Professional Documents
Culture Documents
KULIAH
A.1. Satuan Fisik Satuan fisik ditampilkan untuk suatu benda berupa panjang (m), massa (kg), berat (N), viskositas, temperatur dan lain-lainnya. Satuan fisik dibagi dua group yakni Primary Quantities dan Secondary Quantities. Primary quantities hanya mempunyai dimensi satu berupa panjang saja atau satu macam satuan saja. Secondary quantities mempunyai dimensi lebih dari satu.
A.2. System Satuan Ada 2 system satuan yang digunakan yakni physik system (absolut) dengan satuan M = massa, L = panjang, T = waktu (M L T) dan engineering system dengan satuan F = gaya, L = panjang, T = waktu (F L T ). Pada sistim absolut/ fisik termasuk primary quantities. Tabel III- 1 Sistim Dimensi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Quantity Geometric Length Area Volume Slope Kinematic Time Velocity (linear) Velocity (angular) Acceleration (linear) Acceleration (angular) Discharge Gravitational acceleration Kinematic viscosity Dynamic Mass Force Weight Mass density Specific weight Dynamic viscosity Surface tension Elastic modulus Pressure intensity Shear intensity Work, Energy Impulse, momentum Torque Power Unit Generally Adopted m m2 m3 sec m/sec rad/sec m/sec2 rad/sec2 m3/sec m/sec2 m2/sec kg N N slug/cum kg/cum kg sec/m2 kg/m kg/m2 N/m2 N/m2 kg.m kg.m/sec kg.m kg.m/sec Symbol Dimensions MLT FLT system system L L2 L3 T LT-1 T-1 LT-2 T-2 L3T-1 LT-2 L2T-1 M MLT-2 MLT-2 ML-3 ML-2T-2 ML-1T-1 MT-2 ML-1T-2 ML-1T-2 ML-1T-2 ML2T-2 MLT-1 ML2T-2 ML2T-3 L L2 L3 T LT-1 T-1 LT-2 T-2 L3T-1 LT-2 L2T-1 FL-1T2 F F FL-4T2 FL-3 FL-2T FL-1 FL-2 FL-2 FL-2 FL FT FL FLT-1
l A V S T v f
Q g
(nu)
M F W w (mu) E p
W, E I, M T P
Persamaan Homogen Dimensi dan Analisa Dimensi Persamaan dikatakan berdimensi homogen jika dimensi setiap suku dari suatu persamaan adalah identik/sama. Setiap persamaan secara fisik diawali dari penomena analisa keserupaan, seperti persamaan dari suatu sistim satuan. Untuk mendapatkan jumlah variabel dari suatu persamaan dapat ditentukan dengan netode; 1. Metode Rayleigh 2. Metode Buckingham 3. Metode Matrik
Metode Rayleigh Jika suatu debit mempunyai saling perhubungan satu dengan lainnya dari Q1, Q2, Q3, Q4 dan seterusnya, maka hubungan diekspresikan manjadi Q1 = K.Q2a Q3b Q4d K disebut sebagai parameter tak berdimensi contoh-1 ; suatu pendulum mempunyai perioda t dan panjang nya adalah l dan percepatan gravaitasi g, maka persamaannya adalah t = K. la.gb satuannya adalah sesuai dengan LMT adalah T = La. Lb.T-2b sehingga untuk harga L ----0=a+b untuk harga T -----1 = -2b jadi b = -1/2 dan a = sehingga nilai t = K. la.gb --- menjadi t = K. l(1/2).g(-1/2) l t = .K . g
contoh-2 ; Sebuah tangki tengelam sebagaian dalam air. Tahanan gerak R bergantung pada kerapaan fluida ( ), viskositas dinamik () panjang tangki (l), kecepatan gerak tangki (v) dan percepatan gravitasi (g) Tunjukkanlah bahwa tahanan gerak tangki dapat dituliskan menjadi
l.g , 2 R = .l 2 v 2 . .v.l v
R = K.( a.lb.vc.d.ge)
dimana : R = resistan/ tahanan ; K = konstanta (non dimentional) ; =kerapatan fluida, l = panjang tangki, v = kecepatan gerak tangki, = viskositas dinamik fluida, g = gravitasi, sedangkan a,b,c,d,e adalah parameter yang tidak diketahui dan akan dicari besarnya. Analisa dimensi menjadi:
gunakan tabel diatas lihat bahwa R (resistance) = Gaya (F) = [MLT-2], = [ML-3] ; l = L ; v = [LT-1] ; =[ML-1T-1] ; g = [LT-2] sehingga
R = K.( a.lb.vc.d.ge)
[MLT-2] = 1. [(ML-3) .( L) .( LT-1) .( ML-1T-1) .( LT-2) ] Harga pangkat/eksponen dari dimensi L adalah L = L-3a. Lb. Lc. L-d. Le 1 = -3a + b + c - d + e ----------------------------------(1) Harga pangkat/eksponen dari dimensi M adalah M = Ma. Md. 1 = a + d ---------------------------------------------------(2) Harga pangkat/eksponen dari dimensi T adalah T-2 = T -c. T-d. T -2e - 2 = - c -d - 2e --------------------------------------------(3) Persamaan (1) (2) dan (3) dicari besaran a,b,c dengan tiga persamaan tersebut dihasilkan sebagai berikut; Untuk persamaan ( 2 ) a = 1 d Untuk persamaan ( 3 ) c = -d 2e + 2 Untuk persamaan ( 1 ) b = 1 + 3a c +d e dimana harga (a) dan (c) sudah didapat diatas sehingga menjadi b = 1 + 3(1-d) (- d - 2e + 2) +d - e b=2 -d+e Sehingga persamaan ini R = K.( .l .v . .g ) mempunyai pangkat a, b, c, d, e akan menjadi
a b c d e a b c d e
Perhatikan pangkat yang minus dan positif yang ( - ) berarti sebagai penyebut sedangkan yang ( + ) sebagai pembilang. persamaan tersebut menjadi
l.g R = K . .l .v .l.v v 2
2 2 d e
contoh-3 ; Debit yang keluar dari lubang orifices diameter D, dengan tingi tekan H bergantung pada kerapatan fluida ( ), viskositas dinamik () dan percepatan gravitas (g) buktikan dengan fungsi untukpersamaan tersebut.
Q = f .(D, H , . , g ) maka Q = K .D a .H b . c . d .g e
Analisa dimensi menjadi: gunakan tabel diatas lihat bahwa Q (debit ) = [L3T-1], D (diameter lubang) = [ L ] H (tinggi head) = [ L ] , = [ML-3] ; =[ML-1T-1] ; g = [LT-2] sehingga ; Q = K .D a .H b . c . d .g e [L3T-1] = 1. [(L) .( L) .( ML-3) .( ML-1T-1) .( LT-2) ] Harga pangkat/eksponen dari dimensi L adalah L3 = La. Lb. L-3c. L-d. Le 3 = a + b - 3c - d + e ----------------------------------(1) Harga pangkat/eksponen dari dimensi M adalah M0 = Mc. Md. 0 = c + d ---------------------------------------------------(2) Harga pangkat/eksponen dari dimensi T adalah
johnny mt.s PS-FTK
T-1 = T -d. T -2e - 1 = -d - 2e --------------------------------------------(3) Persamaan (1) (2) dan (3) dicari besaran a,b,c dengan tiga persamaan tersebut dihasilkan sebagai berikut; Untuk persamaan ( 2 ) c = - d Untuk persamaan ( 3 ) e = - 0,5 d + 0,5 Untuk persamaan ( 1 ) 3 = a + b 3c - d + e dimana harga (c) dan (e) sudah didapat diatas sehingga menjadi 3 = a + b - 3(-d) d + (- 0,5 d + 0,5) a = - b - 1,5 d + 2,5 Sehingga persamaan ini Q = K .D a .H b . c . d .g e mempunyai pangkat a, b, c, d, e akan menjadi
+ 0,5)
3 1 2 2 .D .g
H D
3 1 2 2 .D .g
. 2 4
. 2 4
H Q = K . D 2 ..g 2 .H 2 . . D
1 1
3 1 2 2 .D .g
. 2 4 . 2 4
Q=
.D 2 H . . 4 . 2.g.H . . D 2
b 1
3 1 2 2 .D .g
d
Q=
H . . A. 2.g .H . . D 2
b 1
3 1 2 2 .D .g
Q = Cd . . A. 2.g.H .
