You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini begitu pesat tanpa ada pembatas yang menghalangi kita untuk mencegah terjadinya perubahan. Tentunya pada perkembangan yang berimbas pada perubahan kea rah yang positif menjadi harapan setiap manusia. Tanpa tersadari perkembangan zaman pun membawa perubahan yang negatif, timbulnya kejahatan-kejahatan yang menjadi momok menakutkan pada khalayak ramai. Pada dasarnya kejahatan saat ini sering terjadi, jarang sekali kejahatan yang secara-secara terang-terangan muncul di muka publik, kejahatan yang sekarang sering muncul adalah kejahatan yang kasad mata, tidak terlihat dan tidak mampu dirasakan terkecuali bagi yang mengalaminya. Jika kita berbicara tentang kejahatan terorganisir, terlebih dahulu kita harus dapat membedakannya dengan kejahatan organisasi. Karena umumnya orang sering salah memahami dengan menganggap dua istilah tersebut sebagai istilah yang memiliki definisi yang sama. Kejahatan organisasi atau organizational crime adalah kejahatan kerah putih (white collar crime) yang dilakukan dengan dukungan dan dorongan dari sebuah organisasi formal dan cenderung memiliki tujuan yang setidaknya dapat memajukan tujuan dari organisasi. Sedangkan kejahatan terorganisir atau organized crime lebih kepada kejahatan transnasional, nasional, atau lokal yang dijalankan oleh kelompok penjahat untuk tujuan hal-hal yang menjadi tujuan mereka sendiri. Tentunya kita sebagai masyarakat enggan untuk terlibat secara langsung dalam hal kejahatan seperti ini. Namun terkadang kita tidak tersadar menjadi daging empuk yang sedang di intai untuk menjadi santapan lezat untuk para pelaku kejahatan. Namun bagaimana baiknya kita mengetahui hal apa saja yang menjadi dimaksud dengan Organized Crime

1.2 Rumusan Masalah Dari permasalahan tersebut maka dalam penelitian Studi kasus ini dapat di jabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Organized Crime? 2. Apa hal yang menjadi tujuan dari Organized Crime? 3. Apa saja kategori yang termasuk kedalam Organized Crime?

4. Bagaimana sejarah para mafia ?


5. Bagaimana penegakan hukum terhadap Organized Crime?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa itu Organized Crime 2. Memahami apa yang menjadi tujuan Organized Crime 3. Mengetahui beberapa kategori dari Organized Crime

4. Mengetahui sejarah para mafia


5. Mengetahui penegakan hukum terhadap Organized Crime

1.4 Manfaat Penulisan

1. Memberi sumbangan pengetahuan dan wawasan mengenai Organized


Crime

2. Memberi gambaran tentang bagaimana Organized Crime serta tata


struktur dalam kegiatan yang dilakukannya. Serta memberi cara pencegahan agar tidak terlibat dalam hal tersebut.

1.5

Metode Penulisan 1. Kajian Pustaka 2. Browsing

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kejahatan Terorganisir Kejahatan terorganisir atau yang disebut dengan Organized Crime sering digolongkan ke dalam salah satu bentuk White Collar Crime. Meskipun kejahatan teroganisir sering digolongkan kedalam white collar crime tidaklah berarti bahwa Organized Crime murni semata-mata kasus non konveksional. "Kejahatan terorganisir" (Organized Crime) harus dibedakan dengan "kejahatan organisasi" (Organizational Crime), karena yang dimaksud dengan organizational crime adalah kejahatan yang dilakukan oleh organisasi, baik berbentuk badan hukum, korporat, atau organisasi non-badan hukum, sehingga sebenarnya "organiszational crime" itu hanya merupakan istilah lain dari "kejahatan korporat" (Corporate Crime). Akan tetapi ada juga yang mengartikan. Organized crime sebagai suatu indikasi dari penjahat profesional yang melakukan kegiatan ilegal sebagai cara hidup (way of life) mereka (Steven Gifis, 1984: 330) Beberapa pengertian lain yang pernah diberikan terhadap kejahatan terorganisir adalah sebagai berikut: (J.E. Sahetapy, 1994: 29) 1. Menurut Timothy S. Bynum Menurut Timothy S. Bynum, yang dimaksud dengan organized crime adalah suatu perusahaan yang terus menerus beroperasi secara rasional untuk memperoleh keuntungan, dengan menggunakan kekerasan, atau paling tidak, ancaman kekerasan, atau menyebabkan dilakukannya korupsi oleh pejabat pemerintah 2. Menurut Hagam
3

