You are on page 1of 2

Tinjauan Pustaka

2.1. Lahan dan Fungsi Utama Lahan Definisi lahan memiliki keterkaitan dengan tanah. Menurut Utomo, et al (1992), lahan memiliki ciri-ciri yang unik dibandingkan sumberdaya lainnya, yakni lahan merupakan sumberdaya yang tidak habis, namun jumlahnya tetap dan dengan lokasi yang tidak dapat dipindahkan. Jayadinata (1999) memaparkan bahwa tanah berarti bumi (earth), sedangkan lahan merupakan tanah yang sudah ada peruntukannya dan umumnya ada pemiliknya, baik perseorangan atau lembaga. Sementara itu, tanah merupakan kumpulan dari benda alam di permukaan bmi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari bahan campuran mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman (Hardjowigeno, 2007). Menurut Soepardi (1983), tanah dianggap sebagai tubuh alam berdimensi (dalam dan luas) merupakan hasil kerja gaya pembangun dan penghancur serta merupakan tempat bagi tanaman. Menurut Arsyad (2006) lahan merupakan lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap potensi penggunaan lahan. Sitorus (2004a) menyatakan bahwa lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/ relief, hidrologi, dan termasuk keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Lahan juga mengandung pengertian ruang atau tempat sehingga makna lahan mengandung arti yang lebih luas dibandingkan makna tanah. Badan Standardisasi Nasional (2002) mendefinisikan lahan sebagai tanah garapan termasuk untuk pemukiman; perpaduan antara unsur bentuk atau bentang lahan, geologi, tanah , hidrologi, iklim, flora dan fauna serta alokasi penggunaannya. Lahan sawah adalah areal atau bidang lahan yang diusahakan untuk kegiatan pertanian lahan basah atau lahan kering, digenangi air secara periodik atau terusmenerus dengan vegetasi berupa: padi, tebu, tembakau, sayur-sayuran. Lahan sebagai modal alami utama yang melandasi kegiatan kehidupan menurut Utomo, et al (1992), memiliki dua fungsi dasar, yaitu: 1) Fungsi kegiatan budidaya, yang memiliki makna suatu kawasan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan, seperti pemukiman, baik sebagai kawasan perkotaan maupun pedesaan, perkebunan, hutan produksi dan lain-lain. 2) Fungsi lindung, bermakna bahwa kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utamanya untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang ada, yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa yang bisa menunjang pemanfaatan budidaya. 2.2. Penggunaan Lahan (Land Use) Penggunaan lahan dapat diartikan sebagai setiap bentuk intervensi (campur tangan ) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik material maupun spiritual. Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar, yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non-pertanian ( Aryad,2006 ). Penggunaan lahan telah banyak ddfinisikan oleh para ahli, Sitorus (1991) menyatakan bahwa penggunaan lahan lebih merupakan tingkat pemanfaatan oleh masyarakat. Penggunaan lahan pada umumnya ditentukan oleh kemampuan lahan (khususnya aktifitas pertanian) dan lokasi ekonomi yaitu jarak sumberdaya lahan dari pusat pasar, misalnya untuk penggunaan daerah industri, pemukiman, perdagangan, atau rekreasi. Nilai lahan tertinggi biasanya terdapat di lokasi perdagangan dan industri, kemudian dilokasi perumahan penduduk, diikuti oleh tanah untuk pertanian, rekreasi, hutan dan padang belantara. Karakteristik lahan sebagai sumberdaya yang jumlahnya tetap dengan lokasinya yang tidak dapat dipindahkan, membutuhkan suatu perencanaan yang berkaitan dengan pola pemanfaatan lahan guna memenuhi kebutuhan manusia yang beragam. Berbagai macam bentuk intervensi manusia terhadap lahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dapat dikatakan land use atau penggunaan lahan atau tata guna lahan. Menurut Jayadinata (1999), tata guna lahan meliputi dua unsur, yaitu:

1. Tata guna lahan yang berarti penataan atau pengaturan penggunaan (merujuk kepada sumberdaya manusia). 2. Lahan (merupakan sumberdaya alam), yang berarti ruang (permukaan lahan serta lapisan batuan di bawahnya dan lapisan di atasnya), serta memerlukan dukungan berbagai unsur alam lain seperti air, iklim, hewan, vegetasi, mineral, dan sebagainya. Pertimbangan mengenai kepentingan atas lahan di berbagai wilayah mungkin berbeda tergantung kepada struktur sosial penduduk dan kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah dalam mengembangkan wilayah. Aturan-aturan dalam penggunaan lahan dijalankan berdasarkan pada beberapa kategori antara lain kepuasan, kecenderungan untuk kegiatan dalam tata guna lahan, kesadaran akan tata guna lahan, kebutuhan orientasi dan pemanfaatan atau pengaturan estetika (Munir, 2008). Sehubungan dengan hal tersebut, Chapin (1995) seperti yang dikutip oleh Jayadinata (1999) menggolongkan lahan dalam tiga kategori, yaitu: 1. Nilai keuntungan, yang dihubungkan dengan tujuan ekonomi dan yang dapat dicapai dengan jual-beli lahan di pasaran bebas. 2. Nilai kepentingan umum, yang dihubungkan dengan pengaturan untuk masyarakat umum dalam perbaikan kehidupan masyarakat. 3. Nilai sosial, yang merupakan hal mendasar bagi kehidupan dan dinyatakan oleh penduduk dengan perilaku yang berhubungan dengan pelestarian, tradisi, kepercayaan dan sebagainya.

You might also like