H C d = . , 3 D .D 2 .g 1 2
dimana ; Cd = koeffisien pengaliran A = luas penampang oriffice H = tinggi muka air terhadap oriffice (tinggi head)
Metode Buckingham (Cara phi teori) Cara ini dapat digunakan untuk bentuk konstanta variabel tak berdimensi. Jika m buah penomena varibel yang mempengaruhi dapat diekspresikan dalam n suku satuan dasar, kemudian dimasukkan kedalam grup m variabel untuk membuktikan (m n) konstanta tak berdimensi. Oleh Buchingkam konstanta ini disebut sebagai 1, 2, dan 3 i. membandingkan jumlah variabel dengan jumlah satuan dasar dan mendapatkan konstanta tidak berdimensi, phi teori adalah (jumlah konstanta tak berdimensi) = (jumlah variabel) (jumlah satuan dasar). Tabel III- 2 Contoh Jumlah konstanta tak berdimensi Contoh variabel L, g, t L, v, g P, D, , Q F, D, v, , Q, H, g, D, N, , p, R l, v, R, , g, R p, D, l, , , v, t l, v, , , E, R Jumlah variable 3 3 4 5 4 5 6 7 6 Jumlah satuan dasar 2 (L,T) 2 (L, T) 3 (L, T, M) 3 (L, T, M) 2 (L, T) 3 (L, T, M) 3 (L, T, M) 3 (L, T, M) 3 (L, T, M) Jumlah konstanta tak berdimensi 3=2=1 32=1 43=1 53=2 42=2 43=1 63=3 73=4 63=3
ii. Menyeleksi variabel pengulangan. Jumlah variabel pengulangan akan seimbang dengan jumlah satuan dasar variabel pengulangan dengan satu atau lebih satuan dasar dan tak harus dikurangi dengan parameter tak berdimensi. iii.Variabel pengulangan selanjutnya diseleksi. Pilihan yang benar akan mendapatkan bentuk geometrik seperti L dan d dalam fluida (, ) untuk aliran adalah v, sehingga pilihan ini akan baik bila diambil sebagai l,d,v, aliran fluida. iv.Variabel pengulangan setiap harga index dalam group dengan bentuk variabel pengulangan konstanta tak berdimensi. contoh : variabel F, D, v, , g, = ada 6 variabel satuan dasarnya ada 3 (LMT), dengan demikian akan menghasilkan konstanta tak berdimensi= 6 3 = 3 buah untuk itu variabel pengulangannya adalah D, v, dan 1 = Da1 vb1 c1. F 2 = Da2 vb2 c2 g 3 = Da3 vb3 c3
contoh : Asumsikan bahwa gaya viskositas dari sebuah benda bulat yang masuk kedalam fluida berdiameter D, bergantung pada viskositas(), kerapatan massa fluida(), dan kecepatan jatuh bola (v), buktikanlah. F tergantung pada D,v, , penyelesaian : F = (D,v, , ) ; Variabelnya ada (F, D,v, , ) = 5 buah Satuan dasarnya L M T = 3 buah Jadi jumlah konstanta tak berdimensi = 5 - 3 = 2 Pilihan variabel berulang adalah D, v, dan 1 = Da1 vb1 c1. F 2 = Da2 vb2 c2 F = (D, v, , ) analisa 1 LO MO TO = [L]a1 [L.T-1]b1 [M.L-3]c1 [M.L.T-2] untuk satuan L -untuk satuan M -untuk satuan T -0 = a1 + b1 - 3c1 + 1 0 = c1 + 1 jadi c1 = -1 0 = - b1 2 jadi b1 = -2 dan harga a1 = -2
1 = F (.D-2 v-2 -1) atau 1 = F/(D2 v2 ) analisa 2 LO MO TO = [L]a2 [L.T-1]b2 [M.L-3]c2 [M.L-1.T-1] untuk satuan L -untuk satuan M -untuk satuan T -0 = a2 + b2 - 3c2 - 1 0 = c2 + 1 jadi c2 = -1 0 = - b2 - 1 jadi b2 = - 1 dan harga a2 = - 1
2 = (.D-1 v-1 -1) atau 2 = /(D v ) 1 = f ( 2) F/(D2 v-2 ) = f. ( /(D v )) F = (D2 v-2 ) f ( /(D v )) F = (D2 v-2 ) ( (D v )/ ) jika dibalik fungsi f, maka didapat persamaaan F = (D2 v-2 ) (Re) tanda adalah transformasi
contoh : Sebuah benda tercelup sebagian didalam air, asumsikan gaya gesekan ( R ) bergerak bergantung kepada kerapatan fluida (), panjang benda tercelup(l), kecepatan benda jatuh (v), viskositas(), dan kecepatan gravitasi(g), Buktikan bahwa persamaan tersebut mengikuti persamaan l.g R = .l 2 .v 2 . .v.l .,. v 2 Penyelesaian ; R = fungsi dari (, l, v, , g) Variabelnya ada (R, l,v, , , g) = 6 buah Satuan dasarnya L M T = 3 buah Jadi jumlah konstanta tak berdimensi = 6 - 3 = 3 Pilihan variabel berulang adalah , l , dan v 1 = la1 vb1 c1. R 2 = la2 vb2 c2 3 = la3 vb3 c3 g R = f (, l, v, , g) Satuan R gaya tahanan adalah lihat ditabel III-1 adalah MLT-2 analisa 1 LO MO TO = [L]a1 [L.T-1]b1 [M.L-3]c1 [M.L.T-2] untuk satuan L -untuk satuan M -untuk satuan T -0 = a1 + b1 - 3c1 + 1 0 = c1 + 1 jadi c1 = -1 0 = - b1 2 jadi b1 = -2 dan harga a1 = -2
1 = R (.l-2 v-2 -1) atau 1 = R/(l2 v2 ) analisa 2 LO MO TO = [l]a2 [L.T-1]b2 [M.L-3]c2 [M.L-1.T-1] untuk satuan L -untuk satuan M -untuk satuan T -0 = a2 + b2 - 3c2 - 1 0 = c2 + 1 jadi c2 = -1 0 = - b1 2 - 1 jadi b2 = - 1 dan harga a2 = - 1
10
analisa 3 LO MO TO = [l]a3 [L.T-1]b3 [M.L-3]c3 [.L.T-2] untuk satuan L -untuk satuan M -untuk satuan T -maka 0 = a3 + b3 - 3c3 - 1 0 = c3 0 = - b3 2 jadi b3 = - 2 a3 = - b3 + 3c3 + 1 a3 = - (-2) + 3 (0) + 1 a3 = 1
l.g R = .l 2 .v 2 . l.v. , v 2 OK terbukti contoh : Dengan menggunakan teori Buckingham bahwa kecepaan aliran dari lubang orifice adalah mengikuti persamaan sebagai berikut ; D V = 2.g .H , H .V .H dimana ; H = tinggi tekan (Head), D = diameter lubang orifice, = kerapatan flyuida, dan g = percepatan gravitasi. Penyelesaian ; V = fungsi dari (H, , D, , g) Variabelnya ada (V, H, D, , , g) = 6 buah Satuan dasarnya L M T = 3 buah Jadi jumlah konstanta tak berdimensi = 6 - 3 = 3 Pilihan variabel berulang adalah H, , dan g 1 = Ha1 b1 gc1. V 2 = Ha2 b2 gc2 D 3 = Ha3 b3 gc3 satuan untuk V = L.T-1 lihat ditabel III-1
11
