You are on page 1of 54

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang Pada awalnya perkembangan komputer pada tahun 1950-an, komputer

berfungsi sendiri-sendiri tanpa dapat berhubung satu dengan lainnya. Baru pada akhir tahun 1960-an, Departemen Pertahanan Amerika (Departement of Defence atau disingkat DOD) mengadakan riset mengenai jaringan komputer. Jaringan komputer yang dibangun ini menggunakan metode yang mirip dengan hubungan telepon dimana komputer dapat berhubungan dengan komputer lainnya, bahkan ke suatu tempat atau Negara yang berjauhan. Kemudian DOD mendirikan lembaga riset yang bernama Advanced Research Project Agency (ARPA), kemudian diganti namanya menjadi Defence Advanced Research Project Agency (DARPA). Hasil dari proyek ini adalah ARPAnet yang sekarang disebut dengan internet yang menunjang perkembangan konsep-konsep protocol TCP/IP. ARPAnet berkembang menjadi internet yang dimulai dengan menghubungkan badan-badan pemerintah dan universitas-universitas, yang kemudian menyebar ke dunia bisnis. Jaringan Local Area Network (LAN) baru mendapat perhatian seiring semakin berkembangnya PC di tahun 1980-an. Potensi untuk saling

menghubungkan komputer secara bersama-sama dapat dilaksanakan. Jaringan ini kemudian dihubungkan dengan jaringan LAN lain yang berjauhan satu dengan lainnya yang kini dikenal sebagai Wide Area Network (WAN). PT Pupuk Iskandar Muda sebagai salah satu perusahaan Badan Usaha Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang produksi pupuk urea mempunyai beberapa Departemen, yaitu: Departemen HUMAS, Departemen SDM,

Departemen Umum, Departemen Keamanan, Departemen Keuangan, Departemen Pemasaran, Departemen Produksi dan Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi, untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pengolahan yang

bermuara kepada percepatan pencapaian produktifitas dan sasaran perusahaan, PT Pupuk Iskandar Muda telah membangun suatu infrastruktur jaringan komunikasi 1

data

berlandaskan

pada

teknologi

jaringan

komputer

yang

mampu

mendistribusikan data atau informasi dengan cepat dan akurat antar unit kerja dilingkungan PT Pupuk Iskandar Muda. Adapun sistem jaringan yan dibangun di PT Pupuk Iskandar Muda adalah Local Area Network (LAN) dengan menggunakan ethernet. Teknologi ethernet yang digunakan di PT Pupuk Iskandar Muda adalah Fast Ethernet. Sementara protocol yang digunakan adalah TCP/IP. Melalui teknologi VSAT, komunikasi data antar LAN dikantor PT Pupuk Iskandar Muda Lhokseumawe dengan LAN yang berada dikantor perwakilan PT Pupuk Iskandar Muda di Jakarta dapat dilakukan. Dengan adanya dukungan jaringan komunikasi internal maupun eksternal, PT Pupuk Iskandar muda memiliki sarana yang terintegrasi ke jaringan yang cukup memadai sehingga dapat memberikan hasil yang cepat, akurat serta terorganisir. Dari latar belakang yang telah penulis buat di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil topik untuk pembuatan laporan praktek kerja lapangan dengan judul Konfigurasi Static Routing Protocol pada WAN PT Pupuk Iskandar Muda. 1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang akan dibahas adalah: 1. Bagaimana mengkonfigurasi static routing protocol pada WAN PT Pupuk

Iskandar Muda. 1.3 Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kerja praktek ini adalah agar dapat mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasikan static routing protocol pada WAN dimana penulis melaksanakan kerja praktek. 1.4 Manfaat penelitian Manfaat dilaksanakannya kerja praktek di PT Pupuk Iskandar Muda itu adalah sebagai sarana untuk melatih mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmunya yang telah diperoleh dibangku kuliah kedalam dunia kerja, melatih kemampuan, 2

disiplin, tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan memberikan pengalaman kerja bagi mahasiswa agar siap dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Secara spesifik manfaatnya sebagai berikut: 1. Menyelesaikan salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum Universitas Almuslim Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Teknik Informatika. 2. Dapat menerapkan dan membandingkan ilmu-ilmu teoritis yang diperoleh di bangku kuliah ke dalam pekerjaan yang sebenarnya. 1.5 Batasan masalah Untuk membatasi masalah yang dikaji, maka penulis membatasi atau memfokuskan hanya membahas: 1. Proses konfigurasi static routing protocol pada WAN PT Pupuk Iskandar Muda dengan mensimulasikannya menggunakan aplikasi cisco packet tracer versi 5.3. 1.6 Sistematika Penelitian Secara garis besar materi penulisan laporan kerja praktek ini terbagi atas 5 bab yang disPT PIMn sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, Perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Dasar teori yang dibahas dalam Bab ini adalah model OSI, model referensi TCP/IP versi DoD, teknologi jaringan area luas (WAN), alamat IP (IP address), subnetting, pengenalan Cisco IOS, routing IP dan protokol routing. BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI Bagian ini akan membahas sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi PT Pupuk Iskandar Muda, prestasi dan penghargaan,

Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), tugas dan tanggung jawab Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). BAB IV STUDI KASUS Pada bab ini membahas tentang, topologi jaringan, konfigurasi router menggunakan cisco packet tracer versi 5.3. BAB V PENUTUP Bab V merupakan penutup yang membahas kesimpulan dan saran-saran.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Model OSI Model referensi OSI (Open System Interconnection) menggambarkan

bagaimana informasi dari suatu software aplikasi di sebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu software aplikasi di komputer lain. Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masingmasing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik. Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh the International Standards Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju standarisasi protocol internasional yang digunakan pada berbagai layer . Model ini disebut ISO OSI (Open System Interconnection) Reference Model karena model ini ditujukan bagi pengkoneksian open system. Open System dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem lainnya.

Gambar 2.1 Struktur layer OSI

Model OSI memiliki tujuh layer. Prinsip-prinsip yang digunakan bagi ketujuh layer tersebut adalah : 1. Sebuah layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda. 2. Setiap layer harus memiliki fungsi-fungsi tertentu. 3. Fungsi setiap layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan ketentuan standar protocol internasional. 4. Batas-batas layer diusahakan agar meminimalkan aliran informasi yang melewati interface. 5. Jumlah layer harus cukup banyak, sehingga fungsi-fungsi yang berbeda tidak perlu disatukan dalam satu layer diluar keperluannya. Akan tetapi jumlah layer juga harus diusahakan sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak menjadi sulit dipakai. 2.1.1 Karakteristik Lapisan OSI Ke tujuh lapisan dari model referensi OSI dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah. Lapisan atas dari model OSI berurusan dengan persoalan aplikasi dan pada umumnya diimplementasi hanya pada software. Lapisan tertinggi (lapisan aplikasi) adalah lapisan penutup sebelum ke pengguna (user), keduanya, pengguna dan lapisan aplikasi saling berinteraksi proses dengan software aplikasi yang berisi sebuah komponen komunikasi. Istilah lapisan atas kadang-kadang digunakan untuk menunjuk ke beberapa lapisan atas dari lapisan lapisan yang lain di model OSI. Lapisan bawah dari model OSI mengendalikan persoalan transport data. Lapisan fisik dan lapisan data link diimplementasikan ke dalam hardware dan software. Lapisan-lapisan bawah yang lain pada umumnya hanya

diimplementasikan dalam software. Lapisan terbawah, yaitu lapisan fisik adalah lapisan penutup bagi media jaringan fisik (misalnya jaringan kabel), dan sebagai penanggung jawab bagi penempatan informasi pada media jaringan.

2.1.1.1 Physical layer Physical Layer berfungsi dalam pengiriman raw bit ke channel komunikasi. Masalah desain yang harus diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit pula, dan bukan 0 bit. Pertanyaan yang timbul dalam hal ini adalah : berapa volt yang perlu digunakan untuk menyatakan nilai 1? dan berapa volt pula yang diperlukan untuk angka 0?. Diperlukan berapa mikrosekon suatu bit akan habis? Apakah transmisi dapat diproses secara simultan pada kedua arahnya? Berapa jumlah pin yang dimiliki jaringan dan apa kegunaan masing-masing pin? Secara umum masalahmasalah desain yang ditemukan di sini berhubungan secara mekanik, elektrik dan interface prosedural, dan media fisik yang berada di bawah physical.

2.1.1.2 Data link layer Tugas utama data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan kenetwork layer, data link layer melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian data link layer mentransmisikan frame tersebut secara berurutan, dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena physical layer menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada data link layer-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khPT PIMs ke awal dan akhir frame. Bila secara insidental pola-pola bit ini bisa ditemui pada data, maka diperlukan perhatian khPT PIMs untuk menyakinkan bahwa pola tersebut tidak secara salah dianggap sebagai batas-batas frame. Terjadinya noise pada saluran dapat merusak frame. Dalam hal ini, perangkat lunak data link layer pada mesin sumber dapat mengirim kembali frame yang rusak tersebut. Akan tetapi transmisi frame sama secara berulang-ulang bisa

menimbulkan

duplikasi

frame.

Frame

duplikat

perlu

dikirim

apabila

acknowledgement frame dari penerima yang dikembalikan ke pengirim telah hilang. Tergantung pada layer inilah untuk mengatasi masalah-masalah yang disebabkan rusaknya, hilangnya dan duplikasi frame. Data link layer menyediakan beberapa kelas layanan bagi network layer. Kelas layanan ini dapat dibedakan dalam hal kualitas dan harganya. Masalah-masalah lainnya yang timbul pada data link layer (dan juga sebagian besar layer-layer di atasnya) adalah mengusahakan kelancaran proses pengiriman data dari pengirim yang cepat ke penerima yang lambat. Mekanisme pengaturan lalu-lintas data harus memungkinkan pengirim mengetahui jumlah ruang buffer yang dimiliki penerima pada suatu saat tertentu. Seringkali pengaturan aliran dan penanganan error ini dilakukan secara terintegrasi. Saluran yang dapat mengirim data pada kedua arahnya juga bisa menimbulkan masalah. Sehingga dengan demikian perlu dijadikan bahan pertimbangan bagi software data link layer. Masalah yang dapat timbul di sini adalah bahwa frame-frame acknoeledgement yang mengalir dari A ke B bersaing saling mendahului dengan aliran dari B ke A. 2.1.1.3 Network layer Network layer berfungsi untuk pengendalian operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Route dapat didasarkan pada table statik yang dihubungkan ke network. Route juga dapat ditentukan pada saat awal percakapan misalnya session terminal. Terakhir, route dapat juga sangat dinamik, dapat berbeda bagi setiap paketnya. Oleh karena itu, route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu. Bila pada saat yang sama dalam sebuah subnet terdapat terlalu banyak paket, maka ada kemungkinan paket-paket tersebut tiba pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bottleneck. Pengendalian kemacetan seperti itu juga merupakan tugas network layer. Karena operator subnet mengharap bayaran yang baik atas tugas pekerjaannya. Seringkali terdapat

