You are on page 1of 9

Nama

: Rifky Hernando

Judul : Bio Oil NIM : 095524080

Biofuel Biofuel adalah bahan bakar terbarukan yang berasal dari mahluk hidup atau bagian mahluk hidup, material biologi (biomassa). Biofuel dapat berbentuk padat (solid), cair (liquid), atau gas dan dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai bahan bakar utama untuk pembangkit listrik dan panas, atau sebagai bahan baku untuk menghasilkan bahan bakar atau bahan kimia antara. Biomassa dapat diubah menjadi biofuel melalui proses panas (thermal), kimia, biologi, atau fisika. Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1, biofuel dapat berbentuk padat (solid), cair (liquid), atau gas. Dalam setiap kelompok dapat dibagi lagi menjadi beberapa tipe, dan dalam beberapa kasus terdapat interaksi atau inter-prosessing dari tipe-tipe biofuel tersebut (Case, 2006).

Gambar 1. Pembagian biofuel (Case, 2006) A. Biofuel Padat Pembakaran langsung meliputi pembakaran biomassa langsung setelah diperlakukan terlebih dahulu (pemisahan, pengeringan, pencacahan, dan lain-lain) hingga layak untuk dibakar. Biofuel padat berupa biomassa yang dapat dibakar (biocombustible) adalah salah satu bentuk biofuel yang paling tua, seperti memasak dengan kayu bakar atau untuk memanaskan ruangan di rumah Eropa. Sistem pembakaran yang lebih maju dapat memaksimalkan produksi panas, uap/steam, dan listrik. Salah satu contoh pemanfaatan biofuel padat adalah pemanfaatan cangkang dan fiber sawit untuk bahan bakar boiler untuk menghasilkan uap/listrik. B. Biofuel Cair

1. Bio-Oil Bio-Oil adalah kondensat cair berwarna hitam yang ini dibuat melalui proses proses pirolisis thermo-kimia (Gambar 2). Bio-oil memiliki kandungan anergi kurang lebih 17 MJ/kg atau setengah dari kandungan energi minyak bumi (39 MJ/kg), tetapi empat kali lebih besar dari kayu, dan 15 kali lebih tinggi dari jerami. Bio-oil bebas sulfur dan sangat rendah kandungan mineral dan nitrogen, sehingga memungkinkan sebagai substitusi untuk bahan bakar fosil, atau (dengan penambahan surfaktan) dapat dicampur dengan minyak bumi untuk bahan bakar mesin.

Gambar 2. Proses pirolisis untuk menghasilkan bio-oil. Bio-oil telah dimanfaatkan untuk bahan bakar boiler, dipretreatment dan dimanfaatkan untuk turbin dan mesin diesel kecepatan -rendah dan medium untuk menghasilkan listrik. Penggunaan bio-oil perlu memertimbangkan pH yang rendah, peningkatan viskositas sesuai umurnya, stabilitas penyimpanan, dan kandungan padatan yang harus rendah untuk menghindari kerusakan mesin. 2. Biodiesel Biodisel adalah minyak bakar berwarna kuning yang diproduksi melalui proses reaksi kimia antara minyak nabati atau lemak hewan dan metanol untuk membentuk methyl ester. Biodisel dapat digunakan langsung untuk mesin diesel atau dicampur dengan minyak solar dengan berbagai konsentrasi (misal B5) untuk mengurangi emisi gas dan meningkatkan kemampuan mesin. 3. Bioetanol Bioetanol adalah cairan berwarna jernih yang dibuat dengan cara merubah pati-patian menjadi gula, kemudian difermentasi menghasilkan bioetanol, didistilasi dan dehidrasi menghasilkan

