You are on page 1of 14

PROPOSAL

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS USAHA PETERNAKAN DOMBA GARUT PENGGEMUKAN

KELOMPOK TERNAK AGRA MIBANDA

2013

KELOMPOK USAHA BERSAMA AGRA MIBANDA Sekretariat : JL. Raya Cigedug kp. Barukai RT 02 RW 04 Desa Cigedug Kec. Cigedug Kab. Garut
Nomor Lampiran Perihal Kepada Yth. Bapak_________________________ Di Jakarta Bismillahirrahmanirrahiim Salam sejahtera kami sampaikan semoga aktifitas yang dilakukan semakin mendekatkan pada pencapaian citacita yang diidealisasikan. Amien Bersama dengan surat permohonan ini kami sampaikan kepada Bapakt, Proposal Pengembangan Agribisnis Usaha Peternakan Domba Garut Pembibitan dan Penggemukan yang diusulkan oleh masyarakat yang terhimpun dalam Kelompok Ternak Agra Mibanda Desa Cigedug Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut. Untuk keperluan tersebut sudi kiranya Bapak Gubernur Jawa Barat membantu pendanaan dalam upaya melaksanakan kegiatan dimaksud dalam kerangka memaksimalkan potensi pemanpaatan tanah carik desa yang belum optimal penggunaannya dan mensinergikan dengan kebijakam umum anggaran APBD Kabupaten Garut TA 2010, dimana salah satu kebijakan di bidang peningkatan daya beli masyarakat dilakukan melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat di bidang sektor agribisnis peternakan. Demikian permohonan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan dukungannya kami ucapkan terima kasih. : 35/KTDGP-RP/PBD/XII/2009 : 1 (satu) Berkas Proposal : Permohonan Bantuan Dana

KELOMPOK USAHA BERSAMA AGRA MIBANDA Ketua Sekretaris

Garut, 23 Januari 2013

Endah Nurjanah

Ruhiyat

KATA PENGANTAR

Puji dan Sukur senantiasa tercurahlimpahkan kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam semoga tetap tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai peletak dasar kesuksesan pelaksanaan agribisnis peternakan. Proposal Pengembangan Agribisnis Peternakan Domba kami sajikan sebagai bahan bagi Pemerintah Daerah baik Pemerintah Daerah Tingkat I dan Pemerintah Daerah Tingkat II dalam rangka dan upaya melaksanakan Kebijakan Umum Anggaran Anggaran Pendapatan dan Daerah Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2010 tentang upaya mendorong peningkatan daya beli masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat di sektor agribisnis peternakan, secara khusus peternakan domba. Keuntungan ganda dari pelaksanaan kegiatan ini adalah termanpaatkannya tanah carik desa yang selama ini belum mampu memberikan sumbangsih yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Desa Pangrumasan, penciptaan kewirausahaan di desa sekaligus penambahan pendapatan masyarakat serta sebagai upaya untuk menjaga Plasma Nutfah Garut tetap lestari. Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya, baik isi maupun penyajiannya. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan proposal ini, disampaikan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga, semoga menjadi amal saleh dan mendapat balasan dari Allah SWT. Amien.

