Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kota Langsa merupakan salah satu Kota Otonom didalam wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam di bentuk berdasarkan undang - undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001 dan peresmiannya dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2001 oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Repubilk Indonesia. Kota Langsa merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur yang terletak paling ujung dari Provinsi Aceh dan merupakan kota sebagai pintu gerbang keluar masuknya arus barang dari dan ke Provinsi Sumatera utara. Sebagai kota pemekaran Kota Langsa terus memacu pelaksanaan pembangunan dari berbagai sektor termasuk sektor kelautan dan perikanan dengan berbagai sumber pendanaan baik yang bersumber APBK, APBA, APBN dan smuber dana swasta serta sumber dana lainnya . Dalam pelaksanaan proses pelaksanaan pembangunan tentu banyak
mendapatkan tantangan dan kendala-kendala yang dihadapi minimnya plotting anggaran dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi, rendahnya capaian target pendapatan asli daerah (PAD) sehingga menyebabkan terjadinya devisit anggaran hampir terjadi setiap tahun Namun ditengah berbagai tantangan yang dihadapi Pemerintah Kota Langsa tetap bekerja keras dengan rasa optimisme yang tinggi mencari dan menggali sumbersumber pendanaan dari berbagai pihak, dan patut kami syukuri pula bahwa dalam pengelolaan keuangan daerah Pemerintah Kota Langsa mendapakan Predikat Wajar Tanpa Pengecualian ( WTP ) dari Badan Pemeriksaan Repubik Indonesi ( BPK RI ) selama 2 (dua) tahun terakhir ini menunjukkan bahwa pelaksanaan roda Pemerintahan Kota Langsa semakin baik.
1.2. TUJUAN - Membangun / merehabilitasi sarana dan prasarana kelautan dan perikanan - Memperbaiki dan meningkatkan produktifitas lahan tambak - Meningkatkan perekonomian masyarakat wilayah pesisir - Membangun dan mengembangkan perikanan tangkap dan budidaya - Menciptakan sentra pengembangan perikanan budidaya 1.3. SASARAN - Terwujutnya pembangunan / rehabilitasi sarana dan prasarana kelautan dan perikanan - Terwujutnya perbaikan dan peningkatan produktifitas lahan tambak - Terwujutnya peningkatan perekonomian masyarakat wilayah pesisir - Terwujutnya pembangunan dan pengembangan perikanan tangkap dan budidaya - Terciptanya sentra pengembangan perikanan budidaya
permukiman/bangunan, persawahan. perikanan darat (tambak), perkebunan besar, hutan produksi, padang rumput (huma) dan penggunaan lainnya. Seberan lahan untuk pemukiman/bangunan seluas 7,34%, perikanan darat (tambak) 5,08%, perkebunan besar seluas 39,87%. perkebunan rakyat seluas 4,75% hutan lebat seluas 1,35%, hutan lindung seluas 9,78%, hutan produksi seluas 4,60%, padang rumput (huma) seluas 0,13% dan penggunaan lahan untuk lain-lain seluas 4,10%.
Konversi lahan tidak dapat terbendung tentu terjadi bukan hanya di Kota Langsa akan tetapi juga terjadi di daerah lainnya seiring dengan pesat pembangunan diperkotaan baik gunakan untuk pembangunan pabrik, perumahan, pusat perbelanjaan, perkantoran, untuk lahan tambak yang terkonversi dengan persentase yang sangat kecil dibandingkan sektor lainnya. Luas wilayah Kota Langsa 262,41 Km2 dengan panjang garis pantai 16 Km dan terdiri dan 5 (lima) Kecamatan yaitu : No. Kecamatan Luas Wilayah (Km2) 42,39 7,53 77,50 Desa/ Gampong Letak Ibu Kota Kecamatan Ket
1 2 3
15 10 12
Langsa Barat
59,95
13
Matang Seulimeng
75,04 262,41
16 66
Jumlah Penduduk Kota Langsa pada tahun 2010 jumlah penduduk kota langsa sebanyak 145,351 jiwa dan pada tahun 2011 jumlah penduduk kota langsa sebanyak 148.945 jiwa atau dengan tingkat pertumbuhan sebesar 0,24% yang tersebar pada 5 (lima) Kecamatan yaitu: No. 1 2 3 4 5 Kecamatan Langsa Lama Langsa Kota Langsa Baro Langsa Barat Langsa Timur Jumlah Jumlah Jiwa (Orang) 26.877 35.863 41.804 30.583 13.818 148.945 Jumlah Kepala Keluarga 5401 KK 7200 KK 10,088 KK 5529 KK 2466 KK 30,684 KK Ket
Sebagai daerah yang melingkup wilayah perkotaan yang berdekatan dengan Daerah Pesisir. Aktivitas Ekonomi masyarakat Kota Langsa lebih banyak pada sector tersier dengan andalan lapangan usaha perdagangan, hotel, restaurant. serta jasa - jasa, selanjutnya di susul dengan sector sekunder dengan andalan lapangan usaha industri pengolahan, dan sektor primer dengan andalan lapangan usaha pertanian, usaha perikanan dan nelayan. Khusus untuk usaha perikanan dan usaha penangkapan ikan di laksanakan dengan pola penggunaan teknologi yang sederhana (tradisional) dan juga dengan peralatan yang sederhana pula. Bila dalarn usaha perikanan di Kota Langsa dilakukan dengan menggunakan teknologi yang canggih dan fungsi tentu hasilnya akan dapat peningkatan kesejahteraan masyarakat yang efektif dan efesien.
