Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Modul ini diterbitkan sebagai panduan bagi pelaksanaan pemelajaranpeserta pendidikan dan pelatihan pada kelompok teknologi dan industri, bidang keahlian teknik mesin, program keahlian teknik proses permesinan, kurikulum sekolah menengah kejuruan (SMK).
Optimalisasi pemakaian modul ini terletak pada penggunaannya selama melaksanakan kegiatan belajar, sehingga peserta diklat dituntut untuk mengikuti setiap langkah pemelajaranyang ada.
Pengembangan pemelajarandari materi yang ada pada modul ini dapat senantiasa dilakukan oleh peserta diklat dengan tetap dibimbing oleh guru dan pengajar. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk lebih mengoptimalkan penggunaan modul ini, dan dihjartapkan peserta didik dapat cepat menguasai materi kompetensi yang dipersyaratkan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu penyelesaian, penyusunan, dan penerbitan modul ini. Semoga dapat bermanfaat bagi pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan kejuruan.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi Peta Kedudukan Modul ... Glosarium .. I. PENDAHULUAN ... A. Deskripsi ... B. Prasyarat . C. Petunjuk Penggunaan Modul . 1. Penjelasan Bagi Siswa .. 2. Peran Guru . D. Tujuan Akhir . E. Kompetensi. F. Cek Kemampuan . II. PEMBELAJARAN . A. Rencana Belajar Peserta didik B. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar 1 : Menentukan Persyaratan Kerja . a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran b. Uraian Materi 1) Memahami Gambar Kerja 2) Memahami Instruksi Kerja 3) Memahami Peralatan Keselamatan Kerja .. 4) Mengidentifikasi Tanda-tanda Keselamatan Kerja 5) Memahami Material yang Akan Digunakan 6) Membuat Rencana Langkah Kerja 7) Menentukan Mesin-mesin yang Akan Digunakan c. Rangkuman ... i iii iv vi
1 1 2 2 2 4 5 6 9
10 10 12
12 12 12 12 21 22 25 26 27 27 32
ii
d. Tugas . e. Tes Formatif .. f. Kunci Jawaban Formatif . 2. Kegiatan Belajar 2 : Mempersiapkan Mesin . a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran b. Uraian Materi 1) Menentukan Peralatan yang Akan Digunakan . 2) Memilih Peralatan yang Diperlukan 3) Memeriksa Peralatan yang Sudah Dipilih . 4) Mengasah Alat Potong yang Akan Digunakan . 5) Memasang Peralatan pada Mesin .. 6) Mengidentifikasi Peralatan Pengaman yang Akan Digunakan . 7) Memasang Peralatan Pengaman 8) Memeriksa Kesiapan Mesin c. Rangkuman .. d. Tugas . e. Tes Formatif .. f. Kunci Jawaban Formatif 3. Kegiatan Belajar 3 : Mengoprasikan Mesin .. a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran b. Uraian Materi 1) Memeriksa Peralatan Keselamatan Kerja . 2) Memakai Peralatan Keselamatan Kerja . 3) Memasang Benda Kerja pada Mesin .. 4) Mencekam Benda Kerja dengan Alat Bantu Pencekaman 5) Mengoperasikan Mesin 6) Memeriksa Proses Miring... c. Rangkuman ... d. Tugas ..
34 35 38
40 40 40 40 64 64 65 73
81 81 84 85 87 88 93
95 95 95 95 96 96
iii
e. Tes Formatif . f. Kunci Jawaban Formatif .. 4. Kegiatan Belajar 4 : Memeriksa Komponen Yang Dikerjakan . a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran . b. Uraian Materi 1) Mengidentifikasi Alat-alat Ukur yang Diperlukan . 2) Memilih Alat-alat Ukur yang Diperlukan . 3) Mengkalibrasi Alat Ukur yang Akan Digunakan 4) Mengukur Benda Kerja . 5) Mencatat Hasil Pengukuran 6) Membandingkan Hasil Pengukuran dengan Spesifikasi Teknis yang Dipersyaratkan . 7) Melaporkan Hasil Pemeriksaan Benda Kerja c. Rangkuman .. d. Tugas . e. Tes Formatif . f. Kunci Jawaban Formatif . III. EVALUASI . A. Kognitif Skill .. B. Psikomotor Skill . C. Attitude Skill . D. Batasan Waktu yang Telah Ditetapkan .. E. Kunci Jawaban . IV. PENUTUP .
125 131
157
DAFTAR PUSTAKA.
158
iv
M7.10A
Menggerinda pahat dan alat potong
M7.15A
Mengeset dan memprogram mesin NC/CNC (dasar)
M7.16A
Mengeset dan mengedit program mesin NC/CNC
M7.18A
Memperogram mesin NC/CNC (dasar)
M7.11A
Mempergunakan mesin frias (kompleks)
M7.21A
Mempergunakan mesin bubut (kompleks)
M7.8A
Mempergunakan mesin gerinda
M7.7A
Mempergunakan mesin frias
M7.6A
Mempergunakan mesin bubut
M7.5A
Bekerja dengan mesin umum
M7.28A
Mengoperasikan mesin NC/CNC (dasar)
M7.32A
Menggunakan mesin untuk operasi dasar
M9.2A
Membaca gambar teknik
M7.24A
Mengoperasikan dan mengamati mesin/proses
M12.3A
Mengukur dengan alat ukur mekanik presisi
M18.1A
Menggunakan perkakas tangan
M2.5C11A
Mengukur dengan menggunakan alat ukur
M2.7C10
Melakukan perhitungan dasar
M2.8C10
Melakukan perhitungan lanjut
M2.13C5
Melakukan perhitungan matematis
GLOSARIUM
vi
I PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Judul modul ini adalah Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar, berisi 4 (empat) bagian utama yaitu Pendahuluan, Pembelajaran, Evaluasi dan Penutup. Modul ini digunakan setelah peserta didik mempelajari dan
menyelesaikan modul seri M18.1A, dan digunakan sebagai prasayarat untuk melanjutkan ke modul seri M.75A dan M7.15A. Hasil belajar yang akan dicapai oleh peserta didik setelah mempelajari dan menyelesaikan modul ini adalah memahami prinsip-prinsip dasar mengenai persiapan dan penggunaan mesin untuk operasi dasar, mampu secara mendasar mengoperasikan mesin untuk membuat benda-benda kerja sederhana, dan mampu mengevaluasi hasil belajar secara mandiri, serta melakukan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran. Pemahaman mengenai prinsip-prinsip menyiapkan pekerjaan dasar, mengoperasikan mesin perkakas, dan melakukan evaluasi terhadap
pekerjaan, akan sangat berguna bagi peserta diklat sebagai pembentukan watak dalam bekerja di bidang keahlian teknik mesin, dan akan menjadi kebiasaan positif setelah bekerja di industri sehingga menjadi salah satu penunjang budaya mutu dan kerja profesional. Hal ini akan menunjang pula terhadap peningkatan kemampuan (pengetahuan, keteerampilan dan sikap) peserta didik dalam menguasai kompetensi lainnya dalam bidang keahlian yang sama.
B. Prasyarat
Persyaratan untuk mempelajari dan menggunakan modul ini adalah : 1. Peserta didik telah menyelesaikan dan telah dinyatakan berhasil menguasai kompetensi yang dipersyaratkan dalam modul seri M18.1A (Menggunakan Perkakas Tangan). Hal tersebut dibuktikan dengan sertifikat, surat keterangan atau portofolio dari lembaga diklat berwenang. 2. Peserta didik kemampuan telah mengikuti dan dinyatakan lulus test penguasaan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari dan
menggunakan modul ini. Test tersebut dilakukan oleh pihak berwenang untuk melakukan uji kompetensi.
c. Hasil pelatihan yang diperoleh 1) Daftar nilai hasil pelatihan. 2) Portofolio. 3) Benda hasil pekerjaan. 4) Surat keterangan atau sertifikat penguasaan kompetensi. 5) Bukti berupa hasil yang diperoleh lainnya. d. Prosedur sertifikasi kompetensi Secara umum prosedur rekomendasi penerbitan sertifikasi mengikuti mekanisme seperti diagram berikut :
1) Melengkapi semua bukti pelaksanaan pelatihan. 2) Melengkapi semua bukti penilaian hasil pelatihan. 3) Mengajukan uji kompetensi kepada pihak berwenang. 4) Mengikuti uji kompetensi yang dipersyaratkan. 5) Mengikuti perbaikan jika diperlukan. 6) Mendapatkan rekomendasi penerbitan sertifikat kompetensi.
2. Peran Guru
Peran guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan modul ini, adalah : a. Membantu peserta didik dalam merencanakan proses belajar. b. Membimbing peserta didik melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahapan belajar. c. Membantu peserta didik dalam memahami konsep dan praktek baru, serta menjawab pertanyaan peserta didikmengenai materi
pembelajaran. d. Membantu peserta didik untuk menentukan dan mendapatkan sumber pelajaran lainnya yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran dalam modul ini. e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok, jika diperlukan. f. Merencanakan tenaga ahli atau pendamping guru dari tempat kerja, apabila diperlukan. g. Menyiapkan proses dan perangkat penilaian. h. Melaksanakan penilaian. i. Menjelaskan kepada peserta didik tentang sikap, pengetahuan, dan keterampilan dari suatu kompetensi, serta kelanjutan pembelajaran setelah kompetensi dimaksud dikuasai. j. Mencatat pencapaian kemajuan peserta didik.
D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir yang dapat dicapai setelah mempelajari modul seri M7.32A ini adalah
2. Kriteria Keberhasilan
a. Persyaratan kerja dapat dipahami. b. Mesin untuk pekerjaan operasi dasar dapat disiapkan sesuai prosedur. c. Mesin perkakas untuk pekerjaan operasi dasar dapat dioperasikan sesuai prosedur. d. Benda hasil pekerjaan dapat diukur dan diperiksa dengan
E. Kompetensi
Kompetensi : Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar Kode : M7.32A Durasi Pemelajaran : 80 Jam @ 45 menit Table 1.1 Kompentesi Materi Utama Pembelajaran Sub Kompetensi Kriteria Untuk Kerja Lingkup Belajar
Persyaratan kerja. Identifikasi pemilihan mesin yang sesuai dengan pekerjaan.
Sikap
Pengetahuan
Memahami persyaratan kerja. Memahami pemilihan mesin yang sesuai dengan pekerjaan. Memahami pemilihan alatalat untuk pekerjaan.
Keterampilan
1. Menentukan Persyaratan kerja persyaratan kerja dipahami Mesin yang sesuai dipilih untuk memenuhi kebutuhannya. Alat-alat dipilih jika diperlukan.
2. Mempersiapkan mesin
Pengasahan Pengasahan alat-alat potong alat-alat potong sederhana sederhana. sesuai prosedur
Lingkup Belajar
Sikap
Pengetahuan
Pemasangan dan pencekaman alat-alat pada mesin.
Keterampilan
Memasang alat-alat pada mesin.
Pemasangan dan Pemasangan pencekaman alat-alat dan pada mesin. pencekaman alat-alat pada mesin sesuai prosedur Sikap pencekaman benda kerja sesuai prosedur
3. Mengoperasikan mesin
Pengaman yang tepat Pemasangan alat diset dan dipasang pengaman sesuai keperluan. Bahan yang akan Alat-alat pencekam dimachining di benda kerja posisikan dan di Metode pencekaman cekam. benda kerja Pencekaman benda kerja.
Pemasangan alat pengaman Alat-alat pencekam benda kerja Metode pencekaman benda kerja Pencekaman benda kerja.
Lingkup Belajar
Identifikasi mengopersikan mesin. Keselamatan kerja dalam mengopersikan mesin Identifikasi dan penyetelan kecepatan potong/putaran
Sikap
Pengetahuan
Identifikasi mengopersikan mesin. Keselamatan kerja dalam mengopersikan mesin Identifikasi dan penyetelan kecepatan potong/putaran
Keterampilan
Mengidentifikasi dan mengopersikan mesin. Mengidentifikasi keselamatan kerja dalam mengopersikan mesin Mengidentifikasi dan menyetel kecepatan potong/putaran Memeriksa ukuran benda kerja. Memeriksa permukaan benda kerja.
Komponen yang telah Pemeriksaan ukuran dimachining dicek benda kerja. sesuai dengan Pemeriksaan persyaratan dan permukaan benda keinginan akhir. kerja.