KELOMPOK USAHA BERSAMA AGRA MIBANDA Ketua Sekretaris

Garut, 23 Januari 2013

Endah Nurjanah

Ruhiyat

BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Ternak Domba Saat Ini

Domba merupakan salah satu komoditi ternak yang ikut berperan dalam pemenuhan kebutuhan daging. Perkembangan peternakan domba sampai saat ini relatif jalan di tempat, perkembangan produksi dan produktivitasnya hampir tidak mengalami kemajuan berarti, hal ini diduga akibat pola pemeliharaannya yang masih bersifat tradisional dengan skala pemilikan yang kecil . Disamping itu jumlah pemotongan domba termasuk domba betina produktif untuk kebutuhan lokal pun cukup tinggi, sehingga bila produktivitasnya tidak ditingkatkan dan dikembangkan secara komersial dan dalam skala yang besar, dihawatirkan akan terjadi pengurasan populasi domba secara nasional. Perkembangan populasi domba tidak sejalan dengan meningkatnya permintaan akan domba dan perkembangan populasi penduduk. Ternak domba kebanyakan dipelihara apa adanya tanpa suatu perencanaan yang jelas untuk lebih berkembang, lebih produktif, dan lebih menguntungkan. Ternak domba tersebut harus ditingkatkan produksinya agar dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat. Penggemukan merupakan salah satu cara guna memenuhi kebutuhan daging yang terus meningkat dan turut menunjang program pemerintah untuk menjadikan domba sebagai salah satu komoditi ekspor yang sejajar dengan komoditi lainnya. Daging yang dihasilkan tidak hanya dalam jumlah yang banyak tetapi harus dengan kualitas yang lebih baik. B. Potensi pembibitn dan Penggemukan Ternak Domba Garut Potensi usaha pembibitan dan penggemukan domba sangat terbuka lebar, karena kurang lebih 30% kebutuhan pangan dan pertanian dipenuhi oleh ternak, sehingga keberadaan ternak menjadi sangat strategis dalam hidup dan kehidupan manusia. Selain itu, didukung oleh: 1) Sumber Daya Manusia, dengan kemampuan teknis dan manajemen usaha yang handal. 2) Kelembagaan yang terkait dengan domba dan pasar yang sudah terjamin adanya. 3) Potensi Sumber Daya Genetik Ternak (SDGT), seperti ketersediaan plasma nutfah potensial sebagai bibit (Domba Garut, Domba Ekor Gemuk, Domba Ekor Tipis), 4) Kemajuan industri obat-obatan ternak, 5) Dukungan peternakan rakyat dan kelompok peternak dalam produksi bibit sebar dan bibit induk, 6) Daya dukung perkebunan-perkebunan, lahan-lahan kritis, areal kehutanan, lahan-lahan pangonan, yang dapat dijadikan basis ekologi peternakan domba. Potensi tersebut di atas perlu diperhatikan secara terintegrasi sehingga dapat diperoleh manfaat produksi dan manfaat ekonomi secara maksimum. C. Peluang Pasar Peluang pasar untuk domba di dalam negeri dan lokal provinsi sangat terbuka lebar, meliputi pemenuhan kebutuhan daerah daerah lain yang lebih berminat dalam pengembangan domba garut begitu pula restoran, rumah makan dan warung sate, layanan jasa aqiqah dan penyediaan hewan

