Professional Documents
Culture Documents
Metode Simpleks : 1. Simpleks Primal 2. Simpleks Dual Bentuk Linear Programming baku (standar) :
* Semua kendala adalah persamaan ( sisi kanan 0 ) * Semua variabel non-negatif * Fungsi tujuan berupa maksimisasi / minimisasi Kendala (Constraints)
1. Kendala jenis diubah menjadi = dengan menambahkan Variabel
Slack di sisi kiri. Kendala jenis diubah menjadi = dengan mengurangkan Variabel Surplus di sisi kiri. Contoh : Kendala X1 + X2 15 0 (S1 adalah sumber daya yang berlebih) Kendala 2 X1 + X2 15 -> 2 X1 + X2 - S2 = 15 dengan S2 0 (S2 adalah sumber daya yang langka) 2. Sisi kanan harus dibuat non-negatif Contoh : -5 X1 + X2 = -25 diubah menjadi 5 X1 - X2 = 25 -> X1 + X2 + S1 = 15 dengan S1
3. Arah pertidaksamaan dibalik jika kedua sisi dikalikan -1 Contoh : -5 X1 + X2 -25 diubah menjadi 5 X1 - X2 25
Variabel
Variabel unrestricted (tidak dibatasi) jika bernilai negatif / positif Misal Xj adalah variabel unrestricted, maka Xj = Xj - Xj Xj , Xj 0 Hanya satu (Xj atau Xj) saja yang bernilai positif Fungsi Tujuan Maksimisasi fungsi = Minimisasi negatif fungsi itu. Contoh : Maks. Z = 5X1 + 2X2 + 3X3 = Min. (-Z) = -5X1 - 2X2 - 3X3
Contoh Soal : Ubah dalam bentuk Standar : Min. Z = 2X1 + 3X2 Kendala : X1 + X2 = 10 -2 X1 + 3 X2 -5 7 X1 - 4 X2 6 X1 (Unrestricted) X2 0 Jawab : Min. Z = 2 X1 - 2 X1 + 3 X2 + 0 S2 + 0 S3 Kendala : X1 - X1 + X2 = 10 2 X1 - 2 X1 - 3 X2 - S2 = 5 -2 X1 + 2 X1 + 3 X2 + S2 = -5 -> 7 X1 - 7 X1 - 4 X2 + S3 = 6 X1 , X1 , X2 , S2 , S3 0
Solusi Dasar
dan n variabel keputusan, maka solusi dasar -> n - m = 0 Sisanya dipecahkan sehingga mendapat solusi layak dan unik.
2X1 + m=2 n= 4
X2 + 4X3 + X4 = 2
X1 + 2 X2 + 2X3 + X4 = 3
n m = 2 -> Variabel non-basis Sisa = 2 -> Variabel basis X2 = 2 {hasil non-negatif = Pilih 2 variabel yang dibuat nol, misal X3 = 0, X4 = 0 Maka 2X1 + X1 + 2 X2 = 3 Dengan eliminasi dihasilkan X1 = 1/3 dan X2 = 4/3 layak} Solusi dasar X1 = 1/3 , X2 = 4/3 , X3 = 0 , X4 = 0 X1 dan X2 adalah var. Basis X3 dan X4 adalah var non-basis.
Dua kondisi Simpleks Primal: 1. Kondisi Optimal Variabel : 2. Kondisi : masuk dalam maksimisasi (minimisasi) adalah variabel non-basis dengan koefisien paling negatif (positif) dalam persamaan fungsi tujuan (Z). Layak Variabel keluar adalah variabel basis yang mempunyai titik potong terkecil (rasio minmum dengan penyebut positif).
Langkah-langkah iterasi Simpleks Primal : 1. Dengan bentuk standar, tentukan solusi dasar awal yang layak. 2. Pilih variabel masuk diantara variabel non-basis dengan menggunakan kondisi optimal. 3. pilh variabel keluar dari variabel basis dengan menggunakan kondisi layak. 4. Tentukan nilai variabel basis yang baru dengan membuat variabel masuk tersebut sebagai variabel basis dan variabel keluar sebagai variabel non-basis. 5. Kembali ke langkah 1. Contoh : Sebuah perusahaan meubel memproduksi meja dan kursi menggunakan papan, kayu, dan waktu pengerjaan. Setiap meja membutuhkan 5 unit papan, 2 unit kayu, dan 4 jam pengerjaan. Setiap kursi membutuhkan 2 unit papan, 3 unit kayu, dan 2 jam pengerjaan. Perusahaan dapat keuntungan $12 untuk meja dan $8 untuk kursi. Tersedia 150 unit papan, 100 unit Kayu, dan 80 jam pengerjaan. Berapa banyak produk agar keuntungan maksimum? Jawab : - Variabel Keputusan - Fungsi Tujuan - Kendala Formulasi Model : Maks. Z = 12 X1 + 8 X2 Kendala : 5 X1 + 2 X2 150 2 X1 + 3 X2 100 4 X1 + 2 X2 80 X1 , X2 0 Bentuk standard Maks. Z = 12 X1 + 8 X2 + 0.S1 + 0.S2 + 0.S3 Kendala : 5 X1 + 2 X2 + S1 = 150 2 X1 + 3 X2 + S2 = 100 4 X1 + 2 X2 + S3 = 80 X 1 , X 2 , S1 , S2 , S3 0 : X1 = meja, dan X2 = kursi : Maks. Z = 12 X1 + 8 X2 : papan, kayu, dan waktu
