Professional Documents
Culture Documents
A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Bisnis adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang datanya diperoleh dari Survei Tendensi Bisnis (STB) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Bank Indonesia. ITB merupakan indeks yang menggambarkan kondisi bisnis dan perekonomian pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. STB dilakukan setiap triwulan di beberapa kota besar terpilih di seluruh provinsi di Indonesia. Jumlah sampel STB triwulan IV-2011 sekitar 2.000 perusahaan besar dan sedang, dengan responden pimpinan perusahaan. B. Kondisi Bisnis Triwulan IV-2011 Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada triwulan IV-2011 sebesar 106,92, berarti kondisi bisnis meningkat dari triwulan sebelumnya. Tingkat optimisme pelaku bisnis lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan III-2011 (nilai ITB sebesar 107,86). Peningkatan kondisi bisnis pada triwulan IV-2011 terjadi di semua sektor, kecuali Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan (nilai ITB sebesar 98,14). Peningkatan kondisi bisnis tertinggi terjadi pada Sektor Konstruksi (nilai ITB sebesar 111,51). Kondisi bisnis pada triwulan IV-2011 meningkat karena adanya peningkatan pendapatan usaha (nilai indeks sebesar 108,27), penggunaan kapasitas produksi (nilai indeks sebesar 105,53), dan rata-rata jam kerja (nilai indeks sebesar 106,32). C. Prospek Bisnis Triwulan I-2012 Nilai ITB triwulan I-2012 sebesar 108,37, berarti kondisi bisnis diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan IV-2011. Tingkat optimisme pelaku bisnis diperkirakan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan IV-2011 (nilai ITB sebesar 106,92). Semua sektor ekonomi pada triwulan I-2012 diperkirakan mengalami peningkatan kondisi bisnis. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan diprediksi mengalami peningkatan bisnis tertinggi (nilai ITB sebesar 116,27), dan terendah terjadi pada Sektor Jasa-Jasa (nilai ITB sebesar 104,55).
1.
Secara umum kondisi bisnis di Indonesia pada triwulan IV-2011 meningkat dibandingkan triwulan III-2011 dengan nilai ITB sebesar 106,92. Tingkat optimisme pelaku bisnis dalam memandang potensi bisnis di Indonesia sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (nilai ITB triwulan III-2011 sebesar 107,86). Peningkatan kondisi bisnis pada triwulan IV-2011 terjadi di semua sektor, kecuali Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan (nilai ITB sebesar 98,14). Sektor Konstruksi mengalami peningkatan bisnis paling tinggi (nilai ITB sebesar 111,51), diikuti oleh Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan (nilai ITB sebesar 109,05), Sektor Pertambangan dan Penggalian (nilai ITB sebesar 108,36), Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (nilai ITB sebesar 106,94), Sektor JasaJasa (nilai ITB sebesar 106,58), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (nilai ITB sebesar 106,05), Sektor Industri Pengolahan (nilai ITB sebesar 105,34), serta Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (nilai ITB sebesar 105,04). Dilihat berdasarkan variabel pembentuknya, peningkatan kondisi bisnis pada triwulan IV-2011 terjadi karena adanya peningkatan pendapatan usaha, penggunaan kapasitas produksi, dan rata-rata jam kerja. Peningkatan tertinggi terjadi pada pendapatan usaha dengan nilai indeks sebesar 108,27. Peningkatan tertinggi untuk pendapatan usaha terjadi pada Sektor Konstruksi, dan terendah terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi.
Tabel 1 Indeks Tendensi Bisnis Triwulan III-2011 dan Triwulan IV-2011 Menurut Sektor dan Variabel Pembentuknya
Variabel Pembentuk ITB Triwulan IV-2011 Sektor ITB Triwulan III-2011 (2) 110,15 105,13 106,45 106,90 108,83 107,64 112,85 107,80 106,39 107,86 ITB Triwulan IV-2011 (3) 98,14 108,36 105,34 105,04 111,51 106,94 106,05 109,05 106,58 106,92 Pendapatan Usaha (4) 111,76 106,90 105,26 114,88 108,38 104,79 109,74 107,21 108,27 Penggunaan Kapasitas Produksi/ Usaha (5) 98,14 100,00 104,90 110,53 108,26 106,20 102,99 110,49 108,11 105,53 Rata-rata Jam Kerja (6) 108,82 104,18 102,63 109,92 105,99 108,38 107,87 105,41 106,32
(1) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa Indeks Tendensi Bisnis
2.
