You are on page 1of 3

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN OLEH-OLEH DARI NATIONAL INSTITUTE OF EDUCATION SINGAPURA Yanto, Adi, Agus, dan Hidayat LPMP-NTB Departemen

Pendidikan Nasional bekerja sama dengan Temasek Foundation, sebuah perusahaan swasta di Singapura telah mengirimkan sebanyak 120 orang dari 30 provinsi di Indonesia untuk mengikuti pelatihan di NIE (National Institute of Education), Nanyang Technological University of Singapore dengan agenda kegiatan School Leadership yang diselenggarakan dari tanggal 23 Juni sampai dengan 6 Juli 2009. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Nusa Tenggara Barat kali ini mengirimkan 4 orang; satu orang widyaiswara, satu orang pengawas, dan dua orang kepala SMA. Tujuan kegiatan ini sudah barang tentu berkaitan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya melalui peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Singapura termasuk salah satu negara terdepan di dalam upaya penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Dua tahun yang lalu, penulis bersama dengan satu orang utusan dari Direktorat Jenderal PMPTK menghadiri kegiatan International Leadership in Education Programme yang diikuti oleh 14 negara dari Asia dan Eropa di tempat yang sama. Pengakuan terhadap kemajuan Singapura di bidang pendidikan tersebut direalisasikan dalam bentuk pertemuan tahunan di negara-negara peserta dengan mengundang pakar pendidikan dari NIE untuk membahas persoalan Change Leadersip in Education, bagaimana sekolah bisa mengikuti perubahan yang sangat cepat serta isu-isu global yang terjadi di era sekarang ini ; tahun 2008 di Vietnam, pada bulan Mei 2009 yang lalu di Brunei Darusalam, dan tahun depan di Filipina. Ada dua hal pokok yang dapat kami peroleh dari pelatihan di tempat yang sama kali ini menyangkut kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dalam membangun pendidikan bermutu dan strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan untuk guru dan kepala sekolah. Rumus keberhasilan singapura dalam pendidikan adalah : guru bermutu + kepala sekolah bermutu = pendidikan bermutu. Sebagai gambaran tentang kompetensi kepala sekolah yang mendukung terciptanya pendidikan yang bermutu, ada tiga syarat fundamental yang harus dipenuhi. Pertama, adanya pola kemimpinan yang tepat. Untuk itu setiap kepala sekolah harus memiliki bekal yang cukup akan pengetahuan dan keterampilan agar dapat mengembangkan kompetensinya dalam memimpin sekolah melalui pendidikan dan pelatihan yang benar-benar terencana dengan baik. Syarat fundamental ke dua menyangkut sistem pengelolaan penyelenggaraan sekolah. Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi manajerial. Kepemimpinan dan manajemen, keduanya sama-sama penting; kepemimpinan berciri momentum conscious sementara manajemen lebih berkenaan dengan pemecahan masalah dalam suatu organisasi. Oleh karenaanya diperlukan pembahasan yang mendalam tentang strategi kepemimpinan yang efektif utamanya dalam mengahadapi era perubahan. Ke tiga adalah kejelasan arah serta perjalanan menuju pendidikan yang bermutu. Manakala tujuan utama pendidikan sudah terabaikan, berbagai kegiatan dan kebijakan di sekolah justru akan bersifat kontra produktif terhadap target

mutu. Untuk itu kepala sekolah harus memiliki pengetahuan yang cukup dalam menyusun perencanaan strategis sehingga mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai mutu pendidikan yang tinggi. Pendidikan dan pelatihan akan berhasil dengan baik jika dirancang dengan cermat. Prinsip dasar yang harus diperhatikan adalah: Pembelajaran orang dewasa, Metodologi Pelatihan, dan Teknik Komunikasi. Sedangkan jenis pelatihan yang telah dilaksanakan berupa In-service Professional Development, Structured Mentoring Programme, Consultancy, and Professional Development Continuum Models. Coaching merupakan salah satu bentuk pengembangan profesi. Model GROW ME telah menunjukkan hasil yang baik di sekolah-sekolah Singapura dan dapat diujicobakan di Indonesia. Pada tahun anggaran ini, Direktorat Jenderal PMPTK (Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan) melalui LPMP menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk pengawas dan kepala sekolah yang diharapkan akan dapat menyelenggarakan diklat lanjutan di kabupaten masing-masing. Pola pelatihan berkelanjutan yang biasa disebut Cascade ini, diharapkan akan mempercepat lajunya upaya peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan khususnya kepala sekolah yang pada akhirnya berdampak pada mutu pendidikan secara umum. Beberapa pertanyaan muncul sehubungan dengan efektivitas pelaksanaan kegiatan yang akan dikawal langsung oleh Ditjen PMPTK dan Temasek Foundation ini. Pertama yang menyangkut paradigma kepemimpinan sekolah dikarenakan persoalan yang akan dibahas erat hubungannya dan merupakan pengembangan dari pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah atau yang dikenal dengan MPMBS sementara nuansa kemandirian secara utuh belum dapat dirasakan di setiap sekolah. Kedua yang berkenaan dengan kebutuhan pelatihan di mana saat ini kita belum memiliki peta kompetensi kepala sekolah yang jelas mengingat pola rekrutmen yang berbeda-beda di setiap daerah dan belum mendasarkan pada Standar Kompetensi Kepala Sekolah seperti yang tertuang pada Permendiknas No. 13 tahun 2007. Kedatipun demikian, upaya peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan tetap harus kita laksanakan. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Untuk mengikuti pola Negara maju seperti singapura masih belum memungkinkan. Rekrutmen guru di negara tersebut dengan cara menyeleksi 30% papan atas lulusan Poloteknik dan yang lolos seleksi disekolahkan untuk pendidikan profesi di NIE yang merupakan satu-satunya insitusi yang boleh mencetak caloncalon guru, sementara di negara kita siapapun bisa mengikuti pendidikan calon guru dan bahkan ada institusi yang membuka kampus di desa-desa untuk melaksanakan kegiatan perkuliahan bagi guru dan calon guru. Untuk menjadi seorang kepala sekolah di Singapura, seorang guru harus masuk dalam Leadership Stream (jalur kepemimpinan) yaitu diawali dengan menjadi ketua kelompok/program, kemudian menjadi wakil kepala sekolah. Untuk siap menjadi kepala sekolah harus melalui pendidikan selama 6 bulan di NIE yang juga merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang boleh mencetak calon-calon kepala sekolah dengan proses seleksi yang cukup ketat. Mudah-mudahan walaupu belum bisa mengikuti jejak negara-negara maju, dengan segala upaya kita juga dapat tetap memajukan mutu pendidikan. Untuk itu dukungan dari berbagai pihak utamanya dari Dinas Pendidikan dan Pemerintah Daerah sangat dubutuhkan. Mataram, 7 Agustus 2009

Yanto, Adi, Agus, dan Hidayat.

You might also like