qurban bahkan untuk eksepor seperti Malaysia , Saudi Arabia, dan Brunei Darusalam.mengingat domba garut lebih besar dagingnya padat dan empuk serta rendah kolesterol disbanding dengan komoditas domba lain 1) Kebutuhan Restoran, Rumah Makan dan Warung Sate Peluang pemenuhan kebutuhan daging untuk restoran, rumah makan dan warung sate masih terbuka lebar untuk pasar lokal Jawa Barat maupun JABOTABEK. Potensi pasar ini akan terus berkembang sejalan dengan pesatnya pertambahan penduduk (saat ini penduduk di Indonesia telah mencapai 225 juta orang dan diproyeksikan akan mencapai 234 juta orang pada Tahun 2010, di samping itu peningkatan pendapatan, peningkatan kesadaran akan pentingnya gizi asal protein hewani, termasuk campur tangan pemerintah untuk membuka dan memperluas peluang pasar di dalam negeri, akan semakin membuka pasar domba dan kambing di dalam negeri. 2) Kebutuhan Ternak Domba untuk Aqiqah. Aqiqah adalah salah satu ajaran Islam yang dicontohkan Rasulullah SAW, yang dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran seorang bayi. Aqiqah hukumnya sunnah muakkad (mendekati wajib), bahkan sebagian ulama menyatakan wajib. Usaha layanan jasa aqiqah, berpotensi untuk dikembangkan dengan target masyarakat tingkat ekonomi menengah keatas, meliputi wilayah kota/kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Bandung, Bogor, Tangerang, Bekasi, DKI Jakarta, Depok serta berbagai kota besar lainnya. 3) Kebutuhan Ternak Domba untuk Kurban Makna kurban untuk umat Islam adalah prosesi penyembelihan ternak untuk mendekatkan diri pada Allah SWT dengan syarat-syarat dan tatacara yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasulullah. Oleh karena itu dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas adalah umat Islam, sejalan dengan meningkatnya ketaqwaan dan perekonomian umat, maka kebutuhan hewan kurban akan meningkat secara linear. Pasar qurban merupakan pasar musiman, namun potensi keuntungan usaha justru bisa diperoleh dari pasar ini. Peningkatan harga jual domba bisa mencapai 60% dari harga jual pada hari-hari biasanya. 1) Potensi Sumber Daya Genetik Ternak (SDGT), seperti ketersediaan plasma nutfah potensial sebagai bibit (Domba Garut, Domba Ekor Gemuk, Domba Ekor Tipis), 2) Kemajuan industri obat-obatan ternak, 3) Dukungan peternakan rakyat dan kelompok peternak dalam produksi bibit sebar dan bibit induk, 4) Daya dukung perkebunan-perkebunan, lahan-lahan kritis, areal kehutanan, lahan-lahan pengangonan, yang dapat dijadikan basis ekologi peternakan domba. Potensi tersebut di atas perlu diperhatikan secara terintegrasi sehingga dapat diperoleh manfaat produksi dan manfaat ekonomi secara maksimum.

BAB IV TEKNIS USAHA PEMBIBITAN DAN PENGGEMUKAN DOMBA GARUT Untuk menunjang keberhasilan usaha penggemukan domba, beberapa aspek teknis yang perlu diperhatikan yaitu lokasi usaha, perkandangan, pengadaan bakalan, pemberian pakan, manajemen kesehatan dan periode penggemukan. A. Lokasi Usaha Beberapa pertimbangan untuk memilih lokasi kandang yaitu, faktor kecocokan lokasi dengan ternak, ketersediaan sumber pakan, faktor jarak dengan pasar dan kemudahan akses lokasi ke jalan raya. Usaha ini rencananya akan dilakukan di Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut. Faktor utama penentuan lokasi ini adalah faktor daerah agro politan yang terhubung dalam jalur lingkar selatan, sukabumi, bandung, tasikmalaya, ciamis dan banjar.dan daerah penyangga kabupaten serta jalur utara meliputi ibu kota provinsi bandung sumedang ,Cirebon kuningan dan subang B.

Perkandangan

Syarat dasar untuk kandang domba adalah ventilasi, jarak lantai, cahaya, ruang bak, air, dan ukuran kandang. Kandang berfungsi untuk melindungi ternak domba dari matahari, angin, hujan dan penyakit. Selain itu, dengan adanya kandang mampu menolong aktivitas dalam mencapai produksi optimal dari ternaknya dan dapat menjalankan usaha secara ekonomis. Kandang terdiri dari dua jenis yaitu kandang koloni dan kandang individu (baterai). Kandang koloni dibuat dengan kapasitas 250 ekor dan individu dengan kapasitas 50 ekor, masing-masing dibuat dengan ukuran 30 x 7 m (210 m2). Kelebihan kandang koloni ini yaitu memiliki kapasitas tampung yang lebih besar. Dibanding kandang koloni, kandang baterai mempuyai kapasitas yang lebih kecil karena dibuat sekat-sekat untuk satu ekor domba. Tiap sekat berukuran 1 x 5 x 75 m. Keutungan kandang baterai ini yaitu sangat cocok untuk pengemukan karena mudah dalam penanganan ternak, dan ternak cepat gemuk karena sedikit energi yang digunakan untuk pergerakan. Kandang dibuat secara permanen dengan sistem panggung. Kerangka kandang dibuat dari bahan kayu balok berkualitas kuat dan tahan lama. Lantai panggung dibuat dari kisi-kisi bambu sehingga kotoran mudah dibersihkan. Lantai dasar kandang dibuat miring dengan semen. Total area yang akan digunakan beserta dengan lahan hijauan pakan yaitu 1000 m2. Komplek kandang yang akan dibuat terdiri dari: 1) Dua unit kandang masing-masing dengan luas 210 m2, sehingga untuk 2 unit kandang totalnya 55 m2. 2) Gudang pakan dengan luas 20 m2. 3) Kantor dengan luas 20 m2 4) Unit penampungan dan pengolahan limbah dengan luas 20 m2 5) Lahan hijauan pakan 500 m2