analisa 1 LO MO TO = [L]a1 [M.L-3]b1 [L.T-2]c1 untuk satuan L -untuk satuan M -untuk satuan T -maka [L.T-1]
1 = V (H - 1/2 0 g -1/2.) atau 1 = V/( H1/2 g 1/2) analisa 2 LO MO TO = [L]a2 [M.L-3]b2 [L.T-2]c2 untuk satuan L -untuk satuan M -untuk satuan T -maka [L]
0 = a3 - 3b3 + c3 - 1 untuk satuan L -0 = b3 + 1 jadi b3 = - 1 untuk satuan M -0 = - 2c3 1 jadi c3 = - 1/2 untuk satuan T -maka 0 = a3 - 3b3 + c3 - 1 a3 = + 3( - 1) - ( - 1/2) + 1 a3 = - 3/2 3 = ( H -3/2 -1 g -1/2 ) atau 3 = /( H 3/2 1 g 1/2 ) dapat dirubah menjadi 3 = V/( H1/2 g 1/2) x /( .V H) nilainya seimbang 3 = 1 . /( .V) maka 1 = f (2, 3 ) 1 = f ( D/ H , 1. /(.V H )) 1 = f ' ( D/ H , /(.V H ))
12
V/( H1/2 g 1/2) = f ' ( D/ H , /(.V H )) V = (H1/2 g 1/2) f ' ( D/ H , /(.V H )) jika dikalikan dengan 2 maka tidak akan merubah fungsi ( f ) dengan demikian persamaan menjadi ,
D V = 2.g .H . , H .V .H OK terbukti
contoh : Perubahan ( p) tekanan didalam pipa berdiameter (D) dan panjangnya adalah ( l ) tergantung pada kerapatan ( ), viskositas () dan kecepatan rata-raa aliran (v) dan ratarata tinggi dari tonjolan pipa ( t ). Buatlah persamaan perubahan tekanan tersebut. Penyelesaian ; p = fungsi dari (D, l , , , v, t ) Variabelnya ada (p , D, l , , , v, t ) = 7 buah Satuan dasarnya L M T = 3 buah Jadi jumlah konstanta tak berdimensi = 7 - 3 = 4 Pilihan variabel berulang adalah D, , dan v 1 = 2 = 3 = 4 = analisa 1 LO MO TO = [L]a1 [M.L-3]b1 [L.T-1]c1 [M.L-1.T-2] untuk satuan L -untuk satuan M -untuk satuan T -maka 0 = a1 - 3b1 + c1 - 1 0 = b1 + 1 jadi b1 = - 1 0 = - 1c1 2 jadi c1 = - 2 0 = a1 - 3b1 + c1 - 1 a1 = + 3 (- 1) - ( -2) + 1 0 a1 = Da1 Da2 Da3 Da4 b1 b2 b3 b4 vc1. vc2 vc3 vc4 p l t
1 = p (D0 -1 v - 2.) atau 1 = p /( v .) analisa 2 LO MO TO = [L]a2 [M.L-3]b2 [L.T-1]c2 [L] untuk satuan L -untuk satuan M -untuk satuan T -0 = a2 - 3b2 + c2 + 1 0 = b2 0 = - 1c2 jadi c2 = 0
13
maka 0 = a2 - 3b2 + c2 + 1 a2 = + 3 ( 0) - ( 0 ) - 1 a2 = - 1 2 = l (D -1 0 v 0 ) atau 2 = = l / D analisa 3 LO MO TO = [L]a3 [M.L-3]b3 [L.T-1]c3 [M.L-1.T-1] untuk satuan L -untuk satuan M -untuk satuan T -maka 0 = a3 - 3b3 + c3 - 1 0 = b3 + 1 jadi b3 = - 1 0 = - 1c3 1 jadi c3 = - 1 0 = a3 - 3b3 + c3 - 1 a3 = + 3 (- 1) - ( - 1) + 1 -1 a3 =
3 = (D -1 - 1 v - 1 ) atau 3 = / (D. .v) analisa 4 LO MO TO = [L]a4 [M.L-3]b4 [L.T-1]c4 [.L.] untuk satuan L -untuk satuan M -untuk satuan T -maka 0 = a4 - 3b4 + c4 + 1 0 = b4 0 = - 1c4 maka c4 = 0 0 = a4 - 3b4 + c4 + 1 a4 = + 3 ( 0 ) - ( 0 ) - 1 -1 a4 = 4 = t / D
l t p = ( .v ). .,. D D. .v .,. D
14
Metode Matriks (Matrix theori) Contoh perhitungan Matrik : Sebuah kapal bergerak dengan tenaga F merupakan fungsi dari d (diameter baling2), V (kecepatan kapal), (rapat massa air), g (gravitasi bumi), N( putaran baling-baling), m (viskositas dinamic air), (tegangan permukaan air/ fluida). Tentukan persamaan yang mengikutinya dalam bentuk fungsi
untuk mendapatkan bentuk persamaan phi diatas adalah dengan mengambil urutan tabel terakhir dengan kolom mulai dari F diletakkan sebagai pembilang, lalu bila tanda dalam kolom tersebut ; ( + ) sebagai penyebut ( - ) sebagai pembilang
F
d
N= putaran baling2 V , , g, ,
15
Model analisa ini akan membuat para disain/ para experiment mendapatkan informasi yang mendekati kebenaran sebelum memulai melaksanakan pekerjaan yang sesungguhnya, dan untuk mendapatkan pengaruh yang akan ditimbulkannya. Dengan demikian dapat memberikan perbandingan pemodelan konstruksi menjadi tidak bergitu mahal, untuk mendapatkan alaternatif perencanaan sebelum dilaksanakan sebagai keputusan yang tepat. Model adalah hanya merupakan sumber penyelesaiakan pendekatan permasalahan konstruksi/ hidrolika. Dengan model ini merupakan jasa berguna untuk mempelajari alternatif perencanaan. Model desain ini sering digunakan pada umumnya untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut ; - Perencaaan Bendungan - Perencaaan Sungai dan pelabuhan - Perencaaan mesin hidolik - Perencaan struktur - Perencaan kapal - Perencaan rembesan air dalam tanah Untuk merencanakan memodelkan suatu kegiatan perlu dipilih skala model peruntukannya sebagai berikut ; a. b. c. d. Ruang yang akan dipakai untuk pemodelannya Ketersediaan julah air yang ada pada laboratorium Tipe hasil yang diinginkan ( mutu dan jumlah) Besarnya pengeluaran yang digunakan
16
1 : 30 sampai dengan 1 : 400 untuk bangunan Bendungan dan Bendung 1 : 5 sampai dengan 1 : 25 pekerjaan tekanan, perpipaan, valves, pintu air dan saluran terbuka 1 : 100 sampai dengan 1 : 1000 untuk pekerjaan sungai, pelabuhan dan muara.
Uji coba keserupaan ditentukan oleh analisa dimensi variable bebas yang mempengaruhi permasalahan. Jika semua dimensi varaibel bebas mempunyai nilai yang sama untuk model dan prototipe maka keduanya dikatakan absolut mirip. Pada gelombang air ada pengaruh tegangan permukaan air sebesar 25 mm, akan tetapi pada prototipe karena dimodelkan dengan skala yang kecil maka tegangan permukaan diabaikan, pengaruh ini disebut sebagai effek scala.
Keserupaan (Similitude.)
