertama (akuan). Dimana penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita. Unsur Ekstrinsik A. Nilai Moral Nilai moral pada novel ini sangat kental. Sifat-sifat yang tergambar menunjukkan rasa humanis yang terang dalam diri seorang remaja tanggung dalam menyikapi kerasnya kehidupan. Di sini, tokoh utama digambarkan sebagai sosok remaja yang mempunyai perangai yang baik dan rasa setia kawan yang tinggi. B. Nilai Sosial Ditinjau dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya akan nilai sosial. Hal itu dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi antara tokoh Ikal, Arai, dan Jimbron. Masing-masing saling mendukung dan membantu antara satu dengan yang lain dalam mewujudkan impian26

27

impian mereka sekalipun hampir mencapai batas kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong royong yang tinggi sebagai orang Belitong, dalam keadaan kekurangan pun masih dapat saling membantu satu sama lain. C. Nilai Adat istiadat Nilai adat di sini juga begitu kental terasa. Adat kebiasaan pada sekolah tradisional yang masih mengharuskan siswanya mencium tangan kepada gurunya, ataupun mata pencaharian warga yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli tambang timah tergambar jelas di novel ini. Sehingga menambah khazanah budaya yang lebih Indonesia. D. Nilai Agama Nilai agama pada novel ini juga secara jelas tergambar. Terutama pada bagian-bagian dimana ketiga tokoh ini belajar dalam sebuah pondok pesantren. Banyak aturan-aturan islam

2.2.1.2 Sang Alkemis karya Paulo Coelho Unsur intrinsik A. Tema Pejuangan hidup seorang bocah yang berusaha mencari legenda pribadinya. Ia berjuang menemukan arti hidup dengan mengembara dari suatu tempat ke tempat lain. B. Latar Latar tempat pada novel ini adalah Andalusia, dibawah pohon di Andalusia ketika Santiago bermimpi, sedangkan latar tempat yang lainnya yaitu, cerita terjadi di Andalusia (Spanyol), Tangier (Afrika), Gurun Sahara, Oasis Al-Fayoum, Mesir.Sedangkan latar waktu pada novel tersebut adalah siang hari. C. Penokohan dan Perwatakan Dalam novel Sang Alkemis nama tokoh-tokohnya nyaris tidak pernah dicantumkan, termasuk nama pemeran utamanya. Tokoh utamanya hanya didenotasikan sebagai seorang bocah. Sedangkan kata santiago hanya disebutkan di awal saja. Tokoh-tokoh lain yang tak kalah penting peranannya hanya disebutkan sabagai orang inggris, alkemis, pemilik toko kristal, puteri pedagang kain, lelaki tua, gadis itu, dan sebaganya.

27

28

Berikut rincian watak tokoh: 1). Watak seorang Santiago atau Si Bocah: hampir sama dengan watak tokoh ikal dana novel Sang pemimpi, yaitu baik hati, optimistis, pantang menyerah. Anak laki-laki penggembala domba ini memiliki sifat antusias terhadap mimpi yang dialaminya. Ia juga seorang pemberani yang dibuktikan dengan kesediaannya menempuh perjalanan panjang antar benua untuk membuktikan mimpinya. 2). Sang Alkemis Tokoh yang menjadi guru bagi Santiago ini memiliki watak yang bijak. Ia menjadi orang yang serba tahu akan apa yang akan terjadi. Ia seolah telah tau bahwa ia akan bertemu dengan Santiago dan akan membimbingnya dalam mencapai mimpi. 3). Fatima Gadis yang ditemui oleh Santiago di Oasis Al-Fayoum dalam perjalanannya ke Mesir ini adalah gadis yang sabar. Ia juga setia dan bersedia menunggu Santiago kembali menemuinya setelah Santiago berhasil mencapai mmpinya. 4). Melkisedek Melkisedek adalah orang tua yang mengaku sebagai Raja Salem, yang secara tidak langsung menyuruh Santiago untuk mengikuti mimpinya. Orang tua ini muncul dan menghilang secara tiba-tiba, tetapi sebenarnya ia adalah orang tua yang bijak dan berwibawa. 5). Pemilik toko kristal Orang baik hati yang yang telah membantu Santiago ketika seluruh uang yang dimiliki Santiago dicuri. Hidupnya agak monoton, tetapi ia banyak mengajarkan kebijakkan hidup pada Santiago. D. Alur Alur yang digunakan yaitu alur maju. Dengan menceritakan kisah Santiago secara berurutan waktu. Dimulai dari ketika ia tertidur d bawah pohon Andalusia, ia bermimpi tentang perjalanannya ke piramida Mesir dan mendapatkan arta karun petualangan penacarian harta karun hingga ditemukannya harta karun tersebut. E. Gaya Penulisan Novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur metafora yang harus dterjemahkan lebih mendalam oleh pembaca.
28

29

F. Amanat Terdapat banyak amanat yang terkandung dalam novel ini diantaranya : a. Setap orang di dunia mempunyai legenda hidup masing-masing. Oleh sebab itu, setiap manusia mempunyai tujuan masing-masing di dunia ini. b. Untuk mencapai tujuan hidup, kita harus bekerja keras. c. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Kita harus bisa menempatan diri kita di manapum kita berada. G. Sudut Pandang Pengarang Paulo Chelo menggunakan sudut pandang orang ketiga pelaku di luar cerita, karena di dalam novel ini pengarang menggunakan kata ganti dia dan Si Bocah. Contoh cuplikan novel: Si bocah menjawab dengan menggumam-gumam tak jelas supaya dia bisa mengelak untuk menjawab pertanyaan gadis itu. Dia yakin si gadis tidak akan pernah mengerti. Dia melanjutkan kisah perjalanan-perjalanannya, dan mata bening Moor gadis itu membelalak takut dan terkejut. Waktu terus berjalan, dan sang bocah berharap semoga hari itu tak akan pernah berakhir, semoga ayah gadis itu terus sibuk dan membiarkan dia menunggu selama tiga hari..

2.2.1.3 Analisis Perbandingan No. Aspek yang dibandingkan 1. Tema Sang pemimpi (Andrea Hirata) Novel ini memiliki tema tentang persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan. Sang Alkemis (Paulo Coelho) Pejuangan hidup seorang bocah yang berusaha mencari legenda pribadinya. Ia berjuang menemukan arti hidup dengan mengembara dari suatu tempat ke tempat lain.

2.

Alur

Dalam novel ini menggunakan alur maju dan


29

Alur yang digunakan yaitu alur maju. Dengan

30

mundur. Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.

menceritakan kisah Santiago secara berurutan waktu. Dimulai dari ketika ia tertidur d bawah pohon Andalusia, ia bermimpi tentang perjalanannya ke piramida Mesir dan mendapatkan arta karun petualangan penacarian harta karun hingga ditemukannya harta karun tersebut. Dalam novel Sang Alkemis nama tokoh-tokohnya nyaris tidak pernah dicantumkan, termasuk nama pemeran utamanya. Berikut rincian watak tokoh yang dapat dibandingkan: 1). Watak seorang Santiago atau Si Bocah: hampir sama dengan watak tokoh ikal dana novel Sang pemimpi, yaitu baik hati, optimistis, pantang menyerah. Anak laki-laki penggembala domba ini memiliki sifat antusias terhadap mimpi yang dialaminya. Ia juga seorang pemberani yang dibuktikan dengan kesediaannya menempuh perjalanan panjang antar benua untuk membuktikan mimpinya.

3.

Tokoh/penokohan 2.3 Ikal : baik hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka Bang Rhoma

30

31

4.

Amanat

Terdapat banyak amanat yang Terdapat banyak amanat yang terkandung dalam novel ini terkandung dalam novel ini diantaranya : 1) Kita harus percaya akan keagungan dan kekuasaan Allah SWT. 2) Menjalin persahabatan dengan baik, saling memahami kekurangan dan kelebihan masingmasing. 3) Pengorbanan harus dibarengi dengan kesabaran dan tetap optimis. 4) Gantungkan cita-cita setinggi langit. 5) Keterbatasan, kemiskinan bukan penghalang meraih cita-cita karena itu berusaha dan berdoa sangat diperlukan. 6) Saling membantu, menghargai kepada sesama. diantaranya : d. Setap orang di dunia mempunyai legenda hidup masing-masing. Oleh sebab itu, setiap manusia mempunyai tujuan masingmasing di dunia ini. e. Untuk mencapai tujuan hidup, kita harus bekerja keras. f. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Kita harus bisa menempatan diri kita di manapum kita berada.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perbandingan novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan Sang Alkemis karya Paulo Coelho adalah pada tema, alur, penokohan, amanat. Tema kedua novel tersebut adala perjuangan dalam mengarungi kehidupan. Kesamaan tokoh pada kedua novel tersebut adalah sama-sama merupakan anak kecil yang pantang menyerah mencapai cita-cita. Amanat yang disampaikan kedua novel juag sama yaitu agar tidak mudah menyerah.

31

32

2.2.2 Puisi 2.2.2.1 Karawang-Bekasi Karya Chairil Anwar

Karawang-Bekasi Chairil Anwar 1946

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi Tidak bisa teriak merdeka dan angkat senjata lagi.

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, Terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening dimalam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliput debu. Kenang, kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

Kami sudah beri kami punya jiwa Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan Tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan dan harapan

Atau tidak untuk apa-apa, Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata
32

33

Kami bicara padamu dalam hening dimalam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami Teruskan, teruskanlah jiwa kami Menjaga Bung Karno Menjaga Bung Hatta Menjaga Bung Syahrir

Kami sekarang mayat Berilah kami arti Berjagalah terus digaris batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami Yang tinggal tulang-tulang diliput debu Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

Makna Pada puisi Krawang-Bekasi, Chairil mencoba menggambarkan para pejuang antara Krawang-Bekasi yang sudah tidak bisa berteriak lagi dan tidak bisa merasakan kemerdekaan. Tidak ada lagi yang peduli dengan perjuangan dan pengorbanan para pejuang, yang ada hanyalah keheningan bersama jam yang berdetak. Para pejuang yang telah mati muda, mereka ingin dikenang sebagai tanda penghargaan bagi mereka. Chairil juga menceritakan para pejuang yang sudah sekuat tenaga untuk membela bangsa dan negara hingga tidak punya arti lagi. Di akhir persajakannya Chairil juga menyampaikan pesan supaya selalu menjaga tokoh-tokoh bangsa yaitu Bung Karno, Bung Hatta, dan Bung Syahrir Usur Fisik A. Diksi 1. Kami sudah coba apa yang kami bisa, Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

33

34

Mempunyai makna sama yaitu mereka mengatakan bahwa mereka sudah berusaha namun sudah mati sebelum selesai (sebelum merdeka), 2. Kami sudah beri kami punya jiwa Mempunyai makna sama yaitu mereka sudah sama-sama telah memberikan hidup dan nyawanya, 3. Kami cuma tulang-tulang berserakan, Tapi adalah kepunyaanmu, Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan Mempunyai makna sama yaitu mereka merupakan milik kita semua dan kita yang dapat menilai mereka, 4. Kaulah sekarang yang berkata Mempunyai makna sama yaitu bahwa kitalah yang harus melanjutkan perjuangan mereka B. Pencitraan a. Pencitraan yang digunakan Sang Penyair pada Puisi diatas adalah Citra lingkungan, yaitu citraan yang menggunakan gambaran-gambaran selingkungan. Hal tersebut terdapat pada judul puisi itu sendiri Krawang-Bekasi dan Kami bicara padamu dalam hening dimalam sepi itu semua Citra lingkungan. b. Citra kesedihan, yaitu citraan yang menggunakan gambaran-gambaran kesedihan. Citra kesedihan ada pada kata Kami sekarang mayat, kesan yang timbul kalau kita dengar kata Mayat adalah suatu kesedihan. c. Citra pendengaran, yaitu citraan yang timbul oleh pendengaran atau berhubungan dengan indra pendengaran . Citra pendengaran ada pada kata Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji. Aku sudah cukup lama dengan bicaramu.Pada kata bikin janji dan Aku sudah cukup lama dengan bicaramu barkaitan dengan citra pendengaran. d. Citra gerak, yaitu citraan yang menggambarkan sesuatu yanag sebetulnya tidak bergerak tetapi dilukiskan sebagai dapat bergerak. Citra gerak Krawang-Bekasi terlihat pada baris Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlabuh. Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak dan berlabuh. Disini digambarkan ada keinginan yang sama,kemauan yang sama,dan tujuan yang sama untuk mencapai suatu cita-cita sehingga digambarkan seperti kapal yang bergerak membawa penumpang mencapai tujuan yang sama.

