You are on page 1of 13

Pembimbing : dr. H. Chairul Adilah, Sp.

Bayi Berat Lahir Rendah

BAYI BERAT LAHIR RENDAH

I. PENDAHULUAN Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah utama di negara berkembang termasuk indonesia. Hal ini terlepas dari tingginya kejadian BBLR serta tingginya mortalitas dan morbiditas perinatal/neonatal. Morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya tergantung berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi tersebut. Untuk mendapatkan keseragaman, pada kongres European Perinatal Medicine ke II di London (1970) telah diusulkan pembagian maturitas bayi yaitu bayi cukup bulan, bayi kurang bulan dan bayi lebih bulan. Pada bayi berat lahir rendah dianggap prematur dengan masa kehamilan pendek, sedangkan bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) disebut sebagai neonatus imatur. Faktor-faktor yang terkait dengan kelahiran prematur dan BBLR / BBLSR adalah sangat sukar untuk dipisahkan secara sempurna. Pada keluarga yang status ekonominya rendah kasus-kasus kurang gizi, anemia dan penyakit pada ibu, perawatan pranatal yang tidak adekuat, adiksi obat, komplikasi obstetri insiden lebih tinggi. Faktor-faktor terkait lainnya seperti keluarga dengan orang tua tunggal, kehamilan pada umur belasan tahun, jarak waktu kehamilan yang dekat, dan ibu-ibu yang sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4 anak juga sering ditemukan. Fungsi organ yang imatur, komplikasi terapi dan penyakit tetentu yang menyebabkan terjadinya kelahiran prematur samai dengan morbiditas dan mortalitas neonatus berkaitan dengan BBLR yang prematur. Perawatan pada saat lahir seperti membersihkan jalan napas, memulai pernapasan, merawat tali pusat, dan mata serta memberikan vitamin K pada bayi imatur adalah sama seperti pada bayi dengan berat badan dan maturitas normal.

KKS

Ilmu Kesehatan Anak FK UNMAL 1 RSU Dr. Pirngadi Medan

Pembimbing : dr. H. Chairul Adilah, Sp.A

Bayi Berat Lahir Rendah

I. INSIDEN Di negara berkambang kejadian BBLR termasuk tinggi yaitu 20% (Ibrahim 1987), sebelumnya di Indonesia tercatat 13% (SKRI 1982). Kejadian BBLR di daerah rural/pedesaan jarang dilaporkan, di Tanjung Sari Jawa Barat didapatkan 10,5% (Usman dkk, 1988). Di pusat rujukan RS Hasan Sadikin tercatat 21,71 % (1994) dan pada tahun 1998 20,24% BBLR, BBLSR 7,39%, BBLASR 1,66%, BKB 9,52%,. Di Jakarta (RSCM, RSHK, RSPAD) BKB 13,3%. Di negara maju seperti USA dilaporkan BKB sebesar 9% dan BKB <32 minggu sampai 2% (1997). II. DEFINISI Bayi berat lahir rendah (BBLR) Berat lahir Berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) Bayi Berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) Bayi kurang bulan (BKB) Bayi imatur Bayi cukup bulan Bayi lebih bulan Adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram Berat badan lahir yang ditimbang sejak 0 24 jam setelah lahir. Berat badan lahir kurang dari 1500 gram sampai 100 gram Berat badan lahir kurang dari 100 gram Berat badan lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari) Berat badan lahir dengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu Bayi lahir dengan usia kehamilan 37 - <42 minggu Bayi lahir dengan usia kehamilan > 42 minggu III. KLASIFIKASI Berdasarkan hubungan antara berat badan lahir dengan maturitas BBLR/BBLSR dapat dikelompokkan menjadi : BBLR/BBLSR, BCB, SMK