Gambar 2. Model Perkandangan untuk Penggemukan Domba Garut

C.Pembelian Bibit Untuk Usaha Pembibitan Program usaha pembibitan ini disamping untuk di jual tetapi lebih di proyeksikan untuk penyediaan barang untuk penggemukan , adadapun pembibitan ini memiliki tahapan sebagai berikut : C.1.ProgramPerkawinan Program Perkawinan yang dijalankan adalah dengan Metode Perkawinan Koloni. Induk Jantan ditempatkan Koloni dengan 10 Induk Betina selama 40 hari. Selepas 40 hari, Induk Jantan ditempatkan dalam Kandang Baterai sedangkan Induk Betina masih ditempatkan dalam Kandang Koloni. Siklus Birahi Domba Garut Betina adalah berlangsung 1 hari setiap periode 14 - 17 hari. Metode Perkawinan Koloni menjadikan Jantan akan kawin dengan Betina dalam Kondisi Birahi C.2.ProgramKelahiran Domba Garut Betina akan mengalami 150 hari (5 bulan) masa kebuntingan pasca perkawinan. Setelah 150 hari masa kebuntingan maka Domba Garut Betina akan melahirkan. Jumlah anak yang dilahirkan oleh Domba Garut Betina umumnya 1 s.d 4 ekor. Anak Domba Garut yang baru lahir umumnya memiliki Berat Badan lahir 3 s.d 5 Kg. Sebelum menginjak usia 5 bulan, anak Domba Garut ditempatkan dalam Kandang yang sama dengan Induknya. Baru pada usia menginjak 5 bulan maka anak siap disapih (Tidak Menyusui Lagi pada Induk). Berat Badan Anak Domba Garut saat disapih/ dipisahkan dari Induk yaitu antara 15 s.d 20 Kg. Induk Domba Garut Betina siap dikawinkan kembali setelah jarak 2 bulan dari Kelahiran C.3.ProgramPakan Pakan Domba Garut yang utama adalah Jenis Hijauan seperti Rumput, Dedaunan bisa pula Limbah Sayuran Pasar. Sebagai Pakan Tambahan dapat pula diberikan Ampas Tahu. Dalam 1 hari, 1 ekor Domba Garut Jantan/ Betina dewasa membutuhkan 6 Kg Hijauan. Bila memungkinkan, Ampas Tahu diberikan 1 Kg pada tiap harinya. Frequensi Pemberian Pakan adalah 3 Kg Hijauan pada pagi hari dan 3 Kg Hijauan pada sore hari, sedangkan Ampas Tahu sebanyak 1 Kg diberikan pada sore hari pula sebelum pemberian Pakan Hijauan. Harga Ampas Tahu berkisar antara Rp. 150,- s.d Rp. 250,- per Kg. Sedangkan Hijauan berupa Rumput atau Dedaunan dimungkinkan Zero Cost karena diperoleh dari Lingkungan sekitar