Menurut Hagam, yang dimaksud dengan organized crime adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mempunyai kegiatan utama yang berlawanan dengan hukum (pidana) dengan tujuan untuk mencari keuntungan secara tidak ilegal dengan menggunakan kekuasaan yang tidak sah dengan jalan melakukan kegiatan pemerasan (racketeering) bahkan bila mungkin, melakukan manipulasi finansial yang canggih. 3. Menurut Albini Menurut Albini, yang dimaksud dengan Organized Crime adalah perbuatan yang melibatkan 2 atau lebih individu, baik specialist atau nonspecialist, yang memimpin suatu bentuk struktur sosial tertentu, dimana tujuan akhir dari organisasinya adalah terlihat dalam maksud dan tujuan yang khusus dari kelompok tersebut. Selanjutnya, dengan mengambil pendapat beberapa ahli, Frank E. Hagan menyimpulkan beberapa ciri dari suatu organized crime, yaitu sebagai berikut: (J.E. Sahetapu, 1994: 31) 1. Merupakan kejatan nonideologi 2. Organisasi yang hierakis dan kontinu
3. Memakai kekerasan (violence), yakni menggunakan kekerasan fisik

atau ancaman kekerasan fisik. 4. Keanggotaannya terbatas 5. Mempunyai suati planning yang rapi dan terukur 6. Mendapatkan keuntungan yang rasional melalui kegiatan yang tidak ilegal 7. Public demand 8. Korupsi/immunity
4

9. Monopoli, dengan menguasai wilayah tertentu 10. Spesialisasi. 11. Penuh rahasia 12. Mempunyai aturan main tertentu yang dipatuhi dengan taat oleh para anggotanya.
13. Mempunyai tenaga ahli khusus dalam bidang tertentu, semisal

akuntan, ahli hukum, ahli perbankan, ahli medis, dan lain lain. Salah satu model kejahatan utama dari kejahatan teroganisir, terutama yang dilakukan oleh gembong mafia adalah tindakan yang secara populer disebut dengan istilah "racketeering" (pemerasan). Yang dimaksud dengan kejahatan racketeering adalah suatu perbuatan pidana yang dilakukan oleh sindikat kejahatan/mafia, dengan jalan mengancam (exortion) fisik atau mental sehingga menimbulkan rasa takut bagi yang di ancam, yang dilakukan, baik secara lisan maupun tulis, lewat telepon, SMS, internet/e-mail, atau dengan mempergunakan cara-cara kekerasan (coercion) dalam berbagai bentuk dan tingkat, termasuk mengebom, membajak kendaraan, membunuh, mencederai, menculik dengan tebusan, melukai, dan merampas, baik terhadap diri yang dituju maupun terhadap anggota keluarga atau rekannya, dengan tujuan untuk mendapatkan uang, harta benda, atau manfaat-manfaat lainnya. Menurut hukum di Amerika Serikat, perbuatan racketeering dimaksud sebagai suatu kejahatan terorganisir, yang dilakukan dengan jalan salah satu dari kategori berikut:
1. Secara

langsung atau tidak langsung melakukan investasi dalam

perusahandibidang bisnis, atas uangnya yang berasal dari kegiatan yang termasuk ke dalam formula racketeering, atau yang berasal dari penagihan terhadap hutang ilegal (unlawful debt)

2. Mendapatkan keuntungan dari suatau perusahaan melalui cara-cara yang

termasuk ke dalam kegiatan dengan formula rackteering, atau yang termasuk ke dalam penagihan terhadap hutang yang ilegal (unlawful debt)
3. Menjalankan perusahaan atau berpatisipasi dalam kegiatan perusahaan

melalui formula rackteering atau penagihan terhadap hutang yang ilegal (unlawful debt)
4. Ikut berkonspirasi dalam melakukan pelanggaran tterhadap ketentuan-

ketentuan tentang rackteering (Steven H Gifis, 1984; 383) Beberapa contoh organisasi bawah tanah atau gembong mafia preman yang terkenal adalah:
1. Yakuza (Jepang) 2. Triad (Cina dan Hongkong) 3. Al Capone (Mafia legendaris dari Chicago, Amerika Serikat) 4. Beberapa keluarga mafia di Amerika Serikat (Chicago dan New York) asal