beberapa fungsi accounting yang dibuat pada network layer. Untuk membuat informasi tagihan, setidaknya software mesti menghitung jumlah paket atau karakter atau bit yang dikirimkan oleh setiap pelanggannya. Accounting menjadi lebih rumit, bilamana sebuah paket melintasi batas negara yang memiliki tarip yang berbeda. Perpindahan paket dari satu jaringan ke jaringan lainnya juga dapat menimbulkan masalah yang tidak sedikit. Cara pengalamatan yang digunakan oleh sebuah jaringan dapat berbeda dengan cara yang dipakai oleh jaringan lainnya. Suatu jaringan mungkin tidak dapat menerima paket sama sekali karena ukuran paket yang terlalu besar. Protokolnyapun bias berbeda pula, demikian juga dengan yang lainnya. Network layer telah mendapat tugas untuk mengatasi semua masalah seperti ini, sehingga memungkinkan jaringan-jaringan yang berbeda untuk saling terinterkoneksi. 2.1.1.4 Transport layer Fungsi dasar transport layer adalah menerima data dari session layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke network layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar. Selain itu, semua hal tersebut harus dilaksanakan secara efisien, dan bertujuan dapat melindungi layer-layer bagian atas dari perubahan teknologi hardware yang tidak dapat dihindari. Dalam keadaan normal, transport layer membuat koneksi jaringan yang berbeda bagi setiap koneksi transport yang diperlukan oleh session layer. Bila koneksi transport memerlukan throughput yang tinggi, maka transport layer dapat membuat koneksi jaringan yang banyak. Transport layer membagi-bagi pengiriman data ke sejumlah jaringan untuk meningkatkan throughput. Di lain pihak, bila pembuatan atau pemeliharaan koneksi jaringan cukup mahal, transport layer dapat menggabungkan beberapa koneksi transport ke koneksi jaringan yang sama. Hal tersebut dilakukan untuk membuat penggabungan ini tidak terlihat oleh session layer.

Transport layer juga menentukan jenis layanan untuk session layer, dan pada gilirannya jenis layanan bagi para pengguna jaringan. Jenis transport layer yang paling populer adalah saluran error-free point to point yang meneruskan pesan atau byte sesuai dengan urutan pengirimannya. Akan tetapi, terdapat pula jenis layanan transport lainnya. Layanan tersebut adalah transport pesan terisolasi yang tidak menjamin urutan pengiriman, dan membroadcast pesan-pesan ke sejumlah tujuan. Jenis layanan ditentukan pada saat koneksi dimulai. Transport layer merupakan layer end to end sebenarnya, dari sumber ke tujuan. Dengan kata lain, sebuah program pada mesin sumber membawa percakapan dengan program yang sama dengan pada mesin yang dituju. Pada layer-layer bawah, protokol terdapat di antara kedua mesin dan mesin-mesin lain yang berada didekatnya. Protokol tidak terdapat pada mesin sumber terluar atau mesin tujuan terluar, yang mungkin dipisahkan oleh sejumlah router. Perbedaan antara layer 1 sampai 3 yang terjalin, dan layer 4 sampai 7 yang end to end. Sebagai tambahan bagi penggabungan beberapa aliran pesan ke satu channel, transport layer harus hati-hati dalam menetapkan dan memutuskan koneksi pada jaringan. Proses ini memerlukan mekanisma penamaan, sehingga suatu proses pada sebuah mesin mempunyai cara untuk menerangkan dengan siapa mesin itu ingin bercakap-cakap. Juga harus ada mekanisme untuk mengatur arus informasi, sehingga arus informasi dari host yang cepat tidak membanjiri host yang lambat. Mekanisme seperti itu disebut pengendalian aliran dan memainkan peranan penting pada transport layer (juga pada layer-layer lainnya). Pengendalian aliran antara host dengan host berbeda dengan pengendalian aliran router dengan router. Kita akan mengetahui nanti bahwa prinsip-prinsip yang sama digunakan untuk kedua jenis pengendalian tersebut. 2.1.1.5 Session layer Session layer mengijinkan para pengguna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya. Sebuah session selain memungkinkan transport data biasa, seperti yang dilakukan oleh transport layer, juga menyediakan layanan yang

10

istimewa untuk aplikasi-aplikasi tertentu. Sebuah session digunakan untuk memungkinkan seseorang pengguna log ke remote timesharing system atau untuk memindahkan file dari satu mesin kemesin lainnya. Sebuah layanan session layer adalah untuk melaksanakan pengendalian dialog. Session dapat memungkinkan lalu lintas bergerak dalam bentuk dua arah pada suatu saat, atau hanya satu arah saja. Jika pada satu saat lalu lintas hanya satu arah saja (analog dengan rel kereta api tunggal), session layer membantu untuk menentukan giliran yang berhak menggunakan saluran pada suatu saat. Layanan session di atas disebut manajemen token. Untuk sebagian protokol, adalah penting untuk memastikan bahwa kedua pihak yang bersangkutan tidak melakukan operasi pada saat yang sama. Untuk mengatur aktivitas ini, session layer menyediakan token-token yang dapat digilirkan. Hanya pihak yang memegang token yang diijinkan melakukan operasi kritis. Layanan session lainnya adalah sinkronisasi. Ambil contoh yang dapat terjadi ketika mencoba transfer file yang berdurasi 2 jam dari mesin yang satu ke mesin lainnya dengan kemungkinan mempunyai selang waktu 1 jam antara dua crash yang dapat terjadi. Setelah masing-masing transfer dibatalkan, seluruh transfer mungkin perlu diulangi lagi dari awal, dan mungkin saja mengalami kegagalan lain. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah ini, session layer dapat menyisipkan tanda tertentu ke aliran data. Karena itu bila terjadi crash, hanya data yang berada sesudah tanda tersebut yang akan ditransfer ulang. 2.1.1.6 Presentation layer Pressentation layer melakukan fungsi-fungsi tertentu yang diminta untuk menjamin penemuan sebuah penyelesaian umum bagi masalah tertentu. Pressentation Layer tidak mengijinkan pengguna untuk menyelesaikan sendiri suatu masalah. Tidak seperti layer-layer di bawahnya yang hanya melakukan pemindahan bit dari satu tempat ke tempat lainnya, presentation layer memperhatikan syntax dan semantik informasi yang dikirimkan. Satu contoh layanan pressentation adalah encoding data. Kebanyakan pengguna tidak memindahkan string bit biner yang random. Para pengguna saling bertukar data

11

sperti nama orang, tanggal, jumlah uang, dan tagihan. Item-item tersebut dinyatakan dalam bentuk string karakter, bilangan interger, bilangan floating point, struktur data yang dibentuk dari beberapa item yang lebih sederhana. Terdapat perbedaan antara satu komputer dengan komputer lainnya dalam memberi kode untuk menyatakan string karakter (misalnya, ASCII dan Unicode), integer (misalnya komplemen satu dan komplemen dua), dan sebagainya. Untuk memungkinkan dua buah komputer yang memiliki presentation yang berbeda untuk dapat berkomunikasi, struktur data yang akan dipertukarkan dapat dinyatakan dengan cara abstrak, sesuai dengan encoding standard yang akan digunakan pada saluran. Presentation layer mengatur data-struktur abstrak ini dan mengkonversi dari representation yang digunakan pada sebuah komputer menjadi representation standard jaringan, dan sebaliknya. 2.1.1.7 Application layer Lapis fisik berkomunikasi langsung dengan berbagai jenis media komunikasi yang sesungguhnya. Application layer terdiri dari bermacam-macam protokol. Misalnya terdapat ratusan jenis terminal yang tidak kompatibel di seluruh dunia. Ambil keadaan dimana editor layar penuh yang diharapkan bekerja pada jaringan dengan bermacam-macam terminal, yang masing-masing memiliki layout layar yang berlainan, mempunyai cara urutan penekanan tombol yang berbeda untuk penyisipan dan penghapusan teks, memindahkan sensor dan sebagainya. Suatu cara untuk mengatasi masalah seperti di ata, adalah dengan menentukan terminal virtual jaringan abstrak, serhingga editor dan programprogram lainnya dapat ditulis agar saling bersesuaian. Untuk menangani setiap jenis terminal, satu bagian software harus ditulis untuk memetakan fungsi terminal virtual jaringan ke terminal sebenarnya. Misalnya, saat editor menggerakkan cursor terminal virtual ke sudut layar kiri, software tersebut harus mengeluarkan urutan perintah yang sesuai untuk mencapai cursor tersebut. Seluruh software terminal virtual berada pada application layer. Fungsi application layer lainnya adalah pemindahan file. Sistem file yang satu dengan

12

yang lainnya memiliki konvensi penamaan yang berbeda, cara menyatakan barisbaris teks yang berbeda, dan sebagainya. Perpindahan file dari sebuah sistem ke system lainnya yang berbeda memerlukan penanganan untuk mengatasi adanya ketidakkompatibelan ini. Tugas tersebut juga merupakan pekerjaan appication layer, seperti pada surat elektronik, remote job entry, directory lookup, dan berbagai fasilitas bertujuan umum dan fasilitas bertujuan khPT PIMs lainnya. 2.2 Teknologi jaringan area luas (WAN) Wide Area Network (WAN) merupakan sistem jaringan yang

menghubungkan antar jaringan LAN. Sistem jaringan WAN beroperasi dengan tidak dibatasi oleh masalah geografis. Dalam sistem jaringan WAN, kita dapat mengakses resources yang bukan milik kita sendiri. Agar dapat mengakses resources tersebut kita membutuhkan penyedia layanan jaringan WAN yang mampu menyediakan suatu jaringan WAN, misal jaringan telepon (PSTN). Itulah yang membedakan teknologi LAN dengan WAN, dimana untuk bisa menggunakan teknologi WAN kita harus menyewa fasilitas pihak penyedia layanan. Teknologi jaringan WAN dapat menggunakan berbagai jenis koneksi yang berbeda. Koneksi-koneksi itu dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Jenis-jenis koneksi WAN

13

Jenis- jenis koneksi WAN tersebut adalah: 1. Leased Line, yang disebut juga dengan istilah titik-ke-titik (point-topoint) atau koneksi dedicated. Koneksi leased-line tidak memerlukan proses call setup terlebih dahulu ketika hendak mengirimkan data antar DTE. Mekanisme pengiriman pada koneksi ini dilakukan secara synchronous serial. 2. Circuit Switching yaitu jenis koneksi dimana prosedur call setup harus dilakukan terlebih dahulu sebelum pengiriman data. PSTN merupakan contoh sistem jaringan yang menerapkan koneksi circuit switching. Mekanisme pengiriman dapat dilakukan secara asynchronous serial. 3. Packet switching adalah metode switching WAN yang memungkinkan pengguna untuk berbagi bandwidth guna menghemat biaya. Teknologi ini merupakan pengembangan dari teknologi leased line. Mekanisme pengiriman pada koneksi ini dilakukan secara synchronous serial. 2.2.1 Protokol WAN Saat ini terdapat beberapa jenis protokol yang digunakan untuk menyediakan mekanisme pengiriman data melalui jaringan WAN. Beberapa diantaranya adalah: 1. Frame Relay Frame relay adalah sebuah teknologi packet-switched yang mendefinisikan proses pengiriman data melalui sebuah jaringan data publik, dengan spesifikasi lapis data link dan lapis fisik. Frame relay adalah penerus dari X.25 yang dulu banyak digunakan untuk melakukan kompensasi terhadap physical error. Frame relay dapat lebih efektif dari segi biaya dibandingkan sambungan pont-to-point, dapat berjalan pada kecepatan 64 Kbps dan dapat mencapai 45 Mbps. Frame relay menyediakan fungsifungsi tambahan untuk alokasi bandwidth dinamis dan pengendalian kongesti.