non basis
X2 -8 2 3 2
Var msk
S1 0 1 0 0
S2 0 0 1 0
S3 0 0 0 1
Basis (Dasar) Z S1 S2 S3
Z 1 0 0 0
X1 -12 5 2 4
X2 -8 2 3 2
S1 0 1 0 0
S2 0 0 1 0
S3 0 0 0 1
Rasio
elemen pivot
Aturan metode Gauss Jordan : 1. Pers. Pivot Pers. Pivot baru = pers. pivot lama : elemen pivot 2. Pers. Lain Pers. Baru = pers. Lama ( koef kolom var masuk * pers. Pivot baru )
S1 baru
5
= ( 0 5 2 1 0 0 150 ) - 5 ( 0 1 0 0 20 ) = (0 5 2 1 0 0 150 ) - ( 0 5
5
/2
/4
100 ) = ( 0
Basis (Dasar) Z S1 S2 X1
Z 1 0 0 0
X1 0 0 0 1
X2 -2 - 2
S1 0 1 0 0
S2 0 0 1 0
S3 3 -5/4 -
Solusi 240 50 60 20
Rasio
elemen pivot
S2
X2 = ( 0 0 2 0 1 - 60 ) / 2 = ( 0 0 1 0 - 30 )
X1 baru 0 0 - S1 baru
3
200 ) - ( 0
-1/8 15 ) = ( 0
/8 -15 ) = ( 0 0 0
1 - /8 65 ) Z baru 0 0 1
5
11
(Dasar) Z S1 X2 X1
1 0 0 0
0 0 0 1
0 0 1 0
0 1 0 0
/2 -11/8 - 3 /8
300 65 30 5
Kesimpulan : X1 = 5 X2 = 30 S1 = 65
Z = 12 X1 + 8 X2 = 12 ( 5 ) + 8 ( 30 ) = 60 + 240 = 300
Papan
5 X1 + 2 X2 150 5 ( 5 ) + 2 ( 30 ) = 25 + 60 = 85 150 - 85 =
1. TEKNIK M
Contoh = Min Z = 4 X1 + X2
Kendala
3 X1 + X2 = 3 4 X1 + 3 X2 6 X1 + 2 X2 4 X1 , X2 0
Karena ( 1 ) dan ( 2 ) tidak memiliki var slack , maka ditambahkan R1 dan R2 sebagai var bantuan (1) (2) 3 X1 + X2 + R1 = 3 4 X1 + 3 X2 - X3 - R2 = 6
Pada fungsi tujuan berikan koefisien M > 0, untuk R1 dan R2 ; sehingga : Min Z = 4 X1 + X2 + MR1 + MR2 Kendala 3 X1 + X2 X1 + 2 X2 + R1 - R2 = 6 + X4 = 4 = 3 4 X1 + 3 X2 - X3
X1 , X2 , X3 , R1 , R2 , X4 0 Subtitusikan R1 dan R2 ke fungsi tujuan : R1 = 3 - 3 X1 - X2 R2 = 6 - 4 X1 - 3 X2 + X3 Maka : Z = 4 X1 + X2 + M(3 - 3 X1 - X2) + M(6 - 4 X1 - 3 X2 + X3) = ( 4 - 7M ) X1 + ( 1 4M ) X2 + M X3 + 9M Persamaan Z dalam tabel : Z + ( 7M - 4 ) X1 + ( 4M - 1 ) X2
-
M X3 = 9M -> Z = 9M
Tabel Metode Big M Iterasi 0 (awal) X1 (paling + ) R1 Keluar ( 1 ) X2 masuk R2 keluar X1 R2 X4 Z X1 X2 X4 Z X1 X2 X3 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 Basi s Z R1 R2 X4 Z X1 (7M 4) 3 4 1 0 X2 (4M 1) 1 3 2 (1+5M)
1
X3 -M 0 -1 0 -M 0 -1 0 /5 1 /5 -3/5 1 0 0 0 1
1
R2 0 0 1 0 0 0 1 0 (-1/5-M) -1/5 3 /5 -1 -M 0 0 -1
X4 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 - /5 -1/5 3 /5 1
Solusi 9M 3 6 4 4+2M 1 2 3 /3 3 /5 6 /5 1 17 /5 2 /5 9 /5 1
18
/3 /3 /3
1/(1/3)= 3 2/ (5/3)=6/5 8 /5 3 1
/3 0 0 1 0 0 0 1 0
2. DUA FASE
Bertujuan untuk mengurangi kesalahan perhitungan dari pemberian nilai yg besar untuk konstanta M pada metode TEKNIK M (penalty) Contoh = Min Z = 4 X1 + X2 Kendala 3 X1 + X2 = 3 4 X1 + 3 X2 6 X1 + 2 X2 4 X1 , X2 0 Tahap 1 : Bentuk dengan var buatan : R1 dan R2 Min r = R1 + R2 Kendala 3 X1 + X2 X1 + 2 X2 + R1 - R2 = 6 + X4 = 4 = 3 4 X1 + 3 X2 - X3
R1 -1 /5 -4/5 1
3
R2 -1 -1/5 3 /5 -1
X4 0 0 0 1
Solusi 0 /5 6 /5 1
3
Karena minimum solusi r = 0, masalah ini memiliki pemecahan ( solusi ) layak. Lanjutkan ke tahap ( Fase ) kedua. Tahap 2
Menyingkirkan variabel buatan ( R1 dan R2 )
/5X3
=
6
/5
/5X3
= /5 = 1
X3 + X4
/5X3
= =
3 6
/5 /5
......... ( 1 ) ......... ( 2 )
/5X3
X3 + X4
= 1
X1 , X2 , X3 , R1 , R2 , X4 0 Maka terdapat 3 persamaan dan 4 variabel sehingga solusi dasar layak didapat dg membuat X3 = 0
->
/5 ; X 4 = 1
Fungsi tujuan Z = 4 X1 + X2 = 4(
1 3
/5 +
/5 X3 ) + (6/5 + /5
Var msk
/5X3 )
18
X3 /5 1 /5 -3/5 1
1
X4 0 0 0 1
Solusi 18 /5 3 /5 6 /5 1
Memecahkan masalah LP yg tidak memiliki pemecahan dasar layak Kondisi Kelayakan : Variabel keluar adalah variabel basis yg memiliki
tanpa variabel buatan. nilai paling negatif ( jika sama tentukan sembarang ) pada kolom solusi ( jika semua var basis non negatif, selesai )