Italy, seperti Genovese, Gambino, Lucchese, Bonanno, dan Colombo


5. Beberapa organisasi mafia di Italy, seperti Cosa Nostra (di Palermo dan

Sisilia), Camorra (di Napoli dan Campania), Ndrangheta (di Reggio dan Calabria), atau Sacra Corona Unita (di Tarante, Brindisi, dan Pouilles).
6. Di kota-kota besar Indonesia, seperti Jakarta, Medan, Surabaya, dan

Bandung, juga ada organisasi mafia bawah tanah, baik mafia preman maupun mafia non preman, yang menjalankan tugasnya sebagai perdagangan obat bius/ganja/pil ecstasy, perdagangan dan penyelundupan senjata api, pem- backing-an, pendemo bayaran, pencaloan, pemerasan, pemborong dengan jalan pembakaran, dan lain-lain. 7. Di beberapa tempat di Indonesia juga terdapat beberapa sindikat organisasi preman dengan mencantolkan dirinya pada partai politik, organisasi massa, organisasi kedaerahan, organisasi pembela hak asasi, bahkan organisasi keagaaman, yang melakukan tugasnya, seperti membunuh
6

bayaran, menculik, membakar, melakukan pengeboman, backing tempat hiburan, dan lain-lain Dilhat dari keabsahan bisnisnya, suatu kejahatan terorganisasi dapat dikategorikan : 1. Kejahatan dengan bisnis gelap Bekerja senjata api, di bidang-bidang bayaran, bisnis pencurian yang ilegal. Seperti, bermotor,

perdagangan/penggunaan pembunuh pemerasan, dan lain-lain

obat bius, main perempuan, perdagangan kendaraan

2. Kejahatan dengan bisinis setengah gelap Tindakan mafia yang digolongkan setengah gelap artinya, tindakan tersebut tidak terpuji bahkan bertentangan dengan hukum, tetapi oleh pemerintah dan masyarakat kegiatan tersebut dibiarkan saja. Misalnya terhadap tindakan backing judi/pelacuran, pendemo bayaran, dan lain-lain.

3. Kejahatan bisnis terang-terangan Banyak bisnis terang-terangan dan sebenarnya legal yang dijalankan oleh para mafia. Inilah model mafia tradisional, seperti, suapmenyuap, pembakaran pasar atau komplek pertokoan, penindasan, pengancaman, pemusnahan pesaing, atau intrik-intrik tidak sehat lainnya.

2.2 Sejarah Para Mafia Dan Sekelumit Riwayat Al Capone Adalah Alphonse Capone atau yang lebih populer dengan sebutan Al Capone, yang merupakan seorang gembong mafia yang legendaris, yang merupakan bos mafia paling terkenal sepanjang zaman di seluruh dunia. Dia

merupakan gembong sindikat organisasi gerakan bawah tanah yang bermarkas di Chicago, Amerika Serikat pada sekitar awal abad ke-20. Sebenarnya cerita tentang adanya bos-bos mafia yang mengendalikan sindikat organisasi bawah tanah sebelumnya sudah ada di Sisilia, Italy yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-18 dan sangat merajalela pada abad ke-19. Bahkan sebenarnya kejahatan banditisme sudah ada sejak zaman pertengahan. Jika dibandingkan jaringan mafia Sisilia yang sampai ke Amerika Serikat, jaringan mafia Asia Timur seperti Yakuza (Jepang) atau Triad (Cina dan Hong kong) tidak ada apa-apanya. Sejarah lahirnya mafia di Sisilia tidak terlepas dari situasi kemasyarakatan yang sangat feodal saat itu. Bahkan, istilah mafia itu sendiri muncul pertama kalinya dalam sebuah dokumen di Sisilia pada tahun 1658. Para mandor atau centeng ini yang kemudian berkembang lebih lanjut menjadi bos-bos mafia, yang selanjutnya menjadi sindikat organisasi bawah tanah di abad ke-18. Tapi kemudian feodalisme dihapuskan, dengan demikian sistem tuan-tuan tanah juga berakhir. Sehingga para mafia memihak para petani untuk memprotes adanya pajak yang tidak adil. Sehingga mereka dianggap pahlawan oleh para buruh tani karena mereka terlihat seperti orang baik dan kejahatan mereka yang tersembunyi rapi, bahkan sampai pada pertengahan abad ke-20 di Italy orang masih bertanyatanya apakah sebenarnya memang ada yang namanya organisasi bawah tanah atau mafia itu. Kemudian ketika Mussolini berkuasa di Italy menjelang tahun 1900 dengan rezimnya yang fascist, pada saat yang bersamaan mafia di Sisilia sudah sangat berkuasa. Pada saat kekalahan rezim fascist Mussolini di Italy, posisi para mafia berhati serigala, muncul ke permukaan sepertidewa penolong ala God father atau Robin Hood sangat terasa. Bahkan, para mafioso tersebut mendukung sepenuhnya pemberontakan kaum separatis di Sisilia untuk menjadi negara merdeka atau mungkin menjadi bagian dari negara Amerika Serikat.

