You are on page 1of 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN TEKANAN DARAH


Pelaksanaan Asistensi : Rabu 3 Oktober 2012 : Drs. H.M. Saikhu Akhmad Husen, M.Kes.

Kelompok :
Yoestini Marine P. Desak Nyoman S. S. D. Firas Khaleyla Narulita Aldhini Febri Vidiyanti Salwa Hayati Muhammad Naufal 081014003 081014010 081014013 081014049 081014085 081014095 081014100

DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

A. TUJUAN
Memahami prinsip kerja sphygmomanometer manual dan digital dalam pengukuran desakan darah arteri serta berbagai faktor yang mempengaruhinya

B. DASAR TEORI
Darah merupakan jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan yang menjadi penyusun darah adalah plasma beserta sel darah sebagai unsur padatnya. Plasmadarah terdiri atas: Air : 91,0 %; Protein: 8,0 % (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen); Mineral: 0,9 % (Natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan besi). V o l u m e d a r a h p a d a o r a n g ya n g s e h a t a d a l a h k o n s t a n d a n m e n c a p a i b a t a s tertentu yang diatur oleh tekanan osmotik pembuluh darah. Pada sistem sirkulasi, penyebaran dari darah diatur oleh suatu organ yang memiliki peran khusus sebagai pemompa darah, yaitu jantung. Jantung merupakan organ berotot dan berongga dengan ukuran sebesar kepalan tangan yang berfungsi sebagai pompa yang mampu menimbulkan tekanan terhadap darah yang menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan. Gerakan otot jantung berasal dari nodus Sinus Atrial (SA node) yang merupakan penghasil bioelektrik sehingga mengakibatkan kontraksi otot atrium. Gerakan kontraksi bergerak melalui berkas His (Bundle of Hiss), yang selanjutnya mengakibatkan kontraksi ventrikel. Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri atau dapat juga memiliki arti sebagai kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan. Dan menurut L. Sherwood, tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan terhadap dinding pembuluh, dan bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh dan daya renggang. Tekanan darah dibedakan atas sistole, diastole, dan tekanan nadi. Tekanan sistole adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung. Istilah ini secara khusus digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi kontraksi pada lobus ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut systole. Tekanan sistole diakibatkan oleh kontraksi otot ventrikel. Tekanan diastole adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat. Tekanan diastole juga dapat diartikan sebagai tekanan dari atrium menuju ventrikel yang diakibatkan oleh kontraksi otot atrium. Pada kurva denyut jantung, tekanan diastole adalah tekanan darah yang digambarkan pada rentang di antara grafik denyut jantung. Dan tekanan nadi adalah perbedaan tekanan antara tekanan sistolik dengan tekanan diastolik

Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistole terhadap tekanan diastole. Sebagai contoh, tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan sistole pada nilai 120 mmHg, dan tekanan diastole pada nilai 80 mmHg. Nilai tekanan darah pada orang dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001). Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan tekanan darah. Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Secara langsung a. Kekuatan pompa jantung, berkaitan dengna aktivitas jantung. b. Keadaan pembuluh darah (nadi), jika pembuluh darah vasodilatasi maka tekanan darah menjadi turun. c. Volume dan kepekatan darah, semakin banyak volume dan kepekatannya maka tekanan darahnya semakin naik karena ada energi potensial yang tersimpan. 2. Secara tidak langsung a. Sistem saraf (simpatis dan parasimpatis), dapat terganggu karena berbagai hal (stress, olahraga, bekerja, obat perangsang/penenang) b. Makanan yang dikonsumsi. c. Umur dan jenis kelamin d. Perubahan suhu, detak jantung akan meningkat setiap kenaikan suhu 100c (dikenal sebagai hokum Vant Hoff) Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi (hipertensi). Penderita darah tinggi umumnya sekurang-kurangnya memiliki tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat. Sedangkan bila tekanan darah seseorang diketahui lebih rendah daripada nilai tekanan pada umumnya, maka orang tersebut dikatakan menderita tekanan darah rendah (hipertensi). Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat . Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pada metode langsung dilakukan dengan memasukkan kateter arteri ke dalam arteri, brankhialis atau f e m o r a l i s d a n h a s i l p e n g u k u r a n d a p a t t e r l i h a t p a d a m o n i t o r

