You are on page 1of 102

LEMBARAN DAERAH

KABUPATEN TANAH LAUT


NOMOR 11 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJP DAERAH) KABUPATEN TANAH LAUT 2005 - 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH LAUT, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan amanat Pasal 13 ayat (2) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan implementasi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025 maka Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Tanah Laut perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 -2025 ;
Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 8 tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah

Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II TApin dan Daerah Tingkat II Tabalong, dengan mengubah Undang Undang Nomor 27 tahun 1959 tentang Penetapan Undang Undang Darurat Nomor 3 tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2456) ; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851 ); 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250) ; 4. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;

5. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301) ; 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389 ); 7. Undang Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421) ; 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ); 9. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 ); 10. Undang Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025 ; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700 ) ; 11. Undang Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725 ) ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4262 ); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664 ); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 27 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2003 2008 ;

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT dan BUPATI TANAH LAUT MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2005 -2025 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tanah Laut. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. 3. Bupati adalah Bupati Tanah Laut. 4. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. 5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJP Daerah adalah dokumen perencanaan Kabupaten Tanah Laut untuk 20 (dua puluh) tahun. 6. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 7. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 8. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. 9. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan.

BAB II SISTEMATIKA RPJP DAERAH Pasal 2 Sistematika Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 2025 disusun sebagai berikut : a. BAB I Pendahuluan b. BAB II Kondisi Umum, Analisa dan Prediksi c. BAB III Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 2025 d. BAB IV Penutup

Pasal 3 Isi beserta uraian perincian sebagaimana tersebut dalam Pasal 2, termuat dalam naskah Rencana Pembangunan jangka Panjang Daerah Kabupaten Tanah Laut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 4 Berdasarkan Peraturan Daerah ini disusun Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (REPETADA) Kabupaten Tanah Laut yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah selanjutnya setiap tahun disusun Anggaran Pendapatan dan Benlanja Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Pasal 5 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 -2025 merupakan dokumen perencanaan yang strategis dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan program pembangunan sektoral.

BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 6 (1) Pada saat berlakunya peraturan daerah ini, Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pola Dasar dan Progam Pembangunan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2001 2005 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (2) Peraturan daerah ini berlaku pada saat diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Daerah ini dengan penetapannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Laut. Ditetapkan di Pelaihari pada tanggal 28 Agustus 2008 .BUPATI TANAH LAUT,
Cap ttd

H. ADRIANSYAH Diundangkan di Pelaihari pada tanggal 28 Agustus 2008 plt.Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Laut,

H. NURFUADI Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2008 Nomor 11

Lampiran Peraturan Daerah Kab. Tala Nomor : 11 Tahun 2008 Tanggal : 28 Agustus 2008

BAB I PENDAHULUAN

Alhamdulillah, atas berkat Rakhmat Allah Yang Maha Kuasa, Kabupaten Tanah Laut sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia telah ikut serta mengisi kemerdekaan Republik Indonesia melalui pembangunan. Berbagai kemajuan telah mampu dicapai sebagaimana yang dapat dinikmati sekarang ini oleh masyarakat Kabupaten Tanah Laut. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri masih terdapat beberapa kekurangan yang dialami sehingga masih diperlukan suatu proses pembangunan kedepan guna pemenuhan menuju cita-cita yang diinginkan. Karena itu, upaya melanjutkan proses pembangunan

Kabupaten Tanah Laut untuk masa 20 (dua puluh) tahun kedepan dalam bentuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 2025 merupakan upaya yang sangat strategis dalam rangka mendorong proses pembangunan kearah yang lebih baik dan lebih bermanfaat. 1.1. LATAR BELAKANG a. Kabupaten Tanah Laut awalnya adalah bagian dari wilayah Kabupaten Banjar

dengan sebutan Kewidanaan sebagai perwakilan Kewilayahan Kabupaten Induk/ Banjar, yang di pimpin oleh seorang Widana. Namun sejak tahun 1965 Kabupaten Tanah Laut sudah mulai memisahkan diri dengan Kabupaten Induknya. b. Kabupaten Tanah Laut berdiri pada tanggal 2 Desember 1965, dengan UndangUndang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong dengan mengubah UndangUndang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2765). c. Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional dan Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang RPJP Nasional tahun 2005 -2025; Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

Kabupaten Tanah Laut merupakan suatu dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun kedepan dengan batas waktu sampai tahun 2025 karena harus sesuai dengan batas waktu RPJP nasional. Dokumen RPJP selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Tanah Laut untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan. Dokumen RPJP tersebut bersifat makro yang memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanah Laut dengan proses penyusunannya harus dilakukan secara partisipasif dengan melibatkan seluruh pelaku pembangunan.

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 1.1.1. Pengertian RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 2025 merupakan dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten Tanah Laut untuk periode 20 tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan Kabupaten Tanah Laut yang mencakupi kurun waktu tahun 2005 2025 1.1.2. Proses Penyusunan RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Dalam upaya penyusunan dokumen RPJP Kabupaten Tanah Laut yang dapat mengantisipasi arah pembangunan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun kedepan, perlu dilaksanakan tahapan sebagai berikut : Pertama, penyiapan rancangan RPJP Kabupaten Tanah Laut dengan berpedoman pada RPJP nasional dan Provinsi Kalsel, dimana kegiatan ini dibutuhkan guna mendapat gambaran awal dari visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang. Kedua, musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) untuk pembangunan jangka panjang, dilaksanakan untuk mendapat masukan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap rancangan RPJP tersebut. Ketiga, penyusunan rancangan akhir RPJP, dimana seluruh masukan dan komitmen hasil Musrenbang menjadi masukan utama penyempurnaan rancangan RPJP, menjadi rancangan akhir RPJP Kabupaten Tanah Laut 2005 2025. Keempat, proses penetapan Peraturan Daerah (Perda) tentang RPJP Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 2025 dibawah koordinasi Kepala Satuan Kerja perangkat daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi hukum. Rancangan akhir RPJP beserta lampirannya disampaikan kepada DPRD Kabupaten Tanah Laut sebagai inisiatif pemerintah daerah, untuk diproses lebih lanjut menjadi Peraturan daerah (perda) tentang RPJP Kabupaten Tanah Laut tahun 2005 2025.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut tahun 2005 2025 sebagai dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten untuk jangka waktu 20 tahun ke depan, ditetapkan pembangunan dengan maksud menetapkan visi, misi dan memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh pelaku pembangunan

(pemerintahan daerah, masyarakat dan dunia usaha) di Kabupaten Tanah Laut dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat,

pengelolaan maupun partisipasi dalam pembangunan; guna mencapai tujuan dan citacita dibentuknya Kabupaten Tanah Laut oleh para pendirinya pada 42 tahun silam. Dengan demikian diharapkan seluruh upaya yang dilakukan oleh masing-masing

pelaku pembangunan di Kabupaten Tanah Laut tersebut akan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan lainnya didalam satu pola pikir, pola sikap dan pola tindak.

Halaman: 1 -2

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

1.3. LANDASAN HUKUM Landasan idiil RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut adalah Pancasila dan landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945, sedangkan landasan operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan pembangunan Kabupaten Tanah Laut sebagai berikut : 1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan. 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong dengan mengubah Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan UndangUndang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2765). 3. 4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang; Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. 5. 6. 7. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 8. 9. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 10. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 11. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009. 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional 13. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. 14. Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 15. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.

63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. 16. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 27 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2003-2008.

Halaman: 1 -3

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 1.4. HUBUNGAN RPJP DAERAH DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) Kabupaten Tanah Laut tahun 2005 2025 mempunyai kedudukan strategis sebagai kerangka dasar pengelolaan pembangunan Kabupaten untuk jangka panjang, yang merupakan penjabaran kehendak masyarakat Kabupaten Tanah Laut dengan tetap

memperhatikan arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nasional) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Propinsi Kalsel (RPJP Provinsi). b. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Tanah Laut merupakan dokumen perencanaan didaerah yang tertinggi hierarkhinya di daerah. Oleh sebab itu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Tanah Laut yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah (Bupati) terpilih nantinya, penyusunannya harus tetap berpedoman pada RPJP Daerah ini dengan tentunya juga tetap memperhatikan arahan RPJM Nasional dan RPJM Provinsi Kalsel. c. Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten (Perda Nomor 13 Tahun 1993, tanggal 29 Desember 1993) ditetapkan dalam rangka perencanaan ruang Kabupaten dari tahun 1993-2003 dan akan dilakukan revisi pada tahun 2007, di antaranya berisi; (i) pemanfaatan dan pengendalian ruang Kabupaten dengan potensi yang terdapat di dalamnya sehingga berdaya guna dan berhasil guna, (ii) terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya, (iii) adanya penetapan kawasan lindung, (iv) tertatanya perkembangan kawasan budidaya yang meliputi kawasan permukiman dan pusat pelayanan kegiatan, (v) penetapan kawasan prioritas pengembangan, (vi) penetapan sistem pelayanan per Kabupatenan dan tertatanya jaringan induk sistem prasarana perKabupatenan, (vii) penetapan kebijakan yang berkaitan dengan tata guna tanah, tata guna air dan sumber daya alam, serta (viii) kebijakan penunjang penataan ruang. d. Dokumen Perencanaan lainnya yang disusun pada tahun 2003 yaitu Renstra Kabupaten Tanah Laut yang ditetapkan dengan Perda Nomor 13 Tahun 2003, yang antara lain memuat Visi Kabupaten Tanah Laut, yaitu : Terwujudnya hasil pembangunan dalam rangka menuju Kabupaten Tanah Laut sebagai Kabupaten pendidikan yang berkualitas, pariwisata yang berbudaya, pertumbuhan dan pelayanan jasa yang prima, terciptanya masyarakat madani dan ramah lingkungan yang didukung oleh prinsip-prinsip partisipasi, penegakan hukum, transparansi,

responsibilitas, konsensus/komitmen, keadilan, kredibilitas, efektif dan efisien, akuntabilitas dan mempunyai wawasan ke depan.

1.5. SISTEMATIKA Sistematika penulisan RPJP Kabupaten Tanah Laut tahun 2005 2025 ini ditetapkan dengan memperhatikan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang RPJP Nasional dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ/2005 tanggal

Halaman: 1 -4

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 11 Agustus 2005 Tentang Pedoman Penyusunan RPJP Daerah dan RPJM Daerah. Selain itu, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 2025 ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai wujud masa depan yang diinginkan dan diperjuangkan serta diupayakan pencapaiannya, maka RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut tahun 2005 2025 ini disusun dalam sistematika sebagai berikut : Bab I Bab II Bab III Pendahuluan Kondisi Umum, Analisis dan Prediksi Visi, Misi, dan Arah Pembangunan Kabupaten Tanah Laut Tahun 20052025 Bab IV Penutup.

Halaman: 1 -5

BAB II KONDISI UMUM, ANALISIS DAN PREDIKSI

Penyusunan RPJP Kabupaten Tanah Laut memuat deskripsi dan analisis kondisi umum daerah berikut prediksinya. Analisis ini penting artinya karena penyusunan rencana untuk masa mendatang akan didasarkan pada kondisi dan permasalahan yang dihadapi pada saat sekarang. Mempertimbangkan hal tersebut, maka RPJP yang disusun ini akan dilandasi oleh kondisi yang riil yang terdapat di Kabupaten Tanah Laut sampai saat ini. Dengan demikian, RPJP ini diharapkan juga akan menjadi lebih baik dan realisitis sesuai dengan kondisi objektif yang terdapat di daerah ini.

2.1. GEOMORFOLOGI DAN LINGKUNGAN HIDUP 2.1.1. Kondisi Geografis Secara geografis, letak wilayah Kabupaten Tanah Laut berada di bagian selatan Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan, dengan posisi 114 30 20 sampai 115 20 00 Bujur Timur dan 3 30 33 sampai 4 10 30 Lintang Selatan. Sedangkan secara administrasi, wilayah Kabupaten Tanah Laut memiliki luas wilayah daratan mencapai 3.631,35 km2 atau 363.135 Ha, terdiri dari 9 (sembilan) wilayah kecamatan yang terbagi dalam 128 Desa dan 5 Kelurahan. Luas tersebut belum termasuk luas zona perairan laut, sepanjang 3 mil dari garis pantai pada saat pasang tertinggi sepanjang 200 km. Adapun batas administrasi dapat diuraikan sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru Sebelah Timur : Kabupaten Tanah Bumbu dan Laut Jawa Sebelah Selatan: Laut Jawa Sebelah Barat : Laut Jawa

Pusat kegiatan Kabupaten Tanah Laut berada di Kota Pelaihari yang juga merupakan ibukota Kabupaten Tanah Laut. Jarak kota Pelaihari dengan Kota Banjarmasin (ibukota Propinsi Kalimantan Selatan) kurang lebih 65 Km. Topografi Kabupaten Tanah Laut umumnya merupakan daerah dataran tinggi dan bergunung-gunung yang terdapat dibagian Utara dan Timur, yaitu tersebar di Kecamatan Pelaihari, Jorong, Batu Ampar, Tambang Ulang dan Kintap. Sedangkan dibagian Selatan dan Barat merupakan daerah dataran rendah, pantai, dan rawa-rawa yaitu terdapat di Kecamatan Kurau, Takisung, dan Panyipatan. Daerah pasang surut terdapat dipesisir pantai sepanjang 200 Km yang merupakan hutan api-api dan hutan bakau. Tingkat kelerengan tanah umumnya berkisar antara 0 sampai 2 % dan rata-rata ketinggian tanah berkisar antara 0 sampai 7 m di atas permukaan laut. Jenis tanah di wilayah Kabupaten Tanah Laut terdiri dari tanah organosol gleihumus, alluvial, latosol, komplek podsolik merah, kuning dan laterit, dengan dominasi berupa tanah latosol yang tersebar dibagian tengah Kabupaten (Kecamatan Takisung, Batu

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Ampar, Pelaihari, jorong dan Kintap), sedang jenis tanah Organosol Gleihumus tersebar di Kecamatan Takisung, Kurau, dan Pelaihari serta untuk jenis tanah komplek Podsolid Merah Kuning dan Laterit tersebar di Kecamatan Pelaihari, Kintap, Jorong, dan Batu Ampar. Menurut jenisnya, batuan yang terdapat di kabupaten Tanah laut terdiri dari batuan endapan permukaan (Ressen, Halose, Pliosenatas), batuan terobosan (Miosen, Oligasen dan Eosen) serta batuan kapur yang terbentuk pada masa Kenozoikum dan Mesozoikum. Formasi batuan terdiri beberapa macam yaitu kwarter, mesozoikum, bantuan beku dalam ultrabasa, miosen bawah, miosen, sekis hablur, mio pliosen, batuan bekuan dalam basa, paleogem, batuan beku dalam asam kapur. Pada umumnya wilayah Kabupaten Tanah Laut tersusun oleh formasi batuan kwarter. Aliran sungai-sungai besar yang ada di Kabupaten Tanah Laut antara lain Sungai Asam-asam, Sungai Pagatan Besar, Sungai Swarangan, Sungai Sebuhur, Sungai Tabanio, dan Sungai Maluka yang tersebar di Kecamatan Pelaihari, Kurau, Jorong, Takisung, dan Kintap. Debit Air masing-masing daerah aliran sungai adalah Sungai Swarangan 28 m3/detik (dengan luas DAS 58.000 Ha), Sungai Sebuhur 9 m3/detik (luas DAS 19.000 Ha), Sungai Tabanio 35 m3/detik (dengan Luas DAS 77.000 Ha), dan Sungai Maluka 27 m3/detik (dengan luas DAS 64.000 Ha). Fungsi sungai tersebut dipergunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan pokok rumah tangga maupun transportasi sungai. Kemiringan Tanah di Kabupaten Tanah Laut sangat bervariasi yaitu berkisar antara kurang dari 2% hingga lebih dari 40%. Wilayah dengan kelerengan lebih dari 40% merupakan wilayah yang dilindungi dengan penyebaran di sekitar Gunung Paikat, Gunung Damar Gusang, Pegunungan Kemuning, dan Batumandi. Untuk daerah yang dilindungi juga ditunjukkan pada daerah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya, cagar alam, dan suaka margasatwa. Tekstur Tanah disebagian besar wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah tekstur sedang yang tersebar di bagian Timur wilayah kabupaten, sedangkan tekstur kasar terdapat di tepi pantai barat dan selatan, serta untuk tekstur halus menyebar di bagian barat dan utara. Keadaan drainase tanah di Kabupaten Tanah Laut umumnya baik yang ditunjang oleh permukaan tanah yang bergelombang dan berbukit, yaitu terdapat di bagian timur dan utara kabupaten, sedangkan drainase jelek dan sedang tersebar di bagian Barat Kabupaten, yang umumnya terdapat pada rawa atau pun daerah pasang surut yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk pertanian terutama pada musim kemarau dengan cara membuat saluran pembuangan. Erosi Tanah di Wilayah Kabupaten Tanah Laut yang cukup besar hanya terjadi di wilayah Kecamatan Kintap dan Pelaihari yaitu pada permukaan lahan yang memiliki kelerangan sebesar 40% sampai 60%, sedangkan wilayah lainnya memiliki tingkat erosi yang kecil. Tabel 2.1. Luas Wilayah, Persentase Luas Wilayah Setiap Kecamatan tahun 2005

Halaman 2 -2

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Kecamatan 1. Panyipatan 2. Takisung 3. K u r a u 4. Bati - Bati 5. Tambang Ulang 6. Pelaihari 7. Batu Am par 8. J o r o n g 9. K i n t a p Jumlah

Luas/Km2 336,00 628,00 548,10 537,00 575,75 343,00 234,75 160,75 268,00 3.631,35

Persentase 9,25 17,29 15,09 14,79 15,86 9,45 6,46 4,43 7,38 100,00

Sumber: kabupaten Tanah Laut Dalam Angka 2005


Persentase Luas Wilayah Kabupaten Tanah Laut per Kecamatan tahun 2005 (Luas/Km2)

Jor ong Batu Am par 4% 6% Pelaihari 9%

Kintap 7%

Panyipatan 9% Takisung 18%

Tambang Ulang 17%

Kurau 15% Bati - Bati 15%

Gambar 2.1. Persentase luas wilayah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005

2.1.2. Iklim Temperatur udara maksimum di Kabupaten Tanah Laut berdasar data pada tahun 2005 berkisar antara 30,50C sampai 34,10C, temperatur minimum berkisar antara 23,30C sampai 24,60C dan rata-rata temperatur udara tiap bulan berkisar antara 26,10C sampai 28,20C. Antara curah hujan dan keadaan angin biasanya ada hubungan erat satu sama lain. Walaupun demikian di beberapa tempat, hubungan tersebut agaknya tidak selalu ada. Keadaan angin pada musim hujan biasanya lebih kencang dan angin bertiup dari barat dan barat laut. Oleh karena itu musim tersebut dikenal juga dengan musim barat. Pada musim kemarau angin bertiup dari benua Australia, keadaan angin saat itu bisa juga kencang. Catatan curah hujan tahun 2005 disajikan pada Tabel 2.2.

Halaman 2 -3

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Tabel 2.2. Jumlah curah hujan dan hari hujan setiap bulan Kabupaten tanah Laut tahun 2005. Bulan 1. Januari 2. Pebruari 3. Maret 4. April 5. Mei 6. Juni 7. Juli 8. Agustus 9. September 10. Oktober 11. Nopember 12. Desember Rata-Rata Jumlah Curah Hujan 316 354 216 219 84 137 71 38 20 296 155 387 191 Jumlah Hari Hujan 10 10 13 11 7 9 3 4 4 19 9 17 10

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tanah Laut, Tahun 2005

2.2. DEMOGRAFI 2.2.1. Angka Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut tahun 2005 sebanyak 249.422 jiwa. Jika ditinjau dari distribusi penduduk tiap kecamatan, maka Kecamatan Pelaihari memiliki penduduk terbesar, yaitu 68.249 jiwa. Sedangkan distribusi terendah terdapat pada Kecamatan Tambang Ulang sebanyak 12.838 jiwa. 2.2.2. Kepadatan Penduduk dan Penyebaran Penduduk Laju pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun menunjukkan tingkat perkembangan yang positif, yaitu selalu mengalami pertambahan setiap tahunnya, namun besarnya tingkat pertumbuhan tersebut menunjukkan angka yang fluktuatif. Secara keseluruhan rata-rata pertumbuhan penduduk setiap tahunnya selama kurun waktu 10 tahun terakhir (1996-2005) di Kabupaten Tanah Laut sebesar 2,15% per tahun atau rata-rata sebanyak 4,761 jiwa/tahun. Laju pertumbuhan penduduk selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 2.3 dan Gambar 2.2. Tabel 2.3. Jumlah dan perkembangan penduduk Kabupaten Tanah Laut Tahun 1996 2005 Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 Jumlah penduduk (jiwa) 201.816 206.142 211.016 217.581 230.689 Perkembangan/pertumbuhan Jiwa/tahun 0 4.326 4.874 6.565 13.108 %/tahun 0 2,14 2,36 3,11 6,02

No. 1. 2. 3. 4. 5.

Halaman 2 -4

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 6. 7. 8. 9. 10. 2001 2002 2003 2004 2005 233.332 235.910 241.640 243.762 249.422 2.643 2.578 5.730 2.122 5.660 4.761 1,15 1,10 2,43 0,88 2,32 2,15

RATA-RATA
Sumber : 1. 2.

Kabupaten Tanah Laut Dalam Angka Tahun 2005 Disusun dan diolah kembali

300000

Jumlah Penduduk (jiwa)

250000 200000 150000 100000 50000 0 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun

Gambar 2.2 Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut tahun 1996-2005 Penyebaran penduduk di Kabupaten Tanah Laut hampir merata. Setiap kecamatan memiliki jumlah penduduk yang tidak berbeda jauh, kecuali Kecamatan Pelaihari yang memiliki jumlah penduduk paling besar. Hal ini disebabkan karena pusat pemerintahan Kabupaten Tanah Laut terletak di Pelaihari. Berdasarkan data BPS tahun 2005, Kabupaten Tanah Laut ditinjau dari kepadatan penduduknya hanya sebanyak 68 jiwa/Km2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat pada Kecamatan BatiBati (127 jiwa/Km2), sedangkan kepadatan terendah terdapat pada Kecamatan Batu Ampar (34 jiwa/Km2). Kecamatan yang terletak di daerah utara mempunyai kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah selatan. Struktur penduduk menurut jenis kelamin atau sex rasio menunjukkan komposisi jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari jumlah penduduk wanita sebesar 103,6 berarti bahwa rata-rata di dalam setiap 100 jiwa penduduk wanita terdapat sebanyak 103,6 jiwa penduduk pria. Jumlah penduduk wanita pada tahun 2005 sebesar 122.468 jiwa dan penduduk laki-laki sebesar 126.954 jiwa, atau terdapat selisih sebesar 4.486 jiwa. Selengkapnya disajikan pada Tabel 2.4 dan Gambar 2.3. Tabel 2.4. Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut menurut jenis kelamin Tahun 2005 Jenis Kelamin No. 1. 2. 3. 4. Jumlah Penduduk (Jiwa) 19.029 25.112 24.017 30.798 Sex Ratio (%) 100,65 102,08 99,83 103,47

Kecamatan
Laki-Laki Panyipatan Takisung Kurau Bati-Bati 9.546 12.685 11.998 15.701 Perempuan 9.484 12.426 12.019 15.097

Halaman 2 -5

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

5. 6. 7. 8. 9.

Tambang Ulang Pelaihari Batu Ampar Jorong Kintap

6.578 34.560 10.131 11.873 13.881 126.954

6.259 33.689 9.518 11.139 12.837 122.468

12.838 68.249 19.649 23.012 26.718 249.422

105,10 102,58 106,44 106,62 108,13 103,60

JUMLAH

Sumber : Kabupaten Tanah Laut Dalam Angka Tahun 2005 Disusun dan diolah kembali
80000 70000
Jumlah penduduik (jiwa)

60000 50000 40000 30000 20000 10000 0


Ba t iBa Ta ti m ba ng U la ng Pe la ih ar i Ba tu Am pa r Pa ny ip at an Ta ki su ng Jo ro ng Ki nt ap Ku ra u

Perempuan Laki-Laki

Kecam atan

Gambar 2.3. Penduduk Kabupaten Tanah Laut menurut jenis kelamin

2.2.4. Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Tanah Laut bervariasi. Pada umumnya sebagai petani seperti bertani sawah, berkebun, berternak, dan sebagainya dan hanya sebagian kecil yang melakukan pekerjaan yang bergerak di bidang lainnya, antara lain sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan wiraswasta. 2.2.5. Jumlah Kepala Keluarga Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2005 sebanyak 65.092 KK dari jumlah penduduk sebesar 249.422 jiwa. Dilihat dari distribusi pada setiap kecamatan menunjukkan rata-rata jumlah jiwa yang menjadi tanggungan kepala keluarga di Kabupaten Tanah Laut berkisar 4 jiwa/KK. 2.2.6. Agama Agama yang di peluk di Kabupaten Tanah Tanah Laut terdiri dari 5 agama yaitu Agama Islam, Agama Katolik, Agama Protestan, Agama Hindu dan Agama Budha. Pada tahun 2005, penduduk Kabupaten Tanah Laut yang memeluk Agama Islam mencapai 98,58% dari jumlah penduduk, sedangkan pemeluk Agama Protestan sebesar 0,66%, Agama Katolik sebesar 0,35%, Agama Hindu sebesar 0,24 dan Agama Budha sebesar 0,17% dari jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut. 2.2.7. Adat Istiadat Kabupaten Tanah Laut yang penduduknya terdiri dari pendatang dan penduduk asli setempat memberikan warna tersendiri dengan membawa berbagai macam kebudayaan yang berkembang dan adat setempat. Para pendatang tersebut merupakan penduduk yang tergabung dalam kelompok transmigrasi berasal dari Jawa

Halaman 2 -6

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Jakarta, Bali dan kabupaten lain di Propinsi Kalimantan Selatan. Karena perkembangan dari kegiatan ekonomi dan penduduk, terjadilah proses asimilasi yang berasal dari penduduk setempat dan penduduk asli. Secara umum adat istiadat yang dipegang sudah mulai melonggar akibat terjadinya pergeseran dari masyarakat perdesaan menjadi masyarakat kota. Dengan demikian, pembangunan yang dilaksanakan masih dapat diterima oleh masyarakat Kabupaten Tanah Laut. 2.2.8. Ketenagakerjaan Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2005 berdasarkan hasil registrasi sebesar 249.422 orang. Dari rasio jenis kelaminnya dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki di kabupaten ini lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2005 sebesar 103. Besarnya rasio jenis kelamin yang lebih dari 100 dapat juga memberikan gambaran bahwa Kabupaten tanah Laut merupakan daerah penerima migran, yang artinya bahwa kabupaten ini merupakan daerah yang memiliki potensi ekonomi yang cukup besar sehingga menjadi daerah tujuan migrasi. Dilihat dari perbandingan per kecamatan, maka yang terbanyak penduduknya

adalah Kecamatan Pelaihari yaitu sebanyak 68.249 orang, dengan kepadatan penduduk 119 orang per km2, kemudian Kecamatan Bati-Bati berpenduduk 30.798 orang dengan kepadatan penduduk 127 orang per km2. Sedangkan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kecamatan Tambang Ulang yaitu sebanyak 12.838 orang dengan kepadatan penduduknya 80 orang per km2. Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja jumlah pencari kerja di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2005 berjumlah sebesar 6.577 orang. Latar belakang pendidikan dari pencari kerja ini sebagian besar adalah lulusan SLTA yakni sekitar 51,29 persen dan disusul lulusan SLTP sekitar 28,61 persen. Lulusan D3/S1/S2 mencapai 13,43 persen, sisanya berpendidikan di bawah SLTP. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2005 menurut catatan KPKN yaitu PNS pusat sebanyak 875 orang dan PNS daerah otonom sebanyak 4.752 orang. Dilihat dari tingkat pendidikan, sebagian besar PNS berlatar belakang pendidikan perguruan tinggi yaitu sekitar 68,28 persen, dan 24,56 persen berpendidikan setingkat SLTA sedangkan sisanya adalah tamatan SD dan SMTP. 2.2.9. Perkembangan Penduduk Penduduk Kabupaten Tanah Laut menurut hasil registrasi penduduk Pertengahan tahun 2005 berjumlah 248.442 orang atau mengalami peningkatan jika dibandingkan pencatatan pada Pertengahan tahun 2004 dengan jumlah sebesar 4.740 orang. Ratarata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanah Laut pada periode 2004-2005

Halaman 2 -7

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 adalah sebesar 1,91 persen dengan rata-rata laju pertumbuhan tertinggi di Kecamatan Takisung yaitu sebesar 2,61 persen.