Apa yang terjadi di Sisilia bahkan lebih kejam daripada counterparts-nya di Amerika Serikat. Di Sisilia para mafioso membunuh tanpa ampun siapa saja, termasuk hakim, jaksa, polisi, dan pejabat pemerintah lainnya yang dianggap menghalang-halangi pekerjaan para mafia. Bahkan, sejak dekade 1960-an, kerja sama semakin intens antara mafia yang disebut Cupola di Sisilia dan mafia asal Sisilia di Amerika Serikat yang disebut dengan Comission. Kerja sama mereka terutama di bidang bisnis narkotika, padahal sebelumnya haram bagi para mafia untuk masuk ke bisnis narkotika. Di mata para mafioso bisnis menyuap, mengancam, menculik, atau membunuh jauh lebih terhormat daripada bisnis di bidang narkotika. Di Sisilia para mafia menguasai bisnis secara total. Mengapa di Sisilia banyak gedung aneh tidak menentu, tanpa penghijauan dan tanpa tempat parkir yang efisien? Hal ini disebabkan bsinis pembangunan gedung dikuasai/dicukongi oleh para mafia di sana. Bahkan semenjak walikota Palermo ( di Sisilia ) yang terkenal korup yaitu Salvo Lima dan penggantinya yaitu Vito Ciancimono. Mereka menjual izin mendirikan gedung kepada para gembong mafia. Meskipun kemudian Salvo Lima ditembak secara mengenaskan oreh para mafioso setelah tidak dibutuhkan lagi. Itulah hukum dalam dunia mafia: tembak setelah tidak dibutuhkan lagi. Para mafia juga menguasai pasar daging, mendirikan dan menguasai hotel, menguasai bisnis transportasi, banking, telekomunikasi, energi, dan yang lainnya masih banyak, baik sebagai pelaku bisnis maupun sebagai calo. Seperti telah disebutkan bahwa dalam sejarah kemafiaan, tidak ada gembong mafia yang sepopuler Al Capone di Amerika Serikat yang bermarkas di kota Chicago. Bahkan, nama Al Capone sudah menjadi legenda dunia tentang mafia. Seperti biasanya, gembong-gembong mafia di Amerika Serikat adalah keturunan imigran Italy yang ada di Amerika Serikat, khususnya yang berasal dari kampung mafia Italy yang disebut dengan Sisilia. Melihat riwayat Al Capone, pada awalnya Al Capone henya merupakan mafia tingkat pesuruh dalam satu

