You are on page 1of 28

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK Diajukan guna menyusun Kerja Praktek pada PT.

PERTAMINA UBEP LIMAU

Diajukan oleh :

Andre Adi Saputra Raharja Gema Romadhanto Tito Parbowo

114080082 114080126 114080149

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2012

Lembar pengesahan PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK Kepada PT. PERTAMINA UBEP LIMAU
Diajukan oleh :

Andre Adi Saputra Raharja Gema Romadhanto Tito Parbowo

114080082 114080126 114080149

Di susun sebagai salah satu syarat melaksanakan Kerja Praktek Pada Program studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

Telah disetujui oleh :

Pembimbing 1

Pembimbing 2

Jaka Purwanta, S.T., M.Si. NPY. 276101102981

Herwin Lukito, S.T., M.Si. NPY. 2700806024010

Ketua Program Studi Teknik Lingkungan

Ir. Suharwanto, M.T. NIY. 196109161993031001

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Maksud dan tujuan Kerja Praktek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi 2.2 Genesa 2.3 Jenis / macam 2.4 Pengelolaan BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Profil 3.2 Dampak Kegiatan BAB IV ISU LINGKUNGAN DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 4.1 Isu Lingkungan 4.2 Peraturan Perundang-undangan BAB V RENCANA DAN KESIAPAN KERJA PRAKTEK 5.1 Kesiapan KP 5.2 Rencana Waktu dan Kegiatan KP 5.3 Pembimbing 5.4 Hasil KP BAB VI PENUTUP Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik Lingkungan Kebumian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib yang dapat diambil apabila mahasiswa telah menempuh mata kuliah 100 SKS. Kerja praktek dimaksudkan agar mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman praktis di dunia kerja untuk mendukung penguasaan teoritis yang telah diperoleh di bangku kuliah. Program kerja praktek ini mengharapkan mahasiswa dapat terlibat langsung dalam kegiatan di suatu perusahaan yang sesuai dengan lingkup lingkungan. Pada era globalisasi saat ini merupakan sebuah tantangan yang berat bagi tiap elemen yang ada di masyarakat. Perkembangan dunia yang begitu pesat memaksa tiap individu terutama mahasiswa untuk meningkatkan kualitas diri baik secara akademik maupun non-akademik. Hal tersebut menuntut kita semua untuk mempersiapkan diri dengan baik agar mampu bersaing di era globalisasi. Bagi mahasiswa, kesiapan diri baik akademik maupun non akademik sangatlah penting. Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memiliki kecerdasan akademik semata, tetapi juga kecerdasan non akademik. Kecerdasan akademik yang dimiliki akan semakin sempurna jika diimbangi dengan kecerdasan non-akademik yang baik pula. Oleh karena itu, pengaplikasian teori yang telah diperoleh selama di bangku kuliah menjadi sangat penting bagi mahasiswa agar dapat menjaga keseimbangan antara kecerdasan akademik dan non-akademik. Untuk maksud tersebut, kegiatan kerja praktek dilaksanakan. Menyadari akan hal ini, UPN Veteran Yogyakarta khususnya Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknologi Mineral melengkapi kurikulumnya

dengan Kerja Praktek berbobot 2 SKS. Kerja praktek ini wajib di laksanakan oleh seluruh mahasiswa dengan syarat telah menyelesaikan minimal 100 SKS.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja praktek dilakukan agar mahasiswa mampu mengaplikasikan teori pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan kondisi di lapangan dan dapat mengenal alatalat yang dipergunakan dalam pengambilan data serta dapat menganalisis data lingkungan yang dipakai dalam perusahaan. mahasiswa diharapkan mampu

mengkorelasikan hasil pengamatan lapangan dengan analisa mahasiswa berdasarkan teori yang didapat dari kegiatan perkuliahan. Oleh sebab itu, penulis berharap memiliki kesempatan untuk dapat melakukan kerja praktek di PT. Pertamina UBEP Limau, mengingat perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan global yang bergerak di bidang service untuk minyak dan gas. Sedangkan tujuan kerja praktek yaitu mahasiswa dapat merespon

