You are on page 1of 15

MAKALAH AMDAL ISU ISU LINGKUNGAN

Oleh : Kelompok I
David saputra Desma melia andira Hesty dewilson Nursani Rahmi yuniarti Werlin kasmia Yulion syaputra Tingakat : 21

DOSEN PEMBIMBING : dr.Elisabeth Sukyanti,MS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2012

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kerhadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah AMDAL ini. Serta ucapan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini merupakan hasil kerja sama seluruh anggota kelompok, dimana semuanya telah berusaha sebisa mungkin untuk mencapai hasil yang memuaskan. makalah ini ditulis sebagai salah satu sumber bagi kita untuk mengetahui dan mempelajari lebih dalam tentang isu isu lingkungan. Terlepas dari keyakinan yang kuat yang penulis miliki, sebagai mahkluk yang lemah penulis tetap menanti kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas makalah ini. Dan semoga segala yang dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan kita, khususnya dibidang isu isu lingkungan .

Padang, 8 maret 2012

Kelompok I

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008.menipisnya lapisan ozon.http://iqbalali.com/2008/03/24/menipisnya-lapisan-ozon

Anonim.2011.tingkat pencemaran laut.http://alamendah.wordpress.com/2011/02/27/tingkatpencemaran-laut-indonesia Anonim.2011.isu lingkungan. http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-lingkungan Anonim.2011.penindakan penjahat lingkunganhttp://hukum.kompasiana.com/2011/02/07 /menindak-penjahat-lingkungan-cikantor-pesawaran-lampung/
Anonim.2011.keaneka ragaman hayati.http://green.kompasiana.com/iklim/2011/05/12/serangan-

ulat-bulu-indikasi-rusaknya-keanekaragaman-hayati-dan-ekosistem/ Anonim. Kerusakan lingkungan.2008. http://afand.abatasa.com/post/detail/2405/linkunganhidup-kerusakan-lingkungan-pengertian-kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Isu lingkungan mulai muncul dalam berberapa dekade belakangan ini. Kesadaran manusia akan lingkungannya yang telah rusak membuat isu lingkungan ini mencuat. Isu yang paling penting dalam lingkungan adalah mengenai pemanasan global. Pemanasan global disebabkan oleh efek rumah kaca yaitu bertambahnya jumlah gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang seharusnya dilepas ke luar atmosfir bumi dipantulkan kembali ke permukaan dan menyebabkan temperatur permukaan bumi menjadi lebih panas. Kesadaran akan lingkungan dan pemanasan global ini membuat sebagian golongan membuat organisasi pemerhati lingkungan. Di Indonesia, kita mengenal WALHI dan untuk skala internasional kita juga mengenal Greenpeace. Organisasi-organisasi tersebut merupakan wadah dimana orang-orang dapat menumbuhkan kesadaran akan kondisi lingkungannya saat ini. Organisasi semacam ini juga sering menjadi yang terdepan dalam memperjuangkan keselamatan lingkungan. Indonesia tercatat dalam buku rekor dunia Guinness edisi 2008 sebagai negara yang hutannya paling cepat mengalami kerusakan (deforestasi). Perkiraan Greenpeace, 76%-80% deforestasi ini dipercepat oleh tingginya angka pembakaran liar, penebangan legal, dan kebakaran hutan. Dalam data yang dimiliki Greenpeace disebutkan dari 44 negara yang secara kolektif memiliki 90% hutan dunia, negara yang meraih tingkat laju deforestasi tahunan tercepat di dunia adalah Indonesia. Sungguh tragis memang keadaan Indonesia saat ini. Negara kita di mata internasional dianggap sebagai salah satu negara yang menyumbang kerusakan alam global terbesar. Parahnya, Pemerintah rela mengorbankan lingkungan demi mengejar pendapatan negara semata. Keadaan ini tidak boleh dibiarkan terus menerus. 1.2 Tujuan Untuk mengatasi masalah isu lingkungan dan agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah isu lingkungan Isu lingkungan mulai muncul dalam berberapa dekade belakangan ini. Masalah lingkungan mulai
ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya Konferensi PBB tentang Lingkungan Hiudp di Scochlom, Swedia, pada tanggal 15 Juni 1972. Di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung pada tanggal 15 18 Mei 1972.

Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala kebutuhan hdup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat terjadinya pencemaran lingkungan.

Kesadaran manusia akan lingkungannya yang telah rusak membuat isu lingkungan ini mencuat. Isu yang paling penting dalam lingkungan adalah mengenai pemanasan global. Pemanasan global disebabkan oleh efek rumah kaca yaitu bertambahnya jumlah gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang seharusnya dilepas ke luar atmosfir bumi dipantulkan kembali ke permukaan dan menyebabkan temperatur permukaan bumi menjadi lebih panas. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca adalah polusi udara yang ditimbulkan oleh asap pabrik maupun kendaraan bermotor. Lalu, membuang limbah ke tempat penimbunan sampah yang menghasilkan metana. Metana juga dihasilkan dari limbah binatang yang dipelihara untuk menyuplai kebutuhan susu dan daging (seperti sapi) dan juga dari pertambangan Batubara (iatpi.org). Kesadaran akan lingkungan dan pemanasan global ini membuat sebagian golongan membuat organisasi pemerhati lingkungan. Di Indonesia, kita mengenal WALHI dan untuk skala internasional kita juga mengenal Greenpeace. Organisasi-organisasi tersebut merupakan wadah dimana orang-orang dapat menumbuhkan kesadaran akan kondisi lingkungannya saat ini. Organisasi semacam ini juga sering menjadi yang terdepan dalam memperjuangkan keselamatan lingkungan. Misalnya, para aktivis WALHI sangat menolak akan pendirian sebuah PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di daerah Muria, Jawa Tengah. Keberadaan PLTN ini nantinya dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap kelangsungan linkungan sekitar. Indonesia tercatat dalam buku rekor dunia Guinness edisi 2008 sebagai negara yang hutannya paling cepat mengalami kerusakan (deforestasi). Perkiraan Greenpeace, 76%-80% deforestasi ini dipercepat oleh tingginya angka pembalakan liar, penebangan legal, dan kebakaran hutan. Dalam data yang dimiliki Greenpeace disebutkan dari 44 negara yang secara kolektif memiliki 90% hutan dunia, negara yang meraih tingkat laju deforestasi tahunan tercepat di dunia adalah Indonesia. Dengan 1,8 juta hektare hutan hancur per tahun antara tahun 2000 hingga 2005 sebuah tingkat kehancuran hutan sebesar 2% setiap tahunnya atau setara 51 kilometer persegi per