o s c i l l o s k o p s e b a g a i gelombang. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain (Smeltzer & Bare, 2001). Bahaya yang dapat ditimbulkan saat pemasangan kateter arteri yaitu nyeri inflamasi pada lokasi penusukkan, bekuan darah karena tertekuknya kateter, perdarahan ekimosis bila jarum lepas dan tromboplebitis. Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan alat sphygmomanometer dan stetoskop, yang dimana metode yang digunakan pada pengukuran tidak langsung adalah metode auskultasi atau palpasi. Sphgmomanometer tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang berhubungan dengan ringga dalam manset. Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa sehingga tekanan yang terbaca pada manometer seseuai dengan tekanan dalam milimeter air raksa yang dihantarkan oleh arteri brakialis (Smeltzer & Bare, 2001). Sphymomanometer memiliki dua jenis, yaitu spymomanometer manual yang menggunakan air raksa dan sphygmomanometer digital. Ada lima fase yang disebut dengan fase korotkoff, di mana lima fase tersebut harus diperhatikan dalam penggunaan sphygmomanometer manual. Kelima fase tersebut yaitu, Fase 1: bunyi terdengar seperti ketukan yang kuat dan menghentak (tekanan sistole) Fase2: bunyi mulai melemah dan terdengar lembut Fase 3: bunyi berubah menjadi seperti suara bisikan Fase 4: bunyi melemah seperti tiupan angin dan hyampir tak terdengar Fase 5: bunyi desakan udara hilang untuk pertama kali (tekanan diastole). Untuk penggunaan sphygmomanometer digital lebih mudah dibandingkan menggunakan spymomanometer manual. Namun dibutuhkan dua kali pengukuran untuk mengetahui ketepatan hasil pengukuran tekanan darah.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Sphygmomanometer manual 2. Sphygmpmanometer digital 3. Stetoskop 4. Es batu

D. CARA KERJA
1. Carilah terlebih dahulu pembuluh darah arteri branchialis (yang nanti letaknya berdekatan dengan lengan yang dibebat) dan dengarkan bunyi desakan darah yang ada melalui stetoskop 2. Lengan kid praktikan yang tidur terlentang dibebat sphygmomanometer, serta udara diisikan di dalam pembebat sehingga air raksa menunjukkan angka 170 mmHg 3. Keluarkan udara secara perlahan-lahan dari sphygmomanometer sambil tetap mendengarkan bunyi desakan udara melalui stetoskop 4. Catatlah tinggi permukaan air raksa tepat ketika bunyi desakan pertama yang terdengar serta bunyi desakan udara pertama kali menghilang sama sekali 5. Ulangi percobaan ini selama 3 kali untuk setiap praktikan dan selanjutnya diambil rerata

E. HASIL PENGAMATAN
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Nama Hendra Ratna Wilda Armaya Alex Rida Celi Faiz Dinda Agus Oksi Oval Naru Jenis kelamin laki-laki perempuan Laki-laki perempuan Laki-laki perempuan Laki-laki perempuan perempuan Laki-laki perempuan Laki-laki perempuan Istirahat duduk manual digital 125/80 124/75 122/79 125/78 106/78 106/62 121/61 125/80 110/64 135/70 125/79 113/80 105/60 113/66 120/60 116/92 117/59 101/73 128/79 102/66 99/64 96/51 98/68 108/63 129/80 105/66 131/70 98/61 100/58 104/55 122/72 150/86 122/72 126/73 96/60 94/63 114/64 114/70 Perlakuan Direndam air Istirahat tidur dingin manual digital manual digital 122/65 101/60 115/75 101/60 155/70 140/72 111/80 156/76 142/72 117/66 Lari-lari manual digital 130/70 135/68

F. HASIL PEMBAHASAN
Tekanan darah arterial adalah kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah yang menampungnya. Selama sistole ventrikuler, pada saat ventrikel sinister memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai puncak dan disebut tekanan sistolik. Sedangkan selama diastole, tekanan turun. Nilai tekanan terendah yang dicapai disebut sebagai tekanan diastole. Perbedaan tekanan antara sistole dan diastole normalnya berkisar antara 30 sampai 50 mmHg. Batas terendah tekanan sistole pada orang dewasa diperkirakan 105 mmHg dan batas teratas 150 mmHg. Pada wanita tekanan darahnya diperkirakan 5 sampai 10 mmHg lebih rendah daripada tekanan darah pria.

Tabel Nilai Tekanan Darah Normal (mmHg) Fase Usia Bayi Anak-anak Remaja Dewasa muda Umur lebih tua Diastole 50 60 60 60-70 80-90 Sistole 70-90 80-100 90-110 110-125 130-150

Ada banyak faktor yang mempengaruhi tekanan darah, secara langsung antara lain kekuatan pompa jantung, banyaknya darah yang beredar, viskositas atau kekentalan darah, elastisitas dinding pembuluh darah, serta tahanan tepi atau resistensi periferi. Tahanan tepi adalah tahanan yang dikeluarkan oleh gerakan darah yang mengalir dalam pembuluh. Sedangkan secara tidak langsung oleh berbagai faktor fisiologis tubuh. Tekanan darah sistolik dihasilkan oleh otot jantung yang mendorong isi ventrikel masuk ke dalam arteri yang telah teregang. Selama diastole, arteri masih tetap menggembung karena tahanan perifer dari arteriol-arteriol menghalangi semua darah mengalir ke dalam jaringan. Demikianlah maka tekanan darah sebagian tergantung pada kekuatan dan volume darah yang dipompa oleh jantung, dan sebagian lagi pada kontraksi otot dalam dinding arteriol. Kontraksi ini dipertahankan oleh saraf vasokonstriktor dan saraf vasokonstriktor dikendalikan oleh pusat vasomotorik dalam medula oblongata. Pusat vasomotorik mengatur tahanan periferi untuk mempertahankan agar tekanan darah relatif konstan (Pearce, 2009). Dalam praktikum ini, dilakukan pengukuran tekanan darah dan mempelajari perubahan pada nilai tekanan darah yang disebabkan oleh perubahan faktor fisiologis. Diambil sampel sebanyak 13 orang mahasiswa, 7 orang berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang berjenis kelamin perempuan, untuk diukur tekanan darah normalnya saat beristirahat dan dibandingkan dengan tekanan darah setelah melakukan aktivitas yang dapat mempengaruhi keadaan fisiologis tubuh. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan dua macam sphygnomanometer, yakni digital dan manual. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa tekanan darah saat istirahat dengan posisi tubuh rebah lebih rendah daripada saat istirahat dengan posisi tubuh duduk, baik pada pengukuran sphygnomanometer digital maupun manual. Antara kedua alat yang berbeda, terdapat perbedaan pembacaan nilai tekanan darah walaupun tidak terlalu signifikan.Didapatkan nilai rata-rata pembacaan tekanan darah 116/72 mmHg untuk penggunaan sphygnomanometer manual dan 119/74 mmHg untuk digital pada posisi tubuh duduk. Sedangkan nilai rata-rata pembacaan tekanan darah untuk posisi tubuh berbaring adalah 112/64 mmHg dengan sphygnomanometer manual dan 98/61 dengan sphygnomanometer digital.

