You are on page 1of 4

Tugas Perorangan Dosen Pembimbing: Dr.

Sukasihati, SpKK

Nama: Tirta Kalvari NIM: 0808121375

SKABIES

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya.

Cara penularan : 1. Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit ), misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. 2. Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal dan lain-lain.

Patogenesis Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi.

Gejala klinis Ada 4 tanda kardinal : 1. Pruritus nokturna gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas. 2. Menyerang manusia berkelompok. 3. Adanya terowongon (kunikulus) yang berwarna putih atau keabu-abuan dengan ujung ditemukan papul atau vesikel pada tempat predileksi. Tempat predileksi biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilikus, bokong, genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah, 4. Ditemukannya tungau.

10 Pemeriksaan pada Skabies 1. Kerokan kulit Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi dengan minyak mineral atau KOH 10% lalu dilakukan kerokan dengan meggunakan scalpel steril yang bertujuan untuk mengangkat atap papula atau kanalikuli. Bahan pemeriksaan diletakkan di gelas objek dan ditutup dengan kaca penutup lalu diperiksa dibawah mikroskop. 2. Mengambil tungau dengan jarum Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan kedalam terowongan yang utuh dan digerakkan secara tangensial ke ujung lainnya kemudian dikeluarkan. Bila positif, Tungau terlihat pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat kecil dan transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi memerlukan keahlian tinggi. 3. Tes tinta pada terowongan (Burrow ink test) Identifikasi terowongan bisa dibantu dengan cara mewarnai daerah lesi dengan tinta hitam. Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-30 menit. Setelah tinta dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan tersebut akan kelihatan lebih gelap dibandingkan kulit di sekitarnya karena akumulasi tinta didalam terowongan. Tes dinyatakan positif bila terbetuk gambaran kanalikuli yang khas berupa garis menyerupai bentuk zigzag. 4. Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy) Diagnosis pasti dapat melalui identifikasi tungau, telur atau skibala secara mikroskopik. Ini dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan telunjuk kemudian dibuat irisan tipis, dan dilakukan irisan superficial secara menggunakan pisau dan berhati-hati dalam melakukannya agar tidak berdarah. Kerokan tersebut diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan minyak mineral yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop. 5. Biopsi eksisional dengan pewarnaan HE. Caranya: jepit lesi dengan 2 jari kemudian buat irisan tipis dengan pisau dan periksa dengan mikroskop cahaya 6. Uji tetrasiklin Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam kanalikuli. Setelah dibersihkan, dengan menggunakan sinar ultraviolet dari lampu Wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan fluoresensi kuning keemasan pada kanalikuli.(13)

7. Congkel papul Congkel papul, hasilnya letakkan di objek glass, dan tutup dengan deck glass. Periksa dengan mikroskop cahaya. 8. Kuretase terowongan Kuretase dilakukan secara superficial sepanjang sumbu terowongan atau puncak papul. Hasil kuret diletakkan pada object glass dan ditetesi minyak mineral lalu diperiksa dengan mikroskop. 9. Apusan kulit dengan selotip Kulit dibersihkan dengan eter lalu dilekatkan selotip dan diangkat dengan cepat. Selotip dilekatkan pada gelas objek kemudian diperiksa dengan mikroskop. 10. Histopatologi Gambaran histopatologik menunjukkan bahwa terowongan terletak pada stratum korneum, dan hanya ujung terowongan tempat tungau betina berada terletak diirisan dermis. Pemeriksaan histopatologik tidak mempunyai nilai diagnostik kecuali bila pada pemeriksaan tersebut ditemukan tungau atau telurnya. Daerah yang berisi tungau menunjukkan sejumlah eosinofil dan sulit dibedakan dengan reaksi gigitan artropoda lainnya misalnya gigitan nyamuk atau kutu busuk.

Pengobatan Belerang Endap 4 20 % dalam bentuk salap atau krim. Tidak efektif pada stadium telur, sehingga penggunaanya tidak boleh <3 hari, selain itu kekurangannya berbau dan mengotori pakaian dan kadang-kadang menimbulkan iritasi, dapat dipakai untuk bayi umur <2tahun. Emulsi Benzilbenzoat 20 25 %. Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 hari. Kekurangan : obat ini sulit diperioleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.

Gameksan Krim 1 % dalam krim atau losio Efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan dan jarang menimbulkan iritasi. Kekurangan : toksik terhadap SSP sehingga tidak dianjurkan pada anak <6tahun dan wanita hamil. Krotamiton 10 % krim / losio. Mempunyai 2 efek, yaitu antiskabies dan antigatal. Permetrin 5% krim Kurang toksik dibandingkan gameksan, efektivitasnya sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam. Bila belum sembuh ulangi setlah seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi < 2 bulan.

You might also like