memiliki rasio terkecil (posistif) antara pers 2 dg koef. negatif dari pers. var. keluar ( jika penyebab (koef.var keluar) nol atau positif, maka tidak terdapat solusi layak ) Contoh = Min Z = 3 X1 + 2 X2 Kendala 3 X1 + X2 3 4 X1 + 3 X2 6 X1 + 2 X2 3 X1 , X2 0 Menjadi Min Z = 3 X1 + 2 X2 -3 X1 - X2 + X3 = -3 -4 X1 - 3 X2 + X4 = -6 X1 + 2 X2 + X5 = 3 X1 , X2, X3, X4, X5 0 Solusi dasar awal X3 = -3 , X4 = -6
non basis
X5 = 3
} tdk layak
Basis Z X3 X4 X5
X1 -3 -3 -4 1
X2 -2 -1 -3 1
X3 0 1 0 0
X4 0 0 1 0
X5 0 0 0 1
Solusi 0 -3 -6 3
Var keluar
(basis)
-> X4 -> X2 = -3
Var masuk
(non basis)
/-3 = 2/3
Elemen Pivot
0 -6 ) / -3 /3 0 2 )
/3
1 0
Iterasi 1
non basis
Basis Z X3 X4 X5
X2 0 0 1 0
X3 0 1 0 0
X5 0 0 0 1
Solusi 4 -1 2 1
Rasio Maka
/5 : X1 X3 = -5/3
->
= =
(-1/3) / (-5/3)
Elemen pivot
Persamaan pivot baru (X1 menggantikan X3) : -> ( -5/3 0 -> ( 1 1 0 -3/5 -1/3
1
0 /5 0
-1 ) / (-5/3)
3
/5 )
Solusi : X1 = 3/5
X2 = 6/5
Z=
21
/5
8 4
X4 0 0 1 0 0 1 /2 - /2 2
1 3
Solusi 0 8 4 18 2 0 18 2 0
/2 1 /2 -1
2. OPTIMUM ALTERNATIF
Max Z = 2X1 + 4X2 Kendala X1 + 2 X2 X1 + X2 X1 -2 1 1 X1 , X2 0 Iterasi (0) X2 masuk X3 keluar (1) X1 masuk X4 keluar (2) optimum Basis Z X3 X4 Z X2 X4 X1 0 1 /2 1 /2 0 0 1 X2 0 1 0 0 1 0 X3 2 1 /2 -1/2 2 1 -1 X4 0 0 1 0 -1 2 Solusi 10 5 /2 3 /2 10 1 3 Basis Z X3 X4 X2 -4 2 1 X3 0 1 0 X4 0 0 1 Solusi 0 5 4 5 4
X1 -2 1 2
X2 -1 -1 0
Semua koefisien batasan dibawah X2 adalah negatif atau nol Sehingga X2 dapat dinaikan secara tidak terbatas tanpa melanggar
batasan
Didorong oleh pentingnya informasi tambahan yg dapat diperoleh dari Setiap LP terdiir atas 2 bentuk : Primal dan Dual
Contoh : Kandungan Mineral Vitamin Harga per unit Daging 2 3 3 Sayur 4 2 2.5 Kebutuhan Min 40 50
Masalah -> menentukan biaya pembelian daging dan sayuran hingga kebutuhan minimum per hari akan mineral dan vitamin terpenuhi. Formulasi model : Min Kendala Z = 3 X1 + 2.5 X2 2 X1 + 4 X2 3 X1 + 2 X2 X1 , X2 0 Ada masalah yang berbeda yang berhubngan dengan masalah yang pertama ( bentuk primal ). Misalkan ada sebuah dealer yg menjual mineral dan vitamin. Masalah bagi dealer adalah menetapkan harga jual mineral dan vitamin per unit yang maksimum demikian hingga menghasilkan harga daging dan sayur tidak melebihi harga pasar. -> Untuk membuat formulasi modelnya misalkan harga daging per unit Y1 dan sayur Y2, sehingga formulasi modelnya menjadi : Max Kendala W = 40 Y1 + 50 Y2 2 Y 1 + 3 Y2 4 Y 1 + 2 Y2 Y1 , Y2 0 Bentuk ini dinamakan bentuk Dual , Y1 dan Y2 disebut variable dual Bila masalah primal dibandingkan dg masalah dual ada beberapa hubungan:
1. Koef fungsi tujuan primal menjadi sisi kanan dual
40 50
3 2.5
Sisi kanan primal menjadi koef dungsi tujuan dual 2. Tanda pertidaksamaan kendala dibalik 3. Tujuan diubah dari min (max) dalam primal menjadi max (min) dalam dual
4. Kolom primal baris (kendala) dalam dual
Sehingga ada satu variabel dual kendala primal 6. Bentuk dual dari dual adalah primal A. Masalah Primal-Dual Simetrik Bentuk Umum :
Primal : Max
Z = C1 X1 + C2 X2 + ... + Cn Xn
Kendala A11 X1 + A12 X2 + ... +A1n Xn B1 A21 X1 + A22 X2 + ... +A2n Xn B2 n Varibel m Kendala . . Am1 X1 + Am2 X2 + ... +Amn Xn Bm X1 , Dual : Min X2 , ... Xn 0
W = B1 Y1 + B2 Y2 + ... + Bm Ym
Kendala A11 Y1 + A12 Y2 + ... +A1m Ym C1 A21 Y1 + A22 Y2 + ... +A2m Ym C2 m Varibel n Kendala . . A1n Y1 + A2n Y2 + ... +Amn Ym Cn Y1 , Y2 , ... Ym 0
Dalam notasi matrik, masalah primal dual simetrik : Primal : Maksimumkan Dengan syarat Z = cX : Ax 0 W = Yb : yA 0 x = vektor kolom n x 1 y = vektor baris 1 x m c b
Aturan umum menuliskan bentuk dual dari LP yang simetrik : a. primal Misalkan sebuah variabel dual (non negatif) untuk setiap kendala
b. c. d. e. f.