14

2. ISDN (Integrated Services Digital Network) ISDN merupakan serangkaian protokol yang dapat membawa data dalam bentuk teks, suara, grafik, dan video secara simultan, serta didesain pada jaringan telepon publik. Pada ISDN, proses call setup dan transfer data lebih cepat dibandingkan oleh sambungan dial up. 3. LAPB (Link Acces Procedure Balanced) LAPB diciptakan untuk menjadi sebuah protokol connection-oriented pada lapis data link untuk digunakan dengan X.25. LAPB juga dapat digunakan sebagai tranport data link yang sederhana. 4. HDLC (High-Level Data-Link Control) HDLC dikembangkan dari Syncronous Data Link Control (SDLC) yang diciptakan ooeh IBM sebagai sebuah protokol koneksi data link. 5. PPP (Point-to-Point) PPP merupakan protokol data link yang dapat digunakan pada media asynchronous serial. PPP pada dasarnya merupakan pengembangan dari protokol Serial Line Interface Protocol (SLIP), yakni sebuah protokol standar point to point yang menggunakan protokol TCP/IP. 6. ATM (Asyncronous Transfer Mode) ATM diciptakan untuk lalu lintas data yang sensitif terhadap waktu, menyediakan transmisi suara, video, dan data yang serentak. ATM menggunakan cell yang panjangnya 53 byte. 2.2.2 Pengkabelan WAN Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam menghubungkan jaringan WAN. Koneksi WAN yang umum digunakan adalah leased line yang dedicated yang menggunakan HDLC, PPP, ISDN, dan Frame Relay. Kecepatan rata-ratanya adalah 2,4 Kbps sampai 45 Mbps. 1. Transmisi Serial Konektor serial WAN menggunakan transmisi serial, di mana bit data yang dikirimkan satu per satu melewati sebuah saluran tunggal. Konektor serial yang tersedia antara lain:

15

a. b. c. d. e.

EIA/TIA-232 EIA/TIA-449 V.35 (digunakan untuk menghubungkan CSU/DSU) X.21 (digunakan di X.25) EIA-530

2. Interface Fixed dan Modular Beberapa router yang dijual Cisco memiliki interface yang tetap (fixed), sedangkan yang lain modular. Router yang fixed, misalnya seri 2500 namun router seri 1600, 1700, 2600, 3600, dan seri yang lebih tinggi sudah modular. 2.3 Alamat IP (IP address) Alamat IP merupakan bilangan yang digunakan sebagai pengenal bagi tiap-tiap mesin yang berada pada jaringan IP. Pengalamatan IP digunakan untuk mengetahui lokasi spesifik dari alat di dalam sebuah jaringan. Alamat IP adalah alamat software yang terpatri ke dalam Network Interface Card (NIC) dan digunakan untuk menemukan host pada jaringan lokal. Pengalamatan IP didesain untuk memungkinkan sebuah host berkomunikasi dengan host lain pada jaringan yang berbeda, tanpa mempedulikan tipe dari LAN yang digunakan oleh host yang berpartisipasi. 2.3.1 Format alamat IP Alamat IP terdiri atas 32 bit informasi. Bit ini terbagi menjadi empat bagian, yang dikenal sebagai oktet atau byte, dimana masing-masing terdiri atas 1 byte (8bit). Pengalamatan IP dapat dilakukan dengan tiga metode, yakni: a. Dotted-decimal, seperti 172.16.30.56 b. Binner, seperti 10101100.00011110.00111000 c. Heksadesimal, seperti AC.10.1E.38 2.3.2 Alamat jaringan Alamat jaringan (yang juga bisa disebut sebagai nomor jaringan) memberikan identifikasi unik untuk setiap jaringan. Setiap mesin pada jaringan

16

yang sama menggunakan alamat jaringan yang sama sebagai bagian dari alamat IP. Sebagai contoh, jika alamat IP adalah 172.16.30.56 maka alamat jaringannya adalah 172.16. Alamat node memberikan identifikasi secara unik pada setiap mesin di dalam jaringan. Bagian dari alamat ini haruslah unik karena alamat node mengidentifikasikan sebuah mesin tertentu. Alamat node disebut juga dengan alamat host. Sebagai contoh, jika alamat IP adalah 172.16.30.56 maka alamat node adalah 30.56. Membagi sebuah alamat IP menjadi alamat jaringan dan node ditentukan oleh kelas jaringan. Kelas jaringan terdiri atas tiga kelas yaitu: 1. Kelas jaringan A Jaringan kelas A didefinisikan pada oktet pertama antara 0 dan 127, dan tidak bisa kurang atau lebih. 2. Kelas jaringan B Jaringan kelas B didefinisikan pada oktet pertama antara 128 dan 191. 3. Kelas jaringan C Jaringan kelas C diidentifikasikan pada oktet pertama antara 192 dan 223. 4. Kelas jaringan D dan E Alamat diantara 244 dan 255 dicadangkan untuk jaringan kelas D dan E. Kelas D (range antara 224-239) digunakan sebagai alamat multicast dan kelas E (range antara 240-255) hanya digunakan untuk penelitian. Ada beberapa alamat IP dicadangkan untuk kebutuhan khPT PIMs, jadi administrator jaringan tidak akan bisa memberikan alamat ini ke node. Beberapa alamat IP ini antara lain: 1. Alamat node semuanya 0 diartikan alamat jaringan atau semua host pada jaringan spesifik. 2. Alamat node semuanya 1 diartikan semua node pada jaringan spesifik; sebagai contoh, 128.2.255.255 artinya semua node pada jaringan 128.2 (alamat kelas B).

17

3. Seluruh alamat IP di set 0 digunakan oleh router Cisco untuk menunjukkan rute default. 4. Seluruh alamat IP di set 1 (sama dengan 255.255.255.255) berarti broadcast ke semua node pada current network (network yang sedang aktif). Terkadang disebut broadcast terbatas. 2.3.2.1 Alamat kelas A Di dalam jaringan kelas A, byte pertama digunakan untuk menunjukkan alamat jaringan, dan tiga byte sisanya digunakan untuk alamat node. Formatnya adalah network.node.node.node. Sebagai contoh jika alamat IP adalah 49.22.102.70, maka angka 49 menunjukkan alamat jaringan, dan 22.102.70 menunjukkan alamat node. 1. Host ID kelas A yang Sah Berikut ini contoh cara menentukan host ID yang sah dalam pengalamatan jaringan kelas A yaitu: a. Semua bit host off, menunjukkan alamat jaringan:10.0.0.0 b. Semua bit host on, menunjukkan alamat broadcast:10.255.255.255 Maka host yang sah adalah host dengan angka diantara alamat jaringan dan alamat broadcast yaitu 10.0.0.1 sampai 10.255.255.254. 2.3.2.2 Alamat kelas B Pada jaringan kelas B, dua byte pertama menunjukkan alamat jaringan dan dua byte selebihnya digunakan untuk alamat node. Formatnya yaitu: network.network.node.node. 1. Host ID Kelas B yang Sah Berikut ini contoh cara menentukan host ID yang sah di dalam pengalamatan jaringan kelas B yaitu: a. Semua bit host off, menunjukkan alamat jaringan: 172.16.0.0. b. Semua bit host on, menunjukkan alamat broadcast: 172.16.255.255. Host yang sah host dengan angka di antara alamat jaringan dan broadcast: 172.16.0.1 sampai 172.16.255.254.

18

2.3.2.3 Alamat kelas C Tiga byte pertama dari pengalamatan jaringan kelas C digunakan alamat jaringan, dengan hanya menyisakan satu byte kecil untuk alamat node. Formatnya yaitu: network.network.network.node. 1. Host ID Kelas C yang Sah Berikut ini contoh cara menentukan host ID yang sah di dalam pengalamatan jaringan kelas C yaitu: a. b. Semua bit host off, menunjukkan alamat jaringan: 192.168.100.0. Semua bit host on, menunjukkan alamat broadcast: 192.168.100.255

Host yang sah yaitu host dengan angka di antara alamat jaringan dan alamat broadcast: 192.168.100.1 sampai 192.168.100.254 2.4 Subnetting Subnetting merupakan sebuah teknik peminjaman bagian host untuk dijadikan bagian jaringan, yang berakibat memperbanyak jumlah subnet dan memperkecil jumlah host. Ada beberapa alasan untuk melakukan subnetting, yakni: 1. Mengurangi lalu lintas jaringan. Sebuah host agar dapat berkomunikasi dengan host yang memiliki alamat jaringan berbeda diperlukan sebuah router. Dengan router, semua lalu lintas akan tetap tinggal di jaringan lokal; hanya paket yang ditujukan untuk jaringan lain yang akan melalui router. 2. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan. Ini adalah hasil dari berkurangnya lalu lintas jaringan. 3. Menyederhanakan pengelolaan. Menjadi lebih mudah mengidentifikasi dan mengisolasi masalah-masalah di sebuah kumpulan jaringan-jaringan yang lebih kecil dan saling berhubungan. 4. Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh. Dengan menghubungkan banyak jaringan yang lebih kecil akan membuat sistem lebih efisien.

