You are on page 1of 3

KUNJUNGAN MUHIBAH KE GUNUNG KIDUNG Andrian.

Kunjungan ini bisa disebut kunjungan marathon, bagaimana tidak. Dalam satu hari kami harus mengunjungi 3 Forum Anak, satu sanggar, dan 2 tempat wisata. Sementara jarak satu tempat ketempat lain cukup jauh. Beruntung kami bisa memenuhi semua ini.

Pemberangkatan Perjalanan dimulai dari kantor Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang terletak di Jakarta Pusat hari kamis tanggal 15 November 2012 pada pukul 6.30 WIB, ya sedikit ngaret dari jadwal yang telah ditentukan, hal ini dikarena domisili para pengurus Sekretariat FAN cukup berjauhan dan tidak sedikit yang berada diluar kota.

Perjalanan Kita semua tahu jarak Jakarta-Yogya cukup jauh dan kali ini kami mengambil jalan melalui lintas selatan yang berarti jarak tempuh akan lebih jauh. Jika jalan lancar akan memakan waktu sekitar 18 jam. Waktu inilah yang kami pergunakan didalam bus untuk mengakrabkan diri satu sama lain. Ada perkenalan, diskusi, hingga tebak-tebakan. Hal ini cukup memeriahkan suasana dan menghapus kebosanan perjalanan yang cukup lama. Sekitar pukul 02.30 kami sampai di Gunung Kidul. Seluruh rombongan langsung beristirahat, karena pagi kami akan langsung memulai kunjungan.

Forum Anak Kabupaten Gunung Kidul Pertemuan dilakukan di kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana. Acara dimulai dengan perkenalan, ramah tamah, diskusi dan pemberian cindera mata. Disini acara terkesan lebih formal karena yang hadir banyak dari orang dewasa, bahkan ada polwan dan wartawan. Lalu kami melihat secretariat dari FAGK (Forum Anak Gunung Kidul). Tempatnya sangat kecil namun rapih dan tersusun dengan baik, meski berdindingkan triplek namun aura semangat berkarya begitu terasa dari segala hal yang ada ditempat ini.

Forum Anak Desa Kemadang Tidak jauh beda dengan pertemuan di FAGK, pertemuan di ForAnDaKa (Forum Anak Desa Kemadang) juga berjalan sedikit formal. Hanya saja disini kami disambut dengan tarian anak-anak kecil yang lucu namun lugas dalam menari. Acara pembukaan juga dimulai dengan tarian, namun kali ini yang menari adalah para pengurus ForAnDaKa, mekis mereka orang Jawa, namun mereka mencoba menarikan tarian yang berasal dari tanah sunda. Hal ini cukup menarik.

Sanggar Garaluku Bagi kami mungkin inilah tempat yang paling memberi kesan mendalam dalam kunjungan ini, bagaimana tidak, awal kami datang kami telah diajak untuk bersenam ria dan hebatnya instrukturnya adalah anak-anak kecil yang mungkin masih duduk disekolah dasar. Sanggar ini sungguh tertata rapi dan begitu terasa bersahabat dengan anak, ditambah lagi letaknya yang begitu menyatu dengan alam. Disetiap sudut tempat penuh dengan hasil kreatifitas, mulai dari gambar sampai topeng. Anak-anak disini begitu lugas, mudah akrab dengan kami. Oh ya, beberapa dari kami sempat bertanya tentang arti dari Garaluku, dan tementemen sanggar bilang bahwa Garaluku adalah alat yang digunakan petani untuk membajak sawah dijaman dulu yang ditarik oleh kerbau atau sapi. Pemberian nama yang tepat, karena garaluku yang asli digunakan untuk membajakan sawah agar tanahnya gembur untuk ditanami padi, tapi sanggar Garaluku adalah pembajak Desa Kemadang agar gembur sehingga anak-anak disini dapat tumbuh dengan baik dan menjadi generasi yang unggul. Saya mengamini hal ini.

Pantai Kukup Seperti pantai kebanyakan, pantai kukup ramai dengan para pedagang. Mulai dari pedagang makanan hingga kerajinan tangan. Pantai kukup menyajikan pemandangan yang cukup indah, dibibir pantai terbentang padang rumput laut lengkap dengan ikan-ikan kecil aneka warna, seperti aquarium terbuka. Ombak disini juga besar.

Forum Anak DIY Di sini kami tidak terlalu lama, karena waktu telah malam. Acara hanya ramah tamah dan temu kangen dengan para pengurus Forum. Ada hal menarik disini, ketika kami sedang asyik berdiskusi Pak Usman Basuni memberitahukan bahwa karena kunjungan kami ke FAGK, mereka mendapatkan ruangan baru yang lebih layak untuk secretariat dari kepala dinas. Hal ini tentu saja sangat menggembirakan bagi kami semua.

Malioboro Tidak sah kalau ke Yogya tanpa kemalioboro. Ya begitulah menurut kami. Kunjungan ini diakhiri dengan berjalan-jalan dimalioboro dengan teman-teman pengurus Forum Anak DIY sebagai penunjuk jalan dan pendamping.

Pulang Saatnya pulang, selamat tinggal Jogya dan sampai ketemu lagi.

You might also like