You are on page 1of 5

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Geografis Wilayah Kabupaten Kutai barat memiliki luas wilayah 31.628,70 km2. Jumlah penduduk di kawasan ini ialah 157.187 dengan kepadatan rata-rata 5.10. denga mayoritas penduduk adalah Suku Dayak besar apokayan. Suku dayak dikawasan perbatasan ini memiliki tali persaudaraan dengan suku yang sama di negara bagian Serawak, Malaysia. Disebelah barat berbatasan dengan kalimantan barat, sebelah timur berbatasan dengan selat makasar, sebelah selatan berbatasan dengan kalimantan tengan, serta di utara berbatasan dengan serawak (Malaysia). Kecamatan yang berbatasan langsung dengan malaysia, yaitu ; kecamatan Long Apari, dan Long Pahangai.

1.2

Kondisi Perekonomian Kabupaten Kutai Barat menunjukan nilai PDRB sebesar 2,52 trilyun rupian pada tahun

2006, dilihat dari pertumbuhan ekonomi rata-rata dari tahun 2003-2006, kabupaten Kutai Barat mengalami kemajuan pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi sebesar 11,20 % per tahunnya. Dengan pendapatan per kapita penduduk paling tinggi sebesat 18,01 juta rupiah. 1.3 Potensi Sumber Daya Alam

Potensi Sumber Daya Alam di kawasan Perbatasan ini cukup memiliki potensi yang cukup besar dan dapat dimanfaatkan sebagai modal dasar pembangunan wilayah perbatasan meliputi : sumber daya hutan, sumber daya mineral dan energi, objek wisata. A. Sumber daya hutan Sumber daya hutan tersedia cukup luas meliputi kawasan budidaya non-kehutanan, kawasan budidaya kehutanan dan kawasan hutan lindung. Selain itu terdapat pula kekayaan flora dan fauna yang diantaranya tergolong langka serta hasil hutan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti damar, gaharu, sarang burung, rotan dan lainnya.

B. Sumber daya mineral Sumber daya mineral cukup baik jumlah maupun kualitasnya. Potensi ini bersifat indikatif dan sebagian lagi sudah terdeteksi. Potensi yang paling besar ialah emas, besi, timah dan seng, batu gamping, batu pasi, batu bara, koral, batu garam, day, batu apung, perak, intan, granit. Potensi yang sudah terdeteksi meliputi : emas sebanyak 176 ton, batu gamping 12,32 ton, batu bara sebanyak 13,46 ton, sirlu 6,01 ton. C. Potensi Wisata Kawasan perbatasan ini memiliki banyak tempat wisata yang belum terjamah dan perlu adanya pengembangan yang dapat dijadikan salah satu aset daerah. Potensinya berupa wisata hutan, sungai, jeram dan wisata bahari yang dipadukan dengan wisata budaya.

Bab 2 Permasalahan
1. Keterbatasan infrastruktur Kondisi infrastruktur kawasan perbatasan di kalimantan timur belum cukup memadai untuk mendorong adanya pertumbuhan ekonomi dikawasan perbatasan, baik infrastruktur jalan, perhubungan udara, maupun sungai. Yang menghubungkan antar kabupaten masih terisolir. Yang menyebabkan mahalnya barang kebutuhan pokok yang berasal dari dalam nageri sendiri yang menimbulkan masuknya barang kebutuhan pokok dari negara tetangga. 2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Relatif Tertinggal Kabupaten di wilayah perbatasan kalimantan timur termasuk dalm kategori tertinggal yang di tetapkan oleh kementrian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal. Mata pencaharian masyarakat perbatasan masih bertumpu pada pertanian dengan sistem ladang berpindah, dan sektor ekonomi lainnya yang belum cukup berkembang. 3. Keamanan Wilayah Perbatasan Relatif Masih Rawan Keamanan wilayah perbatasan antar negara di Kalimantan Timr mencakup keamanan territorial dan keamanan sumber daya alam. Permasalahan keamanan di perbatasan antar negara di kalimantan timur yaitu masalah demarkasi, karena sampai saat ini penetapan patok batas wilayah antar negara belum dapat dituntaskan. Dari 1.038 km panjang garis perbatasan antar negara kalimantan timur terdapat 5 titik yang belum disepakati antara pemerintah malaysia dan indonesia. 4. Status Kawasan Hutan Pada umumnya kawasan perbatasan merupakan kawasan hutan budidaya kehutanan. Hal ini menjadi benturan kepentingan dengan berbagai kepentingan pemerintah daerah untuk melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan. Karena harus mendapatkan izin terlebih dahulu kepada mentri kehutanan. 5. Kelembagaan Koordinasi program pembangunan wilayah perbatasan masih relatif sporadis, karena di laksanakan banyak departemen. Hal ini menyebabkan program pembangunan kurang bersinergi dan kurang terarah sesuai apa yang telah direncanakan sebelumnya. Sehingga upaya pembangunan ini kurang berdampak terhadap pemecahan masalah perbatasan secara menyeluruh.

BAB 3 KEBIJAKAN DAN SOLUSI PEMBANGUNAN

Kebijakan dan pengembangannya ini adalah sebagai upaya pemecahan masalah, sebagaimana yang tertera sebelumnya. Yang menjadi kendala dalam pembangunan wilayah perbatasan di wilayah Kutai Barat, Kalimantan Timur. 1. Meningkatkan akses di kawasan perbatasan dengan melakukan pembangunan infrastruktur perhubunga darat sebagai rangka membuka daerah yang terisolasi. Pembangunan ifrastruktur jalan dapat dilakukan secara bertahap dengan memprioritaskan pembangunan pada ruas jalan utama yang menghubungkan kabupaten dan kecamatan agar meningkatkan status perekonomian masyarakat kawasan perbatasan ini. 2. Menuntaskan jalan trans kalimantan utara dan ruas jalan perbatasan melalui sumber dana APBN kabupaten yang dilaksanakan menurut kewenangan dan status jalan. 3. Meningkatkan kapasaitas lapangan terbang sebagai pusat pelayanan komunikasi udara dan transportasi udaara bagi masyarakat perbatasan. 4. Menciptakan suatu pertumbuhan ekonomi baru di perbatasan yang berbasis pada sektor pertanian pangan dan perkebunan menurut kesesuaina daya dukung lahan. 5. Mengupayakan terbentuknya suatu lembaga yang khusus menangani kegiatan pembanguan wilayah perbatasan. 6. Meningkatkan kegiatan operasi keamanan di wilayah perbatasan darat dan laut serta peningkatan sarana dan prasarana pendukung. 7. Pendirian pos lintas batas dengan melengkapi infrastruktur penunjang.

KESIMPULAN

Pembangunan dan pengembangan wilayah perbatasan Kutai Barat, Kalimantan Timur ini dapat terwujud jika permasalahan ini dapat di tanggulangi pemerintah pusat dan daerah dengan melakukan suatu kerjasama dalam bentuk kemudahan perizinan dan bantuan dana untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada di kawasan Kutai Barat ini. Pembanguan infrastruktur adalah modal awal untuk memajukan kawasan perbatasan yang tertinggal daripada daerah lain. Agar dapat memberi kemudahan masyarakat dalam menjalankan roda perekonomian, serta untuk mengindari kejahatan lintas batas negara, seperti penyelundupan-penyelundupan yang merugikan negara Indonesia ini.

You might also like