KKS

Ilmu Kesehatan Anak FK UNMAL 2 RSU Dr. Pirngadi Medan

Pembimbing : dr. H. Chairul Adilah, Sp.A

Bayi Berat Lahir Rendah

Bayi berat lahir rendah / bayi berat lahir sangat rendah, bayi cukup bulan sesuai masa kehamilan BBLR/BBSLR, BKB, KMK Bayi berat lahir rendah / bayi berat lahir sangat rendah, bayi kurang bulan, kecil masa kehamilan BBLR/BBLSR, BKB, SMK Bayi berat lahir rendah / bayi berat lahir sangat rendah, bayi kurang bulan, sesuai masa kehamilan BBLR/BBLSR, BKB, BMK Bayi berat lahir rendah / bayi berat lahir sangat rendah, bayi kurang bulan, besar masa kehamilan BBLR/BBLSR, BCB, KMK Bayi berat lahir rendah / bayi berat lahir sangat rendah, bayi cukup bulan, kecil masa kehamilan BBLR/BBLSR, BLB, KMK Bayi berat lahir rendah / bayi berat lahir sangat rendah, bayi lebih bulan, kecil masa kehamilan IV. ETIOLOGI Penyebab kelahiran bayi kurang bulan sebagian besar belum diketahui, BKB dan pada banyak kasus BBLR/BBLSR lahir berhubungan dengan kondisi sebagai berikut : Status sosio ekonomi yang rendah, diukur berdasarkan pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, status sosial dan pekerjaan / jabatan. Ras : dari data penelitian menunjukkan angka kelahiran prematur 2x lipat lebih banyak pada ibu-ibu kulit putih yang merupakan 1/3 dari seluruh BKB. Usia ibu di bawah 16 tahun atau diatas 35 tahun Faktor Usia lebih berpengaruh daripada faktor ras Aktivitas ibu Stress fisik yang lama, mungkin berhubungan dengan gangguan pertumbuhan intra uterin dan maturitas.

KKS

Ilmu Kesehatan Anak FK UNMAL 3 RSU Dr. Pirngadi Medan

Pembimbing : dr. H. Chairul Adilah, Sp.A

Bayi Berat Lahir Rendah

Ibu penderita penyakit akut/kronis DM, thyroid,ginjal, lambung Kehamilan multipel dari seluruh kasus akan melahirkan BKB Faktor kebidanan Malformasi uterus, trauma uterus, placenta previa Faktor janin Eritroblastosis fetalis, gawat janin maupun IUGR Kelahiran dini karena sebab lain misalnya kesalahan menentukan usia kehamilan.

Etiologi BBLR, KMK 1. o o o o o o o o o o o faktor ibu genetik usia ras di luar pernikahan ketinggian (>1500 m) penyakit kronis faktor yang mempengaruhi daya oksigenisasi plasenta penyakit jantung penyakit ginjal hipertensi / HDK/PEB merokok kelainan eritrosit (sickle cell anemia,

hemoglobinopathie) penyakit paru/paru penyakit kolagen vaskuler Diabetes Melitus Lebih bulan Kehamilan multiple Anomali rahim

KKS

Ilmu Kesehatan Anak FK UNMAL 4 RSU Dr. Pirngadi Medan

Pembimbing : dr. H. Chairul Adilah, Sp.A

Bayi Berat Lahir Rendah

o o 2. o o o o 3. V. DIAGNOSA faktor janin

Penyakit vaskuler ibu Antibodi anti fosfolipid Lesi Plasenta Sekunder terhadap penyakit vaskuler ibu Kembar Malformasi Tumor

konstitusi, normal ukuran bayi kecil genetik chromosom abnormal infeksi kongenital (TORCH) Rubela : 60% bayi KMK CMV : 40% bai KMK Malformasi Kembar

Diagnosa BKB dengan menentukan usia kehamilan berdasarkan : 4. perhitungan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) Untuk perhitungan HPHT harus ingat betul tanggal dari hari pertama menstruasi, misalnya HPHT tanggal 1-1-1999, maka hari persangkaan lahirnya dapat dihitung dengan rumus : HPHT : 1 1 1999 +7 3 +1 HPL 5. : 8 10 + 2000 Maturitas Neurologis dan fisik bayi postnatal dengan scor

Dubowitz, Ballard maupun Simplified Dubowitz. Karateristik Klinis Berat badan kurang dari 2500 gram, Panjang badan kurang dari atau sama dengan 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm. Masa gestasi kurang dari 37 minggu. Kepala relatif lebih besar daripada