2.2.10. Penyebaran Penduduk Penduduk Kabupaten Tanah Laut menyebar secara tidak merata dengan luas wilayah yang berbeda mengakibatkan kepadatan penduduk antar kecamatan yang beragam. Kecamatan Tambang Ulang yang mempunyai luas wilayah terkecil yaitu 4,43 persen dari total luas wilayah Kabupaten Tanah Laut dihuni 5,17 persen penduduk dengan kepadatan 3 jiwa per km2 menurut catatan registrasi pertengahan tahun. Sedangkan Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan Jorong atau 17,29 persen dari total wilayah dihuni 9,13 persen dari total penduduk Kabupaten Tanah Laut. 2.2.11. Rasio Jenis Kelamin Rasio jenis kelamin adalah salah satu indikator yang cukup penting dalam penghitungan penduduk. Rasio jenis kelamin yang merupakan perbandingan penduduk laki-laki terhadap 100 penduduk perempuan. Jika hasil suatu perbandingan menunjukkan angka di atas seratus, berarti keadaan penduduk di wilayah tersebut lebih banyak laki-lakinya dibandingkan dengan perempuan, dan sebaliknya jika di bawah seratus berarti lebih banyak penduduk perempuan daripada penduduk laki-laki. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Tanah Laut Pertengahan tahun 2005 tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Tanah Laut keadaan pertengahan Tahun 2005 adalah 104, yang artinya dari setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 104 orang penduduk laki-laki. Dari sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Laut, tidak ada kecamatan yang rasio jenis kelaminnya dibawa 100. Kecamatan yang paling tinggi rasio jenis kelaminnya adalah Kecamatan Jorong yaitu 109. 2.2.12. Pertumbuhan Penduduk Menurut Tingkat Usia Penduduk yang dikelompokkan menurut tingkat usia yaitu anak-anak (0-14 tahun) dan dewasa (15+), apabila diamati dari tahun 2004-2005 seperti dimuat dalam tabel 1.6, maka dapat diketahui tingkat perkembangan penduduk pada masing-masing kelompok umur tersebut. Tingkat pertumbuhan penduduk orang dewasa lebih tinggi dari pada pertumbuhan penduduk anak-anak. Penduduk usia dewasa pada tahun 2005 persentasenya sebesar 68,09 % dan sisanya adalah anak-anak (32,31 %).

2.3. EKONOMI DAN SUMBER DAYA


2.3.1. Perekonomian Sebagaimana hampir seluruh daerah di Indonesia, krisis ekonomi yang terjadi pada akhir tahun 1997 dan awal tahun 1998 juga berpengaruh terhadap perkembangan

Halaman 2 -8

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 perekonomian di Kabupaten Tanah Laut. Angka pertumbuhan ekonomi pada awal krisis (pertengahan tahun 1997) menurun dan terus terkontraksi hingga tahun 1998. Pada tahun 1999 telah terjadi perbaikan ekonomi kembali dengan ditandai pertumbuhan ekonomi yang mulai positif. Dalam menampilkan data perekonomian

Kabupaten Tanah Laut dalam kondisi umum RPJP ini, data yang digunakan adalah data mulai tahun 2000. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan bahwa krisis ekonomi yang terjadi sebelum tahun 2000 yaitu tahun 1997 sampai 1998 tersebut merupakan keadaan yang mencerminkan adanya goncangan (shock). Salah satu indikator penting guna menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu daerah adalah pertumbuhan ekonomi. Disamping digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan nilai tambah yang diciptakan dalam suatu perekonomian, angka ini juga memberikan indikasi tentang sejauh mana aktivitas perekonomian yang terjadi pada suatu periode tertentu telah memberi lapangan pekerjaan dan menghasilkan tambahan pendapatan bagi penduduk. Hal ini dapat dijelaskan karena pertumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa (output). Pada gilirannya, proses ini tentunya juga menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk. Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini biasanya digunakan sebagai salah satu factor untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Besarnya laju

pertumbuhan tersebut dapat dihitung dari data PDRB atas dasar harga konstan, karena semata mata hanya dicerminkan oleh pertumbuhan barang dan jasa yang dihasilkan pada periode tertentu sebab pengaruh perubahan harga telah ditiadakan. Setelah mengalami penurunan drastis atau mengalami kontraksi pada saat krisis ekonomi tahun 1997 /1998; maka mulai tahun 2000 perekonomian daerah Kabupaten Tanah Laut secara bertahap kembali pulih (recovery) dengan pertumbuhan yang terus membaik. Bahkan pada tahun 2000, tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 6,58 persen yang lebih disebabkan adanya booming sektor pertambangan. Selama kurun waktu 2000-2006; pertumbuhan ekonomi Tanah Laut terus bergerak positif dengan rata-rata pertumbuhan 5,23 persen per tahun. Bila pada tahun 2000, tingkat

pertumbuhan ekonomi sudah mencapai 6,58 persen maka pada tahun 2001 sedikit mengalami penurunan yaitu hanya mencapai 4,04 persen seiring dengan semakin menurunnya pula pertumbuhan sektor pertambangan dan terkontraksinya sektor pertanian. Namun pada tahun 2002, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Laut

kembali meningkat menjadi 4,46 persen dan tahun 2003 meningkat menjadi 4,64 persen dan selanjutnya tahun 2004 meningkat lagi hingga mencapai 5,26 persen seiring dengan meningkatnya lagi pertumbuhan sektor pertanian. Selama Tahun 2005 kinerja perekonomian masih menunjukkan perkembangan yang membaik walaupun memasuki triwulan III terjadi perlambatan dikarenakan lonjakan inflasi sebagai dampak kenaikan harga BBM. Menurunnya daya beli riil masyarakat

Halaman 2 -9

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 akibat inflasi yang melonjak tinggi pada triwulan III dan IV menyebabkan pertumbuhan konsumsi juga melambat. Melemahnya konsumsi yang diikuti antara lain kenaikan biaya produksi sebagai akibat dari kenaikan harga BBM, meningkatnya biaya modal, pada gilirannya menyebabkan pertumbuhan investasi mengalami penurunan. Konsumsi dan investasi yang menurun berdampak terhadap melambatnya

pertumbuhan ekonomi walaupun secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih tumbuh sedikit diatas pertumbuhan tahun 2004, karena pertumbuhan yang cukup tinggi pada triwulan I dan II tahun 2005. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2005 adalah sebesar 5,43 persen dan bahkan pada tahun 2006 berdasar perhitungan oleh BPS Kabupaten Tanah Laut, angka pertumbuhan ekonomi sudah mampu mencapai 6,22 persen. Angka pertumbuhan sebesar 6,22 persen pada tahun 2006 tersebut ditandai oleh kenaikan kembali pertumbuhan sektor pertanian dan juga pertumbuhan sektor pertambangan yang disebabkan adanya peningkatan produksi biji besi. Rata-rata angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Laut selama kurun waktu tahun 2000 2006 adalah sebesar 5,23 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Laut diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan tanpa migas tahun 2000 2005 yang hanya tumbuh rata-rata 4,67 persen. Faktor utama meningkatnya pertumbuhan Kabupaten Tanah Laut tersebut adalah terjadinya peningkatan produksi pada sektor pertanian khususnya pada subsektor tanaman bahan makanan (padi dan jagung) yang merupakan leading perekonomian dari sub sektor pertanian pangan di Kabupaten Tanah Laut. Rincian tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Laut tiap sektor tahun 2000 2006 terinci pada Tabel 2.5 berikut :

Tabel 2.5. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tanah Laut 2000 2006 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sektor Pertanian Pertambangan & Industri Pengolahan Penggalian Listrik & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Rest. dan Hotel Pengangkutan & komunikasi Bank dan lembaga keuangan lainnya Jasa-jasa Rata-rata *) Angka Sementara 2000 1.79 47.81 4.17 12.47 5.78 6.58 9.36 47.78 8.47 2001 -4.26 28,68 1,17 17,32 4,03 4,33 8,81 20,30 21,07 2002 4,71 13,22 0,01 0,10 1,60 4,60 4,61 16,11 5,68 2003 1,44 16,30 6,30 0,30 4,36 6,62 5,94 3,59 4,30 4,64 2004 2005* 2006** 4,41 3,58 4,62 11,83 7,28 15,73 4,10 1,58 7,06 5,86 7,18 4,95 2,60 5,26 3,45 -1,57 5,56 5,78 7,67 6,50 14,36 5,43 3,51 4,10 10,00 7,62 7,79 -2,03 4,41 6,22

6.58 4,04 4,46 **) Angka sangat sementara

Secara keseluruhan sektor pertanian meliputi pertanian pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan selama kurun waktu tahun 2000 2006, mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 2,33 persen per tahun walaupun pada

Halaman 2 -10

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 tahun 2001 sempat mengalami konstraksi sebesar -4,26 persen. Penyumbang untuk mencapai rata-rata pertumbuhan tersebut adalah subsektor tanaman bahan makanan yang mengalami pertumbuhan sebesar 2,57 persen. Namun pertumbuhan negatif terjadi pada subsektor perkebunan yaitu minus 11,34 persen dan subsektor kehutanan yaitu minus 17,93 persen. Belum berproduksi maksimalnya perkebunan kelapa sawit akibat peremajaan dan sebagai pengganti perkebunan tebu serta semakin berkurangnya produksi kehutanan menjadi penyebab pertumbuhan negatif pada kedua subsektor tersebut. Sektor Pertambangan dan Penggalian masih mempunyai pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu rata-rata 20,12 persen selama tahun 2000 - 2006, yang disumbang oleh pertambangan batubara dan biji besi. Hanya saja, tingkat pertumbuhan sektor ini setiap tahun trendnya semakin menurun kecuali tahun 2006. Apalagi sifat dari bahan yang terdapat di sektor ini bersifat tidak bisa diperbaharui sehingga mengandalkan pertumbuhan ekonomi hanya dari sektor pertambangan dan penggalian sangat tidak prosfektif. Selain batubara, pertambangan biji besi semakin mengambil peranan yang cukup signifikan dalam mendongkrak pertumbuhan sektor ini. Sektor industri pengolahan juga mengambil peranan cukup besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan sebesar 3,45 persen pada tahun 2005 dan naik menjadi 3,51 pada tahun 2006 setelah sempat mengalami pertumbuhan yang rendah pada tahun 2001 (1,17 persen) dan tahun 2002 (0,01 persen). Rata-rata pertumbuhan sektor ini pada kurun waktu tahun 2000 2006 mencapai 3,25 persen. Industri pengolahan masih didominasi oleh industri pengolahan makanan, sedangkan industri lainnya belum dapat berbicara banyak. Realisasi investasi baru untuk industri hanyalah pembangunan pabrik tepung tapioka dan pabrik pakan ternak. Sektor listrik dan air minum pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 1,57 persen, namun pada tahun 2006 naik kembali dengan angka pertumbuhan 4,10. Turunnya pertumbuhan pada sektor ini pada tahun 2005 karena subsektor listrik belum mampu mensuplai kebutuhan listrik masyarakat akibat kapasitas mesin dan kendala suplai bahan baku untuk PLTU Asam-Asam,. Sedangkan subsektor air minum juga mengalami pertumbuhan negatif dikarenakan belum optimalnya berproduksi karena kendala mesin dan peralatan yang tua pada PDAM mengakibatkan produksi air minum juga turut menurun. Sementara sektor konstruksi mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,56 persen pada tahun 2005 dan naik menjadi 10,00 persen pada tahun 2006. Rata-rata pertumbuhan sektor ini pada kurun waktu tahun 2000 2006 cukup tinggi kecuali pada tahun 2002. Mulai bergairahnya perekonomian mendorong pembangunan

perumahan baru baik yang dilakukan oleh pengembang maupun oleh perorangan. Disamping itu pendorong utamanya adalah peran pemerintah daerah yang mulai melakukan pembangunan fisik yang secara kasat mata dapat kita lihat seperti pembangunan prasarana jalan, jembatan dan gedung-gedung pemerintahan. Sektor perdagangan, restoran dan hotel tumbuh sebesar 5,78 persen pada tahun 2005 dan naik menjadi 7,62 persen pada tahun 2006. Sektor perdagangan

Halaman 2 -11

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 merupakan sektor yang dibentuk oleh sektor pertanian, pertambangan penggalian dan sektor industri, di mana barang-barang yang dihasilkan oleh ketiga sektor tersebut adalah komoditas utama dalam sektor perdagangan. Sehingga kinerja yang cukup baik pada sektor perdagangan ini dipengaruhi kinerja ketiga sektor tersebut di atas. Pertumbuhan pada sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2006 adalah sebesar 7,79 persen dan rata-rata pertumbuhannya selama kurun waktu tahun 2000 2006 adalah sebesar 7,34 persen. Bergairahnya pertambangan batubara dan biji besi turut mendorong pertumbuhan pada angkutan disamping makin lancarnya arus transportasi dengan adanya perbaikan jalan. Hanya saja masih digunakannya ruas jalan umum untuk kegiatan pengangkutan bahan tambang dan hasil perkebunan dengan kapasitas muatan yang melebihi kemampuan beban jalan mengakibatkan kerusakan jalan serta kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Adanya gairah perekonomian yang semakin baik juga turut mengangkat pertumbuhan komunikasi yang ditandai dengan masuknya sarana komunikasi seluler baru. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mencatat pertumbuhan sebesar 6,50 persen pada tahun 2005 dengan pertumbuhan rata-rata yang cukup tinggi namun mengalami kontraksi sebesar 2,03 pada tahun 2006. Subsektor perbankan yang semestinya berperan sebagai sektor yang melakukan pembiayaan bagi dunia usaha untuk kegiatan produktif, justru cenderung lebih banyak memberikan kredit yang bersifat konsumtif. Belum pulihnya sektor riil menjadi alasan utama perubahan tersebut untuk mencegah terjadinya kembali negatif spread. Pertumbuhan subsektor persewaan didorong oleh banyaknya pendatang masuk yang membutuhkan tempat tinggal. Sektor jasa-jasa yang didalamnya terdapat jasa pemerintahan, jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi serta jasa perorangan dan rumah tangga, pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan sebesar 14,36 persen namun menurun pada tahun 2006 dengan hanya bertumbuh sebesar 4,41. Sektor jasa yang merupakan sektor tersier sangat dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan pada sektorsektor primer maupun sekunder. 2.3.1.1. PDRB Dalam penyusunan RPJP Kabupaten Tanah Laut ini, data harga berlaku dan harga konstan untuk PDRB diperoleh dari kompilasi buku Pendapatan Regional Kabupaten Tanah Laut dalam beberapa tahun yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten Tanah Laut. Secara absolut nilai PDRB Kabupaten Tanah Laut setiap tahunnya terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan harga beberapa komoditas ekspor dari Tanah Laut seperti produk udang, batubara, biji besi dan hasil industri. Selama kurun waktu 2000-2006 PDRB Kabupaten Tanah Laut atas dasar harga berlaku tumbuh rata-rata sebesar 12,30 %. Namun kenaikan atas dasar harga konstan tidaklah sebesar atas dasar harga berlaku. Dari angka PDRB atas dasar harga konstan inilah dapat diketahui kenaikan riil atas PDRB harga berlaku.

Halaman 2 -12

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Rata-rata pertumbuhan PDRB atas dasar harga Konstan 2000 selama kurun waktu 2000-2006 hanya sebesar 5,64 %. Nilai PDRB harga berlaku tahun 2006 sudah mencapai 2.608 milyar; lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yaitu tahun 2005 yang hanya sebesar 2.373 milyar rupiah, serta meningkat jauh lebih besar dibandingkan dengan tahun 2004 yang hanya sebesar 2.094 milyar rupiah. Namun kenaikan nilai PDRB atas dasar harga konstan tidak sebesar kenaikan atas dasar harga berlaku, dimana pada tahun 2004 sebesar 1.611 milyar rupiah sedangkan tahun 2005 hanya mencapai 1,699 milyar dan pada tahun 2006 sudah mencapai 1.804 milyar rupiah. Nilai PDRB Kabupaten Tanah Laut tahun 2000 2006 ditunjukkan oleh Tabel 2.6 dan gambar 2.4. Tabel 2.6. PDRB Kabupaten Tanah Laut 2000 2006 Total PDRB (Ribuan Rupiah) Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 *) 2006 **)
) Angka Sementara 3000000000
2500000000 2000000000
tahun

Harga Berlaku 1.301.572.805 1.472.232.844 1.638.588.189 1.829.576.614 2.094.755.614 2.373.099.636 2.608.656.770


**) Angka sangat sementara

Harga Konstan 2000 1.301.572.805 1.355.949.532 1.416.828.337 1.482.328.773 1.611.487.464 1.699.062.148 1.804.714.575

1500000000 1000000000 500000000 0 2000 2001 2002 2003 ribu rupiah Harga Berlaku Harga Konstan 2000 2004 2005 *) 2006 **)

Gambar 2.4. PDRB Kabupaten Tanah menurut harga berlaku dan harga konstan tahun 2000 2006 Meskipun terjadi perubahan besarnya persentase sektoral dibanding tahun-tahun sebelumnya, namun data tahun 2006 menunjukkan bahwa kegiatan perekonomian di Kab. Tanah laut masih didominasi oleh sektor pertanian (pertanian, perkebunan,

peternakan, kehutanan dan perikanan) dengan proporsi sebesar 31,56 % dari total PDRB. Perdagangan, hotel dan restoran menyusul di tempat kedua dengan proporsinya sebesar 24,48 % dan kemudian sektor industri pengolahan dengan 17,24 % serta pertambangan dan penggalian sebesar 9,75 %.

Halaman 2 -13

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Bila dilihat kedudukan masing-masing sektor sebagai mata pencaharian penduduk, maka sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama penduduk Kabupaten Tanah Laut, selanjutnya sektor perdagangan dan sektor jasa. Diprediksi bahwa

beberapa tahun yang akan dating, sektor pertanian tetap mendominasi perekonomian Kabupaten Tanah Laut. Lapangan usaha yang paling banyak digeluti oleh tenaga kerja di Kabupaten Tanah Laut adalah sektor pertanian. Sektor ini paling banyak menyerap tenaga kerja yang ada di Kabupaten ini, jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian mencapai lebih dari separuh tenaga kerja yang ada atau sekitar 54,32 persen. Sektor lainnya yang juga cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan (16,14 persen), industri pengolahan (9,19 persen) dan pertambangan (7,80 persen). 2.3.1.2. PDRB Perkapita PDRB perkapita adalah kemampuan suatu daerah untuk memenuhi kebutuhan setiap penduduk rata-rata, sehingga bisa dijadikan salah satu indikator bagi keberhasilan pembangunan terutama pembangunan bidang ekonomi. Meskipun demikian PDRB perkapita belum dapat menggambarkan peningkatan kesejahteraan masyarakat sebenarnya. Indikator tersebut hanya dapat dipakai untuk menggambarkan apakah ada peningkatan produktivitas pembangunan setiap orangnya. PDRB perkapita juga dibedakan atas harga berlaku dan harga konstan. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku diukur berdasarkan harga pada saat sekarang sehingga terkandung pengaruh kenaikan harga. Sedangkan PDRB perkapita atas dasar harga konstan kita dapat melihat kenaikan secara riil atas harga pada tahun dasar. Atau dapat dikatakan PDRB perkapita atas dasar harga konstan dapat mengukur tingkat produktivitas sesungguhnya. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Tanah Laut selama periode 2000-2006 tumbuh rata-rata sebesar 10,12 persen, sedangkan pertumbuhan rata-rata PDRB atas dasar harga konstan dalam periode yang sama hanya sebesar 3,52 persen. Rincian PDRB per kapita Kabupaten Tanah Laut tahun 2000 2006 terinci pada Tabel 2.7 Tabel 2.7. PDRB Perkapita Kabupaten Tanah Laut Tahun 2000 2006 Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 * 2006** PDRB Perkapita 5.634.392 6.295.414 6.815.835 7.332.414 8.266.890 9.331.853 10.008.659 Pertumbuhan (%) 11,73 8,27 7,58 12,74 12,88 7,52 Atas Dasar Harga Konstan PDRB Perkapita 5.634.392 5.798.175 5.893.408 5.941.947 6.359.687 6.681.303 6.924.156 Pertumbuhan (%) 2,91 1,64 0,82 7,03 5,05 3,64

*) Angka sementara **) Angka sangat sementara

Halaman 2 -14

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 2.3.1.3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tingkat kemiskinan penduduk sebagai indikator dari pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDGs) apabila diukur menggunakan kriteria Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) maka untuk Kabupaten Tanah Laut secara umum untuk perkembangan dari tahun 1996 sampai tahun 2006 menunjukkan adanya trend perbaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa pembangunan di Kabupaten Tanah Laut tidak hanya sekedar mengejar pertumbuhan ekonomi semata tetapi juga berupaya melakukan dengan pemerataan.

Bila pada tahun 1996 angka IPM Kabupaten Tanah Laut hanya 66,0; maka pada tahun 2004 mengalami perbaikan sehingga angka IPM naik menjadi 67,7; tahun 2005 angka IPM menjadi 68,3 dan tahun 2006 angka IPM Kabupaten Tanah Laut sudah mencapai 68,8. Capaian angka IPM Kabupaten Tanah Laut ini ternyata lebih tinggi dibanding angka IPM Provinsi Kalimantan Selatan yang pada tahun 2005 hanya 67,4 dan tahun 2006 hanya 67,7. Walaupun demikian, angka IPM Kabupaten Tanah Laut masih dibawah capaian angka IPM rata-rata nasional yang sudah mencapai 69,6 pada tahun 2005 dan meningkat lagi pada tahun 2006 menjadi 70,1. Ilustrasi yang menggambarkan fluktuasi nilai IPM Kabupaten Tanah Laut dari tahun ke tahun selama periode tersebut dan perbandingan IPM Kabupaten Tanah Laut; Provinsi Kalimantan Selatan dan rata-rata nasional dapat dilihat seperti pada Gambar 2.5 dan 2.6 berikut. Rincian lengkap tentang fluktuasi nilai IPM beserta nilai masingmasing komponennya ini dapat dilihat seperti pada Lampiran.

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1996 1999 2002 tahun 2004 2005 2006 Kesehatan Pendidikan Daya beli IPM

Sumber: BPS Kalsel

Gambar 2.5. Fluktuasi nilai IPM Kabupaten Tanah Laut

Halaman 2 -15

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

80 70 60 50
IPM
Tanah Laut Kal-Sel Indonesia

40 30 20 10 0 1996 1999 2002 2004 2005 2006 tahun

Gambar 2.6. Perbandingan nilai IPM Kab.Tanah Laut, Kal-sel dan Indonesia

2.3.1.4. Struktur Perekonomian Proses pembangunan ekonomi biasanya diikuti dengan terjadinya perubahan dalam struktur ekonomi baik itu struktur permintaan domestik, struktur produksi serta struktur distribusinya. Perubahan struktur ini sesungguhnya terjadi akibat adanya interaksi antara dua proses yaitu proses akumulasi (pembentukan modal) dan perubahan konsumsi masyarakat yang terjadi karena meningkatnya pendapatan perkapita. Perubahan pola permintaan ini yang kemudian mengubah komposisi barang dan jasa yang diproduksi dan diperdagangkan. Struktur ekonomi yang dinyatakan dalam persentase, menunjukan besarnya peranan atau kontribusi masing-masing sektor ekonomi dalam menciptakan nilai tambah dan mencerminkan peringkat nilai tambah sektor tersebut. Sehingga untuk melihat kekuatan setiap sektor dalam pembentukan PDRB suatu daerah dapat dilihat dari peranan masing-masing sektor tersebut. Dengan memperhatikan peranan sektoral maka dapat ditentukan skala prioritas dalam perencanaan pembangunan. Sektorsektor dominan dalam pembentukan PDRB perlu mendapat perhatian untuk lebih dikembangkan. Secara umum Struktur perekonomian Kab.Tanah Laut sampai pada tahun 2005 dan kemungkinan untuk beberapa tahun kedepan tidak mengalami perubahan yang berarti jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Hipotesis para ahli bahwa dalam perubahan structural, sektor primer akan semakin menurun pangsanya sejalan dengan peningkatan pangsa sektor sekunder dan tersier, tampaknya belum sepenuhnya berlaku bagi Kabupaten Tanah Laut walaupun beberapa kebijakan sudah mulai mengarah kepada usaha peningkatan sektor riil yang mendukung sektor sekunder dan terseir. Memang salah satu tujuan pembangunan ekonomi adalah merubah struktur ekonomi dengan pola primer-sekunder-tersier. Namun untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan akumulasi modal dan investasi baik pemerintah maupun swasta, penerapan teknologi yang sesuai kebutuhan serta SDM yang memadai. Dalam kondisi ekonomi yang sudah bangkit setelah krisis, diperlukan perencanaan jangka panjang yang baik dan fokus serta bertahap untuk mencapai hal tersebut seperti halnya RPJP ini.

Halaman 2 -16

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Dari perkembangan kontribusi sektor terhadap perekonomian Kabupaten Tanah Laut, belum terjadi pergeseran yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sektor yang menyumbangkan andil paling besar dalam penciptaan nilai tambah pada tahun 2005 masih tetap sektor pertanian yaitu sebesar 31,40%, dan subsektor yang cukup dominan ada dua yaitu tanaman bahan makanan serta perikanan. Oleh karena itu, sejauh ini struktur perekonomian Kabupaten Tanah Laut masih bersifat agraris. Sektor dominan lainnya adalah sektor industri pengolahan (18,24 persen) dan subsektor perdagangan, restoran dan hotel (24,90 persen) seperti terinci pada Tabel 2.8. Tabel 2.8. Struktur Perekonomian Kabupaten Tanah Laut Tahun 2000 2005 (Persen) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lapangan Usaha 2000 Pertanian 40,34 Pertambangan & Penggalian 2,59 Industri Pengolahan 21,32 Listrik & Air Bersih 0,33 Bangunan 2,16 Perdagangan, Restoran dan Hotel 18,95 Pengangkutan dan Komunikasi 1,87 Keuangan, Persw dan Jasa Prsh 3,25 Jasa-jasa 9,19 PDRB Tanpa Minyak Bumi
*) Angka Sementara

2001 37,69 3,43 21,20 0,36 2,22 19,27 1,93 3,62 10,29

2002 37,35 3,96 21,31 0,34 2,16 18,18 1,97 3,97 10,13

2003 33,80 4,08 19,56 0,19 2,22 25,76 1,87 3,59 8,93

2004 32,04 9,04 18,51 0,18 2,17 24,90 1,89 3,74 7,54

2005* 31,40 8,17 18,24 0,16 2,17 24,90 1,89 3,74 7,54

100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Kecenderungan perubahan struktural dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut.