F. Cek Kemampuan
Tabel 1.2. Cek Kemampuan Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan Menentukan Persyaratan Kerja 1. Memahami gambar kerja 2. Memahami instruksi kerja 3. Memahami peralatan keselamatan kerja 4. Memahami tanda-tanda keselamatan kerja 5. Memahami material yang akan digunakan 6. Membuat rencana langkah kerja dibuat 7. Mentukan mesin-mesin yang akan digunakan Mempersiapkan Mesin 1. Menentukan peralatan yang akan digunakan 2. Memilih peralatan yang diperlukan 3. Memeriksa peralatan yang sudah dipilih 4. Mengasah alat potong yang akan digunakan 5. Memasang peralatan pada mesin 6. Mengidentifikasi peralatan pengaman 7. Memasang peralatan pengaman 8. Memeriksa kesiapan mesin Mengoperasikan Mesin 1. Memeriksa peralatan keselamatan kerja 2. Menggunakan peralatan keselamatan kerja 3. Memasang benda kerja pada mesin 4. Mencekam benda kerja dengan alat pencekam 5. Mengoperasikan mesin 6. Memeriksa proses machining Memeriksa Komponen yang Dikerjakan 1. Mengidentifikasi alat-alat ukur yang diperlukan 2. Memilih alat-alat ukur yang diperlukan 3. Mengkalibrasi alat ukur yang akan digunakan 4. Memeriksa benda kerja diukur dan 5. Mencatat hasil pengukuran dicatat 6. Membandingkan hasil pengukuran dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan 7. Melaporkan hasil pemeriksaan benda kerja Cek Kemampuan Ya Tidak
II PEMBELAJARAN
A. Rencana belajar Siswa
Rencana pelaksanaan belajar adalah sebagai berikut : Kompetensi Kode kompetensi : Menggunakan mesin untuk operasi dasar : M7.32A
Tgl
Paraf Guru
10
Kegiatan belajar
8. Memeriksa kesiapan mesin Kegiatan belajar 3 Mengoperasikan Mesin 1. Memeriksa peralatan Keselamatan kerja 2. Memakai peralatan Keselamatan kerja 3. Memasang benda kerja Pada Mesin 4. Mencekam benda kerja dengan alat bantu pencekaman 5. Mengoperasikan mesin 6. Memeriksa proses machining Kegiatan belajar 4 Memeriksa komponen yang dikerjakan 1. Mengidentifikasi alat - alat ukur yang diperlukan 2. Memilih alat - alat ukur yang diperlukan 3. Mengkalibrasi alat ukur yang akan digunakan 4. Meng ukur benda kerja 5. Mencatat Hasil pengukuran 6. Membandingkan Hasil pengukuran dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan 7. Melaporkan hasil pemeriksaan benda kerja
Tgl
Paraf Guru
11
B. Kegiatan belajar
1. Kegiatan belajar 1 Menentukan Persyaratan kerja
a. Tujuan Kegiatan Pem belajar an Peserta diklat dapat : 1). Memahami gambar kerja 2). Memahami Instruksi kerja 3). Memahami peralatan Keselamatan kerja 4). Mengidentifikasi Tanda-tanda Keselamatan kerja 5). Memahami Material yang akan digunakan
6). Membuat Rencana langkah kerja 7). Menentukan Mesin-mesin yang akan digunakan
b. Uraian Materi 1) Memahami gambar kerja Gambar lambang kerja yang adalah bahasa teknik dalam bentuk lambangdipergunakan untuk memberikan informasi
mengenai bentuk, ukuran, jumlah dan cara membuat suatu benda Gambar yang dipergunakan sebagai informasi tersebut, dalam dengan mengikuti standar dan
ketentuan yang ada, seperti standar ISO. Pada umumnya gambar kerja yang ditunjukkan pada lembar gambar persepktif atau gambar yang
gambar proyeksi. gambar perspektif merupakan menunjukkan suatu benda gambar proyeksi merupakan sisi pandang dari benda
dengan 3 (tiga) dimensi, sedangkan gambar yang yang akan menunjukkan satu dikerjakan, gambar
proyeksi ini lebih sering ditampilkan mengingat lebih tepat menunjukkan ukuran-ukuran dari setiap bagian benda . Beberapa hal dasar dalam gambar kerja antara lain : yang harus dipahami
12
a) Garis-garis gambar Tabel 2.2. Garis-garis gambar No. Nama Garis (1) Tebal kontinu (2) Tipis kontinu Gambar Penggunaan Garis tepi Garis nyata Garis berpotongan Garis ukur Garis proyeksi Garis penunjukkan Garis arsir Garis ulir Garis sumbu pendek Garis batas dari potongan benda Garis nyata terhalang Garis tepi terhalang Garis nyata terhalang Garis tepi terhalang Garis sumbu Garis simetri Garis Lintasa Garis (bidang) potong
(3) (4)
Tipis kontinu bebas Garis strip tebal Garis strip tipis Garis strip titik tipis Garis strip titik tipis yang ujung dan sudutnya tebal Garis strip titik tebal
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Penunjukkan permukaan yang harus mendapat penanganan khusus Bagian yang berdampingan Batas kedudukan benda bergerak Garis sitem (pada baja profil) Bentuk awal (sebelum dibentuk) Bagian benda yang berada di depan bidang potong
13
b
Gambar 2.1. Gambar perspektif
(a). perspektif isometrik, (b) perspektif denetrik dan (c) perspektif kovalir
14
Gambar 2.4 (a) Penunjukan bagian benda yang nyata terlihat (b) Penunjukan bagian benda yang diuraikan
(2) Penunjukkan ukuran besaran Ukuran besaran benda terdiri dari ukuran panjang, lebar, tinggi secara menyeluruh.
15
(4) Penunjukkan ukuran radius Garis yang menunjukkan ukuran radius dari suatu benda, mengarah ke atau dari titik pusat radius tersebut.
(5) Penunjukkan ukuran ulir Ukuran ulir seperti gambar berikut ditulis dengan kode ukuran M untuk ulir Metrik atau W untuk ulir Witworth.
(6) Penunjukkan ukuran sejajar Ukuran sejajar memberikan pengertian bahwa bidang lain selalu di ukur dari bidang patokan.
16
17
18
lengkap. ukuran masing-masing benda tersebut ukuran toleransi, yaitu batas ukuran yang
menyimpang dari ukuran nominal yang dipersyaratkan. Beberapa pengertian mengenai ukuran toleransi ini adalah : ukuran Nominal (N) adalah ukuran yang dibaca tanpa toleransi. Toleransi (T) adalah batasan penyimpangan ukuran dari tertulis pada gambar
ukuran nominal. Penyimpangan tersebut dapat membesar atau mengecil dari ukuran nominal. Penyimpangan mengecil (L) adalah batasan ukuran terkecil yang diperbolehkan dari ukuran nominal. Penyimpangan membesar (U) adalah batasan terbesar yang diperbolehkan dari ukuran nominal. Garis penunjukkan dasar adalah garis nol yang dinyat akan dengan ukuran nominal 0,000. ukuran sesungguhnya adalah ukuran yang diperoleh dari hasil pengukuran setelah benda kerja selesai dikerjakan . ukuran
19
ukuran
adalah 60, ukuran penyimpangan terbesar yang adalah 60,05 dan diijinkan adalah 59,95. ukuran
penyimpangan terkecil
e) Tanda pengerjaan Tabel 2.3. Simbol-simbol tanpa perintah tambahan : Simbol dasar yang tidak mempunyai arti untuk pengerjaan. Permukaannya harus dikerjakan, simbol pokok ditambah garis mendatar. Permukaannya tidak boleh dikerjakan sedikitpun.
N6
Harga kekasaran yang harus dicapai sebelum. mendapat pengerjaan lebih lanut adalah N6.
N6
20
Perintah harus dikerjakan dengan cara digerinda. Harus diberi ukuran kelebihan sebesar 0,3
0,3
untuk pengerjaan berikutnya. Arah alur/serat permukaan bekas pengerjaan dengan mesin : ; X ; M ; C ; R.
Tabel 2.6. Penempatan perintah, kekasaran dan simbol pada tanda pengerjaan :
b a c d
a = harga kekasaran b = cara/proses pengerjaan c = ukuran yang dilebihkan d = arah alur/ serat bekas pengerjaan
2) Memahami Instruksi kerja Pekerjaan yang siapa yang akan dilakukan akan terkait dengan apa
akan dibuat, kapan waktu pengerjaan, bagaimana, dan yang akan mengerjakannya . Orang yang akan
mengerjakan
yang menyangkut : a). Apa yang akan dibuat, apa pula tujuan dan fungsinya.
b). Berapa jumlahnya. c). Berapa lama barang tersebut harus selesai dikerjakan. d). Peralatan apa saja yang harus disiapkan untuk
mengerjakannya. e). Bagaimana urutan serta langkah- langkah pekerjaannya. f). Dan informasi lainnya yang perlu diketahui pekerja. g). Instruksi kerja ini akan lebih lengkap apabila dikonsultasikan atau ditanyakan kepada staf atau atasan pekerja.
21
3) Memahami peralatan keselamatan kerja Dalam pekerjaan dasar pada program keahlian proses pemesinan terdapat beberapa alat keselamatan kerja dipergunakan selama bekerja, antara lain : a) Pakaian kerja dan pelindung badan Gunakan pakaian kerja tersebut sesuai dengan tempat dan jenis pekerjaan yang dilakukan. yang perlu untuk
b) Pelindung mata Jenis-jenis pelindung mata berdasarkan penggunaannya a. Kacamatan yang berfungsi untuk melindungi mata dari benda, digunakan pada
mengefrais,
menyekrap,
menggerinda, memahat, dan pekerjaan lain yang sejenis. Kacamata ini pada umumnya mempunya kaca bening. yang
22
(2) Kacamata yang berfungsi melindungi mata dari sinar yang dapat membahayakan, digunakan pada pekerjaan
mengelas. Kacamata ini pada umumnya berwarna biru, ada yang dipasang dengan bentuk kacamata atau pula
c) Pelindung telinga (ear protection), Pelindung teling digunakan apabila berada di ruangan kerja sesuatu
dengan suara bising, atau pada saat mengerjakan benda yang menimbulkan suara yang
memekakkan
dapat membahayakan
23
e) Pelindung kepala. Alat keselamatan pada kerja saat ini berbentuk helm bekerja di tempat yang yang
dipergunakan
f) Pelindung kaki Pelindung kaki atau sepatu mempunyai syarat-syarat kerja yang pada umumnya
benturan benda berat, dan tahan terhadap zat kimia. Syaratsyarat tersebut disesuaikan dengan tempat di mana pekerjaan dilakukan.
digunakan, kecuali pada saat bekerja di dapur pemanas. Pada umumnya sarung tangan tidak dipergunakan bangku, membubut, menyekrap, mengefrais, pada kerja
mengebor,
24
4) Mengidentifikasi Tanda-tanda Keselamatan kerja Beberapa tanda-tanda keselamatan kerja yang mungkin berada di ruangan proses pemesinan adalah : a) Tanda larangan dan perlu dipahami oleh pekerja
b) Tanda perintah
e Gambar 2.24. Tanda-tanda perintah (a) Memakai kacamata (b) Memakai helm ( c) Memakai sepatu (d) Memakai sarung (e) Memakai pelindung (f) Memakai masker
25
c) Tanda peringatan
akan digunakan
Bagan berikut menunjukkan kelompok dan jenis material. Warna kuning merupakan bahan-bahan yang pada umumnya
Beberapa faktor dalam memilih material atau bahan yang digunakan adalah : a) Bentuk komponen yang b) Toleransi ukuran benda c) Sifat mekanik d) Harga bahan e) Harga processing akan dibentuk
akan
Sedangkan pemilihan bahan untuk kebutuhan khusus harus mempertimbangkan : a) Kemampuan bahan saat dipakai
26
6) Membuat Rencana langkah kerja Pembuatan rencana langkah kerja dengan urutan yang benar dilakukan dengan terlebih dahulu mempelajari pekerjaan gambar kerja,
dikerjakan
langkah kerja adalah : a) Pelajari gambar kerja b) Buat rencana urutan pengerjaan/ pembentukan bidang benda c) Tentukan peralatan serta bahan yang d) Siapkan mesin dan peralatan lainnya e) Pasang alat potong dan benda kerja sesuai prosedur f) Gunakan alat - alat keselamatan kerja sesuai ketentuan g) Lakukan proses pemotongan benda sesuai metode dan urutan pengerjaan yang telah ditentukan. h) Lakukan pemeriksaan/ pengukuran benda selama dan setelah proses pemotongan i) Bersihkan semua peralatan yang digunakan , kemudian akan dipergunakan
kembalikan dan simpan pada tempatnya semula. j) Laporkan hasil pekerjaan kepada atasan.
akan digunakan
Pada pekerjaan operasi dasar, terdapat beberapa mesin perkakas yang dapat digunakan. Mesin perkakas yang digunakan harus yang
disesuaikan dengan spesifikasi pekerjaan dan benda akan dibuat. Beberapa mesin perkakas yang adalah : digunakan
27
a) Mesin sekrap
Mesin sekrap (shaping) merupakan salah satu mesin perkakas yang dipergunakan untuk membentuk bidang rata pada
permukaan benda kerja . Prinsip kerja nya adalah memotong permukaan benda kerja dengan penyayatan pahat sekrap
b) Mesin bor
Mesin bor adalah mesin perkakas membuat lubang pada benda bor yang kerja
yang
berfungsi untuk
terdiri dari mesin bor tangan, mesin bor bangku, mesin bor standar, mesin bor radial, dan mesin bor jig. Pada pekerjaan
28
standar/lantai seperti
c) Mesin bubut
Gambar 2.29. Mesin bubut Mesin bubut mempunyai fungsi untuk membentuk benda kerja dengan bentuk silindris. Prinsip kerja nya adalah benda kerja berputar dan disayat oleh pahat bubut yang digerakkan benda
d) Mesin frais
Gambar 2.30. (a) Mesin frais horizontal (b) Mesin frais vertikal
29
kerja
berputar dan bergerak mendatar, vertikal atau menyudut. Pada umumnya dilihat dari kedudukan arbornya, mesin frais terdiri dari 3 (tiga) tipe yakni : (1) Mesin frais vertikal (2) Mesin frais horisontal (3) Mesin frais universal
e) Mesin gerinda
Mesin gerinda diantaranya terdiri dari mesin gerinda tangan, mesin gerinda bangku, mesin gerinda lantai/ standar, mesin gerinda alat, mesin gerinda datar, mesin gerinda silindris, dan mesin gerinda universal. Untuk pekerjaan dasar seperti untuk mengasah pahat bubut, digunakan mesin gerinda lantai atau
30
f) Mesin gergaji
kerja
yang
jumlahnya banyak serta akan sulit apabila dipotong dengan mengGunakan tangan, maka digunakan mesin gergaji
31
c. Rangkuman
1). gambar kerja adalah bahasa teknik dengan bentuk lambanglambang yang dipergunakan untuk memberikan informasi
mengenai bentuk, ukuran, jumlah dan cara membuat suatu benda . Hal-hal penting yang harus dipahami pada gambar teknik adalah megenai gambar perspektif dan gambar proyeksi, garis-garis
2). Memahami Instruksi kerja Agar instruksi kerja dapat dipahami maka harus melihat beberapa hal, yaitu tujuan pekerjaan ; bentuk, fungsi dan jumlah benda yang dibuat ; waktu pengerjaan ; peralatan yang digunakan
; urutan serta
3). Memahami peralatan keselamatan kerja peralatan keselamatan kerja yang perlu untuk dipahami antara lain
:pelindung mata; pelindung kepala; pelindung badan; pelindung telinga; pelindung kaki; dan pelindung tangan.
4). Mengidentifikasi tanda-tanda keselamatan kerja Tanda-tanda keselamatan kerja terdiri dari tiga, yaitu : tanda
32
akan digunakan
Material atau bahan terdiri dari bahan logam dan bahan non logam, sedangkan bahan yang pada umumnya digunakan pada proses pemesinan adalah kelompok bahan logam besi terutama baja.
6). Membuat rencana langkah kerja a) Pelajari gambar kerja b) Buat rencana urutan pengerjaan/ pembentukan bidang benda c) Tentukan peralatan serta bahan yang d) Siapkan mesin dan peralatan lainnya e) Pasang alat potong dan benda kerja sesuai prosedur f) Gunakan alat - alat keselamatan kerja sesuai ketentuan g) Lakukan proses pemotongan benda sesuai metode dan urutan pengerjaan yang telah ditentukan. h) Lakukan pemeriksaan/ pengukuran benda selama dan setelah proses pemotongan i) Bersihkan semua peralatan yang digunakan , kemudian akan dipergunakan
kembalikan dan simpan pada tempatnya semula. j) Laporkan hasil pekerjaan kepada atasan.
pemesinan adalah : a) Mesin bor b) Mesin sekrap c) Mesin bubut d) Mesin frais e) Mesin gerinda f) Mesin gergaji
33
d. Tugas 1) Mempelajari gambar kerja 2) Mempelajari Instruksi kerja 3) Mengidentifikasi peralatan Keselamatan kerja 4) Mengidentifikasi Tanda-tanda Keselamatan kerja 5) Mempelajari Material yang akan digunakan
34
(1)
Garis strip titik tipis ( __ . __ . __) pada digunakan untuk : (a) Garis arsiran (b) Garis sumbu (c) Garis ulir (d) Garis ukur
gambar
kerja
(2)
Gambar berikut adalah menunjukkan lambang proyeksi : (a) Proyeksi Eropa (b) Proyeksi Amerika (c) Proyeksi ISO (d) Proyeksi Asia
(3) yang tidak termasuk kedalam batas toleransi dari penunjukkan ukuran berikut adalah : (a) 59,50 (b) 59,95 (c) 60,05 (d) 60
60 0,05
(4) Instruksi kerja sebaiknya didapat dari : (a) Atasan langsung (b) Manajer (c) Direktur (d) Sesama teman
35
termasuk kedalam
peralatan
keselamatan kerja
(a) Kipas angin, helm, kacamata, dan pakaian kerja . (b) Helm, sepatu kerja, blower, dan kipas angin. (c) alat pemadam kebakaran, blankar, dan helm. (d) Kacamata, masker, apron, sepatu kerja, dan topeng las.