Vektor baris koef fungsi tujuan primal diubah menjadi vektor kolom sisi Vektor kolom sisi kanan primal diubah menjadi vektor baris koef fungsi Transpose koef matriks kendala primal ke kendala dual Balik arah pertidaksamaan kendala Balik arah optimisasi ( min -> max atau sebaliknya )
1. Teori I ( Weak Duality Theorem ) Misal bentuk primal dual simetrik Max Z = cX : Ax x 0 Nilai fungsi tujuan masalah minimisasi (dual) untuk setiap solusi yg layak selalu masalah maksimasi (primal)nya b dan Min W = Yb : yA Dengan syarat c 0 y Dengan syarat
Bukti : Misal Xdan Y adalah vektor solusi yg layak untuk masalah primal dan dual. Harus dibuktikan bahwa Yb cX Karena X layak bagi primal dengan kendala AX b X 0 Kemudian jika pertidaksamaan kendala dikalikan dengan Y diperoleh YAX Yb YA c Y 0 Kemudian jika pertidaksamaan kendala dikalikan dengan X diperoleh YA X cX .... (II) .... (I)
Pertidaksamaan I dan II secara tidak langsung mengatakan bahwa : Yb YA X cX Dari Weak Duality Theorem diperoleh hasil hasil : a. Nilai fungsi tujuan masalah maksimasi (primal) untuk setiap solusi layak adalah batas bawah dari nilai minimum fungsi tujuan masalah dual b. Nilai fungsi tujuan masalah minimisasi (dual) untuk setiap solusi layak adalah batas atas dari jilai maksimum fungsi tujuan msalah primal c. Jika masalah primal adalah layak dan nilai tujuannya tak terbatas, maka masalah dualnya tdk memiliki suatu solusi layak, atau d. Jika masalah primal adalah layak dan tak terbatas, maka masalah primal adalah tak layak, atau e. Jika masalah dual adalah layak dan primal tak layak maka dual adalah tak terbatas.
2 X1 + X1 ,
X1 = X2 = X3 = X4 = 1 adalah layak untuk primal dengan nilai fungsi tujuan Z = cX = 10 Dual : Min W = 20 Y1 + 20 Y2 : Y1 + 2 Y2 Y2 3 Y2 2 Y2 Y2 0 2 3 4 1 Dengan syarat
2 Y1 + 2 Y1 + 3 Y1 + Y1 ,
Ingat bahwa
cX
Yb
Berdasarkan hasil solusi layak primal, nilai minimum fungsi tujuan W tak dapat lebih kecil dari 10. berdasarkan hasil solusi layak dual, nilai maksimum fungsi tujuan primal Z tak dapat melebihi 40. 2. Teori 2 ( Optimality Criterion theorem ) Jika terdalap solusi layak X dan Y, pada bentuk primal dual simetrik demikian hingga nilai-nilai fungsi tujuan yg berhubungan adalah sama, maka solusi layak ini adalah solusi optimum terhadap masalah tersebut. Contoh : Berdasarkan contoh Teori 1. Misalkan X1 = 0 , X2 = 0 , X3 = 4 , X4 = 4
adalah suatu solusi layak yang lain terhadap masalah primal, sementara Y 1 = 1.2 , Y2 = 0.2 adalah solusi layak bagi dual. Nilai Z = W = 28 solusi ini optimum 3. Teori 3 ( Main Duality Theorem ) Jika baik masalah primal maupun dual adalah layak, maka keduanya memiliki solusi demikian hingga nilai optimum fungsi tujuannya adalah sama. 4. Teori 4 ( Complentary slackness theorem )
a. Jika suatu variabel primal Xj bernilai positif, maka kendala dual yang
berhubungan akan dipenuhi sebagai suatu persamaan pada keadaan optimum (variabel slack atau surplus pada kendala dual = 0)
b. Jika suatu kendala primal berupa pertidaksamaan murni pada keadaan
optimum (variabel slack atau surplus pada kendala primal > 0), maka variabel dual yang berhubungan Yi harus = 0 pada keadaan optimum
c. Jika suatu variabel dual Yi bernilai positif, maka kendala primal yg
berhubungan akan memenuhi sebagai suatu persamaan pada keadaan optimum (variabel slack atau surplus pada kendala primal = 0) B. Masalah Primal Dual Asimetrik Contoh : Max Z = 4 X1 + 5 X2
Dg syarat
3 X1 + 2 X2 4 X1 - 3 X2 X1 + X2 = 5
20 10
X1 0 , X2 tak terbatas Ubah kedalam bentuk simetri, dengan cara : 1. Kendala 2 dikalikan
2. Kendala 3 diganti dg X1 +
X2
5 dan X1 + X2
Sehingga bentuk simetrisnya menjadi Max Dg syarat Z = 4 X1 + 5 X3 - 5 X4 3 X1 + 2 X3 - 2 X4 4 X1 - 3 X3 + 3 X4 X1 + - X1 X1 , Bentuk dualnya : Min Dg syarat Z = 20 U1 - 10 U2 + 5 U3 - 5 U4 3 U1 - 4 U2 + U3 - U4 2 U1 + 3 U2 + U3 - U4 -2 U1 + 3 U2 - U3 + U4 U1 , U2 , U3 , U4 -5 0 4 5 X3 + X3 + X3 , X4 X4 X4 20
-10 5 -5 0
Bila bentuk dual dibandingkan dg bentuk primal yg belum disimetrikan maka tak ada ciri ciri hubungan primal dual yg terpenuhi. Kemudian misalkan Y1 Min Dg syarat = U1 , Y2 = -U2 , Y3 = U3 + U4 dandua pertidaksamaan terakhir diganti sebuah persamaan, hasilnya adalah : W = 20 Y1 - 10 Y2 + 5 Y3 3 Y1 + 4 Y2 + Y3 2 Y1 - 3 Y2 + Y3 = 4 5
Y1 > 0 , Y2 < 0, Y3 tak terbatas Bentuk ini memenuhi hubungan primal dual, kecuali arah pertidaksamaan kendala dan tanda pembatas variabel.
