You are on page 1of 13

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DISPEPSIA

A. Konsep Dasar Keperawatan 1. Pengertian Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2000). Batasa dispepsia terbagi atas dua yaitu: a. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya b. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.

2. Etiologi a. Perubahan pola makan b. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama c. Alkohol dan nikotin rokok d. Stres e. Tumor atau kanker saluran pencernaan

3. Manifestasi Klinik a. nyeri perut (abdominal discomfort) b. Rasa perih di ulu hati c. Mual, kadang-kadang sampai muntah d. Nafsu makan berkurang e. Rasa lekas kenyang

f. Perut kembung g. Rasa panas di dada dan perut h. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

4. Patofisiologi Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat

mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.

5. Komplikasi Adapun a. Perdarahan b. Kanker lambung c. Muntah darah d. Ulkus peptikum komplikasi dari penyakit Dispepsia yaitu:

6. Pencegahan Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok, bila harus makan obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.

7. Penatalaksanaan Medik

a. Penatalaksanaan non farmakologis 1) Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung 2) Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obatobatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres 3) Atur pola makan b. Penatalaksanaan farmakologis yaitu: Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena pross patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap placebo. Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung) golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah)

8. Pemeriksaan Diagnostik a. Laboratorium Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam batas normal. b. Radiologis Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda. c. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi) Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik. d. USG (ultrasonografi)

Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin banyak dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat dimanfaatkan e. Waktu Pengosongan Lambung Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada dispepsia fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 40 % kasus.

B. Konsep Proses Keperawatan 1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang dilakukan yaitu : Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan menganalisa data. Data fokus yang berhubungan dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung secar tiba-tiba). (Mansjoer A, 2000). a. Biodata 1. Identitas klien Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,

agama/keyakinan, suku/bangsa, status pernikahan, pekerjaan, diagnosa medik, No. MR, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No. Registrasi, rencana therapy. 2. Penaggung jawab Nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan dengan klien. b. Keluhan utama c. Riwayat kesehatan 1. Riwayat kesehatan sekarang

2. Riwayat kesehatan 3. Riwayat kesehatan keluarga : genogram 3 generasi d. KeadaanUmum 1. Keadaan umum pasien, tampak sakit ringan, sedang, berat. Data darihasilpengamatan/inspeksi: Pasien nampak lemah Rewel/gelisah

2. Tingkat kesadaran 3. Tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) 4. Abdomen (adanya kembung, rasa nyeri epigastrium) e. Nutrisi 1. Sebelum sakit: Bagaimana pola makan pasien , berapa banyak, frekuensi

2. Selama sakit: - Apakah ada keluhan mual dan muntah - Berapa banyak jumlah nutrisi yang masuk, frekuensi makan f. Eliminasi 1. Sebelum sakit: Apakah BAB setiap hari lancar? 2. Selama sakit: Apakah adak onstipasi, melena, menccret Sudah berapa lama pasientidak BAB

g. Tidur dan istireahat 1. Sebelum sakit: Bagaimana kebiasaan tidur pasien Berapa jumlah jam tidur dan istirahat pasien

2. Selama sakit: Adakah defisit jam tidur pasien.

3. Diagnosa Keperawatan Menurut Inayah (2004) bahwa diagnosa keperawatan yang lazim timbul pada klien dengan dispepsia. a. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung. b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan, anoreksia. c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual, muntah d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya

4. Rencana Keperawatan Rencana keperawatan adalah tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menngulangi masalah keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan. a. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung. Tujuan : Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri, dengan kriteria klien melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya ras nyeri INTERVENSI 1. Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0 10) RASIONAL 1. Berguna dalam pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan 2. Berikan istirahat dengan posisi semifowler 2. Dengan posisi semi-fowler dapat tegangan bertambah telentang 3. Anjurkan menghindari klien makanan untuk yang 3. Dapat menghilangkan nyeri akut/hebat dan menurunkan menghilangkan abdomen dengan yang posisi

dapat meningkatkan kerja asam lambung 4. Anjurkan klien untuk tetap mengatur waktu makannya

aktivitas peristaltik

4. mencegah terjadinya perih pada ulu hati/epigastrium

5. Observasi TTV tiap 24 jam

5. sebagai

indikator

untuk

melanjutkan berikutnya 6. Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi 7. Kolaborasi dengan pemberian obat analgesik

intervensi

6. Mengurangi rasa nyeri atau dapat terkontrol 7. Menghilangkan rasa nyeri dan mempermudah

kerjasama dengan intervensi terapi lain

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan, anoreksia. Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang diharapkan individu, dengan kriteria menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi INTERVENSI 1. Pantau dan dokumentasikan RASIONAL 1. Untuk mengidentifikasi

dan haluaran tiap jam secara adekuat 2. Timbang BB klien

indikasi/perkembangan dari hasil yang diharapkan 2. Membantu menentukan

keseimbangan cairan yang tepat 3. Berikan makanan sedikit tapi sering 3. meminimalkan anoreksia,

dan mengurangi iritasi gaster

4. Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, badan, timbang berat mukosa

