You are on page 1of 23

POKOK BAHASAN 7 PENERIMAAN PENUGASAN DAN PERENCANAAN AUDIT

Langkah-langkah pengauditan keuangan : Penerimaan penugasan. Perencanaan audit. Pelaksanaan pengujian. Pelaporan hasil audit

Auditor perlu memperhatikan dengan cermat setiap penugasan audit terutama audit atas klien baru. Klien baru ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Klien yang sama sekali belum pernah diaudit. Klien pindahan dari kantor akuntan publik lain.

Ada beberapa penyebab klien berganti kantor akuntan publik, antara lain :

Merger dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda. Ketidakpuasan terhadap kantor akuntan publik lama. Merger antar kantor akuntan publik.

Ada empat penyebab ketidakpuasan klien terhadap kantor akuntan publik lama, yaitu :
Klien merasa fee kantor akuntan publik lama terlalu tinggi.

Klien membutuhkan jasa profesional yang lebih luas dan tidak sekedar audit atas laporan keuangan saja, tetapi jasa profesi lainnya seperti konsultasi pajak, dan konsultasi manajemen. Klien mencari kantor akuntan publik yang kredibilitasnya tinggi untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangannya di mata para pemakai. Tuntutan suatu lembaga berwenang, misalnya BAPEPAM , direktorat jenderal pajak, agar laporan keuangannya diaudit oleh kantor akuntan publik yang berlisensi dari lembaga tersebut.

Yang harus dipertimbangkan sebelum menerima penugasan


1. Tanggung jawabnya terhadap publik, yaitu independensi, integritas, dan objektivitas. 2. Tanggung jawabnya terhadap klien, yaitu melakukan audit dengan kompetensi dan profesionalisme yang tinggi. 3. Tanggung jawabnya terhadap rekan lain seprofesi, yaitu mengembangkan kehidupan profesi dan kemampuan melayani publik.

Enam langkah dalam mempertimbangkan penerimaan penugasan:


1. Mengevaluasi integritas manajemen. 2. Mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko yang tidak biasa. 3. Menilai Kompetensi staf audit yang ada. 4. Menilai independensi staf auditor yang ada. 5. Menentukan penggunaan kecermatan dan keseksamaan 6. Menyiapkan surat perikatan audit.

Evaluasi Integritas Manajemen.


Berkaitan dengan jenis klien, maka sumber informasi dibedakan untuk setiap jenis klien seperti berikut : Klien baru yang pernah diaudit. Klien baru yang belum pernah diaudit. Klien lama.

Identifikasi Keadaan Khusus Dan Resiko Luar Biasa.


Identifikasi calon pemakai laporan keuangan. Penilaian pendahuluan tentang stabilitas keuangan dan status hukum calon kliennya. Evaluasi terhadap kemungkinan dapat diauditnya perusahaan yang bersangkutan.

Penentuan Kompetensi Untuk Melaksanakan Audit.


Standar umum yang pertama berbunyi sebagai berikut : Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor . Mengidentifikasi Tim Audit. Tim audit terdiri dari : Seorang partner yang akan bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan penugasan audit. Satu atau lebih manajer, yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan program audit. Staf asisten, yang melaksanakan berbagai prosedur audit yang diperlukan dalam pelaksanaan program audit.

Mempertimbangkan Kebutuhan Konsultasi dan Penggunaan Spesialis.


Pekerjaan spesialis : Penilaian ( misalnya, karya seni, obat-obatan khusus, dan restricted securities ). Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang tersedia atau kondisi (misalnya, cadangan mineral atau tumpukan bahan baku yang ada di gudang). Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau metode khusus ( misalnya, beberapa perhitungan aktuarial ). Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan ( misalnya, pengaruh potensial suatu kontrak atau dokumen hukum lainnya, atau hak atas properti ).

Menilai Independensi.
Standar umum yang kedua berbunyi sebagai berikut :
Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

Dalam Pernyataan Etika Profesi No.1 Integritas, Objektivitas, dan Independensi hal-hal yang berkaitan dengan independensi auditor diklasifikasikan sebagai berikut :
Hubungan keuangan dengan klien. Kedudukan dalam perusahaan. Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai dan tidak konsisten. Pelaksanaan jasa lain untuk klien audit. Hubungan keluarga dan pribadi. Imbalan atas jasa profesional. Penerimaan barang atau jasa dari klien. Pemberian barang atau jasa kepada klien.

Menentukan Kemampuan Untuk Menggunakan Kecermatan Dan Keseksamaan.


