You are on page 1of 16

MAKALAH HIPOFUNGSI DAN HIPERFUNGSI PANKREAS

Disusun Oleh : Kelompok 5 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Eni Astutiningsih Agus Junaedi Nasikhatus Sangadah Tri Septi Pujirahayu Ikhsan Haniati Nur.F Budiman Fedi Sudrajat Dwi Nur M.J A11100708 A11100709 A11100710 A11100712 A11100715 A11100716 A11100717 A11100718 A11100719 A11100720 A11100721 A11100722

10. Istingadah 11. Nur Arifah Afiani 12. Tri Wahyu Widodo

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2012
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudulHipo dan Hiperfungsi pankreas sebagai salah satu tugas semester III pada mata kuliah Blok Endokrin. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini yaitu: 1. H. Giyatmo S Kep Ners, selaku Direktur STIKES Muhammadiyah Gombong

sekaligus sebagai pembimbing I yang telah banyak memberi waktu dan pengarahan dalam membimbing penulis untuk penyusunan gagasan tertulis ini sehingga dapat diselesaikan tepat waktu 2. Herniyatun, Smat, selaku ketua prodi S1 Keperawatan 3. Cahyu Septiwi, M.Kep.Sp.KMB, Selaku koordinator Blok Endokrin. 4. Ibu dan ayah tersayang yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil serta doa yang tulus sehingga gagasan tertulis ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Gombong, 3 Desember 2012

Penulis

DAFTAR ISI Judul.....................................................................................................................................1 Kata Pengantar.....................................................................................................................2 Daftar Isi...............................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................3 Pendahuluan.........................................................................................................................3 Tujuan...................................................................................................................................3 Manfaat.................................................................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................4 A. Pengertian.................................................................................................................4 B. Anatomi fisiologi......................................................................................................5 C. Fungsi Endokrin Pankreas........................................................................................5 D. Gangguan pada Hiper dan Hipofungsi Pankreas.....................................................7 E. Patofisiologi...........................................................................................................10 F. Tindakan Keperawatan Hipo dan Hiperfungsi Hormon Pankreas.........................10 G. Pengkajian..............................................................................................................11 H. Pemeriksaan Penunjang.........................................................................................15 BAB III PENUTUP.............................................................................................................16 Kesimpulan..........................................................................................................................16 Daftar Pustaka......................................................................................................................17

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letak nya di belakang lambung. Di dalam nya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu di sebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin, yang sangat berperan dalam mengatur kadar glukosa darah. Tiap pankreas mengandung lebih kurang 100.000 pulau Langerhans dan tiap pulau berisi 100 sel beta..

Tujuan 1. Mengetahui pengertian Hipofungsi dan Hiperfungsi pankreas 2. Memahami pengertian Insuin dan gangguannya 3. Mampu merencanakan tindakan keperawtan pada gangguan Hipofungsi dan Hiperfungsi hormon pankreas Manfaat 1. Bagi Penulis Sebagai syarat memenuhi tugas semester III Sebagai sumber reverensi mengenai Hipofungsi dan Hiperfungsi pankreas 2. Bagi Mahasiswa Sebagai sumber pedoman dalam memahami berbagai Hipofungsi dan Hiperfungsi pankreas 3. Bagi Dosen Dapat menjadi referensi bagi dosen terkait dengan Hipofungsi dan Hiperfungsi pankreas

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letak nya di belakang lambung. Di dalam nya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu di sebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin, yang sangat berperan dalam mengatur kadar glukosa darah. Tiap pankreas mengandung lebih kurang 100.000 pulau Langerhans dan tiap pulau berisi 100 sel beta. (Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Fak. Kedokteran UI.2000.penatalaksanaan diabetes melitus terpadu). B. Anatomi Fisiologis Kelenjar Pankreas. Pancreas terdiri atas dua jenis jaringan utama, yakni: 1. Asini yang mensekresikan getah pencernaan kedalam duodenum. 2. Pulau langerhans yang tidak mengeluarkan getahnya ke luar namun menskresi insulin dan glucagon langsung kedalam darah. Pankreas manusia mempunyai hampir satu juta pulau langerhans, setiap pulau langerhans hanya berdiameter seratus mikron atau lebih dan tersusun mengelilingi pembuluh kapiler kecil yang merupakan tempat penampungan hormon yang disekresikan oleh sel-sel tersebut. Pulau langerhans mengandung tiga jenis sel utama yakni sel alfa, beta, dan delta, yang dapat dibedakan dari cirri morfologik dan pewarnaannya. Sel beta yang merupakan kira-kira 60 persen dari semua sel, mensekresikan insulin. Sel alfa yang merupakan kira-kira 25 persen dari seluruh sel, mensekresi glucagon. Dan sel deltayang merupakan 10 persen dari seluruh sel, mensekresi hormone yang baru saja ditemukan yakni somastostatin. Selain itu paling sedikit terdapat satu jenis sel lain yang disebut sel PP, yang terdapat dalam jumlah yang sedikit dalam pulau langerhans dan mensekresi hormon yang fungsinya masih diragukan yakni polipeptida pancreas.
5