Jika dua buah benda model dan prototipe yang mempunyai perilaku pengaruhnya yang serupa disebut kemiripan. Kemiripan ini dapat berupa ;
1. Geometric similarity, yang dimaksud adalah kemiripan bentuk dan dimensinya adalah linier. ( seperti panjang, lebar, tinggi, kedalaman air). Ratio/ perbandingan antara keduanya menjadi sebagai berikut :
l m bm d m hm = = = l p bp d p hp
2. Kinematic similarity, yang dimaksud adalah kemiripan gerak dari satu titik ketitik yang lainnya, dapat berupa kecepatan, percepatan, debit dan waktu yang diperlukan, sehingga ratio antara model dan prototipenya sebagai berikut ;
v m1 v p1 f m1 f p1 q m1 q p1 t m1 t p1 = = v m2 v p2 f m2 f p2 q m2 q p2 t m2 t p2 = = v m3 v p3 f m3 f p3 q m3 q p3
t m3 t p3
untuk waktu
17
3. Dynamic similarity, yang dimaksud adalah kemiripan pada massa dan gaya. Dengan catatan bahwa;
a. Hubungan ratio gerakan massa partikel fluida adalah sama b. Hubungan ratio gaya massa partikel fluida adalah sama. Dinamika kemiripan ini adalah dengan sendirinya sudah termasuk
Inertial Force Fi Gravitational Force Fg Viscous Force F Pressure Force Fp Surface Tensile Force Ft Elastic Force Fe
Gaya inersial adalah penjumlahan gaya massa fluida dan percepatannya. Fi = Fg + Fv + F p + Ft + Fe Kondisi kemiripan dinamik tersebut adalah sebagai berikut ;
(Fi )m (Fi ) p
(Fi )m (Fi ) p
(F ) (F )
g
g m p
(Fv )m (Fv ) p
(Ft )m (Ft ) p
(F ) (F )
p m p p
(Fi )m (Fi ) p
(Fe )m (Fe ) p
18
(Fi ) = (Fi ) ------------------------( iii ) (F ) p m (F p ) p (Fi ) (F ) = i ------------------------( iv ) (F ) t m (Ft ) p (Fi ) (Fi ) (F ) = (F ) ------------------------( v ) e m e p
Semua gaya-gaya tersebut diatas merupakan fungsi variabel tetap. Variabel yang mempengaruhi gaya-gaya tersebut di klasifikasikan dalam tiga tipe ; a. Linear dimensions ( l = panjang ) didefinikan sebagai kondisi batas geometrik. b. Fluid Properties ( , , , E ) disebut sebagai kerapatan fluida, viskositas, tegangan permukaan, dan elastisitas. c. Kinematic and dynamic characteristics of flow ( v, p, g ) disebut sebagai kecepatan aliran, intensitas tekanan, percepatan gravitasi.
Fi = . .l 3 .v .
) dv ds
( )
v2 . = . .l 2 .v 2 l
3. Viscous Force
Fv = .ShearStress * Area
19
v Fv = .. * * l 2 l Fv = ..vl
4. Pressure Force
Fe = .Stress * Area Fe = .Strain Modulus of ElasticityStress * Area Fe = .E.l 2 Catatan bahwa tidak semua hasil persamaan kemiripan ini dapat secara langsung digunakan akan memuaskan seperti ; (Fi ) = (Fi ) (F ) g m (Fg ) p tidaklah serta merta akan terjadi pada persamaan berikut ini
20
(Fi ) (Fi ) ( F ) = (F ) v m v p Keserupaan dinamik tidak dapat secara praktis dapat digunakan. Untuk penyelesaiannya maka secara praktis kita harus memilah dari beberapa penomena yang ada karena hanya satu gaya yang bekerja lebih dominan.
Froudes Law
Sewaktu gaya gravitasi yang doniman bekerja pada model dan prototipe, maka ratio gaya yang bekerja menjadi : (Fi ) = (Fi ) (F ) g m (Fg ) p
(Fi ) .l 2 .v 2 v2 = =. (F ) .l 3 .g g .l v
v2 v2 = . g.l m g.l p
v = . v g .l m g .l p
v g .l
sehingga bilangan Froude model sama dengan bilangan Froude untuk prototipe Didasarkan pada kondisi keseimbangan bilangan Froude pada model dan protipe kita dapat menentuan faktor skala dari perbandingan beberapa keperluan ; Misalkan kita perlukan skala faktor untuk panjang adalah n Lp Lm =n
21
vp v m
g.l p = . g.l m vp 1 = (n ) 2 v m
2 . = . l p . = l p 1 l 2 m lm
Tp T m
1 . = .n 2
A p .v p = . A .v m m
2 lp l . = . 2 . p lm lm
22
ap a m
n 2 =. . = .1 1 1 n 2
Fp F m
3 lp = . 3 l m
ap . am
. = .n 3 .1. = .n 3
( )
F .l T . = F .l T
lp . l m Tm . T p
( ) ( )
. =
Pp P m Pp P m
( ) ( )
Fp . = F m
1 = .n 3 .n. 1 . = .n 3,5 n 2
Hukum Froude hanya berlaku bila terjadi hanya gaya gravitasi yang dominan.
23
No.
A. 1. 2. 3. 4. 5. B. 6. 7. 8. 9. 10. 11. C. 12. 13. 14. 15.
Quantity
Geometric Panjang Luasan Volume Kemiringan Sudut Kinematic Kecepatan Linier Waktu Kecepatan Sudut Percepatan Linier Percepatan Sudut Debit Dynamic Massa Gaya Berat Usaha, Enerji, Torsi Tenaga/ Daya
Scale Factor (lp/lm) = n (Ap/Am) = n2 (Vp/Vm) = n3 (ip/Vm) = 1 (p/m) = 1 (vp/vm) = n0,5 (Tp/Tm) = n0,5 (p/m) = n- 0,5 (ap/am) = 1 (p/m) = 1/n (Qp/Qm) = n2,5 (Mp/Mm) = n3 (Fp/Fm) = n3 (Fp/Fm) = n4 (Pp/Pm) = n3,5
m m
Qm Mm Fm Em Pm am
vm Tm
p p
Qp Mp Fp Ep Pp ap
vp Tp
Reynolds Law
Jika gaya yang dominan, model akan memberikan kmiripan dinamik pada proptotipe. Perbandingan antara gaya inersial dan gaya viskositas adalah menjadi sebagai berikut; (Fi ) (Fi ) (F ) = ( F ) v m v p (Fi ) .l 2 .v 2 (F ) = .v.l v v.l. . =
v.l. v.l. = m p
v.l.
24
lm = . l p
1 = . . = .n 1 n
Tp T m
n = . 1 . = .n 2 n
25
Qp Q m
= .(n )2 .(n )1 = .n
Faktor skala untuk percepatan perubahan kecepa tan waktu ap p = . a m perubahan kecepa tan waktu m
ap a m n 2 =. . = .1 1 1 n 2
1
v p vm . = . T mT p
1 n 2 . = 1 1 n 2
ap . am
3 lp . = . 2 l m
ap . am
ap . am
. = .n 3 .1. = .n 3
( )
( ) ( )
. =
26
Pp P m
Pp P m
F .l T = F .l T
( ) ( )
Fp . = F m
lp . l m
Tm . T p
1 = .n 3 .n. 1 . = .n 3,5 n 2
Persamanaan ini digunakan pada ; i. aliran dalam pipa tertutup incompresibel ii. gerakan body tenggelam didalam air iii. gerakan pesawat terbang iv gerakan fluida pada body tenggelam penuh.
Mach Law
Jika gaya yang dominan adalah gaya tekanan, model akan memberikan kemiripan dinamik pada proptotipe. Perbandingan antara gaya inersial dan gaya tekanan adalah menjadi sebagai berikut;
27
. .v 2 = . m p p
.v = .v . p. m p. p
Penggunanaan Hukum Mach adalah untuk i. Testing Aerodynamic ii. Aliran gas melewati kecepatan suara . iii.Water Hammer problems
Cauchy Law
Jika gaya yang dominan adalah gaya elastik, model akan memberikan kemiripan dinamik pada proptotipe. Perbandingan antara gaya inersial dan gaya elastik adalah menjadi sebagai berikut;
28
.v .v .= E E m p
.v Jumlah ini disebut dengan bilangan Cauchy = . E Penggunanaan Hukum Euler adalah untuk i. Kenaikan tekanan akibat penutupan valve ii. Debit yang melewati orifices, pothpuiec es dan sluice.