perkembangan lingkungan pertambangan secara langsung, baik teori, praktek lapangan maupun pengetahuan tentang lingkungan hidup.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Minyak Bumi Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latinpet rus karang danoleum minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi dan gas alam adalah sisa tumbuhan dan hewan kecil atau jasad renik yang hidup di laut berjuta-juta tahun yang lalu. Pada waktu hewan dan tumbuhan mati, mereka tenggelam ke dasar laut, tertutup lapisan lumpur dan pasir selama bertahun-tahun, kemudian lumpur dan pasir berubah menjadi batuan sedimen. Panas, bakteri, dan berat sedimen yang mengubur jasad renik tersebut pelan-pelan mengubahnya menjadi minyak dan gas alam. Minyak bumi adalah campuran komplek hidrokarbon plus senyawaan organik dari Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga. [1] Minyak bumi merupakan campuran berbagai macam zat organik, tetapi komponen pokoknya adalah hidrokarbon. Minyak bumi disebut juga minyak mineral karena diperoleh dalam bentuk campuran dengan mineral lain. Minyak bumi tidak dihasilkan dan didapat secara langsung dari hewan atau tumbuhan, melainkan dari fosil sehingga minyak bumi dikatakan sebagai salah satu dari bahan bakar fosil (Leegood, 1999).

2.2 Genesa Minyak Bumi Para ahli berpendapat bahwa minyak bumi terbentuk dari pelapukan sisa kehidupan purba (hewan, tumbuhan, dan jasad-jasad renik) yang terpendam bersama

[1]

http://www.scribd.com/doc/28966390/Minyak-bumi

air laut dan masuk ke dalam batuan pasir, lempung, atau gamping yang terdapat di dalam lapisan kerak bumi selama berjuta-juta tahun melalui proses fisika dan kimia menurut Khairurrijal dkk, (2009) Proses terbentuknya minyak bumi dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pembentukan sendiri, terdiri dari 1) Pengumpulan zat organik dalam sedimen 2) Pengawetan zat organik dalam sedimen 3) Transformasi zat organik menjadi minyak bumi b. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar dalam lapisan sedimen yang terperangkap. c. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen sehingga berkumpul menjadi akumulasi komersil. Teori pembentukan minyak bumi terbagi dua: a. Teori abiogenesis 1) Menurut Barthelot (1866) bahwa di dalam minyak bumi logam alkali

yang dalam keadaan bebas dalam temperatur tinggi dan akan bersentuhan dengan CO2 yang akan membentuk asitilena. 2) Menurut Ivanovic Mendeleev mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat besi karbida dalam perut bumi dan bereaksi dengan air dan menghasilkan gas asitilena. b. Teori Biogenesis 1) P.G. Macquire pertama kali mengemukakan bahwa minyak bumi berasal dari tumbuhan. 2) J.P. Lesley pertama kali mengemukakan bahwa minyak bumi selain minyak bumi juga berasal dari hewan.

2.3 Jenis-Jenis Perangkap Minyak Bumi Pada sistem perminyakan, konsep dasar berupa distribusi hidrokarbon di dalam kerak bumi dari batuan sumber (source rock) ke batuan reservoar. Salah satu

elemen dari sistem perminyakan ini adalah adanya batuan reservoar, yang di dalamnya terdapat beberapa faktor penting diantaranya adalah adanya perangkap minyak bumi. Pengertian minyak bumi yaitu tempat terkumpulnya minyak bumi yang berupa perangkap dan mempunyai bentuk konkav ke bawah sehingga minyak dan gas bumi dapat terjebak di dalamnya Noor Adi Nugroho, (2008). Perangkap minyak bumi ini sendiri terbagi menjadi Perangkap Stratigrafi, Perangkap Struktural, Perangkap Kombinasi Stratigrafi-Struktur dan perangkap hidrodinamik. 1. Perangkap Stratigrafi Jenis perangkap stratigrafi dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara vertikal dan lateral, perubahan facies batuan, dan ketidakselarasan dan variasi lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoar dalam perpindahan minyak bumi. Prinsip dalam perangkap stratigrafi adalah minyak dan gas bumi terperangkap dalam perjalanan ke atas kemudian terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan pinggir. Hal ini dikarenakan batuan reservoar telah menghilang atau berubah fasies menjadi batu lain sehingga merupakan penghalang permeabilitas (Koesoemadinata, (1980). Jebakan stratigrafi tidak berasosiasi dengan ketidakselarasan seperti Channels, Barrier Bar, dan Reef, namun berasosiasi dengan ketidakselarasaan seperti Onlap Pinchouts,dan Truncations.

