You are on page 1of 8

BAB I KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN. Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang sehingga massaa tulang menurun, komponen matrik yaitu mineral dan protein berkurang, resorpi terjadi lebih cepat daripada formasi tulang sehingga tuang menjadi tipis. Pada tulang dengan osteoporosis terjadi penurunan ketebalan tulang kompakta dan peningkatan diameter rongga madulary. Kondisi di ataas menyebabkan terjadinya pelebaran rongga sumsum tulang dan saluran havers, trapekula berkurang dan menjadi tipis akibatnya tulang mudah retak. Tulang yang mudah terkena adalah vertebra, pelipis dan tengkorak. B. ETIOLOGI. Perkembangan osteoporosis sangat komplek meliputi faktor-faktor nutrisi, fisik, hormonal dan genetik. Adapun tiga faktor utama yang mempengaruhi osteoporosis adalah : 1. Defisiensi kalsium. Hal ini dikarenakan intake kalsium dalam makanan yang kurang/tidak adekuat. Menurunnya kalsium ada hubungannya dengan bertambahnya usia yaitu dengan berkurangnya absorbsi kalsium, tidak adekuatnya intake vitamin D atau penggunaan obat-obatan (heparin, alkohol, antasida ikatan fosfat,, kortikosteroid, fenitoin, isoniazid) dalam jangka waktu lama. 2. Kurangnya latihan yang teratur. Imobilisasi dapat menyebabkan proses menurunnya massa tulang. Olahraga atau latihan yang teratur dapat mencegah penurunan masssa tulang. Tekanan-tekanan mekanis pada latihan akan membuat otot-otot

berkontraksi yang dapat merangsang formasi tulang. 3. Perbedaan jenis kelamin. Hormon-hormon reproduksi mempengaruhi kekuatan tulang. Pada wanita post menopouse, hormon reproduksi dan timbunan kalsium tulang menurun. Hormnon yang sangat menurun adalah estrogen. Dengan demikian wanita lebih cepat dan berisiko mengalami osteoporosis daripada laki-laki. Padda laki-laki osteoporosis terjadi setelah usia 70 tahun. Selain tiga hal tersebut di atas, gangguan kelenjar endokrin dapat menyebabkan osteoporosis yaitu penyakit chusing, thyrotoxicosis atau hipersekresi kelenjar adrenal. Faktor risiko terjadinya osteoporosis antarra lain : kurang terkena sinar matahari, alkoholisme, banyak mengkonsumsi nikotin (perokok) dan kafein, kurang aktivitas fisik, ada riwayat keluarga dengan osteoporosis. C. PATOFISIOLOGI Patogenesis osteoporosis promr mempunyai faktor etiologi multipel sebagai akibat bertambanya usia, yang merupakan perpaduan antara turunnya pembentukan tulang ddan peningkatan reapsorpsi tung yang hasil akhirnya ialah hilangnya massa tulang. Beberapa hipotesis yang diajukan antara lain : kegagalan relatif osteoblast, defisit vitamin D dan kalsium akibat perubahan diet. Penurunan efisiensi absorpsi kalsium di usus ddan efisiensi kalsium di ginjal, penurunan kadar kalsitonin dan estrogen dan kenaikan kadar PTH.

D. MANIFESTASI KLINIS.

Osteoporosis mungkin tidak memberikan gejala kinis sampai terjadi patah tulang, nyeri dan deformitas biasanya menyertai patah tulang.

Dengan melemah dan kolapsnya korpus vertebra, tinggi seseorang dapat berkurang atau timbul kifosis dan individu menjadi bungkuk (kadang-kadang disebut dowagers hamp).

Adanya osteopenia gigi ditandai dengan gejala gigi mudah tanggal yang disertai reapsorpsi gusi ata banyak gusi yang goyah, dapat digunakan sebagai patokan kemungkinan adanya osteoporosis tulang.

E. KOMPLIKASI. Fraktur tulang panggul. Fraktur pergelangan tangan. Fraktur columna vertebaralis dan paha. Fraktur tulang iga. Fraktur radius.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK. Pemeriksaan sinar-X terhadap tulang memperlihatkan penurunan ketebalan tulang. CT scan densitas tulang dapat memberikan gambaran akurat mengenai tingkat massa tuang dan menentukan kecepatan penipisan tulang. G. PENCEGAHAN. Pencegahan osteoporosis dimulai sejak masa anakanak dan remaja yaitu kebiasaan berolahraga dan nutrisi yang adekuat untuk memperkuat tulang. Olahraga beban bahkan pada usia lanjut (>85 tahun),