hari. Total hutan Indonesia mencapai 120,35 juta hektare dari wilayah seluas 1.919.440 kilometer persegi. Namun saat ini, Indonesia juga menjadi negara penghasil kayu utama dunia dalam bentuk kayu lapis, kayu gergajian, kayu pertukangan, furnitur, hingga ke produk bubur kertas. Tujuan ekspor utama yaitu Malaysia, Singapura, China, Jepang, Korea Selatan, negara Eropa, dan Amerika Sungguh tragis memang keadaan Indonesia saat ini. Negara kita di mata internasional dianggap sebagai salah satu negara yang menyumbang kerusakan alam global terbesar. Parahnya, Pemerintah rela mengorbankan lingkungan demi mengejar pendapatan negara semata. Keadaan ini tidak boleh dibiarkan terus menerus. Pemerintah diharapkan dapat lebih bijak dalam menggunakan sumber daya alam, khususnya yang berpengaruh dengan lingkungan global, seperti hutan lindung. Masalah-masalah seperti pembalakan liar harus disikapi dengan tegas. Pengkonsolidasian regulasi-regulasi yang mengatur tentang penebangan hutan liar dan kerjasama antara pihak-pihak yang berkepentingan adalah cara-cara yang dapat diterapkan dalam rangka penyelamatan hutan di Indonesia dan lingkungan global.Dalam ruang lingkup multilateral, pengangkatan tema mengenai pemansan global atau global warming telah berlangsung lama. Daiantaranya adalah dengan adanya Protokol Kyoto. Protokol Kyoto adalah sebuah persetujuan sah di mana negara-negara perindustrian akan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka secara kolektif sebesar 5,2% dibandingkan dengan tahun 1990 (namun yang perlu diperhatikan adalah, jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah emisi pada tahun 2010 tanpa Protokol, target ini berarti pengurangan sebesar 29%). Tujuannya adalah untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca karbondioksida metan, nitrous oxide, sulfurheksafluorida, HFC, dan PFC yang dihitung sebagai rata-rata selama masa lima tahun antara 2008-12. Target nasional berkisar dari pengurangan 8% untuk Uni Eropa, 7% untuk AS, 6% untuk Jepang, 0% untuk Rusia, dan penambahan yang diizinkan sebesar 8% untuk Australia dan 10% untuk Islandia (unfccc.int). Selain Protokol Kyoto, baru saja dilangsungkan konferensi tentang perubahan iklim yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Indonesia. Mulai banyaknya negara-negara yang mulai memikirkan tentang keadaan lingkungan global diharapkan kan berdampak positif terhadap upaya pelestarian lingkungan global dari pemanasan global yang mengancam keberlangsungan seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi. Namun, saat ini masih terdapat kendala-kendala seperti masih belum sejalannya sikap yang diambil antara negara-negara maju dengan negaranegara berkembang. Negara maju ingin negara berkembang dapat mandiri dalam menyikapi masalah ini dan negara berkembang ingin agar negara maju lebih serius akan menyikapi dan menyelesaikan masalah lingkungan ini.

2.2 Beberapa macam isu lingkungan A. Pemanasan Global


Atmosfer bumi tidak pernah bebas dari perubahan. Komposisi, suhu dan kemampuan membersihkan diri selalu bervariasi sejak planet bumi ini terbentuk. Makin meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kegiatan manusia terutama dalam bidang transportasi, maka pakarpakar atmosfer dunia memprediksi akan terjadi kenaikan suhu diseluruh permukaan bumi yang dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global terjadi sangat cepat yang disebabkan peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca.

Menurut perkiraan selama era pra-industri efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata sekitar 10 50 C. Perkembangan ekonomi dunia memperkirakan konsumsi global bahan bakar fosil akan terus meningkat. Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida antara 0,3 2% pertahun dan bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5 4,5 0C sekitar tahun 2030. Perubahan (kenaikan) suhu yang cepat akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang cepat. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Lebih jauh lagi, pemanansan global dapat menyebabkan lepasnya karbon yang tersimpan di tanah dalam bentuk bahan-bahan organik yang kemudian teruraikan menjadi CO2 dan CH4 oleh kegiatan mikroba tanah. Iklim yang bertambah panas akan meningkatkan aktivitas mikroba yang pada akhirnya akan meningkatkan pemanasan global. Pemanasan global menyebabkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut, yang dapat mengancam pemukiman pinggir pantai, erosi di wilayah pesisir, kerusakan hutan bakau dan terumbu karang, perubahan lokasi sedimentasi, berkurangnya intensitas cahaya di dasar laut serta naiknya tinggi gelombang. Jadi perubahan iklim akibat pemanasan global bukan saja berdampak negatif terhadap ekosistem, melainkan juga langsung mempengaruhi sosial-ekonomi dan kesehatan masyarakat.

B. Hujan Asam Pandangan bahwa pencemaran udara semata-mata merupakan masalah urban kini mulai berubah, hal ini terjadi setelah adanya fakta turunnya hujan asam dan pencemaran udara regional atau lintas batas lainnya.