34

35

e. Citra intelektual, yaitu citraan yang timbul oleh asosiasi intelektual/pemikiran. Citra intelektual Krawang-Bekasi terlihat pada baris ketiga bait pertama : Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati?

C. Kata konkret Kata konkret yang ada pada puisi Karawang Bekasi adalah sebagai berikut. / Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi/ Baris tersebut mengkonkretkan mayat-mayat yang berserakah di antara Karawang dan Bekasi. / Yang tinggal tulang diliput debu./ Mengkongkretkan tulang-tulang para pahlawan yang sudah ditutupi oleh debu D. Gaya bahasa Gaya bahasa yang digunakan dalam karya Krawang-Bekasi adalah a. Metafora,hal itu terlihat pada Aku sekarang api aku sekarang laut, disini Sang Penyair mengibaratkan dirinya seperti laut dan api,mempunyai sifat-sifat seperti api yang selalu membakar dan panas.Menpunyai sifat-sifat seperti laut yang selalu

bergelombang,luas,tempat bermuaranya dan menampung semua sungai yang mengalir kearahnya.Artinya tempat menampung semua pendapat dari semua lapisan rakyatnya.Atau selalu bergerak dan bergelombang,artinya selalu bersemangat bak laut yang bergelombang. b. Personifikasi,hal itu terlihat pada Kami sekarang mayat,Berikan kami arti disini terlihat makna seakan-akan mayat yang secara sifatnya tidak dapat birbicara,tetapi oleh Sang Penyair Mayat tersebut dapat berbicara seperti manusia hidup dam berpesan Berikan kami arti dan seterusnya. c. Alegori,hal itu terlihat pada dipanggang diatas apimu, digarami lautmu Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945 Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu Aku sekarang api aku sekarang laut Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
35

36

Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh E. Tipografi Mengunakan tipografi puisi konvenional dengan dilengkapi enyambemen berupa titik ditengah baris yang menunjukan bahwa gagasan pada suatu berlanjut pada baris berikutnya a. Menggunakan huruf besar pada awal kalimat dan dengan tanda baca : Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliput debu. Kenang, kenanglah kami Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa (Karawang-Bekasi, bait ke 4-5) baris dalam puisi masih

b. Menggunakan pengulangan Pada puisi Karawang-Bekasi terlihat bahwa penyair menggunakan pengulangan pada kata kami yang digunakan untuk mempertegas siapa yang ingin diingat. F. Enjambemen Contoh pemenggalan pada puisi Karawang Bekasi adalah sebagai berikut. Kami sekarang mayat// Berilah kami arti// Berjagalah terus digaris batas pernyataan/ dan impian//

G. Verifikasi

(Rima, Ritma dan Metrum)

Puisi tersebut merupakan puisi modern yang tidak terikat oleh rima. Unsur Batin A. Tema Perjuangan. B. Amanat Pada kalimat : Kenang-kenanglah kami

36

37

Adalah sebuah himbauan, ajakan, pengharapan pada kita untuk senantiasa tidak melupakan perjuangan dari para pendahulu kita,walaupun para pejuang tersebut telah gugur. Kerja belum selesai,belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa Pada kalimat diatas tersirat makna untuk bekerja keras,melanjutkan pekerjaan yang belum tuntas, mempunyai etos kerja yang pantang menyerah. Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Pada kalimat diatas sangat tegas sekali pernyataan atau tujuan dari Sang Penyair yaitu supaya kita selalu konsisten dengan pernyataan kita,ucappan kita, janji-janji kita, sumpah kita dan semua yang pernah kita ucapkan dan pada kata impian mengandung makna suatu citacita.Kita harus punya impian yang sesuai dengan kondisi kita.Impian itu tidak lain adalah cita-cita bangsa kita. Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno,menjaga Bung Hatta, menjaga Bung Sjahrir Pada kalimat diatas yaitu Teruskan,teruskan jiwa kami. Menjaga Bung

Karno,menjaga Bung Hatta,menjaga Bung Sjahrir mengandung makna kesetian rakyat kepada para pemimpinnya. Pejuangan tidak akan berhasil,cita-cita tidak akan tercapai kalau tidak ada kesetiaan antara rakyat dengan pemimpinnya. C. Suasana Menggambarkan tentang emosi semangat para pejuang dan keharuan demi merebut kemerdekaan bangsa Indonesia, sehingga dengan suasana yang muncul tersebut dapat mengorbankan semangat rakyat Indonesia untuk melanjutkan perjuangan. D. Nada Nada yang tersirat dalam puisi Chairil adalah mengobarkan semangat perjuangan,

2.2.2.2 The Young Dead Soldiers karya Archibald Macleish 1945

The young dead soldiers do not speak. Nevertheless they are heard in the still houses. (Who has not heard them ?)

37

38

They have a silence that speaks for them at night And when the cloc counts.

They say, We were young. We have died. Remember us.

They say, We have done what we could But until it is finished it is not done.

They say, We have given our lives But until it is finished no onecan know what our lives gave.

They say, Our deaths are not ours, They are yours, They will mean what you make them.

They say, Whether our lives and our deaths were for peace and a new hope

Or for nothing We cannot say, it is you who must say this.

They say, We leave you our deaths, Give them their meaning, Give them an end to the war and atrue peace, Give them a victory that ends the war and a peace afterwards, Give them their meaning, We were young, they say, We have died. Remember us.
38

39

Terjemahan :

PRAJURIT (YANG) MATI MUDA

Prajurit (yang) mati muda tak dapat bicara. Tetapi mereka didengar dirumah-rumah sunyi. (siapa tidak mendengar mereka?)

Mereka dalam diam berbicara padamu di malam hari. Dan ketika jam dinding berdetak.

Mereka berkata, Kami (masih) muda. Kami (telah) mati. Ingatlah kami.

Mereka berkata, Kami telah bekerja apa yang kami dapat Tetapi sampai selesai (kerja) belum apa-apa.

Mereka berkata, Kami telah memberikan jiwa kami Tetapi sampai selesai tak seorangpun tahu pengorbanan kami.

Mereka berkata, kematian kami bukan milik kami, (kematian) itu milikmu, (kematian) itu berarti bila engkau (memberi) arti.

Mereka berkata, Meskipun jiwa dan kematian kami untuk perdamaian dan harapan

Atau tidak untuk apa-apa Kami tak dapat bicara. Engkau yang harus berbicara tentang ini

39

40

Mereka berkata, Kami telah mati meninggalkan engkau, Berilah mereka arti/nilai mereka, Berilah mereka suatu akhir perang dan suatu perdamaian sungguh Berilah mereka kejayaan seusai perang dan perdamaian abadi, Berilah mereka nilainya. Kami (masih) muda, mereka berkata, Kami telah mati. Ingatlah kami. Makna Sajak ini mengisahkan para prajurit muda yang mati ketika sedang berperang demi menciptakan perdamaian.. Tetapi dalam sajak itu tidak terikat oleh waktu dan tempat. Sajak tersebut juga tidak menyebutkan tentang kemerdekaan bangsa lain, dan musuh yang dilawan oleh para prajurit. Karena sajak tersebut diterbitkan setelah perang dunia II, mungkin para prajurit tersebut adalah prajurit Jepang, Amerika, Italia, Jerman atau Perancis. Unsur Fisik A. Diksi 1. Kami telah melakukan apa yang kita bisa tetapi sampai selesai itu tidak dilakukan Mempunyai makna sama yaitu mereka mengatakan bahwa mereka sudah berusaha namun sudah mati sebelum selesai (sebelum merdeka), 2. Kami telah memberikan hidup kita. Mempunyai makna sama yaitu mereka sudah samasama telah memberikan hidup dan nyawanya, 3. kematian kita bukan milik kita mereka adalah milik-Mu mereka akan berarti apa yang membuat mereka Mempunyai makna sama yaitu mereka merupakan milik kita semua dan kita yang dapat menilai mereka, 4. Anda yang harus mengatakan ini Mempunyai makna sama yaitu bahwa kitalah yang harus melanjutkan perjuangan mereka. B. Pencitraan a. Citraan pendengaran : /Tetapi mereka didengar dirumah-rumah sunyi./
40

41

/Dan ketika jam dinding berdetak./ /Mereka berkata, Kami telah bekerja apa yang kami dapat Tetapi sampai selesai (kerja) belum apa-apa.

Mereka berkata, Kami htelah memberikan jiwa kami Tetapi sampai selesai tak seorangpun tahu pengorbanan kami.

Mereka berkata, kematian kami bukan milik kami, (kematian) itu milikmu, (kematian) itu berarti bila engkau (memberi) arti.

Mereka berkata, Meskipun jiwa dan kematian kami untuk perdamaian dan harapan/

C. Kata konkret Kata konkret yang ada pada puisi The Young Soldier jika diterjemahkan adalah sebagai berikut. /Dan ketika jam dinding berdetak./ Mengkongkretkanwaktu yang terus berputar. D. Gaya bahasa Gaya bahasa pada puisi The Young Soldier cukup lugas sehingga kata-katanya mudah untuk dipahami. E. Tipografi

41

42

Tipografi puisi tersebut seperti pada umumnya, yaitu berada di tepi kana, setiap awal baris diawali dengan huruf kapital. Menggunakan 2 titik atau 2 kalimat dalam satu baris puisi. Dan diakhiri dengan titik atau koma. F. Enjambemen Contoh pemenggalan pada puisi The Young Soldier adalah sebaga berikut. Mereka berkata, / Kami telah bekerja /apa yang kami dapat// Tetapi sampai selesai (kerja) /belum apa-apa. //

Unsur batin A. Tema Perjuangan. B. Amanat Hampir sama dengan puisi Karawang Bekasi, puisi The Young Soldiers pun memiliki amanat yang sama yaitu adalah sebuah himbauan, ajakan, pengharapan pada kita untuk senantiasa tidak melupakan perjuangan dari para pendahulu kita, walaupun para pejuang tersebut telah gugur. Dapat dilihat pada baris: They say, We leave you our deaths, Give them their meaning, Give them an end to the war and atrue peace, Give them a victory that ends the war and a peace afterwards, Give them their meaning, We were young, they say, We have died. Remember us. C. Suasana
42

43

Suasananya menggambarkan tentang suasana ketakuatan, kesedihan, keharuan akan perdamaian dunia D. Nada Nadanya pun sama yaitu semangat dalam berjuang meraih perdamaian dunia.

2.2.2.3 Analisis Perbandingan No. Aspek yang dibandingka n 3 1 Diksi . 5. Kami sudah coba apa yang kami bisa, Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa 5. Kami telah melakukan apa yang kita bisa tetapi sampai selesai itu tidak dilakukan Mempunyai makna sama yaitu mereka mengatakan bahwa mereka sudah berusaha namun sudah mati sebelum selesai (sebelum merdeka), 6. Kami sudah beri kami punya jiwa 6. Kami telah memberikan hidup kita. Mempunyai makna sama yaitu mereka sudah sama-sama telah memberikan hidup dan nyawanya, 7. kematian kita bukan milik 7. Kami cuma tulang-tulang berserakan, Tapi adalah kepunyaanmu, Kaulah lagi yang tentukan nilai tulangtulang berserakan kita mereka adalah milik-Mu mereka akan berarti apa yang membuat mereka Mempunyai makna sama yaitu mereka merupakan milik kita semua
43

Karawang- Bekasi (Chairil Anwar 1946)

The Young Dead Soldiers (Archibald Macleish 1945)

44

dan kita yang dapat menilai mereka, 8. Anda yang harus mengatakan ini 8. Kaulah sekarang yang berkata Mempunyai makna sama yaitu bahwa kitalah yang harus melanjutkan perjuangan mereka.

6 tipografi .

a. Sama menggunakan huruf besar pada awal kalimat dan dengan tanda baca :

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliput debu. Kenang, kenanglah kami Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa (Karawang-Bekasi, bait ke 4-5)

They say, Our deaths are not ours, They are yours, They will mean what you make them. (The Young Dead Soldiers, bait ke 6)

b. Menggunakan pengulangan Pada puisi Karawang-Bekasi terlihat bahwa penyair menggunakan pengulangan pada kata kami yang digunakan untuk mempertegas siapa yang ingin diingat. Sedangkan pada puisi The Young Dead Soldiers, banyak menggunakan kata the say untuk menegaskan siapa yang berkata atau ingin menyamapaikan.

9 Tema .

Perjuangan

perjuangan

44

45

1 Makna 0 .

Pada puisi Krawang-Bekasi, Chairil mencoba menggambarkan para pejuang antara KrawangBekasi yang sudah tidak bisa berteriak lagi dan tidak bisa merasakan kemerdekaan. Tidak ada lagi yang peduli dengan perjuangan dan pengorbanan para pejuang, yang ada hanyalah keheningan bersama jam yang berdetak. Para pejuang yang telah mati muda, mereka ingin dikenang sebagai tanda penghargaan bagi mereka. Chairil juga menceritakan para pejuang yang sudah sekuat tenaga untuk membela bangsa dan negara hingga tidak punya arti lagi. Di akhir persajakannya Chairil juga menyampaikan pesan supaya selalu menjaga tokoh-tokoh bangsa yaitu Bung Karno, Bung Hatta, dan Bung Syahrir.