Gambar 2.1 Contoh jebakan stratigrafi: A menunjukkan reef, B menunjukkan barier-bar sand, C menunjukkan channel sand, D menunjukkan onlap sand pinchout trap, E menunjukkan truncation trap. (www.petroleumseismology.com)

Pada perangkap stratigrafi ini, berasal dari lapisan reservoar tersebut, atau ketika terjadi perubahan permeabilitas pada lapisan reservoar itu sendiri. Pada salah satu tipe jebakan stratigrafi, pada horizontal, lapisan impermeabel memotong lapisan yang bengkok pada batuan yang memiliki kandungan minyak. Terkadang terpotong pada lapisan yang tidak dapat ditembus, atau Pinches, pada formasi yang memiliki kandungan minyak. Pada perangkap stratigrafi yang lain berupa Lens-shaped. Pada perangkap ini, lapisan yang tidak dapat ditembus ini mengelilingi batuan yang memiliki kandungan hidrokarbon. Pada tipe yang lain, terjadi perubahan permeabilitas dan porositas pada reservoar itu sendiri. Pada reservoar yang telah mencapai puncaknya yang tidak sarang dan impermeabel, yang dimana pada bagian bawahnya sarang dan permeabel serta terdapat hidrokarbon. Pada bagian yang lain menerangkan bahwa minyak bumi terperangkap pada reservoar itu sendiri yang Cut Off up-dip, dan mencegah migrasi lanjutan, sehingga tidak adanya pengatur struktur yang dibutuhkan. Variasi ukuran dan bentuk perangkap yang demikian mahabesar, untuk

memperpanjang pantulan lingkungan pembatas pada batuan reservoar terendapkan.

Gambar 2.2 Perangkap Stratigrafi Lateral Disconfirmity dan Unconfurmity (www.geo.vu.nl)

2. Perangkap Struktural Jenis perangkap selanjutnya adalah perangkap struktural, yang banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan. Terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang paling asli dan perangkap yang paling penting. Pada bagian ini berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoar sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan oleh gejala tektonik atau struktur seperti pelipatan dan patahan Koesoemadinata, (1980). 3. Jebakan Patahan Jebakan patahan bertindak sebagai unsur penyekat minyak dalam penyaluran pergerakan minyak selanjutnya. Persoalan patahan sebagai penyekat sebelumnya tergantung dari tekanan kapiler. Pengkajian teoritis memperlihatkan bahwa patahan dalam batuan yang basah air tergantung pada tekanan kapiler dari medium dalam jalur patahan tersebut. Besar kecilnya tekanan kapiler sangat menentukan apakah patahan itu bertindak sebagai suatu penyalur atau penyekat. Keadaan tekanan yang lebih besar daripada tekanan kapiler maka minyak masih dapat tersalurkan melaui patahan, tetapi jika lebih kecil maka patahan tersebut akan bertindak sebagai penyekat Smith, (1966).

Gambar 2.3 Jebakan Patahan pada Jebakan Struktural (www.blueridgegroup.com)

4. Jebakan Antiklin Jebakan antiklin adalah jebakan melipat ke atas pada lapisan batuan, yang memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan. Struktur lipatan dengan lengkungan batuan yang tidak berpori memiliki lapisan berpori (batuan reservoir), meliputi jebakan minyak, gas dan air yang terakumulasi. Ladang minyak Timur Tengah memiliki lipatan lipatan besar dan tegak lurus yang terbentuk dalam batu gamping yang tebal dan kuat (Encyclopedia).