2.2. POTENSI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN Kota Langsa yang memiliki 16 Km2 garis pantai berhadapan langsung dengan selat malaka dan memiliki alur - alur sungai yang besar membentang dan sebagian membelah Kota Langsa sehingga dapat dilalui oleh kapal - kapal besar baik kapal nelayan penangkapan ikan maupun kapal - kapal Niaga yang melakukan bongkar muat barang di pelabuhan Kota Langsa. Kota Langsa memiliki pelabuhan perikanan yang panjangnya mencapai 100 meter, di dukung dengan beberapa fasilitas lainnya seperti Tempat Pelelang Ikan (TPI) di pangkalan pendaratan ikan ( PPI ) kuala Langsa, Tempat Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPDN), Ice Storage, Cold Storage dan juga Pabrik Es dengan kapasitas 10 ton/hari, sebagai fasilitas Pendukung Dermaga Perikanan. Disamping Dermaga Perikanan milik Pemerintah Kota Langsa yang di bangun secara bertahap sejak tahun 2006 sampai 2012 yang bersumber dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kelautan dan Perikanan juga memiliki tangkahan - tangkahan pendaratan ikan yang dibangun dengan cara swadaya masyarakat tersebar di sepanjang sungai Kuala Langsa dan dijadikan tempat sandar kapal-kapal penangkap ikan, merupakan suatu potensi perikanan yang sangat prospektif untuk terus diberdayakan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai fasilitas pendukung bagi nelayan. Dilihat dari potensi perikanan, baik laut maupun perikanan darat termasuk tambak dan kolam, Kota Langsa memiliki prospek yang sangat cerah untuk pengembangan Sub.Sektor perikanan dan kelautan hal ini di dukung oleh kedudukan geografis daerah ini yang berada di perairan pantai selat malaka. Kota Langsa merupakan salah satu Daerah pengekspor hasil perikanan seperti ikan, udang dan kepiting yang mempunyai kualitas sangat baik.
Kota Langsa mempunyai 66 Desa Pesisir yang tersebar 5 (lima) Kecamatan yang ada dalam wilayah Kota Langsa dengan jumlah nelayan mencapai 5,241 orang menggantung hidupnya dari hasil melaut. Jumlah armada perikanan yang ada di Kota Langsa menurut jenis dan ukurannya yaitu: No. <5 GT 719 Kapal Motor Menurut Jenis (Unit) 5 10 10 20 20 30 GT 30 50 GT GT GT 55 34 5 40 Perahu Tanpa Motor 219 Jumlah
1.072
Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah armada perikanan di Kota Langsa 1,072 unit dan tentu tidak sebanding dengan Luas Lautan yang ada dalam wilayah Kota Langsa. Produksi hasil perikanan Laut rata - rata mencapai 8,695 ton/tahun dengan nilai produksi sebesar Rp. 205.600.600,000, jumlah ini terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Berikut table estimasi jumlah produksi Hasil tangkapan ikan per tahun dalarn wilayah Kota Langsa. No. 1 2 3 4 5 6 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Jumlah Produksi (ton) 33.000 23.245 9.261 10.513 Nilai Produksi (Rp) 742.028.425.760 500.915.012.000 188.420.870.000 213.893.597.466
Pangkalan Pendaratan Ikan Kuala Langsa Tempat Pelelangan Ikan Gp. Birem Puntong
LOKASI
KETERANGAN Peluang eksploitasi : 62,8% (137.005 ton/tahun) di ZEE (Pelagis besar). Home Base di Pelabuhan Perikanan Pantai (dalam proses pembangunan) . Eksport melalui Pelabuhan Kuala Langsa. Tersedianya SDM (Nelayan yang terampil). Tersedianya kawasan untuk pengembangan industri perikanan (UPI)
Kuala Langsa
Bahan Baku fiber glass dan Logam. Peralihan bahan baku pembuatan kapal ikan dari kayu ke fiber dan logam, karena moratorium logging. Produk kapal ikan dapat di eksport ke negara tetangga, dengan standar. Permintaan bahan alat perikanan yang tinggi.