Ciri ciri bentuk dual LP (simetris / tak simetris) 1. Elemen matriks kendala dual = transpose ol. Primal 2. Koef tujuan dual = sisi kanan primal 3. Sisi kanan dual = koef tujuan primal
4. Primal max dual min dan sebaliknya
Hubungan Primal - Dual Primal A elemen Maksimasi I. matriks kendala b vektor sisi kanan Kendala ke-i jenis cKendala ke-i tujuan koef fungsi jenis Kendala ke-i 0 Xj persamaan Xj tak terbatas Xj 0 II. Minimasi Kendala ke-i jenis Kendala ke-i jenis Xj 0 Xj 0 Contoh 1. Primal : Max Dg syarat Z = X1 + 4 X2 + 3 X3 2 1 2 X1 + 3 X2 - 5 X3 3 X1 X1 + Dual : Min Dg syarat X2 + 6 X3 X2 + X3 = 4 Dual Transpose elemen matriks Minimisasi Koef fungsi tujuan Variabel dual y : 0 Vektor dual y : Variabelsisi kanan 0 Variabel Yi tak terbatas Kendala ke-j Kendala ke-j persamaan Kendala ke-j Maksimasi Variabel dual y : 0 Variabel dual y : 0 Kendala ke-j Kendala ke-j
X1 0 , X2 0, X3 tak terbatas W = 2 Y1 + Y2 + 4 Y 3 Y3 Y3 Y3 = 3 1 4 2 Y1 + 3 Y2 + 3 Y1 Y2 +
-5 Y1 + 6 Y2 +
X1 0 , X2 0, X3 tak terbatas
W =
Y1 + 2 Y2 + 3 Y3 Y2 Y2 + Y2 + 2 Y3 1 Y3 = -1
Y1 + Y1 -Y1 +
Y1 tak terbatas , Y2 0 , Y3 0 C. Mencari Solusi Optimum Bentuk Dual dg Metode Simpleks Main Duality Theorem solusi optimum dual dpt diperoleh dari solusi primal dan sebaliknya Contoh : Max Dg syarat X1 , Tabel simpleks optimum Basis Z X1 X2 X1 0 0 1 X2 0 1 0 X3 /5 -1/5 7 /5
3 29
Ingat bahwa variabel basis awal adalah variabel slack S1 dan artificial variabel R1 Bentuk Dual Min Dg syarat W = 5 Y1 + 2 Y2 Y1 + 2 Y2 2 Y1 Y1 + 3 Y2 Y2 5 12 4
Basis Z S3 Y Y1
Y1 0 0 0 1
Y2 0 0 -1 0
Y 0 0 1 0
S2 -2/5 1 /5 1 - /5 -2/5
S3 0 1 0 0
R1 /5-M 7 /5 2 - /5 1 /5
R2 /5-M -1/5 1 /5 2 /5
R3 -M -1 0 0
Solusi 28 1/5 3 /5 2 /5 29 /5
Variabel basis solusi awal primal S1 dan R1 Variabel dual yg berhubungan dg pers kendala primal yg mengandung S 1 dan R1 adalah Y1 dan Y2 Variabel basis awal bentuk primal Koef persamaan Z pd optimum primal Variabel dual yg berhubungan maka Y1 =
29
S1
29
R1 -2/5+M Y2
/5
Y1
Jika
diabaikan
/5 ; Y 2 = - /5
atau Y2 = Y2 Y = 0 - 2/5 = - 2/5 = bentuk dual Variabel basis awal bentuk dual Koef persamaan Z pd optimum R1 /5-M R2 /5-M R3 0-M
dual Variabel primal yg berhubungan X1 X2 X3 9 8 Jika M diabaikan; X1 = /5 , X2 = /5 , X3 = 0 = bentuk primal Berdasarkan tabel simpleks oprimum primal, solusi optimum dual dpt dihitung melalui rumus : Misal hubungan primal dual : Min 0 Maka solusi optimum primal dan dual diperoleh melalui penerapan reviscol simplex method : Z = W = CB B-1 b Ket : CB B matriks A = vektor profit / biaya var basis optimum primal = matriks var basis optimum primal : [ Pj ] dimana Pj = kolom ke-j c x 0 y Z = cX : Ax = b dan Max W = Yb : yA Dengan syarat Dengan syarat
CB B = vektor simpleks multiplier Contoh : Primal : Max Dg syarat Z = 5 X1 + 12 X2 + 4 X3 X1 + X1 , Dual : Min Dg syarat 2 X2 + 2 X1 X2 , X3 X3 0 5 X2 + 3 X3 = 2
W = 5 Y1 + 2 Y2 Y1 + 2 Y2 2 Y1 Y2 5 12 4
Y1 + 3 Y2
Y1 0 , Y2 tak terbatas Melalui simpleks diperoleh X1 = 9/5 , X2 = 8/5 , Z = 28 1/5 karena X1 dan X2 var basis optimum primal, maka : Matriks basis optimumnya : B = [ P1 P2 ] = -1 2
1 2
W = 5 (29/5) + 2 (-2/5) = 28 1/5 Suatu solusi optimum primal (dual) jg merupakan solusi optimum masalah dual (primal) D. Penafsiran Solusi Dual Dari segi ekonomi, solusi optimum bentuk dual dapat ditafsirkan sebagai sumbangan kendala sumber daya (shadow price) Berdasarkan Main Duality Theorem : Z = cX = Yb = W Sehingga nilai optimum LP dapat ditulis :