Gambar 2.4 Jebakan antiklin pada Jebakan Struktural (www.blueridgegroup.com)

5. Jebakan Struktural lainnya Contoh dari perangkap struktur yang lain adalah Titled fault blocks in an extensional regime, marupakan jebakan yang bearasal dari Seal yang berada di atas Mudstone dan memotong patahan yang sejajar dengan Mudstone. Kemudian, Rollover anticline on thrust, adalah jebakan yang minyak bumi berada pada Hanging Wall dan Footwall. Lalu, Seal yang posisinya lateral pada diapir dan menutup rapat jebakan yang berada di atasnya Rendi Noviandri, (2010).

Gambar 2.5 Conroh perangkap struktural yang lain (www.petroleumseismology.com)

6. Perangkap Kombinasi Kemudian perangkap yang selanjutnya adalah perangkap kombinasi antara struktural dan stratigrafi. Dimana pada perangkap jenis ini merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak minyak bumi. Dan pada jenis perangkap ini, terdapat lebih dari satu jenis perangkap yang membentuk reservoar. Sebagai contohnya antiklin patahan, terbentuk ketika patahan memotong tegak lurus pada antiklin. Dan pada perangkap ini kedua perangkapnya tidak saling mengendalikan perangkap itu sendiri.[2]

Gambar 2.6 Perangkap Kombinasi (www.geo.vu.nl)

[2]

http://alumnisma4.blogspot.com/2011/01/perangkap-kombinasi.html

7. Perangkap Hidrodinamik Kemudian perangkap yang terakhir adalah perangkap hidrodinamik. Perangkap ini sangat jarang karma sangat dipengaruhi oleh air. Pergerakan air ini yang mampu merubah ukuran pada akumulasi minyak bumi atau dimana jebakan minyak bumi yang pada lokasi tersebut dapat menyebabkan perpindahan. Kemudian perangkap ini digambarkan pergerakan air yang biasanya dari air hujan, masuk kedalam reservoar formasi, dan minyak bumi bermigrasi ke reservoar dan bertemu untuk migrasi ke atas menuju permukaan melalui permukaan air. Kemudian tergantung pada keseimbangan berat jenis minyak, dan dapat menemukan sendiri, dan tidak dapat bergerak ke reservoir permukaan karena tidak ada jebakan minyak yang konvensional.[3]

Gambar 2.7 Perangkap Hidrodinamik (www.geo.vu.nl)

2.4 Kegiatan Usaha Perminyakan 1. Eksplorasi Eksplorasi disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu, misalnya daerah tak dikenal, termasuk antariksa (penjelajahan angkasa), minyak bumi (eksplorasi minyak bumi), gas alam, batu bara, mineral, gua, air ataupun informasi. Pada konteks riset

[3]

http://nooradinugroho.wordpress.com/2008/10/15/jenis-jenis-perangkap-minyak-bumi/

ilmiah, eksplorasi adalah salah satu dari tiga bentuk tujuan riset, sedangkan tujuan lainnya ialah penggambaran (deskripsi) dan penjelasan (eksplanasi). Dalam hal ini, eksplorasi adalah usaha untuk membentuk pengertian umum dan awal terhadap suatu fenomena (Wikipedia).

Gambar 2.8 pengeboran

2. Pengeboran Pengeboran adalah membuat lubang sumur dengan tujuan untuk eksplorasi, eksploitasi atau pengembangan (Wikipedia). Metode pengeboran yang populer dengan menggunakan sistem bor putar (rotary drilling), dimana rangkaian pipa bor (drilling string) mulai dari bawah terdiri dari: pahat (bit), pipa pemberat (drill collar), pipa bor (drill pipe), dan Kelly .