2.2.1. PELABUHAN PERIKANAN Pelabuhan Perikanan merupakan wilayah di mana semua aktifitas bisnis perikakanan dilakukan yang menyediakan multi pelayanan terhadap aktifitas perikanan, menyerapkan tenaga kerja yang sangat besar, sector industry dan ekonomi. Pelabuhan perikanan kota langsa berdiri tahun 2003, hingga sekarang terus dilakukan pembangunan. INFORMASI UMUM a. Nama b. Klasifikasi c. ALamat d. Telepon e. Fax f. E Mail g. Website h. Kepala Pelabuhan KEADAAN LINGKUNGAN a. Sungai/Teluk/Pantai b. Provinsi c. Kota d. Kecamatan e. Desa/Kelurahan f. Posisi Geografis g. Jarak Terhadap Ibu Kota Provinsi Ibu Kota Kab./Kota Ibu Kota Kecamatan Bandara Udara Pelabuhan Lain : : : : : 450 10 8 2 Km Km Km Km Km 10 : : : : : : Sungai Aceh Langsa Langsa Barat Kuala Langsa 4 o 31 04 LU 98 o 00 53 BT : : : : : : : : Pangkalan Pendaratan Ikan Kuala Langsa Type Jl. Kuala Langsa KM.8 Gp. Kuala Langsa Langsa Barat Kota Langsa 0641 426463 / Hp. 0852 6223 2110 0641 426463 dkp_family @ yahoo.co.id -
Tabel. 1.1. Fasilitas di PPI Kuala Langsa Tahun 2011 NO. A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 FASILITAS FASILITAS POKOK Lahan Pagar Keliling Dermaga (Wharf/Pier) Turap/Revetment Pemecah Gelombang Kolam Pelabuhan/Alur Sungai Kedalaman Kolam/Alur Jalan Komplek Drainase . FASILITAS FUNGSIONAL Kantor Administrasi Pelabuhan Kantor Syahbandar Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tangki Air + Instalasi Tangki Solar + Instalasi/SPDN Lisrtik + Instalasi Genset + Instalasi Pabrik Es Cold Storage Dock/Slipway Bengkel Tempat Perbaikan Jaring Transit Sheed Lab. Pembinaan Mutu Cold Storage Gedung Pengekapan Telepon Internet SSB Rambu-rambu Lampu Suar Menara Pengawas Parkir Kendaraan Kendaraan Pelabuhan Fork Lift IPAL .. VOLUME 3 880 200 4 8 1.800 200 UNIT Ha M m2 M M Ha M m2 M
B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
200
200
400
m2 m2 m2 KL KL KVA KVA Ton Ton GT m2 m2 m2 m2 m2 m2 Unit Unit Unit Unit Unit Unit m2 Unit unit/ton Unit
11
C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Fasilitas Penunjang Balai Pertemuan Nelayan Rumah Kepala Pelabuhan Rumah Syahbandar Rumah Staf Mess Operator Pos Jaga Pos Pelayanan Terpadu Tempat Ibadah MCK Umum Kios Nelayan Keselamtan Pelayaran Kebersihan, Keamanan, dan Ketertiban Bea dan Cukai Keimigrasian Pengawas Perikanan Puskesmas Karantina Ikan Pegadaian Asuransi Bank atau Lebaga Keuangan lainnya Komputer Rumah Staf Guest House Mess Nelayan Unit unit/m2 m2 unit/m2 4 7 1 m2 m2 m2 m2 m2 unit/m2 m2 m2 unit/m2 unit/m2
12
Tabel 1.2. Industri Perikanan LUAS LAHAN (m2) 200 200 600
NO. 1 2 3
NAMA PERUSAHAAN PABRIK ES PPI KUALA LANGSA COLD STORAGE PPI KUALA LANGSA KOPERASI LAOT BIRU
Arah Kebijakan Strategis dan Program kerja Bidang Kelautan dan Perikanan Kota Langsa yang berdampak pemerataan akibat peningkatan kesejahteraan melalui Pengelolaan, Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Terintegrasi . 2.3.1. Arah Kebijakan Strategis Arah Kebijakan Stratedis bidang Kelautan dan Perilanan Kota Langsa sebagai berikut: 1. Pemberdayaan Ekonomi 2. Pengendalian dan kelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan 3. Revitalisasi perikanan 4. Pengembangan SDM 5. Penguatan kelembagaan usaha 6. Pengembangan kawasan
2.3.2. Kebijakan
Kebijakan Pembangunan Bidang Kelautan dan Perikanan Kota Langsa terdairi dari :
13
1. Pembangunan Development)
Berbasis
Sumberdaya
Lokal
(Local
Resources
Based
