You are on page 1of 2

Potensial Aksi Sel Kontraktil Otot Jantung

Diwaktu istirahat, potensial aksi membrane sel kontraktil adalah sekitar -85 mV. Sewaktu kanal fast Sodium Channel terbuka, Na+ masuk ke dalam sel danmenyebabkan terjadinya depolarisasi pada sel kontraktil sehingga dalam waktu singkat potensial aksi sel kontraktil meningkat mencapai +20 mV. Pada kondisi demikian, fast sodium channel menutup dan slow sodium calcium channel terbuka. Hal ini menyebabkan potensial aksi sel sempat menurun namun diikuti pendataran secara perlahan. Pada saat ini kalsium masuk ke dalam sel kontraktildan menyebabkan sel berkontraksi. Setelah sel kontraktil berkontraksi, maka slowsodium calcium channel menutup dan slow potassium channel terbuka danmengakibatkan Kalium keluar dari sel sehingga mengembalikan kondisi potensialaksi sel menjadi negatif. Pada waktu ini terjadi proses repolarisasi. Kalsium yangdigunakan pasca kontraksi akan disimpan di bagian reticulum sarkoplasmik dantubulus T pada sel otot jantung untuk digunakan kembali.

Potensial Aksi Sel Otoritmik Otot Jantung Perbedaan sel otoritmik dengan kontraktil adalah fast sodium channelnya akan selalu inaktif atau sudah dihambat sehingga tidak dapat terbuka. Dalamkeadaan istirahat, sel serabut nodus mempunyai potensial aksi sekitar -55 mV. Ketika itu, terjadi kebocoran ionion natrium secara alami dari luar ke dalam sel,hal ini disebabkan karena konsentrasi ion natrium di luar sel lebih tinggi daripada di dalam, sehingga ada kecendrungan bagi ion-ion Natrium berdifusi ke dalam sel.Hal ini menyebabkan potensial aksi di sel otot jantung mengalami kenaikan secara perlahan. Diwaktu telah mencapai kondisi ambang batas, yakni sekitar -40 mV,slow sodium calcium channel terbuka dan menyebabkan potensial sel nodus meningkat sampai angka sekitar 0 mV. Pada saat ini terjadi peristiwa depolarisasi, prosesnya disebut self-excitation. Mengapa bocornya ion natirum dan kalsium tidak menyebabkan serabutnodus sinus tetap dalam keadaan depolarisasi sepanjang waktu? Jawab : Setelahkira-kira 100 sampai 150 milidetik kemudian, pottasium channel (kanal kalium)terbuka disertai dengan penutupan slow sodium calcium channel. Oleh karena itu,masuknya ion kalsium dan natrium yang bermuatan positif akan terhenti,sementara pada saat yang sama sejumlah besar ion kalium yang bermuatan positif akan berdifusi keluar dari serabut. Kedua hal tersebut mengurangi potensial intrasel sehingga kembali ke tingkat istirahat yang negative dan karena itu mengakhiri potensial aksi. Lebih lanjut, kanal kalium akan tetap terbuka selama seperbeberapa puluhdetik, menyebabkan berlanjutnya pergerakan muatan positif ke luar dari sel untuk sementara waktu, sehingga terjadi kenegatifan yang berlebihan di dalam serabut; keadaan ini disebut sebagai hiperpolarisasi. Pada awalnya, keadaan hiperpolarisasi akan menyebabkan potensial membrane istirahat turun sampai kira-kira -55 hingga -60 milivolt pada akhir potensial aksi. Mengapa keadaan hiperpolarisasi tidak berlangsung terus menerus? Alasannya adalah selama seperbeberapa puluh detik sesudah potensial aksi berakhir, secara bertahap makin lama makin banyak kanal kalium yang menutup. Selanjutnya, kebocoran natrium kembali mengulang ritmisitas (keteraturan) pada siklus sel nodus ini.

Sodium = Natrium Pottasium = Kalium

You might also like