Penyebab perbedaan nilai antara kedua posisi tubuh adalah saat posisi tubuh rebah atau tidur, jaringan pada tubuh tidak menerima stress atau tekanan seperti pada saat tubuh dalam posisi duduk sehingga tekanan darah saat tubuh berbaring juga terbaca lebih rendah. Untuk mengetahui tekanan darah karena perubahan fisiologis tubuh, dilakukan dua aktivitas berbeda. Yang pertama dengan merendam kaki serta tangan mahasiswa dalam air bersuhu rendah, yang kedua dengan aktivitas berlari. Kedua aktivitas masing-masing dilakukan selama sepuluh menit. Tekanan darah diukur sebelum aktivitas dalam keadaan istirahat dan segera setelah aktivitas dilakukan. Untuk aktivitas pertama, merendam kaki dan tangan di dalam air dingin, rata-rata hasil pembacaan oleh sphygnomanometer manual menunjukkan nilai 103/67 mmHg dan dengan sphygnomanometer digital sebesar 102/61 mmHg. Terlihat ada penurunan tekanan darah dari saat tubuh dalam posisi istirahat duduk sebesar kurang lebih 15 mmHg dan dari posisi berbaring sebesar kira-kira 10 mmHg. Adanya penurunan tekanan darah disebabkan saat bagian tubuh direndam dalam air dingin, jaringan tubuh juga akan mengalami penurunan suhu yang berakibat pada perubahan fisiologis, khususnya penurunan laju metabolisme pada jaringan tersebut. Hal ini menyebabkan melambatnya laju aliran darah ke jaringan, menurunkan detak jantung, dan ikut mempengaruhi nilai tekanan darah. Dapat dikatakan bahwa perubahan suhu akan mempengaruhi tekanan darah. Sementara untuk aktivitas kedua, yakni berlari-lari, didapatkan rata-rata hasil pembacaan 131/74 mmHg dari sphygnomanometer manual dan 129/71 mmHg dari sphygnomanometer digital. Terdapat kenaikan nilai tekanan darah dari saat tubuh beristirahat dalam posisi duduk kira-kira sebesar 15 mmHg dan dari saat tubuh berbaring sekitar 20 mmHg. Kenaikan tekanan darah ini disebabkan oleh perubahan fisiologis berubah naiknya metabolisme karena tekanan yang diterima jaringan tubuh selama melakukan aktivitas berlarilari. Akibatnya darah akan melaju lebih cepat ke jaringan dan ikut mempengaruhi detak jantung sehingga tekanan darah juga meningkat. Dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas tubuh mempengaruhi tekanan darah

G. KESIMPULAN
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tekanan darah, secara langsung antara lain kekuatan pompa jantung, banyaknya darah yang beredar, viskositas atau kekentalan darah, elastisitas dinding pembuluh darah, serta tahanan tepi atau resistensi periferi. Tahanan tepi adalah tahanan yang dikeluarkan oleh gerakan darah yang mengalir dalam pembuluh. Sedangkan secara tidak langsung oleh berbagai faktor fisiologis tubuh, yaitu perubahan suhu, jenis kelamin, dan stress atau olahraga.

H. DAFTAR PUSTAKA
Andrajati, Retnosari dkk. 2008. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Depok: Departemen Farmasi FMIPA UI. Smeltzer, S.C. and Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol.2. Jakarta : EGC. Tekanan Darah diakses dari http://www.scribd.com/doc/27921568/Laporan-Tekanan-Darah tanggal 5 Oktober 2012. Pengukuran tekanan darah diakses dari www.pharzone.com tanggal 5 Oktober 2012. Definition of Systolic diakses dari http://www.medterms.com/script/main/art.asp? articlekey=16163 tanggal 5 Oktober 2012.

LAMPIRAN

Pengukuran tekanan darah dengan Sphygmomanometer digital

Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan Sphygmomanometer manual

You might also like