Gambar 2.8 pengeboran

3. Eksploitasi. Cara untuk mengangkat minyak dari dasar sumur ke permukaan ada beberapa metode sebagai berikut: a. Sembur Alam (Natural Flow). Menurut Andy, sumur dengan metode sembur alam ini yaitu minyak menyembur dengan sendirinya. Hal ini disebabkan tekanan reservoir masih cukup tinggi, Sedangkan tenaga dorong pada reservoir berasal dari: air, gas, tekanan batuan,maupun gas yang larut dalam minyak. b. Pengangkatan Buatan. Sumur dengan metode pengangkatan buatan ini (artificial lift method) yaitu minyak mengalir ke permukaan karena ada tenaga tambahan dari luar untuk mengangkatnya. Contoh sumur dengan metode pengangkatan buatan contohnya : 1) Sumur sembur buatan (Gas lift) 2) Pompa angguk (Sucker rod pump). 3) Pompa sentrifugal (Electrical submersible pump). 4. Pengolahan Minyak Menurut Riski Septiadevana, proses pengolahan minyak bumi sendiri terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a. Destilasi Destilasi adalah pemisahan fraksifraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didih. b. Cracking Cracking adalah penguraian molekul hidrokarbon yang besar menjadi molekul senyawa hidrokarbon kecil. Terdapat 3 proses dalam proses cracking ini, yaitu: 1) Cara panas, yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan rendah. 2) Cara katalis, yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang biasa digunakan adalah SiO2 atau Al2O3.

3) Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenesi untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. c. Reforming Reforming merupakan perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). d. Alkilasi dan Polimerisasi 1) Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabang. 2) Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul kecil menjadi molekul besar. e. Threating Threating adalah cara pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotornya. Cara-cara proses threating adalah sebagai berikut: 1) Cooper sweetening dan doctor threating, yaitu proses penghilangan pengotor. Pengotor ini harus di hilangkan karena dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. 2) Acid Threatment, proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna. 3) Dewaxing, yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasilkan minyak pelumas dengan pour point yang rendah. 4) Deasphalting, yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas. 5) Desulfurizing, yaitu proses penghilangan unsure belerang. f. Ending Blending adalah proses penambahan bahan adiktif ke dalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut.

BAB III PROFIL PERUSAHAAN


3.1 Sejarah Perusahaan PT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama. Saat ini tingkat produksi Pertamina EP adalah sekitar 120 ribu barrel oil per day (BOPD) untuk minyak dan sekitar 1.003 million standard cubic feet per day (MMSCFD) untuk gas. Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP seluas 140 ribu kilometer persegi merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas PT PERTAMINA (PERSERO). Pola pengelolaan usaha WK seluas itu dilakukan dengan cara dioperasikan sendiri (own operation) dan kerja sama dalam bentuk kemitraan, yakni Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery (JOB-EOR) sebanyak tiga kontrak dan Technical Assistant Contract (TAC) sebanyak 33 kontrak. Jika dilihat dari rentang geografinya, Pertamina EP beroperasi hampir di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. WK Pertamina EP terbagi ke dalam tiga Region, yakni Sumatera, Jawa dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Seluruh operasi JOB EOR dan TAC dikelola dari Pusat sedangkan own operation dikelola di Region masing-masing. Operasi ketiga Region terbagi ke dalam 12 Field Area, yakni Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, Prabumulih dan Pendopo di Sumatera, Subang, Jatibarang dan Cepu di Jawa serta Sangatta, Bunyu dan Papua di KTI. Pertamina EP juga memiliki enam Unit Bisnis Pertamina EP (UBPEP) yang terdiri dari UBPEP Lirik, UBPEP Jambi, UBPEP Limau, UBPEP Tanjung, UBPEP Sangasanga, dan UBPEP Tarakan. Di samping pengelolaan WK tersebut di atas, pola pengusahaan usaha yang lain adalah dengan model pengelolaan melalui proyek-proyek, antara lain proyek

pengembangan gas yaitu: Proyek Pagar Dewa di Sumatera Selatan, Gundih di Jawa Tengah, dan Matindok di Sulawesi.

