Professional Documents
Culture Documents
Sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap cakap, membaca, menulis, menalar, atau dalam bidang Matematika. Ini disebabkan adanya disfungsi sistem syaraf pusat.
Kesimpulan
Anak berkesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas tugas akademik, baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis, proses psikologis dasar maupun sebab sebab lain sehingga prestasi belajar yang dicapai berada dibawah potensi sebenarnya
1. Intelektual. 2. Kondisi fisik dan kesehatan (termasuk kondisi kelainan). 3. Faktor sosial.
1. Kesulitan Belajar Berdasarkan Penyebab Intelektual. Penyebab yang berhubungan dengan kecerdasan, akal, pikiran, pemikiran dan kesadaran berdasarkan ilmu pengetahuan terutama yg menyangkut pemikiran dan pemahaman.
2. Kesulitan Belajar Berdasarkan Penyebab Kondisi fisik dan kesehatan (termasuk kondisi kelainan).
Penyebab yang berhubungan dengan fungsi organ tubuh yang normal atau mengalami gangguan, dan kondisi kejiwaan serta mental yang erat kaitannya dengan emosi anak.
Penyebab yang berhubungan dengan sikap dan keadan keluarga serta masyarakat sekeliling yang kurang mendukung anak tersebut untuk belajar dengan sepenuh hati.
Klasifikasi anak berkesulitan belajar 1. Kesulitan belajar perkembangan 2. Kesulitan belajar akademik
ASPEK BAHASA
ASPEK MOTORIK ASPEK SOSIAL DAN EMOSI
Dispraksia merupakan gangguan pada ketrampilan motorik,seperti sering menjatuhkan benda yang di pegang, sering memecahkan gelas kalau minum.
Disleksia merupakan kesulitan dalam membaca baik membaca permulaan maupun pemahaman.
DEFINISI
Bahasa Greek Dys kesulitan Lexis bahasa dyslexia kesulitan berbahasa Kesulitan belajar spesifik berupa kesulitan membaca, mengeja, menulis yang TIDAK SEBANDING dengan tingkat intelegensinya
Penyandang disleksia menunjukkan aktivitas yang lebih rendah di daerah posterio-temporal / inferior parietal.
Individu normal dengan phonological task terjadi peningkatan aktivitas di daerah posterio-temporal, supramarginal dan gyrus angular, jika dibandingkan dengan individu normal yang melakukan orthographic task
Aspek berhitung
1. Salah dan sulit dalam mengeja 2. Sulit dalam menyusun huruf (biru jadi ribu)
Aspek menulis
3. Makan berantakan, tidak terampil mengancing baju, menyimpul tali, pegang pensil, duduk bertumpu tangan, selonjoran. 4. Konsentrasi dan ketrampilan mendengar terganggu.
5. Gangguan keseimbangan, ketrampilan motorik halus. 6. Konsentrasi dan ketrampilan mendengar terganggu. 7. Gangguan short-term memory dan pengorganisasian.
Aspek Berhitung
1. Membaca angka 2. Membaca angka dari kanan 3. Menyalin angka
*Memahami nilai satuan, puluhan, ratusan, dst *Memahami atau mengenali tanda , sebagai desimal
15 46 ----- + 511
Dysphasia merupakan kesulitan berbahasa dimana anak sering melakukan kesalahan dalam berkomunikasi baik menggunakan tulis maupun lisan.
Body awarness merupakan anak tidak memiliki kersadaran tubuh, misalnya sering menabrak bila berjalan.
Model Layanan
Penciptaan norma yang membuat semua anak memberikan urunan bagi kemajuan kelompok Penciptaan norma yang membuat semua anak dapat bersaing secara sehat dalam pembelajaran di kelas.
Pembelajaran Individualistik
Memberikan bantuan bimbingan fleksibel pada anak dan orang tua Guru mampu menjabarkan kurikulum umum menjadi kegiatan pembelajaran khusus yang disesuaikan dengan belajar secara individual.
Oleh karena itu, model pembelajaran yang baik adalah desain belajar yang didalamnya menggabungkan :
stimulus humor, permainan (game), bermain peran (role playing) demonstrasi (social skill).
tulisan
Keterampilan Mengeja
Mengenal abjad suku kata Mengenal kata Mengucapkan kata yang diketahui Mengenal perbedaan konfigurasi kata Membedakan bunyi pada kata Mengasosiasikan bunyi dengan huruf Mengeja kata Menuliskan kata dengan ejaan yang benar
PPI
Program pendidikan individual adalah suatu bentuk pelayanan PLB bagi anak berkesulitan belajar. Program tersebut biasanya dikembangkan oleh seorang guru PLB bagi anak berkesulitan belajar yang pelaksanaannya harus dievaluasi dulu oleh TP3I (Tim Penilai Program Pendidikan Individual). Suatu TP3I umumnya terdiri dari guru khusus bagi nak berkesulitan belajar, guru reguler (guru kelas atau guru bidang studi), kepala sekolah, orangtua, ahli yang berkaitan dengan anak (dokter dan psikolog).
Ada lima langkah utama dalam merancang suatu PPI, yaitu : (1) membentuk Tim PPI atau TP3I (2) menilai kekuatan, kelemahan, dan minat anak (3) mengembangkan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek (4) merancang metode dan prosedur pencapaian tujuan (5) menentukan metode evaluasi untuk menentukan kemajuan anak.
Terima Kasih