Nilai ITB triwulan I-2012 diperkirakan sebesar 108,37, artinya secara umum kondisi bisnis pada triwulan I-2012 diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan IV-2011. Tingkat optimisme pelaku bisnis dalam memandang potensi bisnis pada triwulan I-2012 lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2011. Seluruh sektor ekonomi diperkirakan mengalami peningkatan kondisi bisnis pada triwulan I-2012. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan diperkirakan mengalami peningkatan bisnis paling tinggi dengan nilai indeks sebesar 116,27, sementara Sektor Jasa-Jasa diperkirakan mengalami peningkatan kondisi bisnis terendah dengan nilai indeks sebesar 104,55. Dilihat berdasarkan variabel pembentuknya, peningkatan kondisi bisnis pada triwulan I-2012 diperkirakan terjadi karena peningkatan variabel order dari dalam negeri, harga jual produk, order barang input, dan order dari luar negeri. Peningkatan tertinggi terjadi pada order dari dalam negeri dengan nilai indeks sebesar 112,05. Peningkatan tertinggi untuk order dari dalam negeri diperkirakan terjadi pada Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, dan terendah terjadi pada Sektor Konstruksi.
Tabel 2 Perkiraan Indeks Tendensi Bisnis Triwulan I-2012 Menurut Sektor dan Variabel Pembentuknya
Variabel Pembentuk ITB Triwulan I-2012 Sektor (1) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa Indeks Tendensi Bisnis Order dari Order dari Luar Dalam Negeri Negeri (2) 120,00 114,71 111,75 113,16 106,61 108,55 112,05 (3) 108,11 111,11 100,61 92,86 101,62 Harga Jual Produk (4) 117,21 102,94 105,39 110,53 102,48 108,20 110,78 111,24 104,55 108,39 Order Barang Input (5) 111,76 108,33 108,11 108,36 107,89 108,30 Perkiraan ITB Triwulan I-2012 (6) 116,27 110,83 107,57 110,41 106,42 105,80 110,78 111,24 104,55 108,37
Gambar 1 1) Indeks Tendensi Bisnis (ITB) Triwulan IV-2008Triwulan IV-2011 dan 2) Perkiraan ITB Triwulan I-2012
120 115 110
112,86 108,45 110,43 102,19 103,41 104,23 96,91 105,75 102,16 107,29 106,63 107,86 106,92 108,37
II-2009
II-2010
III-2009
III-2010
II-2011
IV-2008
IV-2009
IV-2010
III-2011
IV-2011
I-2009
I-2010
I-2011
Triwulan
Keterangan: 1) ITB berkisar antara 0 sampai dengan 200, dengan indikasi sebagai berikut: a. Nilai ITB < 100, menunjukkan kondisi bisnis pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya. b. Nilai ITB = 100, menunjukkan kondisi bisnis pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya. c. Nilai ITB > 100, menunjukkan kondisi bisnis pada triwulan berjalan lebih baik (meningkat) dibanding triwulan sebelumnya. 2) Perkiraan ITB Triwulan I-2012.
I-2012
1.
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) nasional pada triwulan IV-2011 sebesar 108,44, artinya kondisi ekonomi konsumen meningkat dari triwulan sebelumnya. Membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong oleh peningkatan pendapatan rumah tangga (nilai indeks sebesar 108,69), rendahnya pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan sehari-hari (nilai indeks sebesar 111,82), dan peningkatan tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan (nilai indeks sebesar 103,67).
Tabel 3 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2011 dan Triwulan IV-2011 Menurut Variabel Pembentuknya
Variabel Pembentuk (1) Pendapatan rumah tangga Pengaruh inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan (daging, ikan, susu, buah-buahan, dll.) dan bukan makanan (pakaian, perumahan, pendidikan, transportasi, kesehatan, rekreasi) Indeks Tendensi Konsumen ITK Trw III-2011 (2) 110,50 113,48 105,71 110,24 ITK Trw IV-2011 (3) 108,69 111,82 103,67 108,44
Perbaikan kondisi ekonomi konsumen di tingkat nasional terjadi karena ada peningkatan kondisi ekonomi konsumen di semua provinsi (33 provinsi), dimana 13 provinsi diantaranya (39,39 persen) memiliki nilai indeks di atas nasional. Provinsi yang memiliki nilai ITK tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Utara (nilai ITK sebesar 113,07). Sebaliknya, Provinsi Aceh tercatat memiliki nilai ITK terendah, yaitu sebesar 105,34. Perbandingan nilai ITK triwulan IV-2011 tingkat nasional dan provinsi dapat dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 5.