Z = Y1 b1 + Y2 b2 + ... + Y m bm Dimana b1, b2,, bm sumber daya 1,2,,m Y1, Y2, ... , Ym nilai optimum var dual Misal b1 dpt diubah, kemudian untuk perubahan nilai b1 yg sangat kecil (b1), perubahan neto nilai Z adalah Y1 (b1). Perubahan neto nilai optimum karena kenaikan sumber daya disebut shadow price sumber daya yg bersangkutan . dapat digunakan untuk menentukan apakah menguntungkan untuk mendapatkan tambahan sumber daya. E. Keuntungan Perhitungan bentuk Dual Jika suatu masalah sedemikian sehingga bentuk primal memiliki sejumlah besar kendala sementara variabel hanya sedikit, masalah tersebut dapat diselesaikan dengan lebih efisien dalam bentuk dual. ANALISA SENSITIVITAS Post optimaly analysis analisis perubahan parameter dan pengaruhnya
terhadap solusi LP Analisis ini terjadi setelah diperoleh solusi optimum perubahan atau variasi dalam masalah LP yg biasanya dipelajari melalui post optimalt analysis dpt dipisahkan ke dalam 3 kelompok umum :
a. Analisis yg berkaitan dg perubahan diskrit parameter untuk melihat berapa
besar perubahan dapat ditolelir sebelum solusi optimum mulai kehilangan optimalitasnya dsbt Analisis Sensitivitas. Jika kecil parameter drastis solusi maka solusi sangat sensitif,
sebaliknya jika parameter tdk berpengaruh besar terhadap solusi maka solusi relatif insensitif terhadap nilai parameter tsb. b. Analisis yg berkaitan dg perubahan struktural muncul bila ada penambahan atau penghilangan kendala dan atau variabel untuk menunjukkan operasi alternatif.
c. Analisis yg berkaitan dg kontinu parameter untuk menentukan urutan solusi
dasar menjadi optimum jika ditambah lebih jauh dsbt parameteric programming
parameter dg sedikit tambahan perhitungan berdasarkan tabel simpleks optimum. Dalam analisis sensitivitas, perubahan-perubahan parameter dikelompokkan menjadi
a. Perubahan koefisien fungsi tujuan (Cj) b. Perubahan konstanta sisi kanan (Bi)
c. Perubahan kendala d. Penambahan variabel baru e. Penambahan kendala baru Contoh Sebuah perusahaan merencanakan memproduksi 3 barang A, B, dan C. Keuntungan per unit barang-barang itu 2, 3, dan 1. diperlukan 2 sumber daya yaitu buruh dan bahan mentah. Max Z = 2 X1 + 3 X2 + X3
1 1
/3 X 1 +
4
/3 X2 +
/3 X 3 X3 0
/3 X 1 X1 ,
/3 X2 + 7/3 X3 X2 ,
Dimana X1 , X2 , X3 adalah barang A, B, dan C yg dihasilkan Tabel simplex awal Basis Z S1 S2 X1 -2 1 /3 1 /3 X2 -3 1 /3 4 /3 X3 -1 1 /3 7 /3 S1 0 1 0 S2 0 0 1 Solusi 0 1 3 (I)
Melalui beberapa iterasi metode simpleks menghasilkan tabel optimum Basis Z X1 X2 X1 0 1 0 X2 0 0 1 X3 3 -1 2 S1 5 4 -1 S2 1 -1 1 Solusi 8 1 2 ( II )
tabel optimum : X1 = 1 ; X2 = 2 ; Z = 8
Dengan melakukan analisi sensitivitas dapat diperoleh informasi yg berhubungan dg rencana produksi alternatif disekitar solusi optimum. A. 1. Perubahan Koefisien Fungsu Tujuan Perubahan koefisien fungsi tujuan dari variabel non basis. Pada optimum barang C tidak diproduksi karena keuntungan per unitnya (C 3) rendah yaitu 1. Dapat dicari interval C3 sehingga solusi optimum tidak berubah. Jika C3 turun tidak berpengaruh terhadap solusi optimum Jika bertambah mungkin dapat menguntungkan untuk diproduksi. Jika nilai C3 berubah, nilai koefisien persamaan Z dari variabel non basis X3 (C3) pada tabel optimum turut berubah. Tabel II adalah optimum selama C3 non negatif. Pada tabel II CB = [ C1 , C2 ] = [ 2 , 3 ] dimana CB adalah vektor koef fungsi tujuan var basis. Berdasarkan inner product rule Cj = CbVj Cj diperoleh
C3 = [ 2
, 3 ]2
-1
- C3 = 4 - C3
Opimum jika
C3 =
4 - C3 0 atau C3 4.