Hubungan yang

erat antara berbagai jenis sel yang terdapat dalam pulau

Langerhans menyebabkan timbulnya pengaturan secara langsung sekresi beberapa jenis hormone oleh hormone lainnya. Contohnya insulin menghambat sekresi glucagon Guyton.1994.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC C.Fungsi Endokrin Pankreas Fungsi Endokrin Pankreas adalah memproduksi dan melepaskan hormon insulin. Insulin di lepaskan pada suatu tingkat/kadar basal oleh sel-sel beta pulau Langerhans. Rangsangan utama untuk pelepasan insulin di atas kadar basal adalah peningkatan kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah puasa dalam keadaan normal adalah 80-90 mg/100 ml darah, maka sekresi insulin dari pankreas dengan cepat meningkat dan kembali ke tingkat basal dalam 2-3 jam. Insulin adalah hormon utama pada stadium absorptif pencernaan yang muncul segera setelah makan. Di antara waktu makan, kadar insulin rendah. Insulin yang di keluarkan oleh sel beta tadi dapat di ibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel glukosa itu di metabolisasikan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa tak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya kadar nya di dalam darah meningkat. Dalam keadaan seperti ini badan akan menjadi lemah karena tidak ada sumber energi di dalam sel. (Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Fak. Kedokteran UI.2000.penatalaksanaan diabetes melitus terpadu.) Insulin bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor insulin yang terdapat di sebagian besar sel tubuh. Setelah berikatan, insulin bekerja melalui perantara ke dua untuk menyebabkan peningkatan transportasi glukosa (yang di perantarai oleh pembawa) ke dalam sel. Setelah berada di dalam sel, glukosa dapat segera di pergunakan untuk menghasilkan energi siklus Krebs, atau dapat di simpan di dalam sel sebagai glikogen. Sewaktu glukosa di bawa ke dalam sel, kadar glukosa darah menurun. Peningkatan glukasa plasma menyebabkan peningkatan insulin yang akhir nya mengakibatkan kadar glukosa menurun.

1. Stimulus: Peningkatan glukosa darah Insulin merangsang

transportasi glukosa

Sebagian besar sel tubuh Pankreas 3. trasportasi glukosa ke dalam sel 2. pengeluaran insulin

Penurunan glukosa darah

Siklus umpan balik yang memperlihatkan efek penurunan glukosa darah pada pengeluaran insulin. Pelepasan insulin juga di rangsang oleh beberapa asam amino dan hormon pencernaan, CCK dan sekretin. Insulin adalah hormon anabolik (pembangun) utama pada tubuh dan memiliki berbagai efek. Insulin meningkatkan transportasi asam amino ke dalam sel, merangsang pembentukan protein, serta menghambat penguraian simpanan lemak, protein, dan glikogen. Insulin juga menghambat glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) oleh hati.(Elizabeth J. Corwin.2001.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta: EGC) D.Fungsi Insulin 1. Meningkatkan sintesis glikogen hormon insulin memfasilitasi masuknya glukosa ke sel hati dan sel otot; kadar hormon insulin yang lebih rendah menyebabkan sel hati mengkonversi glikogen menjadi glukosa dan mengeluarkannya ke dalam darah. 2. Meningkatkan sintesis asam lemak hormon insulin memfasilitasi masuknya lemak dalam darah ke jaringan adipose yang
7

kemudian dapat dikonversi menjadi

triglycerida; akan terjadi sebaliknya jika kekurangan dari hormon insulin.

3. Menurunkan proteinolisis

mengurangi

kekuatan dari pemecahan protein;

kekurangan dari hormon insulin menyebabkan pemecahan protein. 4. Menurunkan lipolisis mengurangi kekuatan dari konversi dari simpanan sel lemak lipid ke dalam asam lemak plasma; kekurangan dari hormon insulin menyebabkan sebaliknya. 5. Menurunkan gluconeogenesis menurunkan produksi glukosa dari berbagai

substrates di hati; kekurangan insulin menyebabkan produksi glukosa dari variasi substrat pada hati dan di tempat lain. D .Gangguan pada Hiperfungsi dan Hipofungsi Pankreas Hipofungsi dan hiperfungsi insulin menyebabkan penyakit diabetes melitus dan hipoglikemia yang masing-masing di sebabkan oleh hiposekresi insulin dan kelebihan sekresi insulin.