C.4.ProgramPakan Anak Domba Garut Jantan usia 5 bulan dapat dijual dengan asumsi harga Rp. 500.000,- per ekor. Anak Domba Garut Betina usia 5 bulan dapat dijual dengan asumsi harga Rp. 400.000,- per ekor. C.5.LangkahPengembanganUsaha Hasil Penjualan Anak Domba Garut Usia 5 bulan dapat dibelikan Bibit Induk Domba Betina baru. Pembelian Tahap-1 dibulan ke-10 usaha sebanyak 10 ekor dari Pendapatan Penjualan. Pembelian Tahap-2 dibulan ke-17 usaha sebanyak 10 ekor dari Pendapatan Penjualan. Bibit Induk Domba Garut Betina yang sudah ada sebelumnya dan sudah Hamil di Mitrakan kepada Petani untuk dirawat dan dipelihara. Tentunya ini merupakan suatu Keuntungan untuk menekan Biaya Pakan. Bibit Induk Domba Betina baru dimasukkan ke dalam Kandang Koloni untuk menggantikan Betina yang di Mitrakan kepada Petani. Bibit Induk Domba Betina yang ada di petani bilamana sudah melahirkan maka dapat dijual. Atas jerih payahnya, maka Petani Mitra mendapatkan perolehan Bagi Hasil dari Penjualan yang dilakukan. Induk Domba Betina yang sudah melahirkan maka kembali dikawinkan kembali di Kandang Petani dengan dipinjamkan Pejantan sementara waktu Usaha Domba Garut semakin berkembang di suatu Wilayah tentunya, Posisi bulan ke-24:

D.Pengadaan Ternak Bakalan Bakalan merupakan ternak domba lepas sapih berumur 6-8 bulan, giginya masih rapat dan belum tanggal, dan berat rata-ratanya 18-20 kg, yang siap untuk digemukkan. Bakalan yang dipilih harus sehat dan tidak cacat penampilan fisiknya harus baik, bulunya harus tampak seperti basah, kakinya tegak dan besar, mata cerah dan moncongnya tumpul. Sebaiknya dipilih domba jantan untuk digemukkan karena pertumbuhannya lebih cepat dari pada yang betina. Bakalan domba jantan ini juga dipilih yang tidak bertanduk dan sifatnya tenang, karena domba yang bertanduk mempunyai naluri berkelahi yang tinggi dan pertumbuhannya cenderung lebih lambat. Domba yang akan digemukkan ukurannya besar atau kecil tidak jadi masalah, yang penting harganya murah Pertimbangannya kalau dijual akan lebih menguntungkan. Jenis domba yang potensial digemukkan adalah domba ekor gemuk dan ekor tipis (Plasma Nutfah Domba Garut). E. Pemberian Pakan Pakan merupakan faktor penting menentukan untung atau tidaknya usaha penggemukan. Pakan biasanya terdiri dari dua jenis yaitu pakan utama berupa rumput dan pakan penguat berupa konsentrat dengan perbandingan tertentu. Banyak calon peternak ataupun calon investor peternakan khususnya domba yang mengurungkan niatnya ketika harus berhitung dengan permasalahan hijauan pakan ternak. Mereka menjadi ragu ketika harus menyediakan luasan lahan tertentu untuk menanam hijauan pakan ternak dengan segala permasalahan tata laksana pemeliharaannya. Bahkan di tingkat peternak kecilpun tidak jarang terjadi ketika musim kemarau tiba mereka terpaksa harus menjual sebagian ternaknya untuk mengatasi terbatasnya hijauan yang tersedia.

Untuk mengatasi permasalahan ini, maka pada usaha ini kami membuat alternatif alternatif ketersediaan pakan. Pertama, dengan menggunakan pakan komplit (comfeed) sebagai pakan utama. Kedua, membuat penyemaian rumput yang mampu memenuhi kebutuhan ternak dengan dukungan chopper, mesin AVO, dan teknologi permentasi pakan, sehingga bila musim kemarau tiba, pakan bukanlah suatu masalah yang berarti. Dengan mencomfeed ternak domba tidak perlu diberi hijauan lagi. Keunggulan comfeed disamping mengandung nutrisi yang seimbang, juga harganya yang lebih murah. Harga comfeed dipasaran saat ini adalah Rp. 1.500,00/kg. Pakan comfeed diberikan sebanyak 1 kg/ekor/hari. Dengan cara pemberian seperti ini, DEG mampu menghasilkan PBBH sebesar 140 gram/hari.

