Professional Documents
Culture Documents
Jl. Ring Road Barat Cambahan Nogotirto Gamping Sleman Telepon 0274627125, Email : sditalam@gmail.com Blog : www.sekolahalamjogja.wordpress.com
Latar Belakang
Keprihatinan terhadap kondisi dunia global :
1. Manusia berada dalam satu bumi tetapi berbeda dunia. Ada dunia yang maju-ada yang terbelakang, dunia yang kaya raya-ada yang miskin papa, ada yang super powerada yang super lower. Pada dataran kenyataan akhirnya sering terjadi yang maju mendzalimi yang terbelakang, yang kaya mencurangi yang miskin, yang kuat menindas yang lemah. Kita menginginkan suasana baru Satu Bumi Satu Dunia saling mengenal, saling memahami, saling menolong dan saling menanggung. Demikian Allah menciptakan umat manusia berbangsa-bangsa untuk saling mengenal, menegakkan nilai-nilai Illahiyah, memakmurkan bumi v dan seterusnya. Q.S Al Hujurat : 12
2.
Hilangnya Kepemimpinan Islam, bergantinya Peradaban Islam ke Peradaban Materialisme mengakibatkan Cita-cita Hidup Bersama Umat Manusia tidak dapat diwujudkan, sebab Islam adalah agama fitrah sedang peradabadan barat adalah agama yang dibangun diatas landasan hawa nafsu. Oleh karena itu umat Islam harus tampil mengembalikan hak umat manusia untuk dipimpin oleh ummat yang terbaik menuju kepada kebaikan dan menjauhi keburukan .Q.S. Ali Imran : 110. Dari mana dimulai , Akan kita mulai dengan mewujudkan pendidikan islami.
2.
Sekularisme pendidikan, pemisahan antara yang disebut agama dengan lainnya. Nilai agama hanya diberi hak mengatur hubungan manusia secara privat dengan tuhan. Sedang urusan social ditentukan sendiri oleh manusia tanpa campur tangan tuhan. Peran agama menjadi menyempit , perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap pendidikan agama menjadi berkurang. Pendidikan agama diberi 2 3 jam perminggu, nilai-nilai agama tidak diintegrasikan pada mata pelajaran lain. Setiap mata pelajaran berdiri sendiri seolah-olah tidak ada hubungannya sama sekali dengan mata pelajaran lainnya. Agama menjadi jauh dari kehidupan masyarakat. Agama sebenarnya merupakan tata aturan kehidupan yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia yang mengantarkan manusia pada kehidupan yang lebih teratur, beradab, adil dan sejahtera. Pendidikan seharusnya menempatkan agama sebagai sesuatu yang fundamental dan central, diberi perhatian yang besar dan nilai-nilainya terintegrasi pada seluruh program dan aktifitasnya.
Sekolah yang memberi perhatian yang seimbang pada pengembangan potensi kognitif, afektif dan psikomotorik. Sekolah yang memberdayakan / memerdekaan murid, murid diberi kesempatan luas untuk menemukan dan menyusun sendiri konsep/pengetahuannya dan memetik hasilnya. Sekolah yang menghadirkan suasana yang menyenangkan, menumbuhkan minat, perhatian, antuasis belajar-mengajar, membuat betah, kondusif untuk belajar laksana rumah kedua bagi murid dan guru.
Istilah Alam pada SDIT Alam Nurul Islam dimaknai sebagai universe bukan natural, sehingga yang dilakukan di sekolah adalah mendidik murid supaya dapat survive dalam kehidupan sampai dapat mengambil peran kepemimpinan dimasa depan. 2. SDIT Alam Nurul Islam menyadari bahwa anak memiliki potensi yang berbeda beda, oleh karena itu pembelajaran yang memperhatikan multiple intelegent dan pembinaan bakat dan minat anak menjadi perhatian.
1.
Sejarah
SDIT Alam Nurul Islam berdiri pada tanggal 25 Maret 2002, tepatnya pada awal catur wulan ke-3 Tahun Ajaran 2001/2002 dengan jumlah siswa 25 orang yang terbagi dalam 3 kelas yaitu kelas I III dengan jumlah guru 6 orang. Pertama kali berdiri, proses belajar mengajar masih menempati ruang milik pondok pesantren Al Ikhsan Pundung Nogotirto yang terdiri 3 ruang kelas dan 2 ruang guru/administrasi. Dalam perjalanannya selama 8 tahun, Alhamdulillah akhirnya SDIT Alam Nurul Islam bisa menempati tanah/kawasan milik sendiri seluas + 4600 m2 yang terletak di Cambahan Nogotirto. Jumlah total siswa dari kelas I-VI Tahun Ajaran 2010/2011 berjumlah 380 siswa dengan jumlah guru dan staf sebanyak 40 orang. Sudah meluluskan 5 angkatan.