1. Diabetes Melitus. a. Definisi Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner & Suddarth, 2002). Diabetes Melllitus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya kecepatan sekresi insulin oleh sel sel Pulau Langerhaens. (Guyton, 1994) b. Manifestasi Klinis 1) Polyurea 2) Nafsu makan meningkat 3) Rasa haus meningkat (polydipsia ) 4) Kelelahan 5) Kelemahan

c. Patofisiologi
8

Hampir 90-95% islet sel pankreas hancur sebelum terjadi hiperglikemia akibat dari antibodi islet sel. Kondisi tersebut menyebabkan insufisiensi insulin dan meningkatkan glukosa. Glukosa menumpuk dalam serum sehingga menyebabkan hiperglikemia, kemudian glukosa dikeluarkan melalui ginjal (glukosuria) dan terjadi osmotik diuresis. Osmotik diuresis menyebabkan terjadinya kehilangan cairan dan terjadi polidipsi.

Penurunan insulin menyebabkan tubuh tidak bisa menggunakan energi dari karbohidrat sehingga tubuh menggunakan energi dari lemak dan protein sehingga mengakibatkan ketosis dan penurunan BB. Poliphagi dan kelemahan tubuh akibat pemecahab makanan cadangan. 2. Hipoglikemia a. Definisi Hipoglikemia adalah suatu keadaan kelebihan insulin yang mengakibatkan kadar glukosa plasma rendah ( William.F Ganong.2003 ) Hipoglikemia = Hipoglikemia murni = True hypoglicemy = gejala hipoglikemia apabila gula darah < 60 mg/dl. (Dr Soetomo ,1998) Definisi kimiawi dari hipoglokemia adalah glukosa darah kurang dari 2,2 m mol/l, walaupun gejala dapat timbul pada tingkat gula darah yang lebih tinggi. (Petter Patresia A,1997) b. Manifestasi Klinis 1) Dehidrasi 2) Kehilangan elektrolit 3) Tremor 4) Gelisah 5) Rasa lapar c. Patofisiologi Pada hipoglikemia ringan ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik akan terangsang. Pelimpahan adrenalin ke dalam darah menyebabkan gejala seperti perspirasi, tremor, takikardi, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar. Pada hipoglikemia sedang, penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel otak tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda-tanda gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup ketidak mampuan berkonsentrasi, sakit
9

kepala,vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, pati rasa di daerah bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan emosional, perilaku yang tidak rasional, penglihatan ganda dan perasaan ingin pingsan. Kombinasi dari gejala ini (di samping gejala adrenergik) dapat terjadi pada hipoglikemia sedang. Hipoglikemia bisa disebabkan oleh: a. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas b. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya. Seseorang dapat mengalami hipoglikemia bila menggunakan suntikan hormon insulin berlebih c. Makan terlalu sedikit karbohidrat d. Makan terlambat atau tidak makan e. Latihan jasmani yang terlalu keras dan terlalu lama dari biasanya f. Dosis insulin terlalu banyak atau minum obat diabetes terlalu banyak G.Pengkajian 1. Keluhan Utama Riwayat Kesehatan : a. Riwayat Kesehatan Sekarang b. Riwayat Kesehatan Dahulu c. Riwayat Kesehatan Keluarga 2. Observasi dan Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Kesadaran : composmentis a. Pemeriksaan integumen Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. b. Pemeriksaan kepala dan leher Kepala : bentuk mesochepal, tidak terdapat nyeri tekan Leher : tidak ada pembesaran thyroid c. Pemeriksaan dada
10

I : Bentuk dada simetris, tidak ada luka, RR = 24 X/mnt P : Tidak ada benjolan P : Tidak ada nyeri tekan A : Bunyi jantung normal d. Pemeriksaan abdomen I : Tidak ada luka, tidak ada ancitas

A : Bising usus normal 10 X/mnt P : Suara redup P : Tidak ada pembesaran hati, tidak ada nyeri yekan e. Pemeriksaan genetalia, anus Tidak terpasang Dowler Chateter f. Pemeriksaan ekstremitas Akral hangat, tidak terpasang infuse 3. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan glukosa urine Tujuan penentuan kadar glukosa dalam urine adalah untuk menentukan secara tidak langsung kadar glukosa dalam darah.Agar lebih tepat mencerminkan kadar glukosa darah pada saat penentuan, tigapuluh menit sebelum penampungan urine, kandung kemih harus dikosongkan. b. Kadar Glukosa Darah Puasa Kadar glukosa darah puasa sewaktu pagi hari sekali, yakni paling sedikit 8 jam sesudah makanyang terakhir , kadar normalnya adalah 80 sampai 90 mg/dl,dan batas kadar yang paling tertinggi umumnya 110 mg/dl.