F. Manajemen Kesehatan Ternak domba membutuhkan perawatan agar dapat tumbuh dengan baik untuk berproduksi secara maksimal. Adapun perawatan yang dilakukan melipti memandikan ternak, mencukur bulu dan memotong kuku. Vitamin dan obat-obatan yang digunakan memiliki fungsi dan biaya yang berbedabeda. Vitamin dan obat-obatan tersebut yang digunakan diantaranya jenis Valbazen, Tetra Cyclin, anti septik, insektisida, konsentrat, obat cacing,Teramisin, Vit B kompleks, dan salep kulit serta obat-obat lainnya yang dibutuhkan. BAB V STRATEGI PEMASARAN

Agar mampu bersaing pada pasar yang sudah ada, maka dilakukan bentuk-bentuk strategi pemasaran sebagai berikut : 1) Menghasilkan produk berkualitas dan sehat, 2) Harga ditetapkan berdasarkan kiloan bobot badan hidup, penetapan harga di sesuaikan dengan harga pasaran sepanjang tidak mengalami kerugian, 3) Memposisikan kandang domba sekaligus sebagai WARUNG ternak, dengan harga standar, dimana konsumen bisa langsung melihat ternak dan harganya. Bila cocok bisa langsung dibayar dan tidak ada proses tawar-menawar seperti di pasar lokal. 4) Melakukan kerjasama pemasaran secara langsung ke hotel, restoran, rumah makan dan warung sate. Untuk ke-empat target pasar ini, dilakukan diversifikasi produk dan harga. 5) Pelayanan pada pelanggan diutamakan, meliputi: a. Adanya diskon harga bagi pelanggan loyal maupun pembelian dalam jumlah besar, b. Untuk pengiriman produk dalam jangkauan jarak dekat, tidak dikenakan biaya kirim. 6) Promosi poduk lewat pembuatan leaflet dan brosur yang dikirim ke calon konsumen dan melalui media elektronik (internet dan radio).

7) Melakukan kerjasama dengan yayasan anak yatim piatu maupun yayasan lain untuk pengadaan hewan qurban dan domba aqiqah, baik domba hidup (mentah) maupun masakan aqiqah. 8) Melakukan kerjasama dengan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) untuk pengadaan hewan keperluan qurban. 9) Melakukan kerjasama dengan rekanan di luar daerah (khususnya di Jawa Barat dan JABODETABEK), yaitu pengusaha aqiqah dan pemotongan domba, untuk pemasaran domba ke luar daerah. 10) Menggunakan fasilitas teknologi komunikasi melalui Internet BAB VI TEKNIS INVESTASI