Atmosfer dapat mengangkut berbagai zat pencemar ratusan kilometer jauhnya sebelum menjatuhkannya ke permukaan bumi. Atmosfer bertindak sebagai reaktor kimia yang komopleks merubah zat pencemar setelah berinteraksi dengan substansi lain, uap airndan energi matahari. Pada kondisi tertentu sulfur oksida (SOx) dan nitrogen oksida (NOx) hasil pembakaran bahan bakar fosil akan bereaksi dengan molekul-molekul uap air di atmosfer menjadi asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) yang selanjutnya turun ke permukaan bumi bersama air hujan yang dikenal dengan hujan asam. Dampak negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam, juga terjadinya kerusakan lingkungan terutama pengasamana (acidification) danau dan sungai.ribuan danau airnya telah bersifat asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik, dikenal dengan danau mati. Selain itu, hujan asam juga mengancam komoditi pertanian serta menimbulkan kerusakan hutan. C. Menipisnya Lapisan Ozon Lebih dari setengah abad lamanya dirasakan adanya kerusakan lapisan ozon sehingga terjadi penipisan lapisan tersebut di stratosfer. Hal ini teramati pada setiap musim semi di wilayah selatan bumi, suatu lubang terbuka pada lapisan di bagaian atas ozon. Pada ketinggian 15-20 km diatas Antartika, 95% lapisan ozon telah lenyap. Lubang ini bertambah besar sejak tahun 1979. Lapisan ozon ini juga telah dibuktikan oleh data satelit cuaca Nimbus 7 milik badan ruang angkasa Amerika Serikat (NASA) dan terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa penipisan lapisan ozon telah terjadi di seluruh dunia.

Rusaknya lapisan ozon berpengaruh pada intensitas sinar ultraviolet matahari yang berbahaya bagi mahluk hidup di bumi. Radiasi ultraviolet menyebabkan kanker kulit, katarak mata, menekan efisiensi sistem kekebalan tubuh, sehingga memudahkan kanker menyebar luas, menurunkan kualitas komoditi pertanian (seperti : tomat, kentang, kubis, kedelai) dan kehutanan. Radiasi ultraviolet tersebut juga dapat menimbulkan kerusakan sampai 20 m dibawah permukaan air yang jernih, terutama berbahaya bagi plankton, benih ikan, udang dan kepiting serta tumbuhan yang memegang peranan penting dalam rantai makanan di laut.

D.Perubahan Cuaca Masalah nyata yang dihadapi Indonesia, serta Sumatera Barat pada umumnya terlihat dari cuaca dan suhu. Kadang panasnya waw! Kadang pula hujannya waw! Ketika cuaca panas keringat bercucuran dan lelah lebih cepat menyergap, membuat rasa kantuk menyerang. Selain itu dampak yang nyata terhadap lingkungan adalah kekurangan air. Tapi cuaca seperti itu dengan cepat berubah menjadi hujan lebat yang tiada henti dalam beberapa hari. Tentu saja ini sangat mengganggu. Setiap orang menjadi malas, pekerjaan terhambat dan muudah sekali terserang penyakit. Tapi dampak yang lebih hebat lagi adalah banjir. Dampak dari hujan yang menimbulkan air yang tergenang dalam jumlah besar yang tentunya ini sangat merugikan. Dan kita tampaknya harus memilih panas yang terik dengan kekurangan air atau hujan lebat dengan air melimpah ruah yang siap menerjang? Pilihan yang sulit. Sebenarnya ujung permasalahan ini adanya dari kita sendiri. Kita yang membuat dan juga harus kita yang menyelesaikannya. E. Banjir Banjir merupakan bencana alam yang disebabkan oleh ulah manusia. Seperti yang baru-baru ini terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan. Penyebab utamanya adalah kurangnya tanah serapan di kabupaten tersebut karena maraknya illegal logging. Berbeda dengan banjir di Kota Padang yang alasan utamanya adalah tersembutnya aliran air karena banyaknya sampah yang tergenang. Ya. Kurangnya kepedulian terhadap membuang sampah. Perlu adanya kesadaran dari diri sendiri untuk mengubahya.