19

Untuk membuat subnet dilakukan pengambilan bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP dan me-reverse atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Jadi semakin banyak jumlah subnet maka semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host-host. 2.4.1 Subnet mask Agar perencanaan alamat subnet bekerja, semua mesin di jaringan harus tahu bagian mana dari alamat host yang akan digunakan sebagai alamat subnet. Ini dilakukan dengan menetapkan sebuah subnet mask untuk setiap mesin. Sebuah subnet mask adalah sebuah nilai 32-bit yang memungkinkan penerima paket IP membedakan bagian ID (identifikasi) jaringan dari sebuah alamat IP dengan bagian ID host dari alamat IP tersebut. Administrator jaringan menciptakan sebuah subnet mask 32-bit yang terdiri dari bit 1 dan 0. Bit 1 di subnet mask mewakili posisi yang ditempati oleh alamat jaringan atau subnet tersebut. Tabel 2.1 memperlihatkan subnet mask yang default untuk kelas A, B dan C. Tabel 2.1 Subnet Mask Default Kelas A B C Format NET.HOST.HOST.HOST NET.NET.HOST.HOST NET.NET.NET.HOST Subnet mask default 255.0.0.0 255.255.0.0 255.255.255.0

2.5

Pengenalan Cisco IOS Cisco Internetwork Operating System (IOS) adalah kernel (inti) dari router

Cisco dan sebagian besar switch. Kernel adalah bagian dasar yang tidak dapat dipisahkan dari sistem operasi yang mengalokasikan sumber daya dan mengatur seperti interface low-level hardware dan keamanan. Hampir semua router Cisco berjalan dengan IOS yang sama. Cisco IOS diciptakan untuk memberikan layanan network dan

memungkinkan aplikasi jaringan. Berikut ini adalah beberapa hal penting yang menjadi tanggung jawab IOS router Cisco antara lain:

20

1. Membawa protokol jaringan dan fungsinya. 2. Menghubungkan lalu lintas high-speed antarperalatan. 3. Menambahkan keamanan ke controll access dan menghentikan pemakaian jaringan oleh yang tidak berhak. 4. Menyediakan skalabilitas untuk kemudahan berkembangnya jaringan dan redundancy. 5. Menyediakan reabilitas jaringan untuk koneksi ke sumber daya jaringan (network resource). 2.5.1 Mode atau tingkat akses dalam Cisco IOS Cisco IOS terdiri dari beberapa mode atau tingkat akses. Mode atau tingkat aksesnya antara lain: 1. User EXEC Mode User EXEC mode merupakan mode Cisco IOS yang terluar. Mode ini ditandai dengan tanda: Router> Perintah-perintah yang terdapat dalam User EXEC mode sangat terbatas dan user cenderung hanya bisa menggunakan perintah-perintah untuk melakukan verifikasi, itupun tidak seluruhnya bisa dilakukan dari user mode. Untuk keluar dari user mode dapat dilakukan dengan perintah logout, seperti berikut: Router>logout 2. Priviledge EXEC Mode Mode priviledge memiliki lebih banyak perintah dibanding user mode. Semua perintah yang terdapat pada user mode dapat dilakukan dari priviledge mode. Priviledge mode dapat dimasuki lewat user mode dengan menggunakan perintah enable seperti berikut: Router> Router>enable Router#

21

Untuk keluar dari priviledge mode dapat dilakukan dengan perintah disable atau exit seperti berikut: Router#disable Router> 3. Global Configuration Mode Perintah-perintah yang terdapat dalam mode ini merupakan perintah konfigurasi umum yang berlaku untuk sebuah router. Mode ini dapat dimasuki dari priviledge mode dengan menggunakan perintah configure terminal seperti berikut: Router#configure terminal Router(config)# Untuk kembali ke mode priviledge dapat dilakukan dengan menjalankan perintah exit. 2.5.2 Perintah-perintah status Router Status router dapat dilihat dengan menggunakan perintah show. Beberapa perintah show yang biasa digunakan untuk verifikasi antara lain: 1. Show flash, digunakan untuk menampilkan nama file IOS yang terdapat di flash memory. 2. Show version, digunakan untuk menampilkan versi IOS yang sedang digunakan. 3. Show protocols, menampilkan protokol-protokol yang digunakan oleh router. 4. Show running-config, menampilkan isi konfigurasi yang sedang berjalan dan terdapat di RAM. 5. Show startup-config, menampilkan isi file konfigurasi cadangan yang terdapat di NVRAM. Isi dari startup-config sama dengan isi runningconfig jika isi running-config tidak mengalami perubahan. 6. Show ip route, menampilkan isi tabel routing. 7. how interfaces, menampilkan status dari interface yang terdapat di router.

22

2.6

Routing IP Routing IP adalah proses memindahkan paket dari satu jaringan ke

jaringan lain menggunakan router-router. 2.6.1 Tabel Routing Fungsi utama router adalah meneruskan paket ke network tujuannya, yakni alamat IP tujuan dari paket tersebut. Untuk melakukannya, maka router perlu mencari informasi routing yang tersimpan dalam tabel routing-nya. Tipe informasi yang ada pada tabel routing antara lain : 1. Direct route yang didapat dari interface yang terpasang. 2. Indirect route yang dapat dicapai melalui sebuah atau beberapa gateway. 3. Default route yang merupakan arah akhir apabila tidak bisa terhubung melalui direct maupun indirect route. Tabel routing adalah sebuah catatan data dalam RAM untuk menyimpan informasi route tentang remote network dan network yang terhubung langsung (directly connected network). Tabel routing terdiri dari kumpulan network/next hop. Kumpulan tersebut memberitahu router bahwa network tujuan dapat dicapai secara optimal dengan mengirim paket ke router yang spesifik yang merupakan langkah selanjutnya dalam perjalanan ke tujuan akhir. Kumpulan next hop dapat juga menjadi exit interface ke tujuan akhir. Kumpulan network/exit interface bisa juga merepresentasikan alamat network tujuan dari paket IP. Kumpulan tersebut terdapat dalam router network yang terhubung secara langsung. Network yang terhubung langsung adalah network yang terpasang secara langsung ke satu dari interface router. Ketika interface router dikonfigurasi dengan alamat IP dan subnet mask, interface menjadi sebuah host dalam jaringan tersebut. Alamat network dan subnet mask dari interface, bersama dengan nomor dan tipe interface, memasuki tabel routing sebagai network yang terhubung langsung. Ketika router meneruskan paket kepada sebuah host, seperti sebuah web server, maka host tersebut berada pada network yang sama sebagai router network yang terhubung langsung.

23

2.6.2

Dasar-dasar Routing Setelah terbentuk internetwork dengan mengkoneksikan WAN dan LAN

ke sebuah router, maka perlu dilakukan konfigurasi alamat jaringan logikal seperti alamat IP untuk semua host pada internetwork sehingga mereka dapat berkomunikasi melalui internetwork tersebut. Istilah routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat dan mengirimkannya melalui jaringan ke alat lain di sebuah jaringan yang berbeda. Router tidak peduli dengan host, router hanya memperhatikan tentang jaringan dan jalur terbaik ke setiap jaringan. Alamat jaringan logikal dari host tujuan digunakan untuk menyampaikan paket ke sebuah jaringan melalui sebuah jaringan yang routed (jaringan yang terhubung ke satu atau beberapa jaringan melalui satu atau beberapa route), kemudian alamat hardware dari host digunakan untuk mengirimkan paket dari router ke host tujuan yang benar. Router melakukan routing lalu lintas data ke semua jaringan dalam internetwork. Agar bisa dilakukan routing paket, maka sebuah router harus mengetahui hal-hal berikut: 1. Alamat tujuan 2. Router-router tetangga, dimana sebuah router bisa mempelajari tentang network remote. 3. Route yang mungkin ke semua network remote. 4. Route terbaik untuk setiap network remote. 5. Bagaimana menjaga dan memverifikasi informasi routing. Router mempelajari tentang network-network remote dari router-router tetangga atau dari seorang administrator. Router kemudian akan membuat sebuah tabel routing yang menggambarkan bagaimana menemukan network-network remote. Sebuah router hanya dapat mengirimkan paket-paket ke network yang sudah terdaftar pada tabel routing. Jika router menerima sebuah paket untuk sebuah network yang tidak terdaftar pada tabel routing, maka router akan membuangnya.

24

2.6.3

Protokol Routing Protokol routing bertujuan mencari jalan tersingkat untuk mencapai

tujuan. Sebuah protokol routing digunakan oleh router untuk secara dinamis menemukan sebuah jaringan di sebuah internetwork dan memastikan bahwa semua router memiliki tabel routing yang sama. Ada beberapa cara untuk mengkonfigurasi tabel routing sehingga paket dapat diteruskan ke network lain. Dengan memahami jenis-jenis routing yang berbeda akan membantu

mendapatkan solusi yang terbaik. Jenis-jenis routing tersebut adalah: 1. Routing statis 2. Routing default 3. Routing dinamis 2.6.3.1 Routing Statis Routing statis terjadi jika penambahan route-route di tabel routing dari setiap router dilakukan secara manual. Routing statis memiliki keuntungan sebagai berikut: 1. Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router, yang berarti dapat membeli router yang lebih murah. 2. Tidak ada bandwidth yang digunakan diantara router, yang berarti mungkin dapat menghemat uang untuk link WAN. 3. Routing statis menambah keamanan karena administrator dapat memilih untuk mengizinkan akses routing ke network tertentu saja. Routing statis juga mempunyai kerugian-kerugian, yakni: 1. Administrator benar-benar harus memahami internetwork dan bagaimana setiap router dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasi router dengan benar. 2. Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork, maka administrator harus menambahkan sebuah route ke semua router secara manual. 3. Routing statis tidak sesuai untuk network-network yang besar karena menjaganya akan menjadi sebuah pekerjaan yang lama.

25

2.6.3.2 Routing Default Routing default digunakan untuk mengirimkan paket-paket ke seluruh network tujuan yang remote yang tidak ada di tabel routing ke router hop berikutnya. Routing default hanya dapat digunakan pada network-network stub, yaitu network yang hanya memiliki satu jalur keluar (exit path) dari network itu. Untuk mengkonfigurasi sebuah route default dapat digunakan wildcards di alamat network dan lokasi mask dari sebuah route statis. Bahkan sebenarnya sebuah route default dapat dianggap sebagai sebuah route statis yang menggunakan wildcards ketimbang informasi network dan mask. 2.6.3.3 Routing Dinamis Protokol routing adalah gabungan dari proses, algoritma, dan pesan yang digunakan untuk pertukaran informasi dan mengisi tabel routing dengan jalur terbaik pilihan protokol routing. Satu dari keuntungan menggunakan protokol routing dinamis adalah bahwa router bertukar informasi routing bahkan ketika terjadi perubahan topologi. Pertukaran ini mengizinkan router secara otomatis mempelajari tentang network baru dan juga menemukan jalur alternatif ketika link ke network yang ada mengalami kegagalan. Protokol routing dinamis membutuhkan lebih sedikit overhead

administrative dibanding routing statis. Tapi bagaimanapun, biaya penggunaan protokol routing dinamis sebagian digunakan untuk operasi protokol termasuk waktu CPU dan bandwidth pada link network. Untuk merepresentasikan jarak, routing dinamis menggunakan nilai metrik. Parameter-paramater yang biasa digunakan untuk menghasilkan sebuah nilai metrik, diantaranya adalah: 1. Hop count, berdasarkan pada banyaknya router yang dilewati. 2. Ticks, berdasarkan waktu yang diperlukan dengan satuan waktu ticks. 3. Cost, berdasarkan pada perbandingan sebuah nilai patokan standar dengan bandwidth yang tersedia.