selama keuntungan per unit produk C kurang dari 4 adalah tidak ekonomis menghasilkan barang C. Misalkan keuntungan per unti barang C dinaikkan menjadi 6, maka C3 = 4 -6 = -2. Tabel II menjadi tidak optimum. Basis Z X1 X3 X1 0 1 0 X2 0 0 1 X3 -2 1 (2) S1 5 4 -1 S2 1 -1 1 Solusi 8 1 2 ( III )
Misalkan ingin ditentukan pengaruh perubahan keuntungan per unti barang A (C1). Untuk menentukan interval C1, perubahan C1 akan nengubah vektor keuntungan CB karena CB = [ C1 , C2 ] . Dapat dibuktikan bahwa koef pers Z variabel basis yaitu C1 dan C2 tidakterpengaruh dan tetap bernilai nol. Namun, koef persamaan Z variabel non basis akan berubah. Tetapi selama Cj non negatif, Tabel II masih optimum. Dapat ditunjujjan nilai C3, CS1, CS2 sebagai fungsi dari C1 : C3 = [C1 , 3 ] -1
2
- 1 = 4 - C1 - 0 = 4 C1 - 3 - 0 = 3 - C1 5
3
CS1 = [C1 , 3 ]
4 -1 1
/4
Tabel II akan tetap optimum jika interval C1 yg dipilih 3/4 sampai 3. Jika C1 berubah nilai optimum fungsi tujuan akan berubah. Misal C1 = 1, solusi optimum adalah X1 = 1 1( 0 ) = 7 , X2 = 2 , X3 = 0 tetapi Z = 1( 1 ) + 3( 2 ) +
3.
Perubahan Koef tujuan pada var basis dan non basis 4 X2 + 2X3 . Pengaruhnya
ditentukan dg memeriksan apakah koef persamaan Z pd tabel II tetap non negatif. Koef persamaan Z variabel basis nilainya tdk berubah C1 = C2 = 0, sementara C3 = [ 1 , 4 ]
-1 2
- 2 = 5
4 -1
- 0 = 0
Cj
non
- 0 = 3
Solusi optimum tdk berubah X1 = 1 , X2 = 2 , X3 = 0 dengan Z = 9 . Sekarang ditemui indikasi adanya solusi optimum alternatif karena CS1 = 0 B.
1 simplex awal dari 3
Misalkan ada penambahan 2 unit buruh sehingga vektor sisi kanan pada tabel menjadi
Jelas perubahan ini tdk membawa pengaruh pd tabel optimum. Untuk mempelajari perubahan konstan sisi kanan, cukup membutuhkan apakah vektor konstanta yg baru pd tabel akhir masih non negatif. Setiap kolom pada akhir (termasuk vektor sisi kanan) dapat diperoleh dg mengalikan kolom yg bersangkutan pd tabel awal dg inverse kolom basis. Pada kasus ini kolom basis adalah kolom yg berhubungan dg X1 dan X2 (tabel I). Sehingga matriks basis :
1
/3 /3
1 4
/3 /3
Kolom yg berhubungan dg var basis awal pd setiap tabel simplex optimum memberikan inverse kolom basis. Karena inverse matrik basis sehingga :
B-1 = 4 -1 -1 1
Nilai konstan sisi kanan yg baru pd tabel II yg disebabkan karena pertambahan buruh adalah :
B* = 4 -1 -1 1 2 3 = 5 1 Vektor positif
Sehingga tabel II masih tetap optimum dan kombinasi barang optimal baru adalah X1 = 5 , X2 = 1 , X3 = 0 , Z = 13. Solusi dan nilai optimum berubah tetapi var basis tidak. masih optimum jika hanya menghasilkan barang A dan B. Misalkan tambahan 7 unit buruh dapat diperoleh dg kerja lembur yg biaya tambahannya 4. Apakah menguntungkan menggunakan kerja lembur ? Pada contoh ini tambahan keuntungan 13 8 = 5 ( > 4 ) berarti menguntungkan. Kenaikan keuntungan ini dinamakan shadow price. Shadow price mencerminkan perubahan neto nilai optimum karena pertambahan satu unit sumber daya, selama perubahan sumber daya tdk mengubah variabel basis optimum. Agar penggunaan shadow price berarti, harus dihitung interval pers. bahan sumber daya sehingga var basis optimum tetap sama. Contoh Hitung berapa jauh ketersediaan buruh dapat diubah ? Misal b1 tersedianya buruh dan b0 vektor konstan sisi kanan yg baru pd tabel awal, sehingga : b0 = b1 3
Setelah terjadi perubahan sumber daya, pd tabel simplex optimum harus dipenuhi b* = B-1. b0 0 Karena B-1 =
4 -1
( non negatif )
-1 1
maka B-1. b0 = -1
=
-1 1
b1 3
4b1 - 3 -b1 + 3
3
3 0 atau b1
/4 3
X1 = 4b1 -
X1 = -b1 + 3
b* =
Tidak optimum karena solusi basis X1 = 13 , X2 = -1 , X3 = S1 = S2 = 0 adalah tdk layak, dituliskan lagi dlm tabel : Bas is Z X1 X2 (V) X
1
X
2
X
3
S1 5 4 -1
S2 1 -1 1
Sisi kanan 13 -1
0 1 0
0 0 1
3 1 2
Meskipun tabel V tdk layak untuk masalah primal, ia layak untuk masalah dual karena semua koef persamaan Z non negatif. Solusi optimum baru dg metode dual simplex : Bas is Z X1 S2 X
1
X
2
X
3
S
1
S2 6 3 -1
Solusi 18 9 1
( VI )
0 1 0
5 4 1
1 3 7 -2
0 0 1
Tabel VI
optimum karena konstan sisi kanan positif. Cara Alternatif : Misalkan ketersediaan tenaga kerja (b1) berubah , sedangkan yg lain tetap. Perubahan ini menyebabkan perubahan kolom solusi pada tabel
simplex awal sebesar koefisien pd kolom yg berhubungan yaitu S1. Pengaruh itu akan ditiru pd itersi selanjutnya sampai simplex optimum. Karena itu untuk mengetahui pengaruh perubahan tenaga kerja, cukup diperiksa kolom slack yg berhubungan dg kendala yg diubah ketersediaannya nilai-nilai pd kolom solusi non negatif 1 + 4 0 menjadi : b1 - 1 - 1/4 b1
3 3
2 - 1 0 dan 2
/4
/4
/4 b 1
Dengan cara yg sama dpt dicari untuk bahan mentah (b2) 1 - 1 0 1 1 b2 - 3 4 b2 1 b2 4 4. Ini berarti selama jumlah bahan dan dan 2 + 1 0 -2 b2 - 3 - 2 b2 1
mentah berada di interval itu solusi optimum tdk berubah C. 1. baru 2. kegiatan yg ada 3. Penambahan kendala baru Perubahan kebutuhan sumber daya dari kegiatan Perubahan Matriks Kendala ( A ) Penambahan variabel - variabel atau kegiatan kegiatan
Misalkan ingin ditambahkan produk baru D yg membutuhkan 1 unit buruh dan 1 unit bahan mentahdengan keuntungan per
1 1
unit
3.