Weber Law
Jika gaya yang dominan adalah gaya tegangan permukaan, model akan memberikan kemiripan dinamik pada proptotipe. Perbandingan antara gaya inersial dan gaya tegangan permukaan adalah menjadi sebagai berikut; (Fi ) (Fi ) ( F ) = (F ) t m t p
29
(Fi ) .l 2 .v 2 (F ) = .l e .l.v 2
.l.v 2 . = p
.l.v 2 .= m
.v .v .= .l m .l p .v . Jumlah ini disebut dengan bilangan Weber = .l Penggunanaan Hukum Weber adalah untuk i. Pergerakan air kapiler dalam tanah ii. Aliran cairan sangat tipis pada lapisan permukaan iii.Aliran pada bendung dengan tinggi tekan yang kecil sekali iv.Pancaran cairan yang keluar dari pipa membuat formasi cairan jatuh
contoh : Sebuah pelimpah akan dibangun dengan keserupaan geometric dengan skala 1 : 50 flume yang digunakan selebar 60 cm. Prototipe yang direncanakan adalah tinggi pelimpah 15 m dan tinggi muka air diatas pelimpah/ head 1,5 m Pertanyaannya ; a. Berapakah tinggi dan head model yang diinginkan b. Jika air melimpas diatas model dengan debit yang diberikan sebesar 12 liter/detik berapa debit dilapangan per meter panjang pelimpah. c. Jika tekanan negatif pada model 20 cm , berapa besarnya tekanan negatif pada lapangan/ prototipe Penyelesaian ; Skala linier adalah sebesar n = 50 prototype lp = ? (lebar pelimpah dilapangan) hp = 15 m (tinggi pelimpah) Hp = 1,50 m (tinggi air diatas pelimpah) Qp = ? p = ? (tekanan negatif pelimpah) Model lm = 60 cm = 0,60 m hm = ? (tinggi pelimpah) Hm = ? Qm = 12 lt/det m = - 20 cm = 0,2 m
30
Untuk skala gunakan tabel III-3 Panjang pelimpah pada prototype/ di lapangan lp/lm = 50, lp = (0,6) .50 = 30 m Tinggi model adalah hp/hm = 50 hm = hp/50 = 15/50 = 0,30 m Tinggi tekan model/ Head Hp/Hm = 50 ; Hm = 1,50/50 = 0,03 m Debit yang melimpas pada prototype/ dilapangan Qp/Qm = n 2,5 ; Qp = Qm .(n 2,5 ) Qp = 12 . (50 2,5) = 212132,03 lt/det Debit persatuan meter panjang prototype/ dilapangan Qp = 212132,03 / 30 = 7071,067 lt/det Tekanan negatif prototype / dilapangan adalah p/ m = n ; p = 50. (- 0,20) = - 10 m Hal ini menjadikan tidak praktis, karena tekanan negatif yang terjadi sebenarnya sebesar 7,5 m bila diambil tinggi pelimpah 15 m karena tekanan negatif itu adalah 0,5 hp. air = 0,5. 15. 1 = 7,5 m, akan tetapi jika termasuk tinggi air diatas pelimpah (head) yang sebesar 1,5, maka tekanan negatif menjadi 0,5. (15 +1,5). 1 = 8,25 m
contoh : Sebuah benda tercelup didalam air berbentuk bola dengan diameter (D), tentukan gaya gesekan ( R ) bergerak bergantung kepada kerapatan fluida (), kecepatan benda jatuh (v), dan viskositas(). Buktikan bahwa persamaan tersebut mengikuti persamaan R =.
2 D.v. . . .
Asumsikan bahwa untuk kecepatan yang kecil dari bola adalah D.v. D.v. . . . . = .3 . Hitung viskositas fluida disekitar bola baja dengan diameter 15 mm jatuh dengan kecepatan seragam digambarkan untuk jarak 50 cm ditempuh dalam 10 detik. Gravitasi spesifik baja = 7,85 dan fluida 0,90. Penyelesaian ; R = f ( D, v, , ) R = (D,v, , ) ; Variabelnya ada (R, D,v, , ) = 5 buah Satuan dasarnya L M T = 3 buah
31
Jadi jumlah konstanta tak berdimensi = 5 - 3 = 2 Pilihan variabel berulang adalah D, v, dan 1 = Da1 vb1 c1. R 2 = Da2 vb2 c2 analisa 1 LO MO TO = [L]a1 [L.T-1]b1 [M.L-3]c1 [M.L.T-2] untuk satuan L -untuk satuan M -untuk satuan T -0 = a1 + b1 - 3c1 + 1 0 = c1 + 1 jadi c1 = -1 0 = - b1 2 jadi b1 = -2 dan harga a1 = -2
1 = R (.D-2 v-2 -1) atau 1 = R/(D2 v2 ) analisa 2 LO MO TO = [L]a2 [L.T-1]b2 [M.L-3]c2 [M.L-1.T-1] untuk satuan L -untuk satuan M -untuk satuan T -0 = a2 + b2 - 3c2 - 1 0 = c2 + 1 jadi c2 = -1 0 = - b1 2 - 1 jadi b2 = - 1 dan harga a2 = - 1
2 = (.D-1 v-1 -1) atau 2 = /(D v ) 1 = f ( 2) R/(D2 v2 ) = f. ( /(D v )) R = (D2 v2 ) f ( /(D v )) jika dibalik fungsi f, maka didapat persamaaan R = (D2 v2 ) f ( (D v )/ ) jika persamaan dikalikan dengan (2/ ), maka didapat persamaaan R = (2/ ) .((D2 v2 2)/2) f ((D v )/ )
R = (2/ ). ((D v )/ ) tanda adalah fungsi baru Untuk kecepatan yang lemah adalah ((D v )/ ) = 3 ((D v )/ ) diketahui pada soal diatas. R = (2/ ). 3 ((D v )/ ) R=3(Dv) Bila bola baja bergerak dengan kecepatan seragam/ tetap resultante gaya pada benda adalah nol
32
steel
(7,85 0,90).(0,15) 2
18.(5)
(7,85 0,90 ).(0,15) 2 18.(5) .9,81 poise satuan viskositas dinamik
= 1,704 poise
Gerakan gesekan pada body yang tercelup sebagian. Contoh gambarannya adalah kapal, gesekan body digambarkan sebagai
l.v. v 2 R = . .l 2 .v 2 . . .,. g .l
R = . .l 2 .v 2 . .(Re .,.Fr ) Gesekan R berisi dua macam yakni gesekan permukaan Rf dan gerlombang yang ditimbulkan oleh gesekan kapal Rw . Gesekan permukaan berfungsi sebagai bilangan Reynold (Re), gesekan gelombang berfungsi sebagai bilangan Froud (Fr) Persyaratan ini dikondisikan sebagai keserupaan dinamik antara model dan prototype adalah ; v = . v g .l g .l m p
v.l. v.l. = untuk bilangan Froude dan Reynold m p
Secara cepat kondisi keseimbangan bilangan Froude dapat dinyatakan dalam kecepatan adalah sebagai berikut ;
33
vm . = .
vm . = .