Gambar 3.1 Kegiatan Lepas Pantai Pertamina Gambar 3.2 Pertamina EP cabang Palembang

Gambar 3.3 Bagian Produksi dari Pertamina EP

Gambar 3.4 Pemeriksaan terhadap Alat

Gambar 3.5 Unit Pengolahan VI Pertamina

3.2 Dampak Kegiatan 1. Eksplorasi Dampak yang ditimbulkan dari ekplorasi adalah pembukaan lahan baru yang menyebabkan rusaknya ekosistem alami yang ada di daerah tersebut. Ini dikarenakan dalam melakukan eksplorasi lahan yang ada ada harus dibersihkan. Ini jelas merusak lingkungan yang ada. Flora dan fauna yang ada bisa terancam punah. ditambah lagi dengan ada pembukaan lahan suhu udara akan meningkat karena hutan yang ada telah dihancurkan. 2. Pengeboran Dampak yang ditimbulkan: a. Kebisingan Polusi Gelombang seismik dikirim ke tanah untuk menginformasikan kepada peneliti di mana cadangan minyak mungkin berada. Ketika telah mengetahui posisi minyak bumi, maka pengeboran dilakukan dimana pengeboran menimbulkan polusi udara di sekitarnya. b. Tumpahan Minyak Pengeboran menghasilkan tumpahan minyak yang besar. Tumpahan minyak memiliki dampak yang luas seperti rusaknya ekosistem yang tidak mungkin bagi manusia untuk diperbaiki, meskipun kita dapat mencoba untuk membersihkan lingkungan sampai batas tertentu. c. Infrastruktur Jalan, bandara, kompleks perumahan, jaringan pipa dan struktur lainnya harus dibangun ketika pengeboran minyak. Struktur ini dapat mengganggu habitat hewan dan jalur migrasi. d. Efek sampingan lainnya Pengeboran minyak menghasilkan produk samping yang mencemari lingkungan termasuk "menghasilkan air," yang mengandung racun seperti hidrokarbon aromatik polisiklik, gas rumah kaca, dan logam beracun seperti merkuri dan timah.

e. Efek pada manusia Polusi dari pengeboran minyak telah terbukti menyebabkan penyakit yang mengancam jiwa seperti kanker dan juga dapat merusak tanah. 3. Eksploitasi Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini adalah pemanasan global. Seperti yang telah diketahui sebelumnya, hasil sisa dari pembakaran minyak bumi mengandung gas yang dapat meningkatkan suhu bumi. Selain itu, eksploitasi yang berlebihan juga berpengaruh terhadap formasi batuan. Rongga yang sebelumnya diisi minyak menjadi kosong dan mengakibatkan formasi batuan runtuh.

BAB IV ISU LINGKUNGAN DAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN


4.1 Isu Lingkungan Isu lingkungan yang sering kali muncul adalah masalah tumpahan minyak bumi yang terjadi di lepas pantai. Tumpahan minyak bumi ini bisa dikatakan sebagai limbah. Limbah minyak adalah buangan yang bersal dari hasil eksplorasi, produksi minyak, pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan tangki penyimpanan tangki minyak pada kapal laut. Limbah minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Limbah minyak merupakan bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat, konsentrasi maupun jumlahnya, dapat mencemarkan dan membahayakan lingkungan hidup serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Tumpahan minyak di laut dapat berasal dari kecelakaan kapal tanker. Contohnya tumpahan minyak terbesar yang terjadi pada tahun 2006 di lepas pantai Libanon. Kecelakaan yang lain yaitu kecelakaan Prestige pada tahun 2002 di lepas pantai Spanyol. Bencana alam seperti badai atau banjir juga dapat menyebabkan terjadinya tumpahan minyak sebagai contoh pada tahun 2007, banjir di Kansas menyebabkan lebih dari 40.000 galon minyak mentah dari kilang tumpah ke perairan itu. Pencemaran minyak bumi di laut adalah (Wikipedia): 1. Rusaknya estetika pantai akibat bau dari material minyak. Residu berwarna gelap yang terdampar di pantai akan menutupi batuan, pasir, tumbuhan dan hewan. Gumpalan Tar yang terbentuk dalam proses pelapukan minyak akan hanyut dan terdampar di pantai. 2. Kerusakan biologis, bisa merupakan efek letal dan efek subletal. Efek letal yaitu reaksi yang terjadi saat zat-zat fisika dan kimia