Sajak ini mengisahkan para prajurit muda yang mati ketika sedang berperang demi menciptakan perdamaian.. Tetapi dalam sajak itu tidak terikat oleh waktu dan tempat. Sajak tersebut juga tidak menyebutkan tentang kemerdekaan bangsa lain, dan musuh yang dilawan oleh para prajurit. Karena sajak tersebut diterbitkan setelah perang dunia II, mungkin para prajurit tersebut adalah prajurit Jepang, Amerika, Italia, Jerman atau Perancis. Perbedaanya puisi ini mengisahkan tentang perjuangan untuk perdamaian.

1 Amanat 1 .

Pada kalimat : Kenang-kenanglah kami Adalah sebuah himbauan, ajakan, pengharapan pada kita untuk senantiasa tidak melupakan perjuangan dari para pendahulu kita,walaupun para pejuang tersebut telah gugur. Kerja belum selesai,belum bisa

Hampir sama dengan puisi Karawang Bekasi, puisi The Young Soldiers pun memiliki amanat yang sama yaitu adalah sebuah himbauan, ajakan, pengharapan pada kita untuk senantiasa tidak melupakan perjuangan dari para pendahulu kita, walaupun

45

46

memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa Pada kalimat diatas tersirat makna untuk bekerja keras,melanjutkan pekerjaan yang belum tuntas, mempunyai etos kerja yang pantang menyerah. Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Pada kalimat diatas sangat tegas sekali pernyataan atau tujuan dari Sang Penyair yaitu supaya kita selalu konsisten dengan pernyataan kita,ucappan kita, janji-janji kita, sumpah kita dan semua yang pernah kita ucapkan dan pada kata impian mengandung makna suatu citacita.Kita harus punya impian yang sesuai dengan kondisi kita.Impian itu tidak lain adalah cita-cita bangsa kita. Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno,menjaga Bung Hatta, menjaga Bung Sjahrir Pada kalimat diatas yaitu Teruskan,teruskan jiwa kami. Menjaga Bung Karno,menjaga Bung Hatta,menjaga Bung Sjahrir mengandung makna kesetian rakyat kepada para pemimpinnya. Pejuangan tidak

para pejuang tersebut telah gugur. Dapat dilihat pada baris: They say, We leave you our deaths, Give them their meaning, Give them an end to the war and atrue peace, Give them a victory that ends the war and a peace afterwards, Give them their meaning, We were young, they say, We have died. Remember us.

46

47

akan berhasil,cita-cita tidak akan tercapai kalau tidak ada kesetiaan antara rakyat dengan pemimpinnya.

1 Suasana 2 .

menggambarkan tentang emosi semangat para pejuang dan keharuan demi merebut kemerdekaan bangsa Indonesia, sehingga dengan suasana yang muncul tersebut dapat mengorbankan semangat rakyat Indonesia untuk melanjutkan perjuangan.

suasananya menggambarkan tentang suasana ketakuatan, kesedihan, keharuan akan perdamaian dunia

Nada

Nada yang tersirat dalam puisi Chairil adalah mengobarkan semangat perjuangan,

sedangkan puisi Archibald memimpin perdamaian. Nadanya pun sama yaitu semangat dalam berjuang meraih perdamaian dunia.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perbandingan puisi Karawang Bekasi rarya Chairil Anwar dan The Young Dead Soldier karya Archibald Macleish adalah pada diksi, tipografi, tema, makna, amanat, suasana, nada. Diksi kedua puisi tersebut memiliki kemiripan yang tinggi seperti yang dijelaskan pada tabel di atas. Tipografinya pun sama yaitu rata kiri dan menggunakan titik koma. Temanya adalah perjuangan. Maknanya adalah suara hati seorang pejuang yang ingin dihargai dan diingat perjuangannya. Amanat yang terkandung di dalamnya anjuran untu mengingat jasa para pahlawan. Suasana pada kedua puisi tersebut menggambarka ketakutan, emosi.

2.2.3 Drama 2.2.3.1 Naskah Drama Sampek Engtay Karya N. Riantiarno

47

48

Unsur-Unsur Intrinsik Naskah Drama Sampek-Engtay a. Tema Tema adalah gagasan sentral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Sama halnya kisah Romeo-Juliet, secara garis besar, tema kisah Sampek- Engtay yaitu cinta sejati tidak akan mampu dihalangi oleh apapun termasuk perseteruan kedua keluarga. Cinta sejati akan selalu abadi sampai maut memisahkan jiwa dan raga. Cinta adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita, dan tidak akan ada seorang pun yang mampu menolaknya. Cinta itu bisa datang di mana saja, kapan saja, dan bagaimanapun caranya. Ia tidak mengenal kaya-miskin, cantik-jelek, tinggi-rendah, musuh-kawan, dan lain-lain. b. Alur atau Plot Plot yang digunakan pengarang dalam naskah drama ini merupakan plot maju atau progresif. Plot ini dimulai dari perkenalan, pemunculan masalah, penanjakan konflik, klimaks, penurunan konflik, dan diakhiri dengan penyelesaian masalah. Pengarang menyusun peristiwa-peristiwa yang ada berdasarkan hubungan sebabakibat (kausalitas). Plot utama dalam naskah drama ini adalah plot milik Engtay, sedangkan xcvii plot tambahan adalah plot milik Sampek. Adapun tahap-tahapan plot utama dalam naskah drama ini sebagai berikut. 1) Tahap situation (eksposisi), yaitu tahap pengenalan cerita yang berisi paparan awal cerita. Kisah cinta ini diawali dengan pengenalan kehidupan Sampek. Dijelaskan mengenai seorang gadis yang sangat menginginkan sekolah seperti halnya para lelaki pada jaman itu. Kedua orang tua Engtay tidak pernah menyetujui anaknya menempuh dunia pendidikan, karena seorang perempuan di masa itu tidak layak mendapatkan pendidikan, hanya dilatih bagaimana caranya mengurus rumah tangga, suami, dan anak-anak mereka kelak. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut. Engtay : Habis sudah dayaku, Suhiang, rasanya tidak mungkin lagi aku membujuk ayah ibu. Larangan mereka tidak bisa lagi diubah-ubah. Suhiang : Masa? Engtay : Aku akan menjadi gadis pingitan, menunggu lamaran calon suami. Aku akan menjadi perempuan bodoh yang tidak tahu betapa luasnya dunia ini. (SE : 23) Paparan mengenai keadan Engtay dilanjutkan dengan sikap Engtay yang tidak menyerah begitu saja dengan keadaannya. Engtay yang cerdik, berusaha memperdaya orang
48

49

tua, karena dulu orang tuanya pernah menantang Engtay agar dapat mengecoh orang tuanya sendiri. Maka diterimalah tantangan itu oleh Engtay, dengan bantuan dari Suhiang, pengasuhnya, Engtay berdandan ala laki-laki dan berpura-pura menagih hutang Tuan Ciok.. Pernyataan ini dapat dilihat dari kutipan berikut. Nyonya Ciok : Dia yang menyamar menjadi penagih hutang itu tadi. Anakmu! xcviii Ciok : Kamu? Kamu? Oooo, anak kurang ajar! Suhiang : Juragan besar, jangan, ingat dong, juragan besar kan pernah janji sedia mengizinkan pergi sekolah ke Betawi kalau Nona Engtay berhasil menipu juragan besar. (SE : 36) Tahap pengenalan selanjutnya adalah pekenalan antara Sampek dan Engtay di sekolah di Betawi. Dalam masa sekolah, Sampek sama sekali tidak mengetahui bahwa Engtay adalah seorang perempuan, padahal setiap hari mereka tidur satu ranjang. Engtay memahami bahwa Sampek adalahpemuda yang lugu dan mudah tertipu. 2) Tahap generating circumstante (inciting moment), yaitu tahap mulai munculnya masalah. Masalah-masalah mulai ditampilkan pengarang untuk kemudian

dikembangkan dan ditingkatkan kadarnya. Tahap ini dimulai dengan berangkatnya Engtay ke Betawi untuk bersekolah di sekolah Putra Bangsa . Pada saat perjalanan ke sekolah, Engtay bertemu dengan Sampek, mereka menjadi akrab dan memutuskan untuk menjadi saudara angkat. Hal ini sesuai dengan kutipan di bawah ini. Engtay : Saudara, boleh mulai sekarang saudara kupanggil Kakak? Kita kan bakal menjadi teman sekelas. Makin bebas kita bergaul, makin bisa kita saling tolong menolong. Saya malah punya niat menjadikan kakak saudara angkat saya. Kelihatannya saya lebih muda dari kakak. Itu kalau saudara setuju. Sukiu : Kenapa tidak? Majikan saya pasti setuju. Ke mana saja kita pergi, jangan musuh yang dicari, tetapi sahabat dan saudara. Itu niat yang mulia. bukan begitu juragan? Sampek : Setuju. (SE : 64) xcix Setelah keduanya resmi menjadi saudara angkat, mereka memutuskan untuk tidur sekamar, bahkan seranjang. Engtay takut apabila nanti ternyata Sampek adalah pemuda yang tidak baik. Tetetapi karena Engtay cerdas, dia membagi ranjang menjadi dua dengan seutas tali. Peraturannya adalah barang siapa yang melanggar batas tali tersebut, maka harus membayar denda. Untuk menegtehui apakah Sampek adalah pemuda yang baikatau bukan,
49

50

maka dengan sengaja Engtay melanggar batas tersebut. Terkejutlah Sampek karena Engtay melanggar peraturan yang dia buat sendiri. Karena Sampek orang yang jujur, maka hati Engtay menjadi tenang. Hal ini sesuai dengan kutipan di bawah ini. Engtay : ......... Ah, tetapi aku lega tidur satu kamar dengan lelaki bodoh yang jujur. Kehormatanku akan tetap terjaga. (SE : 82) Setahun sudah mereka tidur seranjang berdua, akan tetetapi Engtay masih aman. Sampek tidak mengetahui bahwa teman seranjangnya adalah seorang perempuan. Akhirnya pada saat di taman bunga Engtay mengaku kepada Sampek bahwa dirinya adalah seorang perempuan, semula Sampek tidak percaya, akan tetetapi Engtay membuktikannya. Hal ini sesuai dengan kutipan di bawah ini. Engtay : Sampek, aku bukan banci, aku perempuan. Lihat! (mencopot pakaiannya, dan kini hanya memakai pakaian perempuan) aku ini perempuan. Asli. Tulen. (SE : 145-146) Setelah itu, Sampek percaya dan langsung mengungkapkan perasaannya kepada Engtay bahwa Sampek mencintai Engtay. Tanpa didduga, ternyata Engtaypun mencintai Sampek. Bunga cinta mulai beemekaran di antara keduanya. Hal ini sesuai dengan kutipan di bawah ini. Sampek : Engtay.... Engtay : Sampek.... Sampek : Aku mencintaimu. Engtay : (jadi malu-malu kucing) aku juga... (SE : 148) 3) Tahap rising action, yaitu tahap penanjakan konflik yang terdapat di dalam cerita. Masalah-masalah yang mulai muncul meningkat kekompleksannya. Tahap ini dimulai ketika Sampek dan Engtay mulai menjalin kasih akan tetetapi tiba-tiba diketuklah kamar mereka, Engtay heran kenapa malam-malam seperti itu ada orang yang ingin masuk kamarnya, sepertinya ada kabar penting yang akan disampaikan, ternyata, yang mengetuk pintu tadi adalah Jinsim, Jinsim mengajak Engtay untuk pulang ke rumah, supaya menuruti perintah orang tuanya agar menikah dengan Macun. Engtay tidak dapat menolak perintah orangtuanya, maka dia mengikuti ajakan Jinsim. Sampek merasa kehilangan, begitu pula dengan kekasihnya, Engtay. Mereka tidak tahu kapa bisa bertemu lagi. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut.