45 pertanian 40 35
pangsa terhadap PDRB (%)

Pertanian Industri Pengolahan Perdagangan. Restoran dan Hotel Jasa-jasa Pertambangan & Penggalian Keuangan. Persw dan Jasa Prsh Bangunan

30 25 20 15 jasa-jasa

perdagangan dan resto industri pengolahan

pertambangan 10 5 0 2000 keuangan&

Pengangkutan dan Komunikasi Listrik & Air Bersih

2001

2002 tahun

2003

2004

2005

Gambar 2.7. Perubahan struktur perekonomian Kabupaten Tanah Laut Tahun 2000-2005 Pada gambar 2.7 terlihat bahwa berdasarkan pangsanya masing-masing terhadap PDRB maka sektor-sektor pertanian, industri pengolahan dan perdagangan hotel dan restoran merupakan tiga sektor primadona di Kabupaten Tanah Laut.

Halaman 2 -17

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Melihat perkembangan masing-masing sektor dari tahun ke tahun selama lima tahun tampaknya mulai terlihat trend pergeseran struktur perekonomian di Kabupaten Tanah Laut yang bergerak dari sektor primer (pertanian) ke sektor sekunder (industri pengolahan) dan tersier (perdagangan, restoran dan hotel serta jasa-jasa) secara bersamaan. Kondisi ini memerlukan perhatian Pemerintah Daerah bahwa

pengembangan proyek-proyek pembangunan untuk memanfaatkan situasi ini seyogyanya difokuskan kepada upaya mendukung tiga sektor dominan tersebut. Selain itu karena andalan yang lebih cocok bagi daerah ini adalah sektor sekunder (industri pengolahan) dan tersier (perdagangan) dengan didukung oleh sektor primer maka kebijakan-kebijakan pembangunan SDM juga harus dilakukan kearah pengembangan dan peningkatan kualitas SDM untuk mendukung hal itu. Tentunya ini merupakan tantangan yang perlu segera ditangani dengan baik, bersama-sama dengan penanganan dan penataan peraturan-peraturan daerah yang dapat menciptakan iklim kondusif untuk berusaha dan berinvestasi.

2.3.1.5. Indeks Harga Implisit Dalam pembangunan ekonomi, masalah tingkat harga merupakan variabel penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi serta kemampuan daya beli (purchasing power parity) masyarakat. Pertumbuhan yang tinggi tidak akan membawa dampak terhadap kesejahteraan masyarakat kalau perkembangan harga-harga meningkat lebih tinggi. Dengan berkembangnya perekonomian berarti semua komponen nilai tambah, termasuk upah dan gaji sebagai balas jasa faktor produksi tenaga kerja serta surplus usaha turut meningkat. Apabila tingkat kenaikan tersebut lebih besar dari tingkat kenaikan harga maka dapat dikatakan terjadi kenaikan daya beli masyarakat yang berarti terjadi perbaikan kesejahteraan. Indeks Harga Implisit adalah suatu indeks harga yang diperoleh dengan membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku terhadap PDRB atas dasar harga konstan. Indeks harga implisit menggambarkan tingkat perubahan harga umum seluruh komoditi baik barang dan jasa yang terjadi di suatu wilayah dalam suatu kurun waktu tertentu. Tabel 2.9. Indeks Harga Implisit dan Perubahannya Tahun 2003 2005 Rincian PDRB ADHB ( Juta Rupiah) PDRB ADHK (Juta Rupiah) Indeks Harga Implisit Perubahan Indeks HI (%) Laju Inflasi Kota Banjarmasin (%) Laju Pertumbuhan PDRB Perkapita (%)
*) angka diperbaiki **) angka sementara

2003 1.829.576 1.482.629 123,40 6,70 6,77 7,58

2004* 2.031.909 1.553.345 130,81 6,00 7,14 9,36

2005** 2.295.850 1.633.090 140,58 7,47 9,71 12,59

Halaman 2 -18

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Berdasarkan tabel 2.9 terlihat bahwa tingkat daya beli masyarakat secara umum sedikit mengalami perbaikan, hal ini ditunjukkan oleh laju pertumbuhan PDRB perkapitanya yang lebih tinggi terhadap laju inflasi IHK. 2.3.2. Penduduk Miskin Kabupaten Tanah Laut Jumlah penduduk miskin Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2006 mencapai 44.450 jiwa yang terdiri dari 14.452 rumahtangga. Jika jumlah penduduk miskin tersebut dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut secara keseluruhan, yaitu 249.422 jiwa, maka persentasenya sebesar 17,82%. Kecamatan dengan jumlah penduduk miskin terbanyak adalah Kecamatan Pelaihari, yaitu 11.210 jiwa yang terdiri atas 3.698 rumahtangga atau 25,36% dari total penduduk miskin di Kabupaten Tanah Laut tahun 2006. Sedangkan Kecamatan Tambang Ulang merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk miskin paling sedikit, yaitu 2.269 jiwa yang terdiri atas 690 rumahtangga atau 5,14% dari jumlah penduduk miskin keseluruhan. Jumlah penduduk miskin Kabupaten Tanah Laut tahun 2006 disajikan pada Tabel 2.10 dan Gambar 2.8. Tabel 2.10. Jumlah penduduk miskin Kab. Tanah Laut Tahun 2006 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kecamatan Panyipatan Takisung Kurau Bati-Bati Tambang Ulang Pelaihari Batu Ampar Jorong Kintap Jumlah Penduduk Miskin 4.053 4.794 3.740 4.657 2.269 11.210 4.045 4.483 5.199 44.450 Persentase (%) 9,12 10,79 8,41 10,48 5,10 25,22 9,10 10,09 11,70 100,00

12.000

11.210

Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)

10.000

8.000

6.000 4.053 4.000

5.199 4.794 3.740 2.269 4.657 4.045 4.483

2.000

0 Panyipatan Takisung Kurau Bati-Bati Tambang Ulang Pelaihari Batu Ampar Jorong Kintap

Kecamatan

Halaman 2 -19

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Gambar 2.8. Jumlah penduduk miskin Kabupaten Tanah Laut tahun 2006

2.3.2.1 Pengangguran Kabupaten Tanah Laut Sebagai bagian dari hasil pendataan yang telah dilakukan, jumlah pengangguran dari rumahtangga miskin di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2006 mencapai 11.863 jiwa atau 4,76% dari total jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut. Jumlah tersebut terdiri dari 3.662 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 8.201 jiwa berjenis kelamin perempuan. Sebagaimana halnya dengan jumlah penduduk miskin, jumlah pengangguran paling banyak terdapat di Kecamatan Pelaihari sebanyak 2.886 jiwa dan jumlah pengangguran paling sedikit terdapat di Kecamatan Tambang Ulang sebanyak 683 jiwa. Rincian selengkapnya disajikan pada Tabel 2.11. dan Gambar 2.9

Tabel 2.11.

Jumlah pengangguran dari rumah tangga miskin Kab. Tanah Laut tahun 2006 Kecamatan Jenis Kelamin Laki-laki 296 406 259 368 247 941 291 403 451 3.662 126.954 2,88 Perempuan 647 957 576 857 436 1.945 644 943 1.196 8.201 122.468 6,70 Jumlah (jiwa) 943 1.363 835 1.225 683 2.886 935 1.346 1.647 11.863 249.422 4,76

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Panyipatan Takisung Kurau Bati-Bati Tambang Ulang Pelaihari Batu Ampar Jorong Kintap Jumlah

Jumlah Keseluruhan Persentase (%)

Sumber : Hasil survey dan pengolahan data, Bappeda Tala 2007.

2000

1.945

Jumlah Pengangguran (jiwa)

1800 1600 1400 1.196 1200 1000 800 600 400 200 0 Pany ipatanTakisung Kurau Bati-Bati Tambang Pelaihari Ulang Batu Ampar Jorong Kintap 296 647 576 406 259 368 247 436 291 957 857 941 943 644 403 451

Kecamatan Laki-laki Perempuan

Gambar 2.9. Jumlah pengangguran Kabupaten Tanah Laut tahun 2006

Halaman 2 -20

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

2.3.3. Sumberdaya Alam Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi sumber daya alam diberbagai sektor yang cukup berpotensi. Sumber daya alam yang ada di Kabupaten Tanah Laut sebagai berikut : 2.3.3.1. Pertanian dan Perkebunan Kondisi alam berupa perbukitan sangat potensial untuk pengembangan perkebunan sebagaimana yang telah berkembang saat ini, begitupula dengan kondisi lahan sebaiknya yaitu berupa areal rawa memungkinkan untuk dikembangkan sebagai daerah pertanian khususnya persawahan. Usaha pertanian tanaman pangan yang dibudidayakan terdiri dari komoditi padi, jagung, ubi-ubian, dan kacang-kacangan. Usaha perkebunan yang dibudidayakan terdiri dari tanaman cengkeh, kelapa, padi, jagung, rosella dan lain-lainnya. 2.3.3.2. Peternakan Kegiatan usaha peternakan relatif banyak diusahakan di Kabupaten Tanah Laut, khususnya ternak sapi, kerbau, dan kambing yang ditunjang dengan keberadaan padang alang-alang dan padang rumput yang cukup luas. Peternakan ayam banyak dibudidayakan di Kecamatan Bati-bati, Tambang Ulang, dan Pelaihari. 2.3.3.3. Perikanan Jenis perikanan yang ada adalah perikanan darat dan perikanan laut, untuk perikanan darat yang dihasilkan oleh sungai, kolam, tambak, dan rawa. Umumnya jenis ikan yang ada adalah gabus, papuyu, seluang, dan sepat. 2.3.2.4. Kehutanan Luas hutan di Kabupaten Tanah Laut dirinci menurut fungsinya terdiri dari hutan produksi tetap seluas 65.910 Ha, hutan produksi yang bisa dikonservasi seluas 29.774 Ha, hutan produksi terbatas seluas 8.750 Ha, dan kawasan hutan lindung seluas 27.314 ha. Produksi kayu bulat di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2005 sebesar 36.040 m3 yang terdiri dari 3.994 m3 kelompok kayu meranti dan 3.084 m3 kelompok rimba campuran, dan sisanya kelompok lainnya.

2.3.3.5. Pariwisata Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi daerah tujuan wisata, karena terdapat banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi. Untuk sementara ini terdapat 16 obyek wisata yang dapat dikunjungi yang terbagi dalam jenis wisata pantai, wisata alam, wisata pancing, wisata taman dan wisata sejarah.

2.3.3.6. Pertambangan dan Mineral

Halaman 2 -21

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Sumberdaya alam pertambangan dan mineral di Kabupaten Tanah Laut diataranya adalah : 1. Batu bara, terdapat di Kecamatan Jorong dan Kintap. 2. Emas, banyak terdapat di Kecamatan Tambang Ulang, Panyipatan, Jorong, Batu Ampar, dan Kintap. 3. Besi, banyak terdapat di Kecamatan Pelaihari, Tambang Ulang, Takisung, Jorong dan Kintap. 4. Mangan, banyak terdapat di Kecamatan Pelaihari dan Tambang Ulang. 5. Platina, nekel, kromik dan seng. 6. Oker, banyak terdapat di Kecamatan Pelaihari, Tambang Ulang, Jorong, Kintap dan Batu Ampar. 7. Pasir Kuarsa, banyak terdapat di Kecamatan Batu Ampar, Kintap, Jorong dan Penyipatan. 8. Pasir Pantai, banyak terdapat di Kecamatan Jorong.

2.4. SOSIAL BUDAYA DAN POLITIK Dengan derasnya arus globalisasi dan informasi media, maka mulai terjadi kecenderungan masyarakat umumnya dan generasi muda pada khususnya untuk mengikuti budaya asing, dimana sebagian dari budaya tersebut tidak sesuai dengan budaya bangsa dan daerah pada khususnya. Budaya daerah sesungguhnya mempunyai nilai luhur dan nilai historis yang terus harus dipertahankan dan dikembangkan untuk mendasar citra diri bangsa dan daerah. Ketahanan budaya daerah dapat ditingkatkan, maka diperlukan pemahaman dan penghargaan masyarakat terhadap budaya masyarakat lainnya. Karena kurangnya pemahaman terhadap budaya masyarakat lainnya, bisa menimbulkan benturan baik secara sosial atau bahkan secara fisik. Secara kelembagaan, karang taruna merupakan salah satu wadah untuk

pengembangan budaya dan kesetia kawanan sosial. Namun berdasarkan data bahwa berdasarkan jumlah organisasi sejak tahun 1998 pada mulanya sebanyak 190 buah, maka pada tahun 2002-2003 hanya berjumlah 70 buah. Demikian pula berdasarkan jumlah anggota terjadi penurunan dari tahun 1999 sebanyak 8.679 orang menjadi 3.960 orang pada tahun 2002-2003. Berdasarkan data tersebut perlu pembinaan atau bentuk kelembagaan yang sesuai untuk dijadikan pembinaan generasi muda dalam menangkal budaya asing yang tidak sesuai dan untuk pembinaan ketahanan budaya daerah yang luhur. Pembinaan dan pengembangan kebudayaan daerah telah dilaksanakan berupa

penggalian peninggalan sejarah, kelestarian budaya daerah, kesenian dan nilai tradisional, serta pengembangan bahasa daerah. Berbagai kegiatan juga telah didlakukan dengan pembianaan kesenian, termasuk kesenian yang bercorak keagamaan, pagelaran seni tradional dan adat perkawinan. Untuk pemantapan kelembagaan telah dilakukan pembinaan organisasi kesenian tradisional, teater modern, paduan suara, kasidah dan rebana.

Halaman 2 -22

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Pada bidang politik telah terjadi reformasi yang drastis sejak tahun 1998. Namun era reformasi yang terjadi sekarang seolah-olah tanpa batas, akhirnya akan merusak tatanan pembangunan politik. Paradigma politik telah bergeser, dimana pada masa sebelumnya aparat pemerintah terbiasa pada kekuasaan yang relatif mutlak, sehingga dalam menghadapi sikap masyarakat yang lebih bebas dan cenderung berlebihan sehingga mengarah anarkhis, akan menyebabkan benturan dengan masyarakat. Partisipasi politik yang berjalan sekarang sudah melihat kemampuan personal baik untuk anggota legislatif, maupun dalam pemilihan eksekutif. Hal ini berarti cenderung terjadi pergeseran partisipasi politik dari yang bersifat kelembagaan menjadi personal. Sehingga untuk keberhasilan pembangunan politik diperlukan personal yang dipilih mempunyai kapabilitas dan mental yang baik. Budaya politik masyarakat juga telah bergeser, dari sekedar partisipasi menjadi politik praktis untuk memperoleh manfaat dalam setiap kegiatan pada sistem politik yang terjadi. 2.5. PRASARANA DAN SARANA 2.5.1. Jalan dan Perhubungan Sarana di Kabupaten Tanah Laut terdiri atas angkutan umum (colt, sedan dan ojek) yang melayani luar kabupaten, antar kota dan antar daerah yang masih dalam lingkup Kabupaten Tanah Laut. Frekuensi aktivitas perhubungan angkutan darat pada tahun 2005 cukup besar, hal ini ditunjukkan oleh jumlah kendaraan dan jumlah penumpang yang keluar masuk terminal. Hubungan lalu lintas melalui sungai digunakan oleh masyarakat apabila di daerah tersebut belum ada jalan darat. Jenis angkutan sungai yang digunakan pada umumnya perahu-perahu kecil. Jaringan jalan dan angkutan merupakan sarana dan prasarana angkutan darat yang penting untuk mempelancar kegiatan perekonomian. Dengan semakin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan mempelancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah yang lainnya. Karakteristik sarana angkutan umum di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2005 adalah sebagai berikut : Angkutan Umum : Route Banjarmasin - Batulicin yang keluar masuk ke terminal Pelaihari sebanyak 8.546 kendaraan. Jumlah penumpang sebanyak 5224.494 orang. Jumlah penumpang yang keluar masuk terminal 2.714.645 orang. Jumlah angkutan umum yang keluar masuk terminal Pelaiharai sebanyak 157.924 kendaraan. Jenis Kendaraan Angkutan Umum : Angkutan sedan umum sebanyak 12 buah. Angkutan colt umum minibus sebanyak 67 buah.

Halaman 2 -23

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Panjang Jalan di Kabupaten Tanah laut pada tahun 2005 adalah 730,57 Km. Jalan terdiri atas jalan negara, jalan propinsi dan jalan kabupaten, dengan karakteristik sebagai berikut : Perkerasan jalan : Jalan Aspal sepanjang 946,6 Km Jalan Kerikil sepanjang 197,4 Km Jalan Makadam ( tanah ) sepanjang 29,5 Km Kelas jalan: Kelas I sepanjang 134 Km Kelas II sepanjang 98,2 Km Kelas III sepanjang 714,4 Km Kelas III A sepanjang 40,5 Km Kelas III B sepanjang 29,5 Km Kondisi Jalan: Kondisi Baik sepanjang 946,6 Km Kondisi Sedang sepanjang 40,5 Km Kondisi Rusak sepanjang 21,98 Km Kondisi Rusak Berat sepanjang 7,5 Km 2.5.2. Komunikasi Sarana jaringan telepon di wilayah Kabupaten Tanah Laut baru dipergunakan oleh sebagian kecil masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh jumlah pelanggan telepon pribadi yang baru mencapai 1.909 pelanggan yang berada di Kecamatan pelaihari sebanyak 1.763 pelanggan, Kecamatan Takisung 121 pelanggan dan Kecamatan Jorong sebanyak 25 pelanggan. Sedikitnya penggunaan telepon permanen di wilayah Kabupaten Tanah Laut dimungkinkan karena semakin banyaknya masyarakat yang beralih ke telepon selular. Banyaknya telepon selular yang digunakan oleh masyarakat karena semakin luasnya jangkauan telepon selular. Selain penggunaan telapon, masyarakat juga masih menggunakan jasa pos, dimana jumlah surat yang diterima sebanyak 88.783 surat yang terdiri dari kilat khusus, kilat, pos biasa, luar negeri dan dinas.

Halaman 2 -24

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

2.5.3. Pendidikan Pembangunan manusia seutuhnya tidak akan mencapai sasaran, jika tidak ada peningkatan pembangunan bidang pendidikan yang bersifat menyeluruh. Pendidikan dianggap sebagai suatu cara yang efektif untuk meningkatkan pembangunan khususnya SDM. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Salah satu masalah pokok di bidang pendidikan adalah masih banyaknya penduduk usia sekolah yang belum mendapatkan kesempatan sekolah. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama dalam bidang pendidikan adalah menciptakan kesempatan belajar yang lebih luas dan merata. Perluasan dan pemerataan ini sekaligus merupakan salah satu pencerminan dari asas keadilan sosial. Tujuan ini tidak akan tercapai tanpa kerjasama dan tanggung jawab bersama antar pemerintah, masyarakat dan keluarga. Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek huruf mencerminkan kualitas penduduk. Berdasarkan data Susenas tahun 2005, jumlah penduduk usia 5 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis huruf latin hanya sebesar 89,38 persen. Hal ini jika dikaitkan dengan data penduduk usia 5 tahun ke atas yang sedang atau pernah bersekolah yang besarnya mencapai 90,98 persen, dapat disimpulkan bahwa masih ada sekitar 1,60 persen penduduk yang sedang atau pernah bersekolah belum dapat membaca dan menulis huruf latin. Lebih sedikitnya jumlah penduduk yang bisa membaca huruf latin mungkin terjadi karena masih ada anak-anak yang duduk di bangku awal sekolah dasar yang belum bisa membaca dan penduduk yang pernah sekolah tetapi tidak bisa atau sudah tidak bisa lagi membaca. Penduduk usia 5 tahun ke atas yang belum atau tidak pernah sekolah mencapai 9,02 persen, dengan rincian penduduk laki-laki sebesar 5,74 persen dan penduduk perempuan sebanyak 12,34 persen. Dari total penduduk usia 5 tahun ke atas yang pernah sekolah (157.712 orang), sebagian besarnya tidak atau belum tamat SD. Penduduk yang pernah sekolah tetapi tidak atau belum tamat SD mencapai 44.984 orang atau sekitar 28,52 persen. Tingkat pendidikan yang terbanyak lainnya yang pernah ditamatkan oleh penduduk adalah SD/MI yakni sekitar 38,37 persen. Sedangkan jumlah penduduk yang tamat pendidikan lanjutan ke atas hanya sekitar 14,36 persen. Indikator lain yang digunakan untuk melihat kemajuan dunia pendidikan adalah Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi sekolah digunakan untuk mengukur banyaknya penduduk yang telah menerima pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu. Tabel 2.12. Angka Partispasi Sekolah Kasar menurut tingkat pendidikan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2004

Halaman 2 -25

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Uraian Angka Partisipasi Kasar - Sekolah Dasar - Sekolah Menengah - Pertama - Atas 109,12 55,20 71,47 37,56 Persentase

Angka partisipasi sekolah kasar penduduk usia sekolah dasar

(7-12 tahun) pada

tahun 2005 cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari besarnya persentase penduduk usia ini yang sedang bersekolah secara umum mencapai 109,12 persen. Untuk angka partisipasi sekolah kasar pendidikan lanjutan (13-18 tahun), khususnya tingkat partisipasi sekolah pendidikan lanjutan atas (16-18 tahun), pada kelompok usia ini tingkat partisipasi sekolahnya masih relatif kecil. Sedangkan tingkat partisipasi untuk pendidikan lanjutan pertama (13-15 tahun) keadaannya sudah cukup baik. Angka partisipasi sekolah kasar untuk pendidikan lanjutan pertama secara umum mencapai 71,47 persen dari total penduduk usia sekolah lanjutan pertama. Sedangkan angka partisipasi sekolah kasar untuk pendidikan lanjutan atas, jumlahnya secara umum hanya mencapai 37,56 persen dari total penduduk usia sekolah lanjutan atas (16-18 tahun). Dari berbagai indikator pendidikan yang diuraikan di atas nampaknya, situasi pendidikan dan sumber daya manusia di Kabupaten Tanah Laut, dari sisi kualitasnya masih perlu untuk ditingkatkan. Dimana dari indikator jumlah penduduk yang tamat pendidikan lanjutan atas dan pendidikan tinggi serta yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan tersebut persentasenya masih rendah. Ditambah lagi persentase penduduk yang tidak bisa membaca huruf latin juga masih cukup besar. Fasilitas pendidikan yang tersedia mencakup seluruh jenjang pendidikan mulai dari jenjang TK hingga Sekolah Menengah Atas, dengan jumlah dan penyebaran pada Tahun 2005 sebagai berikut : Fasilitas TK sebanyak 113 unit yang terdiri dari 1 unit TK negeri dan TK swasta sebanyak 112 unit, yang tersebar diseluruh kecamatan dengan jumlah terbanyak terdapat di Kecamatan Pelaihari (29 unit) dan jumlah terkecil di Kurau (3 unit). Fasilitas SD, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) sebanyak 254 unit yang tersebar di seluruh kecamatan terdiri dari 227 unit SD negeri dan sekolah agama sebanyak 21 unit terdiri dari 12 Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) dan 5 unit Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN). Fasilitas SLTP sebanyak 49 unit terdiri dari 30 unit SLTP negeri dan 1 unit SLTP swasta dan sekolah agama Madrasah Tsanwiyah Negeri (MTsN) sebanyak 6 unit serta Madrasah Tsanwiyah Swasta (MTsS) sebanyak 12 unit. Penyebaran terbanyak terdapat di Kecamatan Pelaihari (12 unit) dan paling sedikit di Kecamatan Tambang Ulang (1 unit).

Halaman 2 -26

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Fasilitas SLTA sebanyak 9 unit yang terdiri dari 7 unit SLTA negeri dan 2 unit SLTA swasta. Sedangkan SMK sebanyak 4 unit yang terdiri 2 SMK negeri dan 2 SMK swasta. Untuk sekolah agama Madrasah Aliyah Negeri (MAN) sebanyak 1 unit dan Madrasah Aliyah Swasta (MAS) sebanyak 5 unit. 2.5.4. Perumahan Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, setelah pangan, sandang, air bersih, pendidikan dan kesehatan. Rumah adalah tempat berlindung, sekaligus tempat membangun suatu keluarga yang sejahtera. Memiliki rumah yang layak huni merupakan dambaan setiap keluarga, sehingga seiring dengan semakin

bertambahnya penduduk kebutuhan akan perumahan juga semakin meningkat. Dalam rangka peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat, pembangunan perumahan merupakan sasaran yang penting. Sejalan dengan usaha ini akan ditingkatkan pula usaha untuk perbaikan lingkungan pemukiman dan perbaikan sarana prasarana pengairan dan lain sebagainya. Rumah sehat disertai fasilitas yang memadai merupakan kebutuhan bagi setiap keluarga, karena dapat mempengaruhi keadaan penghuninya dan secara tidak langsung mampu menggambarkan tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga. Masalah yang berkaitan dengan kondisi perumahan sering ditemui di Indonesia baik diperkotaan maupun pedesaan. Kondisi dan kualitas rumah yang ditempati dapat menunjukkan keadaan sosial ekonomi rumah tangga. Semakin baik kondisi dan kualitas rumah yang dihuni, menunjukkan semakin baik keadaan sosial ekonomi rumah tangga. Berdasarkan hasil Susenas 2005 dari keseluruhan rumah tangga yang ada, rumah tangga yang tinggal di rumah milik sendiri sekitar 85,10 persen, sisanya tinggal di rumah kontrakan, sewa, dinas dan lainnya. Berdasarkan luas lantai rumah yang didiami, rumah tangga yang mendiami rumah dengan luas lantai kurang dari 21 m2 ada sekitar 3,86 persen, yang tinggal pada rumah dengan luas lantai 21-35 m2 ada sebanyak 19,82 persen, sedangkan jumlah rumah tangga yang tinggal pada rumah dengan luas lantai 36-70 m2 ada sekitar 51,45 persen dan sisanya sebanyak 24,87 persen tinggal pada rumah dengan luas lantai lebih dari 70 m2. Fasilitas-fasilitas lainnya yang menjadi pendukung perumahan seperti air minum, tempat pembuangan air besar dan sumber penerangan perlu diketahui juga perkembangan keberadaannya. Fasilitas - fasilitas ini dapat dipakai sebagai variabel pendukung yang dapat memberikan gambaran tingkat kesejahteraan penduduk di suatu daerah. Pada tahun 2005 di Kabupaten Tanah Laut rumah tangga yang telah memiliki fasilitas air minum sendiri berjumlah sekitar 66,73 persen, yang menggunakan fasilitas air minum secara bersama ataupun milik umum sekitar 22,39 persen dan rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas air minum berjumlah 10,87 persen.