Jenis sumberdaya kelautan dan perikanan setempat yang strategis dan mempunyai nilai ekonomis penting, perlu diketahui stock assesment sehingga pemanfaatan sumberdayanya tidak melampaui daya dukung lingkungan. 2. Pembangunan Berbasis Komunitas (Community Based Development) Masyarakat kelautan dan perikanan dapat memanfaatkan sumberdaya secara optimal, lestari dan berkelanjutan. Dalam community based lebih diarahkan pada kegiatan dan kemampuan budidaya untuk mencegah terjadinya over exsploited sumberdaya yang tersedia. 3. Pembangunan Berbasis Pasar (Market Based Development) Hasil dari pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan secara optimal, lestari dan berkelanjutan diarahkan untuk dapat dipasarkan keluar daerah maupun eksport melalui kerja sama dunia usaha untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat setempat serta peningkatan pendapatan anggaran daerah dan devisa 2.3.3. Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Kelautan dan Perikanan Kota Langsa mempunyai lima ( 5 ) Arah Kebijakan : Menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat di wilayah pesisir melalui diversifikasi jenis usaha; Melaksanakan pengawasan & pengendalian sumberdaya pesisir, kelautan & perikanan melalui peningkatan koordinasi dengan lintas sektor; Melakukan percepatan revitalisasi melalui pembangunan/pengembangan sarana dan prasarana pokok perikanan tangkap dan budidaya; Pengembangan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan; dan Pengembangan sumberdaya perikanan.
14
Dalam pelaksanaan pembangunan perikanan tentu dihadapkan pada berhagai masalah yang sangat komplik sehingga memerlukan perhatian yang serius dan semua stecholder yang ada baik lingkungan Pemerintah/Kota Langsa. Provinsi maupun Pemerintah Pusat. Berbagai masalah yang terindetifikasi sebagai berikut: 1. Penangkapan ikan secara illegal (illegal fishing) atau penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap Trawl (pukat harimau) masih banyak terjadi di perairan Kota Langsa berdampak pada kerusakan ekosistem laut seperti terumbu karang atau dengan kata lain dapat membahayakan kelestarian sumberdaya ikan atau lingkungannya. 2. Sarana dan prasarana Pangkalan Pendaratan ikan yang belum memadai. minimmya fasilitas fungsional dan penunjang seperti mobil crane dan alat pendukung lainnya. 3. Kurangnya keberpihakan kebijakan penganggaran terhadap sektor kelautan dan perikan. 4. Secara specifik berbagai permasalahan yang terjadi ditengah upaya pembangunan kelautan dan perikanan sebagai berikut : Sebagian besar nelayan Aceh dalam katagori masyarakat miskin. Terjadinya illegal fishing, unregulated dan unreported fishing diperairan pantai timur dan barat Provinsi Aceh. Armada tangkap masih konvensional (skala kecil dan tradisional). Sarana dan prasarana pendukung perikanan tangkap masih terbatas. Pemanfaatan potensi budidaya tawar dan laut belum optimal. Industri pengolahan hasil perikanan masih tradisional.
15
Akses pasar ekspor belum langsung ke negara tujuan. Akses permodalan usaha perikanan lemah. Rendahnya minat investor bidang usaha perikanan. Dukungan SDM yang berkompetensi sangat terbatas.
Bertitik tolak pada berbagai permasalahan seperti tersebut diatas maka beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah : Menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat di wilayah pesisir melalui diversifikasi jenis usaha; Melaksanakan pengawasan & pengendalian sumberdaya pesisir, kelautan & perikanan melalui peningkatan koordinasi dengan lintas sektor; Melakukan percepatan revitalisasi melalui pembangunan/pengembangan sarana dan prasarana pokok perikanan tangkap ; Pengembangan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan; dan Pengembangan sumberdaya perikanan.
16
V. PENUTUP
Demikian Laporan Pelaksanaan Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kelautan dan Perikanan pada Dinas Kelautan Perikanan dan Pertanian Kota Langsa saya susun ,mudah-mudahan dalam penulisan ini bisa dijadikan acuan dalam Pembinaan dan Pengembangan usaha Perikanan tangkap. 4.1. Dukungan lintas Sektor Pembangunan, Pengembangan dan Pembinaan sektor Perikanan dan Kelautan Kota Langsa mendapat dukungan dari instansi sebagai berikut:
a. Dinas Pekerjaan Umum kota langsa. b. Dinas Kesehatan Kota langsa. c. POLAIRUD Kota Langsa. d. KAMLA Kota Langsa. e. Panglima Laot Kota Langsa f. Unsur / Tokoh/lembaga adat setempat
17