(6) Tanda keselamatan kerja berikut berarti : (a) Tanda larangan menyal akan api (b) Tanda peringatan adanya bahan mudah terbakar (c) Tanda perintah untuk membakar benda (d) Tidak berarti apa-apa
(7) Baja special merupakan kelompok : (a) Baja paduan (b) Logam non besi (c) Non logam (d) Logam besi
bahan yang
termasuk kedalam
(8) yang
yang
digunakan untuk operasi dasar pemesinan adalah : (a) (b) (c) (d) Mesin bor Mesin gerinda Mesin press Mesin bubut
36
Tabel 2.7. Tes unjuk kerja Kegiatan belajar 1. Gambar dipahami 2. Instruksi dipahami 3. Peralatan keselamatan kerja sudah dipahami 4. Tanda-tanda keselamatan kerja sudah kerja sudah Kompeten Belum Tanggal
37
Tabel 2.8. Kunci jawaban tes tertulis No. Pertanyaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. No. Jawaban b. a. a. a. d. b. d. c.
38
Kompeten
dalam Menentukan Persyaratan Kerja untuk Pekerjaan Dasar
sehingga berhak untuk melanjutkan pem belajar an kepada Kegiatan belajar 2 : .. : ..
Penilai,
Peserta diklat,
_____________________
39
b. Uraian Materi
1) Menentukan peralatan yang akan digunakan a) Peralatan menyekrap (1) Pencekam benda kerja
Gambar 2.33 ragum mesin sekrap yang dapat diputar Gambar 2.33 memperlihatkan ragum yang dapat diputar untuk mencekam benda kerja.
40
Gambar 2.34 penggunaan pelat penahan Untuk menghindari kerusakan pada mulut ragum, dugunakan pelat pebahan yang terbuat dari pelat alumunium atau pelat baja lunak.
Gambar 2.35 Pencekaman berbagai bentuk benda Pada Gambar 2.35 diperlihatkan contoh pencekaman berbagai bentuk dengan ragum mesin sekrap.
Gambar 2.36 pencekaman benda dengan batang dan baud klem Pencekaman benda kerja dengan klem dan baut yang dipasang pada alur T meja mesin sekrap, digunakan untuk mencekam
41
Pencekam alat potong yang dipasang pada bagian depan lengan ayun mesin sekrap. Alat potong dapat dicekam pada posisi vertikal horizontal, atau disesuaikan dengan kebutuhan atau posisi
Gamgbar 2.38. Pencekaman pahat sekrap dalam Bentuk pahat potong yang dicekam seperti terlihat pada gambar, digunakan untuk penyekrapan bagian dalam benda kerja.
Gambar 2.39 pemeriksaan dengan dial indikator Untuk memeriksa penyetelan alat potong dengan bidang potong vartikal, digunakan dial indikator. Untuk menyetel pencekaman alat potong dengan bidang potong vertikal diperiksa dengan menggunakan dial indicator
42
Langkah pemasangan pahat sekrap : (a) Longgarkan baut pengunci tool post (b) Masukkan pahat pada lubang tool post (c) Periksa kedudukan vertikal tool post (d) Kencangkan baut pengunci yang berada di depan (e) Atur kemiringan posisi tool post sesuai kebutuhan.
Gambar 2.41 Sudut potong pahat sekrap Sudut potong pahat sekrap : A = Sudut potong B = Sudut baji C = Sudut bebas ujung D = Sudut buang E = Sudut sayat sisi F = Sudut sayat puncak
Tabel 2.9. Jenis-jenis pahat sekrap No. Jenis pahat sekrap Gambar
(a)
43
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar No. Jenis pahat sekrap Gambar
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
(i)
44
Gambar 2.42 Dial indikator Dial indikator digunakan untuk memeriksa kesejajaran antara gerakan pahat dengan posisi permukaan benda kerja.
Gambar 2.43 Jangka sorong Jangka sorong digunakan untuk memeriksa ukuran banda kerja yang disekrap.
Gambar 2.44 Busur derajat Digunakan untuk memeriksa bidang bersudut pada benda kerja yang disekrap.
(5) Alat benda bantu kerja Alat bantu lain yang digunakan yaitu
c a b d
Gambar 2.45. (a) Kunci ragum mesin sekrap
Modul Seri M7.32A
45
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar (b) Kunci engkol poros utama (c) Kunci engkol poros meja (d) Kunci pas
Gambar 2.46. Klem dan blok V Digunakan untuk mencekam benda kerja berbentuk silindris.
Gambar 2.47. Batang dan baud klem Untuk mencekam benda kerja yang tidak dapat dicekam dengan ragum pada meja mesin .
Gambar 2.48. Paralel pad Digunakan sebagai landasan benda kerja yang dicekam dengan ragum mesin , dimaksudkan agar permukaan benda yang disekrap sejajar dengan meja mesin .
Gambar 2.49. Palu plastik Palu plastik digunakan untuk mengepaskan posisi pencekaman benda kerja pada ragum mesin .
46
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar b) Peralatan Mengebor (1) Pencekam benda kerja
Gambar 2.50. Ragum tangan Digunakan untuk benda kerja ukuran kecil dan ringan, ragum dipegang langsung oleh tangan selama proses pengeboran
Gambar 2..51. Ragum mesin bor Ragum dijepit dengan baut T pada meja mesin bor.
Gambar 2.52. Klem Digunakan untuk benda kerja dengan bentuk tidak beraturan dan tidak dapat dicekam dengan ragum.
47
Gambar 2.53. Benda kerja yang dipegang tangan Untuk benda kerja panjang dengan ukuran hasil pengeboran tidak presisi, benda kerja cukup dipegang dengan tangan
Gambar 2.54. Chuck bor/drill chuck Pencekam bor ini terdiri dari batang arbor berbentuk konis, kepala chuck bor dan pengunci. drill chuck yang
Gambar 2.55. Sarung pengurang Alat ini digunakan untuk mencekam mata bor yang ukurannya lebih besar dan tidak dapat dicekam dengan drill chuck.
48
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar (3) Alat potong Tabel 2.10. Jenis alat potong No. (a) (b) (c) (d) (e) (f) Jenis alat potong Mata bor batang lurus Mata bor batang konis/tirus Mata bor karbida Reamer Mesin batang lurus Reamer Mesin batang tirus Reamer mesin untuk lubang tirus Counter bors untuk kepala baut Counter bors untuk kepala sekrup Counter bors dengan mata bor Gambar
(g)
(h) (i)
(j)
(k)
Center bor
Gambar 2.56 mikrometer dalam Alat ini digunakan untuk mengukur llubang yang presisi.
49
Gambar 2.57 Limit plug gauge Limit plug gauge digunakan untuk memeriksa kesesuaian lubang hasil mereamer
Gambar 2.58 Taper gauge Taper gauge. digunakan untuk memeriksa lubang tirus hasil proses reamer,
(5) Alat bantu lainnya Alat benda lain yang digunakan yaitu kunci.kunci, penitik, penggores, palu, busur derajat,
Gambar 2.59 Penggores (scriber) Untuk menandai benda kerja yang akan dibor digunakan penggores seperti terlihat pada Gambar 2.57.
Gambar 2.61 Penitik Untuk menandai titik pusat benda kerja yang akan dibor
Modul Seri M7.32A
50
Gambar 2.62 Chuck rahang 3 Pencekam rahang tiga digunakan untuk mencekam benda silindris, segitiga, dan segienam.
Gambar 2.63 Chuck rahang empat Shcuk rahang tiga untuk mencekam benda segi empat atau bentuk kerja yang tidak silindris, digunakan pencekaman rang empat
Gambar 2.64 Pelat pembawa Pelat pembawa digunakan sebagai pembawa lathe dog pada pembubutan diantara dua senter.
51
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar Faceplate untuk mencekam benda tipis atau tidak beraturan digunakan face place.
Gambar 2.66 Kacamata jalan Kacamat jalan digunakan sebagai penahan benda yang berukuran panjang saat dibubut.
Gambar 2.67 Kacamata tetap Kacamata tetap untuk mencekam atau menahan benda panjang saat dibubut, digunakan kacamata tetap.
Gambar 2.68 Lathe dog Lathe dog digunakan untuk mencekam benda yang dibubut diantara dua senter.
52
Gambar 2.69 Tool post Untuk mencekam alat potong yang berupa pahat, baik pahat luar maupun pahat dalam. Bentuk tool post pada masing-masing mesin bubut dapat berbeda sesuai dengan spesifikasi mesin yang bersangkutan.
Gambar 2.70. Sarung pengurang Untuk mencekam alat potong sejenis bor dengan batang silindris, sarung pengurang ini dipasang pada kepala lepas mesin
Gambar 2.71 Kepala lepas Kepala lepas dengan bantuan chuck bor atau sarung pengurang dapat pula dijadikan sebagai pencekam alat potong seperti bor, senter bor, reamer dan alat potong lainnya untuk lubang.
53
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar (3) Alat potong Alat potong pada pembubutan adalah berupa pahat dengan berbagai bentuk yang dibuat sesuai dengan bidang benda kerja yang akan dibuat.
Gambar 2.72 Bentuk-bentuk pahat bubut HSS Pahat bubut pada gambar 2.70 diatas terbuat dari terbuat dari bahan HSS (High Speed Steel = Baja kecepatan tinggi)Pahat kasar kanan bertekuk 1. Pahat kasar kanan lurus 2. Pahat kasar kiri lurus 3. Pahat bubut muka bertekuk 4. Pahat bubut siku 5. Pahat alur sudut 6. Pahat alur sudut 7. Pahat poles 8. Pahat rata kanan bertekuk 9. Pahat rata kiri bertekuk 10. Pahat alur 11. Pahat ulir segitiga 12. Pahat pemotong 13. Pahat bentuk radius 14. Pahat dalam tembus 15. Pahat bubut dalam bertingkat 16. Pahat alur dalam 17. Pahat alur dalam 18. Pahat ulir dalam
Modul Seri M7.32A
54
Gambar 2.73 Pahat bubut karbida Pahat bubut dengan bahan karbide dipasang pada holdernya
dengan cara dilas atau didiklem dengan baud. Kekerasan pahat karbide ini lebih tinggi daripada HSS sehingga penggunaannyapun untuk membubut benda-benda yang tidak dapat dibubut dengan pahat HSS
Gambar 2.74 Senter drill Senter drill, digunakan untuk membuat titik pusat lubang pada benda kerja
Gambar 2.75 Mata bor Mata bor, digunakan untuk membuat atau memperluas lubang pada benda kerja
Gambar 2.76 Countersank Countersank, digunakan untuk membut lubang sebagai dudukan ujung senter putar
Modul Seri M7.32A
55
(4) Alat Ukur Alat ukur yang digunakan pada proses pembubutan yaitu jangka dorong, mokrometer, pemeriksa lubang atau poros tirus dan mal ulir.
Gambar 2.77 Mikrometer Mikrometer, digunakan untuk mengukur benda kerja dengan ukuran yang lebih teliti
Gambar 2. 78 Pemeriksaan lubang atau poros tirus Untuk pemeriksa ukuran tirus benda kerja digunakan alat seperti pada Gambar 2. 76.
Gambar 2.79 Mal ulir Mal ulir, untuk memeriksa ulir hasil pembubutan, terdiri dari ukuran Inchi dan Metrik
56
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar (5) Alat bantu lainnya Alat-alat Bantu lainnya pada pekerjaan dasar dengan mesin bubut antara lain kunci-kunci pas, kunci L, dan lain sebagainya.
Gambar 2.80 Ragum mesin Ragum Mesin , untuk mencekam benda kerja dengan posisi tetap, digunakan ragum mesin .
Gambar 2.81 Ragum mesin yang dapat diputar Untuk mencekam benda kerja dengan posisi dapat di ubah terlihat seperti Gambar 2.81
Ragum Mesin
Universal,
57
2.83 Klem dengan baud klem Klem dengan baud klem, untuk mencekam benda kerja yang tidak dapat dicekam dengan ragum
Gambar 2.84 Pencekam pisau frais jari Pencekam pisau frais jari, dilengkapi dengan collet, untuk mencekam pisau frais jari dengan batang silindris
Gambar 2.85 Arbor lubang tirus Arbor lubang tirus, digunakan untuk mencekam pisau frais
Gambar 2.86 Arbor Pisau frais muka atau shell end mill.
58
Gambar 2.87 Batang arbor horizontal Batang arbor horizontal, untuk mencekam pisau frais sisi
Gambar 2.88 Jenis-jenis pisau frais A. End Mill Cutter, Two flute B. End Mill Cutter, Four flute C. Shell end Mill Milling Cutter D. T-Slot Cutter
Modul Seri M7.32A
59
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar E. Sliting Saw F. Side Milling Cutter G. Pisau Frais Muka dengan karbida tips H. Plain Milling Cutter regular teeth I. Plain Milling Cutter roughing type J. Angle Milling Cutter K. Concave Milling Cutter L. Convex Milling Cutter M. Gear Hobs N. Involute bevel gear cutter
(4) Alat Ukur Alat ukur yang biasa digunakan pada pekerjaan dasar mesin frais antara lain mikro dan jangka sorong.
Gambar 2.89 Pengunci arbour pisau frais Pengunci orbor pisau frais peralatan bantu yang digunakan pada proses frais yaitu pengunci arbour pisau frais, kunci pas, baud dan klem dan arbor pisau frais.