Halaman 2 -27

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Berdasarkan jenis sumber air minum yang digunakan nampaknya penduduk Kabupaten Tanah laut masih banyak yang menkonsumsi air minum yang berasal dari sumber air minum yang rentan terhadap pencemaran, misalnya sumur tak terlindung dan air sungai. Persentase rumah tangga yang menggunakan air minum yang berasal dari sumur tak terlindung dan air sungai mencapai 62,03 persen dari keseluruhan rumah tangga. Ditambah lagi jarak sumber air minum yang digunakan oleh rumah tangga terhadap tempat penampungan tinja masih ada yang kurang dari 10 meter, padahal syarat minimum untuk jarak sumber air minum dengan tempat penampungan tinja adalah minimal 10 meter. Persentase rumah tangga yang menggunakan air minum yang berasal dari sumber air minum sumur baik yang terlindung maupun tak terlindung dan mata air tak terlindung yang jaraknya dengan penampungan tinja kurang dari 10 meter sekitar 18,57 persen. Salah satu fasilitas lainnya yang hendaknya juga dimiliki oleh rumah tangga adalah tempat buang air besar. Sekitar 66,73 persen rumah tangga di Kabupaten Tanah Laut sudah memiliki fasilitas tempat buang air besar sendiri, ssedangkan yang menggunakan fasilitas buang air besar secara bersama atau milik umum berjumlah 22,39 persen dan yang tidak memiliki fasilitas ini sebesar 10,87 persen. Masih besarnya persentase rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas buang air besar ini perlu diberi perhatian lebih lanjut karena dengan tidak adanya fasilitas buang air besar mengakibatkan orang untuk melakukannya di sembarang tempat, yang nantinya akan berdampak pada pencemaran lingkungan sehingga akan membuat orang sekitarnya menjadi rawan terserang penyakit. 2.5.5. Air Bersih dan Jaringan Listrik Pelayanan air bersih PDAM di Kabupaten Tanah Laut baru mampu melayani 7 kecamatan. Daerah yang belum dapat dijangkau antara lain Kecamatan Kintap, Tambang Ulang dan Kurau. Jumlah pelanggan pada tahun 2005 sebanyak 4.991 pelanggan yang mengalami peningkatan daripada tahun 2004 yang hanya sebesar 4.529 pelanggan. Produksi air bersih pada tahun 2005 sebesar 951.099 m dan penggunaan air sebesar 808.435 m. Listrik merupakan utilitas yang cukup penting untuk menunjang kegiatan kota, karena dengan adanya listrik dapat menambah tingkat produktifitas kerja dan menambah mudah penyerapan pengetahuan. Jaringan listrik di wilayah Kabupaten Tanah Laut sudah hampir menjangkau seluruh wilayah, terutama pada ibukota kecamatan baik yang menggunakan tenaga listrik dari PLN maupun pengelolaan masyarakat (PLTD dan PLTU). Jumlah pelanggan listrik pada tahun 2005 sebesar 34.334 pelanggan dengan pemakaian sebesar 4.542.584 Kwh dan kapasitas tersambung sebesar 32.317.730 VA. Untuk jumlah pelanggan sampai saat ini masih didominasi pelanggan dengan jenis tarif RI. Untuk jaringan listrik yang ada di Kabupaten Tanah Laut hanya sebagian

Halaman 2 -28

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 kecil yang belum terlayani, hal ini lokasi yang jauh dari jangkuan PLN akibat masih jarangnya rumah.

2.5.6. Kesehatan Fasilitas kesehatan terdiri atas 5 jenis yaitu Rumah Sakit, Puskesmas, Pukesmas Pembantu, Posyandu dan Puskesmas Keliling, dengan rincian sebagai berikut: Fasilitas Puskesmas terdapat sebanyak 15 unit dan Puskesmas Pembantu sebanyak 59 unit yang tersebar di seluruh kecamatan. Fasilitas Posyandu terdapat sebanyak 250 unit yang tersebar diseluruh kecamatan. Fasilitas Puskesmas Keliling terdapat sebanyak 15 unit yang tersebar diseluruh kecamatan. 2.5.7. Fasilitas Peribadatan Fasilitas peribadatan yang ada di Kabupaten Tanah Laut sebanding dengan komposisi pemeluk agamanya, yaitu mayoritas merupakan pemeluk Agama Islam. Fasilitas peribadatan yang tersedia sebagian besar berupa Masjid sebanyak 207 unit yang tersebar di seluruh kecamatan, dan fasilitas langgar/musholla sebanyak 408 unit yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan. Sedangkan fasilitas Gereja Katholik terdapat sebanyak 1 unit yang terdapat di Kecamatan Pelaihari, fasilitas Gereja Protestan terdapat sebanyak 2 unit yang juga terdapat di Kecamatan Pelaihari, dan fasilitas peribadatan Vihara terdapat 1 unit yang terletak juga di Kecamatan Pelaihari. 2.5.8. Fasilitas Perdagangan dan Jasa Usaha perdagangan yang memilki SIUP di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2005 sebanyak 204 buah yang terdiri dari pedagang besar, menengah dan kecil/eceran. Jumlah tenaga kerja yang terlibat di dalamnya adalah sebanyak 650 orang. Kegiatan perdagangan yang ada di Kabupaten Tanah Laut terkosentrasi di pusat kota, yaitu di Kota Pelaihari di Jalan Samudra, Jalan Kemakmuran, Jalan A. Yani dan Jalan Datu Daim. Daerah perdagangan ini terletak pada pusat Kota Pelaihari. Sedangkan untuk kecamatan lainnya lebih banyak bersifat eceran yang sekaligus melayani pedagang eceran di desa-desa. Kebutuhan berkala diluar Kecamatan Pelaihari di layani oleh pasar mingguan. 2.6. PEMERINTAHAN Tanah laut adalah pada awalnya adalah sebuah kewedanaan yang berada di dalam wilayah Daswati II Banjar, dengan wilayahnya yang luas dan memiliki potensi yang besar sebagai sumber pendapatan asli daerah, seperti hutan beserta isinya, laut dan kekayaan alam didalamnya, dan barang-barang tambang dan galian yang tersimpan didalam tanah serta kesuburan tanahnya. Potensi cukup besar yang dimiliki oleh Tanah Laut pada waktu itu belum bisa terkelola dikarenakan belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Oleh karena

Halaman 2 -29

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 keadaan yang demikian dan sejalan dengan adanya beberapa kewedanan di Kalimantan Selatan yang menuntut untuk dijadikan Daswati II, membangkitkan

semangat dan keinginan yang kuat bagi tokoh-tokoh dan masyarakat Tanah Laut untuk meningkatkan kewedanannya menjadi Daswati II. Pada tanggal 12 Juli 1962, panitia Tujuh Belas menyampaikan memori Tanah Laut kepada Bupati dan Wakil Ketua DPRD GR Banjar. Kemudian pada tanggal 6 Agustus 1962, Ketua Seksi A DPRD GR Banjar meninjau Tanah Laut dan dalam sidangnya pada tanggal 3 September 1962 mendukung Tuntutan Tanah Laut untuk dijadikan Daswati II dengan surat keputusan nomor 37/3/DPRDGR/1962 , tanggal 3 September 1962. Dengan terbitnya keputusan DPRD GR Banjar tersebut, Panitia Penyalur terus berusaha mendapat dukungan di tingkat propinsi, baik melalui Kerukunan Keluarga Tanah Laut (KKTL) di Banjarmasin maupun di DPRD GR Tingkat I Kalimantan Selatan. Atas usaha tersebut maka pada tanggal 26 November 1962 Tim DPRD GR Tingkat I Kalimantan Selatan meninjau Tanah Laut, dari hasil kunjungan tersebut DPRD GR Tingkat I Kalimantan Selatan mendukung terbentuknya Daswati II Tanah laut dalan bentuk sebuah resolusi yang ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, tanggal 11 Desember 1962, nomor 12/DPRDGR/RES/1962. Sebagai realisasi dari resolusi DPRD GR Tingkat I Kalimantan Selatan, Maka DPRD GR RI mengirim Tim yang dipimpin oleh Ketua Komisi B, yaitu Imam Sukarni Handokowijoyo dan tiba di Tanah Laut pada tanggal 2 Oktober 1963 yang disambut dengan rapat umum, kemudian melakukan peninjauan ke Kintap dan Ujung Batu serta pertemuan dengan pejabat dan panitia penuntut. Dalam pertemuan dengan TIM DPRD GR RI Ketua tim menganjurkan agar Panitia Penyalur ditingkatkan menjadi Badan Persiapan, maka pada tanggal 27 oktober 1963 Panitia Penyalur telah berhasil membentuk "Badan Persiapan Pembentukan Daswati II Tanah laut ", dengan Ketua H. M. N. Manuar. Pada tanggal 31 Oktober 1963 sidang DPRD GR Tingkat I Kalimantan Selatan menyetujui resolusi yang mendesak kepada Gubernur untuk menunjuk Penguasa Daerah bagi Tapin, Tabalong dan Tanah Laut. Kemudian pada tanggal 11 Agustus 1964 diadakan serah terima kekuasaan kewedanan Tanah Laut dengan Bupati Banjar yang selanjutnya tanggal 9 September 1964 diresmikan berdirinya Kantor Persiapan Tk. II Tanah Laut oleh Bapak Gubernur sekaligus melantik GT. M. Taberi sebagai kepala Kantor Persiapan. Pada tanggal 24 April 1965 Badan persiapan yang ada diperbaharui dalam suatu musyawarah bertempat di Gedung Bioskop Sederhana Pelaihari yang dipimpin oleh A. Wahid dan berhasil menyusun Badan Persiapan Tk. II yang baru dengan Ketua Umum R. Sugiarto dan Sekretaris Umum adalah A. Miskat. Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965, tentang Pembentukan Daswati II Tapin, Tabalong dan Tanah Laut, maka pada tanggal 2 Desember 1965

Halaman 2 -30

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 diresmikan berdirinya Daswati II Tanah Laut oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah DR. Soemarno. 2.7. PRODUK UNGGULAN KABUPATEN TANAH LAUT 2.7.1. Pertanian Tanaman Pangan Kegiatan usaha pertanian tanaman pangan di Kabupaten Tanah Laut antara lain berupa komoditi padi sawah, padi ladang, jagung, ubi-ubian, dan kacang-kacangan. Produksi tanaman padi sawah pada tahun 2005 sebesar 115.303 ton yang mengalami kenaikan 8.452 ton dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2006 produksi padi mencapai 147672 ton atau meningkat sebesar 32369 ton.

Tabel. 2.13. Produksi padi sawah dan padi ladang Kabupaten tanah Laut Tahun 2000-2006 Tahun Padi Sawah Padi Ladang Jumlah (padi sawah + ladang) 132342 107188 122431 108384 112832 124554 155439 123310 Kenaikan (%)

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Rata-rata

125714 102081 117796 103084 106851 115303 147672 116928.7

6628 5107 4635 5300 5981 9251 7767 6381.3

-19.01 14.22 -11.47 4.10 10.39 24.80 3.84

Tanaman padi ladang pada tahun 2006 mencapai produksi sebesar 7767 ton menurun dibanding tahun 2005 yang mencapai sebesar 9.251 ton. Namun produksi tahun 2005 sendiri mengalami kenaikan hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya (tahun 2004 sebesar 5.981 ton). Rata-rata produksi tiap hektar sebesar 2,12 ton. Rata-rata kenaikan produksi total tanaman padi (sawah dan ladang) per tahun adalah 3,84 %. Komoditi jagung dibudidayakan pada tahun 2006 mencapai 56660 ton, naik sebesar 1.47 % dibanding produksi tahun 2005 sebesar 55.839 ton. Kenaikan yang besar dari produksi jagung adalah pada tahun 2004 dan 2005. Secara keseluruhan, rata-rata produksi jagung meningkat sebesar 20,16 persen per tahun. Tabel. 2.14 Produksi jagung Kabupaten Tanah Laut Tahun 2002 - 2006 Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 Rata-rata Jagung (ton) 28968 28675 39100 55839 56660 41848.4 Kenaikan (%) -0.010 36.356 42.811 1.470 20.157

Halaman 2 -31

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Untuk tanaman ubi kayu, produksi tahun 2006 mencapai 20930 ton dengan kenaikan produksi rata-rata sebesar 10,08 persen. Tabel. 2.15. Produksi ubi kayu Kabupaten Tanah Laut Tahun 2002 - 2006 Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 Rata-rata Ubi kayu 20426 12390 8988 12259 20930 14998.6 Kenaikan (%) -39.34 -27.46 36.39 70.73 10.08

Untuk tanaman ubi-ubian, produksi ubi jalar dihasilkan sebesar 2.271 ton pada areal seluas 169 Ha. Sedangkan produksi ubi kayu yang ditanam di areal seluas 868 Ha menghasilkan 10.566 ton. Tanaman kacang-kacangan yang dibudidayakan, kacang tanah dihasilkan 650 ton dari lahan seluas 639 Ha, kacang hijau diperoleh 96 ton dari lahan seluas 243 Ha dan hasil kacang kedelai yang diproduksi sebesar 76 ton dari lahan seluas 72 Ha. Komoditi sayuran yang dibudidayakan di Kabupaten Tanah Laut terdiri dari 12 jenis, adapun jenis komoditi dimaksud dan besarnya produksi yang dihasilkan pada tahun 2005 yaitu bawang merah, bawang daun, kubis, petsai, kacang penjang, cabe, tomat, terung, buncis, ketimun, labu, kangkung, dan bayam. Komoditi sayur-sayuran mengalami penurunan produksi yang disebabkan oleh beralihnya sebagian petani tabama menjadi petani perkebunan. 2.7.2. Peternakan Menurut jenisnya usaha peternakan dibedakan atas ternak besar (sapi, kuda dan kerbau), ternak kecil (babi, kambing, domba) dan ternak unggas (ayam dan itik). Populasi ternak unggas pada tahun 2005 sebesar 7.102.044 ekor, terdiri dari 440.720 ekor ayam buras, 985.570 ekor ayam petelur, 5.515.000 ekor ayam pedaging, dan 160.754 itik. Ternak sapi merupakan primadona komoditi peternakan Kabupaten Tanah Laut yang mengalami peningkatan populasi dari 66.444 ekor (tahun 2004) menjadi 70.359 ekor (tahun 2005) dan meningkat lagi menjadi 74874 ekor pada tahun 2006. Populasi ternak kambing pada tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi 12.093 ekor dibandingkan pada tahun 2004 sebesar 10.522 ekor. Tabel 2.16. Produksi ternak kambing dan sapi Kabupaten Tanah Laut Tahun 2002 - 2006 Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah Sapi (ekor) 62954 63409 66444 70359 74874 338040 Kambing (ekor) 8201 9079 10522 12093 13837 53732

Halaman 2 -32

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 2.7.3. Perkebunan Komoditi perkebunan di Kabupaten Tanah Laut pada umumnya diusahakan oleh masyarakat sebagai perkebunan rakyat. Jenis perkebunan yang dikembangkan meliputi tanaman karet, kelapa sawit, kelapa hibrida, dan lainnya. Jenis tanaman perkebunan yang potensial untuk menjadi tanaman andalan dewasa ini adalah tanaman kelapa sawit dan karet. Produksi tanaman kelapa sawit pada tahun 2005 mencapai 6.934 ton dengan tingkat produktivitas sebesar 50,39 Kw/Ha. Produksi tanaman karet pada tahun 2005 mencapai sebesar 2.517,67 ton dengan tingkat produktivitas 6,32 Kw/Ha. Kedua komoditi tanaman perkebunan tersebut mempunyai potensi yang cukup besar jika melihat luasnya lahan tanaman karet dan kelapa sawit. Tabel 2.17. Produksi tanaman sawit dan karet Kabupaten Tanah Laut Tahun 2002-2006 Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2.7.4. Perikanan Karakteristik perikanan dibedakan atas tempat berkembang biaknya, yaitu budidaya tambak, budidaya kolam, budidaya keramba, perairan umum dan ikan laut. Produksi ikan dari perairan laut pada tahun 2005 sebesar 38.868 ton atau sekitar 65,95 persen dari total produksi. Nilai subsektor perikanan mencapai 1.176 milyar rupiah dengan produksi ikan laut mempunyai peranan 64,67 persen. Tabel 2.18. Produksi perikanan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2002-2006 Produksi % Perikanan Dari produksi laut total perikanan (ton) 27665 65.95 34958 65.95 38704 65.95 38868 65.95 Sawit (Ton) 5006 5990 5990 6934 7845.85 TBM (Ha) 19768 21109 31545 34856 57345 Karet (ton) 787.19 1184 1199.8 2517.7 3329.33 TBM (Ha) 7050 6674 6722 4534 5202

Tahun 2002 2003 2004 2005

Nilai Produksi Perikanan laut (milyar Rp) 341 953 1545 1176

%l dari total nilai produksi perikanan 82.7 82.7 64.67 64.67

2.7.5. Industri Kegiatan industri di Kabupaten Tanah Laut terdiri dari industri logam mesin dan kimia, industri aneka dan industri hasil pertanian dan kehutanan, dengan lokasi penyebarannya berada di wilayah Kecamatan Bati-Bati, Pelaihari, Jorong, dan Kintap. Kawasan industri Liang Anggang-Pelaihari telah diskenariokan oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Laut untuk memacu perkembangan industri diwilayah ini dan sekaligus mengantisipasi perkembangan industri di wilayah Kabupaten Banjar, Kota

Halaman 2 -33

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Banjarbaru dan Kota Banjarmasin. Dengan telah disiapkannya kawasan industri tersebut diharapkan investor tidak akan mengalami kesulitan dalam menanamkan modalnya terutama yang menyangkut masalah lahan untuk pendirian pabrik. 2.7.6. Pertambangan Sektor pertambangan, khususnya pertambangan batubara, beberapa tahun terakhir sudah mengambil peranan dalam perekonomian Kabupaten Tanah Laut. Berdasarkan data dari Dinas Pertambangan pada tahun 2005, tercatat 14 perusahaan pertambangan batubara yang telah mengantongi izin usaha yang

kesemuanyaberlokasi di kecamatan Kintap dan Jorong. Selain batubara, masih banyak potensi pertambangan yang belum digali secara optimal seperti emes, biji besi, platina, mangan, dan lainnya. 2.7.7. Pariwisata Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi daerah tujuan wisata, karena terdapat banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi. Untuk sementara ini terdapat 16 obyek wisata yang dapat dikunjungi yang terbagi dalam jenis wisata pantai, wisata alam, wisata pancing, wisata taman dan wisata sejarah. Tabel 2.19. Objek wisata dan jumlah wisatawan di Kabupaten Tanah Laut Tahun 2000-2006
Objek Wisata Pantai Takisung Pantai Batakan Pantai Batu Lima Pantai Swarangan Air Terjun Bajuin jumlah 2000 20575 24860 5225 8450 59110 3300 5120 73832 2001 35410 30002 2002 47149 38117 330 8567 7933 102096 2003 51948 44826 500 14415 14675 126364 2004 85448 73407 850 9050 22238 190993 2005 73631 78993 1000 18541 17688 189853 12350 11101 174293 2006 79942 70900 jumlah 394103 361105 2680 71448 87205 916541

Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata, tercatat jumlah pengunjung obyek wisata pada tahun 2005 sebesar 172.165 orang untuk wisata pantai dan 17.838 orang untuk wisata alam.

2.8. PREDIKSI KONDISI UMUM DAERAH 2.8.1. Prediksi Kondisi Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2006 berdasarkan hasil registrasi sebesar 257.216 jiwa dengan pertumbuhan sebesar 3.12%. sedangkan untuk

pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanah Laut 20 tahun kedepan di proyeksikan tumbuh ratarata 1.87% pertahun, dengan capaian per lima tahun; tahun 2015 sebesar 306.445 jiwa, tahun 2020 sebesar 333.795 jiwa dan tahun 2025 sebesar 361.145 jiwa. Bila dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan tahun 1996-2005 yaitu sebesar 2.39 maka prediksi 20 tahun yang akan datang terjadi penurunan sebesar 0.52%, hal ini mengindikasikan bahwa laju pertumbuhan penduduk

Halaman 2 -34

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Kabupaten Tanah Laut relatif terkendali, Hal ini akan tercapai melalui pengendalian kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas insani dan sumber daya manusia. Karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian

pertumbuhan penduduk, keluarga berencana, dan pengembangan kualitas penduduk, melalui pewujudan keluarga kecil yang berkualitas dan mobilitas penduduk, sehingga rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanah Laut sebesar 2.39 %, dapat

ditekan hingga dalam kisaran 1 %. Pada masa yang akan datang. Jumlah penduduk dan proyeksinya disajikan pada Tabel 2.11 dan Gambar 2.7, 2.8.
Jumlah Penduduk kab.Tanah Laut tahuun 1996-2005 300000 250000 200000

jiwa

150000 100000 50000 0 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 tahun

Gambar 2.10. Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut Tahun 1996-2006

Proyeksi Jumlah Penduduk kab.Tanah Laut tahun 2006-2025


400000 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0

jiwa

Gambar 2.11. Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut Tabel. 2.20. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya Kabupaten Tanah Laut tahun 1996-2006
Jumlah Penduduk (jiwa) 201816 206142 211016 217581 230689 233332 235910 241640 243762 249422 257216 306445 333795 r (%) 2.14 2.36 3.11 6.02 1.15 1.10 2.43 0.88 2.32 3.12 1.82 1.67

19 96 19 98 20 00 20 02 20 04 20 06 20 08 20 10 20 12 20 14 20 16 20 18 20 20 20 22 20 24

tahun

Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2015* 2020*

Halaman 2 -35

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025


2025* Rata2 pert/th 1996 -2005 Rata2 pert/th 2006 -2025 2006-2025 (jumlah) rerata 1996-2025/th Keterangan: *) data proyeksi 361145 227,131.00 309,180.45 8454919.09 281830.64 1.54 2.39 1.87 58.89 2.03

Proyeksi pertumbuhan Jumlah Penduduk kab.Tanah Laut tahun 2007-2025 2.5 2 1.5 1 0.5 0

jiwa

20 07

20 09

20 11

20 13

20 15

20 17

20 19

20 21

20 23

tahun

Gambar 2.12. Proyeksi pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanah Laut

2.8.2. Tanaman Bahan Makanan Proyeksi subsektor tanaman bahan makanan mengalami pertumbuhan sebesar 4.78 persen per tahun, pertumbuhan ini didukung oleh berproduksinya perkebunan kelapa sawit sebagai pengganti perkebunan tebu dan didukung oleh pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan. Proyeksi Sektor Pertambangan & Penggalian masih mempunyai pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu 8.2 % pertahun , yang disumbang oleh pertambangan batubara dan biji besi. Pertambangan biji besi semakin mengambil peranan yang cukup signifikan dalam mendongkrak pertumbuhan sektor ini. Sektor industri yang mengambil peranan cukup besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hanya mengalami pertumbuhan sebesar 5.1 persen. Industri pengolahan diarahkan pada industri pengolahan makanan, industri bahan baku, pakan ternak, serta produk industri lainnya. Sektor listrik dan air minum pada masa yang akan datang mengalami pertumbuhan sebesar 3.77 persen per tahunnya. Sementara sektor konstruksi mengalami pertumbuhan sebesar 6,56 persen. Mulai bergairahnya perekonomian mendorong pembangunan perumahan baru baik yang dilakukan oleh pengembang maupun oleh perorangan. Disamping itu pendorong utamanya adalah peran pemerintah daerah yang mulai melakukan pembangunan fisik yang secara kasat mata dapat kita lihat seperti pembangunan prasarana jalan, jembatan dan gedung-gedung pemerintahan. Sektor perdagangan, restoran dan hotel tumbuh sebesar 5,81 persen. Sektor perdagangan merupakan sektor yang dibentuk oleh sektor pertanian, pertambangan penggalian dan sektor industri, dimana barang-barang yang dihasilkan oleh ketiga

20 25

Halaman 2 -36

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 sektor tersebut adalah komoditas utama dalam sektor perdagangan. Sehingga kinerja sektor perdagangan ini dipengaruhi kinerja ketiga sektor tersebut diatas. Pertumbuhan pada sektor pengangkutan dan komunikasi diproyeksikan tumbuh sebesar 6.7 persen per tahun. Bergairahnya pertambangan batubara dan biji besi turut mendorong pertumbuhan pada angkutan disamping makin lancarnya arus transportasi dengan adanya perbaikan jalan. Gairah perekonomian yang semakin baik juga turut mengangkat pertumbuhan komunikasi yang ditandai dengan masuknya sarana komunikasi seluler baru. 2.8.3. Tanaman Perkebunan Perkebunan mempunyai peranan yang cukup besar dalam pengembangan pertanian, jika melihat keadaan geografis Kabupaten Tanah Laut. Tanaman perkebunan yang sudah dikembangkan adalah tanaman karet, kelapa sawit, kelapa hibrida dan lainnya. Penanaman tanaman perkebunan ini akan semakin besar dirasakan manfaatnya apabila ditunjang dengan keberadaan industri yang menggunakan bahan baku hasil dari perkebunan tersebut. Jenis tanaman perkebunan yang potensial untuk menjadi tanaman andalan dewasa ini adalah tanaman kelapa sawit dan karet. Produksi tanaman kelapa sawit pada tahun 2005 mencapai 6.934 ton dengan tingkat produktivitas sebesar 50,39 Kw per hektar dan akan semakin besar di tahun tahun mendatang mengingat luas lahan yang belum menghasilkan yang luasnya mencapai 34.856 Ha. Produksi tanaman karet pada tahun 2005 mencapai 2.517,67 ton dengan tingkat produktivitas 6,32 Kw per hektar. Produksi karet ini juga masih mempunyai potensi yang cukup besar jika melihat luasnya lahan tanaman karet yang sudah ditanam tapi belum menghasilkan sebesar 4.534 ha. Perkembangan luas tanam rata-rata karet diproyeksikan sebesar 1.57% per tahun dengan peningkatan produksi sebesar 11.10%, sedangkan untuk komoditas kelapa sawit pertumbuhan rata-rata sebesar 9.25% pertahun dengan peningkatan produksi sebesar 6.42% pertahunnya.