Gambar 2 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV-2011 Tingkat Nasional dan Provinsi
125
113,07
ITKNasional
108,44
Aceh NTB Gorontalo Bengkulu Malut Jambi Kalsel Sultra Sumsel Sulteng Sulbar Jateng NTT Sumbar Lampung Sumut Jabar Babel Jatim Riau Indonesia Kaltim Banten Papua Kalteng Kepri PapuaBarat Kalbar DIYogyakarta Maluku Sulsel DKIJakarta Bali Sulut
90
Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen terjadi di semua provinsi di Indonesia (33 provinsi), dimana 16 provinsi diantaranya (48,48 persen) memiliki nilai indeks di atas nasional. Tiga provinsi yang memiliki perkiraan nilai ITK tertinggi pada triwulan I-2012 adalah Provinsi Sulawesi Selatan (nilai ITK sebesar 112,00), Kalimantan Timur (nilai ITK sebesar 111,12), dan DKI Jakarta (nilai ITK sebesar 110,68). Sebaliknya, tiga provinsi yang memiliki perkiraan nilai ITK terendah adalah Bengkulu (nilai ITK sebesar 104,46), Nusa Tenggara Timur (nilai ITK sebesar 104,56), dan Jambi (nilai ITK sebesar 105,15). Perkiraan nilai ITK triwulan I-2012 tingkat nasional dan provinsi dapat dilihat pada Gambar 3 dan Tabel 5.
Gambar 3 Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I-2012 Tingkat Nasional dan Provinsi
125 120 115
104,46
ITKNasional
108,08 112,00
Bengkulu NTT Jambi NTB Aceh PapuaBarat Gorontalo Sultra Lampung Malut Banten Riau Sulbar Sumbar Kalsel Jatim Sumut Indonesia Kepri DIYogyakarta Sumsel Maluku Jateng Kalteng Kalbar Papua Babel Bali Jabar Sulteng Sulut DKIJakarta Kaltim Sulsel
90
Tabel 5 1) Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2011Triwulan IV-2011 dan Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2012 Tingkat Nasional dan Provinsi
No. (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. Provinsi (2) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia Triwulan I-2011 (3) 101,06 102,69 100,22 100,10 102,22 102,77 97,70 100,24 103,89 99,41 105,55 101,12 100,06 102,79 102,58 101,66 103,18 101,21 99,70 101,40 106,00 105,12 108,75 101,17 100,23 112,31 106,51 103,39 105,59 100,46 100,89 101,47 98,47 102,42 Triwulan II-2011 (4) 105,04 106,26 104,17 106,39 105,11 105,35 104,48 104,60 107,47 104,77 109,90 106,46 105,53 105,64 107,33 107,40 107,07 104,15 103,55 105,15 107,42 106,62 110,07 106,87 105,90 114,57 107,58 107,01 106,69 104,10 105,30 106,31 105,53 106,36 Triwulan III-2011 (5) 107,44 109,57 108,70 112,28 110,15 108,96 109,60 109,69 110,69 108,43 113,46 109,33 110,86 111,91 110,55 111,01 111,96 110,26 105,78 112,63 109,84 111,47 114,44 110,10 110,09 113,46 111,16 108,60 109,58 109,23 110,35 109,22 107,26 110,24 Triwulan IV-2011 (6) 105,34 107,92 107,48 108,44 106,96 107,31 106,48 107,84 108,32 109,39 111,27 108,07 107,40 110,02 108,42 108,96 111,38 106,33 107,40 109,98 109,03 107,09 108,77 113,07 107,36 111,24 107,24 106,44 107,37 110,68 106,63 109,95 109,02 108,44 Triwulan I-2012 2) (7) 105,96 108,05 107,75 107,60 105,15 108,48 104,46 106,89 109,61 108,20 110,68 109,66 108,92 108,46 107,78 107,36 109,64 105,80 104,56 109,06 108,96 107,75 111,12 110,40 110,20 112,00 106,72 106,56 107,72 108,58 107,14 106,21 109,54 108,08
Keterangan: 1) ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200, dengan indikasi sebagai berikut: a. Nilai ITK < 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya. b. Nilai ITK = 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya. c. Nilai ITK > 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan sebelumnya. 2) Angka perkiraan ITK Triwulan I-2012