A. Biaya Tetap Untuk menentukan berapa besarnya biaya tetap, maka perlu diketahui dengan jelas aspekaspek investasi yang diperlukan. Keterangan lengkap mengenai aspek-aspek investasi beserta dengan besarnya biaya investasi yang diperlukan. Investasi utama untuk menjalankan usaha ini berupa, pembuatan kandang dan lahan yang akan digunakan. Kandang yang akan dibuat, berkapasitas tampung kurang lebih 250 ekor, yang terdiri dari 2 unit kandang masing-masing dengan luas 210 m2. Kandang ini bisa tahan selama 10 tahun. Diasumsikan bahwa biaya pembuatan kandang ini Rp. 350.000,00/m2, sehingga investasi untuk pembuatan kandang Rp. 82.500.000 (enam puluh). Kandang dibuat dengan desain kuat dan tampilan yang menarik, serta memenuhi aspek sanitasi kandang. Investasi sarana dan prasarana usaha pembibitan dan penggemukan domba meliputi, peralatan kandang, gudang pakan, instalasi limbah, pengadaan mesin chopper dan mesin AVO. Biaya investasi untuk sarana dan prasarana ini sebesar Rp.12.500.000,00 (Seratus Delapan Puluh Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah). Jadi total biaya tetap yang diperlukan meliputi lahan, bangunan kandang, sarana dan prasarana penggemukan adalah sekira + Rp. 292.000.000,00 (Dua Ratus Sembilan Puluh Dua Juta Rupiah). B. Biaya Operasional (Modal Kerja) Biaya operasional terdiri dari biaya pembelian bakalan, pembelian pakan konsentrat dan biaya obat-obatan dan vitamin, biaya perawatan kandang dan biaya pemasaran. Total biaya operasional selama satu periode penggemukan sebesar Rp. 1.322.130.000,00 Satu Milyar Tiga Ratus Dua Puluh Dua Juta Seratus Tiga Puluh Ribu Rupiah) C. Total Investasi (Biaya Tetap + Biaya Operasional) Untuk menjalankan usaha ini, diperlukan investasi awal yang merupakan jumlah biaya tetap dan biaya opersional. Investasi biaya tetap sebesar Rp. 294.000.000,00 dan investasi biaya operasional sebesar Rp. 1.322.130.000,00. Total investasi sebesar Rp. 1.614.130.000,00.

BAB VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Untuk melakukan analisis kelayakan finansial usaha penggemukan domba, perlu ditetapkan beberapa asumsi dan faktor teknis yang akan menentukan untung ruginya usaha tersebut. Asumsi dan faktor teknis usaha penggemukan disajikan pada Lampiran 2. 2. Analisis Usaha selama 1 Periode Penggemukan Berikut ini adalah analisis usaha penggemukan domba selama 1 periode penggemukan (6 bulan): Tabel 3. Analisis Usaha Pembibitan dan Penggemukan Domba selama 6 bulan No A Keterangan Jumlah (Rp)

PENERIMAAN 1. Penjualan 150 ekor domba gemuk @ Rp. Rp. 375.000.000,00 2.500.000,00 2 Penjualan 100.ekor@ 500.000,00. Rp.50.000.000,00 2. Penjualan feses @ Rp. 100,00/kg Rp. 1.200.000,00 Total Penerimaan Rp. 426.200.000,00 BIAYA OPERASIONAL 1. Pembelian 150 ekor domba bakalan : a. Jantan @ Rp. 1.500.000,00 b. Betina @ Rp. 1.200.000,00 2 3. 4. 5. 6. 7. Pembelian bibit a. Pejantan @ Rp 2500.000,00 b. Betina Bunting @ 1500.000,00 Pakan konsentrat Biaya obat-obatan dan vitamin Biaya pemasaran Biaya penyusutan kandang

Rp. 150.000.000,00 Rp. .60.000.000,00 Rp.25.000.000,00 Rp.120.000.000,00 Rp. 5.400.000,00 Rp. 2.500.000,00 Rp. 1.500.000,00 Rp. 1.860.000,00 Rp. 200.000,00 Rp. 300.000,00 Rp.366.760.000,00 Rp.426.200.000,00 Rp. 59.440.000,00 Rp. 200.000.000,00 259.440.000.000,00

C D E F

Biaya penyusutan kantor dan gudang pakan (masa pakai 10 tahun) 8. Biaya penyusutan perlengkapan dan peralatan lainya (masa pakai 5 tahun) Total Pengeluaran Keuntungan Per Tahun (A B) Proyeksi keuntungan Per Tahun Asset bibit @100x Rp 2000.000,00 BEP (A-B+E) Satu Tahun lebih