50

51

Sampek : (sambil menangis) tak tahu kapan bisa bertemu lagi, hidupku sekarang seperti kabut. Menggigil dan tanpa kendali. Tidak tahu kapan bisa bertemu lagi. Segalanya tak pernah ada yang pasti. (SE : 161) Pernikahan paksa membawa dua sejoli ini ke gerbang perpisahan yang menyedihkan, padahal baru beberapa saat saja mereka mereguk manisnya dimabuk asmara. Dengan datangnya Jinsim, maka Sukiu, bujang Sampek akhirnya mengetahui siapa sebenarnya Engtay. Sukiu heran karena tuannya sangat polos, karena polosnya itulah Engtay masih suci, belum terjamah oleh Sampek atau siapapun. Pernyataan ini sesuai dengan kutipan berikut. Sukiu : Betul-betul Tuan belum sempat... begitu?... Sampek : (lemas) Ya, Sukiu, aku belum sempat menjamah, Engtay masih suci. (SE : 162) Konflik semakin menanjak ketika Engtay dijodohkan dengan Macun. Engtay menolak perjodohan tersebut dan hanya bisa menangis. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut. Kapten Liong : .... Pesta pernikahan anak-anak kita akan menjadi pesta paling hebat di Rangkasbitung dan tidak akan tertandingi sampai 100 tahun kemudian. Aku sangat bangga punya menantu Engtay. Engtay : (menangis, lari ke dalam) (SE : 181) Engtay hanya pasrah saja menunggu Sampek yang seharusnya datang di hari ke sepuluh sekak perpisahan mereka, akan tetetapi Engtay ragu. Engtay takut seandainya Sampek salah menghitung hari yang ditetapkan oleh Engtay. Pernyataan ini sesuai dengan kutipan di bawah ini. Engtay : .... Hari ini adalah hari ke sepuluh. Seharusnya Sampek datang untuk melamarku, seperti yang sudah dijanjikan. Tetapi mengapa belum datang juga, ya? Apa dia tak sanggup menghitung jumlah 8+2, 7+3, 6+4? Mudah sekali, masing-masing nerjmlah 10. (ketakutan) atau Sampek menghitung jumlah ketigatiganya? Dan menjadi 30? Oh, Sampek... Sampek..... kalau begitu nasib kita ditentukan oleh kebodohanmu. Oh, Sampek..... (SE: 168) Hari ke tiga puluh akhirnya datang juga. Sampek dan Sukiu bertandang ke rumah Engtay, dengan sangat senang, Engtay menerima kedatangan kekasihnya itu. Ketika Sampek pergi ke dalam kamarnya, Nyonya Ciok datang dan menemui Sampek, dengan berbagai akal Sampek menutup-nutupi kalau dirinya sudah tahu bahwa Sampek adalah seorang perempuan. Karena itulah nyonya Ciok tidak khawatir putri kesayangannya terjamah oleh seorang lelaki. Saat tuan Ciok dan nyonya Ciok kembali masuk ke dalam rumah, Sampek dan Engtay melepas rasa rindu mereka yang telah lama terpendam. Mereka mengungkapkan perasaan
51

52

galau yang mereka lami selama mereka berpisah. Pernyataan ini terlihat dari kutipan di bawah ini. Sampek : Sejak kau pergi, dunia gelap rasanya, setiap hari aku hanya menghitung-hitung kapan kita bisa bertemu lagi. Nasi yang kutelan rasa sekam, dan air minum serasa duri. Tidak satupun pelajaran dari guru yang masuk ke dalam kepalakuyang sudah penuh dengan kamu, kamu, kamu. Hidup sudah tak ada gunanya lagi tanpa kehadiranmu. Apakah kau juga merasa seperti yang aku rasa, Engtay? Engtay : Ah, Engtay, kamu membuat hatiku hancur berkeping-keping. Sampek : Lelaki yang jatuh cinta bisa memakai kata-kata berbunga. Aku tidak. Apa saja yang kukatakan memang begitu kenyataannya. (SE: 201-202) Penanjakan konflik semakin ketika orang tua Engtay mengetahui bahwa sebenarnya Sampek telah mengerti siapa sebenarnya Engtay karena Jinsim telah mengakuinya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. Jinsim : Tuan Sampek sebenarnya sudah tahu siapa nona Engtay. Nyonya Ciok : (kaget sekali) Kalau begitu, Tuan, aku mohon segeralah pergi. Engtay sudah kami tunangkan. Dan satu bulan lagi dia akan menikah di Rangkasbitung. Mohon pahamilah dan jangan berbuat yang aneh-aneh. Demi masa depan Engtay. (SE : 208) Dengan demikian, keluarga Ciok khawatir terhadap Kapten Liong, calon besannya. Maka dari itulah, Sampek disuruh cepat-cepat pergi dan meninggalkan Engtay. Perpisahan sangat mengharukan. Sampek memberikan potongan rambutnya kepada Engtay, karena hanya itulah yang Sampek miliki. Demikian halnya dengan Engtay. Dia memberikan tusuk kondenya kepada Sampek. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. Engtay : ... tak ada yang bisa kuberikan sebagai tanda mata selain tusuk konde ini. Anggaplah ini sama dengan aku. Kita tidak berjodoh kali ini, tetapi berdoalah agar pada penjelmaan lain kita akan ditakdirkan para Dewa menjadi pasangan kekasih yang saling mencinta. Sampek : Aku tidak punya barang berharga selain rambutku. Ini boleh kau anggap sebagai tandamata dariku. (SE: 206-207) 4) Tahap climax, yaitu puncak dari keseluruhan cerita. Konflik yang ada mencapai puncak dan tidak dapat dibendung lagi. Klimaks dalam kisah ini terjadi ketika Sampek mengetahui bahwa Engtay akan menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya,
52

53

Macun. Kebodohan Sampek membawa dia dan Engtay dalam masalah yang pelik. Hal ini dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Sampek : Engtay, Engtay, aku memang bodoh, akan tetetapi apa harus seberat ini penderitaan yang harus kutanggung akibat kebodohanku itu? Aku tidak sanggup, tidak sanggup.... (SE : 228) Mereka saling mencinta tetetapi apa daya, Engtay terlanjur dilamar oleh Macun. Orangtua Engtaypun memaksa Engtay untuk mau menuruti perintah mereka. Sampek mengalami sedih yang berkepanjangan karena ditinggalkan Engtay. Hal ini dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Sampek sakit payah, dia meracau terus. Sampek : tega sekali kamu memutuskan hubungan kita. Oh, aku tidak sanggup menyaksikan kau bersanding dengan lelaki lain, diiringi musik, berpakaian merah penuh ronce emas. Aku tidak sanggup hidup lagi, lebih baik aku mati, mati...... (SE: 227) Sampek tidak kuat lagi menahan penderitaan. Lama-kelamaan sakitnya semakin parah. Siapapun tak dapat menolong, Ibunya, Tabib, semua orang tak dapat menyembuhkan penyakit asmara Sampek. Penyakitnya hanya dapat disembuhkan oleh Engtay. Karena tidak mungkin Engtay datang, Sampek akhirnya pingsan, Nyoya Nio, Ibunda Sampek, kebingungan karena sampek pingsan di tangannya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Nyonya Nio : (menangis) Aduh Sampek, anakku, jangan begini, Nak. Jangan habis hanya lantaran cinta. Sampek, untuk apa mengingat-ingat gadis yang telah bertunangan? (SE : 2237) Melihat keadaan seperti itu, Nyonya Nio memerintahkan Sukiu untuk mengirimkan surat Sampek kepada Engtay. Tak perlu waktu yang lama, segeralah Sukiu menuju rumah Engtay, di sana Sukiu bertemu dengan Engtay, mengabarkan bahwa Sampek sakit parah dan hanya sembuh jika menikah dengan Engtay. Karena waktu dan keadaan yang tidak memungkinkan, Engtay tak dapat mengunjungi Sampek, hanya dapat membalas surat untuk Sampek. Setelah sampai di rumah Nyonya Nio, Sukiu segera membacakan surat Engtay kepada Sampek. Surat tersebut membuat Sampek memilih meningalkan dunia ini dari pada terus menerus dirundung duka. Isi surat tersebut dapat dilihat pada cuplikan di bawah ini.

53

54

Sukiu : Soal sakitnya kakak Sampek, saya punya obatnya. Harap perhatikan baik-baik. Carilah salju pada bulan Agustus. Otak dari ayam emas, hati ular naga hijau dari Lautan Timur. Jeroan burung Hong besayap putih, taring serigala berbulu merah dan berkaki lima, dan dua tetes air embun yang masih menempel di daun ketapang tepat pada jam dua belas siang. Campurkan semua itu lalu godok dalam panci berlian. Atas perkenan Dewa-Dewa pasti kakak akan sembuh...... kalau itu semua tidak dapat diperoleh, dipastikan 99,99 persen kakak akan meninggal..... kalau kakak sampai meninggal, kuburlah jasad kakak di pinggir jalan besar di pekuburan luar kota arah Rangkasbitung. Carilah tanah pekuburan di sebelah timur dan kuburan kakak harus menghadap ke barat. Pilihlah bongpay bewarna biru dan tatahlah nama kakak di batu nisan itu dengan huruf-huruf yang jelas. Di belakang hari, aku akan datang bersembahyang di kuburan kakak. Sekian surat dariku, dan harap jangan melupakan pesanku. (SE : 251-254) Sampek merasa hal itu benar adanya. Sudah tidak ada harapan apapun untuk hidup bersama dengan Engtay di dunia ini. Maka dari itulah setelah menyuruh Nyonya Nio melaksanakan pesan dari Engtay tersebut, maka Sampekpun mati dengan tenang. Hal ini dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Sampek : Dengar semua pesanku! Kuburkan aku seperti apa yang ditulis Engtay dalam surat itu. Aku yakin Engtay pasti akan datang ke kuburku. Tusuk konde ini tandamata dari Engtay. Taruhlah di piring pedupaan di atas kuburku. Jika dia datang, dia pasti tahu apa yang harus dilakukannya. Ibu, Ayah, aku minta maaf karena tidak bisa menjaga sampai Ayah, Ibu tua. Maafkan anakmu yang tidak berbakti ini. Aku merasa ajalku sudah dekat sekali. Iklaskan anakmu pergi. Tetapi ada satu permintaan, jangan benci sama Engtay, sebab dialah satusatunya gadis yang aku cintai. Selamat tinggal semuanya. Sampek mati, tangispun meledak. (SE : 255) 5) Tahap denonement, yaitu tahap penyelesaian konflik yang timbul. Denonemen dalam naskah drama ini dimulai dengan lewatnya iring-iringan tandu pengantin di pemakaman Sampek. Engtay meminta tandunya untuk berhenti terlebih dahulu, dia ingin sembahyang di pekuburan Sampek. Semua mengira Engtay hanya ingin menghormati kematian temannya dengan bersembahyang. Akan tetetapi

kenyataannya berbeda. Engtay tidak sembahyang melainkan ingin mememui jasad Sampek. Sepanjang jalan yang telah dilaluinya tadi, Engtay merasa semakin yakin kalau dia hanya mencintai sampek. Kemudian Engtay mengetuk-ngetukkan tusuk

54

55

konde ke kubur Sampek. Aneh tetetapi nyata, kubur Sampek terbuka, tiba-tiba Engtay masuk ke dalam kubur. Setelah mengetahui Engtay masuk ke dalam kubur Sampek maka Kapten Liong memerintahkan Macun untuk menggali kuburan itu. Nyonya Nio tidak terima kuburan anaknya digali. Nyonya Nio marah besar. Akan tetetapi setelah kuburan tergali, mereka tidak menemukan apapun selain dua keping batu biru, sepasang tawon kuning dan sepasang kupu-kupu. Yang akhirnya terbang ke langit yang biru. Semua langsung terhanyut dalam suasana syahdu. Pernyataan ini terlihat dari kutipan di bawah ini. Koor : sepasang kupu-kupu terbang ke langit sayapnya gemerlap memantulkan cahaya. ( memang betul demikian kejadiannya. Dari dalam kuburan terbang sepasang kupu-kupu, keduanya mengepakkan sayap terbang ke langit) (SE : 274) c. Penokohan dan Perwatakan Tokoh merupakan orang atau pelaku cerita, sedangkan penokohan adalah cara atau teknik yang digunakan pengarang untuk menggambarkan tokoh. Naskah drama SampekEngtay saduran N. Riantiarno ini menampilkan beberapa tokoh. Adapun tokoh utama dalam naskah drama ini adalah Sampek dan Engtay, meskipun posisi Sampek adalah tokoh utama tambahan. Tokoh tambahan dalam naskah drama ini meliputi, Tuan Ciok, Tuan Nio, Nyonya Ciok, Nyonya Nio, Sukiu, Jinsim, Suhiang, Macun, Antong, Kapten Liong, guru, murid dan lainnya. Berdasarkan keutamaan tokoh dan peranannya dalam cerita, tokoh utamalah yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. 1) Engtay a) Ciri fisik Engtay adalah seorang gadis muda yang cantik jelita. Ia mempunyai bentuk tubuh yang sempurna sehingga banyak pemuda yang tertarik padanya. Pemuda yang tertarik pada Engtay tidak hanya berasal dari kalangan rakyat biasa seperti Sampek, tetetapi juga dari kalangan bangsawan, seperti halnya dengan keluarga Macun. Macun adalah seorang bangsawan muda yang terkenal akan kekayaannya. Hal ini sesuai dengan kutipan di bawah. Sampek : Mungkin dia, bagaimana rupa nona kamu itu? Cantikkah dia? Suhiang : Kalau dibilang cantik, di kota ini memang Nona kami adalah yang paling cantik. Hanya cahaya bulan yang sanggup mengalahkan kecantikannya. Dan bukan saja cantik, tetetapi juga pintar. Semua kepandaian rumah tanggan dia bisa. Sebut saja apa!
55