1 n
.v p
Untuk bilangan Reynold dapat dituliskan (lihat tabel III 3) sebagai berikut ;
v m . = .n.v p
Kecepatan disyaratkan untuk model berbeda untuk kedua kondisi. Keserupaan dinamik tidak dapat digambarkan antara model dan prototipe. Untuk mempelajari gesekan kapal (dan bodi yang tercelup sebagian) dengan mengadopsi persamaan Froude. Sebagai awal bahwa gerakan gesekan dari kapal berisikan; a. Gesekan permukaan Rf b. Gesekan pembuat gelombang Rw Total gesekan adalah R = Rf + Rw untuk prototipe. rf dan rw hubungan antara gesekan permukaan dan pencipta gelombang untuk model, totaal gesekan untuk model menjadi r = rf + rw Untuk bilangan Froude Tahanan gesekan = F x ( Luas permukaan kontak) x (Velocity)n dimana F dan n adalah konstan tergantung pada material dan kapal dan medium yang dilewati. Konstanta f dan n dapat dicari dengan melakukan beberapa kali percobaan pada towing tank yang panjang dengan lapisan material yang tipis dari kapal di air. Akan menghasilkan gelombang yang yang kecil dan dapat diabaikan. Setelah mendapatkan nilai F dan n, tahanan gesekan dapat dihitung seperti rumus diatas. Total gesekan untuk r model dapat menghasilkan bahwa besarnya rw dicari dengan seabagai berikut ; rw = r - rf Kondisi keserupaan diadopsi dari kasus ini dengan kesimbangan bilangan Froude untuk model dan prototipe. Untuk kecepatan model didapatkan dari persamaan
vm . = .
lm .v p lp
Sekarang kita dapat menentukan gelombang yang diakibatkan oleh gesekan body kapal Rw dari kondisi,
34
Rw 2 2 .l .v
rw = . 2 2 prototipe .l .v
mod el
Rw = . P m
lP . l m
v . P v m
.rw
Setelah mendapatkan Rw kita akan dapat menentukan besarnya total gesekan R R = Rf + Rw Dengan demikian didapatkan tenaga yang diperlukan untuk gerakan kapal adalah sebagai berikut ; Hourse Power (H.P) = (R. vp)/ 75
contoh : Skala 1 : 20 sebuah model kapal yang tercelup diatas air dengan luas permukaan tercelup 5m2 dan panjang adalah 8 m mempunyai total drag adalah 2 kg jika gerakan kapal mempunyai kecepatan 1,5 m/det. Hitung total drag pada prototipe saat bergerak dengan kecepatan spontan. Gunakan hubungan Rf = 0,5 Cf. (. A. v2) untuk menentukan gesekan permukaan kapal. Harga Cf = (0,0735)/ (Re)1/5 Kinematik viskositas air untuk laut 0,01 stokes dan berak spesifik air laut adalah 1000 kg/m3 Penyelesaian ; Skala linier adalah sebesar n = 20 Prototype Ap = ? (luas body tercelup rata air) lp = Rp = vp = ? p = ? p = 0,01 stokes (viskositas kinematik dik) Analisa untuk Model Bilangan Reynold (Re) = (vm . lm)/ m. = (150. 800)/0,01 ; Re = 1,2 E07 Diketahui disoal Cf = (0,0735)/ (Re)1/5 = (0,0735)/(1,2.E07)1/5 ; Cf = 0,00282 Model Am = 5 m2 lm = 8 m rm = 2 kg vm = 1,50 m/det m = 1 gr/cc m = 0,01 stokes
35
Gesekan permukaan kapal adalah diketahui di soal rf = Ff = 0,5 Cf. (m. Am. vm2) = 0,5.(0,00282).(1000/9,81).(5).(1,5)1/5. rf = 1,616 kg Gelombang yang ditimbulkan oleh gesekan ; rw = r - rf ; rw = 2 1,616 ; rw = 0,384 kg Analisa untuk prototipe Kondisi kemiripan dinamik
vp. = . lP .v m skala diketahui untuk n = 20 lm
Bilanan Reynold (Re) = (vp . lp)/ p ; Re = ((6,71.100).(20.8. 100))/0,01 Re = 1,074 E09 Cf = (0,0735)/ (Re)1/5 ; Cf = (0,0735)/ (1,074)1/5 ; Cf = 0,00115 Gesekan permukaan kapal ; Rf = 0,5 Cf. (. A. v2) ; Rf = 0,5 (0,00115). ((1000/9,81).(202 . 5).( 6,712)) Rf = 5278 kg. Gesekan yang menimbulkan gelombang (Rw) dengan kondisi keserupaan dinamik adalah Rw .l 2 .v 2 p p p rw = . .l 2 .v 2 m m m vp2 . .v 2 m
2 p lp Rw . = . . . . l 2 m m
36
lp2 Rw . = .(1). 2 l m
3
lp . .r .; lm . w
lp Rw . = .(1). l m
.rw .
Rw . = .(1)(n ) .rw . .
3
Rw . = .(1)(20 ) .(0,384. .
Rw = 3072 kg
Model aliran yang tidak dapat mengkikis dasar saluran dan dasar waduk disebut dengan dasar tetap (fixed bed models). Model ini dipergunakan untuk meneliti permasalahan lapisan penutup sepanjang daerah alairan sungai dengan konfigurasi variasi didalam dasar tidak di[pertimbangkan. Model yang digunakan untuk dipelajari adalah ; i). Mempelajari perubahan akibat penempatan penghalang/ pengganggu pada suatu aliran seperi dam, tiang jembatan dan lain-lainnya. ii). Efek kondisi alur pelayaran dan back water selama musim banjir. Model ini sering mengubah kemiringan dasar sesuai dengan gesekan yang kasar dan sehingga menghasilkan tahanan gesekan yang tinggi dengan nilai Reynold menjadi kondisi aliran yang turbulen. Perubahan kemiringan dasar dapat diestimasikan sebagai berikut. Kecepatan arus aliran mengikuti rumus Manning vmanning = (1/n) R2/3. S1/2. dimana R adalah jari-jari hidrolis, S = kemiringan dasar sungai. dan n = kekasaran Manning. S= v 2 .n 2 R
4 3
Kita tahu bahwa i adalah merupakan pebandingan antara kedalaman air dan panjang sungai S = d / l
37
dm Sm lm d l = .=. m . P Sp dp d P lm lp untuk saluran yang mempunyai lebar sungai lebih besar dari pada kedalaman airnya maka harga R = d (syarat d 0,20 B) B = lebar sungai. sehingga Rp/ Rm = dp/ dm
2 d m l P v m nm d P . = . . d P lm v 2 nP d m p 2 4 3
menjadi
d m l p vm . = d P lm vP
n . m nP
d . P dm
Untuk kondisi keserupaan dinamik, Bilangan Froude akan mempunyai harga yang sama antara model dan prototipe
vm = vP
g .d m
g .d p
atau
vm vP
2 2
d m l p vm . = d P lm vP
n . m nP
2
d . P dm
4
d m l p d m nm . = . d P lm d P nP
d . P dm
n menjadi . = . m lm nP lp
d . P dm
3 d 3 lp n d lp nm = . m menjadi m = . m d p lm nP d p lm nP 2 1
3 nm d m l m = . nP d p l p
38
Dari hasil ini jika diketahui koeffisien Manning untuk prototipe diketahui maka koeffisien untuk model Manning bisa didapatkan
Model ini adalah untuk model dengan arus yang menyebabkan erosi pada dasar saluran, dan angkutan sedimen dapat berupa tambahan sedimen dan angkutan sedimen. Model ini agak sulit untuk dirancang karena dan tidak realistis untuk mendapatkan beberapa keadaan. Seperti diketahui bahwa sedimen dasar dapat bergerak akibat adanya arus yang menggeser dasar sungai. Secara model keserupaan geometrikdapat dilihat bahwa gaya seret yang terjadi dapat menggerakkan material pasir didasar sungai/ saluran. Selain arus juga turut menentukan adalah kemiringan dasar sungai tesebut. Untuk mendapatkan angka model dari percobaan dengan perbedaan skala vertikal gunakan material dasar dan akhirnya skala vertikal yang memuaskan menghasilakan secaa umum gerakan material dasar pada debit prototipe yang diinginkan. Skala ini sangat penting sekali untuk mendapatkan bilangan Reynold yang dapat menghasilkan turbulensi aliran pada kejadian debit minimum.Pada kasus ini nilai-nilai yang lain tak berdimensi disebut dengan Bilangan Karman ditentukan kemudian. Bilangan Karman tersebut adalah sebagai berikut.