Standar umum yang ketiga berbunyi sebagai berikut : Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. a. Penentuan Waktu Penugasan. b. Pertimbangan Jadwal Pekerjaan Lapangan. c. Pemanfaatan Personel Klien.

Membuat Surat Perikatan Audit.


Penerimaan auditor atas penunjukkan oleh klien. Tujuan dan lingkup audit. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan. Kesepakatan mengenai reproduksi laporan keuangan auditan. Kesepakatan mengenai bentuk laporan yang akan diterbitkan auditor untuk menyampaikan hasil penugasan. Fakta bahwa audit memiliki keterbatasan bawaan bahwa kekeliruan dan ketidakberesan material yang tidak terdeteksi. Kesanggupan auditor untuk menyampaikan informasi tentang kelemahan signifikan dalam struktur pengendalian intern yang ditemukan oleh auditor dalam auditnya. Akses ke berbagai catatan, dokumentasi dan informasi lain yang diharuskan dalam kaitannya dengan audit. Pembatasan atas tanggung jawab auditor Komunikasi melalui e-mail

Perencanaan Audit
Merupakan tahap yang vital bagi pelaksanaan audit Luas perencanaan audit yang dipengaruhi oleh : a)Ukuran dan kompleksitas perusahaan klien b) Pengalaman auditor dengan klien c) Pengetahuan dan kemampuan auditor beserta seluruh stafnya

Langkah Dalam Perencanaan Audit


1. Pemahaman Bisnis dan industri klien
2. Prosedur analitik 3. Mempertimbangkan materialitas awal 4. Mempertimbangkan resiko audit 5. Mempertimbangkan saldo awal 6. Mengembangkan strategi audit awal 7. Review informasi yang berhubungan dengan kewajiban klien 8. Memahami struktur pengendalian intern

Pemahaman bisnis dan industri klien Langkah 1 perencanaan audit


Jenis bisinis dan produk klien Lokasi dan karakteristik (produksi dan pemasaran) Jenis dan karakteristik industri klien Eksistensi ada tidaknya hubungan istimewa Regulasi pemerintah yang mempengaruhi bisnis dan industri klien Karakteristik laporan yang harus diberikan kepada badan regulasi

Cara pemerolehan pemahaman bisnis klien


Penelaahan kertas kerja tahun lalu Penelaahan data industri Peninjauan terhadap operasi klien Pengajuan pertanyaan pd dewan komisaris maupun komite audit Pengajuan pertanyaan pada manajemen Penentuan keberadaan hubungan ekonomis dengan perusahaan lain dalam satu kelompok usaha

Melaksanakan Prosedur Analitik Langkah 2 Perencanaan Audit


Identifikasi perhitungan/perbandingan Mengembangkan harapan Melaksanakan perhitungan/perbandingan Menganalisis data dan identifikasi perbedaan signifikan Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit

Mempertimbangkan tingkat materialitas awal Langkah 3 Perncnaan Audit


Materialitas tingkat laporan keuangan Materialitas tingkat saldo akun

Mempertimbangkan resiko audit


Audit

- Langkah 4 Perencanaan

resiko bawaan (inherent risk) resiko pengendalian (control risk) resiko deteksi resiko audit (pada saat mempertimbangkan opini)

Mempertimbangkan saldo awal


Langkah 5 Perencanaan Audit

Saldo awal tdk mempunyai dampak material thdp lap.keu. th berjln Saldo penutup tahun sebelumnya telah ditransfer dengan benar ke th berjalan atau telah dinyatakan kembali Kebijakan akuntansi yang semestinya telah diterapkan secara konsisten

Mengembangkan strategi audit pendahuluan Langkah 6 Perencanaan Audit


Primarily Substantive approach Lower assessed level of control risk approach

Review Informasi kewajiban Klien


Langkah 7 Perencanaan Audit

Memperoleh gambaran ringkas kebijakan dan rencana pemilik dan para manager Untuk memperoleh background information
anggaran dasar dan rt perjanjian persekutuan notulen rapat kontrak peraturan peraturan pemerintah arsip korespondensi

Memahami struktur pengendalian intern Langkah 8 Perncanaan Audit


identifikasi salah saji potensial mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi resiko salah saji material merancang pengujian substantif

TUGAS YANG HARUS DIKERJAKAN: AUDITING (PENGAUDITAN) BUKU I , HARYONO YUSUP ,SOAL NOMER : 5-41;5-42;5-43;5-44;5-45;5-46;5-48;5-50

You might also like