60
e) Peralatan menggerinda Untuk penggerindaan dasar, mesin gerinda yang digunakan adalah mesin gerinda bangku atau mesin gerinda standar (lantai). Peralatan menggerinda yang diperlukan antara lain :
Penyekat Ring bertakik Roda gerinda Penyekat Ring bertakik
Mur Pengunci
61
Pemasangan roda gerinda dilakukan dengan alat pencekaman yang benar untuk menghindari goyangnya putaran roda gerinda sewaktu digunakan, serta menghindari rusaknya roda gerinda
Gambar 2.94 Perata roda gerinda Perata roda gerinda, untuk meratakan permukaan roda gerinda, biasanya terbuat dari intan atau karbida
Gambar 2.96 Dresser Dresser digunakan untuk mepertajam permukaan roda gerinda. a. Pemasangan dresser pada alat pencekam b. Dresser terbuat dari alumunium
62
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar c. Menajamkan bagian sisi roda gerinda dengan dresser yang langsung dipegang oleh tangan
f) Peralatan menggergaji
63
Gambar 2.100 Pengukur posisi benda kerja Pengukur posisi benda kerja. Untuk mengukur posisi benda kerja dengan panjang yang sama.
2) Memilih Peralatan yang Diperlukan Peralatan yang akan digunakan dipilih sesuai dengan keperluan. (a) Pencekam benda kerja dipilih sesuai dengan bentuk dan ukuran benda yang akan dicekam (b) Pencekam alat potong dipilih sesuai dengan bentuk dan ukuran alat potong yang akan digunakan. (c) Alat potong dipilih berdasarkan pertimbangan : (1) Jenis bahan benda kerja yang akan dipotong dengan alat potong tersebut. (2) Bentuk benda kerja yang akan dikerjakan. (d) Alat ukur atau alat pemeriksa dipilih sesuai dengan dimensi dan bentuk benda kerja yang akan diukur atau diperiksa. (e) Alat bantu dipilih sesuai dengan pelaksanaan operasi permesin an yang akan dilakukan.
3) Memeriksa Peralatan yang Sudah Dipilih Alat-alat yang telah dipilih sesuai dengan keperluan, diperiksa terlebih dahulu kondisinya. Beberapa cara pemeriksaan alat dapat dipelajari pada penjelasan berikut ini : (a) Pemeriksaan alat pencekam benda kerja (1) Periksa kondisi alat pencekam yang bersangkutan. (2) Periksa kemampuan mencekamnya.
Modul Seri M7.32A
64
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar (3) Periksa klem atau baud penjepitnya. (4) Periksa kesejajaran atau kesikuan posisi penjepit terhadap gerakan pahat atau pisau pemotong. (b) Pemeriksaan pencekam alat potong (1) Periksa kondisi pencekam alat potong. (2) Periksa kekuatan pemasangan pencekam alat potong pada mesin . (3) Periksa kekuatan pencekamannya. (4) Periksa kondisi gerakan alat potong. (c) Pemeriksaan alat potong (1) Periksa kondisi alat potong. (2) Tentukan bagian mana dari alat potong yang rusak dan tidak dapat digunakan, serta tandai bagian yang rusak tersebut. (d) Pemeriksaan alat ukur dan alat pemeriksa. (1) Periksa kondisi alat ukur dan alat pemeriksa. (2) Periksa ketelitian pembacaan pada alat ukur tersebut. (e) Pemeriksaan alat bantu lainnya (1) Periksa jumlah alat bantu yang dipilih. (2) Periksa kondisi alat bantu sebelum digunakan. (3) Periksa kemampuan dan kegunaan alat Bantu tersebut.
4) Mengasah Alat Potong yang Akan Digunakan (a) Menyetel mesin gerinda bangku
65
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar Landasan benda atau pahat harus dapat diatur posisinya secara
Gambar 2.102 Jarak landasan Jarak antara landasan benda kerja atau pahat dengan roda gerinda tidak boleh lebih dari 2 mm, hal ini untuk menghindari tertariknya pahat oleh roda gerinda selama pengasahan.
66
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar Bagian-bagian mata bor yang disah adalah bidang bebas dengan sudut ujung bor yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Gambar 2.104 Sudut mata bor Sudut mata bor, A. Untuk mengebor kuningan dan perunggu. B. Untuk baja, besi tuang, besi biasa, dan baja tuang C. Untuk alumunium, tembaga, timah putih, seng, dan timah hitam
Gambar 2.105 Mal mata bor Mal mata bor, Digunakan untuk mengukur panjang bibir mata bor. A. Bibir baik B. Bibir tidak sama panjang C. Bibir tidak sama besar
67
Gambar 2.106. Gerakan pengasahan Gerakan pengasahan, Pahat dipegang oleh kedua tangan dan bibir bor yang diasah digerakan naik turun terhadap roda gerinda.
Gambar 2.107 Bidang asah pahat bubut kasar Pemeriksaan bibir dan sudut mata bor, Pemeriksaan mata bor dilakukan terhadap sudut dan terhadap panjang bibir mata bor. Pemeriksaan dilakukan terhadap kedua bibirnya.
68
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar (c) Mengasah pahat bubut dan pahat sekrap
Gambar 2.108. Menyetel sudut landasan Landasan pahat disetel sehingga sudutnya sama dengan sudut bebas ujung pahat. Bila dilakukan pengasahan pada bagian sisi roda gerinda, maka, Landasan pahat juga disetel sesuai dengan sudut bebas ujung pahat.
Gambar 2.109 Bidang asah pahat bubut kasar Bidang asah pahat bubut kasar A Bidang buang S Sisi potong ujung Sisi potong
69
Gambar 2.110 Sudut pahat bubut kasar Sudut pahat bubut kasar, Susut bebas Sudut buang Sudut potong Sudut baji Sudut sisi potong
Gambar 2.111 Bidang asah pahat bubut rata Bidang asah pahat bubut rata, A Bidang buang S Sisi potong ujung Sisi potong
70
Gambar 2. 112 Sudut pahat bubut rata Sudut pahat bubut kasar, Susut bebas Sudut buang Sudut potong Sudut baji
71
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar Bidang asah pahat sekrap Sudut bebas Sudut buang Sudut potong Sudut baji
Gambar 2.115 Pemeriksaan hasil mengasah dengan busur derajat Pemeriksaan hasil pengasahan dapat dilakukan dengan busur derajat dengan menyetel pengurkur sudutnya sesuai dengan bidang asah pahat
Gambar 2.116 Pemeriksaan hasil mengasah pahat dengan mal pahat Pemeriksaan hasil pengasahan dapat dilakukan pula dengan mal pahat yang sudut-sudutnya sudah disesuaikan dengan sudut-sudut pahat.
72
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar 5) Memasang Peralatan Pada Mesin (a) Memasang peralatan pada mesin sekrap
Gambar 2.117 Pemasangan pahat pada holder Untuk pahat ukuran kecil, pencekaman dilakukan dengan holder.
gambar 2.118 Sususnan pencekaman alat potong Susunan pencekaman alat potong, 1. Kepala mesin sekrap 2. Kepala putar 3. Eretan 4. Spindel pemakanan 5. Pengatur kemiringan posisi pahat 6. Tool post 7. Rumah pahat 8. Ring rumah pahat
73
Gambar 2.119 Pemasangan mata bor Pemasangan bor mata bor dicekam pada chuck bor dan
dikencangkan dengan kunci chuck bor. Chuck bor dipasang pada arbor mesin .
74
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar A. Sarung pengurang B. Sarung pengurang bertingkat C. Batang tirus alat potong D. Tangkai pembuka alat potong pada sarung pengurang E. Chuck bor dengan kunci chuck bor.
Gambar 2.122 Penyetelan ketinggian pahat bubut Pahat bubut dipasang dengan ujung pahat potongnya sejajar dengan sumbu mesin bubut. Pengaturan ketinggian pahat dilakukan dengan bantuan pelat pengganjal pahat.
Gambaran 2.123 Pencekaman pahat Pencekaman pahat pahat yang ujung potongnya sudah disetel sejajar dengan sumbu mesin bubut, dicekam dengan mengencangkan baut pencekam pada rumah pahat
75
Gambar 2.124 Jarak ujung pahat potong Panjang bagian ujung pahat dengan sisi rumah pahat harus sependek mungkin untuk menghindari getaran dan kemungkinan patahnya pahat
Gambar 2.125 Pemasangan alat bantu pada kepala lepas Alat bantu lainnya seperti senter putar dipasang pada kepala lepas mesin bubut
Tabel 2.11. Sudut-sudut pahat dan penggunaannya No. Gambar penggunaan pahat Penggunaan Untuk benda kerja dengan bahan Kuningan, Perunggu, Bahan yang rapuh dan keras. Untuk Baja dan baja Tuang yang berkualitas 34-50 kg/mm2
1.
2.
76
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar No. Gambar penggunaan pahat Penggunaan Untuk Baja dan baja Tuang yang berkualitas lebih dari 70kg/mm2, Kuningan Merah, Perunggu
3.
4.
5.
6.
Tabel 2.12. Letak tinggi pahat No. Gambar tinggi pahat Letak tinggi pahat 1. Letak ujung sisi pemotong harus tepat dengan sumbu benda kerja 2. Letak pahat yang lebih tinggi dari sumbu akan mengakibatkan sisi depan bagian bawah pahat tergesek, dan kecenderungan benda kerja melentur. 3. Letak pahat yang lebih rendah dari sumbu akan mengakibatkan benda kerja terangkat/melentur.
1.
2.
3.
77
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar (d) Memasang peralatan pada mesin frais
Gambar 2.226 Pemasang ragum Ragum dipasang pada meja mesin dengan diikat oleh baut pengikat.
Gambar 2.127 Pemasang pisau frais (a) Pisau frais jari dipasang pada holder pisau frais (b) Pisau dipasang pada collet yang merupakan bagian dari holder. (c) Pencekaman pisau dilakukan dengan cara mengencangkan mur penutup holder
Gambar 2. 128 Pemasangan shell end mill cutter. (a) Pisau frais dipasang pada ujung holder. (b) Untuk menghindari luka pada tangan saat memegang, maka pisau diganjal dengan kain.
78
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar (c) Pisau frais dicekam dengan cara mengencangkan baut pengunci di bagian ujung holder.
Gambar 2.129 Pemasangan arbor vertikal Pasang holder shell end mill cutter pada spindel mesin . Cekam holder dengan cara mengencangkan baut pengunci di bagian atas spindel.
79
Gambar 2.130. Memasang pisau frais sisi (side mill cutter), (a) Pasang arbor pada spindle mesin (b) Pasang cincin arbor dan pasaknya pada jarak yang sesuai dengan posisi penempatan pisau frais. (c) Pasang pisau frais pada arbor , sesuai dengan posisi pasak atau jarak yang diinginkan . (d) Pasang cincin arbor sebagai penjepit pisau frais, paling ujung pasang bantalan luncur, kemudian mur pengencang arbor . (e) Pasang blok penahan arbor pada kepala mesin sampai posisi bantalan luncur arbour tepat pada lubang penahan arbour. (f) Kencangkan baud pengunci arbour, sehingga semua cincin dan pisau frais terkunci. (g) Kencangkan mur pengunci penahan arbour sampai blok penahan tersebut terkunci dengan baik.
80
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar 6) Mengidentifikasi Peralatan Pengaman yang akan Digunakan Peralatan pengaman yang perlu untuk digunakan pada pekerjaan dasar, baik dengan mesin bor, sekrap, bubut, frais, gerinda maupun mesin dan kacamata
pengaman, atau alat pengaman lainnya yang dipasang pada mesin seperti kaca pelindung gram, tutup belt motor, dan tutup roda gigi.
7) Memasang Peralatan Pengaman (a) Memasang peralatan pengaman pada mesin sekrap
Gambar 2.131. Pengaman percikan bram Untuk menjaga agar lokasi pekerjaan menyekrap tidak dipenuhi oleh geram dipasang alat pelindung percikan geram.
Gambar 2.132. Pelindung belt Pasang penutup belt motor untuk menghindari kemungkinan
tergulungnya tangan atau benda lain kedalam putaran belt dan puly.
81
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar (c) Memasang peralatan pengaman pada mesin bubut Alat-alat pengaman yang perlu diperhatikan untuk dipasang pada mesin bubut antara lain : (1) Penutup kotak roda gigi
Gambar 2.133. Penutup kotak roda gigi Jangan biatkan kotak roda gigi terbuka. (2) Alat pengaman percikan geram (3) Alat pengaman belt motor (4) Pipa air pendingin (Coolant)
Gambar 2.134 Pemasangan peralatan pengaman pada mesin frais. Tutup sabuk motor (belt ) dipasang untuk menjaga kecelakaan pada saat bekerja.
82
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar (e) Memasang peralatan pengaman pada mesin gerinda
Tutup roda gerinda, landasan benda, dan kaca pengaman untuk menjaga agar serbuk bekas menggerinda tidak menyebar, harus dipasang sebaik mungkin.
Gambar 2.136 Pemasangn peralatan pengaman pada mesin gergaji Tutup kotak roda gigi dan sabuk motor harus terpasang dengan baik, demikian pula pipa saluran air pendingin.
83
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar Untuk menggergaji benda yang panjang, gunakan penahan benda dengan benar, jangan ditahan langsung dengan tangan.
8) Memeriksa Kesiapan Mesin Untuk memeriksa sejauh mana mesin siap digunakan, maka diperlukan perlu dilakukan beberapa hal, yaitu : (a) Periksa kelengkapan mesin yang akan digunakan. (b) Periksa pemasangan alat potong dan benda kerja. (c) Periksa pemasangan peralatan pengaman. (d) Periksa bagian-bagian penting pada mesin seperti : fungsi alat-alat pencekam alat potong dan alat pencekam benda kerja; gerakan sliding pada penggerak alat potong; keadaan dan jumlah persediaan pelumas pada kotak pelumas; roda gigi; sabuk atau belt pada motor penggerak, bagian lainnya dari mesin yang akan digunakan selama proses pengerjaan benda kerja.
84
c. Rangkuman
1) Menentukan peralatan yang akan digunakan Peralatan yang akan digunakan perlu ditentukan dengan menyangkut : alat pencekam benda kerja ; pencekam alat potong ; alat potong yang akan digunakan ; alat-alat ukur dan pemeriksa ; peralatan bantu lainnya. 2) Memilih peralatan yang diperlukan Peralatan yang diperlukan dipilih sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan. 3) Memeriksa Peralatan yang Sudah Dipilih Pemeriksaan terhadap peralatan yang sudah dipilih dilakukan dengan memeriksa ukuran, fungsi, serta kondisi rusak atau tidaknya peralatan. 4) Mengasah alat potong yang akan digunakan Untuk pekerjaan dasar, pengasahan alat-alat potong dilakukan pada gerinda bangku atau gerinda lantai. Pengasahan dilakukan terhadap alat potong berupa pahat sekrap, pahat bubut, dan mata bor. 5) Memasang peralatan pada mesin Peralatan yang dipasang pada mesin menyangkut pemasangan alatalat potong dan alat- alat pencekam benda kerja serta bantu lainnya. 6) Mengidentifikasi peralatan pengaman yang akan digunakan Peralatan pengaman diidentifikasi sesuai dengan rencana
penggunaannya, seperti alat pengaman badan serta alat pengaman yang dipasang pada mesin . 7) Memasang peralatan pengaman Peralatan pengaman yang dipasang pada mesin adalah : pengaman percikan bram atau serbuk pemotongan benda, tutup kotak roda gigi, tutup sabuk atau belt motor; penahan benda serta alat pengaman lainnya yang diperlukan. 8) Memeriksa kesiapan Mmsin Pemeriksaan terhadap kesiapan mesin untuk digunakan dilakukan
terhadap : pemasangan alat potong dan benda kerja; pemasangan peralatan pengaman ; fungsi pencekam alat potong dan alat pencekam
Modul Seri M7.32A
85
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar benda kerja; gerakan sliding pada penggerak alat potong; keadaan dan jumlah persediaan pelumas pada kotak pelumas; roda gigi; kondisi sabuk atau belt pada motor penggerak, bagian lainnya dari mesin yang akan digunakan selama proses pengerjaan benda kerja.