56

Menyulam, memasak, berdandan, bisa! Nona kami juga pintar surat menyurat. Dia pandai menulis syair sindiran dan syair pasangan. Jika ada orang bertanya siapakah perempuan muda di Serang ini yang memenuhi persyaratan sebagai perempuan luar dalam, maka jawabannya hanya satu, Nona Engtay kami itu. (SE : 186-187) Engtay juga merupakan seorang gadis yang pandai mengurusi urusan rumah tangga, pandai membuat syair, berdandan, dan memasak. Selain itu kepandaiannya dibuktikan juga pada saat Engtay meperdaya orang tuanya dengan menyamar sebagai laki-laki penagih hutang. Hal ini sesuai dengan kutipan di bawah. Nyonya Ciok : Dia yang menyamar menjadi penagih hutang itu tadi. Anakmu! Ciok : Kamu? Kamu? Oooo, anak kurang ajar! Suhiang : Juragan besar, jangan, ingat dong, juragan besar kan pernah janji sedia mengizinkan pergi sekolah ke Betawi kalau Nona Engtay berhasil menipu juragan besar. (SE : 36) Engtay adalah seorang wanita perkasa yang tidak mau menyerah begitu saja pada nasibnya yang dilarang menempuh pendidikan oleh keluarganya. Dia selaku berpikir keras bagaimana dapat memeroleh pendidikan sebagaimana kaum lelaki. Suhiang : Jangan kelewat sedih, Nona, permpuan perkasa selau berusaha dengan akalnya supaya segala hal yang direncanakan terlaksana. (SE: 23) Kisah Sampek-Engtay ini merupakan kisah cinta sepasang anak muda dan ditujukan khususnya untuk para remaja. Oleh karena itu, kisah ini juga menggunakan tokoh utama yang berusia remaja. Ketika kisah ini berlangsung, usia Engtay masih muda, yaitu 17 tahun. Hal ini ditegaskan dalam kutipan berikut. Ciok : Engtay bulan depan genap 17 tahun. Tunggulah barang satu atau dua tahun lagi. Nanti akan kami beri isyarat kapan kamu boleh menjemput Engtay dengan tandu pengantin dari Rangkasbitung. (SE: 87) Adapun mengenai pakaian yang dikenakan Engtay pengarang tidak secara detail menjelaskannya. Pakaian yang dikenakan Engtay dalam kisah ini berupa pakaian wanita khas dari Cina. Akan tetetapi bisa dalam pakaian pengantin disebutkan bahwa pakaian Engtay berwarna merah menyala penuh ronce keemasan dan benang perak. Hal ini ditegaskan dalam kutipan berikut

56

57

Sebuah tandu pengantin yang digotong oleh kuli-kuli, ditaruh di tengah rombongan. Di dalam tandu, Engtay berbusana pengantin warna merah menyala penuh ronce keemasan dan benang perak. (SE : 259) b) Ciri psikologis Ditinjau dari ciri psikologis, Engtay adalah gadis yang lembut, rendah hati, dan bijaksana dan pintar. Ia juga seseorang yang istimewa karena kepandaiannya dan sikap kerasnya yang menuntut persamaan hak antara kaum laki-laki dan perempuan dalam hal memeroleh pendidikan. Karena pintar, terkadang Sampek salah paham dengan perkataan atau teka-teki Engtay, oleh karena itulah, Sampek terlambat datang menemui Engtay, dan terjadilah hal yang tidak mereka inginkan, yaitu perpisahan. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut. Nyonya Ciok : Dia yang menyamar menjadi penagih hutang itu tadi. Anakmu! Ciok : Kamu? Kamu? Oooo, anak kurang ajar! Suhiang : Juragan besar, jangan, ingat dong, juragan besar kan pernah janji sedia mengizinkan pergi sekolah ke Betawi kalau Nona Engtay berhasil menipu juragan besar. (SE : 36) Engtay : .... Hari ini adalah hari ke sepuluh. Seharusnya Sampek datang untuk melamarku, seperti yang sudah dijanjikan. Tetapi mengapa belum datang juga, ya? Apa dia tak sanggup menghitung jumlah 8+2, 7+3, 6+4? Mudah sekali, masing-masing berjumlah 10. (ketakutan) atau Sampek menghitung jumlah ketiga-tiganya? Dan menjadi 30? Oh, Sampek... Sampek..... kalau begitu nasib kita ditentukan oleh kebodohanmu. Oh, Sampek..... (SE: 168) Tokoh Engtay juga digambarkan sebagai sosok gadis bangsawan yang bermartabat. Di depan umum sikapnya selalu tenang, sopan, dan mampu menyembunyikan segala perasaan. Ia akan selalu tersenyum dan bersikap ramah meskipun hatinya menjerit sakit. Statusnya sebagai seorang bangsawan telah mengajarinya untuk selalu tersenyum bagaimanapun keadaan hatinya. Ia adalah orang yang tetap menjaga sikap dan tingkah lakunya sebagai bangsawan. Selain itu Engtay adalah pemeluk aliran kepercayaan yang ada di Cina. Dibuktikan dengan sembahyangnya dia di makam Sampek. Pernyataan ini sesuai dengan kutipan berikut. Kapten Liong : Engtay mau apa? Macun : Bersembahyang di makam teman. (SE : 265)
57

58

Ketika ia sedang bahagia ia tidak akan menampakkannya dengan berlebihan. Begitu juga sebaliknya, kesedihan yang melandanya akan ia simpan rapat-rapat di dalam hati. Perilaku seperti ini dilakukan untuk menjaga martabatnya sebagai bangsawan. Hal semacam ini tentu saja sudak dipelajari Engtay sejak dia masih kecil. Ia mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menjaga martabat keluarga. Hal tersebut dapat kita lihat dalam cuplikan naskah yang menunjukkan pada saat Engtay dipaksa kawin dengan Ciok, dia hanya dapat menyembunyikan perasaan, tidak berbicara sepatah katapun, hanya diam dan mengangguk. Pernyataan ini sesuai dengan kutipan berikut. Kapten Liong : (tertawa) bagaimana? Setuju? Ciok : Bagaimana Engtay, kau dengar sendiri rencana calon suamimu? Engtay : Diam saja Nyonya Ciok : Engtay, kau harus menjawabnya. Engtay : (Cuma mengangguk, Nyonya Ciok kurang puas) (SE: 181) Sosok Engtay juga digambarkan sebagai gadis yang pemberani, setia, dan tegar. Keberaniannya ini diwujudkan dengan perginya dia ke Betawi untuk menuntut ilmu. Kesediannya untuk mematuhi segala perintah orang tua, mulai dari disuruhnya Engtay pulang ke rumah padahal sedang menempuh pendidikan dan patuhnya Engtay ketika akan dinikahkan dengan Macun. Akan tetetapi Engtay masih setia mencintai Sampek. Setiap malam Engtay memikirkan Sampek, khawatir akan keadaan Sampek dan masih selalu berharap agar kelak dapat berjodoh dengan Sampek yan ia cintai. Dengan segala cara dia berusaha untuk menggagalkan pernikahannya dengan Macun walau harus terjun ke makam Sampek untuk mati bersama. c) Ciri sosial Tokoh Engtay merupakan terlahir sebagai putri Tuan Ciok, salah satu bangsawan asal Banten, Serang. Engtay merupakan anak tunggal dari keluarga tersebut sehingga ia adalah satu-satunya harapan tunggal Tuan Ciok. Pernyataan ini dapat dilihat dari kutipan berikut. Engtay : Saya Engtay, dari keluarga Ciok. Asal Banten, Serang. (SE : 61) Dalam kisah ini, keluarga Ciok adalah seorang keluarga kaya yang akan menjodohkan anaknya dengan Macun, seorang anak saudagar kaya raya. Keluarga Ciok terkenal sebagai keluarga kaya dan terhormat.
58

59

Nyonya Ciok : Hatimu memang baik, aku percaya. Untuk itu aku dan ayahmu memutuskan untuk tidak membuat kakimu kecil seperti yang sudah dilakukan oleh leluhur-leluhur kita. Lihat, kakiku sendiri masih kecil, dan apa yang kami putuskan itu menandakan kami sangat mencintaimu. Engtay : Ya, ibu. Nyonya Ciok : Apapun yang kamu inginkan sejak kecil, kami mengabulkannya. Bahkan waktu kamu ingin sekolah ke Betawi, niat yang sangat tidak lazim bagi kebanyakan perempuan bangsa kita, kami mengizinkannya juga. Kami percaya, meskipun kamu manja, kamu tidak akan tega membuat malu orang tua. Kami bangga kepadamu, Engtay. Engtay : Ya, ibu. Nyonya Ciok : Seumur hidup, aku dan ayahmu tidak pernah minta apapun darimu. Kali ini kami minta janganlah berbuat macam-macam. Kawinlah dengan Macun, pergilah bersamanya nanti kalau dia menjemputmu dengan tandu pengantin. Dan lupakan Sampek. Engtay : Ya, ibu, ya.... (SE : 214-215) Tokoh Engtay sangat dicinta keluarganya. Hal ini terlihat ketika Engtay dikabarkan meninggal dunia. Keluarga Ciok serasa ditutupi awan hitam. Gadis yang seharusnya mereka saksikan duduk di pelaminan ternyata memilih menjatuhkan tubuhnya ke dalam makan Sampek, pemuda yang sangat Engtay cintai. Sungguh sebuah tragedi yang memilukan bagi keluarga Ciok, bahkan keluarga Nio. Mereka hanya dapat memanggil nama Sampek dan Engtay Pernyataan ini dapat dilihat dari kutipan berikut. Koor : sepasang kupu-kupu terbang ke langit sayapnya gemerlap memantulkan cahaya. ( memang betul demikian kejadiannya. Dari dalam kuburang terbang sepasang kupu-kupu . keduanya mengepakkan sayap terbang ke langit) Nyonya Nio : Sampek..... Nyonya Ciok : Engtay..... (SE : 274) Layaknya seperti bangsawan pada waktu itu, Engtay juga mempunyai seorang pelayan. Pelayan tersebut merupakan pengasuh Engtay sejak kecil. Ia merupakan orang kepercayaan Nyonya Ciok. Sejak Engtay kecil, ia telah dipercaya untuk mengasuh dan mendidik Engtay hingga menjadi dewasa. Bagi Engtay, pengasuh itu adalah sahabatnya. Ia adalah tempat Engtay menceritakan segala kesedihan dan kebahagiaan yang dirasa. Engtay juga sangat mempercayai pengasuh tersebut. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut.
59

60

Suhiang : Jangan kelewat sedih, Nona, perempuan perkasa selalu berusaha dengan akalnya supaya segala hal yang direncanakan terlaksana. (SE: 23) Engtay : habis sudah dayaku, Suhiang. Rasanya tidak mungkin lagi aku membujuk ayah ibu. Larangan mereka tidak bisa diubah-ubah. Suhiang : Masa? Engtay : Aku akan menjadi gadis pingitan, menunggu lamaran calon suami. Aku akan menjadi perempuan bodoh yang tidak tahu betapa luasnya dunia ini. (SE : 23) Status sosial Engtay juga dapat dilihat dari calon suami yang dipilih oleh sang ayah, yaitu Macun. Macun adalah seorang bangsawan terhormat yang terkenal akan kekayaannya, dia merupakn anak Kapten Liong. Kekayaan Macun juga melebihi kekayaan Tuan Ciok. Tidak mungkin seandainya seorang rakyat biasa berani menjodohkan anaknya dengan seorang bangsawan, paling tidak ia sederajat. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut. Kapten Liong : Jangan terlalu repot. Pesta akan dipusatkan di Rangkasbitung. Aku sudah pesan ondel-ondel dan rombongan ahli akrobat dari Surabaya. Ada juga tukang sulap India dan kelompok Cokek Krawang. Malah paman Macun sudah ikrar mau mengundang grup Opera Bangsawan dari Penang. Pesta pernikahan anak-anak kita akan menjadi pesta paling hebat di Rangkasbitung dan tidak akan tertandingi sampai 100 tahun kemudian. Aku sangat bangga punya menantu Engtay. Engtay : (menangis, lari ke dalam) (SE : 181) Berdasarkan analisis yang telah dilakukan disimpulkan bahwa tokoh Engtay adalah seorang yang cantik dan muda, pemberani, cerdas, lembut, dan berasal dari kalangan bangsawan. Ia adalah putri dari Tuan Ciok. 2) Sampek a) Ciri fisik Ciri psikis melukiskan latar belakang kejiwaaan, kebiasaan, sifat dan karakternya, temperamen, keinginan, kecakapan, kecerdasan, dan keahlian khusus. Sampek adalah seorang pemuda tampan berusia lebih tua dari Engtay, sekitar 20 tahun, sopan namun agak pemalu. Hal tersebut dapat ditunjukkan ketika Sampek bertemu dengan Engtay pertama kali. Sampek menutupi wajahnya dan terus membaca buku hingga Engtay sulit menanyakan tujuan perjalanannya kepada Sampek pada saat di Betawi. Karena pemalu, maka Sampek kurang