KKS

Ilmu Kesehatan Anak FK UNMAL 5 RSU Dr. Pirngadi Medan

Pembimbing : dr. H. Chairul Adilah, Sp.A

Bayi Berat Lahir Rendah

badan, kulit tipis transparan, lanugo banyak, lemak subcutan kurang, osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genitalia lentur. Pembuluh darah banyak terlihat dan peristaltik usus pun dapat dilihat. Rambut biasanya tipis, halus dan teranyam sehingga sulit dilihat satupersatu. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup, sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan mamae belum sempurna demikian pula putting susu belum terbentu dengan baik. Bayi kecil, posisinya masih fetal, yaitu posisi dekubitus lateral, pergerakan kurang dan masih lemah. Bayi lebih banyak tidur daripada bangun. Tangisnya lemah, pernapasan belum teratur dan sering mendapat serangan apneu. Refleks moro dapat positif, refleks menghisap dan menelan belum sempurna, demikian pula refleks batuk. VI. KOMPLIKASI BBLR Komplikasi BBLR sangat tergantung dari klasifikasi BBLR tersebut apakah : a) BBLR, kurang bulan, sesuai masa kehamilan (BBLR, BKB, SMK) b) BBLR, Kecil masa Kehamilan (BBLR, KMK) c) BBLR, besar masa kehamilan (BBLR, BMK) o BBLR, BKB Pada bayi kurang bulan, sistem fungsi dan struktur organ tubuh masih sangat muda/imatur/, muda/prematur, belum berfungsi optimal, sehingga akan muncul komplikasi/penyakit sebagai berikut : a) Asphiksia perinatal Selama proses kehamoilan maupun dalam persalinan, janin dapat mengalami hipoksia (ante) intrapartum yang memerlukan tindakan resusitasi intra uterin. Jika kehamilan tidak dapat dipertahankan maka akan diakhiri dengan terminasi-persalinan sehingga janin/bayi dapat mengalami asfiksia postnatal yang memerlukan resusitasi. b) Susunan saraf pusat o Aktivitas reflek batuk masih lemah, sehingga bayi dapat tersedak yang selanjutnya dapat timbul penyakit aspirasi (pneumonia aspirasi)

KKS

Ilmu Kesehatan Anak FK UNMAL 6 RSU Dr. Pirngadi Medan

Pembimbing : dr. H. Chairul Adilah, Sp.A

Bayi Berat Lahir Rendah

o Reflek primitif seperti menoleh, menghisap, danmenelan masih lemah atau belum terbentukyang akan mengakibatkan bayi belum bisa menetek. Oleh karena itu pemberian makanan melalui sonde. o Perdarahan germinal matris / periventriuler dan perdarahan intraventriuler. Pada BKB / BBLSR (<34 minggu, <1500 gram) pembentukan jaringan matriks germinal masih sedikit dan jaringan yang mendukung susunan paraventrukuler belum baik. Disamping itu adanya gangguan-gangguan seperti hilangnya autoregulasi vaskuler, kejang, infus cairan hipertonik, terlalu cepat pemberian caiarn koloid, dll, dapat menyebabkan perdarahan peri-intraventrikuler. (IVH Grade I III) o Leukomalasia periventrikuler Akibat adanya asfiksia berat (apgar 5 - <3) sebagai akibatnya terjadi hipotensi arteri serebri anterior. c) Komplikasi pada saluran pernapasan o Penyakit Membran Hialin (PMH/HMD) Adanya defisiensi surfaktan dalam alveolus janin akibat usia kehamilan muda maka pada saat ekspirasi alveoli akan kolaps sehingga terjadi atelektasis sekunder yang kecil-kecil yang akan memberikan gambaran bayangan retikulogranulerdifus pada foto thoraks. Akibat dari kolaps tersebut udara sebagian ke bronkus yang pada foto tersbut diatas tampak gambaran air bronchogram. o Apneu rekuren (BKB) Apnea adalah periode tidak bernapas selama lebih dari 20 detik yang disertai bradikardia dan sianosis. Apnea timbul pada BKB sebagai akibat dari belum sempurna atau matangnya susunan saraf pusat dan paru-paru. Semua bayi kurang bulan (<34 minggu) harus secara rutin dan berkala dipantau pernapasannya

KKS

Ilmu Kesehatan Anak FK UNMAL 7 RSU Dr. Pirngadi Medan

Pembimbing : dr. H. Chairul Adilah, Sp.A

Bayi Berat Lahir Rendah

dengan apnaic alarm selama 1 3 minggu sampai bebas serangan asma. o Sindroma kebocoran udara BKB yang mendapat terapi O2 dengan ventilator dapat timbul komplikasi kebocoran udara akibat pemberian tekanan yang terlalu besar, seperti pneumothoraks, pneumomediastinum. Makin kecil bayi maka komplikasi tersebut akan semakin besar. o Bronkopulmonary dysplasia (BPD) BPD disebut juga penyakit paru-paru kronik (PPC). Penyakit ini timbul sebagai akibat komplikasi dari pemakaian ventilator yang terlalu lama dimana bayi mengalami ketergantungan pada ventilator. d) Thermoregulasi dan sumber panas o Pada BKB pusat thermoregulator belum sempurna sehingga mudah mengalami hipo/hipertermia. o Sumber panas Sumber panas BKB baik lemak subkutan yang masih sediit (kulit BKB masih tipis, bayi KMK tipis dan keriput) maupun brown fat belum perbentuk sehingga BKB/BBLR mudah mengalami hipotermi. e) Komplikasi pada kardiovaskuler Pada BKB dapat timbul hipertensi akibat dari adanya hipovolemia. Jadi BKB yang lahir dari ibu dengan perdarahan ante/intrapartum, sehingga terjadi disfungsi jantung atau vasodilatasi karena adanya infeksi sistemik/sepsis. f) Komplikasi saluran pencernaan Prematuritas / maturitas merupakan faktor utama timbulnya enterokolitis nekrotikan (EKN) pada bayi kurang bulan. Penyebab EKN adalah bersifat multifaktorial yaitu selain maturitas, trauma hipoksik, iskemik pada saluran pencernaan yang masih imatur.