86
d. Tugas
Tabel 2.13. Daftar tugas belajar Tugas-tugas yang ditampilkan 1. Peralatan yang diperlukan untuk proses machining sudah ditentukan 2. Peralatan yang diperlukan sudah dipilih 3. Peralatan yang dipilih sudah diperiksa 4. Alat potong yang telah dipilih sudah diasah 5. Peralatan sudah dipasang di mesin sesuai SOP/manual 6. Peralatan pengaman yang diperlukan sudah diidentifikasi 7. Peralatan pengaman sudah dipasang sesuai SOP/manual 8. Kesiapan mesin sudah diperiksa Kompeten Belum Tanggal
87
e. Tes Formatif
1) Tes Tertulis (1) Salah satu alat pencekam benda kerja pada mesin sekrap adalah (a) Lathe dog (b) Chuck (c) Ragum mesin (d) Collet
(2)
Salah satu pencekam alat potong pada mesin bor adalah (a) Drill chuck / chuck bor) (b) Ragum tangan (c) Collet (d) Tap matic
(3)
Salah satu bahan alat potong yang digunakan pada proses membubut adalah : (a) Pahat karbide (b) Pahat kasar (c) Pahat rata (d) Pahat ulir
(4)
Alat ukur untuk memeriksa sudut mata bor adalah : (a) Mal (b) Mal Mata Bor (c) Mal Pahat (d) Pengukur Sudut
(5)
Fungsi Dresser pada penggerindaan adalah untuk (a) Meratakan permukaan roda gerinda (b) Membentuk roda gerinda (c) Menajamkan permukaan roda gerinda (d) Mengasah roda gerinda
88
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar (6) Pertimbangan dalam memilih alat potong adalah : (a) Bentuk alat potong dan bentuk benda kerja. (b) Jenis bahan benda kerja dan bahan alat potong. (c) Bentuk dan jenis alat potong. (d) Jenis bahan yang akan dipotong dan bentuk benda yang akan dikerjakan.
(7)
Beberapa hal yang termasuk ke dalam pemeriksaan alat potong, kecuali : (a) Bentuk alat potong yang akan digunakan. (b) Kondisi alat potong sebelum digunakan. (c) Menentukan bagian alat potong yang rusak. (d) Menandai bagian alat potong yang sudah rusak
(8)
Berapa maksimal jarak antara landasan benda yang diasah dengan roda gerinda (a) 2,5 mm (b) 2 mm (c) 3 mm (d) 3,5 mm
(9)
Bagian mata bor yang manakah yang diasah ? (a) Bidang ujung (b) Bidang bebas (c) Bidang buang (d) Panjang bibir
(10) Berapakah sudut mata bor yang digunakan untuk mengebor bahan baja ? (a) 140 (b) 112 (c) 80 (d) 118
Modul Seri M7.32A
89
(11) Berapa sudut baji () pahat bubut untuk membubut bahan baja berkualitas 70 kg/ m2 ? (a) 81 (b) 62 (c) 67 (d) 55
(12) Pahat sekrap dicekam pada : (a) Kepala mesin (b) Spindel (c) Rumah pahat (d) Eretan
(13) Akibat dari pemasangan pahat yang terlalu tinggi dari sumbu benda kerja adalah : (a) Sisi depan bagian bawah pahat tergesek (b) Ujung pahat cepat tumpul (c) Sisi potong pahat terangkat (d) Benda kerja terangkat
(14) Pisau frais Shell End Mill dipasang atau dicekam pada : (a) Collet (b) Holder (c) Batang arbor (d) Mandrell
(15) Untuk menghindari agar geram atau serbuk penggerindaan tidak menyebar sebaiknya dipasang : (a) Tutup mesin gerinda (b) Penahan serbuk gerinda (c) Kacamata pengaman (d) Tutup roda gerinda dan kaca pengaman
Modul Seri M7.32A
90
(16) Berikut ini adalah pemeriksaan terhadap kesiapan mesin , kecuali : (a) Memeriksa alat-alat ukur dan pemeriksa (b) Memeriksa kelengkapan mesin (c) Memeriksa pemasangan alat potong dan benda kerja (d) Memeriksa peralatan pengaman
91
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar 2) Tes Unjuk Kerja Tabel 2.14. Daftar Tes unjuk kerja Tugas-tugas yang ditampilkan 1. Apakah peralatan yang diperlukan untuk proses machining sudah ditentukan? 2. Apakah peralatan yang diperlukan sudah dipilih? 3. Apakah peralatan yang dipilih sudah diperiksa? 4. Apakah alat potong yang telah dipilih sudah diasah? 5. Apakah peralatan sudah dipasang di mesin sesuai SOP/manual? 6. Apakah peralatan pengaman yang diperlukan sudah diidentifikasi? 7. Apakah peralatan pengaman sudah dipasang sesuai SOP/manual? 8. Apakah kesiapan mesin sudah diperiksa? Kompeten Belum Tanggal
92
93
Mempersiapkan Mesin
dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan
Kompeten
dalam Mempersiapkan Mesin Perkakas untuk Pekerjaan Dasar
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 3 : .. : ..
Penilai,
Peserta diklat,
_____________________
94
b. Uraian Materi
1) Memeriksa Peralatan Keselamatan Kerja Peralatan keselamatan kerja yang perlu untuk diperiksa pada pekerjaan permesinan adalah : a) Peralatan keselamatan kerja yang digunakan oleh operator mesin. Peralatan keselamatan kerja yang digunakan oleh operator mesin seperti kacamata pengaman, baju kerja, sepatu kerja, helm, masker, dan peralatan keselamatan kerja lainnya yang bekerja. b) Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin yaitut tutup roda gigi mesin, kaca pelindung pada mesin bubut dan mesin gerinda, penahan percikan geram, tutup sabuk mesin, dan peralatan keselamatan lainnya. c) Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di ruang kerja Peralatan ini termasuk tanda-tanda larangan, peringatan, atau perintah perihal keselamatan kerja. Selain itu juga peralatan seperti alat pemadan kebakaran, penghisap debu atau asap, dan sebagainya. dipakai selama
95
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar 2) Memakai Peralatan Keselamatan Kerja a) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan menyekrap (1) Kacamata kerja. (2) Penahan tatal. b) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan mengebor seperti kacamata kerja c) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan membubut (1) Kacamata kerja. (2) Kaca penahan tatal pada mesin. (3) Pengait bram. d) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan mengefrais seperti kacamata kerja e) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan menggerinda (1) Kacamata kerja. (2) Tutup roda gerinda pada mesin. (3) Kaca pelindung percikan serbuk gerinda yang dipasang pada mesin gerinda.,
3) Memasang Benda Kerja Pada Mesin a) Memasang benda kerja pada mesin sekrap
Gambar 2.137 Ragum mesin sekrap Ragum mesin sekrap merupakan salah satu alat pencekam benda kerja. Ragum ini posisinya dapat dirubah sesuai dengan sekala derajat yang terdapat pada skala nonius.
96
Gambar 2.138 Pemasangan blok paralel Blok paralel, digunakan sebagai alas benda kerja yang dicekam pada ragum agar permukaan benda kerja yang disekrap sejajar dengan permukaan meja mesin.
Gambar 2.139. Blok Paralel Blok paralel, mempunyai ukuran yang presisi dan ukuran yang bermacam-macam, sehingga dapat dipilih sesuai dengan ketebalan alas yang diperlukan
Gambar 2.140. Posisi penempatan blok paralel Blok paralel harus disimpan seimbang diantara kedua ujung benda kerja, sehingga benda kerja berada pada posisi yang rata mengikuti permukaan blok paralel.
97
Gambar 2.141. Penggunaan paku Untuk pencekaman benda kerja yang baik serta kuatnya blok paralel menahan benda kerja, maka pada saat pencekaman, pukulah benda kerja dengan palu plastik. Apabila blok paralel sudah tidak bergeser maka kencangkan pengikatan pada ragum.
Gambar 2.142. Pemasangn benda kerja pada mesin bor Benda kerja dipasang pada ragum tangan. Agar posisi benda kerja terhadap meja mesin lebih sejajar, maka gunakan blok paralel sebagai alas penjepitan benda kerja. Gunakan palu untuk memukul benda kerja pada saat pengikatan.
98
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar c) Memasang benda kerja pada mesin bubut
Gambar 2.143. Pencekaman benda silindris panjang Untuk mencekam benda silindris panjang, digunakan chuck rahang 3 dengan ketiga rahangnya pada posisi normal. Tepatkan posisi benda kerja, lalu kencangkan lubang pengunci dengan kunci chuck
Gambar 2.144. pencekaman benda kerja silindris pendek Untuk mencekam benda silindris yang relatif pendek dengan diameter lebih besar, digunakan chuck rahang 3 dengan ketiga rahangnya pada posisi dibalik.
99
Gambar 2.145. Pencekaman benda silindris berdiameter besar Posisi rahang yang dibalik, digunakan pula untuk mencekam benda silindris berdiamater besar pada bagian lubangnya.
Gambar 2.146. Penggunaan senter putar kepala lepas Untuk benda yang lebih panjang, maka gunakan senter putar kepala lepas sebagai penahan benda
100
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar Chuck 4 rahang, dipergunakan untuk mencekam benda kerja segi empat atau segi tidak beraturan. Posisi rahangnya dapat diatur sendiri-sendiri. Keempat rahangnya dikencangkan setelah titik pusat bagian benda yang akan dibubut telah sejajar dengan sumbu mesin.
Gambar 2.148. Pemasangan benda kerja pada ragum mesin frais Benda kerja yang berbentuk balok, dicekam pada ragum mesin frais. Blok paralel digunakan agar permukaan benda yang difrais lebih
Gambar 2.149. Pemakaian palu pada mesin frais Untuk pencekaman benda yang lebih baik, digunakan palu untuk memukul benda. Setelah balok paralel tidak bergeser, kemudian ragum dikencangkan
101
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar 4) Mencekam Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman a) Memasang Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman pada Mesin Sekrap
Gambar 2.150. Pencekaman benda tipis Untuk benda kerja yang bentuknya tipis dan yang disekrap bagian sisinya, maka benda dicekam pada blok siku. Benda kerja tersebut diikat dengan klem.
Gambar 2.151. Pengikatan benda kerja pada meja mesin Pencekaman benda kerja yang ukurannya lebih besar dan sulit dicekam dengan ragum dilakukan dengan mengikatnya langsung pada meja mesin. Pengikatan benda pada meja mesin juga dapat dilakukan dengan menggunakan klem pengikat.
102
Gambar 2.152. Pengikatan benda kerja dengan klem pengikat Bagian dari klem adalah baut T yang dipasang pada alur T meja mesin dan balok T klem dipasang diantara balok penahan klem dengan benda kerja. Pengikatan dilakukan dengan cara
b) Memasang Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman pada Mesin Bor
Gambar 2.153. Pemasangan benda kerja yang tidak dapat dicekam dengan ragum Untuk benda kerja yang tidak dapat dicekam pada ragum, maka benda kerja dicekam langsung pada meja mesin dengan bantuan baut T, Klem, dan balok penahan klem sebagai pengikat.
Gambar 2.154. Pencekaman benda kerja silindris pada mesin bor Untuk mencekam benda kerja silindris, gunakan blok dan Klem V sebagai pengikat benda.
Modul Seri M 7.32A
103
c) Memasang benda kerja dengan alat bantu pencekaman pada mesin bubut
Gambar 2.155. Pencekaman benda diantara dua senter Pencekaman benda diantara dua senter alat Bantu pencekaman yang digunakan adalah : 1 = Piring pembawa 2 = Senter tetap 3 = Lathe dog 4 = Senter putar
Gambar 2.156. Pencekaman benda dengan kacamat tetap Mencekam benda dengan kacamata tetap untuk mencekam benda panjang, maka digunakan kacamatan tetap untuk menahan agar benda kerja tidak melentur selama berputar. Kacamatan tetap dipasang pada Bed mesin
104
Gambar 2.157. Kacamat jalan Kacamata jalan digunakan untuk menjaga agar benda kerja tidak melentur selama pemotongan. Kacamata jalan dipasang pada eretan melintang.
Gambar 2.158. Pencekaman benda tipis dengan face plate Mencekam benda tipis untuk mencekam benda tipis maka digunakan Face plate. Benda kerja diikat dengan menggunakan baut dan klem penjepit.
d) Memasang benda kerja dengan alat bantu pencekaman pada mesin frais
105
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar Mencekam benda kerja dengan klem, alat bantu yang digunakan : a. Balok klem b. Balok penahan c. Mur/baut pengunci d. Blok V
Gambar 2.160. Pencekaman benda kerja yang lebar Benda kerja yang lebih lebar dapat pula dicekam langsung di atas meja dengan bantuan klem penjepit.
Gambar 2.161. Pembentukan benda silindris menjadi segi beraturan Untuk mencekam benda silindris yang akan difrais menjadi bidang rata secara beraturan, maka digunakan ragum. Ragum tersebut dapat dipasang pada kepala pembagi atau pada ragum putar.
106
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar 5) Mengoperasikan Mesin a) Mengoperasikan mesin sekrap
Gambar 2.162. Bagian-bagian pengatur posisi dan panjang langkah pemahaman pada mesin sekrap Bagian-bagian untuk mengatur posisi serta panjang langkah
pemakanan adalah : a = motor penggerak b = roda gigi penggerak c = Roda pemutar d = Blok engkol e = Poros lengan ayun f = Lengan ayung g = Kepala luncur h = Pengikat kepala luncur
107
Gambar 2.163. Panjang langkah penyekrapan Untuk langkah pemakanan yang panjang, maka lengan ayun harus dipasang pada posisi terjauh dari sumbu poros roda pemutar. Lengan ayun akan bergerak dari A sampai B dan sebaliknya ( ). Karena lebih besar dari maka langkah kebelakang akan lebih cepat. Untuk langkah pemakanan yang pendek, maka lengan ayun harus dipasang pada posisi terdekat dari sumbu poros roda pemutar.
lb
l L
la
Gambar 2.164. Panjang langkah pemotongan Panjang langkah (L) disesuaikan dengan panjang benda (l), panjang awal (la) dan panjang sisa (lb)
108
Menentukan jumlah langkah maju mundur. Jumlah kangkah maju mundur per menit (n) tergantung kepada kecepatan potong bahan (v) dan panjang langkah (L) Kec. Potong (m/menit) . Panjang langkah maju mundur (m)
n=
Untuk mengatur jumlah langkah per menit, dilakukan dengan menempatkan handel pengatur jumlah langkah pada posisi yang paling sesuai atau memdekati angka hasil perhitungan. Handel pengatur jumlah langkah biasanya ditempatkan di bagian belakang mesin sekrap.