60

61

beruntung dalam hal asmara dan sulit mendapatkan gadis pujaan. Hanya kepada Engtaylah Sampek menambatkan hatinya. Pernyataan tersebut tampak pada kutipan berikut. Engtay : Saudara, boleh mulai sekarang saudara kupanggil Kakak? Kita kan bakal menjadi teman sekelas. Makin bebas kita bergaul, makin bisa kita saling tolong menolong. Saya malah punya niat menjadikan kakak saudara angkat saya. Kelihatannya saya lebih muda dari kakak. Itu kalau saudara setuju. Sukiu : Kenapa tidak? Majikan saya pasti setuju. Ke mana saja kita pergi, jangan musuh yang dicari, tetapi sahabat dan saudara. Itu niat yang mulia. bukan begitu juragan? Sampek : Setuju. (SE : 64) Selain kemungkinan besar dapat dipahami bahwa Sampek memiliki Tubuh tidak terlalu tegap. Hanya dijelaskan bahwa Sampek adalah pemuda yang tampan dan sangat sopan. Pernyataan tersebut tampak pada kutipan berikut. Engtay : Bagaimana rupa mereka? Suhiang : kelihatan capek dan berdebu. Sang tuan sangat tampan dan sopan sekali. Sedangkan bujangnya bermata nakal. (SE : 193) Sementara itu, mengenai pakaian Sampek pengarang tidak menjelaskan secara mendetail. Berdasarkan cerita dapat disimpulkan bahwa pakaian yang dikenakan Sampek dalam keseharian adalah pakaian khas Cina biasa yang menutupi seluruh tubuh dengan rapat dan agak longgar. yang memudahkannya dalam bergerak. Adapun jika dilihat dari status sosial, pakaian Sampek merupakan pakaian rakyat Cina pada umumnya, karena Sampek bukanlah seorang yang kaya raya. Di bawah ini kutipan mengenai hal tersebut. Sampek : Yah, kamu memang orang kaya, tentu sudah ditunangkan oleh orang tuamu sejak kamu kecil. Aku tidak begitu, tidak ada yang mau dinikahi mahasiswa miskin macam aku ini. Aku memang harus berusaha keras mencari pangkat dan kekayaan dulu. Baru calon isteri mau medekatiku seperti laron mendekati cahaya lampu. (SE : 112) b) Ciri psikologis Sampek adalah sosok pemuda yang pemalu. Ia adalah pemeluk aliran kepercayaan di Cina yang masih memercayai Dewa-Dewa. Nilai-nilai agama tercermin dalam setiap perkataan dan perbuatannya yang penuh dengan sopan santun. Dalam kehidupannya, Sampek dapat dikatakan sebagai orang yang penuh syukur kepada Tuhan meskipun kehidupannya sangat sederhana. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
61

62

Sukiu : Maaf, majikan saya agak pemalu. Dia suka kikuk kalau ketemu kenalan baru. Betul, kami mau ke gedung Sekolah Putra Bangsa. (SE : 60) Engtay : ... tak ada yang bisa kuberikan sebagai tanda mata selain tusuk konde ini. Anggaplah ini sama dengan aku. Kita tidak berjodoh kali ini, tetapi berdoalah agar pada penjelmaan lain kita akan ditakdirka para Dewa menjadi pasangan kekasih yang saling mencinta. (SE : 206) Selain itu, Sampek merupakan pemuda yang tidak terlalu pintar, bahkan ia kalah dengan Engtay yang cerdik. Dalam naskah Sampek dan Engtay ini disebutkan selam satu tahun Sampek tidak pernah tahu siapa Engtay sebenarnya, padahal selama itu mereka satu kamar dan satu ranjang. Kemudian disebutkan pula bahwa Sampek salah memperhitungkan tanggal kapan dia akan bertemu dan melamar Engtay. Oleh karena kebodohannya, Sampek terlambat mendapatkan Engtay dan gagallah semua impian mereka. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut. Engtay : .... Hari ini adalah hari ke sepuluh. Seharusnya Sampek datang untuk melamarku, seperti yang sudah dijanjikan. Tetapi mengapa belum datang juga, ya? Apa dia tak sanggup menghitung jumlah 8+2, 7+3, 6+4? Mudah sekali, masing-masing nerjmlah 10. (ketakutan) atau Sampek menghitung jumlah ketigatiganya? Dan menjadi 30? Oh, Sampek... Sampek..... kalau begitu nasib kita ditentukan oleh kebodohanmu. Oh, Sampek..... (SE: 168) Sampek : Engtay, Engtay, aku memang bodoh, akan tetetapi apa harus seberat ini penderitaan yang harus kutanggung akibat kebodohanku itu? Aku tidak sanggup, tidak sanggup.... (SE : 228) Sampek juga digambarkan sebagai pemuda yang mudah patah hati. Ketika dia ditinggal dengan Engtay, maka lama-kelamaan di sakit, seluruh badannya menjadi lemas dan tidak bersemangat. Hidupnya hanya untuk mencintai Engtay, tidak ada seorangpun yang dapat menggantikan posisi Engtay di hatinya. Sampek juga mudah putus asa, sia memilih mati daripada berjuang mendapatkan kembali cinta Engtay. Sifat Sampek ini dapat dilihat dari kutipan berikut. Siang malam berbantal air mata. Sampek Cuma ingat Engtay tercinta. Patah tulang bisa disambung. Patah cinta sakit sampai ke jantung. Berpuluh gadis dibawa datang. Hati Sampek tetap tak goyang. Hanya Engtay pujaannya seorang. Gadis lain tak bisa dibandingkan. Nyonya Nio : (menangis) Aduh Sampek, anakku, jangan begini, nak. Jangan habis hanya lantaran cinta. Sampek, untuk apa mengingat-ingat gadis yang telah bertunangan? (SE : 237)
62

63

Sampek sakit payah, dia meracau terus. Sampek : tega sekali kamu memutuskan hubungan kita. Oh, aku tidak sanggup menyaksikan kau bersanding dengan lelaki lain, diiringi musik, berpakaian merah penuh ronce emas. Aku tidak sanggup hidup lagi, lebih baik aku mati, mati...... (SE: 227) Sampek : Sejak kau pergi, dunia gelap rasanya, setiap hari aku hanya menghitung-hitung kapan kita bisa bertemu lagi. Nasi yang kutelan rasa sekam, dan air minum serasa duri. Tidak satupun pelajaran dari guru yang masuk ke dalam kepalaku yang sudah penuh dengan kamu, kamu, kamu. Hidup sudah tak ada gunanya lagi tanpa kehadiranmu. Apakah kau juga merasa seperti yang aku rasa, Engtay? Engtay : Ah, Engtay, kamu membuat hatiku hancur berkeping-keping. Sampek : Lelaki yang jatuh cinta bisa memakai kata-kata berbunga. Aku tidak. Apa saja yang kukatakan memang begitu kenyataannya. (SE: 201-202) c) Ciri sosial Tokoh Sampek adalah pemuda yang berasal dari Pandeglang. Dia merupakan anak tunggal dari keluarga Nio. Karena itulah Sampek Sampek adalah seorang pemuda dari golongan rakyat biasa, kaum menengah. Hal tersebut ditunjukkan dengan biaya sekolahnya yang merupakan hasil dari beasiswa. Dengan kesederhanaannya inilah maka Sampek sulit mendapatkan Engtay yang telah ditunangkan dengan Macun, seorang pemuda yang jauh lebih kaya dar Sampek. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut. Sampek : Yah, kamu memang orang kaya, tentu sudah ditunangkan oleh orang tuamu sejak kamu kecil. Aku tidak begitu, tidak ada yang mau dinikahi mahasiswa miskin macam aku ini. Aku memang harus berusaha keras mencari pangkat dan kekayaan dulu. Baru calon isteri mau mendekatiku seperti laron mendekati cahaya lampu. (SE : 112) Sampek : Aku memang bukan orang kaya. Seberapa besar apapun juga dendanya, kalau memang sudah menjadi perjanjian, aku menurut saja. Bilang apa dendanya! (SE : 79) Layaknya para pemuda yang masih membutuhkan banyak arahan dari orang lain pada masa itu, Sampek juga mempunyai seorang pelayan pribadi. Pelayan inilah yang menjadi juru bicara Sampek di saat Sampek tidak mau berbicara kepada orang lain, pelayan tersebut bernama Sukiu. Sukiu adalah tempat berbagi cerita, berbagi keluh kesah, dan semua yang dirasakan Sampek. Dalam naskah drama ini Sukiu juga menjadi orang kepercayaan Sampek di saat Sampek mmbuthkan Engtay. Sukiulah yang megirimkan pesan dan surat kepada
63

64

Engtay. Sukiu juga adalah orang yang pertama diberi tahu oleh Sampek bahwa sesungguhnya Engtay adalah seorang Nona, seorang gadis, bukan laki-laki yang selama ini orang-orang ketahui di Sekolah Putra Bangsa. Pelayan tersebutlah yang membantu Sampek dalam menyiapkan segala keperluannya. Ia akan menemani Sampek ke mana saja dan dia juga akan melakukan segala perintah Sampek, termasuk menemani ke rumah Engtay untuk melamar Engtay. Kesetiaan pelayan tersebut juga sudah tidak dapat diragukan lagi sehingga Sampek berani mempercayakan rahasia kepadanya. Semua pernyataan tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut. Sukiu : Maaf, majikan saya agak pemalu. Dia suka kikuk kalau ketemu kenalan baru. Betul, kami mau ke gedung Sekolah Putra Bangsa. (SE : 60) Sukiu : Kenapa tidak? Majikan saya pasti setuju. Ke mana saja kita pergi, jangan musuh yang dicari, tetapi sahabat dan saudara. Itu niat yang mulia. bukan begitu juragan? Sampek : Setuju. (SE : 64) Sampek : Inikah rumahnya? Sukiu : Persis seperti yang tadi diberi tahu kusir kereta. Sukiu : Tok! Tok! Tok! Sampurasun, spada! Ada siapa di dalam sana? Sampek : Sepi sekali. Apa semua orang pada pergi? Ketuklah lagi! Sukiu : Tok! Tok! Tok! Sampurasun, spada! Ada siapa di dalam sana? Suhiang : Ya, ya! Ada. Ada apa? Siapa tuan-tuan? Sampek : Apa betul ini rumah Tuan Engtay? (SE : 185-186) Sampek : (sambil menangis) tak tahu kapan bisa bertemu lagi, hidupku sekarang seperti kabut. Mengigil dan tanpa kendali. Tidak tahu kapan bisa bertemu lagi. Segalanya tak pernah ada yang pasti. (SE : 161) Sukui : Jadi juragan Engtay itu Nona? Sampek : Ya. Sukiu : Dan Tuan baru tahu tadi pagi? Sukiu : Betul-betul Tuan belum sempat... begitu?... Sampek : (lemas) Ya, Sukiu, aku belum sempat menjamah, Engtay masih suci. (SE : 162)

64

65

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, tokoh Sampek digambarkan sebagai sosok yang sopan, berasal dari kalangan menengah, mudah patah hati, dan sedikit bodoh, akan tetetapi sangat setia kepada kekasihnya, rela mati untuk orang yang dia cintai. d. Setting atau Latar 1) Latar tempat Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. a) Betawi Di Betawi inilah Sampek dan Engtay pertama kali bertemu. Engtay yang kebingungan mencari sekolah, bertemu dengan Sampek di jalan. Akan tetetapi Sampek sendiri juga tidak tahu kota Betawi. Mereka sama-sama kebingungan, dengan demikian, mulailah keduanya berkenalan, Sampek yang pemalu, dikenalkan Sukiu kepada Engtay. Engtay langsung meminta Sampek untuk menjadi saudara angkatnya. Sukiu : Maaf, majikan saya agak pemalu. Dia suka kikuk kalau ketemu kenalan baru. Betul, kami mau ke gedung Sekolah Putra Bangsa. (SE : 60) Engtay : Saudara, boleh mulai sekarang saudara kupanggil Kakak? Kita kan bakal menjadi teman sekelas. Makin bebas kita bergaul, makin bisa kita saling tolong menolong. Saya malah punya niat menjadikan kakak saudara angkat saya. Kelihatannya saya lebih muda dari kakak. Itu kalau saudara setuju. Sukiu : Kenapa tidak? Majikan saya pasti setuju. Ke mana saja kita pergi, jangan musuh yang dicari, tetapi sahabat dan saudara. Itu niat yang mulia. bukan begitu juragan? Sampek : Setuju. (SE : 64) b) Sekolah Putra Bangsa Di sinilah tempat dua sejoli Sampek dan Engtay menimba ilmu sekaligus menginap sekamar. Mesikipun pada awalnya Sampek tidak tahu bahwa Engtay adalah seorang wanita, namun pada akhirnya di tempat inilah mereka berjanji menjalin kasih sehidup semati. Di tempat inilah Sampek dan Engtay saling menyerahkan hati dan merelakan semua yang dimiliki demi sang kekasih. Engtay : Mau apa di kamar? Di sini aku rasa lebih bebas....