Rk . = . K . g.d .S
dimana : K = tinggi kekasaran pasir g = gravitasi bumi S = kemiringan dasar sungai d = kedalaman rata-rata hidrolis sungai = kinematik viskositas. Rk diatas adalah bilangan tak berdimensi biasa disebut juga dengan angka kekasaran Reynold. Besarnya Rk > 50 untuk kekasaran butiran pasir Rk > 100 untuk kekasaran yang menghasilkan aliran turbulen. Kita akan mendapatkan hal yang sulit untuk mendapatkan gaya seret untuk material yang sangat ringan dengan berat jenis spesifiknya lebih dari satu satuan. Mateial yang dapat diadopsi sebagai sedimen dasar seperti tepung, batu tambang, debu batu bara, abu batu, bola lilin, serpihan kaca, campurak butiran plastik yang mempunyai spesifik gravitasi yang berbeda. Dengan menggunakan material dasar yang ringan akan menghasilkan selisih yang sangat kecil.
39
Model Berubah.
Model untuk sungai, konstruksi pelabuhan selalu mempunyai skala yang berbeda antara dimensi vertikal dan horizontal.Ini membuat tidak layak untuk mendapatkan keserupaan geometrik, karena keserupaan geometrik untuk keadaan kedalaman air yang dangkal pengukuan debit menjadi kurang akurat, demikian pula untuk tegangan permukaan air tidak dapat diukur. Secara umum mengenalkan perubahan pada model mengikuti beberapa tipe ; a. Geometric distortion. dari sejak awal sudah ditentukan perbedaan scala untuk horizontal dan vertikal. b. Configuration distortion, pada kasusu ini kemiringan dasar sungai ditambahkan, sebaliknya dengan keserupaan geometrik. Kasusu ini menempatkan model keserupaan geometrik kedalam posisi membandingkan pada prototipe. c. Hydraulic distortion, perubahan tipe seperti beberapa hidrolika yakni kecepatan aliran,debit mungkin akan berubah atau tidak stabil. d. Material distortion, perubahan tipe ini diselesaikan dengan menggunakan material yang berbeda dari prototipenya. Permukaan material, kekasaran atau media kerja model mungkin akan berubah/ tidak stabil.
a. Sering mendapatkan keserupaan hidrolika. b. Kedalaman aliran bertambah menghasilkan ketepatan pengukuran c. Tinggi gelombang bertambah menghasilakn ketepatan penguuran. d. Efek viskositas praktis tidak berguna pada prototipe dapat diabaikan pada model. Dengan cepat menambahkan kemiringan dasar sungai pada model untuk keserupaan geometrik. e. Pergeakan tanah dan pasir dapat dengan tepat dan sesuai pada pelaksanaan prototipe f. Mengadopsi perubahan model , ukuran model dapat dikurangi dan disederhanakan karena pada pelaskanaan model.
a. Karena tidak seimbangnya skala horizontal dan vertikal, distribusi tekanan dan kecepatan menjadi tidak menghasilkan pada model. b. Pola gelombang dalam model menjadi berbeda dalam prototipe karena perubahan kedalaman. c. Kemiringan dasar, tikungan dan terjunan tidak dapat dihasilkan.
40
Lp/Lm = Bp/Bm = m
dengan hubungannya dimensi model linier vertikal adalah n
hp/ hm = n
a. Faktor skala untuk luasan aliran Ap/Am = (Bp/Bm). (hp/hm) = m. n
Ap = (m. n). Am
b. Faktor skala untuk kecepatan.
) Q m.
Tp = (m) (n - 0,5) Tm
e. Faktor skala kemiringan dasar sungai. Sp/Sm = (hp/Lp) / (hm/Lm) Sp/Sm = (hp/ hm) (Lm /Lp) Sp/Sm = (n) (m -1)
Sp = (n /m). Sm
41
f. Faktor Skala koefisien Rugosity pada rumus Manning vp = (1/np) Rp 2/3. Sp . dan vm = (1/nm) Rm 2/3. Sm .
contoh : Sebuah sungai mengalirkan debit sebesar 2500 m3/det. Koeffisien Rugosity dasar sungai sebesar 0,028. Jika model sungai mengadopsi skala horizontal 1: 1000 dan skala vertikal 1 : 75 Hitunglah debit yang diperlukan pada model dan koeffisien Rugosity pada dasar saluran model. Penyelesaian ; Skala linier Horizontal adalah sebesar m = 1000 Skala linier untuk vertikal adalah sebesar n = 75 Debit pada prototipe Qp = 2500 m3/det Koeffisien Rugosity pada prototipe n p = 0,028
42
np. = ((n) 2/3./ (m 1/2)). nm nm = np. /((n) 2/3./ (m 1/2)). nm = 0,028. /((75) 2/3./ (1000 1/2)). nm = 0,0498
43
Theori Similarity
Bila ada dua sistim secara fisik mempunyai kemiripan secara penomena jika mempunyai nilai secara geometri, kinematik dan dinamik dengan yang lainnya. Salah satu adalah model dari yang lainnya Menggunakan istilah model dan prototype Bedasarkan aturan fisik pada suatu sistim dapat digambarkan kemiripan dalam hal dimensi/ ukuran (Lihat Difinition in Indian Journal) Untuk segi tiga untuk luasan adalah
H B
A/B2 = (1/2 * (H/B)) P/B = 1 + H/B + D/B D/B = (1 + (H/B)2 )1/2 = 90
P=B+H+D D = (B2 + H2)1/2 tan = (B/H) jika = 90O Jika manipulasi luasan adalah
H/B = 2,0 --------------- mendapatkan bentuk segitiganya Jika dua sistim akan mirip persamaan yang digunakan untuk kedua sistim menggunkan satuan ukuran, kemudian diungkapkan sebagai berikut; (P/B)1 = (P/B)2 ; (D/B)1 = (D/B)2 dan seterusnya.
Standart ini dengan mendefinisikan keserupaan geometri.
Hubungan perbandingan panjang dalam menyamakan posisi dan setara. Alternatif setiap panjang pada prototypemenghasilkan foktor yang konstan disebut skala. (P1/P2) = (B1/B2) = D1/D2) = (H1/H2) skala 1/100 Persamaan ini selalu ide dasar utama untuk metode membuat suatu persanaan, jika P = B + H + (B2 + H2)1/2
44
( B1 ( B2
H1 H2
)2 +1 )2 + 1
= 1 selanjutnya ( B1
H1
)2 + 1 = (
B2
H2
) 2 + 1 ---- (OK)
Dalam bentyu umum A + B + C + D + ----------------- = 0 Am/Ap = Bm/Bp = Cm/Cp = Dm/Dp = ---------m = model ; p = prototype Dimana A, B, C dst adalah suku persamaan koreksi dimensi.