kelompok mafia di kota New York. Kemudian sekitar tahun 1921, oleh gembong mafia di New York, Al Capone dikirim ke Chicago untuk bekerja dengan gembong mafia yang lainyaitu Johnny Torrio. Akan tetapi diluar dugaan Johnny Torrio pensiun, maka, sejak itulah Al Capone gembong maia ( mafioso ) yang paling dikenal. Antara mafia di Sisilia dan New York tetap terjalin hubungan bisnis. Dibidang perdagangan obat bius misalnya. Obat bius yang berada di New York berasal dari Sisilia karena obat bius tersebut disuling di Sisilia dengan bahan mentah dari negara lain. Karena mafia di New York juga berasal dari Italy, maka terkenalah apa yang disebut dengan pizza conection. Artinya para mafia sering memutihkan uang mereka dan merancanakan rancangan bisnisnya di restoranrestoran pizza. Para mafia di Amerika Serikat sama juga seperti mafia di Sisilia (Italy) mempunyai organisasi yang sangat rapi dan bekerja dibawah tanah. Mereka sangat berkuasa dan tentu saja sangat kejam. Bukan hanya menguasai bisnisbisnis di New York, tetapi mereka juga mengontrol politik nasional Ameria Serikat. Oleh aparat penegak hukum, mereka tercium dan sangat terasa ada, tetapi susah dibuktikan kesalahannya, sampai kemudian ke luar undang-undang di penghujung abad ke-20, yang memberikan kewenangan yang lenih luas kepada penegak hukum dalam hal ini FBI, dalam memberantas mefia. Undang-undang ini dikenal dengan nama Recketeer Influenced and Corrupt Organization (RICO). Di samping Italy dan Amerika Serikat, negara-negara lain juga ikut mensuplai bibit mafia dan juga bersatu dalam jaringan organisasi bawah tanah. Seperti Yakuza di Jepang, Triad di China. Kemudia mafia obat bius dari negara Kolumbia, atau bahkan negara Afrika. Bahkan, di Indonesia sendiri sekarang mulai tumbuh kejahatan yang terorganisasi. Misalnya mereka yang berdagang obat bius, ataupun vcd porno, mafia preman backing judi atau tempat pelacuran, memungut uang secar paksa dari pedagang/pemeras, sindikat pemalsu kartu kredit, penyelundupan senjata, sindikat pencurian sepeda motor, atau mereka yang berbisnis halal seperti biasa, tetapi dengan cara suap-menyuap terhadap aparat penegak hukum dan pemerintah. Bahkan ada juga diantara para organisasi mafia
10

di Indonesia yang tidak lagi di bawah tanah, tetapi organisasi yang berkedok organisasi keagamaan, organisasi politik dan sosial, atau mafia nonorganisasi masayarakat, tetapi mempunyai jaringan tersendiri. Karena cara kerja mereka yang cukup rapi dan kegiatan suap-menyuap yang cukup gencar, ditambah dengan masih banyak aparat hukum yang haus uang, maka para mafia dalam suatu organization crime semuanya tidak terjangkau oleh hukum kita. 2.3 Law Enforcement Terhadap Kejahatan Terorganisir Kejahatan terorganisir merupakan kejahatan yang cukup sulit diberantas. Oleh sebab itu, setiap waktu kita mendengar ada pembasmian terhadap organisasiorganisasi mafia atau organisasi penjahat lainnya. Akan tetapi, kenyataannya organisasi-organisasi tersebut tetap saja eksis. Ada beberapa hambatan dalam melakukan law enforcement (menegakkan hukum) terhadap kejahatan terorganisasi ini, yang paling prinsip adalah sebagai berikut: 1. Organisasi kejahatan tersebut cukup canggih sehingga tidak mudah terdeteksi. 2. Organisasi kejahatan tersebut cepat menyesuaikan diri mengikuti perkembangan tekhnologi penyidikan penegak hukum. 3. Oerganisasi kejahatan memegang penegak hukum dan pejabat pemerintah dengan jalan menyuap. 4. Organisasi kejahatan membunuh penegak hukum dan pejabat pemerintah yang tidak bisa disuap. 5. Penegak hukum dan pejabat pemerintah takut dengan ancaman pembunuhan oleh organisasi kejahatan.

11

6. Para anggota organisasi kejahatan menjalankan kewajibannya (perintah atasan) dengan disiplin yang tinggi karena taruhannya adalah nyawa. Dalam kenyataannya, keberhasilan dari suatu law enforcement (penegakan hukum) terhadap kejahatan terorganisir ini bergantung pada beberapa faktor sebagai berikut: 1. Adanya tekad dan semangat yang kuat dari penegak hukum dan pemerintah untuk membasmi mafia. 2. Integritas para penegak hukum dan pemerintah yang tinggi sehingga tidak gampang disuap oleh para mafia. 3. Adanya keberanian dari penegak hukum dan pemerintah sehingga tidak takut dari ancaman para mafia, termasuk ancaman pembunuhan. 4. Adanya undang-undang yang dapat benar-benar menunjang pembasmian para mafia. 5. Menggunakan seefektif mungkin para informan yang berasal dari anggota mafia yang membelot. 6. Keikutsertaan masyarakat untuk membasmi mafia, dengan tidak menyembunyikan data para mafia dan berani mengungkapkannya.