Apakah
Secara matematik ekivalen dg penambahan variabel X4 dan kolom Kombinasi produk optimum tabel II masih optimum selama koef persamaan Z dr produk baru sebut saja C4 adalah non negatif. Dari revised simplex method diperoleh Cj = Ingat bahwa
CB CB
B-1 Pj - CJ.
4 -1 -1 1 = 5 1
B-1 = [ 2 , 3 ]
1
, sehingga 1 4 =[ 5 , 1 ] C
Memproduksi brang D tdk akan menambah keuntungan. Jika kegiatan baru dapat memperbaiki keuntungan bila Cj nya negatif kemudian selesaikan dg metode simpleks. 2. Perubahan Keperlaun Sumber daya Jika buruh atau kebutuhan bahan mentah dari kegiatan non basis ( misal barang C ) berubah, pengaruh pd solusi optimum dapat dipelajari dengan mengikuti langkah langkah yg sama seperti kasus sebelumnya. Dipihak lain, jika koefisien kendala dari kegiatan basis ( misal barang A atau B ) berubah maka matriks basis dengan sendirinya terpengaruh yg dapat mempengaruhi semua angka angka tabel II. Kemudian tabel II kemungkinan menjadi tidak layak untuk masalah primal maupun dual. Dalam keadaan seperti ini, mungkin lebih baik diselesaikan kembali dengan metode simpleks. 3. Penambahan Kendala Baru Misalkan terdapat tambahan kendala jasa administrasi terhadap masalah dimana barang A, B, dan C masing masing membutuhkan 1, 2 dan 1 jam jasa administrasi sementara tersedia 10 jam administrasi. Ini akan menambah kendala baru : X1 + 2 X2 + X3 10
Untuk
mempelajari
pengaruhnya
terhadap
solusi
optimum
cukup
membuktikan apakah kombinasi barang optimum yg ada memnuhi kendala baru. Jika memenuhi kombinasi barang optimum tidak perlu diubah. Misalkan jam administrasi yg tersedia hanya 4 maka kendala baru menjadi X1 + 2 X2 + X3 4 solusi optimum yg ada ( X 1 = 1 , X2 = 2 , X3 = 0 ) menyimpang dari kendala ini. Sehingga tabel II tidak lagi optimum. Untuk mencari solusi optimum yg baru, tambahkan kendala baru seperti pada baris ketiga tabel berikut ini. Dengan menggunakan S3 sebagai variabel slack pada kendala baru Bas is Z X1 X2 S3 ( VII ) X
1
X
2
X
3
S1 5 4 -1 0
S2 1 -1 1 0
S3 0 0 0 1
Sisi kanan
0 1 0 1
0 0 1 2
3 -1 2 1
1 2 4
Karena X1 dan X2 merupakan variabel non basis, maka koefisien baris ketiga yg berhubungan dengan X1 dan X2 harus sama dengan nol. Ini dapat dicapai dengan perkalian baris pertama dengan -1 baris, kedua dengan -2 dan tambahkan mereka pada baris ketiga. Tabel VIII menunjukkan tabel baru setelah operasi baris. Ingat bahwa koefisien persamaan Z tidak terpengaruh oleh proses ini, karena variabel basis yg baru S3 merupakan variabel slack. Bas is Z X1 X2 S3 (VIII) X
1
X
2
X
3
S1 5 4 -1 -2
S2 1 -1 1 (1)
S3 0 0 0 1
Sisi kanan
0 1 0 1
0 0 1 2
3 -1 2 -2
1 2 -1
Karena tabel VIII optimum tetapi tdk layak (dual feasible) maka metode dual simplex diaplikasikan untuk mencari solusi optimum baru. Variabel basis S 3 meninggalkan basis kasrena rasio absolut terkecil adalah pada S2 [ min ( -3/2 , 5
X
2
X
3
S1 3 6 -3 2
S2 0 0 0 1
S3 1 -1 1 -1
Solusi 7 2 1 1
0 1 0 1
0 0 1 2
1 1 0 2
(IX)
Tabel IX adalah optimum sekaligus layakdan kombinasi barang optimum yg baru adalah menghasilkan 2 unit barang A dan 1 unit barang B. Keuntungan maksimum telah berkurang dari 8 menjadi 7 karena penambahan kendala baru. Jika kendala baru ditambahkan terhadap suatu masalah LP, nilai optimum yg lama akan selalu lebih baik atau sama dibanding nilai optimum baru. Sehingga penambahan suatu kendala baru tidak dapat memperbaiki nilai optimum setiap masala LP.