Tombol menghidupkan dan mematikan Apabila panjang langkah, jumlah langkah dan posisi pemotongan sudah disetel, maka untuk menghidupkan mesin tekan tombol on pada saklar utama yang tersedia pada mesin. Untuk menghentikan gerakan kepala ayun sementara mesin tetap hidup, dilakukan dengan cara menekan tuas kopling yang ada pada bagian mesin, dan untuk menjalankannya kembali tuas kopling tersebut harus ditarik. Untuk mematikan mesin, dilakukan dengan cara menekan tombol off pada saklar uatama mesin.
109
s
Gambar 2.165. Kedalaman pemakanan. Banyaknya pemakanan (A) tergantung kepada kerataan pengerjaan mesin (kasar/halus)
Gambar 2.166. Mengatur kedalaman pemakanan. Untuk posisi awal, skala nonius handle eretan diseting pada angka nol. Pengaturan kedalaman pemakanan dilakukan dengan cara memutar handle eretan sambil melihat angka skala nonius yang menunjukkan jumlah kedalaman pemakanan
110
Gambar 2.167. Mengatur tebal pemakanan. Pengaturan tebalnya pemakanan dilakukan dengan cara memutar
poros penggerak meja mesin setiap kali awal pergerakkan langkah memotong.
b) Mengoperasikan Mesin Bor Menentukan dan menyetel putaran mesin Kecepatan putaran spindle mesin bor (n) ditentukan oleh kecepatan potong bahan (v) dalam meter per menit, dan diameter mata bor yang digunakan (d).
Gambar 2.168. Belt pengatur kecepatan putaran Penyetelan putaran mesin dilakukan dengan mengatur pasangan sabuk putaran pada pully motor penggerak dan pully poros utama mesin bor. Posisi pasangan sabuk dengan pully dipilih dengan mengikuti tabel putaran pada mesin
111
Gambar 2.169. Menepatkan titik pusat lubang Sebelum dilakukan pengeboran, benda kerja yang akan dibor dilukis terlebih dahulu (a), kemudian titik pusat lubang ditandai dengan penitik (b), Posisi ujung mata bor ditepatkan terhadap titik pusat lubang yang sudah ditandai. Pemusatan ujung mata bor tersebut dilakukan dengan menggeser benda kerja. Apabila ujung mata bor sudah tepat dengan titik pusat lubang, maka pengeboran dapat dilakukan. Pendinginan dilakukan selama proses pengeboran berlangsung.
Gambar 2.170. Tuas-tuas pengatur kedalaman mengebor. Kecepatan mengebor tergantung kepada kecepatan potong benda serta jenis mata bor. Dalam hal ini diperlukan keterampilan teknisi dalam menekan tuas penggerak selama mengebor. Untuk membatasi kedalaman pengeboran dalam membuat lubang tidak tembus, perlu digunakan poros dan mur pembatas kedalaman.
112
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar Menghidupkan dan mematikan mesin Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar pada mesin, biasanya dipasang di bagian depan atau kiri kepala mesin.
Gambar 2.171. Gerakan-gerakan dalam membubut Pada proses pembubutan terdapat tiga gerakan utama : 1. Gerakan berputar, yaitu berputarnya benda kerja pada sumbo poros. 2. Gerakan pengikatan, yaitu pencekaman benda kerja dan
pengikatan pahat bubut. 3. Gerakan pemotongan, yaitu benda yang berputar disayat oleh pahat yang bergerak sejajar, tegak lurus atau menyudut terhadap sumbu benda kerja.
113
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar Pengaturan putaran dan kecepatan potong benda kerja
Gambar 2.172. Kecepatan potong (v). Jika benda dengan garis tengah d dipotong dalam satu putaran selama 1 menit, maka panjang tatal yang tersayat adalah d x (keliling). Jika dalam satu menit lebih dari satu putaran maka panjang tatal adalah d x x n v = d (mm) x x n (rpm) karena kecepatan potong dinyatakan dalam m/menit, sedangkan ukuran benda dalam mm, maka : v = d (mm) x x n (rpm) (m/men) 1000 n = 1000 . v (r.p.m.) d. .
Gambar 2.173. Tuas-tuas pengatur kecepatan putaran Untuk memilih kecepatan putaran mesin, maka stel posisi tuas pengatur kecepatan putaran mesin sesuai dengan angka kecepatan putar yang terdapat pada tabel. Tuas-tuas tersebut terdapat pada kepala tetap mesin bubut.
114
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar Tidak selamanya hasil perhitungan sesuai dengan jumlah kecepatan putaran yang terdapat pada table, oleh karenanya angka yang dipilih adalah angka yang paling mendekati hasil pergitungan.
Pergerakan Eretan
Gambar 2.174. Pergerakan eretan mesin bubut Tuas No. 1 berfungsi untuk memutarkan spindle utama mesin bubut (memutarkan benda kerj) Eretan memanjang (2) digerakan dengan handle (3), berfungsi untuk menggerakan pahat sejajar dengan sumbu benda kerja Eretan melintang (4) digerakan dengan handle (5), berfungsi untuk menggerakan pahat ke arah melintang terhadap sumbu benda kerja. Eretan atas (6) posisinya dapat diatur sejajar, melintang atau menyudut terhadap sumbu benda kejra, digerakan dengan handle (7), berfungsi untuk pemotongan pendek sejajar, melintang atau untuk membubut bentuk tirus.
115
Gambar 2.175. Arah pemotongan sejajar, pahat bergerak menyayat sejajar dengan sumbu benda kerja. Arah pemotongan ini berfungsi untuk mengurangi diameter benda kerja
Gambar 2.176. Arah pemotongan melintang, pahat bergerak menyayat tegak lurus terhadap sumbu benda kerja Arah pemotongan ini berfungsi untuk membubut permukaan/ujung benda, atau untuk memotong benda
Gambar 2.177. Arah pemotongan menyudut, pahat bergerak menyayat menyudut terhadap sumbu benda kerja. Arah pemotongan ini berfungsi untuk membubut tirus benda
116
e
Gambar 2.178. Arah pemotongan melingkar, pahat bergerak sejajar dan melintang terhadap sumbu benda kerja. Arah pemotongan ini berfungsi untuk membentuk contur radius pada permukaan benda.
Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar listrik utama mesin. Untuk menjalankan putaran mesin, gunakan tuas (1) yang terdapat di bagian eretan mesin.
Gambar 2.179. Gerakan-gerakan dalam mengefrais A = Gerakan berputar, yaitu gerakan berputarnya pisau frais pada sumbu arbour. B = Gerakan pengikatan, yaitu gerakan pencekaman pisau frais pada sumbu arbour dan pencekaman benda kerja. C = Gerakan pemotongan. Gerakan ini merupakan gerakan gabungan dari kedua gerakan sebelumnya. Pisau frais yang
117
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar berputar menyayat benda kerja yang bergerak berlawanan atau searah dengan putaran pisau frais.
Maka kecepatan putaran spindle mesin atau putaran pisau frais adalah : V= d..n 1000 d = adalah diameter pisau frais v = adalah kecepatan potong dalam m/menit n = adalah kecepatan putaran spindle mesin dalam rev. per menit. (put/menit) r.p.m. ,
Metode pengefraisan
Gambar 2.180. Pengefraisan searah, Sisi pisau frais yang memotong searah dengan gerakan benda kerja selama penyayatan.
118
Gambar 2.181. Pengefraisan berlawanan arah, Sisi pisau frais yang memotong berlawanan arah dengan gerakan benda kerja selama penyayatan.
Gambar 2.182. Pengefraisan netral, Sisi pisau frais yang memotong berlawanan dan searah dengan gerakan benda kerja selama penyayatan. Metode ini digunakan apabila menggunakan pisau shell end mill.
Gambar 2.183. Gerakan memanjang, Dengan memutar handle meja memanjang maka benda kerja akan bergerak ke arah memanjang.
119
Gambar 2.184. Gerakan melintang. Gerakan melintang benda kerja dilakukan dengan memutar handle meja melintang yang dilengkapi mengetahui ukuran gerakan. dengan skala nonius untuk
Gambar 2.185. Gerakan vertikal. Kedalaman pengefraisan benda diatur dengan cara menaikan meja mesin dan untuk membebaskan benda dengan pisau dengan cara menurunkannya. Handle penggerak naik turun meja terdapat di bagian depan mesin.
Menghidupkan dan mematikan mesin Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar utama listrik yang ada pada mesin. Untuk menghentikan putaran pisau frais sementara mesin tetap dalam keadaan hidup, maka tekan tuas kopling yang ada di samping badan mesin, dan menariknya untuk menjalankan kembali putaran.
120
6) Memeriksa Proses Machining a) Memeriksa Proses Penyekrapan Pemeriksaan proses penyekrapan dilakukan terhadap : (1) Panjang langkah pemotongan (2) Posisi panjang langkah. Dilihat dari posisi langkah paling depan dan paling belakang terhadap ujung benda kerja yang dipotong. (3) Jumlah langkah per menit. (4) Ketebalan dan kedalaman pemakanan pahat b) Memeriksa Proses Pengeboran Pemeriksaan proses pengeboran dilakukan terhadap : (1) Kecepatan putaran spindle mesin (n), dan (2) Kecepatan dan kedalaman pengeboran c) Memeriksa Proses Pembubutan Pemeriksaan proses pembubutan dilakukan terhadap : (1) Kecepatan putaran spindle mesin (n), dan (2) Arah putaran spindle (3) Arah pemotongan (4) Ketebalan sayat dan kecepatan pemotongan d) Memeriksa Proses Pengefraisan Pemeriksaan proses pengafraisan dilakukan terhadap : (1) Kecepatan putaran spindle mesin (n), dan (2) Arah putaran spindle (3) Arah pemotongan (4) Ketebalan sayat dan kecepatan pemotongan
121
c. Rangkuman
1) Memeriksa Peralatan Keselamatan Kerja Peralatan keselamatan kerja yang perlu untuk diperiksa pada pekerjaan permesinan adalah : a) Peralatan keselamatan kerja yang digunakan oleh operator mesin. b) Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin c) Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di ruang kerja
2) Memakai Peralatan Keselamatan Kerja Peralatan keselamatan kerja yang dipakai pada saat bekerja pada mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais dan mesin gerinda adalah kacamata pelindung, pakaian kerja, sepatu kerja, masker (khusus pada pekerjaan menggerinda), dan peralatan lainnya yang dianggap perlu.
3) Memasang Benda Kerja Pada Mesin a) Pemasangan benda kerja pada mesin sekrap adalah dengan menggunakan ragum mesin sekrap. b) Pemasangan benda kerja pada mesin bor adalah dengan
menggunakan ragum tangan c) Pemasangan benda kerja pada mesin bubut adalah dengan menggunakan chuck rahang 3 untuk benda silindris dan chuck rahang 4 untuk bentuk segi empat atau bentuk tidak beraturan. d) Pemasangan benda kerja pada mesin frais adalah dengan
4) Mencekam Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman a) Pencekaman benda kerja pada mesin sekrap, mesin bor, dan mesin frais yang tidak dapat menggunakan ragum, dicekam dengan bantuan klem penjepit benda. b) Pencekaman benda pada mesin bubut yang tidak dapat dicekam dengan chuck rahang 3 atau chuck rahang 4, dilakukan dengan bantuan face plate. Dan untuk menjaga kelenturan benda kerja yang
Modul Seri M 7.32A
122
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar panjang selama pembubutan, digunakan kacamata jalan atau kacamata tetap.
5) Mengoperasikan Mesin Dalam mengoperasikan mesin, perlu dilakukan langkah-langkah utama diantaranya : a) Menyetel handel kecepatan putaran mesin b) Menggunakan saklar atau tuas untuk menghidupkan atau mematikan mesin. c) Menentukan arah pemotongan dengan menggerakan bagian
penggerak benda kerja atau alat potong pada mesin. d) Menentukan ketebalan penyayatan benda kerja.
6) Memeriksa Proses Machining Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa proses permesinan antara lain : a) Kecepatan dan arah putaran spindle mesin b) Arah gerakan pemotongan benda kerja c) Kecepatan dan ketebalan penyayatan d) Ukuran benda yang dikerjakan setiap periode langkah pemakanan e) Permukaan hasil penyayatan benda kerja
123
d. Tugas
Tabel 2.16. Daftar tugas belajar Tugas-tugas yang ditampilkan 1) Memeriksa Peralatan Keselamatan Kerja 2) Memakai Kerja 3) Memasang Benda Kerja Pada Mesin Peralatan Keselamatan Kompeten Belum Tanggal
4) Mencekam Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman 5) Mengoperasikan Mesin 6) Memeriksa Proses Machining
124
e. Tes Formatif
1) Tes Tertulis
(1)
Peralatan keselamatan kerja yang paling sering digunakan pada pekerjaan permesinan adalah : (a) Kacamata pelindung (b) Sarung tangan (c) Helm (d) Pelindung telinga (ear protection)
(2)
Berikut ini adalah 3 jenis peralatan keselamatan kerja yang digunakan pada pekerjaan mesin, kecuali : (a) Peralatan keselamatan kerja yang digunakan pekerja (b) Peralatan keselamatan yang pada kotak PPPK (c) Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin (d) Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di ruangan
(3)
Alat pencekam benda kerja pada mesin bor, mesin sekrp dan mesin frais pada umumnya dalah ; (a) Klem paralel (b) Lathe dog (c) Ragum (d) Alat Bantu pencekaman
(4)
Fungsi dari blok paralel adalah : (a) Agar pencekaman benda kerja lebih kuat (b) Agar ragum tidak cepat rusak (c) Agar selama pemotongan, benda tidak bergetar. (d) Sebagai alas benda kerja yang dicekam pada ragum agar permukaan yang dipotong lebih sejajar dengan bagian alasnya.