26

Protokol routing dinamis dapat diklasifikasikan menjadi Interior Gateway Protocol (IGP) dan Exterior Gateway Protocol (EGP). Interior Gateway Protocol (IGP) dapat diklasifikasikan dalam tiga kelas, yakni: 1. Distance vector. Protokol distance-vector menemukan jalur terbaik ke sebuah network remote dengan menilai jarak. Setiap kali sebuah paket melalui sebuah router disebut sebagai sebuah hop. Route dengan hop yang paling sedikit ke network yang dituju, akan menjadi route yang terbaik. Vektor menunjukkan arah ke network remote. Baik RIP dan IGRP adalah protokol routing jenis distance vector. RIP dan IGRP mengirimkan semua tabel routing ke router-router tetangga yang terhubung secara langsung. 2. Link state. Pada protokol link-state atau yang disebut juga protokol shortest-path-first, setiap router akan menciptakan tiga buah tabel terpisah. Satu dari tabel ini mencatat perubahan dari jaringan-jaringan yang terhubung secara langsung, satu tabel lain menentukan topologi dari keseluruhan internetwork, dan tabel yang terakhir digunakan sebagai tabel routing. Router yang link-state mengetahui lebih banyak tentang internetwork dibandingkan semua jenis protokol routing yang distance vector. OSPF adalah sebuah routing protocol IP yang sepenuhnya linkstate. Protokol link-state mengirimkan update-update yang berisi status dari link mereka sendiri ke semua router lain di internetwork. 3. Hybrid. Protokol hybrid menggunakan aspek-aspek dari protokol routing jenis distance-vector dan jenis link-state (sebagai contoh adalah EIGRP). 2.7 Administrative Distance (AD) Administrative Distance (AD) digunakan untuk mengukur apa yang disebut dengan trustworthiness (ke-dapat dipercayaan) dari informasi routing yang diterima oleh sebuah router dari router tetangga. Sebuah administrative distance adalah sebuah bilangan bulat dari 0 sampai 255, dimana 0 adalah yang paling dapat dipercaya dan 255 berarti tidak ada lalu lintas data yang akan melalui router ini.

27

Jika sebuah router menerima dua update mengenai network remote yang sama, maka hal pertama yang dicek oleh router adalah AD. Jika satu dari route yang di-advertise (diumumkan oleh router lain) memiliki AD yang lebih rendah dari yang lain, maka route dengan AD terendah tersebut akan ditempatkan di tabel routing. Jika kedua route yang di-advertise memiliki AD yang sama, maka yang disebut metric dari protokol routing (misalnya jumlah hop atau bandwidth dari sambungan ) akan digunakan untuk menemukan jalur terbaik ke network remote. Route yang di-advertised dengan metrik terendah akan ditempatkan di tabel routing. Tetapi jika kedua router memiliki AD dan metrik yang sama, maka protokol routing akan melakukan load-balance (pengimbangan beban) ke network remote (yang berarti router akan mengirimkan paket melalui kedua link yang memiliki AD dan metrik yang sama tersebut). Administrative distance default yang digunakan oleh sebuah router Cisco untuk memutuskan route mana yang akan ditempuh menuju sebuah network remote diperlihatkan pada Tabel 2.2 Tabel 2.2 Administrative Distance Default Sumber Route Interface yang terhubung langsung Route statis EIGRP IGRP OSPF RIP External EIGRP Tidak diketahui (unknown) AD Default 0 1 90 100 110 120 170 255 (route ini tidak akan pernah digunakan)

Jika sebuah jaringan terhubung secara langsung, router akan selalu menggunakan interface yang terhubung ke jaringan itu. Jika seorang administrator mengkonfigurasi sebuah route statis, router akan lebih mempercayai route statis tersebut dibandingkan route dinamis yang dipelajari dari router lain. Administrative distance dapat diubah dari route statis, tetapi, secara default mereka memiliki AD 1. Jika terdapat sebuah route statis, route yang diumumkan

28

oleh RIP (RIP-advertised route), dan sebuah route yang diumumkan oleh IGRP (IGRP-advertised route), maka secara default, router akan selalu menggunakan route statis kecuali jika mengubah AD dari route statis tersebut.

29

BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI

3.1

Sejarah Singkat Perusahaan PT Pupuk Iskandar Muda atau dengan nama lain PT PIM adalah anak

perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang bergerak dibidang industri pupuk urea dan industri kimia lainnya, merupakan pabrik pupuk urea pertama di Indonesia yang dibangun oleh putra putri Indonesia dengan kontraktor nasional PT Rekayasa Industri, sebagai proyek berskala besar pertama yang dipercayakan Pemerintah kepada kontraktor nasional. Didirikan Berdasarkan Akte Notaris Soeleman Ardjasasmita SH No. 54 pada tanggal 24 Februari 1982, dengan nama PT Pupuk Iskandar Muda. Penetapan lokasi pembangunan pabrik PT PIM di Lhokseumawe Aceh Utara berdasarkan faktor kesediaan cadangan gas bumi sebagai sumber bahan baku, fasilitas water intake dan adanya sarana pelabuhan sebagai tempat bongkar muat peralatan pabrik, serta letak yang sangat strategis bagi negara tujuan ekspor.

Gambar 3.1 PT. Pupuk Iskandar Muda Pembangunan Pabrik PIM-1 selesai tahun 1984 dengan total investasi sebesar US$ 308,4 juta, sedangkan Pabrik PIM-2 selesai dibangun pada tahun 2005 dengan total investasi sebesar US$ 310,2 juta. Pabrik PT PIM terdiri dari : 30

Unit Pabrik Urea Prill (Pabrik Urea 1) dengan kapasitas produksi sebesar 570.000 ton/tahun, menggunakan teknologi Mitsui Toatsu Jepang.

Unit Pabrik Amonia (Pabrik Amonia 1) dengan kapasitas produksi sebesar 386.000 ton/tahun menggunakan teknologi Kellog Amerika.

Unit Pabrik Urea Granule ( Pabrik Urea 2 ) dengan kapasitas produksi sebesar 570.000 ton/tahun, menggunakan teknologi Toyo Acces dari Jepang.

Unit Pabrik Amonia (Pabrik Amonia 2) dengan kapasitas produksi sebesar 396.000 ton/tahun menggunakan teknologi Kellog Amerika. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,

berkaitan dengan perubahan modal sesuai dengan Akte Notaris B.R.AY. Mahyastoeti. Notonegoro, S.H. No. 01 tanggal 02 Januari 2012, Akte Notaris Lumassia, SH No. 10 tanggal 19 Januari 2012 dan Akte Notaris Lumassia, SH No. 02 tanggal 07 Februari 2012 yang dibuat berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 54 tanggal 22 Desember 2011, tentang penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Pupuk Iskandar Muda yang selanjutnya dialihkan seluruhnya ke dalam modal saham perusahaan perseroan (Persero) PT Pupuk Sriwidjaja, sehingga sPT PIMnan modal saham 99,99955% PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) dan 0,00045% Yayasan Kesejahteraan Karyawan (YKK) PT PIM. 3.2 Struktur Organisasi PT Pupuk Iskandar Muda Organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem dari aktifitas yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Dalam organisasi pembagian tugas adalah suatu keharusan, sesuai struktur organisasi dan job description dari masing-masing Kompartemen / Departemen sampai unit-unit terkecil dalam organisasi. Struktur organisasi dalam suatu perusahaan sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan perusahaan. Perusahaan yang berhasil dalam mencapai tujuannya tidak hanya tergantung pada sistem manajemen yang baik. Namun diperlukan stuktur organisasi yang fleksibel dan berkembang sesuai dengan kondisi yang dihadapi 31

perusahaan. Semua unsure organisasi perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik intern atau ekstern untuk mencapai kesatuan gerak secara sinergis yang disesuaikan dengan tugas pokok masing-masing. Dewan Direksi (Bord of Director) berfungsi mengelola perusahaan secara korporat sesuai dengan ketetapan pemegang saham melalui kebijakan strategi fungsional seperti : pemasaran, produksi, keuangan, pengembangan dan pemberdayaan seluruh aset dan potensi yang dimiliki. Unsur-unsur organisasi PT Pupuk Iskandar Muda terdiri dari beberapa unsur, yaitu : 1. Unsur Pimpinan adalah Direksi yang terdiri dari : Direktur Utama, Direktur Produksi, Teknik & Pengembangan, Direktur Komersil dan Direktur SDM & umum. 2. Unsur Pembantu Pimpinan terdiri dari : Sekretaris Perusahaan, Satuan Pengawasan Intern (SPI), Kompartemen SDM, Kompartemen Umum, Kompartemen Produksi, Kompartemen Pemeliharaan, Kompartemen Keuangan dan Kompartemen Pemasaran. 3. Unsur Pelaksanaan adalah yang langsung melaksanakan proses produksi, pemeliharaan pabrik serta yang melaksanakan pemasaran produk, yaitu : Kompartemen Produksi, Kompartemen Pemeliharaan dan Kompartemen Pemasaran. 4. Unsur Penunjang terdiri dari Kompartemen lainnya sebagaimana yang tertera pada struktur organisasi (terlampir). 5. Unsur Pengawasan merupakan Unit Kerja yang melakukan pengawasan dan inspeksi seluruh kegiatan perusahaan meliputi operasional dan keuangan yang terdiri dari : Satuan Pengawasan Intern (SPI), Kompartemen Pemeliharaan (Departemen Inspeksi & K2) serta

Kompartemen Produksi (Departemen Perencanaan & Pengendalian Produksi)