2.8.4. Perikanan Tanah Laut sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan laut tentunya kaya akan potensi kelautan. Hal ini ditunjukkan oleh jumlah produksi hasil laut utamanya ikan. Produksi ikan dari perairan laut pada tahun 2005 sebesar 38.868 ton atau sekitar 65,95 persen dari total produksi ikan. Sedangkan nilai produksi dari subsektor perikanan mencapai 1.176 milyar rupiah dengan produksi ikan laut mempunyai peranan 64,67 persen. Dari Tabel terlihat bahwa terjadi kecenderungan penurunan

Halaman 2 -37

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 penangkapan pada perairan umum sejak tahun 1997 sampai 2006 sebesar 11.56% pertahun, proyeksi penangkapan ikan diperairan umum sampai tahun 2025 pertahunnya sebesar 1.821 ton sedangkan untuk perairan laut sebesar 28.573 ton per tahun. 2.8.5. Peternakan Secara umum populasi ternak besar dan kecil di kabupaten Tanah Laut mengalami kenaikan, baik untuk populasi ternak besar maupun ternak kecil, ternak kecill diproyeksikan akan naik pertahunnya sebesar 6.66% dan ternak besar 3.76% pertahunnya. 2.8.6. Pariwisata Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi daerah tujuan wisata, karena terdapat banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi. Untuk sementara ini terdapat 16 obyek wisata yang dapat dikunjungi yang terbagi dalam jenis wisata pantai, wisata alam, wisata pancing, wisata taman dan wisata sejarah. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata, jumlah pengunjung obyek wisata tersebut pada tahun 2005 sebesar 172.165 orang untuk wisata pantai dan 17.838 orang untuk wisata alam. Berdasarkan data tersebut, nampaknya ada beberapa obyek wisata yang belum dikunjungi oleh wisatawan. Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya promosi, dan belum memadainya sarana dan prasarana pendukung. Beberapa objek wisata alam yang dapat dikembangkan adalah Bukit Sanghiyang, Goa Marmer dan air terjun Bajuin sedangkan wisata pantai adalah Pantai Takisung, Batakan, Bt. Lima dan Swarangan, selain itu objek wisata yang perlu untuk di kembangkan dan dipromosikan adalah Tanam Mina Tirta (kawasan pemancingan), Taman Kijang Kencana, Gunng Keramaian, hutan kota, kerbau rawa, benteng peninggalan Belanda dan Pulau Datu. Berdasarkan proyeksi dari tahun 2007-2025 di dapat bahwa perkembangan pengunjung wisata pantai maupun alam akan menaik dengan rata-rata pertahunnya masing-masing sebesar 6.64% dan 15.16%. 2.9. Analisis SWOT Kekuatan : 1. Luasan wilayah daratan 3.631,35 km2 dan Luas zona perairan laut, sepanjang 3 mil dari garis pantai pada saat pasang tertinggi sepanjang 200 km. 2. Wilayah pantai sepanjang 200 km yang sangat ideal untuk industri perikanan laut dan pembangunan pelabuhan ber standar internasional. 3. Letak geografis yang sangat strategis dengan aksesibilitas wilayah yang sudah semuanya terbuka. 4. Kondisi geografis dan iklim yang mendukung untuk pengembangan sektor pertanian dalam arti luas maupun sektor lainnya 5. Sumberdaya alam tambang (khususnya batu bara dan bijih besi) dengan deposit yang cukup besar.

Halaman 2 -38

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 6. Tersedianya tenaga kerja yang jumlah yang cukup besar terutama di sektor primer dengan tingkat pendidikan dan keahlian yang beragam 7. Dibidang pertanian : luasan areal untuk pengembangan pertanian; adanya peningkatan produksi sektor pertanian tanaman pangan bahan makanan (terutama padi, jagung, ubi kayu); hortikultura, peternakan; perkebunan maupun sektor

kelautan; terdapatnya pasar hewan, serta tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. 8. Terdapatnya daerah tujuan wisata yang sudah dikenal oleh masyarakat Kalsel

terutama wisata pantai yang potensial untuk dikembangkan menjadi industri pariwisata yang memberi efek ganda yang besar secara ekonomi 9. Sudah adanya investor luar dari perusahaan multi nasional yang menanamkan modalnya di Kabupaten Tanah Laut. 10. Kondisi keamanan, ketertiban dan sosial politik yang kondusif serta tidak terjadinya konflik besar yang berkepanjangan. 11. 12. Adanya industri rumah tangga, kecil dan menengah yang cukup potensial. Penduduk merupakan pemeluk agama yang mayoritas beragama Islam.

Kelemahan : 1. Skala usaha di bidang pertanian (luas lahan, jumlah ternak yang dipelihara maupun tonase kapal tangkap) belum optimal. 2. 3. Penguasaan teknologi yang terbatas dan mutu produk yang belum terstandarisasi Aksesibilitas pengusaha terutama skala mikro dan kecil terhadap sumber-sumber permodalan khususnya perbankan masih rendah 4. Indeks pembangunan Manusia (IPM) yang masih relatif rendah terutama bila dibandingkan dengan IPM nasional. 5. 6. Belum optimalnya pemanfaatan balai latihan kerja dan kewirausahaan. Masih belum optimalnya fungsi pelayanan publik berdasar prinsip tata kelola pemerintahan yang baik. 7. 8. Kontinyunitas produksi untuk memenuhi pasar . Belum optimalnya koordinasi dan sinergisnya semua pelaku pembangunan.

Peluang : 1. Meningkatnya kebutuhan akan produk pertanian (dalam arti luas), kelautan maupun pertambangan . 2. 3. 4. Masih tingginya impor baik bahan pangan maupun produk industri. Globalisasi dibidang ekonomi dan perdagangan Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk berwisata seiring dengan semakin meningkatnya pendapatan dan pendidikan. 5. Masih terbukanya pasar untuk berbagai produk industri berbasis pertanian, pertambangan, kelautan maupun pariwisata. 6. Kemampuan pelabuhan Trisakti dan ambang sungai Barito sudah tidak optimal untuk melayani keluar masuknya kapal. Ancaman :

Halaman 2 -39

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 1. Dampak globalisasi dan sistem ekonomi kapitalis yang berpengaruh terhadap prilaku pengusaha lokal maupun nasional. 2. Dampak globalisasi dan teknologi informasi yang berpengaruh terhadap kondisi sosial budaya masyarakat khususnya generasi muda. 3. Penggunaan dan perdagangan obat-obat terlarang termasuk narkoba 4. Pertumbuhan ekonomi yang semakin memperlebar kesenjangan pendapatan 5. Adanya standarisasi internasional untuk produk-produk yang akan di ekspor 6. Masuknya produk industri dari luar. 7. Praktek Korupsi Kolusi dan Nepotisme.

Halaman 2 -40

BAB III VISI, MISI DAN ARAH PEMBANGUNAN KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2005 - 2025

3.1.1. VISI

Visi Kabupaten Tanah Laut adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, untuk mewujudkan satu sasaran yang akan dicapai oleh Kabupaten ini dalam jangka waktu 20 tahun kedepan. Visi Kabupaten Tanah Laut disusun dengan mempertimbangkan sintesa kondisi umum daerah dengan tetap berpedoman pada arah pembangunan yang telah disusun baik dalam RPJP Nasional maupun RPJP Provinsi Kalsel. Perumusan visi Kabupaten

Tanah Laut ini juga harus dapat mencerminkan gambaran tentang fungsi dan peran daerah dalam konteks pembangunan daerah/wilayah yang bersangkutan. Fungsi

daerah dalam perumusan visi perlu diperhatikan agar kegiatan pembangunan yang dilaksanakan untuk mewujudkan visi tersebut dapat membuat kehidupan internal daerah berlangsung efektif. Sementara itu peran harus mengarah pada penciptaan kegiatan daerah yang memiliki pengaruh dan turut dalam konstelasi wilayah yang lebih luas. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penyusunan visi Kabupaten Tanah Laut antara lain mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk merumuskan visi, termasuk informasi normatif, berupa rumusan visi daerah yang sudah pernah mendukung kemajuan daerah

disusun. Juga diperhatikan nilai-nilai lokal yang masih didukung/dianut dan relevan untuk menjadi visi RPJP Daerah. Untuk melengkapinya dikumpulkan juga informasi teknis dan informasi visioner. Informasi teknis, berupa kondisi umum daerah masa kini dan prediksi kondisi umum daerah ke depan. Sedangkan informasi visioner, berupa pandangan para tokoh

masyarakat, pakar, dan atau akademisi, tentang rumusan gambaran daerah masa depan. Hasil dari berbagai langkah dan proses tersebut selanjutnya diolah untuk dirumuskan menjadi visi Kabupaten Tanah Laut untuk menjadi landasan dan acuan

pembangunan jangka panjangnya, yaitu untuk jangka waktu 20 tahun. Rumusan visi yang dibuat diupayakan agar singkat, padat, jelas, dan mudah dimengerti. Rumusan juga dibuat dengan melihat kesesuaian dengan potensi dan kecenderungan

pertumbuhan daerah dan kesesuaian dengan peran dan fungsi daerah. Rumusan visi juga mencerminkan kondisi yang realistis, dapat dicapai dan terukur. Berdasarkan kondisi masyarakat Kabupaten Tanah Laut saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 20 tahun mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh Masyarakat Kabupaten tanah Laut dan amanat pembangunan yang tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Tahun 1945, maka ditetapkan visi pembangunan Kabupaten Tanah Laut tahun 2005 2025 adalah:

TANAH LAUT SEBAGAI DAERAH INDUSTRI DAN PELABUHAN MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA DIDASARI NILAI-NILAI AGAMA

Visi pembangunan Kabupaten Tanah Laut tahun 20052025 itu pada dasarnya juga merupakan upaya pencapaian tujuan nasional, seperti tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu mewujudkan masyarakat sejahtera, adil dan makmur. Nilai-Nilai Agama diartikan sebagai : a. Suatu nilai yang senantiasa harus diyakini dan dijunjung tinggi, diamalkan serta diterapkan dalam segenap perilaku kehidupan oleh setiap insan anggota masyarakat di Kabupaten Tanah Laut sesuai dengan yang dianutnya. b. Suatu nilai yang akan membentuk insan anggota masyarakat yang beriman dan bertaqwa serta mempunyai kesalehan dan kepedulian sosial. c. Suatu nilai yang akan mampu membentuk insan anggota masyarakat di Kabupaten Tanah Laut yang mempunyai kecerdasan spritual. d. Nilai-nilai agama juga harus dijadikan sumber motivasi, inspirasi dan pedoman oleh masyarakat Kabupaten Tanah Laut dalam setiap aspek kehidupan baik ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, IPTEKS, lingkungan dan keamanan ketertiban. Oleh sebab itu, nilai-nilai agama harus dapat dijadikan sumber energi untuk menggerakkan proses pembangunan daerah Kabupaten Tanah Laut. e. Nilai-nilai agama diartikan juga sebagai suatu nilai yang digunakan untuk

menciptakan adanya keseimbangan dinamis antara dunia dan akherat, jasmani dan rohani, lahir dan bathin, serta material spiritual. Masyarakat sejahtera diartikan : a. Suatu kondisi masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan dan pengetahuan, kesehatan dan pendapatan yang tinggi dan merata serta memperoleh rasa aman dan senantiasa menjaga ketertiban. b. Tingkat kemajuan masyarakat juga memperlihatkan kemampuan penggunaan dan penguasaan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari, mampu

berkomunikasi dan bergaul dalam kesetaraan baik secara nasional maupun internasional. c. Masyarakat sejahtera ini juga diartikan sebagai suatu kondisi masyarakat Kabupaten Tanah Laut yang cukup makmur dengan indikator tingkat pendapatan per kapita minimal US $ 3.000 per kapita pertahun pada tahun 2025 dan terdistribusi cukup merata; tingkat pengangguran dan kemiskinan yang rendah,

Halaman 3 -2

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 mempunyai kesempatan berusaha yang sama antara golongan pengusaha mulai skala mikro, kecil, menengah sampai besar, terdapatnya kesetaraan gender, serta adanya fasilitas layanan sosial yang baik dan merata. d. Pendekatan model pembangunan ekonomi menuju masyarakat sejahtera ini adalah pertumbuhan dengan pemerataan (growth and equity) e. Untuk dapat mewujudkan Masyarakat sejahtera ini maka harus didukung oleh adanya tata kelola pemerintahan yang baik serta adanya pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sehingga masyarakat sejahtera yang ingin diwujudkan adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang baik.

Daerah Industri mengandung pengertian : a. Bahwa dalam periode 20 tahun mendatang Kabupaten Tanah Laut berhasil diwujudkan menjadi pusat industri di Kalimantan Selatan berbasis komoditi unggulan daerah yakni industri berbasis pertanian, kelautan, pertambangan dan pariwisata. b. Daerah industri memberikan pengertian perlunya kepastian dan kontinunya suplai bahan baku yang diprioritaskan berasal dari produksi lokal. c. Daerah industri memberikan pengertian perlu adanya proses pengolahan yang mampu memberi nilai tambah (value added) dalam bentuk yang sesuai dengan permintaan pasar serta sesuai standar mutu yang disyaratkan dengan harga yang bersaing. d. Daerah industri memberikan pengertian harus adanya sistem distribusi yang baik sehingga mampu mendukung pemasaran produk sampai ke konsumen secara efektif dan efisien. e. Daerah industri memberikan pengertian adanya pemberian kesempatan tumbuh dan berusaha yang seluas-luasnya kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta adanya kemudahan akses permodalan oleh para UMKM baik terhadap bank konvensional, bank syariah maupun lembaga keuangan non bank. Diperlukan peran pemerintah daerah dalam hal sertifikasi tanah / lahan guna memudahkan penjaminan kredit bagi pengusaha mikro dan kecil. f. Daerah industri juga memberikan pengertian bahwa setiap investor baik asing, nasional maupun lokal merasa aman dan nyaman serta mendapat pelayanan yang profesional dalam berinvestasi. g. Daerah industri juga memberikan pengertian bahwa keuntungan yang diperoleh Kabupaten Tanah Laut nantinya tidak hanya dari kegiatan produksi, pengolahan sampai pemasaran produk saja tetapi juga dari multiplier effeck yang timbul dari adanya kegiatan produktif tersebut.

Halaman 3 -3

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 h. Daerah industri juga memberikan pengertian bahwa masa mendatang, setiap kegiatan usaha oleh investor di Kabupaten Tanah Laut harus memberikan peluang kerjasama dan pembinaan kepada pengusaha skala mikro, kecil dan menengah serta koperasi. i. Daerah industri juga memberikan pengertian bahwa teknologi yang digunakan tidaklah harus selalu menggunakan teknologi canggih (high technology) dengan biaya mahal, namun teknologi yang digunakan harus disesuaikan dengan permintaan pasar dimana produk itu akan dijual. Visi ini akan dicapai melalui penetapan misi serta ditempuh melalui tahapan-tahapan pembangunan dalam jangka waktu setiap 5 (lima) tahunan.

Daerah pelabuhan mengandung pengertian : a. Bahwa dalam periode 20 tahun mendatang telah berhasil diwujudkan dan beroperasinya suatu pelabuhan laut yang berstandar Internasional yang akan menjadi pintu masuk maupun keluar semua barang / produk baik faktor produksi maupun hasil industri (output) Kabupaten Tanah Laut maupun juga bagi daerahdaerah lain di Propinsi Kalimantan Selatan. b. Daerah pelabuhan juga memberikan pengertian bahwa setiap pengusaha merasa aman dan nyaman serta mendapat pelayanan yang profesional dalam menggunakan fasilitas pelabuhan. c. Daerah pelabuhan juga memberikan pengertian bahwa harus adanya kejelasan dan kepastian dalam pemberian pelayanan dengan prosedur, unit kerja yang berwenang, dan rincian biaya serta waktu penyelesaian yang jelas. d. Perpaduan antara daerah industri berbasis pertanian, kelautan, pertambangan dan pariwisata dengan daerah pelabuhan ini diharapkan akan menjadikan Kabupaten Tanah Laut selain mampu tumbuh dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi diatas rata-rata Kalimantan Selatan; juga diharapkan semakin meningkatkan daya saing serta mampu memelihara dan meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitifnya dengan daerah lain.

3.2. MISI Misi pada dasarnya adalah merupakan kondisi yang harus dipenuhi agar visi yang telah ditetapkan di atas dapat dicapai. Dengan kata lain; misi menunjukkan beberapa upaya utama pembangunan yang perlu dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Dalam mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Tanah Laut

ditempuh melalui 7 (tujuh) misi pembangunan Kabupaten Tanah Laut sebagai berikut: 1. Mewujudkan Peningkatan Penghayatan dan Pengamalan Nilai Nilai Agama. Bertujuan : (a) membangun insan manusia di Kabupaten Tanah Laut yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) tertanamnya nilai-nilai agama dan peningkatan pengamalan ajaran agama

Halaman 3 -4

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 secara kaffah sebagai landasan moral dan etika dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, (c) terwujudnya kecerdasan spiritual bagi insan anggota masyarakat; (d) terwujudnya peningkatan kualitas

pelayanan dan sarana untuk beribadah; (e) Terwujudnya peningkatan kesalehan dan kepedulian sosial ummat; (f) terwujudnya kerukunan intern dan antar ummat beragama. Ciri-ciri masyarakat yang sudah dapat melakukan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama adalah : (a) taat beragama sesuai keyakinannya, (b) berakhlak mulia, (c) bersikap jujur, (d) peduli kepada sesama serta peduli terhadap masa depan untuk menjaga keselamatan manusia dan bumi ciptaan Tuhan. 2. Mewujudkan penegakan supremasi hukum dan ketertiban serta penerapan sistem otonomi daerah dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Misi ini bertujuan dalam rangka mewujudkan Kabupaten

Tanah Laut menjadi suatu daerah dengan tata kelola pemerintahan yang baik diupayakan melalui : (a) Penataan sistem pemerintahan daerah secara efektif dan efisien; (b) Peningkatan pelayanan publik yang profesional dicirikan oleh adanya transparansi, akuntabilitas dan

responsibilitas dari aparatur pemerintah yang di dukung oleh penyiapan sumberdaya manusia (aparatur) yang handal, sarana dan prasarana kerja yang memadai, dan penerapan reward and punishment yang baik dan tepat. (c) penegakan hukum secara adil serta memelihara kamtibmas agar kondusif; (d) Perbaikan sistem, pola dan mekanisme pengawasan agar memungkinkan temuan penyimpangan secara dini guna pencegahan; (e) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat terutama untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan; (f) Menciptakan pelayanan pemerintahan daerah yang lebih efektif dan efisien dalam bentuk Sistem Pelayanan Satu Pintu dan Satu Atap, Electronic Government, dan Sistem Informasi Pembangunan Kabupaten. 3. Mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, merupakan

prasyarat mutlak untuk mewujudkan masyarakat sejahtera. Sumberdaya yang berkualitas dan berdaya saing akan diwujudkan melalui : (a) Pendidikan yang berkualitas dan merata yang dilandasi moral agama sehingga tercipta generasi yang cerdas, menguasai IPTEKS serta berbudi luhur dan akhlak yang baik; (b) Memperkuat penyelenggaraan pendidikan melalui standarisasi dan sertifikasi tenaga pendidik; penyediaan beasiswa bagi siswa yang tidak mampu; serta optimalisasi sarana dan prasarana pendidikan termasuk perpustakaan; (c) peningkatan pemahaman siswa dan generasi muda tentang program anti narkoba dan anti-korupsi, kolusi dan nepotisme (anti KKN); (d) Mengupayakan pencapaian mutu sekolah bertaraf nasional dan internasional; (e) Optimalisasi pendidikan luar

Halaman 3 -5

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 sekolah dan kecakapan hidup (life skill) untuk memberikan keterampilan sesuai potensi lingkungan; (f) Peningkatan peran dunia usaha dan masyarakat dalam pendidikan; (g) mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi juga memerlukan derajat kesehatan yang baik dan terjaga. 4. Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas bertumpu pada pengembangan industri berbasis pertanian, kelautan, pertambangan, dan pariwisata. Untuk mewujudkan peningkatan

pertumbuhan ekonomi tersebut dilakukan melalui : (a) Ketersediaan dan kontinunya suplai bahan baku, adanya proses pengolahan yang mampu memberi nilai tambah (value added); dan sistem distribusi produk yang baik dalam suatu proses produksi; (b) terwujudnya pembangunan industri berbasis pertanian, kelautan, pertambangan dan pariwisata yang mampu memberi nilai tambah dan efek ganda, memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif serta berdaya saing baik di pasar lokal, regional maupun internasional; (c) terwujudnya pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi yang profesional; (d) Adanya kebijakan investasi, perdagangan, jasa keuangan dan infrastruktur yang mampu mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi dan pemerataan; (e) adanya sumber permodalan yang mudah diakses oleh para pengusaha khususnya mikro, kecil dan menengah baik dari perbankan konvensional maupun syariah maupun juga lembaga keuangan non bank. Diperlukan peran pemerintah daerah dalam hal membantu memudahkan penjaminan kredit bagi pengusaha mikro dan kecil serta koperasi. (f) peningkatan dan penumbuhan kembali potensi pariwisata yang selama ini telah ada dan mulai berkembang, mengembangkan potensi alam dengan tetap

memperhatikan kelestarian lingkungan, meningkatkan kuantitas dan varitas potensi unggulan pariwisata, menerapkan produk pelayanan pariwisata yang memenuhi standar Nasional Indonesia (SNI), berdaya saing serta memenuhi rasa aman dan nyaman. 5. Mewujudkan Percepatan Pembangunan Pelabuhan Laut Berstandart Internasional. Percepatan pembangunan tersebut dilakukan melalui : (a) adanya kebijakan yang konsisten dan upaya yang berkesinambungan untuk mempromosikan keunggulan Kabupaten Tanah Laut sebagai daerah pelabuhan; (b) Adanya perencanaan pembangunan pelabuhan secara detail, konsisten serta terpadu, antar lintas sektoral serta pelibatan

pemerintah Propinsi Kalsel dan pemerintah pusat; (c) Tersedianya areal memadai untuk kawasan pelabuhan dan fasilitas pendukungnya; (d) Adanya infrastruktur yang mendukung; (e) Adanya sharing pembiayaan antara pemerintah daerah Kabupaten Tanah Laut, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat serta keterlibatan pihak swasta. 6. Mewujudkan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam yang

Halaman 3 -6

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Berwawasan lingkungan dan Berkelanjutan. Pemanfaatan dan

pengelolaan SDA yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan diwujudkan melalui : (a) Terwujudnya aspek pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan baik dalam setiap kegiatan eksploitasi maupun pada tahap peningkatan nilai tambahnya; pengendalian dalam eksploitasi bahan tambang dan air tanah, merehabilitasi kawasan bekas pertambangan, meningkatkan pembinaan dan pengawasan pengelolaan pertambangan dan air tanah; (b) Terwujudnya penegakan hukum secara konsisten terhadap pencemar lingkungan; (c) Terwujudnya kesadaran masyarakat termasuk pihak LSM untuk peduli pada isu lingkungan hidup dan berperan aktif sebagai kontrol sosial dalam memantau kualitas lingkungan hidup; (d) Terwujudnya ketaatan terhadap pengendalian dan pemanfaatan Rencana Umum Tata Ruang; (e) Terwujudnya pencegahan kerusakan dan rehabilitasi kawasan hutan, pantai dan areal bekas tambang. 7. Mewujudkan Penyiapan Prasarana Pembangunan Bandara, Penyiapan prasarana pembangunan bandara ini melalui : (a) adanya kebijakan yang konsisten dan upaya yang berkesinambungan untuk memunculkan keunggulan dari segi geografis untuk pembangunan bandara; (b) terwujudnya perencanaan pembangunan infrastruktur Kabupaten Tanah Laut yang mendukung rencana pembangunan bandara; (c) Teralokasinya areal kawasan yang diperuntukkan bagi rencana pembangunan Bandara; (d) Dukungan terhadap visi daerah industri berbasis pariwisata dan daerah pelabuhan karena transportasi udara memiliki keunggulan kecepatan dari moda transportasi yang lain dan menjadi sarana yang efektif bagi pintu masuk bagi para pengusaha dan investor maupun para wisatawan.

