You are on page 1of 2

Setiap manusia di dunia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup bahagia.

Kehidupan yang bahagia tersebut tentu saja harus ditunjangdengan fondasi yang kuat, yaitu hati dan pikiran yang tenang serta selarasyakni mampu mengendalikan emosi dan dorongan batin yang negatif. Apabilakita sebagai manusia tidak mampu untuk mengendalikan dorongan-dorongannegatif yang berasal dari dalam diri kita maka terciptalah perasaan cemas yangberujung kepada stres.Stres merupakan hal yang tak terhindarkan dalam hidup manusia.Setiap orang pernah dan akan mengalaminya, dengan kadar ringan berat yangberbeda. Hal ini merupakan pengaruh dari perubahan-perubahan sosial yangserba cepat sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi yang telah mempengaruhi nilai-nilai moral etikadan gaya hidup, dimana tidak semua orang mampu meyesuaikan diri,tergantung atas kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing individu(Hawari, 2001).Stres adalah munculnya reaksi psikologis yang membuat seseorangmerasa tegang atau cemas yang disebabkan ketidakmampuan mengatasi ataumeraih tuntutan atau keinginannya (Agoes, 2003). Stres sendiri bisa berasaldari individu, lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal dan dapat pulaberasal dari tempattempat dimana individu banyak menghabiskan waktunya seperti kantor dan tempat pendidikan. Tubuh manusia dirancang khusus agarbisa merasakan dan merespon gangguan psikis ini, agar manusia tetap waspadadan siap untuk menghadapi atau menghindari bahaya (Pedak, 2009).Mahasiswa, dalam kegiatannya, juga tidak terlepas dari stres. Stresoratau penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupanakademiknya, terutama dari tuntutan eksternal dan tuntutan dari harapannyasendiri. Tuntutan eksternal dapat bersumber dari tugas-tugas kuliah, bebanpelajaran, tuntutan orang tua untuk berhasil di kuliahnya, dan penyesuaiansosial di lingkungan kampusnya. Tuntutan ini juga termasuk kompetensiperkuliahan dan meningkatnya kompleksitas materi perkuliahan yang semakinlama semakin sulit. Tuntutan dari harapan mahasiswa dapat bersumber darikemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran (Heiman & Kariv, 2005).Stres yang tidak mampu dikendalikan dan diatasi oleh individu akanmemunculkan dampak negatif. Pada mahasiswa, dampak negatif secarakognitif antara lain sulit berkonsentrasi, sulit mengingat pelajaran, dan sulitmemahami pelajaran. Dampak negatif secara emosional antara lain sulitmemotivasi diri, munculnya perasaan cemas, sedih, kemarahan, frustrasi, danefek negatif lainnya. Dampak negatif secara fisiologis antara lain gangguankesehatan, daya tahan tubuh yang menurun terhadap penyakit, sering pusing,badan terasa lesu, lemah, dan insomnia. Dampak perilaku yang muncul antaralain menunda-nunda penyelesaian tugas kuliah, malas kuliah, penyalahgunaanobat dan alkohol, terlibat dalam kegiatan mencari kesenangan yang berlebih-lebihan serta berisiko tinggi (Heiman & Kariv, 2005).

3 Penelitian mengenai prevalensi stres pada mahasiswa keperawatan telahdilakukan pada beberapa universitas. Di Thailand, penelitian yang dilakukanterhadap 100 mahasiswa menunjukkan bahwa prevalensi stres pada mahasiswaadalah 38% (Saipanish, 2003). Penelitian sejenis dilakukan oleh Sherina

padatahun 2004 di Malaysia dengan 396 partisipan, prevalensi stres mahasiswakeperawatan adalah 41,9%.Di Indonesia sendiri pernah diteliti oleh Ghani (2007) di AkperPemerintah Kota Tegal dengan 94 partisipan, diketahui bahwa prevalensi strespada mahasiswa keperawatan adalah 57% dimana 21,5% diantaranyamerupakan stres ringan, 15,8% stres sedang, dan 19,6% stres berat.Berdasarkan hasil penelitan Tawi pada tahun 2010 tentang stress padamahasiswa Akper Jabal Ghafur Sigli dalam penyusunan karya tulis ilmiah didapatkan hasil bahwa mayoritas mahasiswa mengalami stress tingkat sedangyaitu sebanyak 44,89% dan yang paling sedikit adalah stres berat 2,04%sedangkan stres ringan 42,85% dan tidak stres sebanyak 10,20%.Hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa yang sedangmempersiapkan dirinya untuk mengikuti Ujian Akhir Program (UAP),mayoritas mahasiswa mengatakan mengikuti Ujian Akhir Program menjadibaban sangat berat kerana harus melewati beberapa tahap yang diwajibkan olehakademik, diantranya adalah penyusunan KTI, seminar proposal KTI, sertaUjian Klinik di rumah sakit.Namun jika ditinjau dari definisi sebenarnya, Stresmerupakan kondisi ketika individu berada dalam situasi yang penuh tekanan

atau ketika individu merasa tidak sanggup mengatasi tuntutan yangdihadapinya (Murray Evans, 2002).

4 Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa stres merupakan kondisiyang umumnya dialami oleh mahasiswa keperawatan. Oleh karena itu, penelititertarik untuk meneliti tingkat stres pada Mahasiswa Akademi keperawatanPemerintah Kabupaten Pidie dalam menghadapi Ujian Akhir Pendidikan(UAP) tahun 2012

You might also like