65

66

Sampek : Maukah? Kau kuundang untuk omong-omong. Tetapi pakaian luarmu itu, pakailah lagi. Aku tidak ingin orang lain tahu. Engtay : Baiklah... (menurut) Sampek : Engtay.... Engtay : Sampek.... Sampek : Aku mencintaimu. Engtay : (jadi malu-malu kucing) aku juga... (SE : 148) c) Kebun Bunga Rumah Ciok Tempat Engtay melepaskan segala kepenatan hidup. Di sinilah tempat ia dapat mengungkapkan segala duka, kegelisahan, kebimbangan, kebahagian, dan permasalahan hidup dengan bebas tanpa gangguan. Tempat ini merupakan tempat Engtay membicarakan masalahnya kepada Suhiang. Tempat Engtay mengatur siasat untuk memperdayai kedua orang tuanya. Engtay : Habis sudah dayaku, Suhiang, rasanya tidak mungkin lagi aku membujuk ayah ibu. Larangan mereka tidak bisa lagi diubah-ubah. Suhiang : Masa? Engtay : Aku akan menjadi gadis pingitan, menunggu lamaran calon suami. Aku akan menjadi perempuan bodoh yang tidak tahu betapa luasnya dunia ini. (SE : 23) Suhiang : eh, tunggu dulu, apa Nona lupa, ayah Nona perna sesumbar begini aku akan kasih izin kamu sekoalah di Betawi,kalau kamu berhasil menipuku ha, tuh, tidak mau dicoba? Namanya juga usaha. Engtay : Dicoba bagaimana? Suhiang : Ya, menipu ayah Nona, begitu. Engtay : .......... kamu betul Suhiang. Kenapa akal ini tidak pernah kupikirkan, ya? Betul, mana baju lelaki itu? (SE : 23-25) d) Ruang Depan Rumah Keluarga Ciok Di ruangan inilah Engtay melancarakan aksinya menipu ayah dan ibunya dengan menggunkan baju lelaki. Saat orang tua Engtay keluar, mereka tidak tahu bahwa penagih hutang tersebut adalah Engtay. Karena dipaksa melunasi hutang oleh penagih hutang
66

67

tersebut, maka nyonya Ciok kaget dan akhirnya pingsan. Ruang depan rumah keluarga ciok di Serang, pagi. (Engtay sudah berpakaian lelaki, berjenggot, mengetuk pintu) (SE : 29) e) Ruang Tengah Rumah Keluarga Ciok Di ruangan inilah Suhiang dan Jinsim membicarakan Engtay yang sangat terobsesi ingin menimba ilmu di sekolah. Di tempat ini pulalah Engtay meyakinkan ibunya bahwa samarannya sebagai lelaki tidak akan terbongkar oleh orang lain. Ruang tengah rumah keluarga ciok di Serang, pagi. (Jinsim, Suhiang, dan Antong sedang kasak-kusuk. Dalang ikut nimbrung) (SE : 41) f) Kamar Tidur Sampek Engtay di Asrama Di sinilah tempat dua sejoli Sampek dan Engtay menginap sekamar. Mesikipun pada awalnya Sampek tidak tahu bahwa Engtay adalah seorang wanita, namun pada akhirnya di tempat inilah mereka berjanji menjalin kasih sehidupp semati. Di tempat inilah Sampek dan Engtay saling menyerahkan hati dan merelakan semua yang dimiliki demi sang kekasih. Kamar Tidur Sampek Engtay di Asrama. Malam. Betawi. (Dua sejoli tengah membaca peraturan yang ditempel di dinding-dinding. Sukiu membawa kopor-kopor dan menaruhnya di lantai) (SE : 77) g) Pasar Malam di Gambir. Tempat ini merupakan tempat Sampek dan Engtay berjalan-jalan setelah beberapa bulan menimba ilmu di sekolah. Mereka sangat gembira dapat menyaksikan ramainya pasar malam. Di tempat ini juga mereka nenonton berbagai macam pertunjukkan yang sangat meriah. Pasar Malam di Gambir, Betawi. Malam ( Murid-murid sekolah Putra Bangsa menonton tonil pasar, berbaur dengan para penonton lainnya, Sampek dan Engtay juga ada) (SE : 105) h) Kelas Sekolah Putra Bangsa Di sinilah Sampek, Engtay dan murid-murid lain menimba ilmu dan berguru tentang berbagai macam pelajaran kepada guru. Kelas Sekolah Putra Bangsa, di Betawi, pagi. (Guru tengah mengajari muridnya) (SE : 133) i) Taman Bunga di Tengah Kota Di tempat inilah Sampek dan Engtay hanya berdua saja saling bercerita. Di tempat ini juga pertama kali Engtay mengatakan yang sejujurnya kepada Sampek bahwa dia adalah
67

68

seorang perempuan. Pada saat Sampek tak percaya kalau Engtay adalah perempuan, Engtay nekat membuka pakaiannya dan ingin menunjukkan siapa sebenarnya dirinya. Taman Bunga di Tengah Kota (Di kebun bunga itu ada kolam penuh teratai dan belibis-belibis yang jinak sedang berenang-renang) (SE : 141) Engtay : Sampek, aku bukan banci, aku perempuan. Lihat! (mencopot pakaiannya, dan kini hanya memakai pakaian perempuan) aku ini perempuan. Asli. Tulen. (SE : 145-146) j) Balkon Rumah Engtay Di balkon inilah Engtay meratetapi kepergian Sampek, menanti kekasihnya yang tak kunjung datang dengan perasaan yang sangat gundah dan resah. Balkon Rumah Engtay, senja (Engtay menanti dengan resah) ( SE : 167) k) Rumah Engtay Di rumah inilah semua permasalahan diperbincangkan, mulai dari Engtay yang akan ke Betawi, keluarga Macun datang untuk melamar Engtay, Sampek yang bertandang untuk melamar Engtay juga, hingga Engtay akan dinikahkan dengan Macun. l) Kamar Tidur Engtay Di kamar inilah ibu Engtay, nyonya Ciok Memberi nasihat kepada Engtay agar menuruti kemauan orang tuanya yang selama memberikan segalanya untuk Engtay. Kamar Tidur Engtay, di Serang, Pagi. (Engtay menangis di ranjang, nyonya Ciok membujuk. (SE : 213) m) Jalanan di Pandeglang Di jalanan inilah rombongan arak-arakan pengantin Engtay dan Macun lewat. Seketika itu hati Sampek bagai disayat sembilu karena ditinggalkan sang kekasih. Jalanan di Pandeglang (Sedang ada arak-arakan nynyi tari Yapong dan pesta Lampion) n) Kamar Tidur Sampek Di kamar inilah ibu Sampek, nyonya Nio Memberi nasihat kepada Sampek agar menuruti kemauan orang tuanya yang selama memberikan segalanya untuk Sampek. Menasihati agar Sampek cepat melupakan Engtay karena Engtay sudar ada yang melamar. Di kamar ini pula Sampek terbaring lemah tak berdaya mengingat Engtay yang meninggalkannya. Kamar Tidur Sampek, di Rumahnya, Malam. (Sampek ssakit payah. Dia meracau terus) (SE : 227)
68

69

o) Jalanan Besar Luar Kota Pandeglang, dekat rumah Sampek Di jalan inilah rombomgan pengantin Engtay dan Macun melewati pekuburan Sampek. Jalanan Besar Luar Kota Pandeglang, dekat rumah Sampek, siang. ( musik gembira terdengar meriah, sebuah iringan pengantin lewat. Itulah iring-iringan tandu Macun yang tengah memboyong Engtay, Macun berpakaian mempelai pria berjalan gagah di dalam rombongan. Kapten Liong berjalan dengan bangga di samping putranya. (SE : 259) p) Pekuburan Sampek, di Luar Kota Pandeglang Di sinilah kisah tragis itu berakhir. Engtay nekat terjun ke dalam liang kubur Sampek. Semua merasa kehilangan. Kedua sejoli itu berubah menjadi sapasang kupu-kupu yang terbang ke langit. Pekuburan Sampek, di Luar Kota Pandeglang, siang. Engtay : Kau taruh tusuk kondeku di sini. Aku tahu apa yang kau harapkan dariku. Sampek, kuambil tusuk konde ini. Akan kuketuk-ketuk di kuburanmu. Kalau kita memang jodoh, kuburan ini pasti akan terbuka. Lalu aku akan masuk da menjadi satu dengan jasadmu untuk selama-lamanya. Tetapi kalau memang tidak berjodoh, tentu aku akan terus dibawa Macun ke Rangkasbitung dan jadi isterinya seumur hidup. Sampek, kau mati lantaran aku. Buktikan bahwa kematianmu tidak sia-sia. Aku ketukkan tusuk kode ini tiga kali. Terbukalah... terbukalah kuburmu ini! (SE : 268) Koor : sepasang kupu-kupu terbang ke langit sayapnya gemerlap memantulkan cahaya. ( memang betul demikian kejadiannya. Dari dalam kuburang terbang sepasang kupu-kupu . keduanya mengepakkan sayap terbang ke langit) (SE : 274) 2) Latar waktu Latar waktu dalam kisah Sampek-Engtay tercantum cukup jelas karena sudah disebutkan dai dalam naskah itu sendiri. Terdapat beberapa keterangan yang dapat dijadikan petunjuk mengenai waktu terjadinya peristiwa memilukan ini. Latar waktu tersebut berupa hari, siang, malam, senja, pagi, dan lain sebagainya. a) Malam hari Kamar Tidur Sampek Engtay di Asrama. Malam. Betawi. Dua sejoli tengah membaca peraturan yang ditempel di dinding-dinding. Sukiu membawa kopor-kopor dan menaruhnya di lantai) (SE : 77) Pasar Malam di Gambir, Betawi. Malam ( Murid-murid sekolah Putra Bangsa menonton tonil pasar, berbaur dengan para penonton lainnya, Sampek dan Engtay juga ada)
69