11

( Tjokroprawiro, Askandar dkk.1986.DIABETES MELITUS.Aspek Klinik dan Epidemiologi.Jakarta : Airlangga University press.

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan : 1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L) 2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L) 3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

4. Pola pemenuhan Kebutuhan Dasar Menurut GORDON : a. Pola persepsi kesehatan Sebelum Sakit Klien sering mengkonsumsi makanan manis akibat terpengaruh dengan lingkungannya Saat dikaji Klien tidak mengetahui dampak makanan manis yang berlebihan bagi kesehatan b. Pola nutrisi dan metabolism Sebelum Sakit Klien makan 3 x sehari secara teratur dengan nasi, lauk dan sayur, minum 6-8 gelas /hari.Pasien sering makan makanan yang manis dan mudah lapar Saat dikaji Klien tidak menghabiskan makanan yang diberikan oleh Rumah Sakit c. Pola eliminasi Sebelum Sakit Klien BAK 2-3 x/hari, BAB 1 X/hari Saat dikaji Klien BAK 4-6 X/sehari, klien belum BAB saat dikaji
12

d. Pola tidur dan istirahat Sebelum sakit Klien tidur 6-8 jam/hari Saat dikaji Klien tidur 4-6 jam/hari karena gelisah dan e. Pola aktivitas dan latihan Sebelum sakit Klien dapat melakukan aktifitas secara mandiri tanpa dibantu keluarga Saat dikaji Klien melakukan aktivitas dibantu dengan keluarga f. Pola hubungan dan peran Sebelum sakit Peran klien dengan keluarga baik-baik saja tidak mempunyai masalah Saat dikaji Hubungan klien dengan keluarga renggang karena penyakitnya membuat dia mudah marah dan konsentrasi menurun g. Pola sensori dan kognitif Sebelum sakit Klien dapat melihat dengan jelas, dapat merasakan sentuhan Saat dikaji Klien dapat merasakan sentuhan dengan dicubit h. Persepsi dan konsep diri Sebelum sakit Klien tidak mempunyai gangguan, masih dalam keadaan normal Saat dikaji Klien mudah marah, konsentrasi menurun i. Pola seksual dan reproduksi Sebelum sakit Klien normal, tidak ada gangguan seksualitas Saat dikaji Seksualitas pasien terganggu akibat penyakitnya j. Pola mekanisme stres dan koping Sebelum sakit
13

Ketika mempunyai masalah klien cenderung melampiaskan ke alcohol Saat dikaji Klien lebih mendekatkan diri kepada Alloh SWT k. Pola tata nilai dan kepercayaan Sebelum sakit Klien jarang melakukan sholat Saat dikaji Klien sering menjalankan ibadah karena yakin bahwa penyakitnya akan sembuh H.Diagnosa Keperawatan 1. Hipoglikemia :Anxietas berhubungan dengan status kesehatan 2. Diabetes Melitus : Kekurangan volume cairan bd kegagalan mekanisme regulasi (Nanda internasional Diagnosis Keperawatan 2009-2011 )

14

BAB III PENUTUP KESIMPULAN Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letak nya di belakang lambung. Di dalam nya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu di sebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin, yang sangat berperan dalam mengatur kadar glukosa darah. Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat atau bisa terjadi Diabetes Melitus. Kelebihan kadar insulin akan mengakibatkan kadar glukosa dalam darah menurun atau hipoglikemia. Diagnosa yang muncul pada penyakit Diabetes Melitus adalah kekurangan volume cairan bd kegagalan mekanisme regulasi. Sedangkan pada Hipoglikemia muncul diagnosa

15

DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth J. Corwin.2001.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta: EGC) Ganong, William F.2003.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC Guyton.1994.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC Herdman,T Heater.2009. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan.2009-

2011.Jakarta : EGC Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Fak. Kedokteran UI.2000.PENATALAKSANAAN AIRLANGGA Tjokroprawiro, Askandar dkk.1986.DIABETES MELITUS.Aspek Klinik dan DIABETES MELITUS TERPADU).Jakarta :

Epidemiologi.Jakarta : Airlangga University press

16

You might also like