mengganggu proses sel ataupun subsel pada makhluk hidup hingga kemungkinan terjadinya kematian. Efek subletal yaitu

mepengaruhi kerusakan fisiologis dan perilaku namun tidak mengakibatkan kematian secara langsung. Terumbu karang akan mengalami efek letal dan subletal di mana pemulihannya memakan waktu lama karena kompleksitas dari komunitasnya. 3. Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan senyawa beracun dalam komponen minyak bumi, dan yang terbentuk dari proses bioremediasi. Penurunan jumlah fitoplankton akan mengakibatkan jumlah populasi ikan, udang, dan kerang juga akan menurun. Padahal hewan-hewan tersebut dibutuhkan manusia karena memiliki nilai ekonomi dan kandungan protein yang tinggi. 4. Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun slick (lapisan minyak di permukaan air). Selain itu, terjadi kematian burung-burung laut. Hal ini dikarenakan slick membuat permukaan laut lebih tenang dan menarik burung untuk hinggap di atasnya ataupun menyelam mencari makanan. Saat burung kontak dengan minyak maka terjadi peresapan minyak ke dalam bulu dan merusak sistem kekedapan air dan isolasi, sehingga burung akan kedinginan yang pada akhirnya mati.

4.2 Peraturan Perundangan Dasar hukum yang mengacu pada usaha pengelolaan lingkungan, diantaranya: a. PP No 17 Tahun 1974 tentang pengawasan pelaksanaan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. b. PP No 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja, UU No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan lingkungan hidup. c. PP 27 Tahun 1999 tentang AMDAL, Kepmen PE 2555.K Tahun 1993 tentang PIT, Kepmen PE 103.K tentang pengawasan RKL-RPL di bidang

pertambangan dan energi, Kepmen 1211.K Tahun 1995 tentang pencegahan dan penanggulangan kerusakan dan pencemaran lingkungan pada kegiatan perminyakan, dll. Mengacu pada PP No 37 Tahun 1986 tentang penyerahan sebagian urusan pemerintahan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I dan lebih dipertegas lagi dengan diundangkannya UU No 22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah khususnya Pasal 10 yang menyatakan bahwa daerah berwenang mengelola sumberdaya nasional yang tersedia di wilayahnya dan bertanggung jawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, maka pemanfaatan bahan bakar fosil perlu dilakukan secara bijaksana dengan cara optimal dan efisien karena sumberdaya mineral (bahan bakar fosil) merupakan bahan yang non renewable (tidak dapat diperbaharui).

BAB V RUANG LINGKUP KERJA PRAKTEK


5.1 Kesiapan Kerja Praktek Disamping mengenal dan memahami lingkup kerja di perusahaan PT. Pertamina UBEP Limau, Prabumulih Sumatera Selatan kami (mahasiswa) juga menyiapkan diri dalam kegiatan : Program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Program Community Development Nb: Tema kegiatan dapat disesuaikan dengan pertimbangan efektifitas dan efisiensi dari PT. Pertamina UBEP Limau, Prabumulih Sumatera Selatan.

5.2 Rencana Waktu dan Kegiatan Kerja Praktek Waktu pelaksanaan Kerja Praktek direncanakan dari tanggal 3 Maret 2012 sampai dengan 10 April 2012. Berikut ini rencana kegiatan yang akan dilakukan selama melaksanakan kerja praktek di lingkungan perusahaan : Aktifitas Praktek Bulan Kerja Februari Maret April 2012 2012 2012 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Kerja April 2012 1 2

1. Pra Praktek a. Konsultasi Proposal Kerja Praktek b. Penyusunan Proposal Kerja Praktek c. Penerimaan Proposal Oleh Pembimbing Akademik

d. Pengiriman Proposal ke Perusahaan Aktifitas Praktek Bulan Kerja Februari Maret April 2012 2012 2012 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Mei 2012 1 2