3.3. ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

Arah Pembangunan Daerah adalah strategi untuk mencapai tujuan pembangunan jangka panjang daerah, yang meliputi arahan umum pembangunan jangka panjang, memuat kaidah dan strategi pelayanan umum pemerintahan dan pelayanan dasar yang menjadi tanggungjawab dan kewajiban Pemerintah Daerah. Dengan adanya arah pembangunan daerah ini akan dapat memberikan gambaran yang jelas dan konkrit tentang peta perjalanan (roadmap) pembangunan daerah Kabupaten Tanah Laut 20 (dua puluh) tahun kedepan. Arahan Umum Pembangunan Jangka Panjang Untuk menjalankan misi menuju terwujudnya visi Kabupaten tanah Laut terwujudnya Masyarakat Tanah Laut Sebagai Daerah Sejahtera Didasari Nilai-Nilai Agama; secara yaitu

Industri Dan Pelabuhan Menuju berkelanjutan

pembangunan daerah yang akan dilaksanakan dibagi atas beberapa bidang

Halaman 3 -7

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 pembangunan dengan sasaran pembangunan yang terukur menuju ke arah terwujudnya visi daerah tersebut. 3.3.1. Bidang Pembangunan Mental Spiritual dan Keagamaan Ajaran agama meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Bila ajaran agama tersebut mampu direalisasikan dan diamalkan secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari maka akan tercipta tata kehidupan masyarakat yang agamis dan menjadi modal dasar dalam mewujudkan masyarakat Kabupaten Tanah Laut yang sejahtera. masyarakat Kabupaten Tanah Laut harus mempunyai kecerdasan spritual. Salah satu dari ajaran agama tersebut adalah juga menyangkut aspek ekonomi. Sumber dana yang dimiliki ummat (khususnya beragama Islam) yang berkecukupan di Kabupaten Tanah Laut sangat potensial dan strategis bila dikelola dengan manajerial yang benar. Bila dana yang terkumpul baik melalui zakat, infaq, sedekah, dan wakaf maupun hibah dapat dikelola dengan baik melalui lembaga yang amanah maka akan sangat berarti dalam pemberdayaan ummat. Terwujudnya kesalehan dan kepedulian sosial merupakan salah satu pertanda penting terwujudnya pengamalan ajaran agama secara kaffah guna energi pembangunan, Pembangunan agama juga sebagai upaya mewujudkan agenda meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan beragama. Selain itu, pembangunan agama juga mencakup dimensi peningkatan kerukunan hidup umat beragama, yang mendukung peningkatan saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat. Dimensi kerukunan ini sangat penting dalam rangka membangun masyarakat yang memiliki kesadaran mengenai realitas multikulturalisme dan memahami makna kemajemukan sosial, sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang toleran dan harmonis. Arah Pembangunan: Arah pembangunan sumber daya manusia dan mental spiritual dan keagamaan diwujudkan melalui : 1. Peningkatan pengamalan ajaran agama secara kaffah dalam kehidupan seharihari. 2. Peningkatan kecerdasan spritual 3. Peningkatan kesalehan dan kepedulian sosial ummat. 4. Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama, Peningkatan kualitas pendidikan agama pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan; Peningkatan kualitas penataan dan pengelolaan serta pengembangan fasilitas pada Insan

pelaksanaan ibadah, dengan tetap memperhatikan aturan yang berlaku; pembinaan keluarga harmonis untuk menempatkan keluarga sebagai pilar utama pembentukan moral dan etika. 5. Peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama, Peningkatan upaya menjaga keserasian sosial di dalam kelompok-kelompok keagamaan dengan memanfaatkan kearifan lokal dalam rangka memperkuat hubungan sosial

Halaman 3 -8

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 masyarakat; Pencegahan kemungkinan berkembangnya potensi konflik di dalam masyarakat yang mengandung sentimen keagamaan dengan mencermati secara responsif dan mengantisipasi secara dini terjadinya konflik Sasaran yang harus dicapai: 1. Tertanamnya nilai-nilai agama dan peningkatan pengamalan ajaran agama secara kaffah sebagai landasan moral dan etika dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam aktivitas dan kehidupan keagamaan 3. Meningkatnya kualitas pelayanan dan sarana untuk beribadah. 4. Meningkatnya kesalehan dan kepedulian sosial ummat 5. Peningkatan Kerukunan Intern dan antar umat beragama, terciptanya harmoni sosial dalam kehidupan intern dan antar umat beragama yang saling menghormati dalam rangka menciptakan suasana yang aman dan damai. 3.3.2. Bidang Politik Terwujudnya kekuatan masyarakat sejahtera dalam perspektif politik merupakan perwujudan masyarakat madani (civil society) yang dijiwai oleh nilai-nilai demokrasi Pancasila. Prasyarat utama dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan bidang politik terdiri dari: 1. Adanya partisipasi politik warga Kabupaten Tanah Laut; 2. Keputusan politik yang berorientasi pada kepentingan publik; 3. Fungsi dan peran dari lembaga politik yang efektif, sesuai dengan perundangan yang berlaku 4. Budaya politik yang sehat; 5. Media komunikasi politik yang interaktif dan mudah diakses. Arah Pembangunan: Arah pembangunan politik Kabupaten citizenship Tanah (hak, Laut diwujudkan melalui

penyelenggaraan pendidikan peningkatan kualitas tata

kewajiban,

dan etika warga);

laksana pengawasan kinerja badan-badan publik;

peningkatan efektivitas lembaga pemerintah Kabupaten, DPRD, organisasi politik dan sosial kemasyarakatan; pengembangan budaya politik yang sehat; penyediaan media komunikasi politik. Pendidikan kewarganegaraan (citizenship) yang mencakup hak, kewajiban, dan etika warga Kabupaten diselenggarakan dengan cara: (a) penyelenggaraan dan

penyediaan instrumentasi dan media pembelajaran dan (b) meningkatkan komunikasi melalui media dan pendidikan non formal. Kualitas tata laksana pengawasan kinerja badan-badan publik ditingkatkan dengan cara: (a) penyediaan mekanisme dan media pengawasan kinerja badan-badan publik baik oleh DPRD, organisasi politik, pers maupun masyarakat, dan (b) peningkatan pemahaman publik tentang program anti-korupsi, kolusi dan nepotisme (anti-KKN)

Halaman 3 -9

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Efektivitas lembaga pemerintahan Kabupaten, organisasi politik dan sosial

kemasyarakatan ditingkatkan dengan: (a) pengayaan alternatif politik dan birokrasi bagi masyarakat agar makin terakomodasi aspirasinya dalam proses pengambilan keputusan-keputusan publik yang langsung berhubungan dengan hajat hidup masyarakat dan (b) adanya transparansi, akuntabilitas dan partisipasi Budaya politik yang sehat dikembangkan dengan: (a) penciptaan kesadaran budaya dan penanaman nilai-nilai politik demokratis terutama penghormatan nilai-nilai HAM, nilai-nilai persamaan (egalitarianism), anti kekerasan, toleransi politik, keadilan, dan orientasi kepada kepentingan masyarakat melalui pendidikan, berbagai wacana dan media; (b) peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengembangkan modal sosial melalui pendidikan, berbagai wacana dan media. Media komunikasi politik disediakan dengan cara: (a) perwujudan kebebasan pers serta menjamin hak masyarakat luas untuk berpendapat dan mengontrol eksekutif; legislatif, maupun yudikatif secara cerdas dan demokratis; (b) perwujudan pemerataan informasi yang lebih luas; (c) penciptaan jaringan informasi yang lebih bersifat interaktif antara masyarakat dan kalangan pengambil keputusan politik, untuk menciptakan kebijakan yang lebih mudah dipahami masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai: 1. Peningkatan pendidikan politik pada masyarakat 2. Meningkatnya kesadaran berpolitik yang sehat, bebas, dan efektif sebagai perwujudan demokrasi tiap warga Kabupaten; 3. Meningkatnya partisipasi masyarakat Tanah Laut dalam proses politik dan dalam pengambilan keputusan politik yang menyangkut kepentingan publik. 4. Peningkatan kemandirian partai politik dan dapat berlangsungnya proses demokrasi baik dalam menentukan anggota legislatif maupun kepala daerah. 5. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas pengelolaan lembaga politik. 6. Meningkatnya kualitas dan jumlah partisipasi stakeholders Kabupaten dalam penyelenggaraan tata kelola Kabupaten mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. 3.3.3. Bidang Pemerintahan Daerah Pelayanan dasar yang menjadi tanggungjawab dan kewajiban Pemerintah Daerah seperti tercantum dalam UU No 32 Tahun 2004 adalah berupa urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah yang meliputi : (a) Perencanaan dan pengendalian pembangunan, (b) Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang, (c) Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, (d) penyediaan sarana dan prasarana umum (e) penanganan bidang kesehatan, (f) Penyelenggaraan pendidikan (g) penanggulangan masalah sosial, (h) Pelayanan bidang ketenagakerjaan (i) fasilitasi pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (j). Pengendalian lingkungan hidup (k). Pelayanan pertanahan; (l) pelayanan kependudukan dan catatan sipil, (m) pelayanan administrasi umum pemerintahan (n) pelayanan administrasi penanaman modal (o) penyelenggaraan

Halaman 3 -10

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 pelayanan dasar lainnya dan (p) urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Arah Pembangunan: Pelayanan umum pemerintahan merupakan tugas dan fungsi utama pemerintah daerah yang dilakukan oleh aparatur pemerintahan. Pelayanan umum tersebut menyangkut segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan kewenangan yang diberikan kepada daerah. Pengembangan Otonomi Daerah/Desentralisasi, secara normatif mengacu pada Penjelasan UU No. 25 / 2004 tentang semakin diperkuatnya otonomi daerah dan desentralisasi pemerintahan dalam NKRI. Demikian juga pada Bagian Umum Dasar Pemikiran UU No 32 Tahun 2004 dikemukakan bahwa prinsip penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat. Agar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai, maka Pemerintah Daerah wajib melakukan pembinaan yang berupa pemberian pedoman baik tahap perencanaan, pelaksananan dan pengawasan. Disamping itu diberikan pula standar, arahan, bimbingan, pelatihan, suvervisi, pengendalian, koordinasi, pemantuan, dan evaluasi. Bersamaan dengan itu Pemerintah Daerah wajib memberikan fasilitasi yang berupa peluang kemudahan, bantuan, dan dorongan kepada pelaksana pembangunan dan pemangku kepentingan agar dalam melaksanakan otonomi daerah dapat dilakukan secara efisien dan efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sasaran yang harus dicapai : Dalam rangka mewujudkan pelayanan umum pemerintahan daerah tersebut maka arah sasaran yang harus dicapai adalah: 1. Menciptakan sistem pelayanan publik yang prima (exellen service) yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance. 2. Peningkatan pelayanan publik yang profesional dicirikan oleh adanya transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas dari aparatur pemerintah yang di dukung oleh penyiapan sumberdaya manusia (aparatur) yang handal, sarana dan prasarana kerja yang memadai, dan penerapan reward and punishment yang baik dan tepat. 3. Menciptakan adanya kejelasan dan kepastian dalam pemberian pelayanan dengan memperhatikan aspek persyaratan pelayanan, prosedur, unit kerja yang

berwenang, dan rincian biaya serta waktu penyelesaian. 4. Optimalisasi pendapatan asli daerah dan Peningkatan kualitas, efesiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah 5. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat terutama untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

Halaman 3 -11

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 6. Menciptakan pelayanan pemerintahan daerah yang lebih efektif dan efisien dalam bentuk Sistem Pelayanan Satu Pintu dan Satu Atap, Electronic Government, dan Sistem Informasi Pembangunan Kabupaten. 3.3.4. Bidang Pendidikan Pembangunan manusia perlu diarahkan kepada penguatan kemampuan dasar, berketerampilan dan terbangunnya jiwa wirausaha dimana pemenuhan kemampuan ini terwujud melalui pendidikan formal, dan non-formal. Untuk itu menghasilkan

generasi maju sangat ditentukan oleh kehandalan institusi penyelenggara pendidikan oleh. Karena itu, pembangunan bidang pendidikan diarahkan untuk menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan intelijensia, dengan pendidikan yang mampu memenuhi emosional dan spritual dan diharapkan akan handal pada bidang-bidang yang mampu digunakan untuk menghadapi tantangan global, dan sekaligus memiliki daya saing tinggi. Arah Pembangunan: Arah pembangunan bidang pendidikan lebih didahului dengan penguatan

kelembagaan pendidikan dan ketenagaan yang handal di bidang yang dijadikan kekhususan untuk dikuasai oleh anak didik. Kelembagaan pendidikan diarahkan dikelola dengan menerapkan prinsip tata kelola pendidikan yang baik dimana setiap kecamatan diharapkan dapat dihasilkan kelembagaan pendidikan, baik pendidikan umum maupun kejuruan yang bermutu. Selanjutnya pembangunan pendidikan diarahkan kepada ketenagaan pendidik yang bermutu dan penguasaan keterampilan yang terkait dengan bakat dan minat. Sehingga menghasilkan SDM akan mampu bersaing memasuki pasar kerja dan memiliki daya kompetisi yang tinggi di pasar kerja. Arah pembangunan bidang pendidikan juga menuju penyeimbangan pemenuhan kebutuhan intelejensia, dengan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan emosional dan spiritual. Sasaran yang harus dicapai: 1. Mewujudkan Kualitas Pendidikan yang baik yang dilandasi moral agama sehingga tercipta generasi yang cerdas, menguasai IPTEKS serta berbudi luhur dan berakhlak. 2. Pendirian kelembagaan dan peningkatan kualitas pendidikan berjenjang mulai pendidikan dasar / ibtidaiyah, menengah pertama / tsanawiyah; menengah/ aliyah termasuk pendidikan kejuruan sampai dengan pendidikan tinggi khususnya politeknik. 3. Pendidikan pesantren dan atau kepesantrenan yang sudah ada sekarang harus ditingkatkan kualitasnya. Untuk itu model pendidikan boarding atau sekolah

berasrama tetap dijadikan alternatif dan dipertahankan. 4. Memperkuat penyelenggaraan pendidikan, baik dibidang standarisasi dan sertifikasi tenaga pendidik, meningkatkan proses belajar mengajar serta penyediaan,

kelengkapan dan optimalisasi sarana dan prasarana termasuk peran perpustakaan. Dilanjutkan pula dengan upaya untuk menghasilkan produk IPTEKS berdaya guna dan kegiatan keilmuan yang dihasilkan semakin intensif dan berkembang. 5. Mengupayakan pencapaian mutu sekolah bertaraf nasional dan internasional yang

Halaman 3 -12

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 dapat mempersiapkan anak didik agar mampu bersaing pada tatanan nasional dan Internasional. 6. Optimalisasi pendidikan luar sekolah dan kecakapan hidup (life skill) untuk memberikan keterampilan sesuai potensi lingkungan kepada para peserta didik yang tidak lagi menempuh pendidikan formal. 3.3.5. Bidang Kesehatan Masyarakat sejahtera yang ingin diwujudkan memerlukan genarasi yang sehat dan kuat. Bidang kesehatan tidak hanya mencakup kualitas pelayanan

kesehatan tetapi juga menyangkut pola hidup masyarakat serta aspek ketahanan pangan dan gizi. Dasar dalam mengatasi masalah kesehatan diarahkan kepada perbaikan tingkah laku kesehatan, peningkatan input kesehatan yang seimbang dan peningkatan teknologi kesehatan. Untuk mewujudkan hal ini, sistem pelayanan dasar kesehatan mesti mampu memberikan pelayanan preventif dan kuratif yang diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan kesehatan dasar harus didukung dengan semakin lengkapnya pelayanan dan infrastruktur pendukung seperti sanitasi dan air minum untuk seluruh masyarakat. Arah Pembangunan: Pelayanan kesehatan selain tetap fokus pada pelayanan kesehatan dasar dengan meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas maupun posyandu juga kedepan diarahkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit yang ada di Pelaihari. Peningkatan kualitas ini guna merespon perkembangan jenis penyakit degeneratif utama maupun konsekwensi dari adanya kecelakaan kerja dan kecelakaan lalu lintas. Selanjutnya pembangunan kesehatan juga diarahkan untuk menghasilkan tenaga penyedia tenaga madya kesehatan yang dapat memperkuat sistem pelayanan kesehatan dasar dan rumah sakit. Sejalan dengan itu untuk menyeimbangkan kemajuan IPTEKS di bidang kesehatan, maka pembangunan pendidikan di bidang kesehatan juga diarahkan untuk memperkuat kelembagaan pendidikan kesehatan. Arah dari pembangunan gizi adalah berupaya untuk meningkatkan kemampuan rumah tangga untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara seimbang. Pembangunan gizi juga diarahkan untuk mewujudkan keasadaran akan perlunya gizi yang seimbang bagi kesehatan tubuh serta peningkatan pengetahuan akan gizi. Sasaran yang harus dicapai: 1. Meningkatkan kemampuan rumah tangga untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara seimbang, Selanjutnya diarahkan untuk mewujudkan kesadaran akan perlunya gizi yang seimbang bagi kesehatan tubuh, serta peningkatan pengetahuan tentang gizi. 2. Meningkatkan manajemen pelayanan kesehatan dengan optimalisasi peran puskesmas; puskesmas pembantu dan Posyandu terutama untuk masyarakat yang kurang mampu.

Halaman 3 -13

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 3. Meningkatkan kualitas dan layanan kesehatan dasar yang prima. Dimana rumah sakit di Pelaihari sebagai rumah sakit rujukan di kabupaten Tanah Laut dapat memastikan arah penajaman kualitas dan fokus pelayanan yang akan diberikannya dan ditunjang dengan penyediaan tenaga dokter spesialis dan peralatan yang memadai. 3.3.6. Bidang Ekonomi Salah satu unsur penting dalam bidang ekonomi Kabupaten Tanah Laut yang perlu dijaga dan dipertahankan pada tingkat yang cukup tinggi untuk masa 20 tahun kedepan adalah pertumbuhan ekonomi. Tentunya pertumbuhan ekonomi yang

diinginkan adalah pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, yaitu pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada sektor riil serta mampu mengurangi pengangguran. Oleh sebab itu pendekatan model pembangunan ekonomi haruslah melalui pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan (growth and equity). Untuk memperoleh tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi (ditargetkan rata-rata 7%) dan berkualitas tersebut diperlukan sumber pembiayaan yang tidak mungkin dipenuhi oleh investasi pemerintah saja tetapi juga harus dari swasta terutama sekali usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi. Ini tidak mudah mengingat

tekanan perekonomian nasional yang belum stabil akibat kenaikan harga minyak di pasar dunia. Selama ini pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Laut lebih banyak ditopang oleh sektor pertambangan primer. Kedepan, diharapkan sektor industri berbasis pertanian, kelautan, pertambangan dan pariwisata menjadi andalan. Arah Pembangunan: 1. Kegiatan di sektor pertanian pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan dilakukan secara terpadu, efisien, profitabilitas dan berkelanjutan serta perlu adanya dukungan sinergis industri pengolahan skala kecil, menengah dan besar guna memperoleh nilai tambah. Dukungan sinergis industri pengolahan ini akan diperkuat lagi dengan dukungan adanya fasilitas pelabuhan yang diarahkan menjadi gerbang masuk maupun keluar produk yang dihasilkan baik oleh Kabupaten Tanah Laut sendiri maupun Kabupaten lainnya yang ada di Kalsel. Kegiatan di sektor pertanian dalam arti luas ini selain untuk ketahanan pangan dan gizi keluarga, juga diarahkan mampu memberikan nilai tambah, membuka lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi rumah tangga petani. 2. Kegiatan di sektor perikanan dan kelautan juga harus dilakukan secara terpadu, efisien, profitabilitas dan berkelanjutan serta mendapat dukungan sinergis dari armada kapal dan industri pengolahan skala menengah dan besar guna memperoleh nilai tambah. Dukungan sinergis armada kapal penangkap dan

industri pengolahan ini akan diperkuat lagi dengan dukungan dari adanya fasilitas pelabuhan berstandar internasional. 3. Kegiatan di sektor pertambangan diarahkan menjadi kegiatan ekonomi yang semakin efisien dan berpedoman pada pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Kegiatan di sektor ini secara

Halaman 3 -14

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 bertahap harus dialihkan dari memproduksi dan menjual produk primer menjadi memproduksi produk primer, mengolah untuk meningkatkan nilai tambah dan menjualnya dalam bentuk produk setengah jadi atau barang jadi. Rencana

pembangunan pabrik baja oleh investor swasta harus dijadikan momentum untuk meningkatkan perolehan nilai tambah dari sektor ini. Teknologi produksi akan semakin berkembang kearah mekanisasi sehingga teknologi yang digunakan untuk sektor ini juga cenderung padat modal. Adanya pelabuhan laut berstandar internasional akan menjadi faktor pendorong dan sinergis dalam upaya maksimalisasi nilai tambah sektor pertambangan ini. 4. Kegiatan di sektor pariwisata akan diarahkan untuk terus memunculkan potensi pariwisata daerah sebagai suatu keunggulan komparatif yang pengelolaannya harus terpadu, profitabilitas, berkelanjutan serta melibatkan masyarakat sekitar bersama pihak investor (swasta). Secara bertahap dan gradual, sektor priwisata diharapkan tidak lagi dipandang oleh masyarakat sekedar tempat rekreasi tetapi sudah merupakan suatu industri yang mempunyai multiplier effect baik terhadap pendapatan masyarakat, terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dan

perekonomian Tanah Laut secara keseluruhan. 5. Pembangunan pelabuhan yang berstandart internasional harus dapat diwujudkan sebagai pintu gerbang masuknya barang modal dan keluarnya hasil-hasil produksi baik yang dihasilkan oleh Kabupaten Tanah Laut maupun Kabupaten lain yang ada di kalimantan Selatan. Dalam kerangka pembangunan pelabuhan ini,

Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pemerintah pusat berkewajiban menyediakan areal kawasan pelabuhan beserta fasilitas pendukungnya minimal seluas 1500 Ha. Harus dihindari adanya tumpang tindih lahan maupun praktek mark up dalam pengembangan kawasan pelabuhan. Pembiayaan pembangunannyapun harus

melibatkan pemerintah provinsi Kalsel dan pemerintah pusat bersama pihak swasta (investor). 6. Mewujudkan kepastian hukum dan iklim investasi yang kondusif bagi investor yang salah satunya adalah optimalisasi sistem perijinan terpadu satu atap. 7. Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi melalui peningkatan produktivitas, pemasaran maupun permodalannya serta perbaikan manajemen dalam rangka perkuatan ekonomi daerah berbasis ekonomi kerakyatan. Dalam upaya ini, perlu dikembangkan sentra-sentra produksi UMKM dan peningkatan peran para pendamping atau konsultan keuangan pendamping UMKM mitra bank (KKMB) yang bertugas dalam mendampingi UMKM dibidang manajemen usaha, pemasaran maupun akses permodalan kepada perbankan baik yang konvensional ataupun pola syariah. 8. Mendorong praktek ekonomi syariah dengan memperbanyak berdirinya lembaga keuangan mikro syariah di sentra-sentra produksi. 9. Penciptaan persaingan yang sehat dalam dunia usaha, mencegah adanya monopoli atau ketidakadilan dalam berusaha, dan senantiasa mendorong terbentuknya sikap kewirausahaan.

Halaman 3 -15

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 10. Kualitas pelayanan sektor jasa keuangan yang semakin profesional dan mudah diakses oleh masyarakat atau dunia usaha, Sasaran yang harus dicapai: 1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi rata-rata sampai tahun 2025 dengan ratarata 7 % serta adanya peningkatan PDRB yang signifikan. 2. Meningkatnya pendapatan masyarakat Kabupaten Tanah laut sehingga pada tahun 2025 minimal berpendapatan $ 3000 per kapita per tahun 3. Meningkatnya jumlah turis, investasi swasta terutama investasi dari mancanegara dan jasa perdagangan. 4. Berkembangnya industri berbasis pertanian, kelautan, pertambangan dan pariwisata yang efisien, berdaya saing tinggi, dan mampu meningkatkan perekonomian daerah melalui perolehan nilai tambah dan efek ganda. 5. 6. 7. Terwujudnya pembangunan pelabuhan laut berstandart internasional Meningkatnya efisiensi pemanfaatan sumberdaya produktif secara berkelanjutan; Peningkatan kinerja sektor jasa keuangan terutama perbankan baik yang

konvensional maupun syariah dalam pembiayaan dunia usaha khususnya permodalan bagi UMKM. 8. Semakin berperannya BUMD dan semakin banyaknya wirausaha yang handal dan profesional dalam menggerakkan perekonomian daerah, meningkatkan

produktivitas serta mengembangkan jaringan distribusi. 3.3.7. Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta Koperasi Dalam upaya mempercepat perwujudan sebagai daerah industri dan pelabuhan menuju masyarakat Tanah Laut yang sejahtera maka sektor ekonomi daerah perlu dibangun melalui penciptaan kesempatan seluas-luasnya bagi UMKM dan koperasi untuk tumbuh dan berkembang. Untuk itu diperlukan pembinaan dan kemitraan baik oleh pemerintah daerah maupun pihak usaha besar swasta. Selain itu juga diperlukan perluasan akses permodalan bagi UMKM baik terhadap bank konvensional; bank syariah maupun lembaga keuangan non bank lainnya. Pengembangan UMKM juga diarahkan agar menjadi pelaku ekonomi yang makin berbasis iptek dan berdaya saing dengan produk impor. Sasaran yang ingin dicapai : 1. Adanya pembinaan dan kemitraan dari semua pihak kepada UMKM khususnya dari para pengusaha besar swasta yang telah menanamkan modalnya di Kabupaten Tanah Laut 2. Adanya kewajiban dari pihak investor kepada para UMKM untuk melakukan kerjasama bisnis sesuai dengan kapasitas masing-masing. Kerjasama ini

merupakan bagian dari CSR dan bagian yang tidak terpisahkan pula dari penguatan ekonomi daerah. 3. Pengembangan UMKM oleh semua pihak utamanya dilakukan melalui peningkatan kompetensi kewirausahaan, peningkatan produktivitas yang sesuai kebutuhan pasar serta solusi permodalan.

Halaman 3 -16

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 4. Pemerintah daerah membantu dalam penanggulangan masalah sertifikasi tanah / lahan UMKM guna jaminan peminjaman modal kepada perbankan. 5. Perlunya pembinaan dan upaya pemberian insentif kepada para pendamping UMKM yang membantu mendampingi UMKM khususnya para pendamping yang membantu UMKM dalam hal akses permodalan. 3.3.8. Bidang Pertanian Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian masih merupakan sektor andalan dan menguasai sebagian besar kegiatan ekonomi masyarakat Kabupaten Tanah Laut terutama di perdesaan. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar hasil

produksi pertanian di Kabupaten Tanah Laut masih dipasarkan dalam bentuk produk primer dan belum masuk kedalam kegiatan pengolahan hasil sehingga tidak memperoleh nilai tambah, Oleh sebab itu, pembangunan bidang pertanian yang mencakup sub sektor tanaman pangan, peternakan, perikanan darat, perkebunan dan kehutanan, keseluruh sub

sektor ini merupakan holistic policy, baik secara vertikal maupun horizontal. ini berarti dibutuhkan integrasi maupun sinkronisasi program baik antar tingkatan pemerintahan maupun koordinasi antar lembaga/unit satuan kerja dan dunia usaha beserta organisasi profesi yang lain. Pembangunan pertanian harus diupayakan perkuatan (revitalisasi) baik pada design kebijakan maupun pada teknis pelaksanaannya. Arah Pembangunan: Dalam rangka mengoptimalkan perencanaan pembangunan sektor pertanian dan upaya mendukung revitalisasi pertanian maka arah kebijakan dan implementasinya adalah : 1. Kebijakan dalam pengamanan ketahanan pangan khususnya untuk tanaman padi dan jagung. 2. Kebijakan dalam peningkatan efisiensi, produktivitas, produk pertanian dan perikanan 3. Kebijakan dalam pengolahan hasil pertanian untuk memperoleh nilai tambah menuju pembangunan pertanian berkebudayaan industri 4. Informasi pasar untuk antisipasi penurunan harga produk 5. Kebijakan dalam peningkatan kemampuan petani, peternak dan nelayan serta pelaku pertanian dan perikanan lain dan penguatan lembaga pendukungnya serta peningkatan peran penyuluh. 6. Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan yang berkelanjutan Sasaran yang harus dicapai: 1. Penyediaan saprodi pertanian pada sentra-sentra produksi dalam tepat waktu, tepat jumlah dan harga yang sesuai. 2. Peningkatan luas areal, produksi dan produktivitas untuk memenuhi kebutuhan konsumsi langsung maupun industri pengolahan. 3. Pengembangan agro industri untuk memperoleh nilai tambah 4. Optimalisasi dan pengembangan sarana dan prasarana.

Halaman 3 -17

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 5. Peningkatan standar mutu produk; 6. Pemanfaatan teknologi tepat guna dan spesifik lokasi yang ramah lingkungan; 7. Pengembangan dan penguatan lembaga keuangan mikro dan perbankan untuk permodalan 8. Peningkatan pemasaran produk dan hasil olahannya. 9. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pemasaran Ikan; 10. Optimalisasi Balai Penyuluh Pertanian (BPP) serta peningkatan peran para penyuluh. 11. Penanaman kembali areal hutan, terpeliharanya hutan lindung dan penghijauan di areal pemukiman serta daerah perkotaan serta pencegahan illegal logging. 3.3.9. Bidang Pertambangan dan Energi Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan hasil tambang yang secara bertahap mengubah dari memproduksi produk primer dan menjual produk primer menjadi memproduksi produk primer, mengolahnya untuk mendapatkan nilai tambah untuk selanjutnya menjual dalam bentuk barang setengah jadi atau barang jadi dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. Terwujudnya tujuan Kabupaten Tanah Laut dalam pembangunan bidang pertambangan dapat tercapai apabila memenuhi syaratsyarat sebagai berikut: 1. Kebijakan publik yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan; 2. Lebih menitikberatkan pada perolehan nilai tambah melalui industri berbasis pertambangan 3. Adanya Persepsi sama dan partisipasi dari pemerintah daerah, masyarakat, swasta, dan lembaga-lembaga publik dalam pengelolaan sektor pertambangan 4. Penegakan hukum di bidang lingkungan yang konsisten. Arah Pembangunan: Arah pembangunan pertambangan adalah melalui prolehan nilai tambah diwujudkan melalui pengembangan industri berbasis pertambangan. Arah pembangunan ini juga harus dibarengi dengan integrasi dan harmonisasi kebijakan antara Daerah, Provinsi dan Pusat; pengarusutamaan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan;

peningkatan kesadaran pengelola tambang untuk senantiasa memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar tambang; dan penegakan hukum di bidang lingkungan secara konsisten. Basis data kekayaan SDA khususnya bahan tambang dan rona awal lingkungannya harus tersedia, updating serta dikelola secara profesional sebagai rujukan dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengestimasi berbagai potensi SDA tambang maupun dampak eksploitasinya dalam rangka pengambilan kebijakan. Kebijakan ekploitasi SDA tambang ditempatkan sebagai usaha untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat sekitar yang terkena dampak secara langsung dengan tetap mengedepankan kelestarian ekosistem lingkungan hidup.