telah dibuktikan dapat meningkatkan kepadatan tulang dan massa otot dan memperbaiki daya tahan fisik dan keseimbangan. Terapi estrogen-progesteron pengganti selama dan setelah menopouse dapat mengurangi pembentukan osteoporosis pada wanita. Kontra indikasi terapi penggantian estrogen adalah riwayat kanker payudara pada individu atau keluarga atau riwayat individu mengidap pembentukan pembekuan darah. Terapi testosteron dapat mengurangi osteoporosis pada pria. Suplemen kalsium dan vitamin D melalui makanan dapat mengurangi pembentukan osteoporosis baik pada pria maupun wanita. Hindari merokok. BAB II ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN. a) Riwayat Keperawatan Perawat perlu menanyakan adanaya : Rasa sakit/nyeri pada tulang punggung (bagian bawah), nyeri leher, merasakan berat badan menurun. Umur dan jenis kelamin biasanya diataas usia 50 tahun dan sering pada wanita, kurangnya aktifitas atau Imobilisasi. keadaan nutrisi misal kurang vitamin D, C dan kalsium. Mengkonsumsi alkohol dan kafein, merokok. Adanya penyakit endokrin : Diabetes melitus, Hipertiroidisme, hiperparatiroidisme, chusings syndom, acromegali, hypogonadism. b) Pemeriksaan fisik Lakukan penekanan pada tulang punggung apakah terdapat nyeteka, nyeri pergerakan. Periksa mobilitas amati posisi pasien yang nampak

membungkuk. c) Riwayat psikososial Penyakit ini terjadi pada usia tua dan lebih banyak pada wanita. Biasanya sering timbul kecemasan, takut melakukan aktifitas, dan perubahan konsep diri. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN. Diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien osteoporosis, pada umumnya adalah: a) Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan proses penyakit b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh untuk kalsium dan vitamin D c) Gangguan konsep diri : perubahan body image / harga diri berhubungan dengan proses penyakit d) Kurang pengetahuan tentang perawatan dirumah C. PERENCANAAN KEPERAWATAN. a. Gangguan mobilitas fisik Tujuan : Pasien dapat meningkatkan mobiltas dan aktifitas Gunakan matress dengan tempat tidur papan. Hal ini untuk memperbaiki posisi tulang belakang Bila ada indikasi, bantu pasien dengan menggunakan walker atau tongkat Bantu dan ajarkan untuk latihan ROM setiap 4 jam utnuk meningkatkan fungsi persendian dan mencegah kontraktur Ajarkan pada pasien untuk mencegah fraktur Bila pasien dianjurkan menggunakan brace punggung atau korset, perlu dilatih penggunaan dan jelaskan tujuannya yaitu untuk menunjang Rencana/tindakan keperawatan

tubuh/anggota badan. Beriakn analgetik, estrogen, kalsium dan vitamin D sesuai terapi dokter Berikan diet tinggi kalsium dan vitamin D sesuai terapi dokter Monitor kadar kalsium.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh untuk kalsium dan vitamin D Hasil yang diperkirakan : pesien menunjukkan masukan kalsium dan vitamin D yang adekuat, merencanakan menu 3 hari yang memberikan masukan yang cukup dari keduanya Rencana tindakan / intervensi Pastikan bahwa pasien memperhatikan pengetahuan tentang makanan tinggi kalsium : keju, susu, sayuran hijau, talur, kacang, biji wijen, tiram. Berikan pasien daftar makanan, temasuk jumlah relatif kalsium di masing-masing Ajarkan pasien bagaimana merencanakan menu yang hari c. Gangguan konsep diri Tujuan : Pasien dapat mengekspresikan perasaan, pasien dapat mengungkapkan kopinh yang positif. Rencana/tindakan keperawatan Bantu pasien dan untuk dengarkan mengekspresikan dengan penuh perasaannya memberikan masukan kalsium dan makanan diperkaya vitamin D yang cukup setiap

perhatian. Mencuptakan hubungan harmonis

sehingga timbul koordinasi Klarisifikasi bila terjadi kesalahan pemahaman tentang proses penyakit dan pengobatan serta perawatan yang diberikan. Meningkatkan koordinasi selama keperawatan Identifikasi bersama pasien tentang alternatif pemecahan masalah ayng positif. Dapat mengembalikan rasa percaya diri Bantu untuk meningkatkan komunikasi dengan keluarga dan teman d. Kurang pengetahuan tentang cara perawatan dirumah Tujuan: Pasien dan keluarga dapat memahami cara perawatan dirumah dengan benar Rencana/tindakan keperawatan Jelaskan pentingnya diit yang tepat, aktifitas yang sesuai serta istirahat yang cukup Jelaskan penggunaan obat yang diberikan secara detail Jelaskan pentingnya lingkungan yang aman misal lantai tidak licin, menghindari jatuh, menggunakn pegangan, menghindari gerakan cepat dan tiba-tiba Ajurkan untuk mengurangi kafein, alkohol, dan merokok bila pasien sebelumnya mengkonsumsi atau menghindarinya Jelaskan pentingnya follow-up

D. EVALUASI Tidak terjadi komplikasi Aktifitas dan mobilitas terpenuhi Perilaku yang adaptasi Memahami cara perawatan dirumah.

DAFTAR PUSTAKA

Bunga rampai, editor Waspadji, Sarwono dkk. 1996. Ilmu Penyakit Dalam. FKUI. Jakarta Corwin, Elizabet. J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta Carpenito, Lynda Jual. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 8. EGC. Jakarta Swearingen. 2000. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 2. EGC. Jakarta.

You might also like