You are on page 1of 4

Kolesterol merupakan steroid hewani yang terdapat paling meluas dan dijumpai dalam hampir semua jaringan hewan.

Batu kandung empedu dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Kolesterol merupakan zat antara yang diperlukan biosintesis senyawa steroid, namun tak merupakan keharusan dalam makanan, karna dapat disintesis dari asetil koenzim A. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dikaitkan dengan arteriosklerosis ( pengerasan pembuluh darah ), suatu keadaan dimana kolesterol dan lipid-lipid lain melapisi dinding dalam pembuluh darah ( Fessenden,1986:426). Kolesterol adalah lipid yang terdapat pada membran sel pada jaringan hewan, dan ditransportasikan ke plasma darah pada hewan tersebut. Sebagian besar kolesterol di dalam tubuh kita disintesa oleh tubuh dan juga diambil dari sumber makanan. Kolesterol memainkan peranan penting dalam proses biokimia misalnya sebagai komponen membran sel dan sintesa berbagai hormon steroid ( Sudarma,2009:84). Pada tubuh manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar (adral cortex) dan jaringan syaraf. Kolestrol dapat larut dalam pelarut lemak, masalnya eter, kloroform, benzena dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi, kolestrol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau serta mempunyai titik lebur 150-1510C (Poedjiadi, 2007: 74-76). Adanya kolestrol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi warna. Salah satu diantaranya adalah reaksi Salkowski. Apabila kolestrol dilarutkan dalam kloroform dan larutan ini dituangkan di atas larutan asam sulfat pekat dengan hati-hati, maka bagian asam berwarna kekuningan dengan flouresensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan yang berubah menjadi merah dan ungu. Larutan kolestrol dalam kloroform bila ditambah anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah, kemudian biru dan hijau. Ini disebut reaksi Lieberman Burchard. Warna hijau yang terjadi ini ternyata sebanding dengan konsentrasi kolestrol. Karenanya reaksi Lieberman Burchard dapat digunakan untuk menentukan kolestrol secara kuantitatif (Poedjiadi, 2007: 74-76).

Uji Salkowski untuk kolesterol Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning dengan warna fluoresens hijau (Pramarsh, 2008). Uji Lieberman Buchard Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol. Prinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan kloroform (dari percobaan Salkowski). Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan. Tabung dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif. Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua (WikiAnswers, 2008) Pada uji salkowski, terbentuk cincin coklat yang menunjukkan terjadinya reaksi antara kolesterol dengan asam sulfat pekat. Steroid adalah gugus senyawa yang mengandung struktur cincin yang terdiri dari cincin fenantren (cincin A, B, dan C) serta cincin siklopentana (cincin D). Kolesterol merupakan senyawa induk yang merupakan asal dari semua steroid yang dihasilkan di dalam tubuh manusia. Pada uji ini, kolesterol berfungsi sebagai sumber sterol

jenuh; kloroform berfungsi sebagai pelarut kolesterol agar lebih mudah bereaksi; sedangkan H2SO4 pekat berfungsi sebagai oksidator. Dalam percobaan ini, akan terbentuk 3 lapisan dalam tabung reaksi, dari permukaan bawah : 1. Warna merah kebiruan sampai merah cerah dan ungu (purple), merupakan hasil dari reaksi antara kloroform dan kolesterol yang berupa kolestadiena. 2. 3. Fluoresensi hijau, merupakan hasil reaksi antara kolestadiena dan asam sulfat yang berupa asam sulfonat. Kuning, merupakan sisa asam sulfat yang tidak ikut bereaksi. Secara klinis, sterol adalah senyawa yang mempunyai lebih dari satu gugus hidroksil dan tidak memiliki gugus karbonil maupun karboksil. Fungsinya dalam tubuh sama dengan fungsi steroid di dalam tubuh manusia. Warna hijau pada uji lieberman-buchard menunjukkan reaksi antara kolesterol dengan asam asetat anhidrat. Kedua uji tersebut diatas dapat digunakan untuk mengukur kadar kolesterol secara kalorimetri.

http://valdisreinaldo.blogspot.com/2012/04/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif.html http://hamid-majelis.blogspot.com/2012/04/bab-i-pendahuluan-1_204.html http://baiqdesy.blogspot.com/2012/05/laporan-biokimia-2-penetapan-kadar.html