Berdasarkan tabel diatas, keuntungan bersih yang bisa diperoleh selama 1 bulan adalah Rp. 594.440.000,00. Perhitungan ini di dasarkan pada kandungan karkas domba garut yang bisa mencapai 50 persen. Padahal, kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan sama. Namun, tubuh domba garut lebih besar. Dalam umur setahun domba garut bisa mencapai bobot 60 kg, sementara domba lokal atau kambing paling berat hanya 30 kg. Padahal, harganya sama, yakni Rp 30.000 per kg hidup," . Potensi domba untuk berbagai jenis di Jawa Barat sangat terbuka karena permintaannya lebih tinggi daripada suplai yang dihasilkan. A. Analisis Usaha selama Jangka Waktu 1 Tahun Analisis finansial jangka waktu 1 tahun, meliputi: cashflow, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit per Cost Ratio (B/C), proyeksi pendapatan per bulan dan periode balik modal. 1. Net Present Value (NPV) Berdasarkan tabel, maka dapat diketahui bahwa NPV bernilai positif (Rp. 426..200.000,00) menunjukkan bahwa apabila investasi dijalankan maka usaha akan memberikan kentungan. Semakin besar NPV maka usaha akan semakin untung. 2. Internal Rate of Return (IRR) Data menunjukkan nilai IRR yaitu 28, 4%, lebih besar dari tingkat bunga bank (asumsi=18%). Hal ini menunjukkan bahwa investasi pada usaha ini akan jauh menguntungkan daripada sejumlah modal tersebut diinvestasikan pada bank. 3. Benefit per Cost Ratio (B/C) Data tersebut menunjukkan Benefit per Cost Ratio sebesar 1,3 hal ini berarti setiap pengeluaran tambahan biaya produksi sebesar Rp. 100,- akan menghasilkan Rp. 130,-. Dengan kata lain, keuntungan akan semakin meningkat seiring dengan penambahan input produksi (jumlah ternak) yang diinvestasikan. 4. Proyeksi Pendapatan per Bulan dan Periode Balik Modal Berdasarkan Data tersebut, maka keuntungan bersih dari usaha penggemukan yang akan diperoleh perbulan mencapai Rp. 4.953,333,33 pada tahun pertama dan pada tahun kelima. Keuntungan akan semakin meningkat dengan adanya pasar qurban, dimana terjadi peningkatan harga jual ternak. Selain itu, dengan peningkatan omset penjualan layanan aqiqah, maka proyeksi keuntungan perbulan pun akan meningkat

BAB VIII ASPEK KELEMBAGAAAN KELOMPOK NAMA KELOMPOK BERDIRI SK AD/ART RUANG LINGKUP USAHA : AGRA MIBANDA : 2 JANUARI 2009 : O30/ KEPDES/CIGEDUG/II/2009 : ADA : PETERNAKAN DAN PETANIAN ,

SUSUNAN PENGURUS

KETUA SEKRETARIS BENDAHARA DIVISI PENGELOLAAN Koordinatot Anggota DIVISI PEMASARAN Coordinator Anggota

: ENDAH NURJANAH : RUHIYAT : DINDIN AHMAD H EL-FAJR : : SUTARMIN : Amin, Ade kuswendar, Ade isah : : DEDE : Teguh wiguna, Wartini

KELOMPOK ANGGOTA KEMITRAAAN Kelompok Ternak Agra Mibanda mempunyai jaringan kelompok kemitraan yang berada di Tiga desa satu kecamatan yang meliputi Desa Barusuda, Sindang Sari , dan Cintanagara perkelompok beranggotakan 10 orang.

BAB IX PENUTUP

Demikian Proposal ini kami buat, besar harapan kami dikabulkannya permohonan ini. Atas perhatian dan dukungannya kami ucapkan terima kasih.

KELOMPOK USAHA BERSAMA AGRA MIBANDA Ketua Sekretaris

Cigedug, 01 februari 2013

Endah Nurjanah

Ruhiyat

You might also like