32

3.3

Prestasi dan Penghargaan Komitmen Pupuk Iskandar Muda akan produk yang berkualitas terwujud

dalam pengabdian dan kerja keras yang diakui dalam pasar internasional maupun domestik. Semenjak didirikan hingga sekarang, Pupuk Iskandar Muda telah berhasil meraih berbagai penghargaan dalam bidang industri. Penghargaanpenghargaan nasional yang telah diterima Pupuk Iskandar Muda adalah: Tabel 3.1 Penghargaan Nasional dan Internasional Penghargaan Nasional
Tahun 2008 - Meraih Penghargaan Penerapan Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3), dari Gubernur NAD bekerja sama dengan BRR Aceh. Pada tanggal 18 Maret 2008. Tahun 2007 - Meraih Penghargaan Zero Accident Award sebanyak 7.931.351 Jam Kerja tanpa kecelakaan dari Pusat oleh President R.I Tahun 2004 - Meraih Penghargaan Bendera Perak untuk Pelaksanaan Internal Audit SMK3 Oleh Auditor Intern Pupuk Iskandar Muda. Tahun 2003 - Meraih Penghargaan Bendera Perak untuk Pelaksanaan Internal Audit SMK3 Oleh Auditor Intern Pupuk Iskandar Muda. Tahun 2002 - Meraih Penghargaan Zero Accident Award sebanyak 9.043.113 Jam Kerja tanpa kecelakaan dari Pusat oleh President R.I Tahun 2002 - Meraih Penghargaan Zero Accident Award sebanyak 9.043.113 Jam Kerja tanpa kecelakaan dari Jamsostek. Tahun 2002 - Meraih Penghargaan Bendera Emas Sistem Manajemen Keselamtan & Kesehatan Kerja (SMK-3) dari Kementrian Tenaga Kerja. Tahun 2002 - Meraih Penghargaan Bendera Perak untuk Pelaksanaan Internal Audit SMK3 Oleh Auditor Intern Pupuk Iskandar Muda. Tahun 2000 - Meraih Penghargaan Bintang 4, dalam rangka Safety Audit Internal BSC oleh British Safety Council. Tahun 1999 - Meraih Penghargaan Bendera Emas Sistem Manajemen Keselamtan & Kesehatan Kerja (SMK-3) dari Kementrian Tenaga Kerja. Tahun 1999 - Meraih Penghargaan Bintang 4, dalam rangka Safety Audit Internal BSC oleh British Safety Council.

Penghargaan Internasional
Five Star Health and Safety Management System Audit, dengan mendapatkan 3 bintang, oleh British Safety Council, 2000 Five Star Health and Safety Management System Audit, dengan mendapatkan 5 bintang, oleh British Safety Council, 1997 Sword of Honour dari Bristish Safety Council, untuk bidang keselamatan kerja, 1997. Five Star Health and Safety Management System Audit, dengan mendapatkan 5 bintang, oleh British Safety Council, 1996 Sword of Honour dari Bristish Safety Council, untuk bidang keselamatan kerja, 1996. Nasional Safety Award dari Bristish Safety Council, untuk bidang keselamatan kerja, 1996. Five Star Health and Safety Management System Audit, dengan mendapatkan 4 bintang, oleh British Safety Council, 1995 Nasional Council, 1993. Nasional Council, 1989. Safety Award dari Bristish Safety untuk bidang keselamatan kerja, Safety Award dari Bristish Safety untuk bidang keselamatan kerja,

33

Lanjutan Tabel 3.1


Tahun 1998 - Meraih Penghargaan Zero Accident Award sebanyak 22.226.796 Jam Kerja tanpa kecelakaan dari Pusat oleh President R.I Tahun 1997 - Meraih Penghargaan Zero Accident Award sebanyak 13.726.656 Jam Kerja tanpa kecelakaan dari Pusat oleh President R.I Tahun 1996 - Meraih Penghargaan Zero Accident Award sebanyak 13.726.656 Jam Kerja tanpa kecelakaan dari Pusat oleh President R.I Tahun 1996 - Meraih Penghargaan Bintang 3, dalam rangka Safety Audit Internal BSC oleh British Safety Council. Tahun 1995 - Meraih Penghargaan Bintang 4, Five Star Acuan British Safety Council (BSC) Tingkat APPI. Tahun 1995 - Meraih Penghargaan Bintang 3, dalam rangka Safety Audit Internal BSC oleh British Safety Council. Tahun 1994 - Meraih Penghargaan Zero Accident Award sebanyak 8.216.696 Jam Kerja tanpa kecelakaan dari Pusat oleh President R.I Tahun 1993 - Meraih Penghargaan Bintang 4, Five Star Acuan British Safety Council (BSC) Tingkat APPI. Tahun 1992 - Meraih Penghargaan Zero Accident Award sebanyak 8.358.282 Jam Kerja tanpa kecelakaan dari Pusat oleh President R.I

3.4

Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi sebelumnya dinamakan

Biro PUSLAHTA atau Pusat Pengolahan Data, merupakan suat unit kerja yang berada dibawah koordinir dari Kompartenen Administrasi Keuangan PT PIM. Departemen Teknologi dan Komunikasi berfungsi mengkoordinir pengembangan dan pengoperasian sistem informasi untuk mencapai terciptanya sistem informasi yang terpadu pada seluruh jajaran unit kerja. Selain itu juga berfungsi sebagai pemenuhan manajemen dalam mengambil kebutuhan yang cepat, akuran dan strategis. Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi membawahi dan mengkoordinasi Superitendent Pengembangan Sistem & Infrastruktur,

Superitendent Operasional Sistem dan Superitendent Operasional Infrastruktur. 34

Adapun sejarah berdiri Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi akan di urai sebagai berikut : a. Tahun 1985 1. 2. Belum memiliki unit kerja sendiri Program utama yang diimplementasikan yaitu proses komputerisasi penggajian menggunakan mesin Super Micro Fortune

(Departemen Keuangan). b. Tahun 1987-1988 1. Proses pembuatan laporan keuangan perusahaan (GL plus me Cormack Dogde) dan Inventori Control System (ICS)

menggunakan Mesin IBM S-36 yang disewakan di kantor Bank Bumi Daya Lhokseumawe. 2. Pada tahun 1987-1988, Biro Puslahta belum memiliki unit kerja sendiri dan masih bergabung dengan Departemen Teknik. 3. Calon tenaga kerja IT masih dalam tahap training hingga tahun 1990. c. Tahun 1995 1. Telah memiliki unit kerja dengan nama Biro Pusat Pengolahan Data. 2. Telah memiliki Mesin Server Mini Komputer Dec Micro Vax 3400 3. Implementasi Sistem Sumber Daya Manusia (SDM) Penggajian, dan ICS. 4. Sistem informasi PenyPT PIMnan dan Pengawasan Anggaran (PC Base). d. Tahun 1997-2000 1. Pengaantian Sistem dan Teknologi (Down Sizing) dari mini server ke PC Server Base dan jaringan. Dengan konsep Local Area Network menggunakan teknologi Ethernet untuk LAN dengan kapasitas 100 Mbps.

35

2. Semua aplikasi dibangun dengan konsep konsep Database Manajement System (DBMS) dengan Oracle database dan Client Server. 3. Sistem Informasi Managemen (SIM) SDM / Penggajian, SIM Finance, SIM logistik dan SIM Pemeliharaan. e. Tahun 2002 1. Pembangunan dan Pengembangan fasilitas komunikasi data satelit dengan VSAT. 2. Pembangunan dan Pengembangan fasilitas Web Mail dan Firewall dan Client Server. 3. Implementasi fasilitas internet dalam sistem jaringan komputer perusahaan. f. Tahun 2008 1. Implementasi dan penggunaan aplikasi E-mail yaitu Lotus Domino. 2. Pembangunan server Anti Virus Norman yang terdistribusi ke setiap client / user. 3. Implementasi sistem domain controller / active directory menggunakan windows server 2003. 4. Penggunaan dan implementasi sistem firewall yang baru berupa pemasangan Watch Guard (firebox), yang berfungsi sebagai Intrusion Prevention System (IPS), Antivirus dan Antispam. 5. Implementasi sistem proxy server menggunakan ISA server 2006. g. Tahun 2009 1. Penggunaan dan implementasi aplikasi dan Lotus Quickr dan Lotus Sametime sebagai media kolaborasi file dan komunikasi terpadu enterprise. 2. Implementasi Blackberry Enterprise Server (BES) sebagai layanan e-mail corporate dari Blackberry. h. Tahun 2011

36

1. Perubahan nama dari Biro Puslahta menjadi Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). 2. Perubahan nama juga diikuti dengan perubahan struktur organisasi Departemen TIK, dari dua bagian (system analist & programmer dan bagian P.D.E) menjadi 3 bagian (Superitendent Pengembangan Sistem & Infrastruktur, Superitendent Operasional Sistem dan Superitendent Operasional Infrastruktur). 3. Pembangunan tata kelola TI (IT Govenance). 4. Pengembangan Web Site PT PIM. 5. Pembangunan IT Virtualization (Replacement Server aplikasi SDM / penggajian, SIM Finance, SIM Logistik dan SIM Pemeliharaan. 3.4.1 Struktur Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
GENERAL MANAGER KEUANGAN

MANAGER TEKNOLOGI INF. & KOMUNIKASI HELPDESK TATA USAHA

S/I BANG SISTEM & INFRASTRUKTUR

S/I OPERASIONAL SISTEM

S/I OPERASIONAL INFRASTRUKTUR

- KLP. BANG SISTEM - KLP. BANG INFRASTRUKTUR

- KLP. OPR. SERVER & DATABASE

- KLP. OPR. INFRASTRUKTUR TI - KLP. OPR. INFRASTRUKTUR KOM

Gambar 3.2 Struktur Departemen TIK

37

3.4.2 Tugas dan tanggung jawab Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Tabel 3.2 Tanggung Jawab Departemen TIK JABATAN TANGGUNG JAWAB 1. Memastikan bahwa pengembangan sistem teknologi informasi dan komunikasi perusahaan berjalan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan stack holder. 2. Memastikan bahwa semua peralatan sistem teknologi informasi dan komunikasi perusahaan beroperasi dengan baik dan optimal. 3. Memastikan pemeliharaan peralatan sistem teknologi informasi dan komunikasi perusahaan berjalan dengan baik dan dengan cost efektif setiap tahun. 4. Memastikan tersPT PIMnnya anggaran pengembangan, operasional dan pemeliharaan sistem teknologi informasi dan komunikasi perusahaan yang dibutuhkan. 5. Memastikan terselenggaranya pengelolaan/manajemen resiko bidang teknologi informasi dan komunikasi. 6. Memastikan inventarisasi perangkat sistem teknologi informasi dan komunikasi perusahaan tercatat dengan baik dan akurat serta mudah ditelPT PIMri. 7. Memastikan tersPT PIMnnya SOP dan atau instruksi kerja dari opersional masin-masing bagian, dokumen mudah telPT PIMr dan dilaksanakan dengan konsisten. 8. Memastikan tersPT PIMnnya program kerja, identifikasi resiko serta KPI tahunan masingmasing bagian di Dept. TIK. 9. Memastikan kerahasiaan data perusahaan yang ada terjaga dengan baik. 10. Terkelolanya kinerja bawahan yang optimum serta terPT PIMlkannya rencana pelatihan dan promosi bawahan, serta pengaturan cuti bawahan secara efektif. 1. Bertanggung jawab atas rencana penyempurnaan dan pengembangan sistem & infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sesuai kebutuhan proses bisnis perusahaan dan telah