2.3 Isu- Isu Global

1. WAWASAN GLOBAL Pentingnya (urgensi) wawasan perspektif global dalam pengelolaan pendidikan ialah sebagai langkah upaya dalam peningkatan mutu pendidikan nasional. Hal ini dikarenakan dengan wawasan perspektif global kita dapat menghindarkan diri dari cara berpikir sempit dan terkotak-kotak oleh batas subyektif sehingga pemikiran kita lebih berkembang. Kita dapat melihat sistem pendidikan di negara lain yang telah maju dan berkembang. Dapat membandingkannya dengan pendidikan di negara kita, mana yang dapat diterapkan dan mana yang sekerdar untuk diketahui saja. Kita bisa mencontoh sistem pendidikan yang baik

di negara lain selama hal itu tidak bertentangan dengan jati diri bangsa Indonesia. Selanjutnya dalam penerapan pengelolaan pendidikan dengan wawasan ber-prespektif global, lebih ditekankan pada pendidikan yang berwawasan global. Pendidikan yang berwawasan global ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu dalam perspektif reformasi dan perspektif kuliner. 2.KEPENTINGAN GLOBAL a. DAMPAK TIMBULNYA IMPERALISME MODERN (INFORMASI BUDAYA) Berdasarkan waktu munculnya imperialisme dibagi menjadi 2 yaitu: imperialisme kuno, dan imperialisme modern. Adapun perbedaan dari Imperialisme kuno dan imperialisme modern adalah sebagai berikut: a.Terjadinya Imperialisme Kuno terjadi sebelum revolusi industry .Imperialisme Modern terjadi setelah revolusi industry b.Segi Kepentingan Imperialisme Kuno, adanya dorongan untuk kepentingan mencari tanah jajahan karena keinginan mencapai kejayaan (glory),memiliki kekayaan (gold), menyebarkan agama (gospel). Masyarakat dunia dan Indonesia sama-sama mendapatkan dampak positif dan negativenya Dampak Positive

-Terjadi peningkatan SDM dalam bidang teknologi. - Memiliki keterampilan yang lebih beragam karena bekerja sama dengan orang luar. - Banyak maslah Indonesia yang dibantu dengan adanya kerjasama dibidang modal asing. Dampak Negative

- Pengangguran bertambah, karena lahan kerja mereka sudah digantikan dengan mesin. - Dengan mudah bangsa lain, mengambil hasil bumi karena modal sudah ditanamkan. - Negara kita menjadi objek sasaran pemasaran hasil produksi, sehingga menjadi masyarakat/bangsa yang konsumtif. 3. MASALAH MASALAH GLOBAL a MASALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan

lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun. Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak. A. Macam-macam Pencemaran Lingkungan a. Pencemaran Udara Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok. 1. CO2 Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO2 di udara. Karbon dioksida itu berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil batu bara, minyak bumi), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO2 di udara tidak segera diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan di seluruh dunia yang ditebang. Sebagaimana diuraikan diatas, hal demikian dapat mengakibatkan efek rumah kaca. 2. CO Di lingkungan rumah dapat pula terjadi pencemaran. Misalnya, menghidupkan mesin mobil di dalam garasi tertutup. Jika proses pembakaran di mesin tidak sempurna, maka proses pembakaran itu menghasilkan gas CO (karbon monoksida) yang keluar memenuhi ruangan. Hal ini dapat membahayakan orang yang ada di garasi tersebut. Selain itu, menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot akan masuk ke dalam mobil, sehingga dapat menyebabkan kamatian. 3. CFC Pencemara dara yang berbahaya lainnya adalah gas khloro fluoro karbon (disingkat CFC). Gas CFC digunakan sebagai gas , karena tidak beraksi, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berbahaya. Gas ini dapat digunakan misalnya untuk busa (busa kursi), untuk AC (freon), pendingin pada almari es, dan penyemprot rambut (hair spray).CFC yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3).