70

(SE : 105) Kamar Tidur Sampek, di Rumahnya, Malam. (Sampek ssakit payah. Dia meracau terus) (SE : 227) Jalanan di Pandeglang, Malam (Sedang ada arak-arakan nyanyi tari Yapong dan pesta Lampion) ( SE : 223) b) Siang hari Taman Bunga di Tengah Kota, siang (Di kebun bunga itu ada kolam penuh teratai dan belibis-belibis yang jinak sedang berenang-renang) (SE : 141) Jalanan Besar Luar Kota Pandeglang, dekat rumah Sampek, siang. ( musik gembira terdengar meriah, sebuah iringan pengantin lewat. Itulah iringiringan tandu Macun yang tengah memboyong Engtay, Macun berpakaian mempelai pria berjalan gagah di dalam rombongan. Kapten Liong berjalan dengan bangga di samping putranya. (SE : 259) Pekuburan Sampek, di Luar Kota Pandeglang, siang. (SE : 263) c) Senja Balkon Rumah Engtay, senja. (Engtay menanti dengan resah) ( SE : 167) d) Pagi hari Ruang tengah rumah keluarga ciok di Serang, pagi. (Jinsim, Suhiang, dan Antong sedang kasak-kusuk. Dalang ikut nimbrung) (SE : 41) Ruang depan rumah keluarga ciok di Serang, pagi. (Engtay sudah berpakaian lelaki, berjenggot, mengetuk pintu) (SE : 29) Kelas Sekolah Putra Bangsa, di Betawi, pagi. (Guru tengah mengajari muridnya) (SE : 133) Kamar Tidur Engtay, di Serang, Pagi. (Engtay menangis di ranjang, nyonya Ciok membujuk. (SE : 213) 3) Latar sosial Keadaan sosial yang tergambar dalam naskah drama Sampek-Engtay merupakan cerminan dari kehidupan bangsawan masyarakat Cina yang masih percaya akan tahayul dan mereka masih menggunakan aliran kepercayaan. Hal tersebut dapat dibuktikan pada teks yang menyebutkan bahwa Engtay bersebahyang di kuburan Macun. Selain itu di dalam naskah ini disebutkan beberapa kelas masyarakat. Yaitu bangsawan kaya raya, seperti keluarga Macun. Adapula kelas masyarakat biasa seperti halnya keluarga Sampek. Lain halnya dengan keluarga Engtay yang tegolong kelas menengah ke atas. Dalam naskah ini disebutkan bahwa Engtay menggajak jalan-jalan Sampek yang tidak punya banyak uang, kemudian betapa royalnya keluarga Macun dalam mengadakan pesta pernikahan untuk Engtay dan Macun. Hal ini sesuai dengan kutipan di bawah ini.
70

71

Kapten Liong : Engtay mau apa? Macun : Bersembahyang di makam teman. (SE : 265) Engtay : ... tak ada yang bisa kuberikan sebagai tanda mata selain tusuk konde ini. Anggaplah ini sama dengan aku. Kita tidak berjodoh kali ini, tetapi berdoalah agar pada penjelmaan lain kita akan ditakdirka para Dewa menjadi pasangan kekasih yang saling mencinta. Sampek : Yah, kamu memang orang kaya, tentu sudah ditunangkan oleh orang tuamu sejak kamu kecil. Aku tidak begitu, tidak ada yang mau dinikahi mahasiswa miskin macam aku ini. Aku memang harus berusaha keras mencari pangkat dan kekayaan dulu. Baru calon isteri mau medekatiku seperti laron mendekati cahaya lampu. (SE : 112) Sampek : Aku memang bukan orang kaya. Seberapa besar apapun juga dendanya, kalau memang sudah menjadi perjanjian, aku menurut saja. Bilang apa dendanya! (SE : 79) Kapten Liong : Jangan terlalu repot. Pesta akan dipusatkan di Rangkasbitung. Aku sudah pesan ondel-ondel dan rombongan ahli akrobat dari Surabaya. Ada juga tukang sulap India dan kelompok Cokek Krawang. Malah paman Macun sudah ikrar mau mengundang grup Opera Bangsawan dari Penang. Pesta pernikahan anak-anak kita akan menjadi pesta paling hebat di Rangkasbitung dan tidak akan tertandingi sampai 100 tahu kemudian. Aku sangat bangga punya menantu Engtay. Engtay : (menangis, lari ke dalam) (SE : 181) e. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kisah ini adalah sudut pandang persona ketiga atau gaya dia, pengarang atau narator berada di luar cerita. Pengarang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau variasi kata gantinya dan pengarang turut hidup dalam pribadi para tokohnya. Sudut pandang persona ketiga pengarang turut hidup dalm pribadi para tokohnya,dapat dirasakan bahwa N. Riantiarno banyak menggunakan pesan kepada para pembaca melalui tokoh yang ditampilkan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa sudut pandang yang digunakan dalam naskah drama Sampek-Engtay adalah sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang tersebut adalah sudut pandang pengarang dia mahatahu.

71

72

2.2.3.2 Naskah Drama Romeo Juliet Karya William Shakespeare Unsur-Unsur Intrinsik Naskah Drama Romeo-Juliet A. Tema Secara garis besar, tema kisah Romeo-Juliet yaitu cinta sejati tidak akan mampu dihalangi oleh apapun termasuk perseteruan kedua keluarga. Cinta sejati akan selalu abadi sampai maut memisahkan jiwa dan raga. Cinta adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita, dan tidak akan ada seorang pun yang mampu menolaknya.

B. Alur atau Plot Plot yang digunakan pengarang dalam naskah drama ini merupakan plot maju atau progresif. Plot ini dimulai dari perkenalan, pemunculan masalah, penanjakan konflik, klimaks, penurunan konflik, dan diakhiri dengan penyelesaian masalah. Pengarang menyusun peristiwa-peristiwa yang ada berdasarkan hubungan sebab-akibat (kausalitas). Plot utama dalam naskah drama ini adalah plot milik Romeo, sedangkan plot tambahan adalah plot milik Juliet. Adapun tahap-tahapan plot utama dalam naskah drama ini sebagai berikut. 1) Tahap situation (eksposisi). . Kisah cinta ini diawali dengan pengenalan kehidupan di Verona. Dijelaskan mengenai keadaan Verona pada saat terjadinya cerita. Pada saat terjadinya cerita, di Verona terdapat dua keluarga bangsawan yang sedang terlibat dalam permusuhan. 2) Tahap generating circumstante (inciting moment. Masalah-masalah mulai ditampilkan pengarang untuk kemudian dikembangkan dan ditingkatkan kadarnya. Tahap ini dimulai dengan pertemuan Romeo dan Juliet di pesta perjamuan makam di rumah Juliet. Kepedihan hati dan kerinduan akan cinta sejati menyebabkan Romeo mendatangi acara-acara pesta, termasuk perjamuan makan di rumah Juliet. Saat Romeo sedang mencaricari gadis impiannya, matanya membentur sesosok gadis cantik sempurna. Ia pun merasa menemukan gadis impian yang telah lama dicarinya. 3) Tahap rising action. Masalah-masalah yang mulai muncul meningkat

kekompleksannya. Tahap ini dimulai ketika terjadi perkelahian antara rombongan keluarga Capulet dan Montague. Pada awalnya Romeo tidak terlibat dalam perkelahian di gerbang kota tersebut. Saat Romeo sedang berjalan-jalan, ia mendengar bahwa perkelahian antara keluarganya dengan keluarga Capulet terjadi lagi. Romeo
72

73

pun datang untuk melerai, namun malang ia tidak dapat membendung luapan emosi dan terpancing oleh perkataan Tybalt. Perkelahian tidak dapat dihindari hingga akhirnya Tybalt terbunuh. 4) Tahap climax. Konflik yang ada mencapai puncak dan tidak dapat dibendung lagi. Klimaks dalam kisah ini terjadi ketika Romeo mengetahui bahwa sang istri meninggal dunia. Kegagalan Rahib Johanes menyampaikan surat kepada Romeo menyebabkan gagalnya rencana Rahib Lorenzo. Romeo pun menganggap bahwa Juliet benar-benar telah tiada, padahal kematian Juliet hanyalah rekayasa Rahib Lorenzo. Romeo mengetahui kematian Juliet dari Peter, sang pembantu setianya. Saat mendengar kematian Juliet, Romeo merasa seakan dunia runtuh dan menimpanya. Ia benar-benar sedih dan terpuruk. Orang yang paling dikasihi dan dicintai telah pergi untuk selamanya. Keputusasaan yang menyelimuti membutakan akal sehatnya. Ketika ia berjalan-jalan di Mantua, tanpa sepengetahuan Peter, Romeo membeli sebotol racun mematikan. Ia bermaksud untuk mengakhiri hidup dan menyusul Juliet ke alam kematian. 5) Tahap denonemen. Denonemen dalam naskah drama ini dimulai dengan perkelahian Romeo dan Paris. Perkelahian tersebut terjadi di makam keluarga Capulet pada malam hari setelah pemakaman Juliet. Romeo yang saat itu dalam keadaan putus asa sebenarnya tidak berniat untuk membunuh Paris. Akan tetetapi, perkelahian tidak dapat dihindari dan Paris pun akhirnya tewas.

C. Penokohan dan Perwatakan Naskah drama Romeo-Juliet karya William Shakespeare ini menampilkan beberapa tokoh. Adapun tokoh utama dalam naskah drama ini adalah Romeo dan Juliet, meskipun posisi Juliet adalah tokoh utama tambahan. Tokoh tambahan dalam naskah drama ini meliputi, Tuan Capulet, Tuan Montague, Nyonya Capulet, County Paris, Tybalt, Rahib Lorenzo, Peter, pengasuh Juliet, Theseus, Mercutio, pelayan apotek, Rosalinda, Rahib Johanes, sahabat Romeo, dan lainnya. Berdasarkan keutamaan tokoh dan peranannya dalam cerita, tokoh utamalah yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. Melalui gambaran tokoh utama inilah cerita terasa hidup dan utuh. D. Setting atau Latar

73

74

Latar atau landas tumpu cerita adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi. Lingkungan peristiwa tersebut bisa berupa lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik berupa tempat, bangunan-bangunan, keadaan lingkungan, dan sebagainya E. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kisah ini adalah sudut pandang persona ketiga atau gaya dia, pengarang atau narator berada di luar cerita. Pengarang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau variasi kata gantinya dan pengarang turut hidup dalam pribadi para tokohnya.

2.2.3.3 Analisis Perbandingan No. Aspek yang dibandingkan 1. Tema Sampek Engtay (N. Riantiarno) Bertema percintaan. Yaitu kisah cinta yang dihalangi oleh martabat atau kasta yang mnyebabkan cita mereka tidak direstui. Selain itu juga mengandung tema kawin paksa. Romeo and Juliet Karya (William Shakespeare) Bertema percintaan. Yaitu kisah cinta yang dihalangi oleh persetuan antara keluarga. Selain itu juga mengandung tema kawin paksa. Kisah cinta antara muda-mudi kota verona, Itali. Kisah cinta mereka terhalang oleh permusuhan keluarga mereka. 2. Alur/plot Memiliki alur yang maju Memiliki alur yang maju

3.

Tokoh/ penokohan

Engtay : adalah sosok wanita yang cantik dan baik hati. Dari keluarga bangsawan. Sampek : laki-laki yang tampan dan sopan

Juliet : adalah sosok wanita yang cantik dan baik hati. Dari keluarga bangsawan. Romeo : laki-laki yang tampan dan sopan Latar kehidupan masyarakat Cina, dengan budaya timur yang menjunjung tinggi

4.

Latar/setting

Berlatar kehidupan rakyat Verona, Italia dengan nilai-nilai budaya barat atau

74

75

Eropa.

nilai kesopanan, terutama kesopanan, kepatuhan terhadap orang tua.

5.

Sudut Pandang

Sudut pandang kedua naskah drama tersebut adalah sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang tersebut adalah sudut pandang pengarang dia mahatahu.

Sudut pandang kedua naskah drama tersebut adalah sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang tersebut adalah sudut pandang pengarang dia mahatahu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perbandingan naskah drama Sampek Engtay karya N. Riantiarno dan drama Romeo and Juliet karya William Shakespeare adalah pada tema, alur, penokohan, latar/setting, sudut pandang. Tema pada kedau naskah drama tersebut adalah percintaan yang dipisahkan oleh faktor keluarga dan juga kematian. Menggunakan alur maju. Penokohan pada naskah drama Sampek Engtay karya N. Riantiarno, yaitu Engtay adalah sosok wanita yang cantik dan baik hati. Dari keluarga bangsawan, sedangkan Sampek : lakilaki yang tampan dan sopan. Penokohan pada drama Romeo and Juliet karya William Shakespeare, yaitu Juliet adalah sosok wanita yang cantik dan baik hati. Dari keluarga bangsawan, sedangkan Romeo laki-laki yang tampan dan sopan. Latar kedua naskah drama tersebut juga memiliki perbedaan yang menggambarkan kehidupan para tokoh pada naskah drama.

75

76

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Pada karya sastra 3.2 Saran

76

77

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

Coelho, Paulo. 1988. Sang Alkemis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hirata, Andrea. 2006. Sang Pemimpi. Bandung: Bentang Iskandar, Yoseph. 1998. Perang Bubat. Bandung: Rakhmat Cijulang. Pitaloka, Dyah. 2005. Dyah Pitaloka, Senja Di Langit Majapahit. Jakarta :PT Bentang Pustaka Pradopo, Rachmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Waluyo, Herman J. 1995. Teori Dan Apresiasi Puisi. Jakarta:Erlangga Waluyo, Herman J. 2003. Drama dan Teori Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindiya Nandya Witama Yohanes, Benny. Sumbi dan Gigi Palsu.

Http://Downloads.Ziddu.Com/Downloadfile/7928214/SUMBIDANGIGIIMITASI.Doc.Html. Diunduh Tanggal 6 Januari 2013.

77

You might also like