Manager Departemen TIK

38

Superintendent Pengembangan Sistem & Infrastruktur

Superitendent Operasional Sistem

mengkomodir perubahan teknologi. 2. Memastikan tersPT PIMnnya anggaran pengembangan sistem teknologi informasi dan komunikasi yang dibutuhkan dengan cost effective setiap tahunnya. 3. Memastikan inventarisasi segala kegiatan pengembangan sistem informasi dan komunikasi tercatat dengan baik dan akurat. 4. Memastikan segala SOP dan instruksi kerja pada segala kegiatan pengembangan sistem informasi dan komunikasi tersedia dan dijalankan secara konsisten. 5. Memastikan resiko-resiko atas pengambangan sistem informasi dan komunikasi dapat dikelola denga baik. 6. Memastikan tersPT PIMnnya program kerja, identifikasi resiko serta KPI tahunan bagian operasional sistem. 7. Memastikan semua SOP instruksi kerja serta identifikasi resiko Dept. TIK terdokumentasi dengan baik sesuai kaedah penyPT PIMnan dan mudah ditelPT PIMri. 8. Memastikan kerahasiaan data perusahaan yang ada terjaga dengan baik. 9. Memastikan terkelolanya kinerja bawahan yang optimum serta terPT PIMlkannya rencana pelatihan dan promosi bawahan, serta pengaturan cuti bawahan secara efektif. 1. Memastikan bahwa operasional dan pemeliharaan H/W dan S/W bagian operasional sistem berjalan dengan baik dan handal, yaitu : - Mesin server (produksi dan Backup). - Aplikasi dan database yang berada dalam mesin server produksi dan back up. - Perlengkapan pendukung operasional sistem pada Data Center. - Perangkat S/W dalam operasional dan pemeliharaan poin 1, 2 dan 3 diatas seperti sistem operasi, aplikasi bisnis dan sistem keamanan pada Data Center dan perangkat S/W aplikasi bisnis dalam operasional di setiap user. 2. Memastikan bahwa inventarisasi perangkat atas tanggung jawab poin 1 diatas tercatat dengan baik dan akurat. 3. Memastikan bahwa segala SOP dan instruksi atas

39

4. 5.

6. 7. 8.

1. Superintendent Operasional Infrastruktur

2.

3.

4. 5.

tanggung jawab poin 1 diatas tersedia dan dilaksanakan dengan konsisten. Memastikan resiko-resiko atas tanggung jawab poin 1 diatas dikelola dengan baik. TersPT PIMnnya anggaran biaya atas tanggung jawab poin 1 diatas dengan cost effective setiap tahunnya. TersPT PIMnnya program kerja, identifikasi resiko serta KPI tahunan bagian operasional sistem. Memastikan kerahasiaan data perusahaan yang ada terjaga dengan baik. Terkelolanya kinerja bawahan yang optimum serta terPT PIMlkannya rencana pelatihan dan promosi bawahan, serta pengaturan cuti bawahan secara efektif. Memastikan bahwa operasional dan pemeliharaan H/W dan S/W bagian operasional infrastruktur berjalan dengan baik dan handal, yaitu : - NOC dan perangkat pendukung terkait dengan sistem infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi. - Perangkat komputer stand alone dan komputer LAN di setiap unit kerja, termasuk printer dan perangkat lainnya yang terhubung dengan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi seperti perangkat komunikasi data dan voice terkait denga perangkat NOC. - Pernagkat jaringan komputer perusahaan beserta perlengkapan yang tersebar di seluruh unit kerja. - Perangkat S/W dalam operasional dan pemeliharaan poin 1, 2 dan 3 diatas seperti sistem operasi, sistem keamanan jaringan komputer, aplikasi penunjang lainnya diluar aplikasi bisnis. memastikan bahwa inventarisasi perangkat atas tanggung jawab poin 1 diatas tercatat dengan baik dan akurat. Memastikan bahwa segala SOP dan instruksi atas tanggung jawab poin 1 diatas tersedia dan dilaksanakan dengan konsisten. Memastikan resiko-resiko atas tanggung jawab poin 1 diatas dikelola dengan baik. TersPT PIMnnya anggaran biaya atas tanggung jawab poin 1 diatas dengan cost effective setiap tahunnya.

40

6. TersPT PIMnnya program kerja, identifikasi resiko serta KPI tahunan bagian operasional infrastruktur. 7. Memastika kerahasiaan data perusahaan yang ada terjaga dengan baik. 8. Terkelolanya kenerja bawahan yang optimum serta tersPT PIMlkannya rencana pelatihan dan promosi bawahan, serta pengaturan cuti bawahan secara efektif.

41

BAB IV STUDI KASUS

4.1

Topologi Jaringan Sebagai langkah awal untuk membuat sebuah jaringan komputer adalah

menentukan topologi yang akan digunakan untuk jaringan yang akan kita buat. Pada laporan ini, penulis akan menjelaskan konfigurasi router berdasarkan desain jaringan pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.1. Topologi Jaringan Seperti yang dapat dilihat pada gambar di atas, Router PIM Lhokseumawe terhubung langsung dengan LAN PIM Lhokseumawe 01 dan Router PIM Jakarta. Router PIM Jakarta terhubung langsung dengan LAN PIM Jakarta 01 dan Router PIM Lhokseumawe. Maka setiap Interface pada kedua Router harus diberi alamat yang sesuai dengan device/network yang terhubung langsung dengan Router. 4.2 Konfigurasi Router Konfigurasi statis router pada WAN PT PIM yang digunakan ada 4 (empat) alamat network, yaitu : 1. Router PIM Lhokseumawe dengan alamat interface fast ethernet 192.168.0.1/28 dan untuk alamat interface serial 192.168.10.1/28 2. Router PIM Jakarta dengan alamat interface fast ethernet 192.168.1.1/28 dan untuk alamat interface serial 192.168.11.1/28 3. LAN PIM Lhokseumawe 01 dengan alamat network 192.168.0.2/28 42

4. LAN PIM Jakarta 01 dengan alamat network 192.168.1.2/28 4.2.1 Pemberian IP Address komputer yang akan digunakan Langkah pertama yang harus kita lakukan supaya dapat melakukan konfigurasi router adalah memberi alamat IP pada komputer yang akan kita hubungkan langsung dengan router untuk proses konfigurasi. Pada laporan ini penulis menggunakan setting static IP supaya dapat langsung inisialisasi dengan alamat IP Router.

Gambar 4.2 Setting IP PC PIM Lhokseumawe 01

Gambar 4.3 Setting IP PC PIM Jakarta 01

43

Setelah komputer yang akan dihubungkan langsung dengan router diberi alamat IP, selanjutnya hubungkan komputer dan router dengan menggunakan kabel straight atau kabel LAN. 4.2.2 Konfigurasi Router PIM Lhokseumawe Berikut ini adalah perintah-perintah yang digunakan untuk konfigurasi pada Router Cisco pada PIM Lhokseumawe.
router0>enable router0#config terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. router0(config)#hostname PIM_LSM PIM_LSM(config)#interface fa0/0 PIM_LSM(config-if)#ip add 192.168.0.1 255.255.255.240 PIM_LSM(config-if)#no shut %LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up PIM_LSM(config-if)#interface se2/0 PIM_LSM(config-if)#ip add 192.168.10.1 255.255.255.240 PIM_LSM(config-if)#no shut %LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to down PIM_LSM(config-if)#clock rate 64000 PIM_LSM(config-if)#description koneksi ke PIM_JKT PIM_LSM(config-if)#exit PIM_LSM(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.240 se2/0 PIM_LSM(config)#exit %SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console PIM_LSM#copy run start Destination filename [startup-config]? Building configuration... [OK]

4.2.2.1 Penjelasan konfigurasi Router Lhokseumawe Untuk akses dari tingkat user exec ke privileged exec mode Router>enable Untuk masuk ke konfigurasi global mode
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#hostname PIM_LSM

Perintah hostname PIM_LSM berarti kita memberi nama host router dengan nama PIM_LSM.

44

Router(config)#hostname PIM_LSM PIM_LSM(config)#

Untuk memberi alamat interface yang ada pada router adalah dengan mengetikkan :
PIM_LSM(config)#interface fa0/0 PIM_LSM(config-if)#ip add 192.168.0.1 255.255.255.240 PIM_LSM(config-if)#no shut

Perintah di atas berarti pemberian alamat untuk interface fast ethernet0/0 dengan nama PIM_LSM dan alamat ip 192.168.0.1. Interface ini yang akan terhubung langsung dengan interface pada router PIM_JKT. Untuk interface serial2/0 yang akan terhubung langsung dengan LAN PIM Jakarta diketikkan perintah berikut:
PIM_LSM(config-if)#interface se2/0 PIM_LSM(config-if)#ip add 192.168.10.1 255.255.255.240 PIM_LSM(config-if)#no shut %LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to down PIM_LSM(config-if)#clock rate 64000 PIM_LSM(config-if)#description koneksi ke PIM_JKT PIM_LSM(config-if)#exit

Kemudian pengisian routing tabel pada router lhokseumawe dengan mengetikkan perintah berikut :
PIM_LSM(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.240 se2/0 PIM_LSM(config)#exit

Ini merupakan IP routing statis dengan rincian sebagai berikut :


Router(config)#ip route <network destination id> <subnet mask> <exit interface>

Dimana :
Konfigurasi static routing dengan mendefinisikan exit interface dilakukan dengan mendefinisikan alamat network tujuan beserta exit interface pada router yang dikonfigurasi untuk alamat tersebut. Dimana alamat exit interface adalah interface keluar pada router untuk meneruskan paket sesuai dengan alamat tujuan. Syntax untuk melakukan static routing by exit interface :
PIM_LSM(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.240 se2/0 PIM_LSM(config)#exit

Static routing protocol adalah jenis routing protokol yang statis, maksudnya routing table tidak dipengaruhi oleh update routing table dari router lainnya dan user harus mendefinisikan alur routing yang tetap secara spesifik. Setelah selesai melakukan proses inisialisasi router, untuk menyimpan

45

konfigurasi ke file startup konfigurasi dalam NVRAM, masuk ke privileged EXEC mode. Seperti perintah di bawah ini.
PIM_LSM#copy run start Destination filename [startup-config]? Building configuration... [OK]