Halaman 3 -18

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Kontrol sosial dapat dilakukan dengan cara (a) pembangunan kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan, (b) peningkatan peran aktif masyarakat dalam memantau perubahan kualitas lingkungan akibat kegiatan tambang, dan (c) peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam penegakan hukum terkait dengan pelanggaran eksploitasi lingkungan hidup. Di bidang energi, Kabupaten Tanah Laut dengan luasan areal lahan kering serta kemampuan petaninya, berpotensi untuk mensuplai bahan baku singkong untuk dijadikan bahan bakar nabati (bioetanol). Dengan semakin menipisnya persediaan minyak dunia dan semakin mahalnya minyak di pasaran dunia serta adanya kebijakan pemerintah untuk energi alternatif maka potensi ini perlu dikaji dan dikembangkan. Sasaran yang harus dicapai : 1. Peningkatan PAD dari sektor tambang 2. Adanya peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar tambang 3. Adanya basis data SDA khususnya bahan tambang 4. Pencegahan terhadap illegal mining 5. Adanya perbaikan lingkungan yang rusak akibat ekploitasi bahan tambang; salah satunya dengan reklamasi lahan bekas galian 6. Tidak ditoleransinya penambangan di dalam tanah (perut bumi) yang berada di dalam kawasan konservasi 7. Tidak ditoleransinya lagi penggunaan fasilitas umum untuk digunakan bagi aktivitas produksi dan pengangkutan bahan tambang. 8. Adanya kontrol sosial, sanksi dan penegakan hukum terkait dengan pelanggaran dalam eksploitasi SDA 9. Membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk ikut memantau perubahan kualitas lingkungan akibat eksploitasi bahan tambang 10. Mengkaji potensi daerah untuk kemungkinan suplai bahan baku energi guna pembuatan bahan bakar nabati (bio-etanol) 3.3.10. Bidang Daya Saing Daerah Terwujudnya pembangunan menuju daerah industri dan pelabuhan guna memperkuat daya saing daerah. Selain pembangunan industri dan pelabuhan, daya saing wilayah Kabupaten Tanah Laut dapat tercapai apabila terpenuhinya syarat-syarat sebagai berikut: 1. 2. 3. Sistem perencanaan pembangunan Kabupaten yang efektif dan berkelanjutan.

Konsistensi pengendalian dan pemanfaatan tata ruang. Partisipasi warga Kabupaten dan pihak swasta yang menjamin keberlanjutan pembangunan Kabupaten.

4.

Sinergi dan kerjasama antar wilayah dan antar daerah.

Halaman 3 -19

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Arah Pembangunan: Arah pembangunan daya saing wilayah diwujudkan melalui pengendalian pemanfaatan fungsi tata ruang wilayah secara konsisten; pengembangan pusat pertumbuhan wilayah dengan mensinergikan antarwilayah; peningkatan dan pengembangan produk-produk unggulan; dan peningkatan kerjasama antar daerah. Fungsi tata ruang wilayah dimanfaatkan secara konsisten sesuai perencanaan sebagai acuan dan arah koordinasi pembangunan. Konsistensi terhadap

pemanfaatan fungsi tata ruang dikendalikan dengan cara (a) peningkatan pengawasan dan penerapan law enforcement tata ruang yang efektif; (b) penyeimbangan land-rent antara Kabupaten Tanah Laut dan sekitarnya dengan melakukan pembangunan infrastruktur yang mendukung pengembangan daerah di sekitar; (c) pengembangan pusat-pusat pertumbuhan terutama yang mendukung secara langsung dalam pengembangan industri dan pelabuhan; (d) perwujudan pengaturan insentif / disinsentif pemanfaatan lahan terbuka dan non-lahan terbuka. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah lebih lanjut terjadinya kerusakan lingkungan, termasuk bencana banjir, kelangkaan sumber air bersih, aglomerasi kabupaten yang tidak terkendali (unmanageable urban agglomerations). Pertumbuhan wilayah dan sinergi antarwilayah, pengembangan pusat pertumbuhan wilayah dengan mensinergikan antarwilayah dilakukan untuk mewujudkan

keterkaitan sosial ekonomi yang serasi dan seimbang antara Kabupaten Tanah Laut dan daerah sekitarnya dengan cara: (a) peningkatan kapasitas sumber daya manusia khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya; (c) pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi di kawasan Kabupaten Tanah Laut dalam upaya menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan ekonomi yang saling komplementer dan saling menguntungkan disertai peningkatan mobilitas produk maupun penduduk antara daerah sekitar Kabupaten Tanah Laut dan didalam Kabupaten Tanah Laut sendiri; (d) peningkatan akses informasi dan pemasaran, lembaga keuangan, kesempatan kerja dan teknologi; (e)

pengembangan sosial kapital dan human kapital; (f) formulasi strategi kabupaten dalam suatu kerangka pembangunan wilayah yang terpadu dan dalam suatu regional network yang saling menguntungkan. Produk-produk unggulan sesuai dengan potensi Kabupaten Tanah Laut ditingkatkan dan dikembangkan dengan cara (a) pemanfaatan keunggulan komparatif dan kompetitif Kabupaten Tanah Laut yaitu produk industri berbasis pertanian, kelautan, pertambangan dan pariwisata melalui perolehan nilai tambah, pengembangan pasar, meningkatkan akses permodalan, perluasan jaringan dan keterkaitan, pengembangan kelembagaan dan pemantapan iklim bisnis yang kondusif; (b) pengembangan potensi kelautan dengan memberikan perkuatan kepada nelayan; menerapkan manajemen pelabuhan secara modern serta menumbuhkan lembagalembaga pendukung pembangunan berbasis maritim. Kerjasama antardaerah ditingkatkan untuk memperkuat eksistensi dalam iklim kompetitif, terutama dalam menghadapi globalisasi. Persaingan global akan semakin

Halaman 3 -20

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 kuat berpengaruh pada pembangunan Kabupaten Tanah Laut pada masa datang. Pembangunan pelabuhan berstandart Internasional di Kabupaten Tanah Laut akan lebih membuka akses dan langsung berpengaruh terhadap perkembangan daerahdaerah di sekitarnya. Sasaran yang harus dicapai: 1. Adanya jaringan komunikasi dan informasi tentang pembangunan daerah atau daerah lain, nasional dan bahkan internasional, serta jaringan guna membangun akses-akses pasar, dana, investor, data basis berbagai daerah. Jaringan ini sekaligus berfungsi sebagai jaringan publikasi dan sosialisasi program daerah yang ditawarkan kepada masyarakat luas; 2. Adanya kemitraan yang saling menguntungkan, saling hormat-menghormati baik dikalangan usaha rakyat, antar investor, antar daerah skala nasional maupun internasional, antar lembaga swasta dan masyarakat serta pihak-pihak yang berkepentingan dan terkait dengan pengembangan daerah; 3. Produk yang ramah lingkungan; 4. Terdapat keterkaitan lokal (hulu dan hilir); 3.3.11. Bidang Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup Sumberdaya alam di Kabupaten Tanah Laut hendaknya dimanfaatkan secara optimal dan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat, namun di lain pihak harus tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Dengan demikian sumberdaya alam bagi daerah ini memiliki peran ganda, yaitu sebagai modal pertumbuhan ekonomi (resources based economy) dan sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan (life support system). Terwujudnya pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup dapat tercapai bila adanya kebijakan publik yang berorientasi pada pembangunan yang

berkelanjutan (sustainable development), kontrol sosial, adanya penegakan hukum yang konsisten dan partisipasi masyarakat serta lembaga dan swasta dalam pengelolaan sumber daya alam. Arah Pembangunan: Arah pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup diwujudkan melalui peningkatan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup, peningkatan upaya penegakan hukum terhadap pencemaran lingkungan, meningkatkan lembaga pengelola

lingkungan hidup serta membangun kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup. Pengelolaan usaha pertambangan dilakukan meliputi pengendalian, pengawasan, dan pembinaan kegiatan usaha pertambangan; Pengembangan potensi dan konservasi sumber daya mineral serta rehabilitasi lahan bekas pertambangan; memfasilitasi dan pengembangan teknologi pertambangan umum. Perlindungan dan konservasi sumberdaya alam bertujuan untuk melindungi sumberdaya alam dari kerusakan dan mengelola kawasan konservasi yang sudah ada untuk menjamin kualitas ekosistem.

Halaman 3 -21

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Kegiatan ini dilaksanakan dengan perlindungan sumberdaya alam kawasan hutan dan hutan lindung, dan pengembangan kemitraan dalam Pengembangan kapasitas pengelolaan sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup berdasarkan prinsip transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas.

Sasaran yang harus dicapai: 1. Meningkatnya kualitas air sungai disertai pengendalian dan pemantauan secara kontinu; 2. Berkurangnya pencemaran air dan tanah disertai pengendalian dan pemantauan terpadu antar sektor; 3. Meningkatnya cadangan sumberdaya energi kabupaten (resources endowment); 4. Meningkatnya indeks keberlanjutan pembangunan Kabupaten (sustainable development index). 5. Konsistensi pengendalian dan pemanfaatan tata ruang. 6. Pencegahan terhadap illegal mining; logging dan fishing. 7. Adanya perbaikan lingkungan yang rusak akibat ekploitasi bahan tambang; salah satunya dengan reklamasi lahan bekas galian 8. Pencegahan terhadap usaha penambangan di dalam tanah (perut bumi) yang berada di dalam kawasan konservasi 9. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara sumber daya alam dan lingkungan hidup. 3.3.12. Bidang Pembangunan Infrastruktur Terwujudnya infrastruktur yang mendukung pembangunan berbagai bidang dan keberlanjutan ekosistem Kabupaten. Terwujudnya tujuan Kabupaten Tanah Laut dalam pembangunan infrastruktur dapat tercapai apabila terpenuhinya syarat-syarat sebagai berikut: 1. Sistem perencanaan pembangunan infrastruktur Kabupaten yang efektif dan berkelanjutan. 2. Kualitas dan kuantitas infrastruktur yang seimbang dengan pengembangan Kabupaten. 3. Konsistensi pengendalian pembangunan infrastruktur Kabupaten. 4. Partisipasi warga Kabupaten dalam menjamin keberlanjutan infrastruktur Kabupaten. Arah Pembangunan: Arah pembangunan infrastruktur diwujudkan melalui penguatan sistem perencanaan infrastruktur Kabupaten; pengembangan sumberdaya sungai; peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih; pengembangan sistem transportasi; pengembangan perumahan dan permukiman; pengembangan pengelolaan energi; pengembangan telematika kabupaten; dan peningkatan konsistensi pengendalian pembangunan infrastruktur Kabupaten.

Halaman 3 -22

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 Sistem perencanaan pembangunan infrastruktur Kabupaten dikuatkan dengan cara : (a) pengembangan perencanaan pembangunan infrastruktur utamanya jalan Kabupaten secara terpadu; (b) pengembangan prasarana menuju pembangunan bandara di masa depan; (c) pengembangan mekanisme baku perencanaan pembangunan infrastruktur Kabupaten secara partisipatif; (c) pengembangan sistem sosialisasi publik rencana pembangunan infrastruktur Kabupaten yang aksesibel; dan (d) pengembangan sistem monitoring dan evaluasi implementasi rencana pembangunan infrastruktur Kabupaten. Sumberdaya sungai dikembangkan dengan cara (a) penurunan tingkat sedimentasi sungai; (b) penurunan tingkat polusi sungai; dalam rangka pengendalian banjir; sungai. Kualitas dan kuantitas air bersih dikembangkan dengan cara (a) pengelolaan sumberdaya air yang efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan; dan (b) penurunan tingkat pencemaran terhadap sumber-sumber air bersih. Sistem transportasi dikembangkan dengan cara (a) peningkatan mutu manajemen transportasi; (b) peningkatan keterkaitan antar seluruh wilayah Kabupaten yang mendorong pertumbuhan; (c) penurunan moda transportasi pribadi dan peningkatan moda transportasi umum. Perumahan dan permukiman dikembangkan dengan cara (a) pengembangan partisipasi publik dalam peningkatan kualitas perumahan dan prasarana-sarana permukiman; (b) pengembangan perumahan yang berkelanjutan, layak huni, terjangkau oleh daya beli masyarakat, dan didukung oleh prasarana-sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, mandiri, dan efisien; dan (c) pengembangan perumahan dan prasarana-sarana permukiman yang memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup. Telematika kabupaten dikembangkan dengan cara (a) peningkatan kesadaran dan pengetahuan warga Kabupaten terhadap potensi dan pemanfaatan telematika dan (b) mengoptimalkan dan mensinergikan dan pengembangan dalam dan pemanfaatan (d) (c) peningkatan fungsi sungai

pengembangan

moda

angkutan

prasarana

telekomunikasi

non-telekomunikasi

penyelenggaraan

telematika kabupaten guna menciptakan efisiensi dan pengurangan beban masyarakat pengguna. Konsistensi pengendalian pembangunan infrastruktur Kabupaten ditingkatkan dengan cara (a) peningkatan kesadaran dan partisipasi warga Kabupaten dalam pembangunan infrastruktur Kabupaten yang sesuai dengan aturan yang berlaku dan prinsip keterpaduan dan (b) peningkatan manajemen pengawasan dalam rangka mengurangi tingkat penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan. Sasaran yang harus dicapai: 1. Meningkatnya keterpaduan sistem pembangunan infrastruktur Kabupaten

termasuk panjang jalan serta kualitasnya. 2. Terbangunnya prasarana untuk penyiapan pembangunan bandara

Halaman 3 -23

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 3. Bertambahnya kemampuan pelayanan air bersih untuk masyarakat; meningkatnya debet dan kualitas air bersih. 4. Menurunnya unsur polutan; 5. Meningkatnya kualitas perumahan bagi seluruh warga Kabupaten; 6. Meningkatnya ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial pada permukiman Kabupaten; 7. Meningkatnya pengelolaan limbah permukiman. 3.3.13. Bidang Sosial Budaya Menelaah perkembangan masyarakat dalam beberapa tahun mendatang, masyarakat Kabupaten Tanah Laut cenderung menjadi multikultur, sepanjang faktor penarik bidang ekonomi tetap ada dan adanya keterbukaan wilayah. Kehadiran masyarakat pendatang dari lain wilayah akan mewarnai kehidupan sosial di daerah ini. Selain itu, perkembangan masyarakat yang sangat cepat sebagai akibat dari globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi membutuhkan penyesuaian tata nilai dan perilaku. Dalam kondisi keragaman sosial, sikap toleran antar masyarakat yang multikultur sangat diperlukan. Arah Pembangunan: Arah kebijakan pengembangan sosial dan budaya adalah: 1. Reaktualisasi nilai-nilai budaya daerah sebagai salah satu dasar pengembangan etika pergaulan sosial; 2. 3. Meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya daerah; Berkembangnya potensi ekonomi lokal yang berbasiskan pengembangan budaya. Sasaran yang harus dicapai: 1. Pembangunan dan pemantapan jatidiri masyarakat Kabupaten Tanah Laut terutama ditempuh dengan memantapkan integrasi masyarakat berbasis multikulturalisme berdasarkan kepada nilai agama, tata nilai masyarakat dan adat istiadat, budaya, serta peraturan yang berlaku secara harmonis, rukun dan damai. 2. Perlindungan dan pemberdayaan yang adil dan obyektif terhadap semua potensi sosial dan budaya yang ada yang diarahkan kepada upaya-upaya pelestarian, dan fungsionalisasi khazanah sosial dan budaya yang ada di masyarakat sebagai wadah kearifan lokal (local wisdom). 3. Pemberdayaan potensi sosial dan budaya diarahkan kepada pengelolaan industri pariwisata secara baik dan berwawasan lingkungan. 3.3.14. Bidang Keamanan dan Ketertiban Terwujudnya rasa aman, ketertiban masyarakat dan lingkungan merupakan prsyarat utama menuju masyarakat sejahtera. Terwujudnya tujuan Kabupaten Tanah Laut dalam pembangunan bidang keamanan dan ketertiban dapat tercapai apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Kebijakan publik yang berorientasi pada aspek pencegahan terhadap gangguan keamanan dan ketertiban;

Halaman 3 -24

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 2. 3. Sistem keamanan dan ketertiban yang terpadu; Partisipasi dan tanggung jawab warga Kabupaten yang tinggi terhadap keamanan dan ketertiban; 4. Aparat keamanan dan ketertiban yang profesional.

Arah Pembangunan: Arah pembangunan keamanan dan ketertiban Kabupaten Tanah Laut diwujudkan melalui restrukturisasi kebijakan publik dalam bidang keamanan dan ketertiban; peningkatan kualitas sistem keamanan dan ketertiban masyarakat; peningkatan peran serta dan tanggung jawab warga Kabupaten; serta pengembangan standar pelayanan publik dalam bidang keamanan dan ketertiban. Restrukturisasi kebijakan publik bidang keamanan dan ketertiban ditempuh dengan cara (a) peninjauan kembali kebijakan publik yang bertentangan dengan asas pencegahan terhadap gangguan keamanan dan ketertiban; (b) sinkronisasi kebijakan publik tentang pencegahan dan penanggulangan gangguan keamanan dan ketertiban; dan (c) inisiasi kebijakan publik baru yang berorientasi pada pencegahan gangguan keamanan dan ketertiban. Kualitas sistem keamanan dan ketertiban masyarakat ditingkatkan melalui: (a) intensifikasi upaya pencegahan kejahatan konvensional melalui sistem keamanan lingkungan dengan basis pada peran serta masyarakat; (b) pencegahan kejahatan berupa peredaran dan penggunaan obat terlarang khususnya di kalangan generasi muda; (c) peningkatan kapasitas institusi keamanan Kabupaten Tanah Laut, (d) mengurangi potensi konflik horisontal antarmasyarakat, dan (d) pengembangan keterpaduan sistem keamanan antarwilayah Kabupaten Tanah Laut. Peran serta dan tanggung jawab warga Kabupaten terhadap keamanan dan ketertiban ditingkatkan dengan cara: (a) peningkatan komunikasi publik tentang kondisi keamanan dan ketertiban warga Kabupaten, (b) peningkatan aktivasi sistem keamanan lingkungan (siskamling) Standar pelayanan publik dalam bidang keamanan dan ketertiban dikembangkan dengan cara (a) peningkatan pendidikan warga Kabupaten tentang standar-standar keselamatan, keamanan dan ketertiban; (b) peningkatan kualitas pelayanan aparat dalam menanggapi dan menangani permasalahan keamanan dan ketertiban secara proporsional.

Sasaran yang harus dicapai: 1. Menurunnya angka kriminalitas. 2. Semakin tingginya budaya tertib masyarakat dan kepatuhan pada aturan 3. Tidak berkembangnya perdagangan, peredaran dan penggunaan narkoba 4. Adanya rasa aman dan meningkatnya kepuasan warga Kabupaten terhadap pelayanan dalam bidang keamanan dan ketertiban; 5. Meningkatnya penyelenggaraan sistem keamanan dan ketertiban masyarakat secara swadaya.

Halaman 3 -25

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

3.3.15. Bidang Penegakan Hukum Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam upaya-upaya penciptaan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan. Apabila hukum ditegakkan dan ketertiban diwujudkan, maka kepastian, rasa aman, tenteram, atau pun kehidupan yang rukun akan dapat terwujud. Pelaksanaan hukum yang transparan dan terbuka di satu sisi dapat menekan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh tindakan warga negara sekaligus juga meningkatkan dampak positif dari aktivitas warga negara. Dengan demikian hukum pada dasarnya memastikan munculnya aspek-aspek positif dari kemanusiaan dan menghambat aspek negatif dari kemanusiaan. Penerapan hukum yang ditaati dan diikuti akan menciptakan ketertiban dan memaksimalkan ekspresi potensi masyarakat. Arah Pembangunan: Arah pembangunan penegakan hukum diwujudkan melalui produk peraturan daerah yang menjamin kepentingan masyarakat luas, penegakan peraturan daerah secara konsisten, menumbuhkan budaya taat hukum dan menegakkan hukum secara adil. 1. Peraturan daerah sebagai suatu produk, harus dibuat untuk kepentingan

masyarakat luas dan bukan untuk kepentingan sesaat atau untuk sekelompok kecil masyarakat saja, 2. Peraturan daerah ditegakkan dengan maksud memberikan rasa aman, nyaman, dengan cara (a) pengembangan komitmen penegakan peraturan daerah untuk mencegah intervensi; (b) peningkatan kontrol masyarakat terhadap penegakan peraturan daerah dengan memanfaatkan peran media. 3. Menumbuhkan budaya taat hukum antara lain melalui pendidikan dan sosialisasi berbagai peraturan perundang-undangan serta perilaku keteladanan dari setiap pemimpin pada berbagai level dalam mematuhi dan menaati hukum. 4. 5. Meningkatkan upaya penghormatan hak asasi manusia; Menegakkan hukum secara adil, konsekuen dan tidak diskriminatif.

Sasaran yang harus dicapai: Untuk mendukung pembangunan hukum dan HAM, sasaran yang akan dilakukan adalah: 1. 2. Peningkatan kesadaran hukum dan budaya tertib Konsistensi penegakan peraturan daerah yang telah dibuat untuk memberi rasa aman, nyaman, dan manfaat bagi masyarakat luas. 3. Kelembagaan peradilan dan penegak hukum yang berwibawa, bersih, dan profesional 4. 5. Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap HAM Terkoordinasinya dan terharmonisasinya pelaksanaan produk hukum yang tidak menonjolkan kepentingan tertentu sehingga dapat mengurangi perlakuan diskriminatif warga.

Halaman 3 -26

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

3.3.16. Bidang Pemberdayaan Perempuan Peran kaum perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak diragukan lagi. Demikian pula halnya yang terdapat di Kabupaten ini. Oleh sebab itu, menyadari sepenuhnya akan peran penting tersebut maka arah pembangunan jangka panjang dalam RPJP Kabupaten Tanah Laut 2005 20025 ini masalah gender atau persamaan hak perempuan dimasukkan sebagai bagian tersendiri. Arah

pembangunan untuk pemberdayaan kaum perempuan adalah (a) peningkatan kualitas kaum perempuan; (b) peningkatan peran perempuan terutama di bidang politik dan pemerintahan; (c) perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan; (d)

memperkuat kelembagaan dan pengarusutamaan gender.

Sasaran yang ingin dicapai : 1. Peningkatan pendidikan kaum perempuan 2. Semakin banyaknya kaum perempuan yang memegang jabatan di eksekutif dan semakin besarnya persentase anggota DPRD yang berasal dari kaum perempuan 3. Adanya perlindungan hukum dan semakin banyaknya lembaga atau LSM yang memberikan advokasi terhadap adanya kasus kekerasan terhadap kaum perempuan

Halaman 3 -27

BAB IV PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Tanah Laut adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun, disusun dengan mengacu pada RPJP Nasional yang menjabarkan tujuan dibentuknya pemerintahan Negara

Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional. RPJP daerah ini juga mengandung Visi, misi dan arah pembangunan daerah Kabupaten Daerah Tanah Laut untuk periode 2005 2025. Untuk mewujudkan pembangunan yang berhasil dengan baik diperlukan arahan dan pola yang teratur, terencana serta dapat dimonitor pelaksanaannya dengan seksama. Untuk maksud tersebut Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) daerah ini sudah diusahakan disusun secara cermat dan rasional berdasarkan potensi sumberdaya yang dimiliki. RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional serta RPJP Provinsi. Penyusunan RPJP dilakukan melalui urutan: a. penyiapan rancangan awal rencana pembangunan; b. musyawarah perencanaan pembangunan; dan c. penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan. Kepala Bappeda adalah pihak yang bertanggungjawab dalam kegiatan menyiapkan rancangan RPJP Daerah. Daerah. Kedudukan RPJP Daerah ini sangat penting dalam konteks pembangunan daerah. Penting dan sentralnya kedudukan RPJP Daerah ini dalam menentukan haluan dan arah pembangunan di daerah ini karena kandungan yang termuat di dalamnya merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Laut maupun masyarakat termasuk dunia usaha untuk bersinergi dalam pelaksanaan program pembangunan. Untuk itu, perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaannya sebagai berikut. Pemerintah Kabupaten wajib menerapkan 3 pilar dari Good Governance yang meliputi transparansi, akuntabilitas dan partisipasi dalam melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka pencapaian visi, misi dan arah pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJP Kabupaten Tanah Laut 2005-2025 ini Transparansi berarti terbukanya akses bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap setiap informasi terkait seperti berbagai peraturan dan perundangundangan, serta kebijakan pemerintah dengan biaya yang minimal. Transparansi dibangun atas pijakan kebebasan arus informasi yang memadai disediakan untuk dipahami dan dapat dipantau. Demikian pula dengan RPJP ini, semua pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengaksesnya secara mudah. Akuntabilitas atau accountability adalah kapasitas suatu instansi pemerintahan untuk bertanggung gugat atas keberhasilan maupun kegagalannya dalam melaksanakan misi guna mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan secara periodik. Setiap instansi RPJP Daerah ditetapkan dengan Peraturan

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025 pemerintah mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pencapaian organisasinya dalam pengelolaan sumberdaya yang dipercayakan kepadanya, mulai dari tahap perencanaan, implementasi, sampai pada pemantauan dan evaluasi. Akuntabilitas merupakan kunci untuk memastikan bahwa kekuasaan itu dijalankan dengan baik dan sesuai dengan kepentingan publik. Untuk itu, akuntabilitas mensyaratkan kejelasan tentang siapa yang bertanggung-gugat, kepada siapa, dan apa yang dipertanggung-gugatkan. Akuntabilitas bisa berarti pula penetapan sejumlah kriteria dan indikator untuk mengukur kinerja instansi pemerintah, serta mekanisme yang dapat mengontrol dan memastikan tercapainya berbagai standar tersebut. Partisipasi merupakan perwujudan dari berubahnya paradigma mengenai peran masyarakat dalam pembangunan. Masyarakat bukanlah sekedar penerima manfaat (beneficiaries) atau objek belaka, melainkan agen pembangunan (subjek) yang mempunyai porsi yang penting. . Dalam proses perumusannya, RPJP Daerah ini melibatkan secara partisipatif khalayak lintas pelaku pembangunan yang luas untuk memastikan terbangunnya kesepahaman dan komitmen bersama antara para pengambil keputusan dan pelaksana kebijakan publik di satu pihak dengan kalangan berasal dari dunia usaha, perguruan tinggi/akademisi, serta lembaga swadaya masyarakat yang mewakili aspirasi masyarakat madani (civil society). Untuk mencapai keterpaduan dan sinkronisasi proses perumusan dilakukan melalui Musrenbangda. Pemerintah daerah Kabupaten Tanah Laut, serta masyarakat termasuk dunia usaha berkewajiban untuk melaksanakan visi, misi dan arah pembangunan RPJP Kabupaten Tanah Laut 2005-2025 dengan sebaik-baiknya. Bupati Tanah Laut setiap periode

jabatannya berkewajiban untuk menjabarkan visi, misi dan arah pembangunan RPJP Kabupaten Tanah Laut 2005-2025 ke dalam RPJM Daerah Kabupaten Tanah Laut yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pokok pembangunan yang nantinya akan menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD. Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Tanah Laut, Bupati Tanah Laut, Sekretariat Daerah, dinas-dinas, badan-badan, kantor-kantor, dan kecamatan dalam jajaran organisasi pemerintah Kabupaten Tanah Laut, masyarakat, dan sektor swasta berkewajiban menjamin konsistensi antara Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Tanah Laut 2005-2025 dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Tanah Laut, Rencana Strategis (Renstra) SKPD Kabupaten Tanah Laut, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Daerah Kabupaten Tanah Laut, dan Rencana Kerja (Renja) SKPD Kabupaten Tanah Laut.