KKS

Ilmu Kesehatan Anak FK UNMAL 8 RSU Dr. Pirngadi Medan

Pembimbing : dr. H. Chairul Adilah, Sp.A

Bayi Berat Lahir Rendah

Kolonisasi bakteri patogen serta substrat protein yang berlebih dalam lumen usus.

g) Metabolisme Pada BKB, produksi enzim glukoronik transferase kedalam sel-sel hati belum sempurna. Sehingga terjadi ikterus neonatorum. Disamping itu juga mudah mengalami hipoglikemia dan hipokalsemia dini khususnya jika BKB mengalami asfiksia perinatal. h) Komplikasi hematologis a. Anemia prematuritas (anemia of prematurity) b. Disamping itu pada BKB anemia dapat terjadi karena perdarahan intrakranial (akibat prematuritas, sungsang, lahir terlalu cepat, hipoksia) c. Jika BKB menderita sepsis dapat timbul komplikasi koagulasi intravaskuler. i) Imunologis BBLR-BKB sangat mudah mengalami infeksi. Hal ini berhubungan dengan keadaan imunoglobulin yang masih rendah, aktivitas bakterisidal, neutrofil serta efek sitotoksik limfosit masih rendah. j) Komplikasi/penyakit pada ginjal Struktur ginjal BKB belum matang, fungsi belum sempurna terutama fungsi filtrasi glomerulus masih rendah, serta ketidakmampuan mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga BKB mudah mengalami keracunan obat dan asidosis metabolik. k) Oftalmologi Selaput retina BKB masih belum matang sehingga mudah mengalami keracunan O2 pada penggunaan ventilator mekanik yang selanjutnya akan timbul kompikasi Retinopathy of prematurity yang berakhir dengan kebutaan. o BBLR, KMK

KKS

Ilmu Kesehatan Anak FK UNMAL 9 RSU Dr. Pirngadi Medan

Pembimbing : dr. H. Chairul Adilah, Sp.A

Bayi Berat Lahir Rendah

BBLR

yang

mengalami

gangguan

pertumbuhan

intrauterin

dapat

berhubungan dengan adanya kelainan kongenital, selama intrauterin tidak tumbuh optimal dan lahir BBLR. Komplikasi yang dapat muncul pada BBLR , KMK adalah : 1. depresi perinatal 2. aspirasi mekonium 3. perdarahan paru 4. hipertensi paru-paru persisten (HPP) 5. hipoksemia 6. hipoglikemia 7. hipokalsemia 8. hiponatremia 9. polisitemia II. PENGELOLAAN BBLR Pengelolaan BBLR melalui 3 tahapan yaitu : 1. Ante/intrapartum 2. di kamar bersalin 3. pengelolaan di kamar bayi Pengelolaan ante/intrapartum Setiap kehamilan dipertahankan sampai aterm. Apabila terjadi gawat janin kehamilan ditunggu sampai paling tidak maturitas janin optimal setelah usia kehamilan lewat 35 minggu dimana organ-organ tubuh dapat berfungsi optimal di luar rahim. A. Jika terjadi gawat janin Bila ada gawat janin yang diketahui dari monitor BJA maka dilakukan resusitasi intra uterin, kehamilan dicoba dipertahankan dengan pemberian tonolitik dan pemberian antibiotic untuk mencegah infeksi. B. Apabila kehamilan kurang dari 36 minggu dan tidak dapat dipertahankan maka untuk mempercepat pertumbuhan paru-paru diberikan kortikosteroid dosis tunggal.

KKS

Ilmu Kesehatan Anak FK UNMAL 10 RSU Dr. Pirngadi Medan

Pembimbing : dr. H. Chairul Adilah, Sp.A

Bayi Berat Lahir Rendah

C.