4. Berguna mendefinisikan

dalam derajat

integritas

masalah dan intervensi yang tepat Berguna dalam

mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat mual/rnuntah atau diare. 5. Kaji pola diet klien yang disukai/tidak disukai.

pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan 5. Membantu kebutuhan yang intervensi spesifik, diet

meningkatkan klien. 6. Monitor intake dan output

intake

6. Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan

secara periodik. Catat adanya anoreksia, mual,

7. Dapat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi

muntah, dan tetapkan jika ada hubungannya Awasi konsistensi (BAB). dengan medikasi. volume, Air Besar

pemecahan masalah untuk meningkatkan intake nutrisi.

frekuensi, Buang

c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual, muntah Tujuan : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan prilaku yang perlu untuk memperbaiki defisit cairan, dengan kriteria mempertahankan/menunjukkan perubaan keseimbangan

cairan, dibuktikan stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik. INTERVENSI 1. Awasi tekanan darah dan nadi, pengisian kapiler, status RASIONAL 1. Indikator keadekuatan

volume sirkulasi perifer dan

membran mukosa, turgor kulit 2. Awasi jumlah dan tipe

hidrasi seluler 2. Klien tidak mengkomsumsi cairan sama sekali dehidrasi

masukan cairan, ukur haluaran urine dengan akurat

mengakibatkan

atau mengganti cairan untuk masukan berdampak keseimbangan elektrolit 3. Diskusikan menghentikan strategi muntah untuk dan 3. Membantu klien menerima perasaan bahwa akibat kalori yang pada

penggunaan laksatif/diuretik

muntah dan atau penggunaan laksatif/diuretik mencegah

kehilangan cairan lanjut

4. Identifikasi

rencana

untuk

4. Melibatkan

klien

dalam

meningkatkan/mempertahanka n keseimbangan cairan optimal misalnya : jadwal masukan cairan 5. Berikan/awasi hiperalimentasi IV

rencana untuk memperbaiki keseimbangan untuk berhasil

5. Tindakan memperbaiki

daruat

untuk ketidak

seimbangan cairan elektroli

d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya Tujuan : Mendemonstrasikan koping yang positif dan mengungkapkan penurunan kecemasan, dengan kriteria menyatakan

pemahaman tentang penyakitnya. INTERVENSI 1. Kaji tingkat kecemasan RASIONAL 1. Mengetahui sejauh mana

tingkat

kecemasan

yang

dirasakan oleh klien sehingga memudahkan dlam tindakan selanjutnya

2. Berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran dan dengarkan semua keluhannya

2. Klien

merasa

ada

yang

memperhatikan

sehingga

klien merasa aman dalam segala hal tundakan yang diberikan

3. Jelaskan semua prosedur dan pengobatan

3. Klien

memahami

dan

mengerti tentang prosedur sehingga mau bekejasama dalam perawatannya.

4. Berikan dorongan spiritual

4. Bahwa segala tindakan yang diberikan untuk proses

penyembuhan

penyakitnya,

masih ada yang berkuasa menyembuhkannya Tuhan Yang Maha Esa. yaitu

5. Penyimpangan KDM

Perubahan pola makan, pengaruh obat-obatan alkohol, nikotin, rokok, tumor/kanker saluran pencernaan, stres Erosi dan ulcerasi mukosa lambung Peningkatan produksi HCL Timbulnya tanda dan gejala klinik gangguan sistem cerna

Pelepasan mediator kimia (bradikinin, histamin, prostaglandin)

Impuls ke fleksus meissner ke nervus vagus

Perubahan status kesehatan

Nosiceptor

Merangsang medulla oblongata

Kurang informasi

Saraf afferen

Impuls kefleksus miesenterikus pada dinding lambung

Kurang pengetahuan tentang penyakitnya

Stressor Thalamus Anoreksia, mual

Corteks cerebri Nyeri

Intake kurang

muntah Cemas

Nutrisi Kurang

Perubahan kesimbangan cairan dan elektrolit

6. Evaluasi Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian terhadap tujuan apakah masalah teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil perlu dikaji, direncanakan dan dilaksanakan dalam jangka waktu panjang dan pendek tergantung respon dalam keefektifan intervensi.

DAFTAR PUSTAKA Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8), EGC, Jakarta Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta. http://www.scribd.com/doc/3949918/dispepsia 12/02/13 http://keperawatan.blogspot.com/2010/11/asuhan-keperawatan-pada-dengandispepsia-medis-dispepsia.html 12/02/13

You might also like