Kurikulum
Kurikulum Nasional dengan tambahan Integrasi Nilai Keislaman (sebagai implementasi Misi Membina keimanan dan ketakwaan kepada Allah serta Membiasakan berpikir dan bersikap ilmiah) Kurikulum Pengembangan Diri (sebagai implementasi Misi Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan)
METODOLOGI
Keteladanan Keseluruhan aktivitas siswa dipososisikan sebagai proses belajar Thematic learning, seluruh komponen pembelajaran saling terkait satu sama lain Learning by doing, belajar dengan melakukan Experiental learning, belajar dengan mengalami Pelibatan secara aktif orang tua melalui Dewan Kelas
Program Pembelajaran
Buka Kelas Aktivitas membangun motivasi belajar Anak. Berbagi, curhat ataupun sekedar cerita ringan mengalir. Ustadz ataupun ustadzah meneruskan dengan tausyiah tentang Allah Sang Pencipta Alam Semesta, serta semangat untuk menggali dalam ilmu-Nya yang maha luas. Doa dan al-Matsurat Peneguhan harapan dengan serangkaian doa. Mohon ampun dari dosa, mohon perlindungan dari segala keburukan, terkhusus dari gangguan makhluk terkutuk, Syetan. Mohon kesehatan, Mohon berlindung dari malas, lesu, lalai. Serta hamburan pujian kepada Allah Sang Pemilik Ilmu hingga Dia berkenan melimpahkan ilmuNya. Tahfidh (Hafalan) Surat Pilihan. Pagi hari, dengan pikiran masih segar. Waktu tepat menghafal ayatayat al-Quran. Ayat per ayat disertai dengan ilustrasi makna membuat mantap menghafal
Pembelajaran Interaktif. Duduk lesehan membuat suasana rileks namun tetap konsentrasi menggali ilmu. Kadang menggali dengan diskusi, menjelajah alam sekitar sekolah, atau mengharuskan terbang jauh ke pelosok Afrika ataupun ujung Antartika. Sudah ada dukungan Internet serta referensi buku di perpustakaan.Membiarkan anak membangun pengetahuannya sendiri. Ustadz-ustadzah hanyalah fasilitator perangsang pembelajaran siswa. Outbound. Membentuk jiwa kepemimpinan langsung dengan perlakuan. Keberanian membongkar mental block, ketangkasan aksi penuh perhitungan, kerjasama solid tim, tanggung jawab, inisiatif solusi, kreatifitas dalam hal cara. Penting untuk terapi permasalahan siswa, secara kepribadian maupun kerja tim. Kepanduan. Kurikulum terpadu yang melingkupi muatan kepemimpinan. Kemampuan Baris-berbaris mengajarkan disiplin keteraturan , Survival menumbuhkan kemandirian dan tidak cengeng, P3K mengasah jiwa kesiagaan menolong, Tali temali melatih memanfaatkan barang sederhana penting manfaat.
Berkebun. Menanam tidak sekedar menjadi pengetahuan namun dengan kebiasaan diharapkan menjadi sikap, menambang hasilnya senyampang menumbuhkan peduli terhadap keselamatan lingkungan.
Outing . Media internaslisasi tema pembelajaran, memastikan bahwa obyek yang dipelajari adalah bagian dari proses kehidupan ini. Siswa bukan sedang menjadi makhluk asing sewaktu belajar. Mabit. Konsentrasi berbanding lurus dengan kondisi. Malam dengan karakteristik kondisinya sangat pas sebagai media untuk menyampaikan pesan yang diharapkan membekas kuat pada diri siswa. Memahamkan bahwa kesucian jiwa itu adalah dasar dari lahirnya kebaikan sikap dan perbuatan.
Kemah Mukhayyam. Kemandirian dapat tumbuh dengan praktek langsung. Memisahkan siswa dari ketergantungan untuk menghadapi hidupnya sendiri. Tidur, makan, merawat diri, memutuskan semuanya dibiasakan dalam miniatur berbivak menggunakan mantel hujan dengan jumlah anggota per kelompok maksimal 3 orang. Komputer dan Internet . Teknologi yang mampu membuka ketidakmustahilan untuk melahirkan lompatan dahsyat di abad ini adalah komputer, serta saudaranya, Internet. Menanamkan di benak siswa bahwa kunci utama kemajuan adalah informasi. Agar lihai berselancar di samudera informasi harus fasih juga berinternet.
Market Day. Sebagai wahana untuk mengasah sense wirausaha sejak dini. Bagaimana siswa paham paradigma untung-rugi, membuat kemasan persuasi supaya jualannya layak mendapatkan simpati khalayak.
Tenaga Pengajar
Berjumlah 40 tenaga, yang terdistribusi untuk setiap kelas ada 2 guru dengan jumlah kelas sebanyak 17 (satu level 3 pararel kelas, kecuali kelas 6 terdiri dari 2 pararel) Berasal dari PTN dan PTS di wilayah Yogyakarta serta Pondok Pesantren Gontor dengan latar belakang Eksakta dan Sosial, kependidikan maupun non kependidikan