Lapisan ozon ini merupakan pelindung bumi dari pengaruh cahaya ultraviolet. Kalau tidakl ada lapisan ozon, radiasi cahaya ultraviolet mencapai permukaan bumi, menyebabkan kematian organisme, tumbuhan menjadi kerdil, menimbulkan mutasi genetik, menyebebkan kanker kulit atau kanker retina mata. Jika gas CFC mencapai ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut berlubang yang disebut sebagai lubang ozon. Menurut pengamatan melalui pesawat luar angkasa, lubang ozon di kutub Selatan semakin lebar. Saat ini luasnya telah melebihi tiga kali luas benua Eropa. Karena itu penggunaan AC harus dibatasi. 4. SO, SO2 Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkanoleh pembakaran fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat beraksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam. Maka terjadilah hujan asam. Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewantanah mati. Produksi pertanian merosot. Besi dan logam mudah berkarat. Bangunan bangunan kuno, seperti candi, menjadi cepat aus dan rusak. Demikian pula bangunan gedungdan jembatan. 5. Asap Rokok Polutan udara yang lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap rokok. Asap rokok mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat menyababkan batuk kronis, kanker patu-paru, mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain : a. Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit pernapasan (bronkhitis, emfisema, dan kemungkinan kanker paruparu. b. Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna cat. c. Terganggunya oertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat asam. d. Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang dapat menaikkan suhu udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub. Bila es meleleh maka permukaan laut akan naik sehingga mempengaruhi keseimbangan ekologi. e. Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.

b. Pencemaran Air Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna. Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain : 1. Limbah Pertanian Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya. 2. Limbah Rumah Tangga Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman.

3. Limbah Industri Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran. 4. Penangkapan Ikan Menggunakan racun Sebagia penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun)untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan. c. Pencemaran tanah Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah-sampah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, dan peternakan. Sampah dapat dihancurkan oleh jasad-jasad renik menjadi mineral, gas, dan air, sehingga terbentuklah humus. Sampah organik itu misalnya dedaunan, jaringan hewan, kertas, dan kulit. Sampah-sampah tersebut tergolong sampah yang mudah terurai. Sedangkan sampah anorganik seperti besi, alumunium, kaca, dan bahan sintetik seperti plastik, sulit atau tidak dapat diuraikan.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan.

Sungguh tragis memang keadaan Indonesia saat ini. Negara kita di mata internasional dianggap sebagai salah satu negara yang menyumbang kerusakan alam global terbesar. Parahnya, Pemerintah rela mengorbankan lingkungan demi mengejar pendapatan negara semata. Keadaan ini tidak boleh dibiarkan terus menerus. Pemerintah diharapkan dapat lebih bijak dalam menggunakan sumber daya alam, khususnya yang berpengaruh dengan lingkungan global, seperti hutan lindung. Masalah-masalah seperti pembalakan liar harus disikapi dengan tegas. Pengkonsolidasian regulasi-regulasi yang mengatur tentang penebangan hutan liar dan kerjasama antara pihak-pihak yang berkepentingan adalah cara-cara yang dapat diterapkan dalam rangka penyelamatan hutan di Indonesia dan lingkungan global.Dalam ruang lingkup multilateral, pengangkatan tema mengenai pemansan global atau global warming telah berlangsung lama. 3.2 Saran sebaiknya harus lebih peka terhadap lingkungan.karena lingkungan itu adalah bagian terpenting dari hidup kita.untuk itu harus dilakukan upya pengelolaan lingkungan semaksimal mungkin.

You might also like