2. Pelaksanaan Kerja Praktek a.Pengenalan di Lingkungan Perusahaan b. Pelaksanaan Kerja Praktek 3. Pasca Kerja Praktek a. Konsultasi Hasil Kerja Praktek b. Penyusunan Laporan Hasil Kerja Praktek c. Seminar Hasil Kerja Praktek Rencana kegiatan diatas dapat berubah dengan menyesuaikan terhadap tugas yang diberikan oleh PT. Pertamina UBEP Limau. Pada dasarnya, rencana diatas merupakan suatu gambaran kasar pencapaian target Kerja Praktek yang akan dilaksanakan sehingga pelaksanaan Kerja Praktek diharapkan dapat berlangsung secara optimal dan efisien dalam skala ruang dan waktu.

5.3 Pembimbing Agar dapat mengerjakan kerja praktek ini dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kami dibantu oleh pembimbing akademik dari program studi teknik Lingkungan UPN Veteran Yogyakarta. Sedangkan demi

kelancaran pelaksanaan kerja praktek di lapangan, kami mohon pembimbing lapangan dari PT. PERTAMINA UBEP LIMAU guna kelancaran dalam pelaksanaan kerja praktek.

5.4 Hasil Kerja Praktek Hasil kerja praktek diwujudkan dalam bentuk laporan kerja praktek. Laporan kerja praktek disetujui oleh dosen pembimbing dan pembimbing kerja praktek di PT. Pertamina UBEP Limau.

BAB VI PENUTUP
Pelaksanaan Kerja Praktek ini diharapkan menjadi awal dari bentuk kerjasama yang baik antara lembaga pendidikan dan pihak perusahaan, yaitu antara UPN Veteran Yogyakarta khususnya Program Studi Teknik Lingkungan dengan PT. Pertamina UBEP Limau. Suatu kesempatan yang berharga apabila penulis dapat melakukan Kerja Praktek yang didukung oleh PT. Pertamina UBEP Limau, sehingga dapat membuka wawasan dan pengalaman mahasiswa pada bidang pengelolaan lingkungan hidup dalam dunia pertambangan. Hasil dari Kerja Praktek ini akan disusun dalam bentuk laporan hasil penelitian dan akan dipresentasikan di lingkungan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan, kami lampirkan beberapa dokumen, antara lain : 1. Surat pengantar kerja praktek dari Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN Veteran Yogyakarta. 2. Transkrip Nilai dan Foto Kopi Kartu Tanda Mahasiswa. 3. Curriculum Vitae Besar harapan penulis atas terkabulnya permohonan Kerja Praktek ini. Atas perhatian dan bantuannya, penulis ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Sokrokoesoemo, Soekatrie, S., 1979, Himpunan Peraturan Tentang Perminyakan dan Gas Bumi, Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi, Jakarta. Ajie, M.W. & Probowati, D., 2005, Handout Teknik Pengelolaan Sumber daya Mineral, Prodi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Anonim, PP No 27 tahun 1999 tentang Analisis Dampak Lingkungan, kursus Amdal, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Gadjahmada, 2001. Anonim, 1997, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Dibidang Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi, Republik Indonesia. Hardjansoemantri, K. 1994, Hukum Tata Lingkungan, Gadjahmada University Press, Yogyakarta Arsyad, S. 1989, Konservasi Tanah dan Air, Penerbit IPB, Bogor. http://www.pertamina-ep.com/id/tentang-pep/profil-kami http://nooradinugroho.wordpress.com/2008/10/15/jenis-jenis-perangkap-minyak bumi/ http://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi http://www.scribd.com/doc/28966390/Minyak-bumi http://rendinoviandri.wordpress.com/2010/06/13/perangkap-reservoir/ http://www.encyclopedia.com/doc/1O13-anticlinaltrap.html http://alumnisma4.blogspot.com/2011/01/perangkap-kombinasi.html http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak http://www.slideshare.net/guestf05f5c7b/pembentukan-minyak-bumi http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Riski%20Septiadevana%2006 06249_IE6.0/halaman_10.html http://andy-migas.freevar.com/sembur_alam.htm

You might also like