Lemak atau minyak adalah trigliserida atau triester dan asam lemak berantai panjang. Umumnya, minyak(cair) mengandung lebih banyak ketakjenuhan daripada lemak (padat). Asam lemak mengandung atom karbon berjumlah genap dengan ikatan-ikatan rangkapcis. Terpena, yang banyak dijumpai pada tumbuhan maupun hewan, mempunyai kerangka diisoprena, triisoprena dan sebagainya. (Fessenden,1989) Lipid adalah suatu golongan besar senyawa alami, molekulnya dapat dikatakan tak larut air. Trigliresida yaitu triester dari gliserol dan asam lemak adah lipid yang paling melimpah pada jaringan hewan.kolesterol adalah steroid paling melimpah dalam hewan. Lapisan terluar andrenal meghasilkan 3 golongan hirmon steroid: glukokortikoid yang megatur penggunaan glukosa oleh tubuh dan mempengaruhi keseimbangan oleh garam dan air. Mineralokortikoid yang mempengaruhi kesimbangan garam dan air dala tubuh dan yang terakhir hormon seks sekunder yang menyebabkan perbedaan ciri pria dan wanita serta membantu pematangan proses produksi.(Antony dan Michael, 1992) Salah satu sifat khas yang mencirikan golongan lipida adalah daya larutnya dalam pelarut non polar dan ketidaklarutannya dalam pelarut polar. Uji Kelarutan Merupakan uji untuk mengetahui ada atau tidaknya noda dan larut atau tidaknya suatu sampel untuk mngetahui termasuk larutan non polar atupun polar. Dari hasil pengamatan diperoleh: Air, Alkohol Panas, Alkohol Dingin,

dan NaCo3 2% ini terdapat noda dan tidak larut pada saat diteteskan minyak, sedangkan kloroform tidak terdapat noda tetapi larut ketika diteteskan minyak. Kloroform termasuk larutan non polar sedangkan larutan lainnya termasuk larutan polar. dengan adanya larutan Na2CO3 Minyak kelapa membentuk emulsi ketika dilarutkan kedalam larutan campuran air dan Na2CO3. Karena Na2CO3 merupakan zat emulgator sehingga pada penambahan lipid kedalam larutan air dan Na2CO3 terjadi emulsi karena larutan Na2CO3 membantu menurunkan tegangan permukaan air. (Fessenden & Fesenden, 1982) Kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut ditentukan oleh banyak hal, antara lain adalah sifat kepolaran zat dan Umumnya zat yang polar dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar, namun tidak dapat larut dalam pelarut nonpolar. Begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan adanya momen dipol pada zat atau pelarut sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan sesamanya. Sedangkan pada pelarut nonpolar tidak memiliki momen dipol, sehingga tidak c) Uji Penyabunan Asam lemak bila bergabung dengan alkali (KOH/NaOH) akan membentuk sabun, yang berfungsi sebagai emuglator. Pada percobaan ketiga ini diamati pada ketiga bahan uji, dengan adanya pemanasan dan penambahan alkali (KOH/NaOH) maka senyawa lemak akan membentuk gliserol dan sabun atau garam asam lemak. Proses ini lebih dikenal dengan nama saponifikasi. Perbandingan jumlah busa (indikasi terbentuknya sabun) pada penambahan KOH daan penambahan NaOH adalah sama. Lesitin menghasilkan busa paling banyak, kedua minyak dan yang terakhir margarine. Hal ini dikarenakan kedua alkali tersebut merupakan basa kuat. Sedangkan untuk jumlah busa paling tinggi terdapat pada minyak, asam lemak utama yang terdapat dalam minyak adalah asam laurat dan asam miristat (merupakan asam lemak dengan bobot molekul rendah dan memiliki bilangan penyabunan yang tinggi) http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2089454-uji-kelarutan-uji-ketidakjenuhan-uji/ http://jusakben.blogspot.com/2012/04/uji-kualitatif-lemak.html http://vheenvhien.wordpress.com/2011/11/11/chemistry-zone/ https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:LOhB2Qeu6UAJ:jomet.files.wordpress.com/2011/06/identifikasilemak1.docx+uji+penyabunan+lemak&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESi948vFRfMczrxR1KOjhnt0NgEqylUH61b efbQl2EBdyR48HGOAXBClQLpND5sJcO0uFr3gfC4lmoI9SQB27LQ1xeDMKEXSn4fFGG5tXIcp4N20_w7Ao_E0upjM6X4bvl2Uxfb&sig=AHIEtbSENUvLNztS2H75u4gHjuCG-TCKtQ

You might also like