Keserupaan Kinematik
Mirip seperti geometrik tetapi untuk suku kecepatan lebih besar dibandingkan dengan panjang. Keserupaan Kinematik syaratnya dalah perbandingan hubungan kecepatan pada posisi yang berhubngan adalah seimbang. Bagaimana untuk mencapainya/ mendapatkannya 1. Batasan yang sama harus nyata pada gerakan fluida bagai keserupaan geometrik disamakan dengan keserupaan kinematik 2. Dikarenakan arah gerakan yang tepat unuk kecepaan, percepatan akan mempunyai arah yang benar F1 F 2 F = 1 m F2 p F1 F = 1 F 3 m F3 p
Perbandingan hubungan gaya diatas pada posisi tertentu akan seimbang.Definisi ini disebut dengan Keserupaan dinamik
45
Keserupaan geometrik + Keserupaan dinamik akan menghasilkan keserupaan kinematik dan besarnya. Bila F = m.a. (Newton ke II) Resultante gaya yang mempunyai aran dan besarnya. Gaya poligon dalam model termasuk keserupaan geometrik untuk gaya poligon dalam prototipe
F 4 F 3 F V
F 3 F V
F 4
F 2
F 1
F 2 F 1
Prototype
Model
Kemudian
(F1 )m (F1 ) p
(F2 )m (F2 ) p
(F3 )m (F3 ) p
Keserupaan Geometrik untuk mendapatkan penyederhanan skala yang benar Keserupaan dinamik mempunyai syarat
FA FA F = F dimana FA dan FB adalah dua buah gaya dalam sistim 1 dan 2 B 1 B 2
46
Gaya inertial ini seimbang dan berlawanan dengan resultante Jumlah F ( F ) jika gaya inertial ini termasuk didalamnya. Untuk gerakan tahanan diukur dengan gaya tambah pada percepatan body pada baian kecil dari suatu kota kemudian berupa massa x percepatan ; l 3. (V/T) ; l 2. V2 cataan : beberapa volume adalah proporional seperti kubus dengan sisitim panjang. sistim koeffisien Keserupaan geometrik adalah proporsional dan sama
b d l
b d l
Volume(1) = b.d.l jika kedua benda tersebut sebagai keserupaan maka benda 1 tidak sama dengan benda 2 Jika prototipe bahwa b = 1,5.d l = 3.d. maka volume benda prototipe adalah = (1,5 d)*(d)*(3.d) ------ Volume(1) = 4,5 d13 sehingga untuk volume(2) juga akan sama dengan 2,5. d23 Kemudian Vol tergantung d3, tetapi V1/V2 = (d1/d2)3 Keserupaan waktu percepatan adalah kecepatan dibagi waktu ( V/ t ) = V/ (L/V) = V2/L Kemudian Fi = (.L3).(V2/L) = mass. pecepatan. Fi (gaya inertia) = .V2.L2 Jika kita meninjau pada Drag. kemudian akan menjadi sebagai berikut. Fdrag/ Fi = constant utnuk sistim yang serupa Fdrag = constant .( .V2.L2) atau
F. drag. = ((1/2). Cd.( .A.V2)) ini adalah merupakan persamaan Drag standart dimana Cd = (Re)
47
F D
Re
Re = Reynold adalah untuk viskositas yang kecil. Drag yang terjadi pada silinder adalah Fdrag = (d.V..) diaman = viskositas kinematik Fdrag/ ((.L2.V2) = ((V.L.L)/) = fungsi dari Cd Keserupaan dynamic = F/ (.L2.V2) = constant. Ratio yang dipakai dan relepan pada sebuah gaya adalah Persamaan : Gaya dalam yang digunakan pada sistim seperti ; gravitas, tekanan, torsi dan lainnya. Persamaan ; sifat-sifat fluida atau meterial. serti ; viskositas, tegangan permukaan, elastisitas, rambatan panas dan lainnya. Persamaan ; Resultante, Drag, Impact. ( momentum) dan lainnya. Hukum dasar model menggunakan hukum 1 dan 2 Gaya gravitasi jika gaya gravitas yang relevant, Fi/ Fg = constant Fi = (.L2.V2) Fg = (.L3.g) Jadi (.L2.V2)/ (.L3.g) = (V2)/(L.g) = constant Bilangan Froud merupakan criteria dasar model gravitas. Fr = V/((L.g)1/2) mempunyai nilai yang sama dalam model dan prototipe jika gaya gravitasiadalah relevant
johnny mt.s PS-FTK
48
Gaya Viskositas Tegangan Geser = .(dV/dy) (F) / L2 = ( .V)/L atau (F) = ( .V).L Fi/F = constant = (.L2.V2)/ ( .V).L Sedangkan Bilangan Re = (.V.L)/ akan sama baik model dan prtotipe jika gaya vikositas yang relevant. Standar Nos ( = ------- ) Gravitas -----------------Viskositas ---------------Tegangan permukaan --Pemampatan ------------menghasilkan Bilangan Froud. menghasilkan Bilangan Reynolod. Bilangan Weber Bilangan Cauch dan lainnya
Catatan Permasalahan dengan stantadrt Nos tidak dapat menyelesaikan gaya kedalam bilangan standart persamaan perubahan aliran contoh bentuk persamaan non standart
L = (T,g,H, , )
L T 2 . g ' ( 2 / 3) , , =0 (1 / 3) H H ( g ' ) .H
49
Kenyataannya bahwa gravitas dan viskositas adalah sangat penting tetapi bukan bilangan Froud dan Bilangan Reynold dalam penyelesaiannya,
H = contant, kemudian T g .H
1 2
Jika V/ (g.H)
(1/2)
= cons tan t
T 2 .g H atau = konstant H T 2 .g
H . g V .H .
g .(H )
3 2
dimana ; = viskositas kinematik : = viskositas dinamik Khusus pada model kita menunjukkan gaya-gaya yang dominan adalah yang bekerja padanya sehingga dengan dasar itu kita dapat menetukan skala model yang tepat. Dengan demikian kita dapat meneukan skala kesalahan yang akan terjadi. Persamaan gaya gravitasi =
1
V H .g
. = cons tan
L V jadi m = m V P LP
untuk
Gaya Viskositas
V .L
= kons tan
jadi
V m Lm = V P LP
dengan air sebagai kerja fluida didalam prototipe dan model kita tiddak dapat memodelkan gaya viskositas dan gravitasi bersamaan
Vm g m .Lm Secara umum bahwa = V P g p .LP
1 2
50
V m .L m = V P .L P
P . m
m . P
Dapat dipilih skala yang tepat jika pemilihan gm, m dan m Untuk model kapal yang relevan adalah Fd = (Fi, Fg. F)
V V .L Fd , = g .L .L2 .V 2
Model khusus untuk gravitasi yang membolehkan gaya viskositas untuk skala model untuk mnghitung gaya ini. mengukur besarnya Fd dalam model Fd (model) = Fd (gravitasi) + Fd (viskositas) Perhitungan drag viscositas dan substrac bentuk total untuk mendapatkan komponen gravitas. Skala diatas untuk komponen gravitas
Fd .L2 .V 2 Fd = 2 2 mod el .L .V prototype
Ini dapat memberikan kompoen gaya gravitasdai total prototipe drag. Perhitungan komponen viskositas ditambahkan untuk mendapatkan total prototipe drag.
Penskalaan dengan cara Buckingham (Buckinghams Phi Theorem)
Skala bergantung pada tipe model yang akan diguinaan jika 1 = ( 2 , 3 , 4 , ) dimana ; 1 = prediksi 2, 3, 4 ------ = hukum variabel bebas. (2)m = (2)P (3)m = (3)P (4)m = (4)P dasar hukum untuk model (m) dan prototipe (P) Kemudian (1)m = (1)P
51
Dalam banyak kasus satu gaya adalah dominan dan mungkin kesalahan tanpa yang berarti. Banyak pada teknik sipil Hidrolika gaya gravitas lebih dominan, khususnya untuk aliran turbulen dan tak termampatkan. Gaya viskositas ----------- = 0 Tegangan permukaan ---- = 0 Pemampatan -------------- = 0 dan lainnya Kemudian dasar skala untuk blangan Froud Penskalaan Froud
V = V g .L m g .L P Vm V P Lm = L P
1 2
Skala kecepatan
Q = V.L2
Q 2 L m Vm = VP Q L2 P
Q m Lm = QP L p
Vm . V P
Q m Lm = QP L p
L . m LP
L = . m L P
Skala Debit
T = L/V Tm T P Lm Vm = . LP V P L . = . m LP VP . V m Lm = . L P LP . L m
1 2
L = . m L P
Skala waktu
52
Model Viskositas
V .L V .L = . m P Vm V P LP = L m
Skala kecepatan
Skala yang lain dapat dicari dengan cara yang sama Dapat diunakan untuk tipe model yang lainnya.
Penyimpangan/ kesalahan Model Gravitasi Skala horizontal Xm/Xp Skala Vertikal Ym/Yp
1 2
V m Lm = V P LP
L = X atau Y ???
53
H V= (2.g.H)1/2
H m H P
H = . m H P
Untuk Q/ X.Y = V
Qm ( X .Y ) P ) Vm = . . V QP ( X .Y )m P Vm . V P
Qm ( X .Y ) P ( X .Y )m = . . QP ( X .Y ) m ( X .Y )P
Qm ( X .Y ) P ( X .Y )m = . . QP ( X .Y ) m ( X .Y )P
Ym . Y P
X =. m XP
Y . m Y P
54