125
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar (5) Untuk mencekam benda kerja yang tidak dapat dicekam dengan ragum maka digunakan : (a) Baut penjepit (b) Klem paralel (c) Klem penjepit (d) Balok penahan
(6)
Untuk mencekam benda silindris pada pekerjaan mengefrais, digunakan tambahan alat bantu pencekam, yaitu: (a) Blok V (b) Blok paralel (c) Blok siku (d) Balok penahan
(7)
Pencekaman benda silindris yang tidak terlalu panjang pada mesin bubut menggunakan : (a) Chcuk rahang 4 (b) Lathe dog (c) Chcuk rahang 3 (d) Face plate
(8)
Untuk mencekam benda yang bentuknya tidak beraturan dan tipis pada mesin bubut, dipergunakan : (a) Chcuk rahang 4 (b) Piring pembawa (c) Lateh dog (d) Kacamata jalan
(9)
Fungsi piring pembawa dan lathe dog adalah untuk : (a) Mencekam benda tipis. (b) Mencekam benda berbentuk tidak beraturan (c) Mencekam benda kerja panjang (d) Mencekam benda kerja diantara dua senter
126
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar (10) Kacamatan tetap pada mesin bubut berfungsi untuk : (a) Menahan benda kerja agar tidak bergetar (b) Memudahkan penyayatan (c) Menjaga agar benda kerja tidak patah (d) Menahan benda agar tidak melentur selama berputar..
(11) Kacamata jalan pada mesin bubut dipasang pada : (a) Eretan atas (b) Eretan melintang (c) Eretan memanjang (d) Bed mesin
(12) Jika kecepatan potong benda kerja (v) = 25 m/menit, dan panjang langkah (L) = 100 mm, maka jumlah langkah maju mundur mesin sekrap (n) adalah : (a) 500 langkah per menit (b) 50 langkah per menit (c) 100 langkah per menit (d) 250 langkah per menit
(13) Jika kecepatan potong (v) = 30 m/menit, diameter mata bor yang digunakan (d) = 11,5 mm, maka kecepatan putaran spindle mesin bor (n) harus disetel pada kecepatan : (a) 810 rpm (b) 830 rpm (c) 820 rpm (d) 840 rpm
(14) Berikut ini adalah gerakan-gerakan dalam membubut, kecuali : (a) Gerakan berputar (b) Gerakan melingkar (c) Gerakan pencekaman (d) Gerakan pemotongan
Modul Seri M 7.32A
127
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar (15) Berapa kecepatan putaran spindle mesin bubut (n) untuk membubut benda jika kecepatan potong (v) = 25 m/menit dan diameter bahan yang dibubut (d) = 25 mm. (a) 320 rpm (b) 318 rpm (c) 310 rpm (d) 330 rpm
(16) Berikut ini adalah arah pemotongan membubut, kecuali : (a) Memanjang (b) Melintang (c) Tirus (d) Menyudut
(17) Yang tidak termasuk gerakan-gerakan dalam pengefraisan adalah : (a) Gerakan berputar (b) Gerakan berlawanan (c) Gerakan mengikat (d) Gerakan pemotongan
(18) Jika kecepatan putaran spindle mesin frais (n) = 450 r.p.m. dan diameter pisau frais (d) = 50 mm, maka kecepatan potong (v) adalah : (a) 75 m/menit (b) 80 m/menit (c) 65 m/menit (d) 70 m/menit
(19) Yang tidak termasuk metode pengefraisan adalah : (a) Muka (b) Searah (c) Berlawanan (d) Netral
Modul Seri M 7.32A
128
(20) Pemeriksaan proses machining dilakukan terhadap hal-hal berikut, kecuali : (a) Pemasangan alat potong dan benda kerja. (b) Kecepatan dan arah putaran spindle mesin (c) Kecepatan dan tebal pemotongan (d) Arah dan gerakan pemotongan
129
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar 2) Tes Unjuk Kerja Tabel 2.17. Daftar tes unjuk kerja Tugas-tugas yang ditampilkan a) Apakah peralatan keselamatan Kompeten Belum Tanggal
dipasang di mesin? d) Apakah benda kerja sudah dicekam dengan alat bantu yang
sudah diperiksa?
130
131
Mengoperasikan Mesin
dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan
Kompeten
dalam Mengoperasikan Mesin Perkakas untuk Pekerjaan Dasar
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 4 : .. : ..
Penilai,
Peserta diklat,
_____________________
132
b. Uraian Materi
1) Mengidentifikasi Alat-alat Ukur Yang Diperlukan Alat-alat yang digunakan untuk memeriksa dan mengukur benda kerja antara lain : a) Alat-alat Pemeriksa :
Gambar 2.186. Inside Calipers Inside Calipers, digunakan untuk memeriksa kesejajaran atau lebar lubang benda kerja .
133
Spring Calipers, dengan baud dan mur yang digunakan untuk mengatur jarak pada ujung pemeriksa. Digunakan untuk memeriksa kesejajaran atau lebar lubang benda kerja .
Gambar 2.188. Jangka kaki. Jangka kaki, digunakan untuk memeriksa kesejajaran atau lebar bagian luar benda kerja .
Gambar 2.189. Jangka kaki dengan baud pengikat. Jangka kaki, dengan baud dan mur yang digunakan untuk mengatur jarak pada ujung pemeriksa Digunakan untuk memeriksa kesejajaran atau lebar bagian luar benda kerja .
Gambar 2.190. Batang mal ulir Batang mal ulir, untuk memeriksa ukuran ulir dalam
Gambar 2.191. Mal ulir luar Mal ulir luar, untuk memeriksa ukuran ulir luar
134
Gambar 2.192. Mal mata bor Mal mata bor, untuk memeriksa sudut dan lebar ujung mata bor..
Gambar 2.193. Limit plug gauge Untuk memeriksa kesesuaian lubang hasil mereamer.
Gambar 2.194. Taper gauge. Untuk memeriksa lubang tirus hasil mereamer tirus.
Gambar 2.195. Mal lubang dan poros tirus. Pemeriksa lubang atau poros tirus, untuk memeriksa ukuran tirus benda kerja . Selain alat pemeriksa yang disebutkan tadi, dipergunakan pula alat pemeriksa lainnya seperti busur derajat dan mal ulir.
b) Alat-alat Ukur Alat-alat ukur yang digunakan antara lain jangka sorong, micrometer luar dan micrometer dalam.
135
2) Memilih Alat-alat Ukur Yang Diperlukan Pemilihan akat ukur yang akan digunakan didasarkan kepada : a) Bentuk benda yang akan diukur. b) Besar kecilnya atau panjang pendeknya benda yang akan diukur c) Ketelitian ukuran yang diinginkan
3) Mengkalibrasi Alat Ukur Yang Akan Digunakan a) Mengkalibrasi jangka sorong - Rapatkan kedua permukaan rahang ukur - Longgarkan baud pada pelat skala nonius - Tepatkan garis nol skala nonius dengan garis nol pada batang utama jangka sorong - Kencangkan kembali baud pada pelat skala nonius b) Mengkalibrasi micrometer luar - Rapatkan kedua permukaan ujung pengukur, dengan cara memutar batang rechet sampai terdengar bunyi giginya. - Longgarkan rumah skala nonius - Tepatkan garis nol pada rumah skala nonius dengan garis nol pada batang utama - Kencangkan kembali rumah skala nonius
4) Mengukur Benda kerja Pada pelaksanaan pengukuran perlu diperhatikan beberapa hal antara lain : a) Prosedur penggunaan alat-alat ukur yang operasi pengukuran yang tersebut. b) Tempat pengukuran yang tepat c) Posisi pengukuran yang dilakukan petugas d) Pembacaan ketelitian pada saat pengukuran sesuai dengan manual
136
Gambar 2.196. Bidang yang diukur dengan jangka sorong Jangka sorong, digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dalam benda kerja sampai ketelitian 0,02 mm
Gambar 2.197. Bidang yang diukur dengan micrometer luar Mikrometer luar, digunakan untuk mengukur bagian luar benda kerja sampai ketelitian 0,001 mm.
Gambar 2.198. Bidang yang diperiksa dengan jangka kaki Jangka kaki, digunakan untuk memeriksa kesejajaran dua bidang luar dari benda kerja
137
Gambar 2.199. Bidang yang diperiksa dengan inside calipers Inside calipers, digunakan untuk memeriksa dan mengukur kesejajaran dua bidang di bagian dalam benda kerja . 5) Mencatat hasil pengukuran Setiap hasil pengukuran atau pemeriksaan terhadap benda kerja dicatat sebagai bahan untuk membandingkan dengan ukuran benda yang diinginkan.
6) Membandingkan hasil pengukuran dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan Hasil pemeriksaan atau pengukuran benda kerja yang telah dicatat
kemudian dibandingkan dengan ukuran yang tertera pada gambar atau pada lembaran kerja. Setiap hasil perbandingan disimpulkan, apakah sesuai atau tidak antara hasil pengukuran dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan dan
7) Melaporkan hasil pemeriksaan benda kerja Catatan hasil pemeriksaan benda dicatat sebagai bahan laporan termasuk letak ukuran mana yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
138
c. Rangkuman
Pada kegiatan belajar 4, dilakukan kegiatan belajar yang menyang kut : 1) Identifikasi alat-alat ukur yang diperlukan, antara lain alat-alat pemeriksa dan alat-alat ukur. 2) Memilih alat-alat ukur Yang diperlukan sesuai dengan bentuk dan
dimensi benda kerja yang akan diperiksa atau diukur. 3) Mengkalibrasi alat ukur yang akan digunakan, dilakukan terhadap alat ukur yang tidak tepat dan dimaksudkan agar pengukuran dapat
dilakukan secara lebih teliti. 4) Mengukur benda kerja , dilakukan dengan prosedur yang benar, tempat dan posisi pengukuran yang akurat oleh petugas. 5) Mencatat hasil pengukuran. 6) Membandingkan hasil pengukuran dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan. 7) Melaporkan hasil pemeriksaan benda kerja kepada atasan. tepat, serta pembacaan ketelitian yang
d. Tugas
Tabel 2.19.Daftar tugas belajar Tugas-tugas yang ditampilkan 1.) Mengidentifikasi alat-alat ukur yang Diperlukan 2.) Memilih diperlukan 3.) Mengkalibrasi alat ukur yang akan digunakan 4.) Mengukur benda kerja 5.) Mencatat hasil pengukuran 6.) Membandingkan hasil pengukuran alat-alat ukur yang Kompeten Belum Tanggal
139
Kompeten
Belum
Tanggal
e. Tes Formatif
1) Tes Tertulis
(1) Apakah diantara alat berikut yang tidak termasuk alat pemeriksa : (a) Spring Calipers (b) Busur derajat (c) Mal Ulir (d) Mikrometer (2) Apakah diantara alat berikut yang tidak termasuk alat ukur : (a) Mal bor. (b) Jangka sorong (c) Mikrometer luar (d) Mikrometer dalam (3) Berikut adalah beberapa pertimbangan untuk memilih alat ukur , kecuali : (a) Spesifikasi teknis ukuran yang dipersyaratkan (b) Keteitian hasil pengukuran (c) Bentuk benda (d) Jumlah benda (4) Alasan mengapa harus dilakukan kalibrasi terhadap alat ukur yang kondisinya kurang baik adalah : (a) Agar tidak terjadi kesalahan ukuran dari hasil mengukur. (b) Agar alat ukur terjaga kondisinya (c) Agar benda kerja dapat terukur dengan baik (d) Agar petugas tidak melakukan kesalahan mengukur.
Modul Seri M7.32A
140
(5) Untuk mengukur bagian luar dan dalam benda dengan bentuk sederhana, maka digunakan alat ukur : (a) Mal bor (b) Mikrometer luar (c) Jangka sorong (d) Busur derajat
(6) Mengapa hasil pengukuran perlu dicatat ? (a) Untuk menjaga agar ukuran tetap dapat diketahui (b) Untuk menjaga agar petugas yag mengukur tidak lupa (c) Untuk memudahkan perbandingan hasil pengukuran dengan ukuran sebenanrnya yang diinginkan. (d) Untuk memudahkan petugas dalam mengukur. (7) Laporan hasil pengukuran berguna untuk : (a) Menjaga kualitas benda yang dibuat (b) Menentukan benar tidaknya benda yang dibuat (c) Menentukan layak tidaknya benda kerja untuk digunakan (d) Memudahkan atasan dalam menilai petugas pembuat benda.
Tabel 2.20. Daftar tes unjuk kerja Tugas-tugas yang ditampilkan a) Apakah alat ukur yang diperlukan untuk pemeriksaan sudah Kompeten Belum Tanggal
diidentifikasi? b) Apakah alat ukur yang digunakan sudah dipilih? c) Apakah alat ukur yang digunakan sudah dikalibrasi? d) Apakah sudah dilakukan akan akan
141
Tugas-tugas yang ditampilkan pengukuran? e) Apakah hasil pengukuran sudah dicatat? f) Apakah hasil pengukuran sudah dibandingkan dengan spesifikasi
Kompeten
Belum Tanggal
teknis yang dipersyaratkan? g) Apakah hasil pengukuran sudah dilaporkan kepada atasan?
142
Kompeten
dalam Memeriksa Komponen Yang Dikerjakan
sehingga berhak untuk mempelajari Unit Kompetensi berikutnya. : .. : ..