bahan bakar. Bioetanol adalah salah satu biofuel cair yang paling banyak dimanfaatkan saat ini. Bioetanol memiliki banyak manfaat salah satunya adalah dicampur dengan bensin sebagai agen oksigenasi sehingga pembakaran menjadi lebih bersih dengan emisi rendah. Biofuel gas Paling tidak ada dua macam biofuel berbentuk gas, yaitu biogas dan biosyngas. Keduanya sangat berbeda dan dibuat melalui proses yang berbeda. 1. Biogas Biogas dibuat melalui digesti anaerob atau fermentasi bahan organik dalam kondisi rendah oksigen. Gas dibakar untuk memproduksi panas, uap dan listrik, atau digunakan secara langsung seperti untuk kendaraan berbahan bakar biogas. Melalui proses digesti anaerob mikroba memecah bahan baku kaya karbon menjadi gas yang mengandung kurang lebi 60% methane (CH4), 30% karbon dioksida (CO2), dan 10% nitrogen(N2). Kandungan metan di dalam biogas (kandungan kalor- 23NJ/Nm3) dapat dibakar untuk memproduksi panas dan tenaga. 2. Syngas Synthetic gas atau lebih sering disingkat menjadi Syngas atau producer gas, adalah intermediate yang dibuat melalui proses gasifikasi thermo-kimia dimana suhu tinggi merubah material kaya karbon: seperti batubara, minyak bumi, gas alam atau biomassa menjadi karbon monooksida (CO) dan hydrogen (H2). Apabila bahan baku pembuatannya adalah batubara, minyak bumi atau gas alam, maka disebut dengan Syngas. Sedangkan apabila bahan baku utamanya adalah biomassa maka disebut dengan Biosyngas. Biosyngas dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar atau sebagah bahan baku untuk reaksi kimia lainnya. Kandungan energi biosyngas kurang lebih 3 8 MJ/Nm3 (mega joules per normal meter kubik), tetapi dapat mencapai 10 20 NJ/Nm3 jika menggunakan oksigen murni digunakan dalam proses gasifikasi. Jika dalam proses gasifiksi ditambahkan uap/steam, yang disebut reforming, gas yang dihasilkan akan mengandung hydrogen dalam konsentrasi tinggi.

Gambar 3. Proses sederhana gasifikasi untuk memproduksi biosyngas.

C. Mengenai biofuel

Bio-Fuel secara singkat adalah Bahan bakar yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan, yang juga disebut Non-Fossil Energy.Berbeda dengan Bahan Bakar yang banyak kita kenal saat ini yaitu Bahan Bakar Motor, Minyak Tanah, Minyak Diesel yang termasuk kelompok Fossil Energy.Kesadaran akan makin berkurangnya cadangan Bahan bakar berbasis Fossil Energy ini, diiringi dengan banyaknya kritik tentang Emisi Karbon yang dihasilkan oleh Bahan Bakar ini, membuat para Perusahaan Raksasa Minyak Dunia pun mulai beralih melakukan penelitian dan bahkan investasi di Non Fossil Energy ini. Bio-Fuel menjadi primadona dengan kemasan yang ramah lingkungan. Walaupun ada juga pihak yang menentang BioFuel dengan alasan akan adanya pertarungan antara Food untuk manusia dan Food untuk Kendaraan bermotor dan Industri. Apa komoditi dan bahan baku utama Bio-Fuel? Ada 4 bahan baku utama yang saat ini digunakan: 1. Palm: atau juga dikenal dengan Kelapa Sawit 2. Jatropa Curcas: atau Jarak Pagar

3. Sugar cane: atau tanaman Tebu 4. Cassave: atau Ubi Kayu Bisa dilihat bahwa smeuanya adalah berbasis bahan dari tumbuhan yang juga dikonsumsi oleh Manusia. Produk dari Bio-Fuel: 1. BioEthanol: digunakan sebagai pengganti BBM (Gasoline) pada transportasi, dengan target 10%. Bahan bakunya adalah dari Sugar cane (Tanaman Tebu) dan Cassava (Ubi Kayu). 2. BioDiesel: akan menjadi pengganti Bahan Bakar Diesel (Solar) yang akan digunakan untuk Transportasi (10%) dan Power Plant (50%). Bahan Bakunya adalah dari Kelapa Sawit dan jarak Pagar. 3. Bio-Oil mempunyai 3 turunan yaitu: o BioKerosin: sebagai pengganti Minyak Tanah di rumah tangga (10%) dengan berbahan baku Kelapa Sawit dan Jarak Pagar o BioOil: sebagai pengganti Automotive Diesel Oil (ADO) untuk transportasi (10%) dan Power Plant (10-50%), dan Bio-Oil sebagai pengganti Industry Diesel Oil (IDO) untuk Transportasi Laut dan Kereta Api (10%), juga bahan baku yang sama dengan BioKerosin. o BioOil: sebagai pengganti Minyak Bakar (Fuel Oil) untuk Industry sebanyak 50%. Bahan baku nya adalah Kelapa Sawit dan Jarak Pagar. o BioDiesel: sebagai pengganti Bahan Bakar Solar pada Transportasi (10%) dan Power Plant (50%). Bahan bakunya adalah Kelapa Sawit dan Jarak Pagar. Beberapa Producer Bio-Fuel yang sudah dikenal di Indonesia adalah: 1. PT. Eterindo Jawa Timur 2. PT. Molindo Raya 3. PT. Lampung Destileri 4. PT. Energi Alternatif Indonesia 5. PT. Sumi Asih 6. PT. Platinum 7. PT. Wilmar Bioenergi Indonesia Data dari Department ESDM juga menyebutkan sejumlah Power Plant yang sudah menggunakan Biofuel sebagai bahan bakarnya, yaitu:

Saat ini ada 13 Perusahaan yang memproduksi BioFuel, sebagai berikut:

Ini adalah angka target 2010. Pemerintah Indonesia sendiri, dalam kerangka pengembangan BIOFUEL ini, ini mempunyai target untuk tahun 2010 sebagai berikut: 1. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi 3.5 juta orang 2. Meningkatkan pendapatan petani minimal menyamai UMR 3. Mengembangkan tananaman bahan Biofuel di 5.5 juta hektar tanah 4. Terbentuknya 1000 Daerah yang-Self-Sufficient-Energy (DESA MANDIRI) dan 12 daerah khusus BIOFUEL 5. Mengurangi ketergantungan akan Fossil Fuel paling tidak 10% 6. Menghemat Valuta Asing sampai US$10 Milliar 7. Memenuhi kebutuhan BIOFUEL dalam enegri dan eksport Pemerintah juga menyiapkan payung hukum dalam bentuk Keputusan President ataupun Peraturan Perundang-undangan lainnya seperti: 1. Peraturan President No. 5/2006 tentang Kebijaksanaan Energi Nasional 2. Instruksi President No. 1/2006 tentang Pengadaaan dan Penggunaan Biofuel sebagai energi alternative 3. Dektrit President No. 10/2006 tentang Pembentukan team nasional untuk Pengembangan Biofuel

Pandangan Umum Bio Fuel

"Biodiesel dan Bioetanol, kedua bahan bakar ini dihasilkan dari berbagai tanaman yang ada di Indonesia. Dengan kemampuan seperti itu, maka tidak ada alasan untuk tidak mengembangkan energi biodiesel ini," katanya. Menurut dia, perkebunan kelapa sawit di Indonesia berkembang dengan pesat sejak awal tahun 80-an dan hingga akhir 2003 luas total perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai 4,9 juta hektar dengan produksi CPO (crude palm oil) sebesar 10,68 juta ton. Perkembangan perkebunan sawit ini, katanya, masih akan terus berlanjut dan diperkirakan dalam lima tahun mendatang Indonesia akan menjadi produsen CPO terbesar di dunia dengan total produksi sebesar 15 juta ton/tahun. Salah satu produk hilir dari minyak sawit yang dapat dikembangkan di Indonesia selain sebagian besar hasilnya masih dieskpor dalam bentuk CPO, dan di dalam negeri diolah menjadi produk pangan, terutama minyak goreng--adalah biodiesel, yang dapat digunakan sebagai "bahan bakar alternatif", terutama untuk mesin diesel. "Dengan semakin tingginya harga minyak bumi akhir-akhir ini, sudah saatnya apabila Indonesia mulai mengembangkan biodiesel, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor," katanya. Ia mengungkapkan, biodiesel ini adalah bahan bakar cair yang diformulasikan khusus untuk mesin diesel yang terbuat dari minyak nabati (bio-oil), tanpa perlu memodifikasi mesin dieselnya. "Untuk pemakaian Biodiesel ini, bisa pure biodiesel, maupun sebagai bahan substitusi pada petrodiesel, dengan campuran antara 5 sampai 20%. Berbagai kendaraan, mulai dari truk, bus, traktor, hingga mesin-mesin industri bisa menggunakan bahan bakar biodiesel ini," katanya. Bahkan, kata dia, sebuah mobil Toyota Innova keluaran terbaru - dengan mesin commond real-nya--bisa menggunakannya. Ia memberi contoh bahwa salah satu mobil Toyota Innova milik para peneliti sudah mampu menempuh jarak 9.195 km dengan menggunakan bahan bakar biodiesel.

You might also like