BUPATI TANAH LAUT, Cap Ttd H. ADRIANSYAH

Halaman 4 -2

Lampiran II Peraturan Daerah Kab. Tala Nomor : 11 Tahun 2008 Tanggal : 28 Agustus 2008

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1. No (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Panyipatan Jorong Batu Ampar Kintap Pelaihari Takisung Bati-Bati

Luas Wilayah kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan Kecamatan (2) Luas Km2 (3) 336,00 628,00 548,10 537,00 575,75 343,00 234,75 176,75 268,00 3.631,35 Persentase (4) 9.3 17,3 15,1 14,8 15,9 9,4 6,5 4,4 7,4 100,00 Jumlah Desa/Kelurahan (5) 10 9 14 14 28 12 14 10 22 133

Tambang Ulang Kurau Jumlah

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Laut

Lampiran 2. No (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Panyipatan Jorong Batu Ampar Kintap Pelaihari Takisung Bati-Bati

Jarak Ibukota Kecamatan Ke Ibukota Kabupaten Tanah Laut Kecamatan (2) Jarak (Km) (3) 20 39 15 71 0 18 25 16 41 Jalan Yang Dilalui (4) Darat Darat Darat Darat Darat Darat Darat Darat Darat

Tambang Ulang Kurau

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Laut

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Lampiran 3. No
(1)

Luas Lahan Berdasarkan Ketinggian Tanah dan Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut (Ha) Kelas Ketinggian (mdpl) 06
(3)

Kecamatan
(2)

7 - 25
(4)

26 - 100
(5)

101 - 500
(6)

501 - 1000
(7)

> 1000
(8)

Jumlah*
(9)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Panyipatan Jorong Batu Ampar Kintap Pelaihari Takisung Bati-Bati Tambang Ulang Kurau Jumlah Persentase

11.460 11.024 3.033 1.025 9.725 1.060 1.670 19.244 58.231 15,61

14.160 35.521 14.140 27.802 12.915 11.298 9.670 13.361 3.326 142.133 38,11

9.152 22.694 21.430 27.875 25.902 7.449 5.521 4.523 840 125.386 33,61

528 5.741 1.650 4.600 1.362 628 1.344 1.906 17.759 4.75

3.950 2.240 4.200 2.816 455 13.661 3,66

6.800 240 5.320 3.400 15.760 4,24

35.240 85.730 39.700 72.830 47.410 29.100 18.050 21.460 23.410 372.930 100,00

Sumber : Hasil Perhitungan Peta Ketinggian Kab. Tanah Laut Skala 1:100.000 Tahun 1996 Keterangan: * Data Luas Wilayah Kecamatan yang digunakan berdasarkan Perda No. 13 Th. 1994

Lampiran 4. No
(1)

Luas Lahan Berdasarkan Jenis Tanah dan Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut (Ha) Kecamatan
(2)

Jenis Tanah Organosol


(3)

Alluvial
(4)

Latosol (PMK)
(5)

Podsolik
(6)

Jumlah *
(7)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Panyipatan Jorong Batu Ampar Kintap Pelaihari Takisung Bati-Bati Tambang Ulang Kurau Jumlah Persentase

3.470 1.027 10.614 1.720 16.705 33.536 9,0

10.830 24.230 13.443 5.527 6.705 60.735 16,3

14.330 26.960 9.450 18.443 34.970 22.546 5.027 8.622 140.348 37,6

10.080 34.540 30.250 40.944 8.970 2.409 11.118 138.311 37,1

35.240 85.730 39.700 72.830 47.410 29.100 18.050 21.460 23.410 372.930 100,00

Sumber : Hasil Perhitungan Peta Jenis Tanah Skala 1:100.000 Tahun 1996 Keterangan: * Data Luas Wilayah Kecamatan yang digunakan berdasarkan Perda No. 13 Th. 1994

Lampiran 5. No (1) 1. 2. 3. 4. 5.

Daerah Aliran Sungai dan Debit Air Sungai (m3/dt) di Kabupaten Tanah Laut Nama Sungai (2) Luas DAS (Ha) (3) 58.000 19.000 77.000 64.000 * Debit (m3/dt) (4) 28 9 35 27 40

Swarangan Sabuhur Tabanio Maluka Kintap

Sumber : Repprot Tahun 1996 Keterangan : * = Data Belum Tersedia

Lampiran 6. No
(1)

Jenis Penggunaan Lahan Tiap Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut (Ha) Tahun 2005 Jenis Penggunaan Lahan Sawah
(3)

Kecamatan
(2)

Pekarangan
(4)

Tegal
(5)

Ladang
(6)

Padang
(7)

Rawa
(8)

Tambak
(9)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Panyipatan Takisung Kurau Bati-Bati Tambang Ulang Pelaihari Batu Ampar Jorong Kintap

9.519 7.311 12.910 12.438 6.530 19.200 1.384 4.631 1.278

845 1.615 120 1.325 481 9.270 3.300 3.416 3.025

3.182 7.640 45 1.380 4.579 2.072 2.691 1.300

402 2.663 1.295 3.178 1.468 2.010 1.087

2.250 715 1.876 350 2.772 1.100 2.650 234

775 10.540 2.291 423 5.546 316 9.161 1.052

22 1.169 10 628 1.393

Halaman :i -2

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025


Jumlah Persentase 75.201 20,60 23.397 6,41 22.889 6,27 12.103 3,32 11.947 3,27 30.104 8,25 3.222 0,88

Sumber : BPP Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut

No
(1)

Kecamatan
(2)

Jenis Penggunaan Lahan Kolam


(10)

T. Kering
(11)

H. Rakyat
(12)

H. Negara
(13)

Pkebunan
(14)

Lain-Lain
(15)

Jumlah**
(16)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Panyipatan Takisung Kurau Bati-Bati Tambang Ulang Pelaihari Batu Ampar Jorong Kintap Jumlah Persentase

113 5 3 21 5 32 225 404 0,11

600 2.823 110 1.876 1.810 7.885 4.360 2.100 4.865 26.429 7,24

4.895 50 7 2.365 300 350 3.570 2.591 5.121 19.249 5,27

6.360 175 300 5.340 911 23.162 2.650 38.898 10,66

5.086 1.904 150 2.129 3.409 3.742 12.005 3.215 24.836 56.476 15,47

5.730 353 13.448 3.420 1.395 5.211 2.011 6.491 6.634 44.693 12,24

39.779 34.300 26.800 30.383 17.676 67.094 32.502 62.778 53.700 365.012 100,00

Sumber : BPP Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut Keterangan: ** = Data Luas Lahan berdassarkan SK Gubernur

Halaman :i -3

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Lampiran 7.

Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Tanah Laut (Ha) Tahun 2004 dan 2005

No
(1)

Jenis Penggunaan Lahan **


(2)

2004
(3)

2005
(4)

+
(5)

(6)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Sawah Pekarangan Tegalan/Kebun Ladang/Huma Padang Rumput Rawa-Rawa Tambak Kolam/Tabat/Empang Tanah Kering Sementara Tidak Diusahakan Hutan Rakyat Hutan Negara Perkebunan Lain-Lain Jumlah

74.824 23.281 21.319 12.103 28.054 29.774 3.222 389 10.096 21.681 35.509 52.851 50.132 363.135

75.171 23.397 22.889 12.103 10.071 30.134 3.222 403 26.429 19.249 38.898 56.476 44.693 363.135

347 116 1.570 360 14 16.333 3.389 3.625 -

17.983 2.432 5.439 -

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tanah Laut

Lampiran 8.

Jumlah dan Persentase Penduduk Serta Ciri-Ciri Lainnya Tahun 2005 Rincian (1) Jumlah (2) 254.240 127.440 126.800 67.770 3,75 100,50 0,71 70,01

Jumlah Penduduk a. Laki-laki b. Perempuan Jumlah Rumah Tangga Rata-rata per Rumah Tangga Sex Ratio Laju Pertumbuhan Penduduk Thn 2005 (%) Kepadatan Penduduk per Km2

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Halaman :i -4

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Lampiran 9.

Penduduk menurut Kelompok Umur per Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2005 Jenis Kelamin L (2) 13.384 12.320 11.872 12.560 9.736 11.840 12.144 11.832 8.440 7.072 5.184 2.896 2.936 5.224 127.440 P (3) 13.888 11.632 13.704 9.920 11.488 14.072 12.408 9.672 7.896 5.768 5.224 3.344 3.856 3.928 126.800 Jumlah L+P (4) 27.272 23.952 25.576 22.480 21.224 25.912 24.552 21.504 16.336 12.840 10.408 6.240 6.792 9.152 254.240 % (5) 10,73 9,42 10,06 8,84 8,35 10,19 9,66 8,46 6,43 5,05 4,09 2,45 2,67 3,60 100,00

Kelompok Umur (1) 04 59 10 14 15 19 20 24 25 29 30 34 35 39 40 44 45 49 50 54 55 59 60 64 65 + Jumlah

Sex Ratio (6) 96,37 105,91 86,63 126,61 84,75 84,14 97,87 122,33 106,89 122,61 99,23 86,60 76,14 132,99 100,50

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Halaman :i -5

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Lampiran 10.

Penduduk menurut Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga per Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2005 Jenis Kelamin L (2) 61.304 0 58.280 2.248 2.488 112 3.008 0 127.440 P (3) 8.440 56.464 53.752 1.344 2.472 2.872 1.344 112 126.800 L+P (4) 69.744 56.464 112.032 3.592 4.960 2.984 4.352 112 254.240 Jumlah % (5) 27,43 22,21 44,07 1,41 1,95 1,17 1,71 0,04 100,00

Hubungan Dengan Kepala Rumahtangga (1) Kepala RT Isteri/Suami Anak Menantu Cucu Orang Tua/Mertua Famili Lain Lainnya Jumlah

Sumber : Susenas 2005 (diolah)


Lampiran 11. Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas menurut Status Perkawinan per Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2005 Jenis Kelamin Jumlah L (2) 63.944 61.200 832 1.464 127.440 P (3) 53.504 61.648 2.448 9.200 126.800 (4) 117.448 122.848 3.280 10.664 254.240 (5) 119.51 99.27 33.99 15.91 100.50 Sex Ratio

Status Perkawinan (1) Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Jumlah

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Halaman :i -6

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Lampiran 12.

Penduduk Perempuan yang Pernah Kawin menurut Umur pada Perkawinan Pertama Tahun 2005

Umur Perkawinan Pertama (Tahun) (1) < 15 15 - 18 19 - 24 25 + Jumlah

Jumlah (2) 5.032 41.504 23.136 3.624 73.296

Persentase (3) 6,87 56,63 31,57 4,94 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran13.

Penduduk Perempuan yang Pernah Kawin menurut Kelompok Umur dan Status Perkawinan Tahun 2005

Kelompok Umur (Tahun) (1) < 15 15 - 18 19 - 24 25 + Jumlah

Status Perkawinan Kawin (2) 3.368 34.576 20.736 2.968 61.648 Cerai Hidup (3) 112 1.392 672 272 2.448 Cerai Mati (4) 1.552 5.536 1.728 384 9.200

Jumlah (5) 5.032 41.504 23.136 3.624 73.296

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Halaman :i -7

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Lampiran 14.

Penduduk Perempuan yang Pernah Kawin menurut Jumlah Anak yang Dilahirkan Hidup Tahun 2005

Jumlah Anak Lahir Hidup (1) 0 1 2 3 4 5 >5 Jumlah

Perempuan Pernah Kawin (2) 5.744 17.584 17.344 12.520 7.672 5.360 7.072 73.296

Persentase (%) (3) 7,84 23,99 23,66 17,08 10,47 7,31 9,65 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 15.

Penduduk Perempuan yang Berstatus Kawin menurut Pemakaian Alat Kontrasepsi KB Tahun 2005

Pemakaian Alat KB (1) 1. Tidak Pernah 2. Pernah 2.1. Sekarang Pakai 2.2. Sekarang Tdk Pakai

Perempuan Berstatus Kawin (2) 13.592 48.056 36.232 11.824

Persentase (%) (3) 22,05 77,95 58,77 19,18

Jumlah

61.648

100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 16.

Penduduk Perempuan yang Berstatus Kawin Pemakaian Alat Kontrasepsi KB Tahun 2005

menurut

Jenis

Pemakaian Alat KB (1) MOW/Tubektomi MOP/Vasektomi AKDR/IUD

Perempuan Berstatus Kawin (2) 560 248 1.240

Persentase (%) (3) 1,55 0,68 3,42

Halaman :i -8

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Suntikan KB Susuk/Norplant/Inplant Pil KB Kondom Karet Alat/Cara Tradisional Jumlah

15.336 672 17.816 248 112 36.232

42,33 1,85 49,17 0,68 0,31 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Halaman :i -9

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Lampiran 17.

Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Partisipasi Sekolah (1) Tidak/Blm Pernah Sekolah Masih Sekolah Tidak Sekolah Lagi Jumlah

Laki-laki (2) 6.552 24.888 82.616 114.056

Perem-puan (3) 13.928 23.888 75.096 112.912

Jumlah (4) 20.480 48.776 157.712 226.968

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 18.

Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas yang Tidak/Belum Pernah Sekolah menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Kelompok Umur (1) 56 7 12 13 15 16 18 19 24 25 55 > 55 Jumlah

Laki-laki (2) 4.088 112 224 0 112 672 1.344 6.552

Perempuan (3) 4.352 224 0 0 136 5.176 4.040 13.928

Jumlah (4) 8.440 336 224 0 248 5.848 5.384 20.480

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Halaman :i -10

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Lampiran 19.

Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas yang Masih Sekolah menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Jenjang Pendidikan (1) SD / MI SLTP /Sederajat SMU/Sederajat Pendidikan Tinggi (D-I/D-II/DIII/D-IV dan S1/S2/S3) Jumlah

Laki-laki (2) 15.752 5.744 2.920 472 24.888

Perem-puan (3) 16.032 4.976 2.272 608 23.888

Jumlah (4) 31.784 10.720 5.192 1.080 48.776

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 20.

Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas yang Pernah Sekolah menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Jenjang Pendidikan yang Ditamatkan (1) Tdk/Blm Tamat SD/MI SD / MI SLTP /Sederajat SMU/Sederajat SM Kejuruan Pendidikan Tinggi (D-I/D-II/DIII/D-IV dan S1/S2/S3) Jumlah

Laki-laki (2) 21.528 31.656 14.072 6.376 6.392 2.592 82.616

Perempuan (3) 23.456 28.864 10.792 7.016 2.856 2.112 75.096

Jumlah (4) 44.984 60.520 24.864 13.392 9.248 4.704 157.712

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Halaman :i -11

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Lampiran 21.

Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas menurut Kemampuan Membaca dan Menulis dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Kemampuan Membaca dan Menulis (1) Huruf Latin Huruf Lainnya Huruf Latin dan Huruf Lainnya Tidak Dapat Jumlah

Laki-laki (2) 103.680 0 2.144 8.232 114.056

Perempuan (3) 94.640 136 2.392 15.744 112.912

Jumlah (4) 198.320 136 4.536 23.976 226.968

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 22.

Penduduk menurut Keluhan Kesehatan yang Dialami dan Jenis Kelamin Tahun 2005 Perempuan (3) 42.832 14.448 19.224 17.624 2.152 1.392 7.936 2.688 16.648 83.968 126.800

Keluhan Kesehatan (1) 1. Ada Keluhan Panas Batuk Pilek Asma/Napas Sesak/Cepat Diare Sakit Kepala Berulang Sakit Gigi Lainya 2. Tidak Ada Keluhan Jumlah

Laki-laki (2) 42.912 15.296 20.760 19.184 3.776 1.280 4.080 4.752 12.992 84.528 127.440

Jumlah (4) 85.744 29.744 39.984 36.808 5.928 2.672 12.016 7.440 29.640 168.496 254.240

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 23.

Penduduk menurut Pelayanan Kesehatan dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Pelayanan Kesehatan (1) Mendapatkan Pelayanan Kesehatan RS Pemerintah RS Swasta Praktek Dokter

Laki-laki (2) 13.968 1.080 136 3.080

Perem-puan (3) 13.488 496 112 2.520

Jumlah (4) 27.456 1.576 248 5.600

Halaman :i -12

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Puskesmas/Pustu Praktek Tenaga Kesehatan Praktek Batra Dukun Bersalin Lainnya Tidak Mendapat Pelayanan Kesehatan Tidak Ada Keluhan Jumlah

6.480 4.224 0 224 1.256 28.944 84.528 127.440

6.184 5.856 112 224 2.240 29.344 83.968 126.800

12.664 10.080 112 448 3.496 58.288 168.496 254.240

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Halaman :i -13

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Lampiran 24.

Penduduk yang Mengobati Sendiri menurut Jenis Obat Yang Digunakan dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Jenis Obat Yang Digunakan (1) Mengobati Sendiri Obat Modern Obat Tradisional Lainnya Tidak Mengobati Sendiri Jumlah

Laki-laki (2) 33.456 30.384 13.848 8.000 9.456 42.912

Perempuan (3) 32.856 30.168 14.472 7.504 9.976 42.832

Jumlah (4) 66.312 60.552 28.320 15.504 19.432 85.744

Sumber : Susenas 2005 (diolah)


Lampiran 25. Penduduk Usia 0 - 59 Bulan menurut Penolong Kelahiran Pertama dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Penolong Kelahiran (1) Dokter

Laki-laki (2) 1.152

Perempuan (3) 1.056

Jumlah (4) 2.208

Bidan

8.152

7.744

15.896

Paramedis Lain

112

112

Dukun

3.744

4.864

8.608

Famili/Keluarga

224

112

336

Lainnya

112

112

Jumlah

13.384

13.888

27.272

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 26.

Penduduk Usia 0 59 Bulan menurut Penolong Kelahiran Terakhir dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Penolong Kelahiran (1) Dokter Bidan Paramedis Lain Dukun Famili/Keluarga

Laki-laki (2) 1.176 8.128 112 3.968 0

Perempuan (3) 968 9.088 0 3.720 112

Jumlah (4) 2.144 17.216 112 7.688 112

Halaman :i -14

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025


Lainnya Jumlah 0 13.384 0 13.888 0 27.272

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 27.

Penduduk Usia 0 - 59 Bulan yang Diberi Air Susu Ibu (ASI) menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Kelompok Umur ( Bulan) (1) 0 1-5 6 - 11 12 - 23 24 - 35 36 - 59 Jumlah

Laki-laki (2) 224 472 1.256 2.200 2.536 6.000 12.688

Perempuan (3) 0 808 1.616 2.112 2.712 6.504 13.752

Jumlah (4) 224 1.280 2.872 4.312 5.248 12.504 26.440

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 28.

Penduduk Usia 0 - 59 Bulan menurut Lamanya Diberi ASI dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Lamanya Pemberian ASI (bulan) (1) 05 6 11 12 23 24 35 36+ Jumlah

Laki-laki (2) 2.088 1.816 4.176 4.024 584 12.688

Perempuan (3) 1.328 2.152 6.664 3.160 448 13.752

Jumlah (4) 3.416 3.968 10.840 7.184 1.032 26.440

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 29.

Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Kegiatan Terbanyak yang Dilakukan Seminggu yang Lalu Tahun 2005

Halaman :i -15

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Kegiatan (1) Bekerja Mencari Kerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya Jumlah

Jumlah (2) 122.519 7.637 10.033 29.140 6.221 175.550

Persentase (3) 69,79 4,35 5,72 16,60 3,54 100,00

Sumber : Sakernas 2005 (diolah)

Halaman :i -16

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Lampiran 30.

Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2005

Tingkat Pendidikan (1) SD Kebawah SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat D I/II D III S1+ Jumlah

Jumlah (2) 83.414 17.280 17.612 1.589 1.117 1.508 122.519

Persen-tase (3) 68,08 14,10 14,37 1,30 0,91 1,23 100,00

Sumber : Sakernas 2005 (diolah)

Lampiran 31.

Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 Persentase (3) 54,32 7,80 9,19 1,36 1,98 16,14 4,12 0,23 4,85 100,00

Lapangan Usaha (1) Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bangunan/Konstruksi Perdagangan, Rumah Makan & Hotel Angkutan, Pergudangan & Komunikasi Lembaga Keuangan Jasa Kemasyarakatan, Sosial & Perorangan Jumlah

Jumlah (2) 66.558 9.559 11.261 1.664 2.428 19.769 5.049 284 5.948 122.519

Sumber : Sakernas 2005 (diolah)

Lampiran 32.

Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama Tahun 2005

Status Pekerjaan Utama (1) Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/Karyawan

Jumlah (2) 28.644 24.498 5.194 30.494

Persen-tase (3) 23.38 20.00 4.24 24.89

Halaman :i -17

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Pekerja bebas di pertanian Pekerja bebas di Non Pertanian Pekerja tidak dibayar Jumlah

5.213 8.995 19.480 122.519

4.26 7.34 15.90 100,00

Sumber : Sakernas 2005 (diolah)

Lampiran 33.

Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2005

Jenis Pekerjaan (1) Tenaga Profesional Tenaga Kepemimpinan Tenaga Tata Usaha Tenaga Usaha Penjualan Tenaga Usaha Jasa Tenaga Usaha Pertanian Tenaga Produksi & Operator Pekerja Kasar & Lainnya Jumlah

Jumlah (2) 5.891 376 2.121 17.681 5.400 57.097 31.506 2.448 122.519

Persen-tase (3) 4,81 0,31 1,73 14,43 4,41 46,60 25,72 2,00 100,00

Sumber : Sakernas 2005 (diolah)

Halaman :i -18

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Lampiran 34.

Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Jam Kerja Seminggu yang Lalu Tahun 2005

Jam Kerja (1) < 35 35-49 +50 Jumlah

Jumlah (2) 53.591 47.671 21.257 122.519

Persentase (3) 43,74 38,91 17,35 100,00

Sumber : Sakernas 2005 (diolah)

Lampiran 35.

Banyaknya Rumah Tangga menurut Status Rumah Yang Ditempati Tahun 2005 Banyaknya RumahTangga (2) 57.671 894 2.770 1.112 2.510 2.595 218 Persentase (%) (3) 85,10 1,32 4,09 1,64 3,70 3,83 0,32 100,00

Status Rumah (1) Milik Sendiri Kontrak Sewa Bebas Sewa Dinas Milik Orang Tua/Famili Lainnya Jumlah

67.770

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Halaman :i -19

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Lampiran 36.

Banyaknya Rumah Tangga menurut Luas Lantai Tahun 2005

Luas Lantai ( M2 ) (1) < 21 21 35 36 44 45 70 > 70 Jumlah

Banyaknya RumahTangga (2) 2.617 13.431 11.447 23.419 16.856 67.770

Persentase (%) (3) 3,86 19,82 16,89 34,56 24,87 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 37.

Banyaknya Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum Tahun 2005 Banyaknya RumahTangga (2) 2.641 5.212 916 15.502 39.661 349 872 2.377 131 109 Persentase (%) (3) 3,90 7,69 1,35 22,87 58,52 0,51 1,29 3,51 0,19 0,16 100,00

Sumber Air Minum (1) Air Dlm Kemasan Leding Pompa Sumur Terlindung Sumur Tak Terlindung Mata Air Terlindung Mata Air Tak Terlindung Air Sungai Air Hujan Lainnya Jumlah

67.770

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 38.

Banyaknya Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum Dan Jarak ke Tempat Penampungan Tinja Tahun 2005

Sumber Air Minum (1) Pompa Sumur Terlindung Sumur Tak Terlindung Mata Air Terlindung

Jarak ke Penampungan Tinja (Meter) 10 (2) 0 4.361 6.040 240 > 10 (3) 916 10.661 23.504 109 TT (4) 0 480 10.117 0

Jumlah (5) 916 15.502 39.661 349

Halaman :i -20

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025


Mata Air Tak Terlindung Jumlah

0 10.641

0 35.190

872 11.469

872 57.300

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 39.

Banyaknya Rumah Tangga menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar Tahun 2005 Banyaknya Rumahtangga (2) 45.224 13.934 1.243 7.369 67.770 Persentase (%) (3) 66,73 20,56 1,83 10,87 100,00

Fasilitas Tempat Buang Air Besar (1) Sendiri Bersama Umum Tidak Ada Jumlah

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 40.

Jumlah dan Persentase Rumah Tangga Rumah Tahun 2005 Banyaknya Rumahtangga (2) 2,269

Yang Memiliki Telepon

Kepemilikan Telepon Rumah (1) Memiliki

Persentase (%) (3) 3.35

Tidak Memiliki Jumlah

65,501 67,770

96.65 100.00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 41.

Jumlah dan Persentase Rumah Tangga Yang Telepon Selular (HP) Beserta Jumlah Nomor Yang Digunakan Tahun 2005

Kepemilikan Telepon Selular (HP) (1) Memiliki

Banyaknya Rumahtangga (2) 14,330

Persentase (%) (3) 21.15

1 Nomor

10,098

14.90

Halaman :i -21

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

2 Nomor

3,883

5.73

3 Nomor

240

0.35

> 3 Nomor

109

0.16

Tidak Memiliki

53,440

78.85

Jumlah

67,770

100.00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Halaman :i -22

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Lampiran 42

Jumlah dan Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki JPK MM/KS/JPK Gakin/Kartu Miskin/Surat Miskin Beserta Penggunaannya Tahun 2005

Kepemilikan Kartu Sehat (1) Memiliki

Jumlah (2) 3.750

Persentase (3) 5,53

Rawat Jalan/Inap

458

12,21

Melahirkan/Periksa Kehamilan

240

6,40

Keperluan KB

240

6,40

Tidak Memiliki Jumlah

64.020 67.770

94,47 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 43.

Jumlah dan Persentase Rumah Tangga Yang Membeli Beras Murah menurut banyaknya beras yang dibeli selama bulan Oktober 2004 sampai dengan Januari 2005

Frekuensi Bantuan (1) Membeli Raskin < 10 kg 10 kg 30 kg > 30 kg Tidak Membeli Raskin Jumlah

Jumlah Rumah Tangga (2) 19.926 5.821 13.887 218 47.844 67.770

Persentase (3) 29,40 29,21 69,69 1,09 70,60 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Halaman :i -23

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Lampiran 45.

Banyaknya Rumah Tangga Yang ARTnya Menerima Beasiswa Pada Tahun Ajaran 2004/2005 menurut Sumber Beasiswa

Jenis Beasiswa (1) Pemerintah JPS

Banyaknya Rumahtangga (2) 327

Persentase (%) (3) 0,48

Pemerintah Non JPS

218

0,32

GN-OTA

327

0,48

Lembaga Swasta

131

0,19

Sekolah

916

1,35

Perorangan

0,00

Lainnya

0,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

BUPATI TANAH LAUT, Cap Ttd H. ADRIANSYAH

Halaman :i -24

You might also like