Para mafia memang tidak segan-segan utnuk membunuh atau menyiksa orang. Seperti para mafia di Italy, mereka sinis terhadap penegakan hukum disana yang terlalu berbelit-belit, mahal dan time consuming, sedangkan penegakan hukum cara mafia cukup to the point, singkat, praktis, dan hasilnya segera terlihat, yakni suap, ancam, dan bunuh, tanpa terlalu banyak basa-basi.

12

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kejahatan terorganisir adalah kejahatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang melawan hukum atau ilegal dengan jalan melakukan pemerasan. Tujuan dari kejahatan terorganisir ini adalah untuk mendapatkan keuntungan dengan menggunakan kekerasan atau paling tidak ancaman kekerasan. Kejahatan yang termasuk kedalam kejahatan terorganisir terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kejahatan yang pertama dilakukan oleh mafia preman dan non-preman. Adapun dari keabsahan bisnisnya kejahatan terorganisir dapat dikategorikan kedalam kejahatan dengan bisnis gelap, kejahatan dengan bisinis setengah gelap, dan kejahatan bisnis terang-terangan. Kemudian yang terkait dengan kejahatan terorganisir ini adalah mafia-mafia yang terkenal didunia contonya Yakuza (Jepang), Triad (Cina dan Hongkong), Al Capone (Mafia legendaris dari Chicago, Amerika Serikat), Beberapa keluarga mafia di Amerika Serikat (Chicago dan New York) asal Italy,
13

seperti Genovese, Gambino, Lucchese, Bonanno, dan Colombo, Beberapa organisasi mafia di Italy, seperti Cosa Nostra (di Palermo dan Sisilia), Camorra (di Napoli dan Campania), Ndrangheta (di Reggio dan Calabria), atau Sacra Corona Unita (di Tarante, Brindisi, dan Pouilles). Beberapa mafia diatas bermula berasal dari daerah Sisilia Italy yang sejarah awal lahirnya mafia di Sisilia tidak terlepas dari situasi kemasyarakatan yang sangat feodal saat itu. Bahkan, istilah mafia itu sendiri muncul pertama kalinya dalam sebuah dokumen di Sisilia pada tahun 1658. Para mandor atau centeng ini yang kemudian berkembang lebih lanjut menjadi bos-bos mafia, yang selanjutnya menjadi sindikat organisasi bawah tanah di abad ke-18. Tapi kemudian feodalisme dihapuskan, dengan demikian sistem tuan-tuan tanah juga berakhir. Sehingga para mafia memihak para petani untuk memprotes adanya pajak yang tidak adil. Dalam rangka memberantas kejahatan yang terorganisir secara umum harus terdapat keinginan keras dari para penegak hukum dan kerjasama seluruh elemen masyarakat sehingga kejahatan itu dapat diberantas. Dalam kenyataannya, keberhasilan dari suatu penegakan hukum terhadap kejahatan terorganisir ini bergantung pada beberapa faktor sebagai berikut: 1. Adanya tekad dan semangat yang kuat dari penegak hukum

dan pemerintah untuk membasmi mafia. 2. Integritas para penegak hukum dan pemerintah yang tinggi sehingga tidak gampang disuap oleh para mafia. 3. Adanya keberanian dari penegak hukum dan pemerintah sehingga tidak takut dari ancaman para mafia, termasuk ancaman pembunuhan.

14

4. Adanya undang-undang yang dapat benar-benar menunjang pembasmian para mafia. 5. Menggunakan seefektif mungkin para informan yang berasal dari anggota mafia yang membelot. 6. Keikutsertaan masyarakat untuk membasmi mafia, dengan tidak menyembunyikan data para mafia dan berani mengungkapkannya.

DAFTAR PUSTAKA Fuady, Munir. (2004). Bisnis Kotor Anatomi Kejahatan Kerah Putih. Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti. 2004. http://djicom.wordpress.com/2010/01/10/kejahatan-terorganisir/ tanggal 26 September 2012 diakses pada

http://disinibos.blogspot.com/2012/06/mafia-mafia-di-seluruh-dunia.html diakses pada tanggal 26 September 2012

15

You might also like