4.2.3 Konfigurasi Router PIM Jakarta Konfigurasi router PIM Jakarta tidak jauh beda dengan konfigurasi router PIM Lhokseumawe. Karena hanya mengubah alamat IP router sesuai dengan konfigurasi router yang sudah ditentukan pada pembahasan diatas sebelumnya. Alamat IP router yang penulis gunakan adalah 192.168.1.1. Berikut ini adalah perintah-perintah yang digunakan untuk konfigurasi pada Router Cisco pada PIM Jakarta.
router1>enable router1#config terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. router1(config)#hostname PIM_JKT PIM_JKT(config)#interface fa0/0 PIM_JKT(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.240 PIM_JKT(config-if)#no shut %LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line FastEthernet0/0, changed state to up protocol on Interface

PIM_JKT(config-if)#interface se2/0 PIM_JKT(config-if)#ip add 192.168.11.1 255.255.255.240 PIM_JKT(config-if)#no shut %LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to up PIM_JKT(config-if)#clock rate 64000 %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to up PIM_JKT(config-if)#description koneksi ke PIM_LSM PIM_JKT(config-if)#exit PIM_JKT(config)#ip route 192.168.0.0 255.255.255.240 se2/0 PIM_JKT(config)#exit %SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console PIM_JKT#copy run start Destination filename [startup-config]? Building configuration... [OK]

46

4.2.3.1 Penjelasan konfigurasi Router Jakarta Untuk akses dari tingkat user exec ke privileged exec mode Router>enable Untuk masuk ke konfigurasi global mode
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#hostname PIM_JKT

Perintah hostname PIM_JKT berarti kita memberi nama host router dengan nama PIM_JKT.
Router(config)#hostname PIM_JKT PIM_ JKT(config)#

Untuk memberi alamat interface yang ada pada router adalah dengan mengetikkan :
PIM_ JKT(config)#interface fa0/0 PIM_ JKT config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.240 PIM_ JKT(config-if)#no shut

Perintah di atas berarti pemberian alamat untuk interface fast ethernet0/0 dengan nama PIM_JKT dan alamat ip 192.168.1.1. Interface ini yang akan terhubung langsung dengan interface pada router PIM_LSM. Untuk interface serial2/0 yang akan terhubung langsung dengan LAN PIM Lhokseumawe
PIM_JKT(config-if)#interface se2/0 PIM_JKT(config-if)#ip add 192.168.11.1 255.255.255.240 PIM_JKT(config-if)#no shut %LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to up PIM_JKT(config-if)#clock rate 64000 PIM_JKT(config-if)# %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to up PIM_JKT(config-if)#description koneksi ke PIM_LSM PIM_JKT(config-if)#exit

diketikkan perintah berikut:

Kemudian pengisian routing tabel pada router jakarta dengan mengetikkan perintah berikut :
PIM_JKT(config)#ip route 192.168.0.0 255.255.255.240 se2/0 PIM_JKT(config)#exit

Ini merupakan IP routing statis dengan rincian sebagai berikut :


Router(config)#ip route <network destination id> <subnet

47

mask> <exit >interface>

Dimana :
Konfigurasi static routing dengan mendefinisikan exit interface dilakukan dengan mendefinisikan alamat network tujuan beserta exit interface pada router yang dikonfigurasi untuk alamat tersebut. Dimana alamat exit interface adalah interface keluar pada router untuk meneruskan paket sesuai dengan alamat tujuan. Syntax untuk melakukan static routing by exit interface.
PIM_JKT(config)#ip route 192.168.0.0 255.255.255.240 se2/0 PIM_JKT(config)#exit

Static routing protocol adalah jenis routing protokol yang statis, maksudnya routing table tidak dipengaruhi oleh update routing table dari router lainnya dan user harus mendefinisikan alur routing yang tetap secara spesifik. Setelah selesai melakukan proses inisialisasi router, untuk menyimpan konfigurasi ke file startup konfigurasi dalam NVRAM, masuk ke privileged EXEC mode. Seperti perintah di bawah ini.
PIM_JKT#copy run start Destination filename [startup-config]? Building configuration... [OK]

Untuk melihat keberhasilan konfigurasi routing pada router PIM Lhokseumawe dengan perintah sh ip route:
PIM_LSM>enable PIM_LSM#sh ip route Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B BGP D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR P - periodic downloaded static route Gateway of last resort is not set 192.168.0.0/28 is subnetted, 1 subnets 192.168.0.0 is directly connected, FastEthernet0/0 192.168.1.0/28 is subnetted, 1 subnets S 192.168.1.0 is directly connected, Serial2/0 192.168.10.0/28 is subnetted, 1 subnets C

48

192.168.10.0 is directly connected, Serial2/0

Kode S menandakan bahwa hubungan secara statis, sedangkan kode C menandakan hubungan secara langsung. Untuk melihat keberhasilan konfigurasi routing pada router PIM Jakarta dengan perintah sh ip route:
PIM_JKT#sh ip route Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B BGP D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR P - periodic downloaded static route Gateway of last resort is not set 192.168.0.0/28 is subnetted, 1 subnets 192.168.0.0 is directly connected, Serial2/0 192.168.1.0/28 is subnetted, 1 subnets C 192.168.1.0 is directly connected, FastEthernet0/0 192.168.11.0/28 is subnetted, 1 subnets C 192.168.11.0 is directly connected, Serial2/0 S

Untuk melihat keberhasilan koneksi router PIM Lhokseumawe dengan router PIM Jakarta dengan melakukan ping dari router PIM_LSM ke router PIM_JKT:
PIM_LSM#ping 192.168.1.1 Type escape sequence to abort. Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.1.1, timeout is 2 seconds: !!!!! Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 31/37/63 ms

Dari ping ke router PIM_JKT menunjukkan koneksinya sukses, hal itu dapat kita tahu dari tanda ! , jika gagal akan keluar tanda titik (.). Juga dilakukan ping ke router PIM Lhokseumawe dari router PIM Jakarta:
PIM_JKT#ping 192.168.0.1 Type escape sequence to abort. Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.0.1, timeout is 2 seconds: !!!!!

49

Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 17/25/32 ms

Untuk melihat apakah kita berhasil mengkonfigurasi static routing protocol, kita harus melakukan ping dari PC PIM Lhokseumawe 01(192.168.1.2) ke PC PIM Jakarta 01. begitu juga sebaliknya, yaitu melakukan ping dari PC PIM Jakarta01(192.168.0.2) ke PC PIM Lhokseumawe 01.

Gambar 4.4 Ping dari PC PIM Lhokseumawe 01 ke PC PIM Jakarta 01 Dari hasil ping diatas terlihat tulisan Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time=156ms TTL=126. Ini berarti koneksi di PC PIM Lhokseumawe 01dengan PC PIM Jakarta 01 sukses, begitu juga sebaliknya. Sedangkan jika koneksi gagal, maka akan muncul tulisan Reply time out.

50

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Setelah mempelajari dan menkonfigurasi static routing protocol pada PT Pupuk Iskandar Muda, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Konfigurasi statis router pada jaringan WAN PT PIM ynag digunakan ada 4 (empat) alamat network, yaitu : a. Router PIM Lhokseumawe dengan alamat interface fast ethernet 192.168.0.1/28 dan untuk alamat interface serial 192.168.10.1/28 b. Router PIM Jakarta dengan alamat interface fast ethernet

192.168.1.1/28 dan untuk alamat interface serial 192.168.11.1/28 c. d. LAN PIM Lhokseumawe 01 dengan alamat network 192.168.0.2/28 LAN PIM Jakarta 01 dengan alamat network 192.168.1.2/28

2. Langkah-langkah yang dilakukan untuk konfigurasi router cisco adalah : a. Pemberian alamat ip untuk komputer yang akan dihubungkan pada jaringan. b. c. Konfigurasi Router PIM Lhokseumawe dan Router PIM Jakarta. Uji koneksi dengan perintah ping.

3. PenyPT PIMnan laporan ini hanya mengenai konfigurasi statis routing protocol. Sehingga masih banyak kekurangan tentang penjelasan konfigurasi router lebih lanjut. 5.2 Saran 1. Untuk mahasiswa yang kerja praktek sebaiknya materi yang akan dipraktikan ditentukan terlebih dahulu agar mahasiswa ada persiapan yang lebih siap.

51

ABSTRAK

Sekarang jaringan konputer memiliki dampak yang berarti di kehidupan kita. Merubah cara kita hidup, bekerja, dan bermainan. Jaringan komputer didalam konteks yang lebih besar (internet) memungkinkan orang untuk berkomunikasi, berkerjasama, dan berinteraksi dalam cara cara yang belum pernah dilakukannya. Kita menggunakan jaringan dalam berbagai cara, termasuk web applications, IP telephony, video conference, interactive gaming, electronic commerce, education, dan lain-lain. Router menhubungkan jaringan satu dengan yang lain. Oleh karena itu router bertanggung jawab untuk pengiriman paket melalui jaringan yang berbeda. Router menggunakan tabel routingnya untuk menentukan jalur terbaik untuk menyampaikan paket. Static route dan protokol dinamik routing digunakan oleh router untuk mempelajari network remote dan membangun tabel routing-nya. Protokol routing digunakan untuk memfasilitasi penukaran informasi routing antar router. Routing protokol memungkinkan router untuk berbagi informasi tentang network remote secara static dan secara otomatis menambah informasi ini ke tabel routing-nya. Protokol routing menentukan jalur terbaik ke setiap network yang kemudian ditambahkan ke tabel routing. Kelebihan utama menggunakan protokol routing static adalah bahwa router menukarkan informasi routing kapanpun terjadi perubahan topologi. Pertukaran ini memungkinkan router untuk mempelajari secara otomatis tentang network baru dan juga untuk menemukan jalur alternative ketika terjadi kegagalan/kerusakan link ke network tersebut. Jika router digunakan pada jaringan komputer PT PIM dan dikonfigurasi static routing, maka dapat membuat kinerja jaringan komputer PT PIM semakin baik dan membantu/meringankan kerja administrator untuk memaintain jaringan komputer PT PIM. Kata kunci : Konfigurasi, Static Routing, WAN

52

DAFTAR PUSTAKA

1. 2. 3. 4.

http://ikc.vip.net.id/umum/alfred-cisco.php http://mudji.net/press/?p=21 http://mudji.net/press/?cat=15 http://one.indoskripsi.com/artikel-skripsi-tentang/dasar-dasarkonfigurasi-routercisco

5.

http://student.eepisits.edu/~izankboy/laporan/Jaringan/ccna2-3.pdf

6. http://www.cisco.com 7. http://repository.PT PIM.ac.id/simplesearch?query=ilmu+komputer&sort_by=0&order=DESC&r pp=10&etal=0&start=60 8. http://digilib.stikom.edu/xsearch.php?txtKey=sistem+penduk ung+keputusan&ip=125.162.33.229&txtMode=normal&Sub mit=C+A+R+I

53

54

You might also like