You are on page 1of 3

MISTERI DIBALIK PESONA GUNUNG TIDAR

anyak orang berpendapat bahwa Gunung Tidar merupakan pakune Tanah Jawa. Artinya, bahwa Gunung Tidar yang menahan Tanah Jawa agar tidak berat sebelah dan tidak bergeser dari tempatnya. Apakah cerita ini benar adanya? Atau hanya sekedar mitos belaka?

Gunung Tidar merupakan sebuah bukit yang berada ditengah Kota Magelang. Bukit ini cukup besar dan banyak ditumbuhi dengan pohon pinus.Beragam cerita yang berkembang mengenai Gunung Tidar. Tetapi, semuanya belum bisa membuktikan Gunung Tidar seperti apa sebenarnya. Hal ini bisa dimaklumi mengingat istilah kata Tidar sendiri merupakan akronim dari bahasa jawa yaitu ojo nganti kawedar yang artinya tidak boleh diekspos kemana-mana. Sehingga, sangat sulit bagi kita untuk mengetahui apa itu Gunung Tidar sebenarnya. Menurut cerita ilmiah yang pernah saya baca karya Soetomo yang merupakan seorang pemerhati budaya jawa, dikatakan bahwa orang Jawa senang membuat replika (tiruan). Yang ditiru khususnya yang berhubungan dengan keadaan di India, mengingat bahwa pada masa klasik atau pada masa kerajaan-kerajaan di Indonesia berkuasa, dipengaruhi oleh budaya Hindhu-Budha yang berasal dari India. Sebagai contoh adalah Sungai Progo yang berada di dekat Candi Borobudur, yang ternyata merupakan replika dari Sungai Prayaga yang ada di India. Selain itu, dalam cerita Ramayana ada sebuah kota yang bernama Ayodyapala. Sedangkan di Tanah Jawa di dekat Sungai Progo, ada kota yang bernama Ayodyakarta. Jadi Ayodyakarta merupakan replika atau tiruan dari Kota Ayodyapala yang ada di cerita Ramayana.

Dari dasar tentang replika itulah dikatakan bahwa Gunung Tidar itu sebenarnya bukan pakune Tanah Jawa, melainkan dulu akan dibangun Candi Borobudur yang kedua yang merupakan replika Gunung Sumbing. Sedangkan Candi Borobudur yang kita ketahui saat ini merupakan replika atau perwujudan dari Gunung Sindara. Jelasnya, zaman dulu Dinasti Syailendra pada zaman pemerintahan Raja Smaratungga ingin membuat tiruan Gunung Sindara-Sumbing di wilayah Kedu atau di wilayah Kerajaan Syailendrawangsa. Rancangan tersebut kemudian diserahkan kepada Gunadarma, yang juga merupakan arsitek Candi Borobudur. Mengapa Borobudur nomor dua yang telah dirancang tidak jadi dibangun? Hal ini disebabkan karena di dalam keluarga Syailendra terjadi konflik antara Raja Smaratungga dengan saudaranya yang bernama Balaputradewa. Balaputradewa tidak setuju bila Raja Smaratungga bebesanan dengan keluarga Sanjaya yang beragama Hindhu, atau pernikahan putri Raja Smaratungga yang bernama Pramudyawardani dengan Rakai Pikatan yang berasal dari keluarga Sanjaya. Balaputradewa tidak terima dengan keputusan Raja Smaratungga yang tetap menikahkan putrinya dengan Rakai Pikatan. Sehingga terjadi perang antar saudara. Balaputradewa kalah dan melarikan diri menuju Sriwijaya di daerah Palembang. Dan akibat dari peperangan tersebut, Gunadarma tidak bisa menyelesaikan membangun Candi Borobudur yang nomor dua. Lebih-lebih dengan keadaan Kerajaan Syailendra yang semakin menurun yang diganti dengan Kerajaan Sanjaya. Saat Raja Smaratungga mangkat, Kerajaan Syailendra di Jawa mengalami kemunduran. Untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan, maka bangunan tersebut akhirnya ditutup kembali dengan tanah. Gunung Tidar bila dilihat dari kejauhan, sangat mirip dengan Candi Borobudur. Seperti telah disusun dengan rapi dan sangat indah untuk dilihat. Perlu diketahui bahwa di Gunung Tidar tidak ditemukan sumber mata air seperti gunung yang lain. Tetapi, disini pernah ditemukan batu-batu yang saling berpasangan. Namun, belum ada penelitian yang lebih lanjut untuk kasus arkeologi tersebut. Mungkin anggapan tentang Gunung Tidar sebagai pakune Tanah Jawa benar adanya, selain karena dilihat dari kejauhan seperti kepala paku payung, juga karena dulu pada saat akan membangun candi sebagai replika Gunung Sindara-Sumbing pastinya para leluhur zaman dulu telah memasang sesaji dan memberikan mantra agar apabila candi

tersebut berhasil dibangun bisa berdiri dengan kokoh. Sehingga, walaupun bangunan yang semula akan dijadikan sebagai candi itu sudah ditutup dengan tanah, tetapi kesaktian dan kekuatan yang telah tertanam, bisa menjadikan sarana kekuatan untuk menahan atau menjaga Tanah Jawa agar tetap tegak dan tidak goyah maupun bergeser. Peranan Gunung Tidar sangatlah besar untuk masyarakat Magelang. Ditempat ini banyak ditumbuhi pohon-pohon yang rimbun, sehingga tempat ini dijadikan paru-paru kota oleh Pemkot Magelang. Selain itu, juga sebagai sarana latihan untuk para taruna karena disebelah barat Gunung Tidar terdapat pusat pelatihan para taruna (AKMIL).Gunung Tidar juga dijadikan sebagai background pemandangan di Borobudur International-Golf yang berada tepat dibawahnya. Tak hanya itu, Gunung Tidar juga digunakan untuk wisata religi. Karena, ditempat ini terdapat makam Syech Subakir, petilasan Kyai Semar, dan makam Tombak Kyai Sepanjang. Tiap malam-malam tertentu, banyak orang yang datang untuk berziarah. Memang sulit untuk mengetahui yang sebenarnya mengenai Gunung Tidar. Meyakini apakah benar semua itu sebuah peninggalan arkeologi atau hanya sebuah mitos? Diperlukan banyak pemikiran dan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan semuanya.

You might also like