Beberapa jam sebelum persalinan, bagian UPF anak

diberi tahu bahwa akan lahir bayi BKB/BBLR serta bila anak akan lahir dari ibu dengan resiko seperti KPD, ibu KDK, decompensatio kordis, TBC, infeksi TORCH 1. Di kamar bersalin Menyiapkan alat-alat resusitasi ; a. Paramedis (perawatan peri / bidan) menyiapkan alat-alat resusitasi dan fasilitas perawatan bayi apakah lengkap / tidak dan berfungsi / tidak seperti KIT resusitasi : ambu, ETT,obatobatan, dll b. c. d. e. f. g. Meja resusitasi, fampu penghangat dan penerang. Pengisap lendir disposabie dan suction pump bayi Ambulans incubator O2 dengan flowmeter. Status, tanda identitas bayi-ibu Informasikan ke perawatan intermediat / perawatan

Sebelum bayi lahir yang harus dilakukan adalah :

intensif akan ada BKB / BBLR untuk persiapan perawatan bayi. Dokter anak mencek kembali semua persiapan Tim resusitasi yang dapat / ahli melakukan resusitasi (medis / para medis) sudah siap. 2. Resusitasi : Agak berbeda resusitasi BKB dengan BCB, yaitu bahwa pada BKB: a. b. memerlukan intervensi yang lebih cepat dan proaktif. Perhatian utama ditujukan pada stabilisasi suhu dan

oksigenasi. Lakukan resusitasi sesuai kondisi bayi Tentukan skor apgar 1 dan 5 menit, masing - masing untuk menentukan diagnosa (ada tidaknya asfiksia) dan prognosis bayi. 3. Paska resusitasi :

KKS

Ilmu Kesehatan Anak FK UNMAL 11 RSU Dr. Pirngadi Medan

Pembimbing : dr. H. Chairul Adilah, Sp.A

Bayi Berat Lahir Rendah

modifikasinya -

Lakukan pemeriksaan fisik diagnostik (PD) secara Tentukan masa gestasi berdasarkan skor Dubowitz / Tentukan pentumbuhan janin berdasarkan kurva Tentukan diagnosis kerja Lakukan perawatan tali pusat dengan antibiotik / Tetes mata / zalf mata untuk mencegah infeksi go Vitamin K - 1 mg im atau 1-2 mg / peroral Beri identifikasi pada bayi dan ibu yang sama.

sistimatis dan lengkap.

Lubchenco (SMK/AGA, WK/SGA, BMK/LGA)

antiseptik dengan kain steril

4. Indikasi perawatan BKB, BBLR sesuai masa gestasi, berat lahir dan klinis kondisi BKB / BBLR, bayi dirawat dalam 3 tempat perawatan. : Perawatan I / rawat gabung / rooming in BBLR sampai 2250 gram, sehat tanpa komplikasi dilakukan rawat gabung (partial) Perawatan II / perawatan khusus /intermediate care / high care / special care BBLR - BBLSR yang memerlukan perawatan khusus untuk observasi dan penanganan klinik yang baik dari bayi normal, sehat. Perawatan III / Perawatan intensive neonatus / neonatal intensive care unit BKB BBLR dengan komplikasi berat (PMH, MAS, sepsis meningitis dll) BBLR dengan kelainan kongenital mayor yang membutuhkan tindakan bedah (mayor). 1. 2. 3. 4. Pengelolaan di kamar bayi Memepertahankan suhu tubuh optimal mempertahankan oksigenisasi memenuhi kebutuhan nutrisi mencegah dan mengatasi infeksi Secara umum perawatan BKB BBLR Adalah sebagai berikut :

KKS

Ilmu Kesehatan Anak FK UNMAL 12 RSU Dr. Pirngadi Medan

Pembimbing : dr. H. Chairul Adilah, Sp.A

Bayi Berat Lahir Rendah

5. 6. 7. 8. 9.

mengatasi hiperbilirubinemia memenuhi kebutuhan psikologia mencegah dan mengatasi timbulnya PDA melibatkan perawatan kedua orang tua program imunisasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, FK UI. Jakarta. 1985, 1051-1053 2. Sukandi Usman, Ali Efendi HS, Diktat Perinatologi, Bagian / SMF Ilmu Kesehatan Anak RSHS Bandung, 2002, 104 - 112 3. Behrman RE. Voughan VC. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Vol 1. Edisi ke-15. EGC. Jakarta. 1999

KKS

Ilmu Kesehatan Anak FK UNMAL 13 RSU Dr. Pirngadi Medan

You might also like