Penilai,
Peserta diklat,
_____________________
143
III EVALUASI
A. Kognitif Skill (Tes Tertulis / Lisan)
(1) Garis strip titik tipis ( __ . __ . __) pada gambar kerja digunakan untuk : (a) Garis arsiran (b) Garis sumbu (c) Garis ulir (d) Garis ukur (2) Gambar berikut adalah menunjukkan lambang proyeksi : (a) Proyeksi eropa (b) Proyeksi amerika (c) Proyeksi ISO (d) Proyeksi asia (3) Yang tidak termasuk kedalam batas toleransi dari penunjukkan ukuran berikut adalah : (a) 59,50 60 0,05 (b) 59,95 (c) 60,05 (d) 60 (4) Instruksi kerja sebaiknya didapat dari : (a) Atasan langsung (b) Manajer (c) Direktur (d) Sesama teman (5) Yang termasuk kedalam peralatan keselamatan kerja adalah (a) Kipas angin, helm, kacamata, dan pakaian kerja. (b) Helm, sepatu kerja, blower, dan kipas angin. (c) Alat pemadam kebakaran, blankar, dan helm. (d) Kacamata, masker, apron, sepatu kerja, dan topeng las. (6) Tanda keselamatan kerja berikut berarti : (a) Tanda larangan menyalakan api (b) Tanda peringatan adanya bahan mudah terbakar (c) Tanda perintah untuk membakar benda (d) Tidak berarti apa-apa
146
(7) Baja special merupakan bahan yang termasuk kedalam kelompok : (a) Baja paduan (b) Logam non besi (c) Non logam (d) Logam besi (8) Yang tidak termasuk kedalam mesin perkakas yang digunakan untuk operasi dasar permesinan adalah : (a) Mesin bor (b) Mesin gerinda (c) Mesin press (d) Mesin bubut (9) Salah satu alat pencekam benda kerja pada mesin sekrap adalah (a) Lathe dog (b) Chuck (c) Ragum mesin (d) Collet (10) Salah satu pencekam alat potong pada mesin bor adalah (a) Drill chuck / chuck bor) (b) Ragum tangan (c) Collet (d) Tap matic (11) Salah satu bahan alat potong yang digunakan pada proses membubut adalah : (a) Pahat karbida (b) Pahat kasar (c) Pahat rata (d) Pahat Ulir (12) Alat ukur untuk memeriksa sudut mata bor adalah : (a) Mal (b) Mal Mata Bor (c) Mal Pahat (d) Pengukur Sudut (13) Fungsi Dresser pada penggerindaan adalah untuk (a) Meratakan permukaan roda gerinda (b) Membentuk roda gerinda (c) Menajamkan permukaan roda gerinda (d) Mengasah roda gerinda
147
(14) Pertimbangan dalam memilih alat potong adalah : (a) Bentuk alat potong dan bentuk benda kerja (b) Jenis bahan benda kerjja dan bahan alat potong (c) Bentuk dan jenis alat potong. (d) Jenis bahan yang akan dipotong dan bentuk benda yang akan dikerjakan. (15) Beberapa hal yang termasuk kedalam pemeriksaan alat potong, kecuali : (a) Bentuk alat potong yang akan digunakan (b) Kondisi alat potong sebelum digunakan (c) Menentukan bagian alat potong yang rusak. (d) Menandai bagian alat potong yang sudah rusak sebelum digunakan. (16) Berapa maksimal jarak antara landasan benda yang diasah dengan roda gerinda (a) 2,5 mm (b) 2 mm (c) 3 mm (d) 3,5 mm (17) Bagian mata bor yang manakah yang diasah ? (a) Bidang ujung (b) Bidang bebas (c) Bidang buang (d) Panjang bibir (18) Berapakah sudut mata bor yang digunakan untuk mengebor bahan baja ? (a) 140 (b) 112 (c) 80 (d) 118 (19) Berapa sudut baji () pahat bubut untuk membubut bahan baja berkualitas 70 kg / mm2 ? (a) 81 (b) 62 (c) 67 (d) 55 (20) Pahat sekrap dicekam pada : (a) Kepala mesin (b) Spindel (c) Rumah Pahat (d) Eretan
148
(21) Akibat dari pemasangan pahat yang terlalu tinggi dari sumbu benda kerja adalah : (a) Sisi depan bagian bawah pahat tergesek (b) Ujung pahat cepat tumpul (c) Sisi potong pahat terangkat (d) Benda kerja terangkat (22) Pisau frais Shell End Mill dipasang atau dicekam pada : (a) Collet (b) Holder (c) Batang arbor (d) Mandrell (23) Untuk menghindari agar bram atau serbuk penggerindaan tidak menyebar maka sebaiknya dipasang : (a) Tutup mesin gerinda (b) Penahan serbuk gerinda (c) Kacamata pengaman (d) Tutup roda gerinda dan kaca pengaman (24) Berikut ini adalah pemeriksaan terhadap kesiapan mesin, kecuali : (a) Memeriksa alat-alat ukur dan pemeriksa (b) Memeriksa kelengkapan mesin (c) Memeriksa pemasangan alat potong dan benda kerja (d) Memeriksa peralatan pengaman (25) Peralatan keselamatan kerja yang paling sering digunakan pada pekerjaan permesinan adalah : (a) Kacamata pelindung (b) Sarung tangan (c) Helm (d) Pelindung telinga (ear protection) (26) Berikut ini adalah 3 jenis peralatan keselamatan kerja yang digunakan pada pekerjaan mesin, kecuali : (a) Peralatan keselamatan kerja yang digunakan pekerja (b) Peralatan keselamatan yang pada kotak PPPK (c) Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin (d) Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di ruangan (27) Alat pencekam benda kerja pada mesin bor, mesin sekrp dan mesin frais pada umumnya dalah ; (a) Klem paralel (b) Lathe dog (c) Ragum (d) Alat Bantu pencekaman
149
(28) Fungsi dari blok parallel adalah : (a) Agar pencekaman benda kerja lebih kuat (b) Agar ragum tidak cepat rusak (c) Agar selama pemotongan, benda tidak bergetar. (d) Sebagai alas benda kerja yang dicekam pada ragum agar permukaan yang dipotong lebih sejajar dengan bagian alasnya. (29) Untuk mencekam benda kerja yang tidak dapat dicekam dengan ragum maka digunakan : (a) Baud penjepit (b) Klem paralel (c) Klem penjepit (d) Balok penahan (30) Untuk mencekam benda silindris pada pekerjaan mengefrais, digunakan tambahan alat bantu pencekam, yaitu: (a) Blok V (b) Blok paralel (c) Blok siku (d) Balok penahan (31) Pencekaman benda silindris pendek pada mesin bubut menggunakan : (a) Chcuk rahang 4 (b) Lathe dog (c) Chcuk rahang 3 (d) Face plate (32) Untuk mencekam benda yang bentuknya tidak beraturan dan tipis pada mesin bubut, dipergunakan : (a) Chcuk rahang 4 (b) Piring pembawa (c) Lathe dog (d) Kacamata jalan (33) Fungsi piring pembawa dan lathe dog adalah untuk : (a) Mencekam benda tipis. (b) Mencekam benda berbentuk tidak beraturan (c) Mencekam benda kerja panjang (d) Mencekam benda kerja diantara dua senter (34) Kacamatan tetap pada mesin bubut berfungsi untuk : (a) Menahan benda kerja agar tidak bergetar (b) Memudahkan penyayatan (c) Menjaga agar benda kerja tidak patah (d) Menahan benda agar tidak melentur selama berputar..
150
(35) Kacamata jalan pada mesin bubut dipasang pada : (a) Eretan atas (b) Eretan melintang (c) Eretan memanjang (d) Bed mesin (36) Jika kecepatan potong benda kerja (v) = 25 m/menit, dan panjang langkah (L) = 100 mm, maka jumlah langkah maju mundur mesin sekrap (n) adalah : (a) 500 langkah per menit (b) 50 langkah per menit (c) 100 langkah per menit (d) 250 langkah per menit (37) Jika kecepatan potong (v) = 30 m/menit, diameter mata bor yang digunakan (d) = 11,5 mm, maka kecepatan putaran spindle mesin bor (n) harus disetel pada kecepatan : (a) 810 rpm (b) 830 rpm (c) 820 rpm (d) 840 rpm (38) Berikut ini adalah gerakan-gerakan dalam membubut, kecuali : (a) Gerakan berputar (b) Gerakan melingkar (c) Gerakan pencekaman (d) Gerakan pemotongan (39) Berapa kecepatan putaran spindle mesin bubut (n) untuk membubut benda jika kecepatan potong (v) = 25 m/menit dan diameter bahan yang dibubut (d) = 25 mm. (a) 320 rpm (b) 318 rpm (c) 310 rpm (d) 330 rpm (40) Berikut ini adalah arah pemotongan membubut, kecuali : (a) Memanjang (b) Melintang (c) Tirus (d) Menyudut (41) Yang tidak termasuk gerakan-gerakan dalam pengefraisan adalah : (a) Gerakan berputar (b) Gerakan berlawanan (c) Gerakan mengikat
151
(d)
Gerakan pemotongan
(42) Jika kecepatan putaran spindle mesin frais (n) = 450 r.p.m. dan diameter pisau frais (d) = 50 mm, maka kecepatan potong (v) adalah : (a) 75 m/menit (b) 80 m/menit (c) 65 m/menit (d) 70 m/menit (43) Yang tidak termasuk metode pengefraisan adalah : (a) Muka (b) Searah (c) Berlawanan (d) Netral (44) Pemeriksaan proses machining dilakukan terhadap hal-hal berikut, kecuali : (a) Pemasangan alat potong dan benda kerja. (b) Kecepatan dan arah putaran spindle mesin (c) Kecepatan dan tebal pemotongan (d) Arah dan gerakan pemotongan (45) Apakah diantara alat berikut yang tidak termasuk alat pemeriksa : (a) Spring Calipers (b) Busur derajat (c) Mal Ulir (d) Mikrometer (46) Apakah diantara alat berikut yang tidak termasuk alat ukur : (a) Mal bor. (b) Jangka sorong (c) Mikrometer luar (d) Mikrometer dalam (47) Berikut adalah beberapa pertimbangan untuk memilih alat ukur , kecuali : (a) Spesifikasi teknis ukuran yang dipersyaratkan (b) Keteitian hasil pengukuran (c) Bentuk benda (d) Jumlah benda (48) Alasan mengapa harus dilakukan kalibrasi terhadap alat ukur yang kondisinya kurang baik adalah : (a) Agar tidak terjadi kesalahan ukuran dari hasil mengukur. (b) Agar alat ukur terjaga kondisinya (c) Agar benda kerja dapat terukur dengan baik (d) Agar petugas tidak melakukan kesalahan mengukur.
152
(49) Untuk mengukur bagian luar dan dalam benda dengan bentuk sederhana, maka digunakan alat ukur : (a) Mal bor (b) Mikrometer luar (c) Jangka sorong (d) Busur derajat (50) Mengapa hasil pengukuran perlu dicatat ? (a) Untuk menjaga agar ukuran tetap dapat diketahui (b) Untuk menjaga agar petugas yag mengukur tidak lupa (c) Untuk memudahkan perbandingan hasil pengukuran dengan ukuran sebenanrnya yang diinginkan. (d) Untuk memudahkan petugas dalam mengukur. (51) Laporan hasil pengukuran berguna untuk : (a) Menjaga kualitas benda yang dibuat (b) Menentukan benar tidaknya benda yang dibuat (c) Menentukan layak tidaknya benda kerja untuk digunakan (d) Memudahkan atasan dalam menilai petugas pembuat benda.
B. Psikomotor Skill
Tabel 3.1. Daftar tes psikomotor Psikomotor Skill Kompeten Alat potong yang telah dipilih sudah diasah Peralatan sudah dipasang di mesin sesuai SOP/manual Peralatan pengaman sudah dipasang sesuai SOP/manual Memasang Benda Kerja Pada Mesin Mencekam Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman Mengoperasikan Mesin Mengkalibrasi Alat Ukur Yang Akan Digunakan Mengukur Benda Kerja Belum
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
153
C. Attitude Skill
Tabel 3.2. Daftar tes sikap Psikomotor Skill Kompeten 1. Tanda-tanda Keselamatan Kerja sudah diidentifikasi 2. Rencana Langkah Kerja sudah dibuat 3. Mesin-mesin Yang Akan Digunakan sudah ditentukan 4. Peralatan yang diperlukan untuk proses machining sudah ditentukan 5. Peralatan yang diperlukan sudah dipilih 6. Peralatan yang dipilih sudah diperiksa 7. Peralatan pengaman yang diperlukan sudah diidentifikasi 8. Kesiapan mesin sudah diperiksa 9. Memeriksa Peralatan Keselamatan Kerja 10. Memakai Peralatan Keselamatan Kerja 11. Memeriksa Proses Machining 12. Mengidentifikasi Alat-alat Ukur Yang Diperlukan 13. Memilih Alat-alat Ukur Yang Diperlukan 14. Mencatat Hasil Pengukuran 15. Membandingkan Hasil Pengukuran Dengan Spesifikasi Teknis Yang Dipersyaratkan 16. Melaporkan Hasil Pemeriksaan Benda Kerja Belum
154
E. Kunci Jawaban
Tabel 3.4. Daftar kunci jawaban tes tertulis No. soal (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) Huruf jawaban b. a. a. a. d. b. d. c. a a a a b c d a b b d b c a b d a b c
155
No. soal (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38) (39) (40) (41) (42) (43) (44) (45) (46) (47) (48) (49) (50) (51)
Huruf jawaban d c a c a d d b a b b b c b d a a d a d a c c b
156
IV PENUTUP
Kompeten
sehingga berhak untuk mempelajari Unit Kompetensi berikutnya yang dipersyaratkan. : ..
Dibuat di
Pada Tanggal : ..
Penilai,
Peserta diklat,
_____________________
157
DAFTAR PUSTAKA
Alois Schonmetz, Peter Sinnl, Johann Heuberger, Pengerjaan Logam Dengan Mesin, Angkasa, Bandung, 1985. B.M. Surbakty, Kasman Barus, Menyekrap, Mengebor dan Menggerinda, CV. Sinar Harapan, Madiun, 1983. Butar Manik, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Divisi Pengembangan Bahan Belajar PPPGT, Bandung, 1992. D. Sugianto, Keselamatan Kerja, Politeknik Mekanik Swiss-ITB, Bandung, 1978. Departemen Pendidian Nasional, Kurikulum SMK Edisi 2004 Program Keahlian Teknik Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan - Depdiknas, Jakarta, 2004. Elias, R. Rachmad M, Petunjuk Kerja Mesin Bubut, Sekrap dan Frais 1, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1978. Frets, Buergler, Urwyler, Teknik Bengkel, Politeknik Mekanik Swiss-ITB, Bandung, 1978. G. Takeshi Sato, N. Sugiarto Hartanto, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, PT. Dainippon Gitakarya Printing, Jakarta, 1986. Georg Westermann Verlag, Westermann Tables for The Metal Trade, Rekha Printers Private Limited, India, 1978 H.R. Wegmueller, Menggambar Teknik, Politeknik Mekanik Swiss-ITB, Bandung, 1981. Hadi Soewito, Mesin Frais, Divisi Pengembangan Bahan Belajar PPPGT, Bandung, 1992. Heinrich Gerling, All about Machine Tools, Thomson Press, India, 1974. L. Budi Prastawa, H.F. Gultom, Pengetahuan Bahan, Politeknik Mekanik SwissITB, Bandung, 1978. Nazwir, I.A. Rukmana, Menggambar Teknik Mesin 1, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1977. Politeknik Manufaktur Bandung, Dasar-dasar Membubut, Polman-ITB, Bandung, 1992
158
Politeknik Manufaktur Bandung, Dasar-dasar Memfrais, Polman-ITB, Bandung, 1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Keselamatan Kerja, Polman-ITB, Bandung, 1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Membubut Benda Suaian, Polman-ITB, Bandung, 1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Memfrais Benda Suaian, Polman-ITB, Bandung, 1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Menggerinda Alat Potong, Polman-ITB, Bandung, 1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Menggerinda Pisau Frais, Polman-ITB, Bandung, 1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Teori Gerinda Alat, Polman-ITB, Bandung, 1992 Seodjono, Frais Vertika dengan Mesin, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985. Seodjono, Menggergaji Dengan Mesin, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985. Seodjono, Menggerinda Dengan Mesin, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985. Sugihartono, Pengasahan Pisau Perkakas, Divisi Pengembangan Bahan Belajar PPPGT, Bandung, 1992. Suha Madsuha, Teknologi Pengerjaan Logam, Media Cetak PPPG Teknologi, Bandung, 1995. Wagirin, Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur Pengerjaan Logam, Divisi Pengembangan Bahan Belajar PPPGT, Bandung, 1992.
159